Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Istriku Menikah Lagi (Session 2) FINAL CHAPTER

Sebagai pembaca setia IML, kalian ingin

  • Andi dan Rina selalu bahagia, bersama selamanya

    Votes: 181 25,8%
  • Rina kembali poliandri dengan Andi dan Frans dengan cara apapun

    Votes: 235 33,5%
  • Andi poligami dengan Niken dan Rina

    Votes: 286 40,7%

  • Total voters
    702
PERTANYAAN RINA

Kematian max membuat doni kembali menemui titik buntu, puzzle yang belum terpecahkan, fakta bahwa kecelakaan yang dialami endi adalah peristiwa yang direncanakan, saat semua sudah berada diujung, kini kembali buyar.

Melihat reaksi rina kemaren, doni menduga ada sesuatu yang telah terjadi antara pakde frans dan rina, itu alasan kenapa wajah rina pucat melihat foto frans.

Bertanya dengan niken sepertinya percuma saja, doni yakin niken pun tidak mengetahui sosok selingkuhan rina, bertanya langsung pada rina, doni merasa gak tega dalam kondisi mas andi sedang sakit seperti itu.

“Apa mungkin sosok pria yang menjadi selingkuhan kak rina adalah pakde frans,” doni mulai bertanya-tanya, doni mencoba memikirkan kemungkinan itu, tiba-tiba pintu ruangannya diketuk, doni mempersilahkan sersan joko masuk.

“Siap pak, ini rekaman cctv yang pak doni minta,” sersan joko meletakkan flash disk di meja doni, tanpa membuang waktu doni langsung mencolokan flash disk tersebut ke laptopnya.

Doni mengamati video rekaman cctv tersebut, hampir setengah jam doni tak menemukan kejadian yang menarik, namun beberapa saat kemudian dalam gambar terlihat seorang pria tinggi dengan perawakan badan agak kurus masuk ke ruang tahanan.

Dalam gambar tersebut, lelaki itu terlihat menghampiri petugas dan berbicara sesuatu, kemudian petugas jaga mempersilahkan pria itu menuju ruangan tempat membesuk tahanan, tak lama max datang ke ruangan itu.

Terlihat pria itu berbicara dengan max, doni tak bisa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan, karena cctv ini tak memiliki audio, kemudian pria itu terlihat memberikan makanan kepada max, beberapa saat kemudian max berpelukan dengan pria itu.

“Sepertinya mereka akrab, terlihat bahwa max sangat menghormati pria yang datang membesuknya,” ucap doni dalam hati.

Doni meminta sersan joko memeriksa pria yang datang menemui max itu, sersan joko kemudian segera memeriksa catatan kejahatan yang terekam rapih di database kepolisian.

Doni mendapatkan telepon dari rumah sakit yang mengabarkan bahwa hasil pemeriksaan jenazah max telah selesai, dan dokter forensik telah menemukan penyebab kematian tersangka pemerkosaan tersebut.

Doni kemudian bersiap menuju ke rumah sakit, sebelum pergi doni meminta kepada sersan irfan untuk menghubungi informan untuk melacak pria yang membesuk max terakhir.
***

Rina saat ini berada di rumah doni, sudah hampir seminggu ini rina dan keluarganya menempati rumah ini, sedangkan, sang pemilik sendiri, tak pernah menampakan batang hidungnya di rumah ini, rina siang itu sedang menyusui nanda, sejam lalu dia baru pulang setelah menginap di rumah sakit.

Sekarang pak rudi, bobi dan akbar menunggui andi di rumah sakit, setelah menyusui nanda, rina ke meja makan, perutnya terasa lapar, kini hatinya telah lebih tenang, dan selera makannya telah kembali, rina membuka tudung saji di meja makan, ibunya memasak goreng ayam dan sayur asem, melihat goreng ayam, rina teringat pada andi suaminya, perutnya berbunyi, rina mengelus perutnya.

“Aduh sayang, kamu juga lapar ya, maafin bunda ya, belakangan ini kurang memperhatikan kamu, sehat-sehat ya nak, sebentar lagi kita pulang ke rumah, kalau ayah sudah bisa pulang, kita balik ke rumah kita ya,” ucap rina pada janin di perutnya.

Bu rudi duduk menghampiri putrinya yang sedang lahap menyantap makanannya, dia senang rina sudah kembali berselera makan, “nah gitu dong rin, makan yang banyak, kamu tuh ada 2 nyawa yang bergantung, nanda dan janin kamu, kalau kamu gak makan, coba bayangkan,” ucap ibunya.

Rina tersenyum, mulutnya penuh dengan makanan, bu rudi melihat putrinya dengan pandangan iba, beban rina sangat banyak, suaminya dituduh selingkuh, dan kini suaminya sedang terbaring tak berdaya di rumah sakit.

Bu rudi memutuskan tak ingin mencampuri urusan putrinya lebih jauh, bu rudi percaya rina bisa mengatasi masalah ini dengan caranya, dia mempercayai apapun keputusan rina.

“Nambah lagi? Ibu ambilkan ya,” tanya bu rudi, rina mengangguk “ya bu, lapar banget,” jawab rina.

Setelah makan rina merasa mengantuk, rina ingin tidur sebentar, nanti malam dia akan kembali ke rumah sakit menunggui suaminya, “bu rina masuk dulu, mau istirahat sebentar,” ucap rina sambil membereskan meja makan.

“Oh ya novi kemana bu, apa dia sudah makan?” tanya rina lagi. “sudah tadi ibu suruh novi ke pasar, ibu rencananya mau bikin bubur buat andi, kamu nanti ke rumah sakit lagi kan,” tanya ibunya, rina mengangguk, setelah membereskan meja makan rina kemudian masuk ke kamarnya.
***

Doni baru saja kembali dari rumah sakit, doni mendapat penjelasan dari dokter bahwa hasil pemeriksaan terhadap isi perut max ditemukan racun yang bersifat melumpuhkan saraf dan membuat pecah pembuluh darah.

Racun ini mengandung enzim metalloproteinase/metalloproteases yang dapat merusak komponen dasar dari membran tubuh bahkan hingga ke sel dan mengakibatkan pendarahan sistemik secara spontan, racun ini sering ditemukan dalam bisa ular.

Di kantor doni juga mendapat informasi, kalau orang yang membesuk max terakhir bernama roy, pria ini dikenal sebagai kobra.

Dari catatan kepolisian menunjukkan pria bernama roy ini, telah berapa kali ditangkap karena melakukan penganiayaan dan pembunuhan, roy dijuluki kobra karena roy dulu adalah pawang kobra, namun belakangan dia menjadi anggota geng yang ditakuti oleh lawannya.

Modus kematian max sangat relevan dengan profesi roy sebelumnya, roy sebagai pawang ular tentu mengenal racun-racun yang dimiliki ular.

Doni sendiri tak paham bagaimana cara roy memasukkan racun ke dalam makanan yang diberikannya pada max, doni yakin bahwa roy membunuh max dengan tujuan agar max bungkam mengenai siapa yang menyuruhnya mencelakakan andi.

Melihat pola seperti itu, kembali insting doni mengatakan, kalau peristiwa kecelakaan dan penyekapan andi ini bukanlah kasus kriminal biasa, doni curiga kasus ini melibatkan orang-orang penting, untuk apa max dibunuh kalau bukan untuk menutupi sesuatu.

Doni kembali melihat foto itu dan memulai mencoret-coret lagi.

Peristiwa kecelakaan-penyekapan andi, ternyata kecelakaan itu direncanakan targetnya andi bukan endi, lalu kenapa?.

Penyekapan memang rencana dari endi, motifnya karena endi marah melihat foto andi dan niken berpelukan done ini jelas, doni mencoret fakta itu.

Lalu truk menabrak endi, dan truk ini terbukti sengaja menabrak mobil yang dikendarai endi, supir truk yang asli yaitu max ternyata tidak tahu kalau targetnya keliru, berarti max ini mengincar andi. kenapa max mengincar andi?

Darimana endi mendapatkan foto andi dan niken berpelukan, kalau dilihat dari amplop, sepertinya foto-foto itu dikirim oleh seseorang, namun sidik jari yang ditemukan seluruhnya milik endi.

Apakah pengirim foto itu sama dengan orang yang merencanakan kecelakaan terhadap andi? doni kemudian melingkari tulisannya itu.

Lalu siapa orang yang mengirimkan foto itu kepada endi?

Lalu siapa yang merencanakan kecelakaan terhadap andi?

Doni yakin jika salah satu pertanyaan itu terjawab, maka semua akan menjadi terang benderang.

Lalu satu lagi mengapa pakde punya foto ini?, bahkan foto ini dimiliki oleh pakde jauh sebelum peristiwa ini terjadi, apakah pakde otak semua kejahatan ini?, lalu bagaimana dia melakukannya, doni yakin orang yang melakukan ini punya kekuasaan yang besar dan uang yang banyak.tapi apakah pakde orang seperti itu?

Kalau orang biasa tentu akan sulit menyuap supir truk gadungan, ataupun membayar preman seperti max, doni yakin max hanyalah preman bayaran, dan doni mendapat info dari informannya kalau max tergabung dengan sebuah gang besar di surabaya ini.

Meskipun gitu, doni tak bisa langsung menangkap bos geng tersebut, mereka punya pengacara yang handal jika terburu-buru mungkin saja berakibat fatal bagi kepolisian, doni tahu jika ingin membekuk bos preman itu, dia perlu bukti lebih dari ini.

Satu satunya cara tersisa,adalah membekuk roy secepatnya.
***

Di dalam kamarnya rina termenung memandang langit-langit kamar, ucapan doni kembali terngiang di benaknya, frans memiliki foto niken dan andi jauh sebelum kasus ini terjadi, “sebenarnya apa yang sedang direncanakan mas frans saat menyimpan foto ini, apakah ini semua rencana mas frans, rasanya sulit kupercaya mas frans bisa sekejam itu,”

Teringat pertemuan terakhirnya dengan frans saat di kamar apartemen, frans memaksa dirinya mengenakan lingerie, frans lalu mencumbunya dengan paksa, tak mempedulikan permohonannya untuk berhenti, rina juga merasa tak mengenal frans lagi, frans yang dia temui adalah frans yang menakutkan, dan tega mengancam suaminya jika dia tak menuruti keinginannya.

Rina kini berpikir, mungkin saja frans yang telah mengatur semua ini, tapi rina tak mengerti darimana frans bisa menemukan foto itu, padahal setau rina, frans sama sekali tak pernah bertemu dengan niken.

“Satu-satunya cara, aku harus bertanya langsung dengan frans, dia kini di kalimantan, aku harus mendengar penjelasan dia, aku akan tahu dia berbohong atau tidak,” tekad rina.

Rina kemudian mengambil hpnya dia menulis chat kepada frans.

“Selamat siang mas frans, semoga mas frans dalam keadaan sehat, sebelumnya saya mohon maaf jika chat ini nanti dianggap kurang sopan atau dirasa kurang ajar, sekaarang ini saya tengah berada di surabaya, suami saya bang andi sedang mengalami musibah, dia baru saja disekap oleh seseorang yang menyangka suami saya ada hubungan asmara dengan istrinya, namun sayangnya suaminya itu terlibat kecelakaan menggunakan mobil suami saya, menurut polisi, sebenarnya kecelakaan itu disengaja, penabrak memang mengincar suami saya, dan ternyata penabrak itu tak tahu kalau yang meninggal adalah orang lain, yang lebih anehnya dari kasus ini, polisi yang bertugas adalah adik angkat saya, dia mengatakan kalau pakdenya mempunyai foto yang sama yang dimiliki suami dari wanita yang dituduh berselingkuh dengan istrinya, ternyata belakangan pakde yang dimaksud adalah mas frans” rina mengirim chat itu, lalu mengetik chat lain.

“Saya tidak ingin menuduh mas frans ada hubungannya dengan semua kejadian ini, namun betapapun saya memikirkannya, semua kembali pada fakta, bahwa mas frans memiliki foto tersebut jauh sebelum peristiwa ini terjadi, ijinkan saya bertanya dari lubuk hati terdalam, apakah mas frans yang bertanggung jawab pada semua ini, mohon maaf mas, jika tersinggung dengan ucapan saya ini, namun saya tidak tahu lagi bagaimana cara saya percaya kalau mas frans tidak ada hubungan dengan semua ini, demikian chat saya mas, mohon maaf sekali lagi jika kata-kata saya membuat mas frans tersinggung,” kembali rina mengklik send, rina melihat kedua chatnya itu centang 1.

Rina kemudian meletakkan hpnya kembali, dia kemudian memejamkan matanya, mencoba mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.
***

Doni mendapat informasi bahwa roy buruannya terlihat di sebuah rumah di jalan xxx, rumah itu ternyata rumah istri muda roy, doni segera mengumpulkan timnya untuk rapat operasi.

Di ruangan rapat, kembali doni mengatur strategi penyergapan dan penangkapan roy, ada 8 petugas termasuk doni yang akan terlibat operasi ini.

Doni membagi tim menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok berisi 3 orang, sedangkan dua orang lagi standby di mobil untuk segera bergerak jika terjadi chaos.

Doni memutuskan operasi akan di laksanakan pada pukul 23.00, doni meminta semua anggota tim menyamakan jam mereka masing-masing, sekaligus meminta mereka menyiapkan peralatan dan mental mereka untuk operasi malam nanti.
***

Mnejelang maghrib rina terbangun, dia segera mengambil handuk untuk mandi, setelah mandi, rina kemudian memerah air ususnya untuk dikumpulkan dalam beberapa botol, setelah merasa cukup untuk malam hingga pagi, rina kemudian mengenakan pakaiannya, dilihatnya nanda sedang tengkurap di kasur bermain dengan mainannya.

Rina menggendong putrinya itu, dan membawa nanda keluar, rina menyerahkan nanda pada novi untuk di beri makan sore, novi sudah siap dengan bubur nanda dan segera menggendong nanda, novi kemudian mengajak nanda berjalan sore sambil menyuapi nanda.

Rina masuk kembali ke kamar, dia merias wajah cantiknya, rina bersiap untuk pergi ke rumah sakit menunggui andi, setelah beres rina mengambil hpnya di meja, sesaat dia memeriksa chat whatsapp di hpnya, ternyata ada balasan dari frans, rina membaca balasan frans tersebut.

“Selamat malam, kabar aku baik dek rina, terima kasih atas doanya, begitupula aku harapkan dek rina juga sehat selalu, aku juga sedang ada di jawa timur, mengenai pertanyaan dek rina sebelumnya, aku ingin dek rina sudi menemuiku di tempat aku berada sekarang, jangan khawatir aku tak akan bersikap kurang ajar pada dek rina, jika dek rina bersedia, aku merasa sangat bahagia, mungkin waktu ku sudah tak banyak lagi tersisa, ku harap dek rina bisa menemuiku di sini, aku akan menunggu kabar dek rina,”

Lalu frans mengirimkan lokasi dirinya berada, sebuah vila di kecamatan trawas daerah mojokerto, rina melihat melalui goggle, ternyata sekitar 1,5-2 jam perjalanan dari surabaya, rina berpikir sebentar, sepertinya rina pernah ke tempat itu bersama andi dalam liburan bersama kantor beberapa tahun lalu.

Rina kemudian mengirim chat balasan, “baik saya akan kesana besok,” rina merasa bahwa semua ini harus di tuntaskan segera, lebih cepat lebih baik.

Rina kemudian memasukkan hpnya ke dalam tas, dan bersiap menunggu bapak, bobi dan akbar pulang dari rumah sakit.
***

Jam 23.00 seperti yang telah direncanakan, seluruh anggota tim doni, sudah mengepung sebuah rumah, sebelumnya doni menemui pak rt setempat yang ternyata berjarak cukup jauh dari lokasi target, tim 1 dipimpin doni mengendap-endap di depan rumah, sedangkan tim 2 yang dipimpin oleh sersan joko, berputar ke belakang rumah.

Dengan komando doni, semua tim masuk menyerbu, roy yang sedang duduk di ruang tamu segera berlari sigap sambil mengambil clurit, roy melompat dari jendela di samping rumah, sekitar rumah roy yang masih terdapat semak belukar, membuat roy seperti menghilang.

Tim 2 yang dipimpin oleh sersan joko bersiaga menyusuri jalan setapak yang ada di samping rumah, tiba-tiba roy keluar dari tempat persembunyiannya dan langsung menebas cluritnya ke arah sersan joko, sersan joko tergeletak bersimbah darah, anggota tim yang lain terkejut, dan segera mencari roy yang kembali menghilang.

Sebagian anggota tim mendekati sersan joko, doni berteriak memanggil anggotanya yang ada di mobil, sersan budiman yang berada di mobil tergopoh-gopoh, “cepat bawa sersan joko ke mobil, bawa segera ke rumah sakit, kamu ikut kesana,” perintah doni kepada sersan muda didepannya, kedua orang itu memapah sersan joko yang terluka, dan segera melajukan kendaraan mereka menuju rumah sakit.

“Jangan mendekat, kalau ada yang berani mendekat, gua bunuh teman lu ini,” doni berlari ke arah suara, dilihatnya roy sedang menyandera seorang polisi, anggota polisi lainnya mengarahkan senjata mereka ke roy, “cepat turunkan senjata kalian, atau gua gorok dia,” ancam roy.

Doni memberikan kode pada anggotanya untuk menurunkan senjata pelan-pelan, namun tiba-tiba doni melepaskan tembakan mengenai bahu roy, reaksi roy yang kaget membuat polisi yang disandera roy terkena sabetan clurit di tangannya, polisi itu berhasil lepas dari dekapan roy.

Roy mengaduh kesakitan, namun sepertinya dia tak kenal takut, tiba-tiba sambil teriak dia berlari menyerang petugas yang dekat dengannya, beberapa petugas melepaskan tembakan, roy tersungkur dihajar timah panas, beberapa peluru menerjang dada dan lehernya.

Roy terkapar menggelepar, matanya melotot, dari mulutnya tersembur darah segar, roy kemudian tak bergerak lagi. Doni berlari memeriksa keadaannya, doni memastikan bahwa buruannya ini sudah tewas.

Doni kemudian melihat ke arah anggotanya yang terluka, “kamu gak apa-apa,” tanya doni, “siap pak, saya gak apa-apa, hanya luka ringan,” jawab polisi tersebut memegang tangannya.

Beberapa saat kemudian, bantuan ambulans datang mengevakuasi mayat roy, doni juga masuk ke mobil dan menuju ke rumah sakit untuk melihat kondisi sersan joko sekaligus mengobati anggotanya yang terluka tadi.
***

BERSAMBUNG
Sepertinya frans udah mempersiapkan sesuatu....
 
Atau possibilty kedua. Si zetsu mengakui semua perbuatannya ke Rina tapi sebagai salam perpisahan mereka sex 1x buat terakhir karena Rina kan ga tegaan orangnya. Gampang kehasut..
Itu karena petunjuk doni sudah koit bisa buntu lagi kasusnya.. Jadi yang tau dalangnya Zetsu ya si Rina aja. Trus Rina buat deal sama zetsu bakalam layani sex 1x lagi tapi dengan catatan zetsu pergi jauh2 dari khidupan Andi dan kluarganyaa..



Possibility ketiga pas adegan Rina bisikin Niken bisa jadi untuk nemenin Rina jika dibutuhkan, bisa dateng sama Niken ke tempat zetsu. Tapi Niken intai dari jauh buat jaga2 kalo Rina kenapa2 dan bisa buat jadi saksi kalo misal si Zetsu pengakuan ke Rina


Sisanya possibility yang lain bisa suhu2 di sini ikut nambahin.. Kalo saya kmungkinan 3 cara tadi bisa jadi update esok..


Tapi tetap berharap Zetsu ga macem2 ke Rina. Dan kemenangan ada di Andi
 
AKHIR DARI OBSESI

Keesokan Harinya

Jam 8 pagi


Rina mendekati andi yang sedang tertidur, makanan pagi suaminya telah tiba, rina membangunkan andi dengan lembut, andi menoleh ke istrinya, “yah..sarapan dulu ya, ini makanan udah datang,” ucap rina

Rina mengatur ketinggian ranjang andi, sehingga kini andi dalam posisi setengah duduk, “udah nyaman yah,” tanya rina, andi mengangguk.

Rina menyuapi andi dengan sabar, tenggorokan andi yang terluka membuatnya susah menelan, berkali-kali andi terbatuk, rian mengambilkan teh hangat dan meminumkan ke mulut suaminya perlahan, andi berkata pelan, sehingga rina harus mendekatkan wajahnya, “terima kasih bun,” ucap andi lirih.

Rina menatap suaminya dengan iba, dia berusaha menahan air matanya yang hendak jatuh, separuh makanan andi telah habis, andi memberikan tanda bahwa dia sudah tak ingin makan, rina meletakkan makanan itu di meja di sebelah ranjang andi, rina kembali menyetel ranjang, hingga andi kembali berbaring.

Tak berapa lama perawat datang ke ruangan, “sudah dimakan bu sarapannya,” tanya perawat ramah.

“Sudah bu, namun tak habis,” jawab rina, “ya gak apa-apa, yang penting ada yang masuk, ini saya akan memberikan suntikan penenang melalui infus ya bu, pak andi harus banyak istirahat untuk memulihkan organ pencernaannya,” ucap perawat tadi kemudian menyuntikkan sesuatu di sekitar selang infus andi.

“Oh ya bu, mungkin pagi ini dokter tidak bisa datang visit, sore atau malam beliau baru sempat, permisi bu,” perawat itu pamit keluar ruangan.

Rina menyelimuti andi yang kembali terlelap, sepertinya obat penenangnya cukup efektif langsung bekerja.

Rina menatap suaminya, tangannya mengelus rambut andi, “yah bunda minta izin untuk menyelesaikan semua urusan kita, bunda akan mengakhiri semua yang sudah kita mulai, berhasil atau tidak bunda gak tahu, namun bunda merasa harus menyelesaikan semua ini, maafkan bunda yah, bunda yang bersalah sehingga menyebabkan semua ini terjadi.bunda mohon izin ayah,” rina mengambil tangan suaminya dan menciuminya, lalu rina bersiap untuk pulang, dia berencana pergi menemui frans pagi ini, namun sebelumnya rina akan pulang dan membawa nanda, ada sesuatu yang ingin dia sampaikan pada frans.

***

Doni masuk keruangannya dengan gontai dia baru saja kembali dari rumah sakit, untung saja sersan joko hanya luka ringan, beberapa senti lagi clurit itu akan memutus urat lehernya.

Tubuh doni terasa lelah, dia menghempaskan pantatnya ke sofa panjang, doni meremas rambutnya, matanya terpejam, raut wajahnya terlihat kesal, satu-satunya kunci menuju jawaban puzzlenya telah tewas.

Ini berarti kasus ini telah berakhir, kedua tersangka pengemudi truk telah tewas, rantai kasus ini terputus, pikiran doni buntu, dia merasa tak akan bisa menjawab rasa penasarannya.

Semua terlihat buntu, truk yang digunakan adalah truk sewaan, doni tak memiliki bukti keterlibatan bos dari kedua bajingan itu dalam kasus ini.

“Ahh shit! Kenapa bajingan itu nekat tak kenal takut,” doni merebahkan punggungnya, tubuhnya benar-benar lelah, doni memejamkan matanya, tak lama dia mulai terlelap.

***

Rina sudah siap dalam mobil, nanda dan novi juga ikut, pada ibunya rina beralasan ingin mengajak nanda menemui temannya, “bu, mungkin rina pulang agak sore, nanti pulang rina akan langsung ke rumah sakit,”

Akbar yang tadinya ingin ikut mengurungkan niatnya, ketika ibunya berkata kalau akbar harus menjaga ayahnya bersama kakek dan om bobi, akbar sepertinya senang bisa melindungi ayahnya.

Rina kemudian mendrop bapak, akbar dan bobi ke rumah sakit untuk menunggui andi, “pak nanti rina mungkin agak sore ya pulangnya, bob kakak titip bang andi ya ama akbar, abang jagain ayah yah,” ucap rina, ketiganya kemudian turun dan melambaikan tangan pada mobil rina yang meninggalkan rumah sakit.

“Kita mau kemana bu,” tanya novi, “kita mau ke rumah teman saya nov, eh ya kamu bawa baju ganti nanda kan,” tanya rina, “sudah bu, sudah semua,”

Rina lalu menyetel gpsnya di alamat yang diberikan frans, menurut keterangan gps tersebut, jarak yang ditempuh kurang lebih 1,5 jam perjalanan.

Perjalanan itu melalui tol yang cukup lengang, rina melihat novi sedang menyuapi nanda di belakang, “makan ya sayang, kita mau ketemu seseorang yang penting buat kamu.” ucap rina tersenyum melihat putrinya yang lucu dan menggemaskan.

Di sebuah pom bensin, rina singgah untuk mengisi bahan bakar sekaligus ke toilet, rina mengirimkan chat ke niken, rina sebelumnya meminta nomor telepon niken kepada doni, rina beralasan ingin meminta maaf pada niken.

“Selamat siang mbak niken, saya rina, tolong hubungi doni, jika sampai sore nanti, saya tidak mengirimchat lagi ke mbak niken,” demikian isi chat rina.

“Minta doni mencari saya di alamat ini,” rina kembali mengirim chat ke niken sambil memberikan sebuah alamat.

Niken membalas dengan heran, rina kemudian meminta niken tidak bertanya apapun saat ini, cukup lakukan permintaan rina tadi, “baiklah bu,” demikian balasan chat niken.

***​

Rina tiba didepan sebuah rumah besar bergaya vila, rumah itu terlihat luas dan asri, rina mengabarkan kepada frans bahwa dirinya telah sampai, tak lama rina melihat seorang pria setengah baya tergopoh-gopoh membuka pagar dan berlari mendekati mobilnya.

“Bu rina nggeh, monggo silahkan bu,” ucap pria itu ramah, rina kemudian melajukan mobilnya masuk ke halaman rumah itu, disisi jalan mobil, terdapat taman yang indah dan terawat, rina memarkirkan mobilnya didepan pintu masuk utama yang dinaungi sepasang tiang marmer yang indah.

Seorang wanita paruh baya menyambut mereka dan mempersilahkan masuk, rina dan novi yang menggendong nanda masuk mengikuti wanita itu.

Wanita itu mempersilahkan rina untuk duduk di ruang tamu, tak lama frans muncul dengan menggunakan kimono tidurnya, rina melihat wajah frans terlihat pucat, novi hanya diam tak mengenal siapa pria tua didepannya ini.

“Selamat datang dek rina, terima kasih sudah jauh-jauh mengunjungi saya, oh ya kita makan dulu ya, sudah siang, pasti kalian lapar kan,” ucap frans ramah, melihat rina ragu-ragu, frans kemudian tertawa, “tenang makanannya tak beracun kok hahaha,”

Sebenarnya rina tak ingin makan di tempat ini, namun kemudian perutnya terasa lapar, dan rina juga melihat novi kelihatannya juga lapar, akhirnya rina mengikuti ajakan frans untuk makan.

Rina dan novi duduk di meja makan, nanda yang tidur di letakkan di sebuah sofa bed dekat ruang tv, novi tersenyum melihat hidangan yang cukup membangkitkan selera, “ayo dek rina silahkan,” frans mempersilahkan rina untuk mengambil hidangan, ibu tua tadi datang membawakan minuman.

Setelah selesai makan, rina kemudian menatap frans, ‘mas frans, saya ingin bicara sekarang,” ucap rina, frans melihat mata rina yang terlihat serius. Frans kemudian mengajak rina ke ruang tv, ibu tua tadi mengajak novi ke belakang, lalu menutup pintu ruangan tv tersebut.

Nyala ac yang cukup sejuk membuat nanda merasa nyaman, dia masih terlelap di samping bundanya yang duduk berhadapan dengan frans.

“Mas frans, saya datang kesini untuk bicara dari hati ke hati dengan mas frans,” ucap rina, walau hatinya berdebar takut frans macam-macam, namun rina membulatkan tekadnya, dia memberanikan hatinya untuk menatap wajah frans.

“Saya gak tahu apakah mas frans ada kaitannya dengan penyekapan mas andi atau tidak, tapi saya hanya ingin memohon pada mas frans jangan sakiti bang andi, pliss,” ucap rina lirih.

“Mas..hubungan kita sudah berakhir, saya sekarang hanya mencintai mas andi mas, memang dulu kita sempat bahagia, saya akui saya sangat bahagia saat bersama mas frans,benar,” ucap rina lagi, frans hanya diam mendengarkan.

“Saat mas frans menghilang tanpa kabar, hati saya hancur, berbulan-bulan saya menunggu kabar mas frans, namun kabar apapun tak pernah ada, semua mengatakan bahwa mas frans cuti diluar negeri, namun mengapa mas tidak pernah mnghubungi saya, apakah mas tidak tahu bagaimana perasaan saya saat itu, saya sudah seperti orang gila mencari info kesana kemari tentang mas frans, hingga semua menjadi heran kenapa seorang istri bawahan mencari keberadaan bos suaminya.” ucap rina mulai emosi, matanya mulai basah, rina mengibaskan tangannya ketika dilihatnya frans ingin bicara.

“Tolong dengarkan dulu saya,” ujar rina tegas.

“Sepeninggal mas frans, saya menyangka mas frans bosan dengan saya, saya menyangka mas frans sudah muak kepada saya, saya hancur mas, saya depresi, untung mas andi ada disisi saya terus, mas ingat bagaimana saya melecehkan mas andi, bagaimana perlakuan saya pada mas andi yang merupakan suami saya, orang yang seharusnya saya hormati tapi malah saya lecehkan kehormatannya,” rina menghela napas, kini air matanya jatuh.

“Tapi bang andi tak pernah dendam pada saya, dia terus mendampingi saya, walau saya memaki dan meludahinya, dia selalu menghampiri saya dan memeluk saya, sehingga perlahan saya bisa kembali menata hati saya, sehingga saya bisa kembali menjadi manusia mas, kalau tak ada bang andi, mungkin saya sudah bunuh diri saat itu, saya sangat depresi mas..” suara rina bergetar.

“Ini putri saya, lucu dan menggemaskan bukan,” rina menatap nanda yang tertidur, “namanya nanda mas, mas tau siapa nama panjangnya, fransnanda anugerah saputra, bang andi yang menamainya.” ucap rina kemudian.

Frans terlihat ingin berbicara, namun lagi lagi rina mengibaskan tangannya, “tolong dengarkan saya dulu, setelah saya selesai silahkan mas frans bicara,” rina penuh percaya diri.

“Kenapa namanya mirip mas frans, karena nanda adalah anak mas frans,” rina menghentikan ucapannya, dia melihat reaksi frans yang kaget, “apa..” ucap frans terkejut.

“Ya mas, saat mas frans menghilang saya tidak tahu kalau saya sedang hamil, mas kan tau, saya saat itu tak mengijinkan mas andi menyetubuhi saya, jadi tak perlu diragukan lagi, anak ini adalah anak mas frans, anak ini hampir saja tak bisa hidup mas,”

“Karena depresi ditinggal mas frans tanpa kabar, psikologis saya terganggu, dan mengakibatkan nanda lahir prematur, hampir sebulan kami berdua harus dirawat di rumah sakit, berat badan nanda saat itu sangat kecil, namun tanpa dendam bang andi terus datang menengok nanda, setiap datang dia selalu menggenggam tangan mungil itu, kedua hati mereka berbicara, mereka saling menyayangi mas sejak saat itu,” rina mulai terisak-isak.

“Bang andi sangat menyayangi nanda, walau tau nanda bukan putrinya, walau bagaimana perlakuan saya pada dirinya, namun cintanya pada nanda tak pernah surut. Saat tengah malam bang andi yang bangun membersihkan pups nanda, walau dia lelah pulang bekerja, dia selalu meninak bobokan nanda di dadanya, mas tahu siapa yang membuat bang andi siuman kemarin, nanda mas, kata pertama yang dia ucapkan ayah..” rina semakin terisak.

“Bang andi telah menyiramkan cintanya yang tulus pada saya dan nanda, sehingga saya bisa bangkit dari keterpurukan, saya mohon dengan sangat tolong jangan sakiti bang andi mas, jika memang harus melepaskan rasa marah mas frans, bunuh saja saya, jangan mas andi, karena jika terjadi apa-apa dengan mas andi, sayapun tak akan bisa hidup mas..” rina terisak hebat, dia menangis tersedu-sedu, membuat nanda terbangun dan menangis, rina menyeka air matanya, dia kemudin menggendong nanda.

“Mas frans saya permisi dulu mas, saya harap semoga mas frans selalu sehat dan bahagia, lupakan saya mas, saya mohon, biarkan saya memiliki kenangan indah terhadap mas frans, saya pergi mas,” ucap rina, sekilas rina melihat wajah frans terlihat sedih, frans menundukkan wajahnya, rina melihat ada tetes air jatuh dari dagunya.

Rina kemudian bangun dari duduknya, dia memanggil novi, setelah novi datang, rina menyerahkan nanda kepada novi, mereka meninggalkan rumah itu menuju mobil, tanpa menoleh lagi, rina kemudian melajukan mobilnya, rina melihat tempat itu dari kaca tengah mobilnya, “selamat tinggal mas frans,”

***

Sepeninggal rina, frans masuk ke kamarnya, frans duduk di meja kerjanya, dia menangis tersedu-sedu, tubuhnya terguncang hebat, selama ini prasangkanya salah, dia menyangka nanda adalah putri dari andi hingga dia merasa dihianati oleh rina, karena rina saat itu tak mengijinkan andi menyentuhnya, ternyata nanda adalah putrinya.

Frans terisak menyadari betapa menderitanya rina saat itu, dan semua anggapannya keliru, mendengar cerita rina yang mengatakan andi siuman akibat panggilan nanda, frans sadar betapa andi sangat mencintai nanda, sehingga batin mereka begitu menyatu, karena anak kecil akan tahu siapa yang mencintainya dengan tulus.

“Mungkin ini hukuman Tuhan buatku, aku memaksakan diri untuk merebut rina, namun rupanya Tuhan tak mengijinkan hingga aku mendapat kecelakaan, sekarang aku mencoba lagi dengan lebih brutal, dan kali ini Tuhan tak memberiku ampun dan menghadiahkan penyakit ini,” frans mengusap wajahnya, dia melangkah ke tempat tidur, sepertinya tubuhnya semakin lemah, frans berbaring di tempat tidur, mencoba menenangkan hatinya yang terasa perih.

***

2 HARI KEMUDIAN

Doni sedang berada dikantornya saat ada panggilan nomor yang tak dikenalnya, doni menjawab panggilan itu, “halo” ucap doni

“Halo nyuwun sewu mas, ini saya pujo supir pak frans, begini mas, pak frans meminta mas menemui beliau, sepertinya ada yang penting mas, kondisi beliau sedang tidak baik mas,” ucap pujo di ujung telepon.

“Halo, maksudnya siapa pak, pakde frans?” tanya doni.

“Niki mas doni nggeh,” tanya pujo.

“Ya pak,” jawab doni.

Pujo kemudian mengatakan pada doni, kalau saat ini pakde frans sedang sakit parah, dan pakde frans meminta pujo untuk menghubungi doni, pakde frans ingin bertemu dengan doni.

Mendengar itu doni terkejut, dia menyangka pakdenya ada di jakarta, doni segera meminta alamat pakdenya pada pujo, lalu kemudian segera meluncur ke tempat pakdenya itu.

***

“Pakde..pakde kenapa,” ucap doni khawatir melihat pakde terbaring dengan wajah pucat, “pakde kemana saja, doni telpon tapi tidak bisa, apakah pakde mengganti nomor, dan ini rumah siapa pakde,” lanjut doni.

Frans mengangkat tangannya meminta doni mendekat, doni segera mendekat ke arah pakdenya, frans terlihat sangat lemah, frans menggenggam tangan doni, “don, pakde ingin menyerahkan diri,” ucap frans lirih.

Doni tak mengerti ucapan pakdenya, ‘apa maksud pakde, saya gak mengerti,” ucap doni, “dengarkan pakde don,” ujar pakde lirih.

Frans kemudian menceritakan semua yang dia rencanakan, dari perencanaan pembunuhan andi melalui kecelakaan hingga pengakuan frans bahwa dia yang mengirimkan foto niken berpelukan dengan andi pada suami niken, “semua pakde yang merencanakan don, kamu gak perlu lagi mencari orang-orang yang terlibat, semua salah pakde, tapi tolong jangan tanya alasan pakde melakukan itu semua, sekarang umur pakde tidak lama lagi don,” ucap frans, “apa maksud pakde tidak lama lagi,” tanya doni.

Pujo menjelaskan pada doni tentang penyakit yang diderita frans sesuai seperti kata dokter hans, doni terhenyak, belum hilang shocknya atas pengakuan pakdenya yang merencanakan semua, kini pakdenya sakit keras.

Doni lalu keluar dari ruangan itu untuk menghirup udara segar, dadanya terasa sesak mendengar semua itu “semua pakde yang merencanakan don, kamu gak perlu lagi mencari orang-orang yang terlibat, semua salah pakde, tapi tolong jangan tanya alasan pakde melakukan itu semua” kata-kata itu terngiang kembali ditelinganya. Walau pakde tak ingin doni tau alasannya, namun doni tau apa yang menjadi alasan pakde melakukan itu semua.

Doni merasa dilema, di satu sisi sebagai aparat penegak hukum, dia harus meminta pakdenya bertanggung jawab, namun disisi lain kasusnya ini tak berujung ke pakde, walau pakde mengaku namun bukti-bukti keterlibatan pakde tak ada.

Doni merasa hukuman terhadap pakdenya sudah terjadi, sekarang dia sedang sekarat menunggu ajal, betapa tersiksanya pakde saat ini, doni kemudian mengambil satu keputusan.

Doni kembali kekamar pakdenya, dia mengatakan pada pakdenya bahwa dia akan mengurus permasalahan kasus kecelakaan dan penyekapan andi, doni juga meminta pujo terus menjaga pakde, dan selalu menginformasikan keadaan pakde setiap hari.

Doni meninggalkan kediaman pakdenya itu, doni berencana menelpon mas chris dan mas deny setelah dia menyelesaikan kasus ini.

***​

DUA HARI KEMUDIAN

Polisi mengadakan jumpa pers untuk menggelar perkara kasus kecelakaan dan peristiwa penyekapan terhadap andi, polisi menyimpulkan motif kasus tersebut karena persoalan asmara, dimana seorang suami merasa cemburu karena melihat foto istrinya berpelukan dengan pria lain, untuk itu sang suami merencanakan penculikan terhadap selingkuhan istrinya itu, namun ternyata naas suami malang itu terlibat kecelakaan, dan ternyata kcelakaan tersebut sudah direncanakan namun targetnya salah, polisi menganggap perencanaan kasus kecelakaan itu tak bisa dilanjutkan karena dua orang tersangka utama tewas. Dan seterusnya............

Doni meninggalkan tempat konfrensi pers itu, dia akan menjemput chris di bandara, sedangkan denny baru besok akan datang ke indonesia.

Doni berjalan menuju ruang kerjanya, dia bermaksud mengganti seragamnya, doni merasa keputusan ini adalah jalan kompromi, dia tak mungkin menjadikan pakde sebagai tersangka karena memang tak ada bukti keterlibatan pakde, foto yang doni miliki bukanlah bukti langsung rencana kecelakaan terhadap mas andi.

Foto ini memang menjadi bukti kuat sebagai motif dari endi menculik andi, dua kasus itu memnag berhubungan namun tak langsung berkaitan. Apalagi bakalan sulit untuk mengkonfirmasi dari mana foto itu didapat endi. Karena endi sudah meninggal

Doni merasa jika nanti entah bagaimana caranya ditemukan bukti baru, doni tak akan menangani kasus ini lagi, doni akan mennyerahkan kasus ini pada orang lain.

***

SEMINGGU KEMUDIAN

Doni dan rina menghadiri pemakaman pakde frans, terlihat chris dan denny menerima ucapan dari kolega almarhum ayahnya, sesuai permintaan frans dimakamkan disebelah makam istrinya.

Penyesalan frans sepertinya mempercepat kematian frans, sejak rina datang dan menceritakan semua, frans memang terlihat murung, seolah menyesali apa yang telah dia lakukan, semua berawal dari prasangka saat melihat nanda di gendong andi, frans menyangka rina menghianati dirinya, dan kemudian dia membenci andi karena berselingkuh dari rina, namun setelah mendengar cerita rina, frans mulai meragukan prasangkanya, dia tidak lagi yakin andi berselingkuh, apalagi andi ternyata menyayangi putri kandung frans seperti anaknya sendiri, frans sungguh terpukul dengan itu semua.

Rina juga merasa kesedihan melihat frans meninggal, dia tak tahu tentang penyakit yang diderita frans, rina merasa sedih karena biar bagaimanapun frans pernah ada dihatinya. Rina menyenderkan tubuhnya ke bahu doni.

Doni mendekap bahu rina, dan mengajaknya pergi meninggalkan tempat itu.

***

LIMA TAHUN KEMUDIAN

Seoarang gadis mungil berparas cantik menggunakan seragam tk, sedang menunggu di depan kelasnya, kakinya yang belum bisa menyentuh lantai bergoyang-goyang gelisah, sepertinya gadis kecil itu menunggu seseorang.

“Nanda, nunggunya didalem aja, sama bu guru yuk,” seorang guru berjongkok di hadapan gadis itu, “nanda disini aja bu guru, lebih adem,” jawab gadis kecil itu.

“Ya udah jangan kemana-mana ya sayang, tadi bunda kamu udah wa bu guru sebentar lagi sampe,” ucap bu guru tersebut, gadis kecil itu mengangguk, bu guru kemudian mencubit pelan pipi nanda, “ihh kamu gemesin deh heheh,”

Di lapangan parkir mobil rina baru saja tiba, setelah memarkirkan mobilnya, dia kemudian turun dan membuka pintu belakang mobilnya, rina menggendong seorang bayi montok yang lucu, “aduh gara-gara papah kamu jadi telat deh bunda jemput kakak,” ucap rina, “tapi untungnya kamu lucu hihihi,” rina menciumi bayi yang baru berusia 20 bulan itu.

“Bunda...” teriak nanda melihat bundanya datang, “halo sayang, yuk kita pulang, maaf ya bunda telat, bu widya saya duluan ya,” ujar rina pada bu guru yang tadi.

“Nah tuh papah datang,” ucap rina ketika melihat seorang berseragam polisi berlari kecil menghampirinya, “sori-sori tadi ada urusan mendadak, yuk sini papah gendong,” doni mengambil bayi montok itu dari gendongan rina.

***


BERSAMBUNG
 
mohon maaf jika tak sesuai prediksi suhu sekalian, tinggal satu bab lagi bab epilog tentang apa yang terjadi 5 tahun sebelumnya
 
Tenang pemirsa rina ga bakal di bikin mati sama TS atau di culik soalnya sisa 2part lg..
Kemungkinan frans mengakui sama rina bahwa dia yg ada di balik ini smua,tp tentu nya ada adegan yg bisa jd sex scene atau perihal nanda yg akhirnya mengubah pemikiran frans,dateng udah pasti sendiri si rina..
Apes" nya ni,secelup 2 celup lah dpt si frans..
 
lah kok jadi sama doni endingnya....terus terakhirkan rina sedang hamil anak ke 3 keman tuh bayi nya , apa keguguran.
 
Bimabet
Seperti epilog hanya bercerita tentang tugas sebagai rina sbg istri.... Sampai andi sembuh....dan rina minta cerai krena kesalahannya....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd