Side Story 1: Faradilla Yoshi dan Rebecca Tamara.
Note: Side Story akan diupdate seminggu sekali di weekdays agar tidak bertabrakan dengan cerita utama. Do not copy my story without my authorization!
Gudang
Pak Kevin terbangun di sebuah gudang reot dengan keadaan kaki dan tangannya terikat di ranjang dan dalam keadaan tanpa busana. Gudang itu nampak kotor, penuh debu, kecoa dan tikus. Sesosok wanita muncul dari balik pintu gudang reot itu.
"Dilla?!!!"
Pak Kevin kaget ketika melihat Faradilla Yoshi berada di gudang itu hanya dengan mengenakan bikini. Sedikit background saja, Faradilla ini adalah simpanan Pak Kevin. Dan meski Dilla sudah bertunangan, tapi Dilla masih diam-diam menemui Pak Kevin untuk sekedar minta dibelikan barang atau makan malam. Sejak Pak Kevin merenggut keperawanan Dilla, Pak Kevin tidak pernah menghubungi Dilla lagi, hal ini tentu membuat Dilla marah besar.
"Mau apa lo Artis murah???" tanya Pak Kevin sambil memberontak dari ikatannya.
"Time for some revenge!" ucap Dilla sambil tertawa terbahak-bahak.
"Lo udah ngelecehin gue, dan sekarang waktunya gue balas dendam sama lo" lanjut Dilla.
Dilla mengambil sebuah cambuk yang mirip seperti di film-film erotis. Dilla mulai mencambuk paha Pak Kevin dengan kencang.
"Gila, stop woy!!!" teriak Pak Kevin.
"Never!" balas Dilla.
Dilla terus mencambuk paha dan dada Pak Kevin.
"Ini buat ngajarin lo biar ga suka ngelecehin cewe!" seru Dilla sambil terus mencambuk Pak Kevin.
"Tapikan lo juga mau??" protes Pak Kevin.
"Lo udah ngewein gue dengan kasar, lo siksa gue, tapi lo ga pernah hubungin gue lagi! Emang gue cewe sekali pake???!!!" bentak Faradilla Yoshi sambil terus mencambuk Pak Kevin.
Pak Kevin memejamkan matanya, berusaha menahan sakit akibat cambukkan Faradilla Yoshi.
"Dilla, udah!!!" Pak Kevin merengek seperti anak kecil yang sedang dihukum Ibunya.
Dilla tertawa puas melihat kondisi Pak Kevin sekarang. Pak Kevin benar-benar sudah dibawah kendalinya. Tiba-tiba sesosok wanita lain muncul menyusul Dilla.
"Kenalin, dia Rebecca. Dia yang bantu gue nyiapin semua ini" ucap Dilla.
Dilla tersenyum sambil memandang Rebecca lalu mereka berdua berciuman.
"Wait, ini ada apaan sih di antara mereka?" Tanya Pak Kevin dalam hati.
Rebecca melepaskan ciumannya dari Dilla dan berjalan mengambil sebuah lilin berwarna merah dari sebuah laci. Rebecca menyalakan lilin itu.
"Wait, are you gonna do what I think you're gonna do?" tanya Dilla pada Rebecca.
"Just watch and see" jawab Rebecca.
Rebecca Tamara berjalan ke arah tempat tidur. Perlahan tapi pasti, Rebecca mendekatkan lilin itu ke tubuh Pak Kevin.
"Eh, lo pada mau ngapain???" tanya Pak Kevin dengan panik.
Rebecca dan Dilla tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Pak Kevin. Rebecca menumpahkan beberapa tetes lelehan lilin itu ke atas dada Pak Kevin.
"Bangsat, panas!!!" teriak Pak Kevin kesakitan.
"Yeah, you go girl!" teriak Dilla pada Rebecca sambil kegirangan.
"Wooohooo!!!" teriak Rebecca dengan girang.
Sementara Rebecca masih terus meneteskan lelehan lilin itu ke tubuh Pak Kevin, Dilla mulai mencambuk lagi paha dan perut Pak Kevin. Pak Kevin tidak pernah merasa dilecehkan seperti ini sebelumnya.
"Arrggghhh!!!" Pak Kevin berteriak menahan rasa sakit.
"Rebecca, gue ga ada salah sama lo. Kita aja baru ketemu sekarang!" ucap Pak Kevin sambil kesakitan.
"Ya, tapi lo udah ngelecehin temen gue ini. Gue ga sudi kalau temen gue dilecehin!" jawab Rebecca.
Pak Kevin akhirnya tidak sadarkan diri, tidak kuat menerima siksaan ini. Pak Kevin pingsan masih dalam keadaan telanjang dan terikat di atas ranjang reot.
Beberapa Jam Kemudian.....
Pak Kevin terbangun mendapati dirinya masih di sebuah gudang reot dengan keadaan kaki dan tangannya masih terikat di ranjang dan dalam keadaan tanpa busana. Dilla dan Rebecca pun juga sudah telanjang bulat.
"Hey, look who's waking up" ucap Rebecca
"Wah, bangun juga lo" lanjut Dilla.
"Dasar lonte! Please lepasin gue. Gue janji ga akan begitu lagi" Pak Kevin memohon pada Dilla dan Rebecca.
Dilla dan Rebecca tertawa mendengar Pak Kevin yang sudah memohon-mohon seperti itu.
“Minta maaf aja ga cukup. Pokoknya lo harus puasin kita berdua malam ini. Abis itu baru kita maafin. Oke Dil?” ancam Rebecca.
“Iya. Pokoknya kita mau badan kita dimandiin pake sperma lo.” tambah Dilla dengan nada sewot.
Pak Kevin sama sekali sudah tidak bernafsu akibat siksaan mereka berdua. Pak Kevin ingin segera kabur dari tempat itu, dan sepertinya menuruti mereka adalah hal paling masuk akal.
"Oke, oke, gue akan turutin kalian. Abis itu lepasin gue!" ujar Pak Kevin.
"Just relax, Kita pasti nepatin janji" jawab Dilla.
Tanpa aba-aba, Rebecca langsung duduk di atas wajah pria beranak dua itu. Pak Kevin awalnya mengalami kesulitan bernafas hingga akhirnya Pak Kevin bisa menyesuaikan diri. Lidah Pak Kevin mulai bergerilya di dalam lubang vagina Rebecca.
"That's it, stud. Fucking eat me!!!" teriak Rebecca keenakan.
Nafsu Dilla langsung naik melihat Rebecca. Dilla langsung mengambil inisiatif. Dengan gaya cowgirl, Dilla memasukan penis Pak Kevin ke dalam vaginanya dan bergerak dengan liar di atas Pak Kevin sambil mendesah keenakan.
"Oh shit, that's the stuff!" seru Dilla keenakan.
Pak Kevin sebenarnya sudah lemah karena siksaan Dilla dan Rebecca tadi, sehingga Pak Kevin hanya pasrah diperlakukan seperti itu.
"Oh, God! I miss your dick!" ucap Dilla dengan penuh gairah dan nafsu.
Rebecca meraih wajah Dilla dan mereka lagi-lagi mulai berciuman dengan liar. Mereka berdua berciuman di atas Pak Kevin. Dilla melepaskan ciumannya pada Rebecca dan menggerakan pinggulnya dengan semakin liar. Rebecca mengarahkan mulutnya ke arah payudara Dilla dan mulai menciumi dan menyedot payudara Dilla.
Baik Rebecca maupun Dilla tahu bahwa sebentar lagi keduanya akan mendapat orgasme, Dilla karena penis Pak Kevin dan Rebecca karena hisapan mulut Pak Kevin di vaginanya.
Benar saja, kedua wanita itu orgasme secara bersamaan. Rebecca meraih wajah Pak Kevin dan menciumnya sehingga merasakan cairan vaginanya sendiri. Dilla juga mencium Pak Kevin dan merasakan cairan orgasme sahabat karibnya itu.
Rebecca berdiri dari ranjang itu dan mengambil sebuah suntikan yang berada di sebelah lilin di atas meja.
"Mau apa lo?" tanya Pak Kevin dengan nada yang melemah karena sudah kehabisan tenaga.
Pemeran serial Cantik-Cantik Baper itu hanya tersenyum dan menyuntikan obat ke paha Pak Kevin. Tidak butuh waktu lama untuk obat itu untuk bereaksi. Pak Kevin mulai berkeringat dan penisnya kembali berdiri karena efek dari obat yang disuntikkan Rebecca ke dalam tubuhnya.
"All set!" ucap Rebecca.
Obat itu hanya untuk memancing nafsu Pak Kevin, tapi tidak meningkatkan staminanya.
"It's my turn now" ucap Rebecca lagi sambil memasukan penis Pak Kevin ke dalam vaginanya dengan gaya cowgirl.
Dilla mengambil sebuah ballgag dari dalam tasnya lalu memasangkan ballgag itu di mulut Pak Kevin. Sementara itu Rebecca terus bergerak dengan liar di atas selangkangan Pak Kevin.
"Oh shit!!! Enak banget!!!" Rebecca berteriak keenakan.
Dilla kembali mengambil lilin berwarna merah itu dan menyalakannya. Seperti yang dilakukan Rebecca tadi, Dilla meneteskan lelehan lilin itu ke dada Pak Kevin. Pak Kevin tentu mengerang kesakitan tapi mulutnya tersumpal ballgag. Di satu sisi Pak Kevin menikmati permainan dari Rebecca, tapi di sisi lainnya dia merasa kesakitan karena siksaan Dilla. Sementara itu Rebecca semakin menikmati penis Pak Kevin.
"Damn, Kontol bapak-bapak emang enak!" seru Rebecca.
"See, I told you so. Kebanyakan nyicip kontol bule sih lo" jawab Dilla.
Dilla meraih wajah Rebecca dan mencium bibirnya. Pak Kevin bisa melihat lidah mereka saling beradu. Dilla menghentikan ciumannya dengan Rebecca dan mengambil kembali cambuknya. Sementara Rebecca masih terus 'mengendarai' penis Pak Kevin, Dilla mencambuk perut dan dada Pak Kevin.
"Mmmm!!!! Mmmm!!!" teriakan Pak Kevin tertahan oleh ballgag.
"Dillaaaa... Lepasin aja sih... Kasiaaan... Ah....." ucap Rebecca sambil mendesah karena penis Pak Kevin.
"No way, I want to fucking humiliate him!" jawab Dilla dengan ketus.
Rebecca masih asyik dengan penis Pak Kevin sementara Dilla masih asyik dengan cambuknya.
"I'm cumming!!!" teriak Rebecca ketika mendapatkan orgasmenya.
"Gila enak, banget punya sex toy hidup kayak Pak Kevin gini!" ucap Rebecca.
Rebecca beranjak dari selangkangan Pak Kevin lalu mengocok penis Pak Kevin dan Dilla ikut bergabung disebelahnya sambil mengocok-ngocok penis Pak Kevin. Pak Kevin akhirnya mengeluarkan seluruh spermanya ke wajah Rebecca dan Dilla. Dilla dan Rebecca duduk di atas kasur dan membersihkan penis Pak Kevin dari sisa-sisa sperma. Tidak lupa Dilla dan Rebecca saling menjilati satu sama lain untuk membersihkan sperma Pak Kevin dari wajah mereka.
Dilla dan Rebecca masih punya satu kejutan lagi untuk Pak Kevin. Rebecca mengambil sebuah dildo dan menusukan dildo itu ke lubang pantat Pak Kevin. Pak Kevin berteriak kesakitan tapi teriakannya tertahan oleh ballgag yang dipasang oleh Dilla.
"How does it feel to be molested, bitch?!!!" tanya Dilla dengan penuh amarah.
Dilla memainkan dildo itu lubang pantat Pak Kevin dengan penuh amarah dan emosi.
"Lain kali kalau cewe minta ditelepon abis ngewe, lo hargain tu cewe dan lo telepon!" sambung Rebecca.
Pak Kevin yang sudah tidak kuat lagi menahan sakit akhirnya terbaring lemas di kasur hingga tidak sadarkan diri. Tapi Rebecca dan Dilla masih belum menuntaskan nafsu mereka. Rebecca mencium bibir Dilla dan menidurkan tubuhnya di samping tubuh Pak Kevin yang sudah tidak sadarkan diri.
"Finally, a time for ourselves!" teriak Rebecca dengan girang.
"Fuck me babe!" balas Dilla.
Rebecca yang sudah bernafsu kini mengarahkan tangannya ke vagina Dilla sehingga kini tangan Rebecca mempermainkan vagina Dilla.
"Ahhmmmm" Dilla mendesah keenakan.
Kocokan Rebecca terasa semakin cepat dan intense, desahan Dilla juga semakin kencang. Akhirnya Dilla mengalami orgasme. Tangan pemain sinetron itu kini basah oleh cairan orgasme Dilla, dan Rebecca mengarahkan tangannya yang basah itu ke mulut Dilla. Pemain film itu kini menjilati dan menciumi tangan Rebecca hingga bersih.
"Your turn to fuck me!" ujar Rebecca pada Dilla.
Dilla tersenyum, dia tahu persis apa keinginan Rebecca. Dilla membawa dildonya dan mendekati vagina Rebecca.
"I'll make you happy tonight" ucap Dilla.
Dilla mengecup vagina Rebecca dengan mesra lalu perlahan memasukan dildo itu ke vagina Rebecca. Rebecca mulai mendesah keenakan.
"Aaaaahhh" Rebecca mulai merasakan vaginanya terisi oleh dildo besar itu.
Dilla memainkan dildo itu dengan liar di vagina Rebecca. Rebecca menggenggam sprei tempat tidurnya. Rebecca merasakan dildo Dilla yang terus keluar masuk vaginanya. Tiba-tiba Rebecca berteriak
"Oh shit, I'm Cumming again!" teriak Rebecca.
Cairan orgasme Rebecca membasahi dildo Dilla. Dilla menarik dildo itu dari vagina Rebecca. Dilla menjilati dildo itu dan membersihkan dildo besar itu dari cairan orgasme Rebecca.
Dilla dan Rebecca kini sudah melanjutkan permainan mereka di tengah kasur itu dengan posisi 69. Rebecca dan Dilla saling menyedot vagina satu sama lainnya. Mereka saling mempermainkan clitoris lawan main mereka. Mereka bertujuan untuk memuaskan satu sama lain.
Lidah Rebecca menari-nari di dalam vagina Dilla, sehingga tidak butuh waktu lama untuk Rebecca untuk akhirnya bisa membuat Dilla orgasme. Dilla tiba-tiba melepaskan ciumannya dari vagina Rebecca.
"Ah... Ah... Ah... Aaaaahhhhhh!!!!" teriak Dilla yang mendapat orgasmenya.
Cairan orgasme Dilla langsung mengenai wajah dan bibir Rebecca, dan mau tidak mau Rebecca harus meminum cairan itu. Kedua Artis yang karirnya sedang menanjak tinggi itu akhirnya merasa puas. Rebecca dan Dilla akhirnya tertidur dengan lemas di samping tubuh telanjang Pak Kevin yang masih terikat.
Keesokan Harinya...
Jam menunjukkan pukul 6 pagi dan Pak Kevin terbangun dari tidurnya. Pak Kevin mendapati dirinya sudah berada di sofa kantornya.
"Apa kejadian semalam itu cuma mimpi buruk ya?"
Pak Kevin tidak menyadari apa yang terjadi pada dirinya dan bagaimana dia sudah ada di kostannya. Pak Kevin melihat sekujur tubuhnya sudah penuh dengan memar bekas cambukan Dilla dan bekas lelehan lilin Rebecca.
"Damn, ternyata semua itu bukan cuma mimpi buruk"
Pak Kevin melihat ada tumpukan foto polaroid di samping bantalnya. Foto-foto itu adalah foto-foto Dilla bersama Rebecca yang berpose dengan tubuh telanjang Pak Kevin yang sedang tidak sadarkan diri. Ada sebuah note di bawah foto itu bertuliskan "Until next time".
"Hah, next time??? Ogah deh! Engga lagi-lagi!" ucap Pak Kevin dengan kesal setelah membaca note itu.
Pemilik Production House itu beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi untuk bersiap-siap pulang. Tapi Pak Kevin berjalan ke kamar mandinya sambil memegangi bokongnya karena rasa sakit yang dialaminya akibat perbuatan Dilla semalam.