Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT My Boss

Tigapuluh Empat


Nia.

Aku tak tau apa yang di pikirin pak rudy, memintaku datang hanya untuk membawa presentasi bekas kemarin, dan berterima kasih soal presentasi selama ini di samping boss harsa, seolah-olah dia boss aku sekarang.

Dan jujur rasanya tak penting datang kesana, kalau bukan membawa nama boss harsa.

paginya seperti biasa aku datang tepat waktu, dan tak biasanya boss harsa datang lebih siang, sekitar jam duabelas. itu membuat aku sedikit kwahtir karena dia tak ada kabar sama sekali.

"selamat siang pak" sapaku saat boss harsa datang, tapi raut wajahnya begitu kaki atau tepatnya tanpa ekpresi. dia pung langsung menguncinya. sepertinya sekarang bukan jadwal untuk terapi.

"saya buat kan teh pak?" boss harsa masih tak menjawabnya, apa aku melakukan kesalahan, tapi rasanya enggak.

"pak harsa kurang tidur?" tanyaku lagi, matanya merah seperti tak tidur seharian.

"gak perlu, saya cuman minta kejujuran kamu" ucapnya pelan dan menatapku dengan serius, aku yakin ini soal kabar burung itu

“iaaah pak kenapa?”

“kamu kenal sama sherly?”

“sherly office girl?” angguknya pelan.

“iah pak kenal, teman saya pas masih jadi office girl,”

“dan kenapa kamu izinin dia masuk saat belum waktunya bersih-bersih ruangan?”

“hmm, itu, dia gak pernah masuk kesini, selalu ajeng yang kesini pas aku di ruangan”

“oh ya?”

“ia pak saya yakin,!” jawabku tegas,sepertinya boss harsa mencurigai sherly, aku juga demikian, tapi sekarang aku jarang melihatnya

“dan waktu kemarin kamu ke ruangan pak rudy buat apa? Dan saya lihat kamu kasih sesuatu ke dia” ucapnya.

“oh itu, itu cuman print out presentasi pak harsa kemarin, gak lebih,”,

“emang kenapa kok seperti ada yang serius?” kataku pelan saat dia menghela nafas. dengan wajah tanpa ekpresi.

“dan ini apa?” boss harsa langsung colok dan isinya adalah hasil terapi dirinya, yang tersobek dan surat-surat jadwal terapi juga.

“saya temuin di meja laci kamu”

“dan saat saya keruangan rudy, dia berterima kasih ke kamu buat selama ini”

“dan ituu apaa aaaapaa?” ucapnya mau teriak tertahan.

“please nia jawab”

“JAWAAAB!!” teriaknya kencang.

“sa sa saya ke kesana, hanya untuk kasih print out saja, dan memang mhh” kenapa aku jadi gugup seperti ini,

“dan emang pak rudy bilang seperti itu, tapi aku saya,, dia cuman memuji saya cuman selalu mempersiapkan presentasi saat meeting”

“ii tu aja gak lebih”

“dan sekarang kamu saya pecat jadi seketaris dan juga patner terapi"

"ta ta tapi pak kenapa?"

“saya sebenarnya tak percaya kamu selama ini orangnya,"

"saya juga bayar gaji kamu hari ini, dan mulai hari tak usah menemui saya hari ini, dan seterusnya,"

"dan juga jangan kembali ke kliniknya bella, anggap kita tak kenal satu sama lain"

"pakkk kok begini?"

"itu keputusanku terkahir hari ini, terima kasih bantuannya selama tiga bulan ini, "

"tepat jam satu saya harap mejamu bersih, dan keluar dari ruangan ini;

"pak harsa gak curigain saya kan?"

"saya bukan pemilik flashdisk itu, sumpahh"

"dua puluh sembilan menit, kalau tak keluar, saya bisa melaporkan kamu"

"paakk, please dengarin saya, saya gak mungkin, khianati pak harsa" kataku, aku sendiri gak tau flashdisk punya siapa.

"dua puluh enam menit" ucapnya benar=benar tak melihat kearahku.

***​

Dengan terpaksa aku menurutinya, merapihkan membawa berkas-berkas yang isinya jadwal seharian boss harsa, langkahku terasa berat keluar dari ruangannya,

"saya bukttiin kalau bukan saya duri dalam dagingnya!!" ucapku sebelum menutup kembali ruangannya.

“jangan-jangan pak rudy ada hubungannya dengan sherly,” ucapku langsung berniat menemui sherly, pasti ini ada hubungannya dengan mereka berdua. Aku langsung ke ruangan office girl,

“boodohh kenapa aku kasih tau curigaaanku terhadapa sherly lebih awal,” gumamku setengah lari ke ruangan office girl,

"bodohhh bodohhh, aku terlalu percaya sama sherly" gumamku menjadi panik, berharap dia gak ada hubungannya.

"sherliiii" ucapku buka pintu, dan Saat aku masuk, aku melihat ajeng menunduk sambil sherly mentoyor kepalanya hampir kena tembok.

“sherli?” ucapku benar-benar kaget, ajeng seperti tak bisa berkutik di hadapannya. Ini semakin yakin sherly orang yang hubungan dengan pak rudy.

“hei, niaa apa kabar?” ucapnya ramah, tapi senyumnya berbeda. Senyum seolah ingin melakukan sesuatu denganku.

“cklek” pintu di tutup sama ajeng dari dalam. Wajah ajeng begitu berbeda seolah dia juga takut dengan sherly.

“thanks berat yah” ucapnya elus pipiku,

“berkat kamu juga semua cukup berjalan dengan lancar hehehe”

“maksudnya? Kamu sama pak rudy sengkongkol buat jatuhin pak harsa?”

“hehe, kamu baru sadar sekarang?”

“berkat kamu juga lebih mudah dan cepat jatuhin harsa dari posisinya” senyumnya.

"Kok kamu tega sherr?" tanyaku.

"tega???? tega kenapa? aku justru baik loh"

“oh ia aku lupa, kamu pernah liat aku sama rudy making love di kantor kan hahaa” aku semakin terdiam,

“gak apa-apakan Namanya juga suami istri? Lagi pula aku habis ini gak perlu menyamar lagi jadi office girl” tepukaan beberapa kali di pundakku.

“jadi aku kasih tau semuanya ke kamu juga gak masalah, kamu hanya kutu disini ya kan ajeng?” ajeng cuman mengangguk.

“tapi lebih berguna kamu ternyata nia, dari pada LONTE satu ini, kerjaan cuman NGENTOTTT doang,” omelnya ke ajeng,

“Habis ini pasti kemungkinan kamu besar di pecat, sama boss harsa"

"tapi jangan kwahtir, kamu masih butuh kerjaan kan? Aku bantu kamu cari kerja yang instan langsung banyak duit” bisiknya,

“dalam sekejap kamu jadi orang kaya” tawanya.

“nanti setelah semua resmi, pasti kamu dapat itu, bonus perpisahaan kita ” lanjutnya,

"kenapa kamu manfaatin aku sherrli?"

"uhmm kenapa yahh,, "

“oh ia, karena kamu itu terlalu polos nia, polos sama bodoh beda tipis tau.” bisiknya, langsung tertawa cukup keras,

"kenapa gak laporin ke boss. kalau udah curigain aku kemarin?"

"tapi kamu kembali lagi, ke ucapanku yang tadi, polos dan bodoh beda tipis"

Entah tanganku terasa bergetar mendengar semuanya, Aku jatuh duduk lemas, kenapa tiba-tiba semua langsung seperti ini.

“maaf pak harsa,” gumamku dalam hati

“aku aku terlalu bodoh dalam hal ini,” sherli kembali duduk sambil ajeng dengan patuhnya memeijit kakinya.

***​

aku berusaha bediri dan setengah berlari kembali keruangan pak harsa, aku harus memberi tahunya soal ini, rudy sama sherli lah, aku gak ada sama sekali ada hubungannya dengan mereka.

"pak harsaaaaa" ucapku agak keras dan terlihat ponselnya terjatuh dari posisinya menerima telepon.

"kenapa kamu kembali?' tanyanya tanpa menoleh.

"saya kesini bukan sebagain seketaris pak harsa, tapi teman"

"Aku tau siapa duri nya, mereka berduaaa Sherlii dan Rudyyyyyy! mereka suami istriii" kataku lantang..

"Kita harus cepat kasih tau yang lainnya!!!, sebelum terlamabat"

"Sudah terlambat niaa~" ucapnya lirik dan kini menoleh kearahku.

"karena keputusan aku sudah benar, memecat kamu hari ini"

"itu tak masalah, awalnya aku memang harus di pecat, tapi kamu masih punya harapan "

"harapan??"

"itu juga gak ada, karena dalam waktu satu satu minggu sudah tak bekerja perusahaan ini" senyum lirihnya.

"maksudnya??"

"posisi sekarang di gantian dengan rudy" boss harsa mulai berjalan mendekatiku,

“pak rudy manager ?” kataku pelan

“iah di, tadi aku menerima telepon dari papa, aku harus mundur diam-diam agar masalah ini semakin menyebar dan para komisaris menyetujuinya”

“dan nama rudy yang keluar sebagai pengantinya,”

“papa kamu sendiri yang pilih?”

“bukan, perusahaan yang bisa di bilang sekarang menjadi saingan papa diam-diam, dia mempunyai suara terbanyak seperti papa”

“dan dia menunjuk rudy,”

“benar-benar boss bodoh, telat mengetahuinya” ucapnya menghela nafas lagi. aku reflek memeluknya erat. aku merasa hanay itu yang bisa aku lakukan.

"maaf karena aku juga bodoh percaya dengan ucapan sherli."

"harusnya tadi aku percaya kamu, dan tak harus membentak kamu" ucap boss harsa pelan, memelukku erat.

"sebelum kamu pergi, saya boleh minta sesuatu?" angguk aku pelan. boss harsa mencium bibirku, kali ini bukan nafsu, tetapi dengan perasaaan. aku bisa merasakan itu.

"ciuman terkahir, sebagai ungakpan ke kamu, kalau aku menyukai kamu"

"tapi jawawaban aku sudah tau," senyum harsa melepaskan pelukannya,

"dan sekarang kamu pergi," senyumnya lebar, tapi ucapan boss harsa benar, aku tidak mempunyai persaan apa-apa kepada diirnya. tapi apapun terjaddi boss harsa tetap menjadi MY BOSS, walau kini sudah berakhir di hari ini.



Bersambung....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd