Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Kiai Walang Sungsang
Lanjutan …


Mobil yang dikemuikan Rangga sudah masuk komplek perumahan dan sudah berhenti di depan sebuah rumah ya rumah Andini yang kini menjadi tempat ingga Rangga untuk sementara. Rangga segera keluar dari daam mobil membuka pintu gerbang dan memasukan ke halaman rumah itu dan membukakan pintu untuk Andini dan mencari kunci pintu rumah dan membukakannya

Part 21: Jodoh sejati

[
URL=http://www.imagebam.com/image/9267b21351340700]
9267b21351340700.jpg
[/URL]

Dra Andini Murtiningsih, M.Pd

[
URL=http://www.imagebam.com/image/1f0a941351340806]
1f0a941351340806.jpg
[/URL]

Rangga Dipati, S.Pd

Rangga masuk dan segera duduk di sofa yang ada di ruang keluarga Andini ke dapur membuat minuman dingin dan meletakan nya di meja depan Rangga duduk Rangga menarik tangan Andini supaya duduk di sampingnya

“Udah diajeng jangan bersedih ada kangmas yang siap bertaruh nyawa untuk kebahagiaan diajeng“ kata Rangga

“Ia kangmas Dini tau itu, tapi Dini merasa ada sedikit ganjalan kalau belun cerita soall itu, sebebntar Dini ganti baju dulu biar ngak gerah” kata Andini

Andini melangkah masuk kamar depan untuk berganti pakaian dan Ranggapun masuk ke kamar belakang juga untuk salin pakaian Andini keluar dengan kaos longgar bahkan berkesan kegedean ya sebab k kaos itu memang milik Rangga dengan celana box ser juga milik Rangga

Rangga ke luar dari dalam kamar hanya menggunakan kaos singlet dan sarong yang dililitkan ke pinggang Rangga agak tekejut melihat penampilan Andini saat ini

“E diajeng tambah cantik saja pakai pakaian itu dan ambah sexy gitu“ kata Rangga

Sambil duduk disamping Andini dan Andini bergeser ke pangkuan Rangga dan Rangga menerima Andini di panguannya sambil memeluk tubuh Andini sehingga tubuh mereka saling merapat dan cup… terdengar ciuman di bibir mereka hanya sekejap memang dan pandamngan mata mereka bersatudan mereka saling usap wajah Rangga mengusap wajah Andini dengan penuh perasaan demikian juga Andni mengusap wajah Rangga dengan rasa cinta yan mendalam

Sesaat kemudian mereka berciuman kembali dan tangan Rangga yang nakal mulai menyusup kaus longgar yang dipakai Andini dan meremas gunung kembar milik Andini, Andini pun mulai merabai dada rangga yang bidang memainkan bulu bulu halus pada dada Rangga diangkatnya Tubuh Andini dan melangkah ke kamar Andini yag ada di depan dan membaringkannya di tempat tidur

Kemudian Rangga menindih tubuh Andini dan mulai mencium bibir Andini dengan lembut ke dua tangan Rangga mulai mengusap dan menyusup di balik baju kaus Andini dan mulai memejet putting Andini, dan Andini mulai mendesah pemuh nikmat, ditaknya kaus Andini ke atas hingga terlepas dan bibir Rangga langsung menyergap putting Andini mejilatinya putting nya kadang juga menedot dan dilepaskannya sehingga berbunyi plop itu dilakukan Rangga berulang kali sehingga Andini blingasan menahan gairah yang memuncak, Rangga mulai menggeser mulutnya ke bagian perut Andini yang rata dan menciuminya di sekitar pusar gara geli yang melanda Andini terus tubuhnya bergerak tak teratur menahan geli

“Mas geli banget” ucap Andini

Rangga pura pura tidak mendengar tubuhnya bergeser ke bawah lagi dan melepas celana boxser yang Andini pakai mengangkat kaki Andini yang jenjang dan mulai menciumi jari jari kakinya yang putih bersih tak bernoda begantian dari kiri ke kanan atau sebaliknya Andini mulai meleguk manja menahan geli yan amat sangat

“Mas…gel banget…“ kata Andini dengan nafas tersenggal sengal

Mulut Rangga nerayap ke betis Andini yang putih menuju ke selangkangan dan membuat tanda me rah disana

“Mas ahhhh…ahhhhh…“ desahan Andini semakin keras “Teruuus mas ennaaak banget… Aaaahhhhhh …..“

Sampailah Rangga pada menu utama, memendang sebentar memek Andini yang sudah kelihatan mengkilap dengan tonjolan daging sebesar kacang yang sudah mengeras, dirabanya memek Andini dari atas ke bawah dan sebaliknya dan di lakukan berulang ulang sampai labia mayora membuka dengan sendirinya, dijilitatinya labia Andin dengan sangat interes desahan Andini semakian keras di ciumnya daging sebesar kacang tadi dengan lembut dan bergeser ke bawah lagi jari jari angan kanan mulai menusuk ke dalam lubang cinta Andini dan mengalir cukup deras cairan cinta Andini yang di sambut dengan sedotan sedotan kuat sehingga Andini blingasan merasakan kenikmatan tak terkira sehingga tanpa sadar tangan Andin memegang kelapa Ranggga dan menekannya ke lebih dalam

“Ahhhhh …ahhhhh …ah…Mas Dini keluar…“ kata Andini,dan mata Andini mencempit sambil terus berteriak teriak

“Maaaasssss…Ahhhhhh ahhhhhh…diiii nnniiiii…mau piiiipiiiisssss “ kata Andini di barengi oleh keluarnya cairan dari memek Andini dan Rangga pun siap menerima semua cairan Andini dan menelannya dan membersihkan sisa cairan itu dengan menyapu lidahnya ke atas kebawah nenurut alur garis memek Andini yang melintang dari atas kebawah setelah bersih dari cairan Rangga membaringkan tubuhnya di sebelah tubuh Andini dan mencium kening Andini dan Andini tersenyum manis sambil menatap Rangga dengan penuh cinta dan mengatur kembali nafasnya yang bekejar kejaran

Andini mau duduk dan memegang penis Rangga yang udah tegang 100%, tapi Rangga menahan tubuh supaya tetap berbaring di sebelahnya, dan meredakan nafsu birahinya sendiri

“Ngak perlu diajeng nanti setelah ritual aja kita lanjutkan“ kata Rangga sambil mengatur nafas nya dan meredakannya

Andini tersenyum sendiri dan semakin kagum dengan Rangga yang bisa menahan gejolak biahi yang sangat memuncak itu

“Semakin sayang deh Dini ke kangmas…“ kata Andini sambil membelai muka Rangga dengan mesra

“Sekarang tidur dulu diajeng, critanya besok saja setelah Ritual berakhir Rangga takut malah menjadi beban saat ritual“ kata Rangga

Andini mencium bibir rangga dengan penuh kasih sayang dan memposisikan tubuh Andini supaya membelakanginya dan ke dua tangan Rangga memeluk tubuh telanjang Andini dan Andini puas dan rasa ngantuk melanda dan tidak lama kemudian terdengar nafas Andini yang teratur dan lembut Andini tertidur dengan senyuman manis di bibirnya

Rangga turun dari tempat tidur mengambil selimut dan menyelimuti Tubuh Andini yang tertidur dalam keadaan telanjang Rangga memposisiskan dirinya dan tidur di samping Andini sambil memeluknya

Dua jam mereka tidur bersama jam lima Andini terbangun dan membuka selimut dan tersenyum sendiri tidur dalam keadaan telanjang dan Rangga masih pulas di sampingnya dengan perlahan lahan Andini bergeser turun dari tempat tidurnya dan melangkah ke kamar mandi yang berada di luar kamar tidur dan berpakaina kembali dengan pakaina yang tadi dipakainya lagi sementara Andini ke dapur membuat kopi untukRangga dan teh manis untuk dirinya dan masuk ke dalam kamar dan membangunkan Rangga dalam tidurnya

“Sayang, bangun gih udah sore nih…“ kata Andini sambil mennyentuh lengan Rangga dan Ranggapun terbangun dan melihat bidadari cantik duduk sisamping pembaringan tersunyum manis ke padanya

“Masih malas diajeng…“ kata Rangga

“ih…kangmas kok jadi males sih…“ kata Andini

“Cium dulu dong…“kata Rangga sambil memajukan bibirnya

Andini tersenyum sambil mencium bibir Rangga dengan mesra

“Yap…“ kata Rangga Bangun sambil tersenyum

----skip----



Malam harinya di Rumah ki Sudibyo

Setelah makan malam bersama dan ini makan terakhir sebelun ritual dan setelah Rangga tidak boleh makan apapun selain minum putih, kini ki Sudibyo, Rangga dan Andini berbincang

“Sudah siap nak Rangga“ kata Sudibyo

“Saya siap romo“ jawab Rangga

“Sudah di baca buku panduan untuk pelaksanaan Ritual“ tanya lagi ki Sudibyo

“Sudah saya baca dan sudah mengerti isi dari buku panduan itu“ jawab Rangga

“Sudah hafal mantra mantra yang hasus di baca dan bukan di hafalkan saja tapi harus meresap ke dalam hati sanubari harus mengalir di setiap aliran darahmu dan harus selaras dengan setiap tarikan nafasmu“ kata ki Sudibyo

“Semetara saya sudah hafal ke 5 mantra atau doa yang ada di dalam buku panduan tinggal menyelaraskan dengan aliran darah dan tarikan nafas, romo“ kata Rangga

“Coba aku ingin dengar dari yang pertama“ kata ki Sudibyo

Rangga berdiam dan konsentrasi mengucapkan mantra mantra atau doa doa dalam bahasa jawa bercampur bahasa sansekert atau bahasa jawa kuno yang sulit di mengerti artinya setelah menghafal dari mantra mantra yang ada di ucapkan dengan benar ki Sudibyo menjelaskan arti doa satu persatu dan kegunaan nya untuk melaksamakan ritual sebab menurut ki Sidibyo tidak akan mudah menyelaraskan mantra mantra dengan aliran darah dan tarikan nafas ini sebab antara alam pikir dan tarikan nafas juga harus selaras sementara ini hanya alam pikir yang bekerja belum merasuk ke tarikan nafas apalagi meresap ke aliran darah

Rangga hanya terdiam menerima wejangan dari ki Sudibyo hanya tertuduk dan meresapkan di dalam hati setiap kata yang terucap dari mulut ki Sudibyo

Dalam ritual yang akan di jalankan ini juga sebagai sarana latihan untuk menyelaraskan mantra mantra atau doa doa tadi biar bisa merasuk ke setiap pembuluh darah dan nadi dan nanti bisa nak Rangga rasakan bedanya setelah ritual selesai

“Dan kamu Dini…“ kata ki Sudibyo

“Ya Romo…“ jawab Andini

“Kamu harus siap membantu nak Rangga dalam ritualnya, sanggup kah?“ kata ki Sidibyo

“Sanggup romo, bagai mana caranya“ jawam Andini

“Selama nak Rangga melakukan ritual meksu broto, kamu juga harus bisa mengendalikan pikir, keinginan dan nafsu denga cara setiap kalumu di selaraskan dengan berdoa, dengan melantunkan puji pujian dari kitab Al Qur’an dengan membaca puji pujian akan membawa ke kusukan dan mempercepat proses dalam menyelaraskan mantra atau doa dengan tarikan nafas dan aliran darah, sanggukah“ kata ki Sudibyo

“Sanggup romo” jawab Andini

”Lantunan doa doa bisa kamu bawakan secara khusus dalam keadaan hening atau kamu dalam bekerja berdoalah di dalam hati secara terus menerus” wejangan ki Sudibyo, lanjutnya “Dan ini adalah cara komunikasi antara pembawa pusaka dan warongkonya, sampai nak Rangga bisa mendengar lantunan lantunan bacaan Al Qur’an yang kau lantunkan seperti fungsi HP di manapun kamu berada komunikasi akan berjalan terus dan ini juga tugasmu untuk memberi pengajaran kepada warongko warongko yang lain jadi kalian bukan lagi tiga tapi satu dan bersatu dalam kyai Walang Susang jelas Dini“ kata ki Sudibyo

Andini mendengar semua perkataan ki Sudibyo dan memahami makna yang tersitar di dalamnya dan Andini bertanya

“Jadi romo nanti Dini bisa berkonikasi melalui kontak batin“ tanya Andini

“Ya Dini, tapi konsekwensi dari komonikasi kotak batin kamu ngak akan bisa selingkuh atau main mata dengan siapapun sebab kamu selalu diawasi oleh nak Ragga sebaliknya nak Rangga juga ngak bisa selingkuh karena selalu diawasi oleh mu Dini, ini salah satu dari keistimewaan pembawa pusaka kyai Walang Sungsang dan warongko warongko nya” kata ki Sudibyo lanjutnya “Sebab kamu bukan lagi dua, atau tiga atau empat tapi kamu sudah menjadi satu dan saling menjaga satu sama yang lain“

“Tapi mengapa dengan romo Dini ngak bisa komonikasi secara batin dengan romo padahal status Dini adalah istri romo yang syah“ tanya Andini

“Karena romo bukan jodoh kamu yang sebenarnya, tapi romo bisa memantau kamu setiap saat dan mengawasi tindakanmu di luar sana“ kata ki Sudibyo

“Ah…romo curang…“ kata Andini sambil cemberut

“Kamu ingat ketika istri romo yang terakhir nyi Rengganis itu adalah jodoh romo yang terakhir tapi ketika meninggal kamu masih berusia 15 tahun masih kelas III SMP masih terlalu muda romo dapat melihat kalau kamu adalah pengganti nyi Rengganis karena dahimu memancarkan sinar merah yang bisa di lihat dengan mata batin romo, mau tidak mau romo harus melamar kamu demi kelangsungan Kyai Walang Sungsang yang belum menemukan pengganti romo sebagai pemegang pusaka kyai Walang Sungsang, tanpa banyak kesulitan akhirnya romo dan kamu bersatu alam bahtera rumah tangga dan di karuniai seorang putra ialah Bagas, pada akhirnya 2 tahun yang lalu romo putuskan pisah ranjang dengan maksud supaya pengganti romo segera di munculkan oleh kyai Walang Sungsang sendiri sebab kyai Walang Sungsang tidak mau terlalu lama pisah denga warongkonya, jadi kamu selalu galau dan menyalahkan diri kamu sendiri dan kamu mejadi pemurung tidak bergairah dalam menjalankan hidup ini, ya kan dan itulah salah satu ujian dari warongko kyai Walang Sungsang“ kata ki Sudibyo

“Sekarang kamu tau bahwa jodoh kamu sebenarnya adalah nak Rangga, sekarang kamu boleh tertawa dan jangan bersedih hati sebab kamu sudah ketemu dengan jodohmu yang sejati hadapilah hidupmu dengan penuh kecerian sebab kamu berhak mendapatkannya Dini“ kata ki Sudibyo

Andini hanya terdiam mendengar penuturan romo dalam hati Andini terus bersukur telah menemukan jodoh sejatinya

“Terima kasih romo atas semua penjelasan yang membuat Dini tambah mantab menghadapi kehidupan Dini kedepannya bersama mas Rangga“ Ucap Dini sambil melirik matanya ke Rangga dan membalas nya dengan senyuman dari ke dua insan yang baru di landa asmara

“Kembali ke nak Rangga” ucap ki Sudibyo

“Ya romo…“ jawab Rangga

“Nanti sebelun kamu masuk ke ruang meditasi kamu melakukan mandi besar dengan di luar ruang di dekat sumur dan sudah di sediakan ember besar dengan penuh air yang sudah di taburi kembang 7 warna dan setelah itu ritual dimulai sampai sabtu depan jam 24 00 malam minggu selanjutnya akan dilakukan pacara menyerahan Kyai Walang Sungsang dari aku ke nak Rangga sebagai penerus ku“ kata Rangga

Tak terasa waktu sudah jam 10 malam berarti bincang bincang dengan ki Sudibyo lebih dari 2 jam

“Nak Rangga dan kamu Dini romo mau istirahat dulu, pinggul romo terasa nyeri, boleh kalian lanjutkan bincang bincangnya tapi ingat nak Rangga sudah masuk masa karantina, tau maksud masa karamtina“ tanya ki Sudibyo

“Tau romo“ jawab Rangga dan Andini

Bersambung ….
Part 22
 
Kiai Walang Sungsang
Lanjutan …


Mobil yang dikemuikan Rangga sudah masuk komplek perumahan dan sudah berhenti di depan sebuah rumah ya rumah Andini yang kini menjadi tempat ingga Rangga untuk sementara. Rangga segera keluar dari daam mobil membuka pintu gerbang dan memasukan ke halaman rumah itu dan membukakan pintu untuk Andini dan mencari kunci pintu rumah dan membukakannya

Part 21: Jodoh sejati

[
URL=http://www.imagebam.com/image/9267b21351340700]
9267b21351340700.jpg
[/URL]

Dra Andini Murtiningsih, M.Pd

[
URL=http://www.imagebam.com/image/1f0a941351340806]
1f0a941351340806.jpg
[/URL]

Rangga Dipati, S.Pd

Rangga masuk dan segera duduk di sofa yang ada di ruang keluarga Andini ke dapur membuat minuman dingin dan meletakan nya di meja depan Rangga duduk Rangga menarik tangan Andini supaya duduk di sampingnya

“Udah diajeng jangan bersedih ada kangmas yang siap bertaruh nyawa untuk kebahagiaan diajeng“ kata Rangga

“Ia kangmas Dini tau itu, tapi Dini merasa ada sedikit ganjalan kalau belun cerita soall itu, sebebntar Dini ganti baju dulu biar ngak gerah” kata Andini

Andini melangkah masuk kamar depan untuk berganti pakaian dan Ranggapun masuk ke kamar belakang juga untuk salin pakaian Andini keluar dengan kaos longgar bahkan berkesan kegedean ya sebab k kaos itu memang milik Rangga dengan celana box ser juga milik Rangga

Rangga ke luar dari dalam kamar hanya menggunakan kaos singlet dan sarong yang dililitkan ke pinggang Rangga agak tekejut melihat penampilan Andini saat ini

“E diajeng tambah cantik saja pakai pakaian itu dan ambah sexy gitu“ kata Rangga

Sambil duduk disamping Andini dan Andini bergeser ke pangkuan Rangga dan Rangga menerima Andini di panguannya sambil memeluk tubuh Andini sehingga tubuh mereka saling merapat dan cup… terdengar ciuman di bibir mereka hanya sekejap memang dan pandamngan mata mereka bersatudan mereka saling usap wajah Rangga mengusap wajah Andini dengan penuh perasaan demikian juga Andni mengusap wajah Rangga dengan rasa cinta yan mendalam

Sesaat kemudian mereka berciuman kembali dan tangan Rangga yang nakal mulai menyusup kaus longgar yang dipakai Andini dan meremas gunung kembar milik Andini, Andini pun mulai merabai dada rangga yang bidang memainkan bulu bulu halus pada dada Rangga diangkatnya Tubuh Andini dan melangkah ke kamar Andini yag ada di depan dan membaringkannya di tempat tidur

Kemudian Rangga menindih tubuh Andini dan mulai mencium bibir Andini dengan lembut ke dua tangan Rangga mulai mengusap dan menyusup di balik baju kaus Andini dan mulai memejet putting Andini, dan Andini mulai mendesah pemuh nikmat, ditaknya kaus Andini ke atas hingga terlepas dan bibir Rangga langsung menyergap putting Andini mejilatinya putting nya kadang juga menedot dan dilepaskannya sehingga berbunyi plop itu dilakukan Rangga berulang kali sehingga Andini blingasan menahan gairah yang memuncak, Rangga mulai menggeser mulutnya ke bagian perut Andini yang rata dan menciuminya di sekitar pusar gara geli yang melanda Andini terus tubuhnya bergerak tak teratur menahan geli

“Mas geli banget” ucap Andini

Rangga pura pura tidak mendengar tubuhnya bergeser ke bawah lagi dan melepas celana boxser yang Andini pakai mengangkat kaki Andini yang jenjang dan mulai menciumi jari jari kakinya yang putih bersih tak bernoda begantian dari kiri ke kanan atau sebaliknya Andini mulai meleguk manja menahan geli yan amat sangat

“Mas…gel banget…“ kata Andini dengan nafas tersenggal sengal

Mulut Rangga nerayap ke betis Andini yang putih menuju ke selangkangan dan membuat tanda me rah disana

“Mas ahhhh…ahhhhh…“ desahan Andini semakin keras “Teruuus mas ennaaak banget… Aaaahhhhhh …..“

Sampailah Rangga pada menu utama, memendang sebentar memek Andini yang sudah kelihatan mengkilap dengan tonjolan daging sebesar kacang yang sudah mengeras, dirabanya memek Andini dari atas ke bawah dan sebaliknya dan di lakukan berulang ulang sampai labia mayora membuka dengan sendirinya, dijilitatinya labia Andin dengan sangat interes desahan Andini semakian keras di ciumnya daging sebesar kacang tadi dengan lembut dan bergeser ke bawah lagi jari jari angan kanan mulai menusuk ke dalam lubang cinta Andini dan mengalir cukup deras cairan cinta Andini yang di sambut dengan sedotan sedotan kuat sehingga Andini blingasan merasakan kenikmatan tak terkira sehingga tanpa sadar tangan Andin memegang kelapa Ranggga dan menekannya ke lebih dalam

“Ahhhhh …ahhhhh …ah…Mas Dini keluar…“ kata Andini,dan mata Andini mencempit sambil terus berteriak teriak

“Maaaasssss…Ahhhhhh ahhhhhh…diiii nnniiiii…mau piiiipiiiisssss “ kata Andini di barengi oleh keluarnya cairan dari memek Andini dan Rangga pun siap menerima semua cairan Andini dan menelannya dan membersihkan sisa cairan itu dengan menyapu lidahnya ke atas kebawah nenurut alur garis memek Andini yang melintang dari atas kebawah setelah bersih dari cairan Rangga membaringkan tubuhnya di sebelah tubuh Andini dan mencium kening Andini dan Andini tersenyum manis sambil menatap Rangga dengan penuh cinta dan mengatur kembali nafasnya yang bekejar kejaran

Andini mau duduk dan memegang penis Rangga yang udah tegang 100%, tapi Rangga menahan tubuh supaya tetap berbaring di sebelahnya, dan meredakan nafsu birahinya sendiri

“Ngak perlu diajeng nanti setelah ritual aja kita lanjutkan“ kata Rangga sambil mengatur nafas nya dan meredakannya

Andini tersenyum sendiri dan semakin kagum dengan Rangga yang bisa menahan gejolak biahi yang sangat memuncak itu

“Semakin sayang deh Dini ke kangmas…“ kata Andini sambil membelai muka Rangga dengan mesra

“Sekarang tidur dulu diajeng, critanya besok saja setelah Ritual berakhir Rangga takut malah menjadi beban saat ritual“ kata Rangga

Andini mencium bibir rangga dengan penuh kasih sayang dan memposisikan tubuh Andini supaya membelakanginya dan ke dua tangan Rangga memeluk tubuh telanjang Andini dan Andini puas dan rasa ngantuk melanda dan tidak lama kemudian terdengar nafas Andini yang teratur dan lembut Andini tertidur dengan senyuman manis di bibirnya

Rangga turun dari tempat tidur mengambil selimut dan menyelimuti Tubuh Andini yang tertidur dalam keadaan telanjang Rangga memposisiskan dirinya dan tidur di samping Andini sambil memeluknya

Dua jam mereka tidur bersama jam lima Andini terbangun dan membuka selimut dan tersenyum sendiri tidur dalam keadaan telanjang dan Rangga masih pulas di sampingnya dengan perlahan lahan Andini bergeser turun dari tempat tidurnya dan melangkah ke kamar mandi yang berada di luar kamar tidur dan berpakaina kembali dengan pakaina yang tadi dipakainya lagi sementara Andini ke dapur membuat kopi untukRangga dan teh manis untuk dirinya dan masuk ke dalam kamar dan membangunkan Rangga dalam tidurnya

“Sayang, bangun gih udah sore nih…“ kata Andini sambil mennyentuh lengan Rangga dan Ranggapun terbangun dan melihat bidadari cantik duduk sisamping pembaringan tersunyum manis ke padanya

“Masih malas diajeng…“ kata Rangga

“ih…kangmas kok jadi males sih…“ kata Andini

“Cium dulu dong…“kata Rangga sambil memajukan bibirnya

Andini tersenyum sambil mencium bibir Rangga dengan mesra

“Yap…“ kata Rangga Bangun sambil tersenyum

----skip----



Malam harinya di Rumah ki Sudibyo

Setelah makan malam bersama dan ini makan terakhir sebelun ritual dan setelah Rangga tidak boleh makan apapun selain minum putih, kini ki Sudibyo, Rangga dan Andini berbincang

“Sudah siap nak Rangga“ kata Sudibyo

“Saya siap romo“ jawab Rangga

“Sudah di baca buku panduan untuk pelaksanaan Ritual“ tanya lagi ki Sudibyo

“Sudah saya baca dan sudah mengerti isi dari buku panduan itu“ jawab Rangga

“Sudah hafal mantra mantra yang hasus di baca dan bukan di hafalkan saja tapi harus meresap ke dalam hati sanubari harus mengalir di setiap aliran darahmu dan harus selaras dengan setiap tarikan nafasmu“ kata ki Sudibyo

“Semetara saya sudah hafal ke 5 mantra atau doa yang ada di dalam buku panduan tinggal menyelaraskan dengan aliran darah dan tarikan nafas, romo“ kata Rangga

“Coba aku ingin dengar dari yang pertama“ kata ki Sudibyo

Rangga berdiam dan konsentrasi mengucapkan mantra mantra atau doa doa dalam bahasa jawa bercampur bahasa sansekert atau bahasa jawa kuno yang sulit di mengerti artinya setelah menghafal dari mantra mantra yang ada di ucapkan dengan benar ki Sudibyo menjelaskan arti doa satu persatu dan kegunaan nya untuk melaksamakan ritual sebab menurut ki Sidibyo tidak akan mudah menyelaraskan mantra mantra dengan aliran darah dan tarikan nafas ini sebab antara alam pikir dan tarikan nafas juga harus selaras sementara ini hanya alam pikir yang bekerja belum merasuk ke tarikan nafas apalagi meresap ke aliran darah

Rangga hanya terdiam menerima wejangan dari ki Sudibyo hanya tertuduk dan meresapkan di dalam hati setiap kata yang terucap dari mulut ki Sudibyo

Dalam ritual yang akan di jalankan ini juga sebagai sarana latihan untuk menyelaraskan mantra mantra atau doa doa tadi biar bisa merasuk ke setiap pembuluh darah dan nadi dan nanti bisa nak Rangga rasakan bedanya setelah ritual selesai

“Dan kamu Dini…“ kata ki Sudibyo

“Ya Romo…“ jawab Andini

“Kamu harus siap membantu nak Rangga dalam ritualnya, sanggup kah?“ kata ki Sidibyo

“Sanggup romo, bagai mana caranya“ jawam Andini

“Selama nak Rangga melakukan ritual meksu broto, kamu juga harus bisa mengendalikan pikir, keinginan dan nafsu denga cara setiap kalumu di selaraskan dengan berdoa, dengan melantunkan puji pujian dari kitab Al Qur’an dengan membaca puji pujian akan membawa ke kusukan dan mempercepat proses dalam menyelaraskan mantra atau doa dengan tarikan nafas dan aliran darah, sanggukah“ kata ki Sudibyo

“Sanggup romo” jawab Andini

”Lantunan doa doa bisa kamu bawakan secara khusus dalam keadaan hening atau kamu dalam bekerja berdoalah di dalam hati secara terus menerus” wejangan ki Sudibyo, lanjutnya “Dan ini adalah cara komunikasi antara pembawa pusaka dan warongkonya, sampai nak Rangga bisa mendengar lantunan lantunan bacaan Al Qur’an yang kau lantunkan seperti fungsi HP di manapun kamu berada komunikasi akan berjalan terus dan ini juga tugasmu untuk memberi pengajaran kepada warongko warongko yang lain jadi kalian bukan lagi tiga tapi satu dan bersatu dalam kyai Walang Susang jelas Dini“ kata ki Sudibyo

Andini mendengar semua perkataan ki Sudibyo dan memahami makna yang tersitar di dalamnya dan Andini bertanya

“Jadi romo nanti Dini bisa berkonikasi melalui kontak batin“ tanya Andini

“Ya Dini, tapi konsekwensi dari komonikasi kotak batin kamu ngak akan bisa selingkuh atau main mata dengan siapapun sebab kamu selalu diawasi oleh nak Ragga sebaliknya nak Rangga juga ngak bisa selingkuh karena selalu diawasi oleh mu Dini, ini salah satu dari keistimewaan pembawa pusaka kyai Walang Sungsang dan warongko warongko nya” kata ki Sudibyo lanjutnya “Sebab kamu bukan lagi dua, atau tiga atau empat tapi kamu sudah menjadi satu dan saling menjaga satu sama yang lain“

“Tapi mengapa dengan romo Dini ngak bisa komonikasi secara batin dengan romo padahal status Dini adalah istri romo yang syah“ tanya Andini

“Karena romo bukan jodoh kamu yang sebenarnya, tapi romo bisa memantau kamu setiap saat dan mengawasi tindakanmu di luar sana“ kata ki Sudibyo

“Ah…romo curang…“ kata Andini sambil cemberut

“Kamu ingat ketika istri romo yang terakhir nyi Rengganis itu adalah jodoh romo yang terakhir tapi ketika meninggal kamu masih berusia 15 tahun masih kelas III SMP masih terlalu muda romo dapat melihat kalau kamu adalah pengganti nyi Rengganis karena dahimu memancarkan sinar merah yang bisa di lihat dengan mata batin romo, mau tidak mau romo harus melamar kamu demi kelangsungan Kyai Walang Sungsang yang belum menemukan pengganti romo sebagai pemegang pusaka kyai Walang Sungsang, tanpa banyak kesulitan akhirnya romo dan kamu bersatu alam bahtera rumah tangga dan di karuniai seorang putra ialah Bagas, pada akhirnya 2 tahun yang lalu romo putuskan pisah ranjang dengan maksud supaya pengganti romo segera di munculkan oleh kyai Walang Sungsang sendiri sebab kyai Walang Sungsang tidak mau terlalu lama pisah denga warongkonya, jadi kamu selalu galau dan menyalahkan diri kamu sendiri dan kamu mejadi pemurung tidak bergairah dalam menjalankan hidup ini, ya kan dan itulah salah satu ujian dari warongko kyai Walang Sungsang“ kata ki Sudibyo

“Sekarang kamu tau bahwa jodoh kamu sebenarnya adalah nak Rangga, sekarang kamu boleh tertawa dan jangan bersedih hati sebab kamu sudah ketemu dengan jodohmu yang sejati hadapilah hidupmu dengan penuh kecerian sebab kamu berhak mendapatkannya Dini“ kata ki Sudibyo

Andini hanya terdiam mendengar penuturan romo dalam hati Andini terus bersukur telah menemukan jodoh sejatinya

“Terima kasih romo atas semua penjelasan yang membuat Dini tambah mantab menghadapi kehidupan Dini kedepannya bersama mas Rangga“ Ucap Dini sambil melirik matanya ke Rangga dan membalas nya dengan senyuman dari ke dua insan yang baru di landa asmara

“Kembali ke nak Rangga” ucap ki Sudibyo

“Ya romo…“ jawab Rangga

“Nanti sebelun kamu masuk ke ruang meditasi kamu melakukan mandi besar dengan di luar ruang di dekat sumur dan sudah di sediakan ember besar dengan penuh air yang sudah di taburi kembang 7 warna dan setelah itu ritual dimulai sampai sabtu depan jam 24 00 malam minggu selanjutnya akan dilakukan pacara menyerahan Kyai Walang Sungsang dari aku ke nak Rangga sebagai penerus ku“ kata Rangga

Tak terasa waktu sudah jam 10 malam berarti bincang bincang dengan ki Sudibyo lebih dari 2 jam

“Nak Rangga dan kamu Dini romo mau istirahat dulu, pinggul romo terasa nyeri, boleh kalian lanjutkan bincang bincangnya tapi ingat nak Rangga sudah masuk masa karantina, tau maksud masa karamtina“ tanya ki Sudibyo

“Tau romo“ jawab Rangga dan Andini

Bersambung ….
Part 22
Update sitik joss........
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd