Part 4
Gue: gini deh, gue minta nomor lo berdua dulu, soalnya abis ini gue mau ada kelas lagi.
Mission Succeed. Respect ++ (GTA kali ah wkwk)
Setelah misi kelar, gue keluar kelas disambut Rika doang. Yang gengnya sudah duluan ke kelas.
Rika: Egi.. Tadi siapa?
Gue: Ferda
Di sini gue murni jawab cowok duluan tanpa ada perasaan harus menutup-nutupi ke Rika.
Rika: ih bukan cowoknya!
Gue: ohh.. Erin
Rika: Tadi ada apa kok di kelasnya agak lama?
Gue: ada tugas tapi ga kelar, lanjut di luar.
Rika: Terus kamu minta nomornya?
Naluri detektif dan protektif Rika ke gue mulai muncul di sini bung.
Barangkali ada yang ga percaya kalo seorang cewek kok bisa engga gengsi nanya-nanya gitu, tapi ya begitulah kisahnya.
Dan 1 hal lagi, Rika mulai menggunakan aku kamu ke gue pasca liburan dari Jogja.
Gue: kepo
Rika: ihh.. (dengan nada sebel)
Skip kelar kelas
Wajah Rika masih kusut karena peristiwa tadi, namun dia masih ngikutin gue saat jam istirahat.
Tiba-tiba gue berhenti jalan sembari memperhatikan pundaknya Rika.
Rika: kenapa?
Dengan nada juteknya dan kepo namun gengsi untuk menunjukkannya.
Gue: Ka, jangan gerak.
Kata gue dengan nada hati-hati.
Rika mematung mengikuti arahan gue. Dia berusaha tidak bergerak namun kepalanya sesekali menengok kanan dan kiri untuk memastikan apa sih yang ada di pundaknya.
Gue dengan hati-hati mengambil sesuatu yang ada di pundaknya. Sedikit menyentuhkan sesuatu itu ke leher dia.
Rika geli, merinding, takut pada saat yang bersamaan. Terlihat jelas dari ekspresi wajahnya bahwa Rika sudah pucat dan lemas.
Rika: Egi..
Rika menyebut nama gue dengan nada yang sudah lemas sekali.
Lalu..
Gue dari belakang, tangan kanan gue sedikit melingkar ke depan wajah Rika untuk menunjukkan sesuatu itu tepat di depan wajahnya.
Rika: AAAAAAAAHHHH!
Ngejerit panik dong dia wkwk.
Eh. . dia balik kiri dan langsung meluk gue dong.
Rika: iihh Egiiiiii itu apaaa?? Kecoa? Cicak?
Makin lemas suaranya.
Gue: Daun.
Jawab gue singkat sembari senyum-senyum sendiri.
Rika: iiihhhhhh… jahat bangetttt…
Kata Rika sembari melepaskan pelukannya dari gue. Lega, kesel, shock, panik, lemas, semua jadi satu dalam diri Rika.
Gue: nah gini kek, ganti ekspresi gitu. Jangan kusut mulu kayak tadi.
Kata gue sembari mengelus kepala Rika.
no quote