Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Lust & Love (Update Part 16)

Cuma penasaran aja. Di cerita ini yang paling suhu tunggu-tunggu siapa?

  • Kalala

    Votes: 84 24,7%
  • Kak Ay

    Votes: 40 11,8%
  • Tepini

    Votes: 37 10,9%
  • Meme

    Votes: 36 10,6%
  • Chikuy (coming soon)

    Votes: 143 42,1%

  • Total voters
    340
Part 1 - Algoritma Semesta

Minggu ini terasa sangat melelahkan. Berbagai urusan di kantor terus datang tanpa henti, tanpa permisi. Rasanya berat kepalaku jadi dua kali lipat. Aku butuh rehat sejenak sepertinya, dan rumah mungkin tempat yang pas untuk itu.

Oiya, Namaku Egi, 24 tahun. Aku seorang yang bekerja di suatu perusahaan multinasional milik Ayahku, eh sebenarnya paman, tapi mari bahas itu nanti. Karena relasi, aku jadi ditempatkan di posisi yang lumayan penting di perusahaan dan sekarang ini perusahaan sedang sibuk-sibuknya dengan berbagai urusan, tentunya aku pun kena imbasnya. Hah cape!

Untuk sedikit menghilangkan kepenatan itu aku hendak pulang ke rumah orangtuaku. Makan masakan mama pasti bisa jadi obat yang mujarab. Aku pun bergegas berangkat meninggalkan apartemen menuju rumah dengan motorku.

***

Sampai di rumah Mama menyambutku hangat.

"Kamu jarang banget pulang sih, Gi. Sekalinya pulang dadakan gini"

"Iya Ma, sibuk banget di kantor. Datengnya pengen dadakan aja biar surprise. Eh, Ma, masakin soto dong, kangen soto buatan Mama"

"Dateng-dateng minta dimasakin, untung baru belanja, jadi ada bahan-bahannya" Mama menjitak kepalaku sambil tersenyum lalu bersiap untuk memasak.

Tentunya sebagai anak yang berbakti aku ikut membantu Mama memasak sambil mengobrol dan curhat. Suasana hangat ini selalu bisa menjadi pelebur berbagai kesibukan di kantor. Mama selalu jadi mama yang baik meskipun ia bukan ibu kandungku.

Ayah dan ibu kandungku meninggal dalam sebuah kecelakaan pada saat aku berumur 8 tahun. Aku diasuh oleh keluarga paman, adik ayahku yang sudah aku anggap juga sebagai keluarga sendiri, mereka pun sudah menganggap aku sebagai anak mereka.

"Eh iya, Ma. Si Cimol mana gak keliatan?" Tanyaku saat sadar tak melihat adikku yang satu itu

"Bentar lagi juga pulang dia abis ada kegiatan di JKT48" Kata Mama sambil menuangkan soto ke mangkok. "Nih. Udah jadi" Mama memberikanku semangkuk soto buatannya itu.

Soto buatan mama selalu jadi yang terbaik. Aku makan dengan khidmat di meja makan sampai akhirnya~

"Eh, Kak Egi pulang" Suara itu terlontar dengan nada sangat ceria dari adikku, Brielle.



Brielle langsung menghampiri seraya memeluk dengan brutal.

"Ebuset, Mol! Kak Egi lagi makan ni yaampun"

"Aku juga mau makan ah, laper. MAAAAA! SOTONYA MASIH ADA GAK?" Brielle teriak kepada mama yang ada di dapur.

Mama langsung membawakan semangkuk besar soto dan dua piring nasi.

"Buset! Lu makanya banyak amat, Mol?!"

"Iiihhh buat berdua ini tuh, masa iya aku makan sendirian"

Seorang gadis muncul, rambut nya sebahu, wajahnya sangaaatttt... Imut.



"Permisi" Kata gadis itu seraya duduk di samping Brielle, diseberang kursiku.

"Kenalin, Kak. Ini Kak Lala temen aku di Jeketi"

Gadis yang bernama Lala itu menjulurkan tangannya kepadaku sambil tersenyum, aku menyambutnya.

"Egi"

"Lala"

Setelah perkenalan singkat itu kami melanjutkan makan kami.

Beberapa saat kemudian semua yang semula ada dalam piring dan mangkok sudah ditransfer ke dalam perut.

"Kamu baru pulang kegiatan Jeketi, Mol?"

"Iya" Jawabnya singkat

"Malem amat."

"Ya kan emang biasa sampe malem, Kak"

"Yaudah. Cape kan? Sana istirahat langsung"

"Baru juga jam 11. Lagian besok kan minggu aku libur sekolah sama gak ada jadwal Jeketi, mumpung ada Kak Egi kita begadang aja yuk. Yuk Kalala?!" Brielle tampak sangat antusias

"Eeeeh... Ayuk aja"

"Kalala kenapa si malu-malu gitu? Hayooo suka ya jangan-jangan sama Kak Egi?"

Ni anak ngomongnya ceplas-ceplos seenak jidat.

"Apaansi Biyel?!" Lala geram, ia mencubit Brielle.

Aku tertawa kecil melihat kedua bocah itu berantem.

***

Dengan usul atau lebih tepatnya paksaan si Cimol, Kami bertiga menonton film horror di ruang keluarga sambil tiduran di sofa bed. Aku di sebelah kiri, Brielle ditengah dan Lala disamping kanannya. Sialnya, belum sampai setengah jam film ini diputar, si Cimol malah sudah pulas tertidur, padahal dia yang tadi paling bersemangat. Dasar bocah.

"Dia yang paling semangat ngajakin tadi, eh tidur duluan" Ucapku menepis keheningan.

"Iya nih, Dasar!" Ucap Lala sambil menoyor pelan Brielle disampingnya.

Film horrornya terasa membosankan, terlalu tidak logis, cuma jumpscare doang isinya, alur ceritanya juga semrawutan ditambah akting para pemainnya sangat payah.

"Filmnya gajelas ya?" Tanyaku pada Lala

"Iya. Emang tipikal horor murahan Indonesia"

Daripada bosan menonton sebaiknya aku ajak ngobrol saja Lala

"Eh La, ngomong-ngomong kamu member Jekate juga kan ya?"

"Iya, Kak. Se-tim sama Biyel"

"Emang ada tim tim nya gitu?"

"Ada, ada Tim J, Tim K3 sama Tim T, Aku sama Biyel di Tim T"

Dari situ mulai lah obrolan panjang kami, mulai dari membahas JKT48 yang ternyata rumit juga, cerita kehidupan sehari-hari, sampai ke cerita asmara. Lala ini sangat asyik diajak berbicara dan tampaknya mudah akrab. Hanya dari obrolan ini saja aku sudah merasa sangat dekat dengannya.

"Jadi gitu" Ucap Lala merampungkan ceritanya

"Jadi, selama 19 tahun kamu hidup belum pernah pacaran? Yaampun La, sia-sia banget idup lu"

"Iiihhh masa cuma karena ga pernah pacaran idup aku sia-sia" Lala marah dengan muka yang ASTAGA LUCU BANGET!!!!

"Iya... Iya maaf. Becanda doang, kok" Aku mengacak-acak rambutnya "Karena lu belum pernah pacaran gimana kalo lo pacaran aja sama gue?" Ucapku bercanda sambil mengedip-ngedipkan mata.

Lala terdiam tampak berpikir, diluar dugaanku, sepertinya dia menganggap perkataanku barusan serius.

"Boong, La. Bercanda" Aku meluruskan perkataanku tadi, Lala tampak bingung menanggapi. "Sorry sorry"

Aku melihat jam, sudah menunjukkan pukul 2 pagi, lama juga aku ngobrol dengan Lala.

"Gak tidur, La? Udah jam 2 nih. Sono pindah ke kamar"

"Iya sih udah ngantuk juga" Lala menguap "Aku tidur sini aja deh, Biyel nya disini soalnya"

"Bangunin aja bocah nya"

"Gak deh. Kasian. Pules gitu"

Aku menepuk-nepuk pipi Brielle pelan beberapa kali, mencoba membangunkannya.

"Mol, bangun! Pindah itu Lala nya mau tidur di kamar, Hey! Bangun buru!"

Brielle hanya menggeliat, pindah posisi dan kembali tidur. Dasar ni bocah.

Aku menarik kedua tangan Brielle sampai dia terduduk. Lalu aku templokan dia di punggung kemudian menggendongnya. Mayan berat juga nih si Cimol.

"Ayo La. Pindah ke kamar" Aku pun membawa Brielle pindah ke kamarnya. Lala mengikutiku di belakang

Setelah sampai kamar aku membaringkan Brielle di kasur. Gila, cape juga gendong orang dari lantai bawah ke atas.

Lala masuk juga ke kamar

"Selamat malem, La" Aku mendekatinya lalu mencium keningnya

Entah saat itu apa yang kupikirkan. Aku bertindak begitu saja, seakan tubuhku tidak dikendalikan olehku. Lala tampak kaget dia terus menunduk. Suasana pun jadi kikuk.

"Malem, Kak"

Beberapa detik kami masih berdiam diri, sampai aku sadar dengan tubuhku sendiri. Aku langsung keluar dari kamar Brielle menuju ke kamarku.

Setelah menutup pintu aku langsung membaringkan tubuhku di kasur sambil memikirkan kejadian tadi.

"GUE NGAPAIN TADI ANJENG!"






~Bersambung
Mari mari
Baca baca bikin tenda dulu aja
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd