Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Istriku Menikah Lagi (Session 2) FINAL CHAPTER

Sebagai pembaca setia IML, kalian ingin

  • Andi dan Rina selalu bahagia, bersama selamanya

    Votes: 181 25,8%
  • Rina kembali poliandri dengan Andi dan Frans dengan cara apapun

    Votes: 235 33,5%
  • Andi poligami dengan Niken dan Rina

    Votes: 285 40,7%

  • Total voters
    701
Cuma heran aja masih ada yang support Frans Rina? Padahal frans itu kan licik. Masih aja dijagoin. Herrann


Cuma berharap aja frans yang Roboh seroboh robohnya di chapter ini.
Mungkin terobsesi dengan cuckold hu...makanya dukung Frans..tapi, banyak kok yang di IML 1mereka dukung Frans beralih ke Andi di IML 2ini..karena Frans ga seperti di IML 1 lagi..
 
AndiRina4ever hu.
Saya sama hu @ungkesangihe hu @Inuwsn juga dukung Andi hu. Cuma heran aja masih ada yang support Frans Rina? Padahal frans itu kan licik. Masih aja dijagoin. Herrann


Cuma berharap aja frans yang Roboh seroboh robohnya di chapter ini.
mereka pendukung BBC Frans aja tuh, si Frans obok-obok cewek lain pasti mereka dukung juga
 
Mungkin terobsesi dengan cuckold hu...makanya dukung Frans..tapi, banyak kok yang di IML 1mereka dukung Frans beralih ke Andi di IML 2ini..karena Frans ga seperti di IML 1 lagi..
Saya mah dari iml 1 juga Andi Rina hu. Karena ga ada ceritanya perselingkuhan itu asik. Mustahil..

Nah itu hu. Soalnya di sini yang bikin saya benci yah sikap Arogansi dan kelicikan frans itu sendiri..

Applause buat hu @pujangga2000 sejauh ini yang bisa buat emosi reader terombang ambing. Wkwkwkw
 
mereka pendukung BBC Frans aja tuh, si Frans obok-obok cewek lain pasti mereka dukung juga
Yah di sini kita kan main yang logis aja hu di chapter ini.


Perasaan seorang suami gimana kalo istrinya yang sudah dimaafkan bisa ngulang kesalahan fatal yang sama (Rina ketemu Frans diam diam)..
 
Saya mah dari iml 1 juga Andi Rina hu. Karena ga ada ceritanya perselingkuhan itu asik. Mustahil..

Nah itu hu. Soalnya di sini yang bikin saya benci yah sikap Arogansi dan kelicikan frans itu sendiri..

Applause buat hu @pujangga2000 sejauh ini yang bisa buat emosi reader terombang ambing. Wkwkwkw
Sama hu,saya juga pendukung andirina..haha
Cuma realitanya emang dalam hidup itu ga selamanya mesti happy ending..
Kita ga tau nih cerita mau dibuat happy ending atau dibuat sad ending...atau mau dibuat hancur semua...yang menang jadi arang yang kalah jadi abu...semua gimana penulis @pujangga2000 hu...

Kita pendukung andirina cuma berharap agar happy ending..walopun mungkin akhirnya tidak sesuai harapan
 
Sama hu,saya juga pendukung andirina..haha
Cuma realitanya emang dalam hidup itu ga selamanya mesti happy ending..
Kita ga tau nih cerita mau dibuat happy ending atau dibuat sad ending...atau mau dibuat hancur semua...yang menang jadi arang yang kalah jadi abu...semua gimana penulis @pujangga2000 hu...

Kita pendukung andirina cuma berharap agar happy ending..walopun mungkin akhirnya tidak sesuai harapan
Ya moga aja @pujangga2000 sejalan sama kita hu. Rinandi selamanya

Kan udah di survei tuh menang mana?
Hahahah
 
FAKTA MENGEJUTKAN


Rina terbangun saat fajar baru saja terbit, matanya melihat sekelilingnya, dia merasa asing dengan tempat ini, rina memegang kepalanya yang terasa sakit.

“Dimana aku,” rina duduk di kasur, dia kembali melihat sekeliling tempatnya berada, “ohh semalam aku mimpi buruk, buruk sekali, bang andi meninggal,” rina menghela napasnya, rina memijit keningnya mencoba menghilangkan rasa sakit di kepalanya.

Di hadapannya ada sebuah lemari dengan cermin di pintunya, di cermin itu rina melihat dirinya, “ini baju yang kupakai menjemput akbar,” rina melihat baju yang dikenakannya, lalu wajahnya mulai berubah, rina memegang meja yang berada disamping tempat tidur, mencoba untuk berdiri.

“Ini bukan mimpi, ini bukan mimpi,” rina mulai resah, dadanya kembali berdegup, wajahnya mulai berkerut sedih, “ayah....ayah....hhaaa haaaaa ayah.. ayaah hhheehhh,” rina terisak isak menyadari bahwa yang dialaminya bukan mimpi.

Pintu kamar terbuka, pak rudi yang mendengar tangisan rina membuka pintu kamar yang ditempati rina, pak rudi segera menangkap tubuh rina yang hampir terjatuh, dipeluknya tubuh putrinya itu dipapahnya ke kasur.

“Sabar, nak sabar....” ucap pak rudi menenangkan rina, “pakk..bang andi gak meninggal kan?...bilang ama rina kalau bang andi gak meninggal...” ucap rina memohon pada bapaknya, pak rudi meneteskan air mata mendengar hibaan rina yang menyayat hatinya, “sabar ya nak, tawakal,” ucap pak rudi menepuk punggung putrinya lembut.

“Pak, kenapa bang andi ninggalin rina, kenapa...apa salah rina pak...ayahh....kenapa ayah ninggalin bunda haaaaa, ayahhhhh hhahhaaaaaaaaaa ayah hhaaaaaaaa” kemudian rina terjatuh pingsan lagi.

“Rin, rin.”pak rudi menepuk pipi rina, pak rudi membaringkan putrinya kembali ke kasur, diselimuti tubuh putrinya, pak rudi memandang wajah putrinya yang telah kusut, banyak bercak air mata kering di wajahnya yang cantik.

Pak rudi ikut menangis, hatinya merasakan kepedihan rina yang kehilangan suami yang dicintainya, apalagi tadi malam pak rudi juga melihat kondisi jenazah andi yang hangus terbakar, sungguh pak rudi tak kuat melihat kondisi andi itu, pak rudi tak bisa membayangkan betapa hancurnya perasaan rina sekarang. kehilangan suami yang sangat dicintainya. Pak rudi mendengar suara mobil di depan rumah.

“Pak, ini doni bawa sarapan bubur ayam,” doni memperlihatkan bungkusan di tangannya, doni kemudian mengambil beberapa piring, dibawanya ke ruang tamu, doni mengeluarkan kue-kue jajanan pasar ke piring tersebut, pak rudi duduk didekatnya.

“Ayo dimakan pak, dari tadi malam belum makan apa-apa kan, ayo pak, jangan sampai nanti sakit pak, kita akan banyak bolak balik ke rumah sakit nanti,” ucap doni sambil membuka bungkusan bubur dan menyerahkan ke pak rudi.

“Bapak udah bikin minuman, di rak dapur ada teh celup dan kopi,” tanya doni, pak rudi menggelengkan kepala, “nanti saja don,” jawab pak rudi.

Doni melihat pak rudi, “bapak makan dulu ya, saya mengerti dalam kondisi begini pasti kehilangan selera, tapi bapak harus kuat jangan sakit, kasian nanti kak rina,” ucap doni pada pak rudi, pak rudi merasa ucapan doni ada benarnya, “aku harus kuat untuk bisa menemani putriku disaat seperti ini,” batin pak rudi

Doni tersenyum melihat pak rudi mulai makan bubur yang dia belikan, doni kebelakang untuk membuat minuman, “pak mau teh atau kopi,” tanya doni dari dapur, “teh saja don, bapak dah berhenti ngopi,” jawab pak rudi.

Tak lama doni membawakan teh hangat untuk pak rudi dan kopi untuk dirinya, doni mengambil arem-arem dipiring, “kamu gak sarapan don,”tanya pak rudi, “tadi saya sudah pak,” jawab doni singkat.

Setelah pak rudi selesai makan sarapannya, doni meletakkan wadah bekas bubur yang dimakan pak rudi ke kantong platik, “kak rina belum bangun pak,” tanya doni.

Pak rudi menceritakan peristiwa tadi pada doni, “ya saya juga gak tega melihat kondisi kak rina, pasti sangat berat baginya kehilangan orang yang dicintai,” ucap doni menghela napas, nampak kelelahan di wajah doni.

‘Bunda mana kek,” tiba tiba akbar muncul, doni segera menghampiri akbar, doni berjongkok dihadapan akbar.

“Ehh jagoan udah bangun ya, abang mau sarapan?” ucap doni, “bunda mana om,” tanya akbar, “bunda masih bobo, yuk om temenin abang sikat gigi dan cuci muka ya,” ujar doni.

“Abang gak bawa sikat gigi om,” ucap akbar, “tenang om doni banyak stok sikat gigi baru, heheh, yuk om temenin ya,” ajak doni, akbar mengangguk mengikuti.

Setelah menyikat gigi dan mencuci muka, akbar kemudian makan bubur yang dibelikan doni, akbar dengan cepat menghabiskan buburnya.

“Wih hebat ya abang, masih mau?” tanya doni, akbar menggelengkan kepalanya, “kenyang om, abang makan onde-onde ya om,” tanya akbar yang ngiler melihat onde-onde di piring.

“Ya makanlah, kan om beli buat dimakan heheh, makanlah sesuka abang,” jawab doni tersenyum, namun hatinya terenyuh merasa iba, anak sebaik akbar harus kehilangan kasih sayang ayahnya.

“Bapak kalau mau mandi silahkan pak, di kamar mandi ada sabun dan sikat gigi baru, itu handuknya ada di tumpukan dekat kamar mandi,” ucap doni.

“Nanti saja don,” pak rudi bercerita kalau rombongan nenek sedang dalam perjalanan ke surabaya menggunakan mobil , “ohh jadi nenek ke sini juga, sama nanda?” tanya doni, pak rudi mengangguk, “ya benar pak, nanda kan masih menyusui, kasian juga kalau harus minum susu formula,” ucap doni.

Doni, meminta keluarga pak rudi untuk tinggal saja dirumahnya, gak perlu mencari hotel, rumah doni juga lumayan besar, dengan 4 kamar, namun 2 kamar perlu dibersihkan, karena tak pernah dipakai, doni mengatakan nanti siang akan menyuruh orang untuk membersihkan kamar tersebut untuk di tempati keluarga pak rudi.

“Nanti merepotkan mas doni,” ucap pak rudi sungkan, “gak merepotkan kok pak, keluarga mas andi dan kak rina adalah keluarga saya juga, saya sudah menganggap kak rina sebagai kakak saya pak,” ujar doni, pak rudi hanya mengangguk dan mengatakan nanti tunggu apa kata rina saja.

Hp doni berbunyi, doni melihat temannya di bagian digital forensik menelponnya, “ya bang, ohh sudah ya bang, baik bang saya segera kesana,” doni berpamitan pada pak rudi.

Setelah doni pergi, kakek membereskan makanan di ruang tamu, dan menyimpannya di bawah tudung saji meja makan.

“Kek, kok bunda nangis terus sih,” ucap akbar yang baru keluar dari kamar bundanya, “emangnya ayah kenapa sih kek, kok bunda manggil-manggil ayah terus,” tanya akbar pada kakeknya.

Kakek berjongkok di hadapan akbar, lalu memeluk cucunya ini, air matanya kembali menetes, “bunda kamu kangen sama ayah bang,” ucap pak rudi singkat.

***

Niken pagi-pagi sudah berada di stasiun kereta, jam 3 pagi tadi dia membangunkan ibunya mengajak ke surabaya, niken mengatakan kalau kawannya meninggal dunia dan niken harus ke surabaya.

Ibunya tadi bingung dengan ajakan niken yang tiba-tiba, namun karena melihat raut wajah niken yang bersikeras ingin ke surabaya, akhirnya ibunya mau juga, saat subuh tadi ibu niken menelpon kakak perempuannya yang tinggal di surabaya, kebetulan kakak perempuannya sedang sendirian, karena suaminya sedang tugas di kalimantan.

Niken membawa danar dan pengasuhnya juga, mereka naik kereta pagi ke Surabaya, dalam perjalanan niken lebih banyak diam melihat hpnya, ibunya tak ingin menganggu, ibunya merasa, sepertinya teman yang meninggal itu sungguh spesial bagi niken.

***

Doni melangkah cepat setengah berlari, menuju ruangan kawannya di divisi digital forensik, terengah-engah napas doni ketika sampai di meja kawannya, “huhh,” doni menghembuskan napas.

“Antum abis marathon brur hahah,” canda temannya itu, “sori brur ana gak bisa nyimpen filenya buat ana kirim, soalnya nanti bisa di maki ana sama atasan ana, banyak kerjaan malah ngurusin urusan pribadi, ini sudah ana perjelas foto yang antum kasih kemaren,” ucap kawannya melihat sekeliling.

“Sebentar, ini foto yang kemaren antum kasih, dan ini foto yang sudah ana perjelas,” kawannya memperlihatkan 2 gambar split foto.

“Coba brur, yang foto sudah diperjelas, di tampilkan di layar penuh,” ucap doni, kawannya kemudian mengklik mouse, foto yang diperjelas kini tampak satu layar penuh.

Doni mendekatkan wajahnya ke gambar perempuan yang ada di layar, setelah yakin dengan penglihatannya doni terduduk kembali, wajah itu kini jelas di ingatannya, wajah yang tak bisa dia lupakan, mata yang membuat doni merasakan jatuh cinta untuk pertama kali, wajah yang sama yang dia lihat terakhir kali beberapa tahun lalu.

Wajah yang sungguh menyakitkan hatinya, wajah yang saat itu tersenyum memamerkan cicncin tunangannya di hadapan doni, sehingga membuat hati doni yang berbunga-bunga menjadi hancur.

“Niken..kenapa niken ada disitu, benarkah pria ini mas andi, kalau ya, kenapa niken bisa kenal mas andi, ada hubungan apa mereka, lalu kenapa foto ini ada di kamar pakde, apa yang sebenarnya terjadi, kenapa 3 orang itu bisa berhubungan..” doni terhenyak menyender ke kursi yang dia duduki.

“Brur, antum kaya abis ngeliat hantu, oii,” ucapan kawannya mengagetkan doni.

“Eehh, ohh makasih bang, makasih atas bantuannya, apa gw bisa minta copynya?" tanya doni, temannya menggeleng karena setiap cetakan akan menjadi catatan, nanti kalau diperiksa tim audit, temannya takut diangap meyalahgunakan fasilitas, doni mengangguk mengerti maksud temannya ini.

"Oke gua paham bang, ya udah, gua terima kasih banyak bang, sori gua terburu-buru gak sempet beliin oleh-oleh, kapan-kapan gua traktir makan siang bang, gua cabut dulu,” ucap doni bergegas pergi meninggalkan ruangan temannya.

Di luar ruangan, langkah doni terhenti, dia kemudian duduk di kursi depan ruangan digital forensik, doni mencoba mengurai fakta mengejutkan yang baru dilihatnya.

Doni bingung kenapa niken bisa kenal mas andi, dan yang lebih bikin doni bingung, kenapa foto ini ada di kamar pakde, doni yakin foto yang ditemukan di kolong meja itu milik pakde, lalu kenapa pakde memiliki foto itu, isi benak doni dipenuhi pertanyaan yang sungguh menguras rasa penasarannya.

Kembali hp doni berbunyi, kali ini doni melihat temannya yang di DVI menelpon, melihat siapa yang menelpon, seketika rasa penasaran doni terhadap hubungan andi, niken dan pakde buyar dari benaknya, tangannya malah menjadi gemetar menjawab telpon itu.

Telunjuknya gemetaran mengusap tanda terima panggilan, “ya halo mas angga, oh hasil tes dna sudah keluar?” ucap doni.

Kawannya diujung telpon menjelaskan hasil tes dna terhadap jenazah andi yang hangus, doni dengan penuh perhatian mendengar penjelasan kawannya tersebut.

“Ya Tuhan...mas angga yakin, oh oke terima kasih mas angga atas infonya,” doni menundukkan wajahnya, tangannya menjambak rambutnya, dia lempar hpnya ke kursi sebelahnya, doni kemudian meninju tembok di belakangnya.

***

BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd