18. Mintuna dan peri.
-PoV Devan
(hari ke 180)
‘devan jadi ga kita hari ini....?’. suara luna dari ujung telephone
‘iya sayangg...shareloc aja okeh..’.
‘dih jijik van, hahaa. Yaudah gua kabarin gemini juga ya’
‘okeh...’
Aku menutup telephone dari luna setelahnya. Sebenarnya hari ini aku tidak mau kembali ke ibu kota secepat ini. Kalau bukan karna tugas kuliah pasti aku masih bisa tinggal lebih lama dan meyakinkan ade soal maksud dari semua kata-kataku beberapa hari yang lalu adalah kesalahan. Entah dari siapa, mungkin aku, mungkin juga dia yang salah mempersepsikan.
Sepanjang perjalanan fikiranku seolah masih ada sama ade. Memang waktu itu kami bertengkar tapi, kenapa kata-kata itu keluar dari mulutku. Sial percuma aku sudah belajar dari ahlinya berbulan-bulan.
Fuck kenpa gua bego banget anjing, tapi gua bener dia aja yang salah mempersepsikan ucapan gua waktu itu. Aku yang masih berkelahi dengan
defense mekanisem ego yang ku miliki.
.
.
.
Sampai depan kosan aku langsung membunyikan klason, lama tidak ada yang membuka akhirnya turun untuk membukanya sendiri. Segera aku parkirkan mobil. Masuk kamar setelahnya. kamar ini juga masih sama seperti saat aku tinggalkan sedikit berantakan. Aku ambil nafas panjang dan segera membereskan kekacauan ini.
Mengganti sprai, memungut sisa pakaian yang tergeletak di lantai serta beberapa botol dan asbak yang penuh dengan sisa rokok. Aku membereskan dari pagi hari sampai siang baru benar-benar bersih serta wangi. Maksud hati ingin istirahat sebentar karna memang belum tidur dari semalam. Suara telephone yang tergeletak di sebelah membuat aku yang sudah siap tidur di atas kasur menjadi tidak nyaman.
Dengan mata terpejam menggerakan tangan mencari dimana asal suara itu. Entah tombol apa yang aku tekan, langsung aku dekatkan ke telinga.
‘hallo...’. dengan suara malas mengangkat telephone itu.
‘abanggg!!!. Jemput dongg entar...’. suara wanita yang tidak asing buatku.
‘kemana..?’.
‘ihhh, kerumah ka luna lahh. Ye masa lupa kita kan kerja kelompok, emang belom di kabarin ka luna...?’. ucapnya panjang lebar, aku berusaha mencerna maksudnya.
‘Hallooo, abang dengerin ga sih..’.
‘iya, 3G. Nanti shareloc aja ya....’. aku yang setelah terdiam sesaat baru dapat mencerna, kinerja otak sangat lambat ketika mengantuk sekali.
‘emang mau jalan jam berapa lu...?’
‘hmmm jam 16.00 aja bang ya....’
‘bukanya kita janjian sama luna dirumahnya malem ya..?’. aku mengingat kalau tidak salah janji yang di buat oleh kami sekitar jam 19.00
‘iya, gapapa....aku lagi males di rumah sendirian..’
‘lu engga kerja emang...?’
‘engga lagi males hahaaa...’
‘hehh, yaudah nanti gua jemput. Sekarang gua mau tidur dulu...’
‘jagan telat ya bang,..’
‘iyaaa’. Segara aku matikan telephone dari mini dan mencoba tidur.
Aku buang hp yang ada di tangan entah kemana, lalu mencoba kembali tidur dengan tenang. Sayangnya rasa kantuk tadi entah kenapa hilang begitu saja. Beberapa menit mencoba tidur, dengan berganti-ganti posisi mulai dari telentang, miring dengan memeluk guling, tengkurap, meringkal, kayang, sampai guling-guling. Tetap tidak bisa pergi kealam mimpi.
‘FUCKING SHIT..!!!, gara-gara mini nih gua jadi ga bisa tidur lagi sial’. Aku yang duduk, menggerutu sambil mengacak-acak rambut gondorong hampir se pundak ini.
Aku mencoba bangkit untuk merokok yang mungkin akan menjernihkan pikiran sesaat. Ku nyalakan rokok yang ada di atas meja pc. Aku lihat jam ternyata sudah jam 14.00, mencoba berfikir apa sekarang saja pergi kerumah gemini. Ada benarnya kalau sekarang berangkat juga tidak apa. Karna rumah gemini juga kosong, siapa tau bisa makan enak di rumah mini.
Mini gua sekarang aja
Kerumah lu yaaa
Boleh banget bang!!!
Gua juga gabut. Bosen
Okeh, tapi sediain makan ya
Tenang aja, lu mau makan apa emng?
Wkwk, oke gua pripare dulu
Aku taruh hp di atas meja dan segera bersiap untuk setidaknya membersihkan muka yang kusam ini. beres siap-siap segera bergegas ke tempat gemini. Aku kembali melihat peta yang di berikan gemini di aplikasi noodleMaps. Hanya dengan mingikuti suara wanita yang terdengar cantik ini, aku sudah sampai komplek rumah mini.
Ternyata dia tinggal di komplek PIKI. Kalau dari wajah dan kehidupan media sosialnya aku mewajarkan. Hapir septiap saat update Igstory mini adalah belanja kalau tidak sedang hangout bersama teman atau pacarnya mungkin. Aku tidak pernah bertanya, tidak ada untungnya juga.
Sampai depan sebuah rumah besar dengan dominan warna putih aku berhenti. Bila mba-mba peta ini benar maka inilah rumah mini. Walau kadang si mba suara cantik ini sering salah juga. Padahal noodle mengclaim bahwa aplikasi maps mereka yang paling akurat di dunia ini. Tidak berlaku di negara ini, pengalaman dari dulu aku menggunakannya yang tepat pada posisi hanya tujuh puluh persen. Mungkin lebih rendah.
Aku coba wasapp mini lama tidak ada balasan, langsungku telephone. Hanya suara telephone memanggil untuk beberapa saat. Aku coba lagi yang ke dua kali setelah sedikit menunggu.
‘hallo, mini...’. aku yang tidak sabar mengira sudah di angkat
Telephone itu malah dimatikan oleh gemini, tapi tidak lama wanita dengan baju rumahan seksi serta celana panjang keluar dari pagar rumah di sebelahku. Itu adalah gemini, dengan rambut masih tidak karuan, serta muka yang masih mengantuk. Tanpa keluar mobil aku hanya melihatnya dari spion.
‘abang ayo masuk..’. ajak gemini setelah masuk kedalam mobil.
‘lu baru bangun tidur mini..’.
‘iya, abis boring di rumah..’. sambil mengembungkan pipinya yang cubby.
‘yaudah, hayu..’. aku yang segera mematikan mesin mobil lalu keluar, disusul mini kemudian.
Didalam rumah gemini lumayan luas dengan beberapa lukisan serta foto keluarga. Ternyata gemini anak tunggal. Kedua orang tuanya juga sangat mirip dengan dia. Aku langsung duduk di sofa berwarna abu-abu ini.
‘abang ngapain?, emang tamu hahaa’. Gemini yang menarikku untuk bangkit.
‘kita ke atas aja lah....’.
Aku hanya menuruti permintaannya, saat menuju tangga aku melihat ruang makan, berdesin mini malis, meja hanya untuk empat orang serta ada bar table di dekat dapur bersih. Tangga rumah gemini lumayan luas, didekatnya juga ada lemari kaca berisi pajangan, sepertinya oleh-oleh dari berbagai macam negara. Di lantai dua ternyata ada seperti ruang keluarga dengan tv layar lebar serta sofa.
‘baru boleh duduk nih gua...?’. tanyaku ketika berada di dekat sofa.
‘hihiii, boleh kalo sekarang..’.
‘okeh...’. aku langsung duduk di kursi panjang.
‘bentar ya gua suruh si bibi nyiapin makan...’.
Mini meninggalkanku ke bawah setelah itu. Aku hanya sedikit bersantai di sofa ini sambil memaikan hp. Sesekali juga mengecek wa ade, tetap sama masih dua centang belum berubah biru.
Fuck kejadian pertengkaran kami masih selalu aku ingat. Malam itu sebelum dia ke sumbang.
‘anjing...’. gumamku kecil sambil hp ku bentur benturkan ke kening.
‘abang suntuk banget kayanya...’. suara gemini yang mengagetkanku. Dia langsung duduk di sebelah sofaku.
‘kenapa si abangg ganteng...’.
‘gapapa, mumet tugas pak faris gua...’. terangku malas, yang hanya meliriknya ke kanan.
‘halah, paling juga soal cewek nih...’.
‘sotoy baget nih bocil...’.
‘ye beneran. Kan gua ahli soal masalah cowok hahaa..’.
‘halah, eh mana makannya laper nih...’. aku yang membenarkan posisi duduk sambil berusaha mengalihkan pembicaraan.
‘bentar si bibi baru masak...’.
‘emang masak apa dia...?’.
‘hmmm, ga tau hahaa’. jawab gemini cepat tanpa berfikir.
‘ya oke, kalo gitu...’.
Aku tidak berekspektasi tinggi mengenai makanan yang di sajikan nanti, paling hanya mie instan. Karna tuan rumah saja tidak tau bibinya memasak apa untukku. Saat aku tanya dia sudah makan atau belum, gemini menjawab sudah makan. Makin memperkuat tebakan bahwa yang di suguhkan adalah mie instan. Selang berapa lama ada suara langkah kaki menaiki tangga. Aku tidak menghiraukan karna sedang main mobillegenda.
‘taruh mana makannya, cici..?’. suara yang terdengar seperti wanita paruh baya.
‘taro meja aja bi...’. mini yang menyuruh untuk meletakan di atas meja
‘abang itu makanannya, tadi katanya laper...’. gemini yang menyuruhku makan
‘iya nanti lagi tanggung dah mau menang..’, aku masih fokus main sambil tiduran tengkurap di sofa panjang ini.
‘yaudah gua tinggal mandi ya...’.
‘okeh...’.
Saat main aroma dari makan buatan bibi tidak tercium seperti mie instan. Aku tenggok ternyata bibi membuatkan spageti lengkap dengan semua toping dan saus yang menggugah selera makan. lumayan juga ternyata hidangan di rumah mini. Tidak salah tadi aku putuskan ke sini.
Aku bangkit dari tidur, langsung menyantap spageti itu. Berhubung masih mati sekitar dua puluh detik. Suapan pertama ternyta ini seperti penampilannya memang enak sekali. Langsung ketika sudah pasih kalah aku berhenti dan makan semua makanan ini sampai habis. Ketika sudah habis semua aku bawa ini kedapur untuk aku cuci.
‘ih temenya cici ngapain nyuci, nanti bibi yang di marahin sama si cici..’. bibi yang kaget ketika melihatku sedang mencuci piring di
kitchen sink.
‘sini bibi aja..’. dia yang berusaha mengambil piring yang sedang aku cuci.
‘ga usah nanggung sih bi...’. aku yang sedang tanggung meyabuni piring.
‘tinggal di bilas aja tuh...’. tambahku sambil membilas piring tadi dan di letakan di rak piring.
‘bi ngerokok di deket kolam renang boleh ga...?’. aku sambil mengelap tangan setelah mencuci.
‘ya boleh dong, kalo ada temenya mami juga ngerokok di sana..’. terangnya sambil tanganya melanjutkan mencuci bekas makanku tadi.
‘makasih ya bi..’.
Aku tinggalakan bibi yang sendang melanjutkan tugasnya. Berjalan kembali ke arah ruang makan, namun sekarng berbelok ke ruang keluarga menuju luar dekat kolam renang. Kolam renang ini posisinya di sebelah kiri rumah gemini. Bersebelahan dengan ruang keluarga lantai satu. hanya terpisah pintu geser kaca bening.
Suasana dekat kolam renang terasa sangat sejuk dan segar, di sini juga sudah ada dua bangku santai yang terpisah oleh meja bulat kecil. Di atasnya ada sebuah asbak yang kosong. Aku langsung duduk di sini, menyalakan rokok menikmati setiap hembusan kenikmatan yang menenangkan ini. Tidak terasa sepertinya aku tertidur setelah beberapa hisapan rokok.
‘abang...bang devan...bang...’. suara mini yang memanggil. Aku rasakan juga pundakku seperti di tepuk-tepuk.
‘hmmmm......’. aku tersadar masih dengan ke adaan sedikit linglung. Melihat kiri kanan dengan mata yang masih memicing mata.
‘abang kalo mau tidur di kamar tamu bawah aja gih deket ruang tv...’. gemini yang ada di sebelahku menyuruh untuk pindah ke kamar tamu.
‘boleh, dimana...’. aku terima tawarannya dan segera bangkit dengan terbungkuk malas.
‘abis berapa ronde semalem sampe ngantuk begini hahaa...’. ucapnya asal saat berjalan di depanku.
Buset berapa ronde, bukan ronde lagi tapi ronda semalem gua depan rumah ade. Dua hari udah kaya gembel. Emang perjuangan minta maap tuh susah anjir, untung ga ujan kalo sampe ujan mah udah kaya di sinetron gua. Ucapku dalam hati.
‘pokoknya mah sampe ceweknya ga bisa bagun dah...’. jawabku asal pada mini.
‘mau dong jadi ceweknya gua bang haha...’. gemini yang membukakan pintu kamar untukku.
Aku yang melihat kasur langsung membuang tubuhku ke atasnya dengan posisi tengkurap.
‘emang dari laki lu kurang..?’. responku asal terhadap candaanya barusan, karna sudah terlalu ngantuk.
.
.
.
Aku terbangun dengan ke adaan cukup segar, entah sekarang sudah jam berapa malam, rasanya aku tidur lama sekali. Saat bangun mataku buram sedikit, mungkin mini melepas kacamata yang aku pakai. Benar saja aku lihat di atas
nakas dekat tempat tidur disana ada kacamata serta hp.
Saat meraihnya, ternyata baru jam 18.00 sepertinya aku tertidur hanya tiga jam tapi rasanya begitu nyenyak. Aku balikan badan ke posisi telentang memandang lampu kamar ini. melayang menikirkan ade. Efek kejadian kemarin sungguh luar biasa. Apa bener dia suka padaku. Tidak, dia tidak mungkin suka, karna menurut sahabatnya sendiri dia lebih memilih si kumis bangsat itu dari pada aku.
Memang mungkin sejak awal dia tidak pernah menyukaiku. Aku tidak perduli lagi, semua yang terjadi biarlah aku tidak perduli lagi. Semoga dia tidak menyesal dengan semua yang telah dia pilih. Kalau dari sikapnya sejak awal kepada semua laki-laki yang mendekat padanya itu sama sepertiku. Hanya baik dan ramah sebagai teman, tidak lebih dari itu.
Mungkin bukan Cuma aku saja yang salah persepsi pada sikapnya. Atau terlalu terbawa suasana nyaman setelah kami melakukan sex. Memang setelah sex pertama kami menjadi lebih akrab dan makin dekat, bahkan aku ajak dia ke pemakaman cristal tempo hari. Suara pintu yang menyadarkanku dari lamunan.
‘abang, udah bangun toh...’. gemini yang melihat dari balik pintu.
‘bang. mau makan dulu ga..?’. tambahnya sambil berjalan ke arahku.
‘gua sih masih kenyang banget...’.
‘yaudah kita langsung jalan aja ya..?’. tanya mini yang sudah duduk di ujung kasur.
‘boleh tapi gua cuci muka dulu...’. aku yang bangun dari tempat tidur untuk cuci muka di kamar mandi.
‘oh iya nanti ada mami di meja makan, jangan lupa izin ya...’. ucap mini sambil berjalan pergi.
‘bilang abang pacar aku yang baru juga gapapa dari pada nanti di goda mami hahaa’. ucapnya sambil mengedipkan satu matanya ke arahku.
‘heeeh, hahaha...’. aku yang tidak begitu paham maksud mini hanya bisa tertawa basa basi saja.
Setelah mencuci muka sekenanya dan juga menyisir rambut agar tidak terlalu berantakan ketika bertemu dengan ibu gemini. Aku keluar kamar dengan perlahan berjalan sangat tenang menuju ruang makan. Di sana ternyata tidak ada orang, aku kemudian mendengar suara tv menyala dari lantai dua. Berarti maminya mini ada di lantai dua.
Tidak lama gemini turun. Dia bilang bahwa mami sedang menonton di ruang keluarga lantai dua. Aku menyusul gemini yang masih berada di tangga. Kami berdua sama sama naik ke atas. sebelum sampai atas aku sudah bisa melihat maminya gemini sedang santai memanjangkan kaki di atas sofa panjang masih dengan baju kerja sepertinya.
‘mi kenalin ini temen aku...’. gemini yang belum juga kami berhenti sudah memperkenalkan ku pada maminya.
aku hanya tersenyum saja sambil sedikit mengangguk memberi hormat.
‘ohh, jadi ini yang tadi tidur di kamar tamu...?’.
‘iya tantee, devan....’. aku yang mendekat padanya sambil menjulukan tangan, agar bisa salim dengan mami.
‘ouh awalnya tante kira, pacar gemini yang baru...’. mami yang menjulukan tanganya juga agar aku bisa menciumnya.
‘belom mi, nanti juga pacaran hahaa...’. timpal gemini cepat.
‘hah gimana...?’. aku yang reflek berbicara sambil melihat ke mereka berdua bergantian.
‘ouh kirain, kalo kamu ga suka sama yang lebih muda mungkin yang lebih tua boleh...’. ucapan mami di akhri senyum penuh arti.
‘ihhh mami, udah punya brondong juga. Bang devan ini pokoknya punya gemini. Titik’. Mini yang mengomel sambil memeluk erat tanganku.
Aku hanya dapat menelan ludah.
Sial bercandaan keluarga macam apa ini....... ucapku dalam hati.
‘yuk udah malem yuk, ge enak nanti luna nungguin...’. aku yang mencoba keluar dari suasana awkward ini.
‘yaudah kalo gitu, devan mami titip gemini ya. Pokoknya kamu harus pulang ya, ga ada acara nginep-nginep kosan devan...’.
‘tenang tante devan mah ga suka ajak nginep anak orang kok..’. aku yang berusaha menjaga wibawa serta citraku di depan maminya gemini.
Padahal aku sering sekali mengajak wanita untuk menginap dengan berbagai alasan hehee.
‘tapi mi kalo ka devan yang nginep sini gapapa kan..? hahaa’. canda mini santai kepada ibunya.
‘gapapa, kalo mami ga lihat devan masuk atau keluar kamar kamu....’.
What apaan yang dikata, jadi kalo gua ga keliatan masuk kamar mini sama mami boleh dong gua berarti. Pikiranku mencoba mencerna kata-kata dari mami barusan.
‘haha, yaudah mi kasihan bang devan pusing. Aku jalan dulu ya..’. mini yang kemudian menarikku untuk mengikutinya.
Sementara aku hanya mengangguk kepada mami tanda berpisah, mami hanya berpesan jangan pulang terlalu pagi. Sungguh orang tua yang sangat pengertian. Di mobil aku tidak mencoba membahasa masalah tadi. Aku anggap yang tadi hanya sebagai candan biasa. Saat aku melihat maps untuk tau rumah luna, ternyata tidak terlalu jauh dari tempat mada dan juga riki.
.
.
.
Setelah melewati security claster aku di arahkan menuju sebuah rumah dengan nomor 44. Berbeda dengan rumah mini, komplek luna mempunyai desain yang sama semua hanya di bedakan nomornya, serta beberapa dekorasi tambahan. Yang dipasang oleh penghuni masing masing. Ternyata luna sudah menunggu di depan rumah untuk menyambut kami berdua.
‘kirain ga jadi datengg...’. sapa luna saat kami berdua baru turun dari mobil.
‘hy ka lunaa...’. mini berjalan dengan senyum lebar di wajahnya.
‘hallo lu sayang...’. sapaku menyusul mini.
‘tadi lu jemput mini dulu van...?’.
‘ya gitu dah...’. jawabku asal.
‘yaudah yu masuk..’. luna membuka pintu dan mempersilakan kami masuk.
Kami langsung duduk di ruang tamu rumah luna. Ya rumah ini tidak terlalu besar paling hanya ada tiga kamar, satu di lantai bawah dan dua di lantai atas. Luna kemudian masuk ke dalam sebuah kamar di lantai bawah. Mungkin itu adalah kamarnya. Bener saja dia keluar dengan membawa laptop lengkap dengan chargernya.
Kami mulai mengerjakan tugas yang merepotkan ini, karna kalau tidak bisa tidak lulus mata kuliah dosen brengcek satu ini. Namanya kerja kelompok pasti satu orang kerja yang lain berkelompok itu sudah menjadi steriotipe di masyarakat. Tapi tidak berlaku saat ini, kami bertiga mengerjakan dengan membagi tugas.
Kadang sangking lamanya luna sampai bolak balik mengambil air untuk kami dan juga cemilan. Walau tadi aku dan mini juga mampir ke minimarket untuk membeli sedikit cemilan. Tapi sudah habis dari tadi, mungkin saat masih setengah jalan. Luna sangat fokus sampai matanya ingin keluar saat mengerjakan ini.
.
.
.
.
.
‘anjirr..., ini ga kelar-kelar dah..’. aku yang geram karna memang susah sekali tugas kali ini.
‘sabar abangg....haha,’. mini yang coba memberi semangat padaku.
‘mesen stopfood lah, laper gua...’. aku meregangkan tubuh sambil membuka hp.
‘boleh bang....’.
‘nah, lu yang pesenin aja nih..., gua mau ngerokok dulu di depan..’. aku yang bangkit dan memberikan hp pada mini.
‘pesen apa nih...?’. mini yang mulai melihat, aplikasi stopjek di hpku.
‘hmmm, pizza, martabak, atau semacamnya lah. Nanti gua yang bayar..’. aku yang memberi saran pada gemini.
‘ka luna, mau makan apa...?’.
‘apa aja gua mah mini...’. ucap luna tanpa melihat gemini.
Setelah beberapa lama akhirnya gemini berteriak padaku.
‘abang aku pesen pizza yaa, yang bigbox..!!’. teriaknya padaku.
‘okeh, jadi berapa semua...?’. aku yang berjalan masuk, lalu duduk sofa panjang sebelah mini.
Gemini menunjukan layar hp yang sudah berisi total tagihan. Aku iyakan, tidak lama ada telephone masuk ternyata dari abang stopjek yang menanyakan pesanan. Aku hanya menjawab sesuai aplikasi. Tidak lama ada mobil yang masuk parkiran depan rumah luna. Setalah mesin dimatikan keluarlah, pria menggendong anak kecil dan wanita paruh baya yang aku tebak adalah ibu dan ayah luna serta adiknya.
Luna yang melihat mereka masuk, langsung bangkit dan mengenalkan kami pada orangtuanya. Aku dan minipun bergiliran cium tangan sambil mengenalkan diri pada orang tua luna. Mereka menyambut kami hangat, tidak lupa ibunya bertanya apa kami sudah makan. luna menjawab bahwa kami sudah pesan pizza barusan dari stopfood.
Mendengar itu kemudian ibunya luna menyusul ayah dan adiknya ke atas, tidak lupa mengucap basa-basi kepada kami sebelumnya. Luna kembali mengerjakan tugas pak faris. Aku juga merubah posisi laptop menjadi di sebelah punya mini. Mini yang sudah lelah mencoba berisirahat sebentar dengan bersandar pada tubuhku, kedua kakinya di naikan ke kursi panjang ini sambil membuka hp.
‘misi stopjek..!!!’. Suara teriakan laki-laki terdengar dari luar rumah.
‘mini, awas dulu gua mau ambil stopfoodnya...’.
‘iya bentar lagi pewe..’.gemini bangkit dan membenarkan posisi duduknya.
Aku berdiri lalu keluar untuk membayar serta mengambil pizza. Aku lebihkan uangnya sepuluh ribu sebagai uang tip. Saat masuk lagi kedalam ternyata laptop dan beberapa bekas makanan yang tadi kami makan sudah di rapihkan. Luna juga sepertinya sedang ke dapur untuk mengambil piring atau semacamnya.
.
.
.
Luna kembali dari dapur setelah membuang sampah sisa pizza yang kami makan tadi, yang kemudian di susul mini yang membantunya. Sementara aku masih asik menghisap rokok di teras rumah luna. Karna tidak makan malam, pizza tadi begitu mengenyangkan. Aku merokok dengan santai sambil main hp, entah mereka berdua sedang membahas apa di dalam.
‘wih. Lagi pada main tarot...’. aku yang terkejut saat baru masuk.
‘iya nih bang aku lagi mau di ramal ama ka luna...’. mini melihatku dengan wajah yang penuh semangat.
‘lu kalo mau ngantri ya vaan abis mini...’. terang luna sambil tangganya sibuk mengocok kartu tarot itu.
Paling juga mereka meramal soal jodoh masa depan. Wanita mudah di tebak soal ramalan. Aku yang hanya terseyum malas sambil duduk di sebalah mini. Luna menyuruh mini mengambil tiga buah kartu. Masing masing dari kartu tersebut mewakili masa lalu, masa kini dan masa depan. Luna kembali menyuruh mini untuk memilih mana kartu yang di buka di awal. Itu akan mewakili masa lalu.
Gemini menunjuk satu kartu yang di letakan di tengah. Saat kartu itu di balik, wajah luna berubah menjadi sedikit terkejut. Dia mulai berbicara setelah diam beberapa detik, kartu yang di pilih mini menggambarkan rasa kehilangan cinta pada masa lalunya. Cinta yang besar sampai dapat merubah gemini dan orang-orang di sekitarnya. Kejadian itu juga terjadi secara mendadak tanpa adanya persiapan terlebih dahulu. Mendengar itu mini mulai berkaca-kaca. Sepertinya dia mengerti apa yang di maksud luna.
‘hihii....,’. wajah dengan air mata yang jatuh. Namun coba di tutupi dengan senyum manis anak ini.
‘lanjut kartu yang lain ka lun...’. dia berusaha berbicara normal namun nada sengau dan bibir yang bergetar tidak bisa di tutupi.
Aku langsung dengan cekatan mengambil tisu yang ada di atas meja. Mengelap airmata yang jatuh pada pipi gemini. Dia melihatku, tersenyum dan megucapkan terimakasih.
‘jangan gitu, nanti mata lu jadi cuman segaris hahaa...’. aku yang mencoba menghibur dia.
‘ihhhhhh......abanggg’. Cubit manja gemini pada bahuku.
Aku sedikit meringis kesakitan. Sementara luna hanya tertawa lalu bilang kami seperti adik dan kakak sungguhan. Aku hanya tertawa mendegar perkataannya. Selanjutnya mini memilih kartu ke dua. Yaitu kartu yang mewakili masa sekarang, dia memilih yang di sebelah kanan. Luna melihatnya, kini wajah luna datar tidak menujukan ekspresi apa-apa.
Luna menjelaskan bahwa yang dipilih gemini. Merumpunyai arti dia masih sesekali memikirkan cinta masa lalunya, tapi lambat laun mulai terobati dengan orang orang yang silih berganti mengisi hatinya. Walau belum ada yang terlalu pas untuk menambal lubang itu. Kadang terlalu besar, kadang terlalu kecil.
‘hah... gimana ga paham...?’. aku tidak mengerti mulai mengaruk garuk kepala.
‘haduh....’. luna menepok jidatnya sendiri.
‘mini kamu ngerti ga...?’.
‘hmmmm, intinya pacar-pacar gua yang sekarang belom ada yang cocok iyakan gitu bukan sih intinya...’.
‘iya kurang lebih gitu deh...’.
‘ouh gitu, okeh kalo gitu...’. aku yang sudah mengerti kembali bersadar dan memperhatikan mereka.
Sekarang mini memilih kartu terakhir yang mewakili masa depan. Luna mulai menjelaskan kartu yang di pilih mini. Dia menjawab bahwa isi dari kartu tersebut, nanti gemini akan mendapat pengisi lubang di hatinya. Orang tersebut dekat, tapi mini tidak dapat merasakannya begitupun si laki-laki. Mungkin itu jodoh mini, bagaimana cara mereka bertemu nanti masih menjadi rahasia. Tapi saat rasa itu muncul semua akan sangat indah.
‘gemini dan sang pangeran hidup damai semlamanyaaa. Anjaiii hahaaa’. Ledekku setelah luna selesai menjelaskan. Di akhiri tawa dan tepuk tangan.
‘anjaii hahaaa..’. gemini ikut tertawa setelah menedengarnya. ‘
sekarang gantian ka devan...’.
‘nah iya lu sekarangg vann...’.
Karna di paksa oleh mereka berdua aku mengikuti. Aku di suruh luna untuk mengocok kartu tersebut lalu memilih tiga kartu. Sama seperti mini tadi yang harus memilih urutan yang mewakili tiap masa dari ketiga kartu tadi. untuk yang masa lalu aku pilih yang di kanan, untuk masa sekarang aku pilih yang di kiri dan untuk masa depan yang di tengah.
.
.
.
(masa Sekarang)
‘setelah acara ramal meramal kami pamit pulang...’. aku lihat agne yang masih memperhatiakan dengan serius, walau matanya sudah terlihat sangat mengantuk.
‘tidur yukk, sayang lanjut besok aja...’.
‘ tunggu!. kamu masih inget semua detail ramalan luna buat gemini...?’.
‘ya kalo ga salah si gitu, aku juga lupa nama kartu dan gambar jelasnya....’. aku yang coba bangkit lalu masuk kedalam selimut untuk siap berbaring.
‘terus abis dari rumah luna kamu sex sama mini....?’. agne melihatku saat berjalan melewati dirinya. Dia bahkan ikut berbalik menunggu jawabanku.
‘ya engga dong, tapi aku sama mini dan luna mulai lebih akrab...’.
‘ouh gitu, yaudah lanjutin...!’. dia yang malah duduk bersila menggadapku.
‘tidur lah ngantuk, besok aja....’. aku mulai tidur memiringkan badan dan ringkel di dalam selimut lalu terpejam meninggalkan agne,
‘ihhhh, devaan....’.
Aku dapat merasakan agne memukul kasur dengan tanganya. Tapi aku tidak menghiraukan dan tetap terpejam. Karna kalau tidak, benar kami akan begadang semalaman. Aku memicingkan mata mencoba mengintip. Agne sedang berjalan menuju kamar mandi dan melewatiku. Saat dia keluar aku kembali pura-pura terpejam.
Aku rasakan seseorang mencium pipiku setelahnya. Karna ciuman barusan, ku kembali membuka mata dan berbalik badan. Aku lihat agne tidur memunggugiku. Apa dia sudah tidur, tapi sepertinya belum. Aku masih bisa melihat cahaya di depan wajahnya, mungkin sedang melihat ig atau semacamnya.
‘kamu yakin mau denger semua termasuk pas aku sedang melakukan sex dengan orang lain...’. aku berbalik badan merubah tidurku menjadi telentang.
‘hmmm.....’. hanya suara itu yang keluar dari agne.
Aku tidak melanjutkannya kemudian mulai memejamkan mata. Entah apa yang agne lakukan setelahnya.
.
.
.
.
(hari ke 217)
Semenjak kejadian ramal meramal kemarin aku jadi semakin dekat dengan luna dan gemini. Ya walau di kampus kami bertiga seperti punya dunia masing masing. Ketika diluar kampus aku dan mereka kadang suka pergi bersama. Seperti sekarang, aku sedang jalan dengan gemini ke salah satu mall di daerah piki.
Aku diminta untuk menemaninya belanja dan nonton. Ya aku terima-terima saja toh tidak ada kerjaan juga. Para begundal itu tidak ada rencana pergi, lalu BG juga tidak ada kegiatan yang seru. Apa salahnya jalan sama gemini iya kan.
‘bang ini gimana menurut lu...?’. gemini yang memegang dua barang yang di tunjukan padaku.
‘pilih yang ini atau ini, buat pajangan kamar guaa...?’.
‘hmmmm...’. aku berfikir sejenak.
‘entah dua duanya aja lu beli hahaa...’. candaku santai setelah berfikir
Gemini yang mendengar jawabanku sedikit kecewa lalu menggembukan pipinya sambil bibirnya di majukan.
‘heleh dasar cowok..’.
Aku meninggalkan dia karna ada bunyi telephone masuk, aku lihat ternyata dari otto. Dia menyuruhku harus datang ke pesta yang di buat oleh teman-teman serta beritahu abed juga agar ikut. Aku iyakan saja, padahal belum tentu bisa ikut juga. Setelahnya otto menutup telephone. Saat berbalik ingin masuk lagi ke toko tadi ternyata mini sudah ada di belakangku.
‘udah belanjanya jadi lu milih yang mana..?’.
‘yang ini yang warna pink...’. gemini yang menggambil dan menunjukan barang yang akhirnya dia beli tadi.
‘sekarang mau kemana..?’.
‘nonton yuk, bentar lagi mulai...’. gemini kemudian mengandeng tanganku untuk berjalan mengikutinya.
Tanpa menjawab aku hanya mengikuti. Aku sudah tidak terlalu kaget kalau mini suka gandeng tangan cowok se enaknya saja. Apa lagi sekarang dia sendang jomblo dan dia taunya aku juga jomblo jadi santai melakukan itu. Kadang kami juga melakukan chat yang lumayan intens sampai aku tau kalau papinya sudah meninggal dan mami harus menggantikan di prusahaan.
Dia juga anak tunggal yang mungkin akan mewarisi semua kekayaan keluarga. Saat menuju bioskop dia banyak menujuk beberapa toko yang nantinya akan kami datangin setelah nonton. Saat mendengar itu firasat buruk langsung muncul aku akan menjadi porter dadakan kalo gini caranya. Semoga saja ada ke ajaiban agar hal itu tidak terjadi.
.
.
.
Ide cemerlang tercipta saat film yang kami tonton masuk kebagian klimaks. Kenapa aku tidak ajak mini saja untuk pergi nanti malam ke RYG pasti menyenangkan. Kalau aku beruntung mami sedang tidak dirumah. Jadi mini bisa aku ajak menginap di kosan. Ide kotor dalam kepala mulai bermunculan, biasanya saat seperti ini aku versi bertanduk akan muncul dan membisikan ide yang lebih membuat bulu kuduk merinding. Kepala bawah mulai bergejolak
‘3G...’. bisiku pelan pada gemini yang sedang meyandarakan kepala di pundakku.
‘hmmm, apa abang sayang...’. matanya masih fokus menyaksikan film di layar lebar.
‘abis ini mau ikut gua ga..?, ke party temen gua..’. aku yang berbicara pelan sambil memakan popcorn yang ada di pelukan mini.
‘hmm, boleh tapi kita beli baju dulu...’.
‘emang kenapa kalo pulang aja dulu ke rumah lu..?’. aku yang heran setelah mendengar jawaban mini.
‘iya udah liat nanti aja. Abang ganggu aku nonton aja..’.
Iya maap..’. aku yang mengacak acak rambutnya
Dia seperti mendengus setelah aku melakukannya, lalu mencoba merapikan kembali rambut yang sudah berantakan tadi. kami nonton film ini sampai habis, walau aku tidak terlalu suka film romantis membosakan ini. popcorn ukuran besar serta soda yang kami beli saja sampai habis sebelum film ini berakhir.
.
.
.
Kami baru sampai di rumah mini setelah dari mall tadi. Selamatnya aku tidak menjadi porter dadakan, karna mini memutuskan untuk pulang tidak jadi membil baju baru. Walau tetap saja di kursi belakang rojo ada mungkin enam sampai sepuluh paperbag berbagai ukuran dengan tulisan nama toko yang berbeda beda. Mini masuk terlebih dahulu ke dalam rumah sementara aku masih harus mengambil dan membawa paperbag tadi.
Aku tutup pintu belakang mobil dengan menggunakan kaki, lalu menyusul mini ke dalam rumah. Sampai ruang tamu rumahnya si bibi segera membantuku mengambil paperbag tadi dari tanganku. Langsung aku berterimakasih kepada bibi, dan menekan remote mobil yang tadi belum sempat aku tekan.
‘mami ga di rumah mini...?’. aku yang berjalan menuju kolam renang untuk merokok.
‘baru pergi tadi, dia wa aku. ada masalah di malay jadi mami harus kesana...’. dia yang datang sambil membawakan gelas berisi sirum dingin untukku.
‘ouh gitu...’. mini kemudian duduk di sebelah sambil menaruh gelas itu ke atas meja.
‘makasih..’. aku yang mengangkat gelas yang baru di taruh lalu meminumnya.
Gemini bertanya kemudian kami akan pergi ke pesta apa. Aku hanya menjelaskan nanti kami akan pergi ke pesta perpisahan temanku yang akan melakukan perjalanan keliling indonesia. Tempatnya ada di sebuah resto dan bar daerah cigedug. Kemudian dia pergi kedalam sepertinya sedang bersiap siap.
Padahal masih sekitar tiga jam lagi. Aku baru ingat harus menelephone abed memasitikan si bodoh itu datang. Telephoneku tidak di angkat, lalu jadi aku wasapp saja agar dia bisa melihat ketika sudah bangun nanti. Semoga saja dia bangun sebelum acara berakhir. Aku lanjutkan merokok sambil membaca komik japun bajakan.
‘abang..!’. teriak gemini dari dalam rumah, aku melongok melewati pintu yang terbuka melihat ke dalam.
‘pake baju ini ya gue...’. dia menunjukkan aku gaun cantik berwana putih dari atas tangga.
‘boleh kok..’.
‘yaudah mau jalan jam berapa....?’.
Aku menjawab jam sembilan mungkin. Mendengar jawaban itu dia langsung memanggil bibi dan menyuruhnya menyetrika gaun itu dulu. bibi hanya mengiyakan dan membawa gaun mini ke belakang. Mini juga menyuruhku naik ke atas saja, untuk menemaninya mengobrol di kamar.
Apa ini kode keras wow, tidak aku sangka akan melakukan itu secepat ini. Hayalku dalam hati. Mini kemudian memanggil lagi yang segera aku iyakan untuk menyusulnya ke atas. Kamarnya sangatlah girly warna dominan pink untuk cat dinding, ada lemari besar tiga pintu dan juga banyak boneka berbagai bentuk di kasur yang tersusun rapi.
Tapi yang membuat aku heran ada pc yang aku taksir memiliki spesifikasi tidak main main. Ada juga keybord dan headset serta mouse bermerek
Oneye, dengan lampu RGB yang mempesona. Aku begitu terpana melihatnya jauh lebih bagus dari punyaku yang ada di kosan. Layar monitornya saja ada dua buah ukuran yang lumayan besar.
‘gokil pc lu keren juga..’. aku yang kagum langsung duduk di kursi gameing depan pc.
‘hihii.., hadiah itu bang dari mantan aku yang punya toko komputer di mangga tiga...’.
‘ouh gitu, apa nama tokonya sapa tau bisa beli gua.?’.
‘kepo hahaa...’.
Aku berbalik melihat kerahnya dengan tatapan tajam dan tangan yang di lipat ke dada. Dia malah menjulukan lidahnya dengan wajah yang meledek. Aku sontak bangkit menutup pintu kamar. Saat berbalik setelah menutup pintu kamar gemini sudah ada di belakang. Wajah kami sangat dekat, walau aku harus sedikit menunduk untuk melihatnya. Gemini kemudian terseyum. Aku juga tersenyum lalu perlahanku dekatkan bibir kearah mini.
‘TOK...TOK...TOK...’.
‘cici ini gaunnya udah, bibi taruh pintu ya....’. teriak bibi dari balik pintu.
‘shit....’. aku kembali mengangkat kepala lalu berbalik.
‘hihiii, iya bi taruh aja di situ nanti aku ambil..’. gemini kemudian melewatiku
Aku yang salah tinggah lalu duduk di tepi kasur melihatnya membuka pintu dan mengambil gaun tadi dari hendel, menutupnya lagi. Berjalan melawatiku, menaruh baju tadi di dekat lemari.
‘cup....’.
gemini mencium bibirku singkat. Mungkin saat itu wajahku memerah dan mematung beberapa detik. Dia malah tertawa mengambil handuk lalu masuk kamar mandi. Kembali dia menggodaku, sebelum menutup rapat pintunya dia berkedip terlebih dahulu padaku lalu tertawa.
‘sial gua di godain bocah kecil....’. aku yang membaringkan badan ke kasur mini lalu terpejam. Saat itu malah aku kembali teringat masalah ade, sial sekali aku. padahal tidak ingin mengingatnya malah muncul. Aku coba alihkan dengan terus mencoba tidur.
.
.
‘abang....!’. aku rasa badanku ada yang mengoyang goyangkan. Sekarang aku merasakan ada sesatu yang lembut menempel di bibir. Sesuatu yang lembut itu seolah ingin membuka bibirku. Saat kesadaran mulai kembali aku tahu ini adalah bibir dari seseorang.
Aku buka sedikit bibir agar dapat merasakannya dengan lebih nyaman. Bibir yang menciumku tadi mulai mencoba menarik bibir bawah. Aku mencoba memicingkan mata melihat siapa yang menciumku. Gemini yang duduk di atas tempat tidur masih mengenakan handuk. Sengaja aku peluk dia dari belakang sontak dia kaget dan melepaskan ciumannya.
‘abangg....ihhh!!’. ronta mini di dalam pelukku.
‘haha, lagi kamu iseng banget orang lagi tidur di bangunin...’. jawabku dengan mata sayu.
‘awass, abang bauuu belom mandiiii....’. dia yang mendorong dadaku agar bisa terlepas dari pelukan.
Aku lepas pelukkan darinya, dia yang bangkit meninggalkan ku.
‘gua masih ganteng belom mandi juga....’. aku yang menjawabnya sombong.
‘heleh, buktinya aja ditinggal ka andria hahaa...’. ledeknya yang sedang duduk di meja rias.
‘wehh, ga gitu dong....’. aku yang coba menggalihkan topik. Karna dia taunya aku dulu sempat jadian sama ade.
‘nanti ke kosan gua dulu ya, mau ambil baju dulu...’.
Dia hanya mengangguk kecil, aku meninggalkan mini yang sedang sibuk makeup. Saat ke kolam renang ternyata gelas di sana sudah di bereskan bibi. Dan tv di ruang keluarga juga sedang menyala. Tidak lama bibi muncul dari dapur, dia yang melihatku kemudian bertanya ada yang bisa di bantu. Aku meminta tolong untuk di ambilkan minum padanya.
Hampir dua jam menunggu mini. Sampai, sekarang aku sedang menonton tv di ruang tengah dengan bibi. Walau tidak tau sinetron apa yang di tonton bibi, aku hanya menghabiskan waktu luang saja sambil menunggu mini. Bibi yang tadinya duduk di sofa sekarang pindah menjadi duduk di bawah ketika aku ikut bergabung menonton.
Saat ada suara yang turun dari tangga segera aku menengok untuk melihatnya. Gemini turun dengan gaun putih di atas betis yang membentuk lekuk tubuh seksinya. Tidak lupa sepatu hak tinggi berwarna senada. Saat dia melihatku, gemini tersenyum sangat cantik sekali.
‘gimana bang, cantik ga aku....’. dia yang selesai menuruni anak tangga lalu merentangkan tanganya ke samping kemudian berputar. Agar aku bisa melihat bagian belakang dari gaun yang dia pakai.
‘cantik banget, iya kan bi...?’. aku yang mencoba mencari dukungan bibi.
‘iya cici cantik banget...’. bibi yang merespon dengan nada yang terkagum.
‘oh iya lupa tasnya hihiii...’. dia kemudian berlari ke atas untuk mengambil barang yang tertinggal.
Aku bilang sama bibi akan menunggu mini di mobil saja. Karna memang sudah jam 21.00 walau aku tahu pesta di BG akan sampai subuh nanti, tetap saja tidak enak kalau terlalu telat sama otto dan yang lain. Di dalam mobil aku mengecek kembali wa ke abed ternyata hanya di read dan belum di balas. Langsung ku telephone dia, saat di angkat aku hanya bicara seperlunya lalu menutup telephonenya.
.
.
Aku dan gemini sekarang baru sampai depan RYG, parkiran ruko tiga lantai ini terlihat sangat penuh, banyak motor motor berjejer rapih sampai trotoar untung saat di kosan tadi aku menelephone ngamar agar di sediakan tempat parkir karna aku tidak pake motor. Sebelum turun memakai jaket BG terlebih dahulu. Gemini sempat bertanya ketika aku baru mau parkir tempat apa ini. aku hanya tertawa saja padanya.
‘yuk turun...’. ajakku yang telah menggunakan jaket BG.
Gemini ikut turun kami berdua berjalan berdampingan menuju pintu masuk RYG yang sudah ada stiker
reservation only. Seorang penjaga yang mengenalku langsung mempersilakan kami masuk. Di lantai satu meja dan kursi sudah tidak ada berganti sofa di ujung ujung ruangan, lampu disko pun sudah terpasang. Aku hanya lewat sambil menyapa beberap orang yang aku kenal. Sebenarnya ini adalah pesta internal tapi tetap saja menyebar juga.
‘bang kayanya aku salah kostum dah...’. gemini berbisik sambil mengandeng tanganku makin erat.
‘gapapa santai, yu kita ke atas aja....’.
Aku ajak gemini ke lantai tiga dimana tempat pesta sesungguhnya di adakan. Tiba di lantai tiga aku lihat sudah ada DJ yang sedang asik bermain di atas panggung kecil. Di lantai ini tidak seperti di lantai satu, yang mayoritas adalah bikers lain. Jadi mereka mau itu perempuan atau laki-laki hanya mengenakan celana jeans, sepatu serta jaket.
Karna mereka tidak tahu kalau undagan memakai dresscode. Untuk yang perempuan gaun untuk yang laki-laki kasual menggunakan dasi dengan jaket BG. Aku sudah terlihat seperti anggota band the cangcuters. Segera aku gandeng mini menuju salah satu meja yang kosong, segaja aku tidak mengajaknya bergabung dengan yang lain. Bisa bisa dia nanti dimodusin sama para penjahat.
‘kamu mau minum apa..?’. aku bertanya ketika kami baru duduk di salah satu meja.
‘bebas nih bang...?’.
‘iya. Eh bentar..’. aku yang melihat pelayan lalu bangkit dan menariknya menuju mejaku.
‘nih kamu pesen aja ama dia, sekalian tanya ada apa aja minumanya nanti aku yang bayar...!’. teriakku agak mendekat di terlinga mini karna musik di sini lumayan keras.
‘aku tinggal dulu ya bentar..’. aku kemudian mencium pipinya mini.
‘tolong kalo dia pesen kasih aja...’. bisikiku pada pelayan tadi.
Aku tinggalkan mini untuk mencari teman-teman serta otto. Aku menemukan mereka lalu berbasa basi sedikit serta mengucapkan salam perpisahan pada otto. Mereka bertanya kenapa tidak duduk disini saat aku mau pergi. Aku bilang sedang membawa malaikat takut digoda nanti sama kalian. Awalnya mereka memaksa agar tetap duduk bersama mereka terlebih ngamar. Tapi saat ketum berbicara dan mengijinkan baru mereka berhenti.
Saat kembali sudah ada satu botol minuman golongan C di atas meja beserta dua gelas dan beberapa cemilan untuk menemani minuman ini. merek dari minuman itu adalah label hitam. Mungkin yang suka minum akan tahu merek itu hehee. Selera gemini ternyata boleh juga untuk urusan cita rasa minuman.
‘kamu boleh juga milih ini...’. pujiku setelah duduk di meja mini.
‘iyalah gemini gitu loh. Anak gahoel piki...’.
‘siap percaya aku mah. Ada yang godain lu ga pas gua tinggal...’. aku yang kemudian membakar rokok.
‘engga ada kok bang...’. jawabnya santai sambil meminum minuman yang ada di gelasnya.
.
.
Pesta ini benar benar meriah di tambah tadi di tengah pesta otto naik ke atas panggung untuk memberikan kata perpisahan serta secara simbolik di sematkan pin berlambang BG dengan nomor 001. Tanda pelepasan serta pemberian restu dari ketum untuk otto pergi. Sorak sorai memenuhi ruangan saat itu berlangsung. Setelahnnya pesta di lanjut dengan makin meriah.
Aku dan mini sempat turun ke lantai dansa menikmati musik yang diputar oleh DJ. Dengan remix beberapa lagu populer. Kalau kalian bayangkan ada lagu dangdut remix tidak untuk saat kami turun. Karna lagu yang diputar adalah benar benar lagu populer elektronik dari DJ papan atas dunia.
.
.
.
Karna terlalu malas untuk mengantar mini pulang akhirnya aku bawa mini untuk menginap di kosan. Dibantu pak jono aku membopong mini menuju kamar, dia sudah sangat mabuk malam itu. Aku baringkan dia di kasur, lalu menyuruh pak jono keluar dari kamar tidak lupa mengucap terima kasih. Aku juga mengganti dress mini dengan menggunakan bajuku serta melepas hak yang tadi dia pakai. Lalu berbaring di sebelahnya setelah semua selesai dan tidur.
Aku terbangun karna merasakan mual pada perut. Segera aku berlari ke kamar mandi dan membuang semua minuman surga dunia yang ada di dalam perut beserta para kentang goreng dan makanan lainnya. Lalu aku kembali tidur setelah memberiskan sisa sisa muntahan di mulut.
.
.
(hari ke 218)
Pagi harinya aku terbangun oleh sinar mentari pagi di depan meja pc. Semalam sepertinya aku lupa menutup hordeng aku lihat jam ternyata jam 07.00. Langsung seperti semua manusia saat baru bangun tidur aku pergi ke kamar mandi dan membuang sisa sisa cairan dalam tubuh. Kemudian mengecek hp dan membakar rokok serta meminum akuahh yang ada di atas meja pc.
‘selamat pagiii.....!’. aku yang melihat gemini sudah bangun.
‘aww..!, ini jam berapa bang...?’. gemini duduk sambil memegang kepalanya. Bahkan mata sipitnya masih terlihat menutup dari sini.
‘jam tujuh pagi....’. aku yang dengan santai menghabiskan rokok yang aku hisap.
‘makan yuk....’.
‘ehh, ini dimana...!?. Terus kok gua pake baju ini....?’. dia yang mulai sadar dari sisa mabuk semalam.
‘lu semalem ngewe sama gua pas gua mabok bang...?’. dia yang panik sambil menutupi dadanya dengan menyilangkan tagan.
‘hahaaa, sabar sabar satu satu. yang pertama lu ada di kosan gua, terus lu pake baju gua--’.
‘terus kita ngewe semalem...?’. gemini yang menotong ucapanku
‘kaga mini...!. sebenernya si pengen tapi gua gamau perkosa orang harus mau sama mau...’. aku yang berbicara santai untuk meyakinkannya.
‘ouhhhh, kirain lu perkosa gua semalem hihii’. Dia tertawa lalu pergi ke kamar mandi.
‘tapi kalo ga perkosa bolehkan...!’. teriakku padanya.
‘hahaaa, coba aja dulu. kalo belom di coba ga ada yang tau...!!’. balasnya sambil menutup pintu.
Aku bangkit dan menunggunya di depan pintu kamar mandi. Saat dia keluar aku langsung memeluknya dan mencium mini. Sambil aku cium dia, ku gendong menuju kasur. awalnya dia kaget dan menutup rapat mulutnya namun lama kelamaan dia membuka mulut itu dan kami mulai memangut satu sama lain dengan ganasnya.
‘cup...slurrpp....cup....sllrruupp....’.
‘acchh...’.
Suara ciuman kami serta desah kecil mini mulai terdengar. Saat ciuman kami terlepas, aku dan gemini sama membuka mata. Aku lalu terseyum kerahnya.
‘berarti boleh kan...?’.
Dia tidak menjawab hanya tersenyum dan mengangguk, aku langsung menciumnya lagi dengan makin ganas dia mengikuti ritme permiananku. Lidah kami mulai ikut bermain di dalam mulut. Kadang aku hisap lidahnya agar membuat dia semakin bernafsu.
‘acchh...’.
‘ammpp...’.
Gemini mencoba menahan desahnya, menutup mulut dengan tangannya. Saat aku berpindah dari bibir seksinya menuju leher yang putih mulus itu. Aku mencoba membuka baju yang menutupi badanya. Dia hanya menganggkat kedua tanganya ke atas serta punggungnya. Agar aku lebih mudah membuka kaos yang dia kenakan.
‘cup..’.
‘lepas aja, kosan aku kedap suara...’. bisiku padanya setelah mencium dan melepas kaos yang dia pakai.
Sekarang terlihatlah tubuh mini yang hanya di tutupi pantis dan bra berwarna putih ini. melihat itu aku langsung membuka kemeja serta celana panjang yang masih aku pakai. Gemini sekarang tanpa di perintah membuka bra dan juga pantisnya.
‘bang gede juga...’. ucap kagum mini melihat penisku yang tengang di pagi hari karna faktor alam.
Aku tidak menjawab karna masih terpana melihat tubuh putih yang sedang berbaring di atas tempat tidur. Vagina yang putih mulus, payudara dengan puting berwarna merah muda. Sangat amat menggoda. Aku langsung tarik kaki gemini agar vaginanya tepat berada di depan penisku.
‘acchh...’
‘bang enak...’.
‘acchh....’.
Desah dan rancu mini saat bibirku mulai menciumi vaginanya. Kemudian aku masukan kedua jariku kedalam sana. awalnya aku hanya masukan satu jari lalu aku kocok pelan sambil menjilat dan menghisap klitoris gemini.
‘acch....’.
‘fuck....’.
Rancunya makin tidak jelas ketika aku percepat permainan jariku dan juga sekarang aku hisap payudaranya yang sebelah kanan serta meremas yang sebelah kiri menggunakan tanggan satunya.
‘acchh...’.
‘acchh....’.
‘bang...acchh....’.
Saat jariku di tambah satu gemini makin blingsatan tidak karuan. Tanganya mulai menjambak rambut panjang yang sekarang sudah berwarna hitam. Mulut yang ada di payudaranya tidak pernah berhenti menjilat, menggigit kecil serta menghisap puting yang menggemaskan secara bergantian.
‘aacchh...aachh...’
‘bang...acchh...aachh...’.
‘Awwwccchhhhhh..bang...akuaacchhh......’
Rancu, bercampur desah dengan badan yang mengejang serta cairan yang membanjiri jariku menjadi pertanda bahwa gemini sedang mendapat orgasme pertamanya. Dia tersenyum dengan nafas yang terengah engah. Aku dekatkan kedua jariku yang menempel cairan cinta mini ke mulutnya. Tanpa di perintah dia hisap kuat cairan itu di jilat dan dibersihkan semua tanpa sisa.
‘enak...?’. aku yang bangga karna telah membuatnya orgasme walau belum melakukan penetrasi.
‘hhuuhhh...hhuuhh....enak bang...’.
‘gua masukin ya....’.
‘tapi pelan pelan yaa.....’. rengeknya dengan mata yang masih sayu sisa orgasme
‘iya sayang...’.
‘cup...’. ku cium keningnya untuk menenangkan dia.
Aku arahkan penis ke tengah tengah vagina mini. Kemudian aku masukan secara perlahan, ternyata vaginanya sangat sempit percobaan pertama bahkan kepala penisku tidak bisa masuk.
‘tahan ya ini aga sakit...’. aku coba dengan sedikit menambah tenaga.
‘awwaachh.....!’.
‘aahhh....’.
Desah kami berdua merasakan kenikmatan yang seperti menyetrum pada bagian sensitif. Akhirnya dengan percobaan yang lumayan penisku masuk setengah kedalam vagina mini yang bahkan sudah sangat basah dari tadi.
‘punya kamu gede banget...’.
‘maksih. Tapi punya kamu rapet banget asli...’.
Kami yang sama sama memuji saat aku mendiamkan sebentar agar vaginan mini dapat terbiasa dengan penis. Saat mendiamkannya pun vagina mini seolah black hole yang menghisap secara perlahan agar penisku masuk selurhnya kedalam sana.
‘aku gerakin ya...’.
‘iya...sayang....’.
‘cup...sslluuurrpp....’.
‘aacchh....’.
Aku cium bibirnya sebelum mulai menggerakan penis dengan sangat pelan. Suara desah mini sedikit terdengar. Benar benar nikmat vagina mini. Selain bentuknya yang masih garis simetris. Tapi cengkramannya juga sangat luar biasa.
‘aacchh....’.
‘aahhh...’.
‘plokk....plok.....pllok.....’.
Desah kami mulai terdengar saat aku mempercepat temponya menjadi sedang. Sodokan demi sodokan makim mebuat gemini merasa ke enakan tidak karuan.
‘aacchh...’.
‘sayaanngg....terus...’
‘aacchh....’.
Rancu serta desah makin menjadi ketika sedikit aku tambah temponya.
‘plokk...plookk...plookk...’
‘aammmm...’
‘cupp..sslluurrrpppp....sslluurrppp....cupp....’.
Sebelum dia mendesah lagi aku tutup mulutnya dengan mulutku. Kami bercuiman dengan sangat panas. Keringat mulai keluar di dari tubuh kami. Aku juga makin mempercepat kocokanku dalam vagina mini.
‘pllookk...pllookk..plokk...’
‘aacchhh...’.
‘aacchh...’.
‘aahh...’.
Saat ciumanku berpindah menuju lehernya mini desah yang tadi tertahan kini mulai terdengar lagi. Tangan kananku kini mulai meremas payudara mini. Sedangkan tangan gemini mulai memutar mutar klitorisnya.
‘pllookk..pllookk..pllokkk.....’.
‘acchh...’.
‘aachh....’.
Tubuh mini seolah tersentak ketika aku mendoronya dengan kuat. Dan makin cepat, pinggulnya kini mulai memutar seirama dengan keluar masuknya penisku di dalam vaginannya.
‘pllokk..plook..plook..’.
‘aacchh...’.
‘aacchh...fuck...’.
‘aahh...’.
Hampir dua puluh menit aku menggenjot gemini. Sekarang aku rasakan vaginanya mulai menjempit makin kuat. Serta penisku juga sudah mau mencapai batasnya.
‘keluarin dimana...?’. aku yang masih terus menggenjotnya dengan kekuatanku.
‘di dalem aja sayang...’.
‘aacch...’.
‘bareng yaa...’. ucap gemini seteleh beberapa saat.
Mendapat lampu hijau dari gemini aku makin mempercepat sodokanku. Agar kami dapat mendaki puncak secara bersama sama. Tangan mini mulai meremas kuat spre yang ada di sebelahnya
‘pllok..pllookk...pllookkk....plookk...’
‘aacchh...’.
‘aaahh...’.
‘AAAWW...AACCCCHHH........!!’.
‘CROT...CROT...CROT.....’.
Suara rancuan kami mengakhiri morning sex yang luar biasa ini. Aku langsung terjatuh lemas di atas tubuh mini. Gemini masih sedikit mengenjang menikmati sisa sisa orgasme yang kedua kalinya ini. Dengan nafas yang masih sama-sama berat serta mata yang sayu kami terhanyut menikmati sisa orgasme.
‘yuk makan...’. ajakku dengan sisa tenaga mencoba bangkit dari atas tubuh gemini.
Aku pergi menuju kamar mandi. Meninggalkan gemini yang mungkin masih asik dengan orgasmenya. Aku kembali duduk di sebelahnya sambil memunguti sisa pakaianku yang berceceran di lantai entah kemana.
‘cup....’. gemini bangkit dan mencuimku di pipi.
Aku yang sadar langsung berbalik dan menciumnya lagi, kali ini tentu aku menciumanya di bibir manisnya itu. Setelah beberapa detik aku kembali mengajaknya untuk makan setelah berpakaian. Dia dengan manja meninta tolong untuk megambil kaus yang aku pinjamkan serta celana pendek. Karna aku memang hanya meminjamkanya baju tanpa celana semalam. Kami lalu pergi untuk makan setelahnya.
.
.
.
DIbawah lanjutannya.........