Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bumil Fucker

Nyimak suhu.. ditunggu bumil2 selanjutnya
 
*BUMIL FUCKER : MANGSA KEDUA*



Hari-hari kulalui dengan seperti biasa. Hingga tiba saatnya libur semester. Waktu yang kunantikan untuk melepas istirahat sejenak dari kepenatan kuliah. Gila banget semester ganjil kemarin. Sampai kaya ngga ada waktu istirahat.
Kemudian aku berencana untuk kembali ke kampung halaman di Jawa Tengah. Barang-barang telah kupersiapkan. Seminggu kemudian aku telah sampai di rumah. Huh, akhirnya liburan sebentar. Aku kemudian bingung mau kemana, kemudian aku meraba dompetku.
"Anjir, tinggal segini" batinku. Kemudian terbesit olehku untuk bekerja part time untuk mendapatkan uang jajan, mumpung liburan. Kemudian aku mencari lowongan pekerjaan di internet dan media sosial. Setelah dapat pekerjaan itu, aku kemudian bekerja part time sebagai pramuniaga di sebuah toserba di kotaku. Lumayan 200 ribu per Minggu buat uang jajan.
Hari-hari setelahnya kulalui dengan santai. Siang bekerja, malam begadang atau keluyuran. Suatu siang saku celana jeansku bergetar. Ternyata notifikasi pesan WhatsApp. Kubaca ternyata dari teman kuliah ku dulu. Namanya Widayanti. Sebenarnya bukan hanya teman kuliah, namun pernah menjalin kasih denganku. Namun hubungan itu hanya bertahan selama 5 bulan karena dia terlalu sange tiap kali bertemu. Aku memang menginginkan untuk mencobanya saat awal kuliahku dulu, tapi akal sehatku memintaku untuk menjaga masa depan kami berdua. Dengan berat hati aku dan dia berpisah. Dia dulu tampaknya kecewa sekali sampai bergabung dengan kelompok Islam yang terlalu radikal menurutku, yang ditandai dia mulai berpikir harus menjalani hidup seperti manusia abad ke 7, dengan memakai cadar misalnya. Dia dan aku lulus kuliah diploma pada tahun yang sama. Namun kami wisuda di bulan yang berbeda. Dia kudengar sebelum wisuda sudah dilamar orang yang sepaham dengannya. Dia lalu lanjut ke pesantren di Jawa Timur. Sedangkan aku lanjut kuliah Sarjana, yang juga di Jawa Timur.
Aku membaca pesannya, ternyata dia menanyakan aku sedang dimana, dan dia bercerita kalau sudah menikah dan berdomisili di kotaku. Dia ingin bertemu denganku. Lalu kubalas dengan menanyakan apakah suaminya tidak apa-apa jika menemuinya. Karena pasti manusia berpaham seperti itu sangat keras soal hubungan. Pertemanan lawan jenis saja sangat dibatasi, apalagi yang seperti ini. Dia menjawab dengan menyakinkan kalau tidak apa-apa. Bahkan tidak perlu takut. Aku menjawab akan bertemu dengannya. Dia kemudian memberikan alamatnya, yang ternyata terletak di perbatasan kota dengan kabupaten. Di sebuah perumahan yang menurutku elit jika dibaca dari namanya.
Aku lalu melanjutkan pekerjaanku di toserba. Setelah selesai pada sore hari, aku pun pulang dengan segera beristirahat. Malam harinya aku bersiap menuju kediaman temanku tersebut. Dengan motor bebek kopling kesayanganku aku melaju santai ke kediamannya. Memasuki gerbang perumahan, aku menanyakan rumah temanku pada satpam. Satpam memberitahukan lokasinya di gang terakhir, rumah warna hijau. Tak, sesuai dengan prinsip konyol mereka pikirku.
Tak sulit menemukan rumah itu, karena cat dan gang yang gampang ditemukan. Aku kemudian menelpon temanku. Dia kemudian menyuruhku untuk segera membuka gerbang rumahnya dan memasukkan motorku. Aku melihat di sekitar rumahnya banyak rumah yang sepi dan belum dihuni. Aku pun mendekati pintu dan saat bersamaan dia menyambutku. Dengan berpakaian gamis panjang warna coklat, cadar hitam yang menutupi mukanya (aku memang benci melihat wanita bercadar di Indonesia, buat apa gitu). Tapi agak membuatku kaget adalah jalannya yang agak terlihat berat membusung ke depan, seolah sedang hamil tua.
"Hai, ayo masuk." Ajak dia menyuruhku untuk segera masuk. Setelah duduk di ruang tamu, aku pun menyadari bahwa sudah disediakan cemilan dan teh hangat untukku, yang berarti dia sudah bersiap tadi. Kami duduk saling berhadapan. Dia lalu berbasa-basi denganku.
"Tadi kamu kena macet ngga ?" Tanyanya
"Ngga kok, santai tadi" jawabku
"Minum dulu, udah aku siapin teh"pintanya
"Eh iya" kuseruput teh itu. Sambil aku lihat dia yang kayaknya memang sedang hamil tua. Aku tidak begitu jelas seberapa besar perutnya karena tertutup gamisnya, dan juga dia sebenarnya lebih tinggi 5 cm dariku. Aku 170 cm dan dia 175 cm.
"Suamimu mana ?" Tanyaku secara acak setelah meminum tehnya.
"Itu yang ingin aku bicarakan denganmu." Katanya. Ada apa ini kok menjadi serius.
"Maksudmu ?" Tanyaku
"Aku baru saja cerai 6 bulan yang lalu. Setelah 5 bulan menikah, aku baru tahu ternyata dia memiliki kekasih simpanan di Jogja. Hatiku sakit sekali melihat dan mendengarnya. Dia juga jujur kepadaku bahwa dia akan menikah lagi. Tapi aku tidak mau dan ingin bercerai, dia memohon untuk tidak bercerai. Akan tetapi aku sudah tidak mau, sudah muak. Kami pun bercerai. Tetapi yang kusadari sebelum bercerai adalah aku tengah mengandung 3 Minggu. Sekarang aku mengandung anak kembar usia 28 minggu. Aku memintanya untuk menyewa rumah untuk aku tempati di kota lain agar bisa menanti anakku lahir dan menenangkan pikiranku. Semua kebutuhan dia yang menanggung. Dan disinilah aku sekarang. Dan aku teringat kamu asalnya dari kota ini. Karena temanku sudah banyak yang kemana-mana. Dan aku setelah menikah tidak di pondok lagi. Aku hanya tahu kamulah orang asli sini." Katanya menerangkan.
"Terus, apa yang kamu inginkan dariku ?" Jawabku ketus
"Apakah aku harus rujuk, atau tetap sendiri ? Demi anakku." Jawabnya mengiba
"Kalau saranku sih ga usah" jawabku. Aku memang tidak pernah suka dengan orang-orang yang berpaham seperti itu. Karena yang dirugikan pasti perempuan.
"Baiklah, ada satu lagi" katanya
"Apa ?" Tanyaku penasaran
Dia kemudian berdiri, terasa berat baginya untuk bangkit karena bayi kembarnya itu. Walaupun dulu perawakannya tinggi jangkung. Toh jika mengandung wanita pasti merasakan hal yang sama. Dia kemudian mendekatiku. Mencoba duduk di hadapanku. Dan kemudian mendekati tubuhku seraya berkata
"Berikan aku cintamu lagi, pada orang yang fakir cinta ini". Dia kemudian memelukku. Badanku dan badannya bertemu, hanya terbentur oleh perutnya yang membesar karena hamil itu. Anjir, nafsuku langsung naik. Kubalas dia dengan ciuman. Ini sama seperti yang kami lakukan dulu saat berpacaran. Hanya ciuman biasa. Kemudian aku meraba teteknya. Uwaw besar dan membuatku gemas. Tanganku berpindah ke perut dan selangkangannya. "Ahhh". Pekiknya. Nadanya bergetar. Tak kusangka dia akan secepat ini untuk orgasme. Aku pun segera melepas celana jeansku. Dia juga melepas gamis dan pakaian dalamnya.
Dia memposisikan dirinya diatasku, dengan jilbab dan cadar yang masih dipakai. Aku kemudian melepas cadarnya. Kecantikannya berkurang karena ada beberapa jerawat di dahinya karena mungkin perawatan sebelum dia berubah. Akupun menciuminya dengan ganas, dia juga membalasnya dengan sama. Dia menciumi leherku, aku kemudian menciumi lehernya juga. Tanganku yang lain meraba perut besarnya, tanganku yang lain meraba selangkangannya. Ini adalah persetubuhan kami yang pertama.
"Hisap kontolku dasar lonte" pintaku
Dia lalu turun dan mengisap kontolku dengan pelan-pelan. Enak juga mulutnya. Aku menikmati dengan santai isapan mulut dari Wida ini. Persetubuhan kami berjalan dengan santai dan sangat nikmat.
"Masukin..." Pintanya
Aku pun memasukkan kontolku ke memeknya dengan posisi Woman On Top. Susah sekali ternyata, mungkin karena dia lama sekali tak dijamah oleh lelaki. Namun akhirnya blesssss, masuk juga. Dia kemudian naik turun untuk mengimbangiku. Aku merasa agak berat karena dia sedikit lebih jangkung dan lebih tinggi dariku. Kemudian aku memintanya untuk posisi biasa. Dia kemudian duduk di kursi sofa. Mengangkang dan melebarkan kakinya agar aku bisa leluasa. Blesss, kontolku masuk lagi ke memeknya. Aku genjot pelan-pelan dulu karena biar tahan lama.
"Ayo, cepetin temponya" pintanya.
Kupercepat temponya seperti yang dia minta. Dan..
"Ahhhh ahhhh ahhhh" dia sudah orgasme untuk kedua kalinya. Aku terus menggenjotnya sampai dia keluar lagi untuk ketiga kalinya. Aku kemudian memintanya untuk posisi nungging. Dia kemudian nungging di sofa. Lalu aku genjot dia dengan cepat dan keras karena sudah licin memeknya. Dan kemudian aku merasa akan klimaks.
"Aku mau keluar." Kataku
"Ayo barengan" kata dia
"Ahhhhhhhhh" crot crot crot semua air kenikmatan kami bersatu di liang kewanitaannya.
Dia kemudia berbaring di sofa karena lemas akibat kena 3 kali. Aku duduk disampingnya. Kami malam itu mandi junub bersama di kamar mandi. Pada jam 11 malam aku berpamitan pulang. Pada saat di rumah aku menerima pesan.
"Jangan lupa hari Sabtu kesini lagi ya"
Tampaknya aku mendapatkan lonte hamil baru lagi tanpa harus melalui pemerkosaan.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd