Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Nona Majikan Gue Eksib

OpunkPolitico

Semprot Baru
Daftar
28 Dec 2019
Post
40
Like diterima
155
Bimabet
Welcome back to cerita kilat dari Opunk. Cekidot


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sebut aja nama gue Donal. Usai tamat SMA, gue diajakin sepupu gue kerja sebagai pembantu di ruko tempat dia kerja. Gue juga disuruh tanggungjawab malem buat jagain nyonya besar alias nenek majikan dengan jadwal operasi jam 8 malam sampai jam 4 pagi. Habis itu gue bisa tidur sampe jam 10 siang lalu bersihin ruko ini dikit. Pembantu sebelum gue dinikahin sama sepupu gue yang ini. Gue juga ngurusin rumah di atas.

Majikan gue anaknya tiga orang, dua cowok satu cewek. Fokus gue ada di si cewek yang masih kelas 1 SMA (cuma dia sekolah di SMA yang lebih kompetitif di pinggir kota). Namanya Annika, tapi gue panggil dia Nonik. Kakaknya kelas 3 SMA, yang bontot kelas 1 SMP. Kakaknya seringan di toko, adiknya di gudang bantuin kakak sepupu gue. Dia? Les musik sama matematika alias dia puinternya ampun. Dan dia sering ngajarin temen-temennya yang datang ke ruko, dari sana dia dapat ekstra uang saku. Pas gue pertama kali datang ke ruko itu, dia lagi kejuaraan matematika. Baru berapa hari kemudian gue tahu mukanya kayak apa.
Mukanya cantik imut dan posturnya kecil-langsing, cuma dadanya super. Wajahnya yang rada Chinese tampak begitu polos. Bau tubuhnya yang harum-manis pun menguar dari tubuh mungilnya yang begitu putih. Gue bilang tingginya bahkan ga nyampe 150. Rambutnya yang cuma sebahu pun menyembunyikan belakang leher jenjangnya.
Di balik sifat malu-malu manisnya, rupanya dia suka pake pakaian yang ketat dan seksi. Kalau dia bukan anak majikan, mungkin gue bakal macam-macam sama dia. Cuma ya akhirnya aku tergoda juga.

Pulang sekolah, pas dia lagi ngerjain PR-nya, gue membersihkan depan kamarnya. Pintu kamarnya kebuka. Kelihatan lah dada besarnya di balik tengtop putih ketatnya.
"Nik, Boleh dibersihin enggak kamarnya?"
"...Silakan."
Dia pun mengambil binder besarnya lalu duduk bersimpuh dengan bindernya di atas ranjangnya. Gue mengintip belahan dadanya saat dia sedang menulis entah catatan apa. Kuintip juga PR-nya, jelas jauh lebih sukar dari soal SMA zaman gue. Antara itu soal khusus buat dia atau di kota kecil ini levelnya sudah tinggi banget. Saat gue lihat dadanya, dia seperti enggak sadar lagi diintip. Waktu gue ngepel di bawah ranjangnya, gue lihat pangkal pahanya dan celana dalam putihnya di balik rok pendeknya. Gue pun ngaceng melihat tubuh seksi Nonik majikanku. Gue jadi pengen ngeraba paha mulusnya dan melihat apa di balik celana dalam itu. Pengen gue remas dada besarnya sekalian. Gue jadi panas-dingin melihat keseksian Nonik.

Suatu sore, gue lagi ngobrol sama istri sepupu yang masih bekerja di ruko tapi pulang hari sama lakinya. Nonik waktu itu baru kelar mandi dan badannya cuma dibalut singlet panjang sebatas pantat kayak daster (atau dasternya bertali lebar kayak singlet?) pas dia balik ke kamarnya di lantai 3. Nonik emang dijatah kamar sendiri soalnya dia cewek. Gue lihat selewatan tetek gedenya bergerak bebas, "mungkin dia ga pake beha kali apa?" pikir gue. Memang bodinya buat anak SMA baru rada mukegile, gue pernah ngintip ukuran BH-nya di jemuran atas: 32D. Lu tahu lah 32D di tubuh sependek itu kayak apa guedhenya.

Suatu malem pas gue dines jagain nyonya besar. Dia baru pulang les Bahasa Inggris di ibu kota sama kakaknya, gue pernah ngeliat dia cuma pake tengtop putih dengan beha item dan celana dalem item. Dia duduk di sebelahku dengan binder kartun Jepang ukuran B5 dengan kertas musik di dalamnya. 'Buset dah, ini anak komponis juga?' pikirku kaget.
"Nonik belum tidur?"
"Ini...masih ada...kerjaan."
Dia pun menulis melodi sambil bersenandung lembut. Gue ikut nikmatin lagunya sambil gue ngeliatin tetek, paha, dan bulatan pantatnya. Tetiba gue ngeliat putingnya Nonik menonjol di balik beha tipisnya. Anehnya, dia cuek aja kayak ga kenapa-napa.
Usai Nonik ijin buat tidur (udah jam setengah 11 malem, anak seusia dia mah jarang tidur di atas jam 10, yekan?), gue nyobain tidur ayam, cuma ga bisa sama sekali. Kebayang mulu teteknya dia. Mau ngocok, ga enak sama anak majikan gue dan sepupu gue yang masukin gue ke sini. Gue pun nyetel radio pake headset sebelah buat bunuh bosen di sini. AKhirnya jam dines gue selesai dengan beker dari kamar utama di bawah.
Gue pun bisa tidur setelah capek semaleman, nyonya besar manggil dua kali minta dibantu ke toilet. Cuma ya subuh itu gue ga bisa lelap, soalnya masih kebayang terus bodinya Nonik. Gue pun mimpi diem-diem masuk kamarnya lalu nelanjangin dia lalu dia minta gue perawanin dia. Boleh lah dibilang ini mimpi basah gue yang paling wow.

Sejak itu, gue pun sering nemuin Nonik 'pameran'. Misal saat dia pulang sekolah dan gue lagi ngaso abis bantuin masak, Nonik buka seragam tanpa nutup pintu kamar, sehingga bodinya yang cuma dibalut tengtop putih dan BH warna-warni pun kelihatan. Kadang dia sengaja cuma pake daster tanpa BH atau dia cuma pake BH dari bahan tipis sampe putingnya njeplak. Sering juga gue ngintipin dia sekitar jam 10 malem pas dia baru mau tidur, gue pernah ngintip dia cuma pake kemben dan celana dalem doang. Atau pas dia ngajarin temen-temennya, dia cuma pake kemeja sepuser tanpa lengan yang kancingnya dibuka dua dan rok mini span. Buletan pantatnya sama tetek besarnya juara sih pake pakean model gitu.
Itung punya itung, tiap hari gue bisa ngeliat teteknya Nonik, kadang lebih dari sekali sehari. Nonik ngelakuin ini kayak biasa aja gitu, kayak ga masalah. Akhirnya, gue pun ga tahan dan gue pun coli tiap malem bayangin bodinya Nonik.

Ngintip paling hebat yang pernah gue lakuin adalah pas dia sendirian di rumah pas sekeluarga kontrol nyonya besar ke dokter spesialis di ibu kota. Habis beli lauk makan malam, gue maunya manggil Nonik buat makan. Cuma gue malah dikasih show eksib. Dia cuma pake daster mini warna pink tanpa BH. Gue ngeliatin dari celah korden.
Dalem posisi munggungin gue, dia buka dasternya. Gue lihat sendiri postur mungilnya itu dengan lekuk-lekuk tubuh yang begitu menggoda. Dia cuma pake celana dalem warna pink, senada sama warna dasternya yang baru dicopot. Bodi putihnya begitu mulus dan halus, pinggang ramping, dan pinggul yang bulet seksi.
Tetiba hapenya bunyi, dia pun berbalik menghadap gue. Mukegile! Gue baru pertama kali ngeliat tetek seindah ini. Padet dan ukurannya pun guedhe banget buat bodinya yang mungil. Teteknya pun kenceng banget kayak disuntik silikon, yekali anak SMP suntik silikon. Dia ngambil hape mungilnya dan dia ngobrol serius dalem kondisi setengah bugil sambil konsultasi ke catetan di binder keramatnya. Dia ngelakuin itu semua dalem posisi duduk di ranjang menghadap kaca lemarinya dan gue bisa ngeliat seluruh tubuhnya entah langsung atau lewat pantulan di cermin.
Gue pun mulai mainin si Ujang. Gue ngarep sih itu celana dalem dicopot biar coli gue lebih sempurna nikmatnya. Dan beneran, dia buka celana dalemnya, dong. Posisinya pun mantep: pas ngadep arah celah korden. Sore jelang malem itu pun gue berhasil ngeliat tubuh Nonik Annika telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Jembutnya ga ada, entah belum numbuh atau dicabutin sama dia, mbuh.
Dia lalu membuka kain ekstra di atas kasur ranjangnya. Habis itu hal yang lebih berani pun dia lakuin: dia berbaring telentang di ranjang lalu meraba sekujur tubuhnya. Dia menjamah perut dan pahanya, termasuk pangkal pahanya. Ia pun menggeliat dan meremasi payudara besarnya. Wow! Lalu dia membuka kedua kakinya dan mengangkat kaki kanannya. Gue pun ngeliat tempik mulusnya yang masih rapet banget. Lalu tangan kirinya memainkan putingnya sambil tangan kanannya menggesek tempik rapetnya. Gue pun ikut tambah cepet ngocok si Ujang. Tanpa dia sadari, kita berdua lagi mastur bareng. Gue ngeliatin dia mendesah sambil menggelinjang. Udah orgasme aja si Nonik. Gue pun mendekati orgasme. Sambil gue ngeliatin dia ngerapetin kedua kakinya dengan wajah memerah, gue pun muncrat. Gue lalu cepet-cepet ambil kain pel lalu ngelap bekas muncratan gue di lantai depan kamarnya Nonik.
Abis itu gue pura-pura ga ada apa-apa. Nonik pun gue bangunin buat makan malem. Dia keluar cuma pake singlet panjang tanpa BH. Puting pink-nya njeplak di balik singletnya. Gue juga ngeliatin pantatnya ga ada garis celdam. Mukegile dah, teteknya kemana-mana.
Besok subuhnya, gue pun bisa tidur nyenyak setelah dua kali coli dalem semalem: pertama yang ini, abis itu jam 4 habis shift gue. Yang pertama sih jelas menang rasanya. Gimana ga? Gue coli sambil nonton live show Nonik mastur ya ketaker lah mana yang lebih puas banding sama cuma ngebayangin doang.

Sejak itu, gue tambah sering ngeliat Nonik Annika berpakaian minim, cuma dia juga hati-hati kalo ada orang rumah. Dia udah ngukur kapan situasinya 'kondusif' buat pamer bodi: siang pulang sekolah sampe jam 4 sore sama malem habis jam 8. Jadi gue narik simpulan kalo Nonik Annika ini anaknya eksibisionis. Menang banyak gue kerja di sini.

------------------------------------------------------------------------------------------------------

T-A-M-A-T
 
Terakhir diubah:
Wah mantep bikin ser ser n,coba ada fotonya wah ane jd terhanyut menghayal šŸ˜„
 
lanjutkan bang.........................
 
Opung lanjut dah, banyak kali pinta kau

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk bagian kedua ini, gue bakal cerita pas gue diminta nganterin Nonik servis biolanya. Dia waktu itu pake jaket model sailor dan rok selutut. Nonik mah benernya biasa mancal kemana-mana, tapi langganan dia di ujung lain kota ini. Gue pun ngambil motor toko. Nonik duduk menyamping. Belom aja dia kumat berarti.
Di toko musik langganannya Nonik,
"Ooh, Dek Annika. Ada apa lagi?"
"Um...biolaku...semalam timbre-nya di senar D agak kasar."
"Pinjam biolanya sebentar."
Si juragan alat musik pun memeriksa daleman biola. Lumayan kompleks juga rupanya jeroan biola, beda sama gitar bolong.
"Ooh, ini bass bar-nya retak. Nih."
"Kira-kira...kalau mau ganti...berapa lama?"
"Paling sejam."
AC toko rupanya bala sehingga suhu toko cepet naik, apalagi dengan etalase kaca dan di siang bolong begini. Nonik pun membuka kancing jaket sailor-nya, tetek super yang terbungkus kemben kaos yang melorot setengah dada pun kelihatan. Dia rupanya ga pake beha. Bangke, non! Itu pentil njeplak!
Sambil kita nungguin biolanya Nonik...
"Um...Mas Donal?"
"I-iya, Non?"
"Dirimu...seneng ya lihatin...badanku?"
Wadau! Mampus gue, sampe dilaporin sih kelar hidup gue. Gue yakin sih Nonik cuma iseng. Etapi masalahnya Nonik ga kenal becanda anaknya, banyakan spaneng ketimbang santai.
"Napa nanya, Non?"
"Um...aku...aku cuma enggak enak sama badanku."
"Lah? Cemana cerita?"
"...Dadaku...kayak gede banget tapi...badanku...pendek. Enggak enak dilihat."
"Labuset! Non, bodi Nonik ini benernya padet, bagus lagi. Yang bilang ga enak diliat matanya picek!"
"Picek?"
Nonik memiringkan kepalanya.
"Matanya ga bener."
"..."
"Coba Nonik pas ganti baju habis renang liatin temen sekelas. Tiap orang punya ukuran sendiri. Kebetulan ukurannya Nonik itu ya segini. Pendek tapi tetek Nonik seksi."
"Hue...Mas Donal...sudah pengalaman?"
"Ada lah berapa cewek jaman gue sekolah dulu."
Bajinguk, rupanya Nonik ini di balik binalnya dia pamer bodi ke gue atau temen sirkelnya, dia insekyur toh sama bodi supernya. Emang sih, gue emang sering eue temen gue waktu sekolah dulu, cuma ya kalo ga kutilang darat, ya kutilang dasar. Gue ga pernah nemuin ciwi kontet bertetek super. Biasa gue nemuin cewe cebol ya serata papan, mentok tocil kek anak SMP awal.
Nonik pun menunduk. Gue tau kalo tangan dia udah posisi jari saling ngunci, artinya dia lagi fokus mikir. Belahan teteknya, congek! Gue di posisi ini bisa ngeliatin belahan teteknya yang dalem banget. Bangke dah...niatan gue kasih motivasi buat nerima bodinya dia apa adanya, malah diganjar belahan tetek sedalem laut selatan.
"Dek Annika!"
"Non, biola Nonik udah beres."
"Ah...m-makasih, Mas Donal."
Dia pun ke meja display untuk menjemput biola kesayangannya. Rupanya meja itu rada tinggi buat dia, kakinya ga napak. Dia pake lengannya buat nopang badannya pas nggantung itu.
"Ada lagi yang diperlukan?"
"Um...aku perlu...kertas musik yang seperti biasa sama...rosin yang biasa."
"Seperti biasa, ukuran B5 dan A5 buat binder Jepang, kan?"
"...Ya."
Selagi mereka transaksi, gue lihat matanya si juragan ga bisa lepas dari belahan teteknya Nonik. Gue pun merapat ke meja display. Kalo samping-sampingan gini gue rada susah mau ngintipin belahannya Nonik, tapi untungnya ada kaca etalase, gue pun bisa liatin pantulan dari belahannya Nonik. Apalagi posisi lengan atasnya dia kek njepit teteknya. Beuh...keknya ntar malem si juragan ini bakal semangat 45 di kasur sama bininya atau kalo dia bujang lapuk bakal coli semangat 2000.
"Coba dijajal dulu biolanya, dek."
Nonik pun mengambil biolanya dan busur penggeseknya untuk menguji apa biolanya udah balik ke kondisi normal. Kelihatannya Nonik puas dengan hasilnya.
"...Oke. Berapa semuanya?"
"Ganti bass bar, servis rutin, kertas binder musik, sama rosin tipe D. Total 225 ribu. Diskon jadi 195 deh."
Dari sorot matanya, gue yakin ini juragan ngasih diskon setelah dikasih cuci mata sama teteknya Nonik. Entah apa AC-nya sengaja dibikin bala apa emang bala. Gue pun ngegas dikit.
"Maaf, juragan. AC-nya emang ngadat apa gimana?"
"Oalah, kipasnya macet."
Setelah Nonik bayar, kami pun balik ke rumah.
Nonik membuka jaket dan roknya lalu kembali memainkan biolanya. Ya, cuma pake kemben yang melorot separo dan celana olahraga yang ketat itu. Dia seperti memberiku hiburan dengan sengaja membiarkan pintu kamarnya terbuka.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Author note: Opung baru nyadar emang beneran apa kalo biola timbrenya bermasalah itu bass bar-nya yang retak? ini opung rada ngasal sih, yang penting premis ceritanya dapet
Kalau opung ada waktu, opung lanjut lagi.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd