Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Maaf, Aku tak sealim penampilanku (No SARA)

Status
Please reply by conversation.
Chapter 9

Sebuah Rencana

“Dek firda?” ucap mbak liya dan mang dedi nyaris bersamaan,

Aku bingung dengan respon yang harus kuberikan saat ini, haruskah aku terkejut ? atau haruskah aku marah dengan pemandangan yang baru saja kulihat ini ?

“ehhh anuu” ucapku bingung,

Kulihat mang dedi buru – buru memasukan kembali penisnya sedangkan mbak liya mulai merapihkan hijabnya yang agak berantakan,

“Ada apa dek firda kesini?” ucap mbak liya mendekatiku,

“anu mbak, mau ngambil kembalian hehe” ucapku terbata – bata,

“ohh begitu, tolong yah mang” ucap mbak liya sopan kepada mang dedi,

Mang dedi yang agak panik pergi menuju gerobaknya untuk mengambil kembalian yang sempat tertinggal,

“jadi, udah berapa lama dek firda disini?” bisik mbak liya mulai menginterogasiku,

“baru kok, iya baru mbak” jawabku,

“beneran?” jawab mbak liya sambil tersenyum,

“iya beneran kok” jawabku ketakutan,

“yasudah tak apa, diem – diem aja yah” jawab mbak liya dengan begitu tenang,

Aku bingung, bagaimana bisa mbak liya setenang ini ketika aksinya ketahuan olehku, atau jangan – jangan mbak liya yang telah menggoda mang dedi ? kalau dipikir – pikir kenapa mbak liya bisa ada disini kalau tidak ada keperluan apapun ?

Aku terkejut ketika tanganku diraba oleh mbak liya, akupun menatap wajahnya dan kulihat dirinya tersenyum ke arahku, sesaat aku tersipu malu karenanya, wajahnya begitu cantik sekali, entah kenapa diriku jadi deg – degan,

“kalau dilihat dari dekat, kamu cantik banget yah dek” ucap mbak liya,

“ehhh, hehe, makasih mbak” jawabku tersipu malu,

“kulitmu juga mulus banget,” puji mbak liya sambil membelai pipiku,

Aku Kembali tersipu malu, entah kenapa jantungku semakin berdegup dengan kencang, kulihat ke arah mang dedi kenapa dirinya lama banget untuk mengambil kembalian untukku, ingin rasanya segera pergi dari situasi yang tak nyaman ini,

“uhhmmmmmmm” aku terkejut sekali dibuatnya,

Mataku sampai terbelalak ketika ada sesuatu yang menyentuh bibirku, tidak hanya itu payudaraku juga sedang diraba oleh seseorang yang sangat kupercaya, secara reflek aku mendorongnya menjauh dariku, aku merasa jijik bagaimana bisa ada seorang wanita yang memberiku kecupan di tempat terbuka seperti ini,

“apa yang mbak liya lakukan?” ucapku sambil menyeka bibirku,

“hihi, maaf , abis kamu cantik banget sih” ucap mbak liya tertawa,

Sejenak aku berfikir dalam fikiranku, dimana mbak liya yang selama ini kukenal ? apa yang sebenarnya terjadi pada mbak liya ? inikah sifat aslinya yang selama ini tak kuketahui ? atau jangan – jangan ini merupakan akibat dari pergaulannya dengan mang dedi ?

“ahhhhhh, kenapa?” ujarku terkejut ketika tangan mbak liya Kembali berada di payudaraku,

Sambil tersenyum mbak liya meremas payudaraku dari luar daster yang kukenakan, entah kenapa remasannya begitu nikmat terasa di dadaku, ketika aku menatapnya, ia tersenyum begitu tulus kepadaku, semakin lama aku menatapnya aku semakin terhipnotis, rasa nikmat di payudaraku membuat nafsuku mengatakan bahwa mbak liya terlihat begitu cantik dan aku suka padanya,

“mbakkk toolloongg lepasskannn” bisikku memohon,

“ssstttt hihihi, kamu beruntung banget sih punya payudara yang kenceng seperti ini” puji mbak liya,

Aku mendesah dan memejamkan mata ketika jemarinya mulai memelintir putingku, entah kenapa diriku semakin hanyut oleh remasan yang dilakukan oleh sesama wanita seperti mbak liya, ketika aku membuka mata, aku semakin tertarik dengan wajah mbak liya yang sangat ayu ini, aku pun memperhatikannya, sesaat wajahnya mirip artis ‘citra kirana’ yang baru saja mendapatkan anak pertamanya,

Kurasakan wajah mbak liya semakin mendekat kearah wajahku, kurasakan hembusan nafasnya semakin kuat dan tiba – tiba kurasakan bibirnya telah menyentuh bibirku dengan lembut,

“ehhmmmm, uuhhmmm, uuhhmmmmm” desah kami berdua,

Entah kenapa aku menikmati percumbuan ini, bibir kami saling memagut dengan pelan, kurasakan payudara kananku juga diremasi dengan begitu nikmat, apa ini ? kenapa begitu nikmat untuk kurasakan ?

Sesaat mbak liya melepaskan cumbuannya yang membuatku membuka mataku, kulihat dirinya tersenyum dan membuat wajahku memerah karena malu, ia kembali mencumbuiku dan tangannya perlahan mulai masuk ke dalam dasterku,

“ehhhmmmm, ahhhhhhh, ahhhhhhhhh” aku memejamkan mata, aku menikmati tiap sentuhan yang mbak liya berikan untuku, terlebih ketika jemarinya masuk ke dalam dasterku dari bawah, kurasakan vaginaku berdenyut ketika jemarinya mulai berada disana,

Saking nikmatnya , tak sadar aku sudah dalam posisi tiduran, mbak liya pun mengangkat dasterku hingga perut sampai kakiku terlihat, dengan penuh kelembutan ia melepaskan celana dalamku dan memainkan vaginaku yang semakin basah dibuatnya,

“udah basah banget nih hihihi” ucap mbak liya yang membuat wajahku semakin memerah,

“ehhmmmm, ehhmmmmm” desahku ketika mbak liya mulai fokus memainkan jemarinya di vaginaku,

Akupun bangkit dalam posisi duduk, kulihat wanita ayu itu tak merasa jijik untuk memainkan vaginaku, akupun memejamkan mata, aku menggigit bibir bawahku, terdengar ada suara seperti suara obokan air diantara selangkanganku,

“ahhhhhhhhhhh” tak kuasa aku mendesah ketika kurasakan lidahnya mulai aktif menjilati vaginaku,

“ehhmmmm, ehhmmmmm” aku menikmati semua ini hingga tak sadar aku meremasi payudaraku sendiri yang sudah mulai terlihat tanpa penutup apapun lagi,

“sluurrppp, ehhmmm, slluurpppp, ehhmmm” desah mbak liya dengan nafsunya,

Lidahnya dengan aktif menjilati bibir vaginaku, tak cuma itu mulutnya bahkan ikut mencaplok vaginaku , terkadang ia juga menggigit klitorisku dengan perlahan, hal ini sungguh nikmat, membuatku semakin terangsang dibuatnya,

“gimana dek, enak kan?” ucap mbak liya tepat dihadapan wajahku,

Belum sempat aku menjawab, bibirnya sudah kembali berada di bibirku, kurasakan ada sesuatu yang berbeda dari percumbuan ini, aku merasakan sesuatu yang asin di mulutnya, atau jangan – jangan ini merupakan rasa dari cairan cintaku ?

“uhhmmmmpphhhhh” kurasakan percumbuan kami semakin bernafsu, sepertinya mbak liya sudah sangat terangsang setelah menikmati tubuhku, kami saling memejamkan mata, bibir kami saling bertubrukan dan lidah kami saling bersentuhan,

9-2.jpg

Tanpa terduga mbak liya mengangkat dasterku dan meloloskannya dari arah kepalaku, aku terkejut bukan main, kini aku telah telanjang bulat didepan umum, hanya hijabku saja yang masih menutupi kepalaku, akupun merasa malu dan hendak menutupi tubuhku ini, namun mbak liya dengan cekatan mendekati tubuhku dan mencumbui payudaraku,

“ahhhhhhhh” rasanya sungguh luar biasa ketika mbak liya menyusu di payudaraku, tidak hanya itu, tempat yang kami gunakan juga sangat ekstrim dan rawan untuk ketahuan, seketika aku mengingat sesuatu,

‘astaga mana mang dedi?’

Kulihat mang dedi sudah mengeluarkan penis saktinya dan berdiri mematung disamping gerobak sayurnya, matanya terpaku menatap aksi kami, kulihat penisnya begitu menggairahkan ketika mang dedi mengocoknya, bentuknya yang tak disunat membuat kepala penisnya sesaat tertutup oleh kulupnya dan sesaat terlihat ketika mang dedi mengocoknya,

Aku semakin bernafsu dibuatnya, darahku berdesir ke seluruh tubuhku merasakan payudaraku terus dicumbui oleh mbak liya, ketika melihat mang dedi mengocok penisnya sambil menatapku, membuat nafsuku semakin liar dan tak terkendali,

Sesaat aku melihat mbak liya mengangkat dasternya, ia pun mendekatkan pinggulnya ke arahku ? apa gerangan yang akan ia lakukan padaku ?

“ahhhhhhhh” desahku hingga memejamkan mata,

Aku mendesah begitu nikmat ketika vaginanya mulai menyentuh vaginaku, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika vagina kami saling bergesekan,

“ahhhh hahhhhh, ahhhhhhh” mata kami saling menatap, ku lihat wajahnya telah dipenuhi oleh hawa nafsu, jemari kami saling mengait dan kami kembali bercumbu menikmati momen langka yang telah kami buat,

“ahhhhhhh, hahhhhhhhhhh” nafasku sudah tak mampu aku atur, gesekan yang ku terima di alat kelamin kami membuat nafsuku semakin memuncak,

Posisiku yang sedang tertidur membuatku pasrah, mbak liya yang tengah menindihiku terus mencumbuiku sambil menggesekan vaginanya, nafsu kami semakin memuncak, terutama diriku, aku tak mampu menahannya lagi,

Tiba – tiba seseorang pun datang dan menyelipkan sesuatu diantara 2 kelamin kami yang sedang bergesek, siapa lagi kalau bukan mang dedi, dengan tiba – tiba ia yang sudah tak mampu menahannya lagi menyelipkan penisnya dari arah belakang membuat kelaminnya terhimpit oleh kelamin kami,

9-1.jpg

Mbak liya pun tersenyum ketika mang dedi datang, dengan penuh nafsu mang dedi melepaskan daster yang mbak liya kenakan dan membuangnya ke luar pos ronda, akhirnya aku Kembali melihat tubuh polos mbak liya setelah sekian lama, mang dedi yang sudah sangat bernafsu menggerakan pinggulnya yang membuat kelamin kami Kembali tergesek, tangannya pun meremasi payudara liya dari belakang dan bibirnya mencumbui bibir liya dengan penuh nafsu,

“ehhhmmm, ahhhh ahhhhhhh” desahku,

Kurasakan penis mang dedi begitu kasar menggesek bibir vaginaku, aku begitu bernafsu dibuatnya belum lagi ketika melihat mbak liya dicumbu dengan begitu mesra oleh mang dedi tepat didepan mataku,

“ahhhhhhhhhhhhh” aku sudah tak tahan lagi, nafasku semakinn memburu,

Mbak liya yang mendengar desahanku terasa semakin berat lantas memberikan tanda ke mang dedi untuk beraksi,

“boleh dek?” tanya mang dedi pada liya,

“sekali ini aja boleh” jawabnya,

Mbak liya langsung bangkit dari posisinya dan membiarkan mang dedi fokus untuk menghadapiku, aku pun bingung apa yang akan dilakukan oleh mereka, tiba – tiba mang dedi menarik kedua tanganku dan penis besarnya pun masuk ke dalam vaginaku,

“lohhhhhh??” ujarku terkejut,

Tanpa menunggu lama , mang dedi langsung menggempur vaginaku dengan tempo cepat, saking cepatnya payudaraku semakin berguncang dengan begitu indah, mataku terpejam, dan birahiku semakin tak karuan dibuatnya,

“Ahhhhhhh, ahhhhhh, ahhhhhhh” desahku,

Aku semakin tak kuasa menahannya, aku tak sanggup lagi menahan semua ini, sodokan mang dedi terlalu kuat, apa ini ? kenapa lagi – lagi vaginaku kembali dimasuki oleh penis orang lain selain suamiku ???

Namun aku tak bisa bohong bahwa aku menikmati semua ini, terlebih dengan rangsangan yang diberikan oleh mbak liya tadi, oh yah mana mbak liya ?

Mbak liya kembali mendatangiku, tubuhnya yang hanya terbalut oleh jilbabnya saja mendekati wajahku dan kembali mencumbuiku, tangannya dengan nakal juga memainkan putingku, aku tak tahan lagi, aku ……..

“uhhmmm, uuhhmmm, eehhmmmmmmmm, uuhhmmmmmm” desahku tertahan,

Aku tak kuasa lagi, kurasakan gelombang di dalam tubuhku mulai mengalir deras, mungkin inikah waktunya ? waktu yang paling dinantikan ketika bercinta ? akhirnya ditengah sodokan mang dedi yang semakin kuat, aku pun mendapatkan orgasmeku yang tertahan oleh penisnya,

“euuuhhhnmmmmm” beruntung mulutku tertahan oleh cumbuan mbak liya , sehingga suaraku tak begitu keras terdengar oleh orang lain,

Aku pun terkapar dibuatnya, ketika mereka sadar aku telah mendapatkan sesuatu yang ingin mereka dapatkan, mereka segera meninggalkanku, terlebih mang dedi yang sudah dipenuhi oleh hawa nafsu ketika melihat aksi nakal kami langsung mendekati mbak liya dan mencumbuinya,

“ssstttt diam – diam aja yah” ucap mbak liya berkata kepadaku,

Aku tak bisa menjawabnya, diriku telah kelelahan, aku merangkul tubuhku sendiri, aku merasa jijik, bagaimana bisa tubuhku sudah dilecehi oleh sesama wanita ? apa aku sudah tidak normal ? tidak, aku masih normal, aku masih menyukai penis lelaki, tapi apakah aku menyukai vagina milik wanita lain ?

“Ahhhhh ahhhhh ahhhhhhh” kudengar ada suara desahan dan rupanya mbak liya yang sedang dalam posisi menungging tengah disodok oleh mang dedi,

“oh yah neng firda, itu kembaliannya ada digerobak, nanti ambil sendiri yah” ucap mang dedi disela – sela persetubuhannya dengan mbak liya,

Aku segera mengambil pakaianku satu persatu, segera aku mengenakannya kembali dan segera mengambil kembalianku,

Aku buru – buru meninggalkan tempat itu, aku pun mengintip ke belakang sejenak, kudengar suara desahannya masih terdengar hingga tempat ini, padahal jarak antara diriku sekarang dengan pos ronda tersebut cukup jauh,

Ini gila, aku sudah tak mengenali mbak liya yang sekarang, ada apa dengannya ? ia sudah sangat berubah ? mungkinkah karena hawa nafsunya ? atau mungkin ia melakukannya agar aku tak membuka mulut ?

“bruukkkk” Tak sadar aku menabrak sesuatu hingga diriku terjatuh karena terlalu memikirkannya,

“maaf, apa kamu gpp?” ucapnya,

“ehh gpp kok, aku yang salah udah nabrak hehe” jawabku,

“kalau gak salah namamu mbak firda yah, mbak firda temennya liya kan ?” ucapnya yang membuatku terkejut,

‘lohh inikan suaminya mbak firda !!!!’ batinku,

“ehhh, hehe iya mas” jawabku,

“lihat istriku gak? Tadi bilangnya mau beli sayur tapi kok lama banget yah belum kembali” tanyanya padaku,

“ohh tadi aku lihat ada disannnn .…… oopsss” ucapku keceplosan,

Mbak liya kan sekarang sedang bersama mang dedi, apa yang baru saja kukatakan !!!

“ohh begitu, terima kasih yah, permisi” ucap suami liya menuju kearah yang ku tunjuk,

‘Aduh ini gimana ?’ kulihat suaminya semakin menjauh dariku, entahlah aku tak mau terlibat urusan dengannya, aku pergi aja kalau begitu’ batinku tak peduli,

***

9-3.jpg

Sementara itu, disebuah ruangan yang tertutup, terdengar ada suara pembicaraan yang dilakukan secara sembunyi – sembunyi oleh sepasang pria, mereka seperti merencanakan sesuatu, ada apa sebenarnya ?

“menurut lu gimana gus? Haruskah kita maju ke langkah selanjutnya ?” ucapnya dengan nafas yang terengah – engah,

“boleh juga jang, lagipula kita udah cukup lama memulai semua perencanaan ini” jawab agus sambil memejamkan mata,

“plakkkkkkk” terdengar suara tamparan,

“kalau menurut lu gimana ? hahahahhah” ucap ujang sambil tertawa,

Sementara itu diantara mereka terdapat wanita yang sudah tak mengenakan pakaian apapun lagi, pakaiannya telah berserakan di lantai termasuk hijabnya, dalam keadaan telanjang itu ia tengah menungging dengan pasrah, ia merasakan perih ketika bokongnya ditampar oleh pria bertubuh kurus yang sedang menyodoknya dari arah belakang, sementara mulutnya telah dipenuhi oleh penis hitam milik seseorang yang mengenakan seragam satpam,

“ehhmmm ehhmmmm ehhmmm” desah wanita tersebut,

“gillaaaa, 2 bulan lebih kita bisa ngerasain memeknya tapi kok , ahhhhhh, masih rapet aja nih memeknya” gumam ujang,

“hahahah baguslah jang, barang langka nih, mungkin kita harus bagi - bagi biar orang lain bisa merasakan kebahagiaan yang sedang kita rasakan” ucap agus yang membuat mata wanita tersebut terbelalak karena marah,

“ahhhh ini diiaaa, ahhhh ahhhhhh” gumam ujang ketika ia merasakan ada sesuatu yang akan meledak dari dalam dirinya,

“lu mau keluar jang? yaudah keluarin dehh, gue mau istirahat dulu” ucap agus melepaskan penisnya dari mulut wanita tersebut,

Ujang tersenyum, kini ia menguasai tubuh wanita tersebut seutuhnya, ia pun menaikan tubuh wanita tersebut sehingga membuatnya bisa menyetubuhinya dalam posisi berdiri,

“Ahhhhh, ahhhhh, ahhhhhhh” desah wanita tersebut ketika penis ujang semakin cepat mengobok - ngobok vaginanya,

“tidakkk , ahhhh, jangann direkamm lagiiii, ahhhhhhh” ucap wanita tersebut sambil berusaha menutupi wajahnya,

“jang coba lu pegangin tangannya dulu,” ucap agus sambil memegangi Hp nya,

“ayolah mbak maya, kaya baru pertama kali aja, udah sering juga kan ? sapa tau mbak maya bisa jadi artis bokep yang terkenal suatu saat nanti hahahhaha” tawa ujang sambil memegangi tangannya,

“toloonnggg henttiikkaaannnn” ucap maya dengan penuh permohonan,

Dalam posisi berdiri itu, ujang terus menyodok tubuh maya hingga payudaranya bergoyang dengan begitu menggoda, rambutnya yang panjang tergurai begitu indah menutupi punggungnya, dalam keadaan pasrah wajahnya memelas agar 2 cecunguk ini mau berbaik hati untuk melepaskannya dari siksaan birahi yang telah ia alami selama berbulan - bulan,

Ujang semakin bernafsu untuk menyodoknya, dada mayu pun semakin maju ke depan, hal ini membuat agus tersenyum yang sedang berada tepat dihadapan mereka, maya yang dalam keadaan marah mencoba memalingkan wajahnya dari kamera,

Namun yang namanya tubuh tak bisa dibohongi, tiap gesekan yang dilakukan ujang di dalam vaginanya membuat maya merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak sadar ia pun menggigit bibir bawahnya dan memasang ekspresi yang dipenuhi oleh hawa nafsu didepan kamera,

“ahhhh ahhhhhhh gue gak tahan lagi, ahhhh ahhhhh, aarrrrgghhhhhhhhhhh” desah ujang,

Ia pun menancapkan penisnya sedalam - dalamnya di vagina milik maya dalam posisi berdiri, ketika semprotan dari penis ujang mengisi rahimnya, maya merasakan kekecewaannya kembali, lagi - lagi untuk kesekian kalinya vaginanya telah diisi oleh sperma lelaki, ia khawatir bahwa dirinya akan hamil oleh lelaki yang ia benci,

Sesaat ujang pun melepaskan penisnya dari dalam vagina maya, ketika itu cairan yang sangat kental keluar dari dalam vaginanya membasahi lantai, maya ambruk, tubuhnya sudah sangat lelah karena terlalu sering digempur oleh 2 orang begundal ini,

Dalam keadaan lelah itu maya mulai terbayang oleh pikiran yang selalu menghantuinya, pikiran mengenai calon suaminya yang bernama aziz, akankah ia masih mau menerima dirinya walau vaginanya sudah sering dibanjiri oleh sperma milik orang lain ? sesaat air mata mulai turun membasahi pipinya,

Dalam posisi tengkurap itu, dirinya mendengar suara langkah kaki yang semakin dekat kearahnya, ia pun menoleh ke asal muasal suara tersebut, Agus dengan penis hitamnya telah mendekat sambil membisikan sesuatu,

“inget rencana yang udah kita bahas selama ini, mau gak mau lu harus jalanin rencana tersebut secepatnya, mengerti ?” bisik agus,

“mengerti tuan” jawab maya sesenggukan,

Agus pun tersenyum dan segera mememegangi pinggulnya, ia menaikan sedikit agar ada ruang untuk memasukan penisnya yang sudah sangat rindu untuk pulang ke rumahnya,

“ehhmmmm” desah maya dengan pasrah,

Agus tersenyum, ia mulai menggerakan pinggulnya dan merasakan sedikit demi sedikit penisnya tergesek oleh dinding vaginanya yang sempit, dalam keadaan tengkurap maya harus kembali merasakan vaginanya digenjot oleh penis yang sangat ia benci,

“Ahhhhhhh , ahhhhhh , ahhhhhhh” maya pun mendesah dengan air mata yang turun membasahi pipinya,

‘maafkan aku mas aziz, jangan pernah pergi tuk tinggalkan aku’ batin maya,

~To be Continued
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd