JADI PENONTON
Doni memperhatikan tim sedang melakukan pemeriksaan terhadap kendaraan yang ditemukan, sersan joko melaporkan bahwa mobil tersebut terdaftar atas nama suhendi darmawan, beralamat di semarang, doni membuka laci dashboard mobil ada sebuah amplop coklat disana, dengan menggunakan sarung tangan doni mengambil amplop tersebut dan membukanya
Doni terkejut melihat isi amplop tersebut, doni memfoto isi amplop tersebut dengan kamera hpnya, lalu dia menyerahkan amplop tersebut kepada tim, untuk dicek sidik jari yang terdapat disana.
Doni kemudian masuk ke tempat andi disekap, doni melihat sekeliling tempat itu, doni merasakan penderitaan andi, dalam benaknya mencoba menggambarkan apa yang dialami andi.
Dalam ruangan yang gelap, ditempat ini andi meringkuk terikat dalam keadaan lapar dan dahaga, memang sungguh keterlaluan para penyekapnya, doni yakin tak mungkin endi melakukannya sendirian.
Setelah merasa tak ada lagi yang tertinggal, doni dan tim meninggalkan tempat tersebut, sesampai di kantor doni melihat seorang perempuan paruh baya bertubuh gemuk sedang diinterogasi oleh anak buahnya.
Doni ikut duduk dalam ruang pemeriksaan, perempuan yang bernama mami ida ini, menceritakan bahwa terakhir kali dia melihat nonik pada pukul 24.05, itu saat jam bubar kafe dangdut tersebut.
Mami ida bercerita, nonik saat itu ingin mengambil uang tipsnya, karena saat itu mami ida sedang sibuk, maka dia meminta nonik menunggu, namun ternyata nonik telah pulang, menurut rekannya yang masih ada disana, nonik pulang bersama temannya yang bernama ayu.
Setelah memberi keterangan, mami ida kemudian pergi menuju rumah sakit untuk menengok nonik, “coba kamu besok minta keterangan ayu temannya nonik, untuk mengkonfirmasi keterangan dari mami ida tadi,” ucap doni kepada sersan irfan, “siap pak laksanakan,”
Doni pergi ke ruangannya, dia melihat foto foto isi amplop yang dia temukan di laci dashboard mobil endi, foto-foto andi dan niken berpelukan dengan berbagai pose.
“Sepertinya memang benar, ada motif asmara disini, ah sungguh rumit ini, kasihan kak rina dan anak-anak ,” doni menghela napas panjang, tubuhnya benar-benar lelah, sejak peristiwa kecelakaan, makan dan tidur doni jadi terganggu.
Pintu ruangan doni diketuk, seorang petugas masuk melaporkan perkembangan kasus pemerkosaan nonik, petugas itu menyerahkan sebuah amplop berisi laporan analisa sperma yang ditemukan di vagina nonik.
“Setelah kami cocokkan dengan data kepolisian, sesuai dugaan kami, pemilik sperma ini, ada di catatan kepolisian, ini pak,”
Doni membaca profil terduga pemerkosa. Maximiliano alias maxi alias max alias bagong, usia 37 tahun, alamat xxx surabaya, dia merupakan residivis dengan kasus pemerkosaan, korban terdahulu adalah seorang wanita keturunan chinese, selain diperkosa, korban juga mengalami babak belur sama seperti nonik, max dihukum selama 9 tahun, dan baru dua bulan lalu keluar dari penjara.
Doni memanggil sersan irfan ke ruangannya, tak lama sersan irfan masuk ke ruangan doni, “Coba kamu panggil lagi mami ida yang tadi, ada sesuatu yang perlu di konfirmasi,” ucap doni kemudian.
Dua jam kemudian mami ida kembali datang ke kantor kepolisian, wajahnya terlihat tegang, dia terkejut ketika polisi menyuruhnya datang, mami ida khawatir dia ditangkap.
“Silahkan duduk bu, perkenalkan nama saya inspektur doni, jangan kuatir bu, kami hanya ingin ibu mengenali seseorang,” doni menyerahkan foto max ke mami ida, “coba ibu ingat-ingat apakah ibu mengenal dia?” tanya doni.
Mami ida melihat foto max, foto itu diambil 9 tahun lalu, sehingga mungkin mami ida agak pangling dengan penampilan max yang sekarang, lama dia memperhatikan foto max dalam berbagai posisi, termasuk tato yang ada di sekujur tubuh max, akhirnya dia mengenali tato yang berada di tangan kanan max, “ya saya kenal pak,” jawab mami ida.
ilustrasi tato
Mami ida menceritakan, sebelum kejadian max datang ke kafenya, dan membuat keributan karena meminta paksa nonik menemaninya, untung saja saat itu kawan yang datang bersamanya mengajak pergi, mami ida memberi kesaksian kalau max meninggalkan kafe tersebut sekitar jam 10 malam.
“Apakah ibu melihat lagi saudara max ini setelah itu,” tanya doni, mami ida menggeleng, “ terakhir ya saya lihat dia di kafe, lalu pergi dengan kawannya yang dateng bersama dia, ya itu sekitar jam 10 malam,”
“Baiklah terima kasih atas keterangannya, silahkan ibu bisa pulang,” ucap doni ramah, “jadi saya bisa pulang pak, ahh syukurlah,” mami ida bernapas lega.
“Pak, apakah si max itu yang melakukan pemerkosaan, kalau memang dia saya gak heran, cepat tangkap dia pak, saya juga benci orang itu, lagaknya sok jagoan, nonik sendiri takut ama dia,” ucap mami ida berapi-api, “tunggu berarti nonik sudah pernah kenal dengan max ini?” tanya doni.
Mami ida bercerita kalau dua bulan lalu, nonik pernah menemani max, namun max melakukan sesuatu yang membuat nonik tidak suka, akhirnya nonik marah, melihat nonik marah, max jadi naik pitam, nonik ditampar dan di maki-maki didepan orang banyak.
Nonik lalu melapor ke polisi, namun entah mengapa max hanya didenda , max sepertinya berdamai dengan nonik, namun sejak itu, max selalu mengintimidasi nonik secara tidak langsung, sehingga nonik jadi takut jika max datang.
“Sersan irfan, tolong tambahkan keterangan ini di berita pemeriksaan,” ucap doni, kemudian mami ida meninggalkan kantor andi.
Doni segera melaksanakan rapat kilat dengan anak buahnya, dalam rapat itu, doni memerintahkan untuk melakukan pengintaian terhadap target operasi,
Doni sudah gemas ingin menangkap pecundang yang berani memukul wanita hingga babak belur, doni membentuk 2 tim untuk melakukan pengintaian, doni memberi target pada anak buahnya selama 3 hari maksimal.
***
Frans sedang berbincang dengan dominggus di ruang tamunya, dominggus melaporkan kepada frans, kalau andi ternyata diculik oleh komplotan markus seorang kecoa (begitu istilah yang dikatakan dominggus) rentenir sekaligus jasa penagih hutang.
Dominggus bercerita, dari hasil interogasi anak buah adiknya, ternyata markus belum dibayar oleh penyewanya karena keburu meninggal kecelakaan, oleh markus, andi di tinggal begitu saja di pabrik kosong.
“Lalu apakah si andi sekarang masih disana?” tanya frans.
“Anak buah adik saya, tadi sore telah memeriksa pabrik tersebut dan ternyata ada pita polisi disana, sepertinya andi sudah ditemukan oleh polisi, namun menurut info, kondisi si andi sangat parah, kemungkinan tidak akan selamat, ya bayangkan aja hampir 3 hari, ditinggal dengan kaki tangan terikat tanpa makanan dan minuman, benar-benar sableng juga itu si markus,” jawab dominggus, frans manggut-mangut mendengar penjelasan dominggus.
“Hahah haha,” frans tiba-tiba tertawa terbahak bahak, dominggus sedikit bingung, “pak bon, bagaimana, apakah berbahaya bagi kita, itu si andi sudah ditemukan polisi,” tanya dominggus, “atau saya suruh anak buah adik saya menyusup ke rumah sakit untuk membunuh si andi itu,” lanjut dominggus.
Frans mengibaskan tangannya, “tak perlu lagi, kita sekarang mundur dari projek ini,” ucap frans, “mundur, maksud pak bon,” tanya dominggus bingung.
“Ya kita gak usah terlibat lagi, kita sekarang jadi penonton drama cinta segitiga tragis ini,” jawab frans, “tak paham juga maksudku, sekarang gini dengarkan baik-baik,” lanjut frans ketika melihat dominggus masih kebingungan.
"Sekarang kasus ini adalah kasus yang bermotif asmara, seorang suami yang marah karena istrinya berselingkuh, lalu memutuskan menyewa preman untuk menghabisi selingkuhan istrinya, namun sang suami bernasib sial harus mati kecelakaan, lalu dimana bahayanya buat kita," ucap frans sambil tersenyum
Dominggus diam mencoba mencerna kata-kata frans tadi, kemudian dia tersenyum, “ah benar pak bon, wah pak bon luar biasa..hahah haha,”
“Coba bayangkan jika publik tahu, andi berselingkuh dengan istri orang , sehingga suami wanita itu marah dan merencanakan menghabisi atau paling tidak memperingatkan andi, siapa kira-kira menurutmu yang bakalan menjadi bulan-bulanan publik,” tanya frans menyeringai, “andi pasti,” jawab dominggus cepat.
“Nah pintar kamu, bukankah mati lebih baik daripada dihujat orang, hahahaha, benar kan dom,” ucap frans.
“Edan ini orang, apa salah si andi sampai segitunya orang ini, apa karena wanita yang kulihat tempo hari, memang cantik sih wanita itu, ahh emang pantes dijuluki bon kau pak tua,” ucap dominggus dalam hati.
“Sudah kamu pergi sana, aku mau istirahat, ingat misi mu sekarang, paksa anak buah si markus untuk menyerahkan diri ke polisi dan disana mereka mengakui kalau di suruh oleh suhendi dengan imbalan uang, sehingga polisi bisa segera menutup kasus ini, dan berganti menjadi drama baru, hahahaha,” ucap frans,
Setelah dominggus pergi, frans masuk ke kamarnya, kepalanya kembali terasa sakit, di carinya obat pereda sakit kepala, langsung diminumnya dua butir.
Frans lalu berbaring di ranjang, sakit kepalanya belum reda, frans merasa hidungnya panas, terasa olehnya ada cairan keluar dari hidungnya, frans mengusap hidungnya, dilihatnya darah segar menempel di tangannya.
Frans kemudian mengambil tisue di meja sebelah ranjangnya, dia menyeka darah yang keluar dari hidungnya, frans mencoba mengabaikan semua itu, dan menganggap darah yang keluar itu karena dia sedang panas dalam, frans lalu memejamkan mata mencoba untuk tidur....
***
BERSAMBUNG