Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT SDS - Syahwat di Sekolah (No SARA)

Status
Please reply by conversation.
Part 32

"Jadi kamu mau ngelakuin itu sama aku?" tanya Gw.

Putri tidak menjawab dengan kata-kata, dia hanya menganggukkan kepala.



"Sekarang?" tanya Gw lagi.

Dia hanya menganggukkan kepalanya lagi.

"Aku mesti ngapain?" tanya Gw kebingungan.

"Ihh, aku aja gak tau harus ngapain." jawabnya malu-malu.

"Abis kamunya diem gitu aja, bingung akunya." jawab Gw meledek.

"Ihh, kamu Jak." jawabnya dengan pipi yang seketika memerah.

"Kamu serius mau ngelakuin ini?" tanya Gw.

"Iyaa." jawabnya sambil menggigit kuku.

"Aku bingung harus mulai dari mana. Jadi, kita punya waktu berapa lama?"

"Aku izin sama umi aku mau main ke rumah Bu Nisa, sampai malem nanti." jawabnya.

"Ohh. Bagus dehh. Sekarang kita ngobrol dulu aja yuk." kata Gw sambil naik ke atas kasur lalu duduk bersender di kepala kasur.

"Sini, Put." ajak Gw.

Putri pun ikut naik ke atas kasur dan duduk bersender di kepala kasur, tetapi masih menjaga jarak dari Gw.

"Ihh, masih aja jauh-jauhan yaa. Hahaha." ledek Gw.

"Hmm. Aku degdegan tauu." ucapnya.

"Kamu pikir aku enggak? Makanya sini pegang dada aku." kata Gw sambil menarik tangannya agar mendekat ke Gw dan menyentuh dada Gw yang berdegup kencang.

"Hahaha, aku kira cuma aku yang grogi, Jak." ucapnya.

Gw tidak melepaskan genggaman tangan Gw, malah dengan perlahan Gw menarik kepalanya agar bersandar ke bahu Gw.

"Kamu nyaman gak kalo gini?" tanya Gw.

"Hmm. Nyaman." jawabnya.

Lalu kami saling terdiam. Sengaja Gw berdiam seperti ini agar dia merasakan momen ini dan membuat dirinya nyaman terlebih dulu.

"Jak?" panggilnya.

"Iya. Kenapa?"

"Aku kira, kamu bakal langsung tidurin aku loh." ucapnya.

"Aku tadi awalnya rada takut. Takut kamu langsung beringas gitu loh. Tapi bener ya kata Bu Nisa, kamu orangnya sopan." lanjutnya.

"Hmm. Makasihh." jawab Gw sambil tersenyum.

"Kamu kalo pacaran sama Pak Riski ngapain aja, Put?" tanya Gw memecah suasana.

"Cuma jalan aja. Itupun jarang pegangan tangan." jawabnya.

"Kamu pernah ciuman gak?"

"Belum." jawabnya.

"Mau coba?"

"Hmmm. Bolehh." jawabnya grogi.

Lalu dengan perlahan Gw meraih dagunya. Matanya yang malu-malu melihat ke bawah, kini menatap mata Gw dengan perlahan.

"Tutup mata kamu, Put." perintah Gw.

Putri pun menuruti apa kata Gw. Dia menutup matanya dengan nafas yang terengah-engah.

*Cuppssss
Mendarat sudah sebuah kecupan manis ke bibirnya. Terasa sekali ke-grogian Putri yang terlihat dari cengkraman keras tangannya kepada tangan Gw.

"Buka matanya, Put."

Lalu Putri kembali membuka matanya.

"Gimana rasanya?" tanya Gw.

"Lem,,but." jawabnya gemetaran.

"Kamu atur nafas dulu deh biar gak degdegan lagi." ucap Gw.

Putri pun menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya keluar. Beberapa kali dia melakukan hal itu hingga kini nafasnya kembali normal.

"Hahaha. Grogi yaa." ledek Gw.

"Ihhh." kesalnya sambil melepaskan tangan Gw.

"Liat kesini, Put." pinta Gw ke Putri untuk menatap mata Gw lagi.

Kini tanpa aba-aba Gw kembali mencium bibir perawan Putri. Beberapa kali Gw kecup mesra hingga tangan Putri mencengkram paha Gw.

"Gimana?" tanya Gw.

"Hmmm. Gak gimana-gimana." jawabnya tertunduk.

"Mau ciuman yang lebih gak?" tanya Gw.

Putri tidak menjawab, dia hanya menatap mata Gw lalu memejamkan matanya tanda setuju.

Gw pun kembali mengecup bibir manisnya itu. Tetapi tidak hanya kecupan, bibir bawahnya pun Gw lahap dengan lembut bahkan sesekali Gw emut pelan hingga Putri membuka sedikit bibirnya.

Beberapa kali Gw melakukan itu dengan bibir bawahnya, kini Gw pindah ke bibir atas dan Putri pun ikut bermain dengan bibirnya. Bibir bawah Gw diemutnya perlahan mengikuti permainan Gw.

Lalu lidah Gw pun ikut berperan. Dengan pelan Gw menyapu bibir atasnya dengan lidah Gw. Sontak Putri kaget, matanya terbuka dan menatap Gw. Lalu Gw ulangi lagi menjilat bibirnya sambil Gw menciumnya, merasa ini bagian dari permainan Gw, Putri pun membiarkan Gw menjamah bibirnya.

Bergantian Gw mengemut bibit Putri baik yang atas maupun yang bawah. Demikian juga dengan Putri yang bergantian menggarap bibir atas dan bibir bawah Gw. Merasa Putri sudah masuk ke dalam permainan, Gw pun memasukkan lidah Gw. Tak mendapatkan lidahnya, Gw hanya dapat menyentuh giginya.

Lalu kini Putri membuka sedikit mulutnya. Lidahnya yang tadi dia sembunyikan, kini dikeluarkannya menyambut lidah Gw. Dan sekarang kami telah berciuman menggunakan lidah kami berdua.

"Gimana, Put?" tanya Gw.

"Hmm. Sukaa." jawabnya sambil tersenyum.

"Aku juga suka ciuman gini. Soalnya kan face to face gitu, jadi kerasa lebih romantis gitu." jawab Gw sambil tersenyum lalu mengecup bibirnya sekali lagi.

Lalu kami berdua terdiam. Mata kami masih beradu pandang. Tangan Gw yang sedari tadi berada di pipinya kini membelainya pelan.

"Mau sambil pelukan, gak?" tanya Gw sambil tersenyum.

"Ehh?" jawabnya kaget.

"Kamu naik ke pangkuan aku, terus kita ciuman sambil pelukan." ucap Gw.

Gw menarik tangan Putri perlahan agar bangkit dari duduknya. Kini Putri naik ke atas pangkuan Gw, duduk tepat di atas kontol Gw. Memeknya yang terbalut rok panjangnya terasa hangat di kontol Gw yang masih terbungkus celana.

Gw pun memeluk Putri bagaikan Teletubbies. Putri pun ikut merangkulkan tangannya ke leher Gw dan menopangkan dagunya di atas leher Gw seperti yang Gw lakukan.

"Wangi kamu enak, Put." puji Gw.

"Sama, kamu juga Jak." balasnya.

Beberapa menit kami berpelukan, setelah Gw rasa Putri telah merasa nyaman Gw pun melepaskan pelukan Gw.

Kami kembali beradu pandang. Gw raih pipinya dan menariknya agar mendekatkan bibirnya kepada bibir Gw lagi.

*Cuppss cups cupsss
Kami kembali menciuman.

*Mmuachh mmuachh
Permainan Putri kini sudah menggunakan lidahnya. Dengan pelukannya yang erat, kini Putri sudah menikmati ciuman kami berdua yang terasa intens ketika tubuh kami saling berhimpitan.

Dengan tangan kiri masih memeluknya, tangan kanan Gw kini menyusup masuk diantara tubuh Putri dan tubuh Gw. Dengan perlahan Gw meraba tubuhnya lalu sampailah Gw kepada gundukan bukit lemak yang dibungkus dengan BH.

Sambil berciuman, Gw meremas payudaranya dari luar bajunya. Merasakan hal itu, Putri memundurkan sedikit tubuhnya agar tangan Gw leluasa meraba tubuhnya dari depan.

Beberapa lama Gw memainkan kedua toketnya, kini tangan Gw berpindah ke pantatnya. Dengan perlahan Gw meremas kedua bokongnya yang gempal itu hingga nafas Putri kembali tidak beraturan. Sambil tetap berciuman Gw mengangkat sedikit pantat Putri dan menyingkap rok panjangnya.

Resleting gamisnya pun Gw tarik ke bawah lalu Gw tarik gamisnya hingga kini hanya BH sajalah yang menutupi toketnya. Tak butuh waktu lama untuk segera Gw melepaskan BH dari tubuhnya itu dan sekarang kedua toketnya telah terbebas dari segala macam pakaiannya.

Gw menghentikan ciuman Gw dari bibir Putri. Tubuhnya Gw dorong perlahan untuk sedikit menjauh lalu Gw pun menciumi pundaknya. Terus berjalan hingga ke lehernya, dan turun ke bawah hingga mendarat tepat di kedua toketnya.

Tubuh Putri Gw rebahkan di atas kasur. Satu persatu puting toket Putri Gw jilati perlahan. Satu Gw nikmati dengan mulut, satunya lagi Gw nikmati dengan tangan Gw.

Putri terpejam menikmati pelayanan Gw. Tangannya mencengkram spring bed, menahan rasa geli yang begitu nikmat.

"Aaghhhh." desahnya mulai terdengar keluar dari mulutnya.

Tak puas hanya meremas toketnya, kini tangan Gw menyelinap turun ke memeknya yang masih tertutup rok panjang dan CD nya. Dengan perlahan Gw menggapai memeknya lalu Gw usap perlahan permukaan memeknya yang sudah basah dengan jari jemari Gw.

"Kamu udah basah, ya?" tanya Gw disela-sela hisapan Gw pada toketnya.

"Ughh. Basah apanya?" tanya Putri.

"Memek kamu, basah." jawab Gw.

Putri hanya menganggukkan kepalanya sambil memejamkan matanya.

Gw pun menghentikan hisapan Gw pada toketnya. Kini Gw bangkit lalu melepaskan rok panjangnya dan juga CD yang membungkus memeknya.

Malu dengan apa yang Gw lakukan, Putri menutupi memek perawannya dengan kedua tangannya.

Dengan perlahan Gw membuka lebar pahanya dan menyingkap kedua tangannya hingga kini Gw dapat melihat memek Putri yang berwarna kemerahan dan sedikit ditumbuhi jembut.

Jilatan demi jilatan pun Gw lontarkan ke memek Putri. Merasa geli karenanya, Putri mengapitkan kepala Gw dengan kedua pahanya. Tak hanya itu, bahkan Putri menjambak rambut Gw. Tetapi hal itu tidak menghalangi Gw dalam menikmati memek Putri yang masih tersegel itu.

Beberapa menit sudah Gw menjilati memek Putri, kini saatnya Gw menjebol keperawanan seorang ustadzah muda itu.

"Aku masukin ya, Put?" tanya Gw.

Putri hanya mengangguk sambil menggigit bibirnya.

Pertama-tama Gw menggesek-gesek kepala kontol Gw ke permukaan memek Putri yang sudah basah itu. Lalu perlahan-lahan Gw mendorong masuk kepala kontol Gw ke dalam memeknya. Terlihat Putri meringis kesakitan sambil memeluk bantal.

Semakin dalam Gw memasukkan kontol Gw ke dalam memek Putri hingga meneteslah butiran air mata Putri ke pipinya. Sampailah setengah dari kontol Gw pun telah masuk ke liang senggama Putri itu lalu Gw keluarkan kontol Gw dan terlihatlah bercak darah yang melapisi kontol Gw.

Beberapa kali Gw lakukan seperti itu hingga terasa cukuplah untuk mulai Gw genjot perlahan kontol Gw di dalam memek Putri.

*Slebb,, slebbb,, slebbb
Wajah Putri yang awalnya terlihat menahan rasa sakit pun kini terlihat sedang menahan rasa nikmat yang ditimbulkan dari genjotan kontol Gw dalam memeknya.

"Udah enak, Put?" tanya Gw.

"Uhhh. Iyaaa." jawabnya.

Gw memeluk Putri. Putri pun menyambut dengan merangkul leher Gw. Kini Gw mempercepat genjotan kontol Gw dalam memeknya sambil menciumi bibirnya yang manis itu. Beberapa kali Gw mendengar Putri mengeluarkan desahan yang tidak dia sadarinya.

"Aahh,, ahhh. Uhhhh. Mmphhhh."

Semakin berjalannya waktu, semakin cepat pula lah genjotan yang diterima memek Putri. Dengan sekuat tenaga Gw menahan kenikmatan atas cengkraman memek Putri yang baru saja Gw jebol keperawanannya itu.

"Jhhakk. Kokk, aku ngerasa gelii bangett." ucap Putri.

"Gimana?"

"Kayak,, mauh pipisshh. Ughhh." jawabnya.

"Gapapa, Put. Gak usah ditahan." jawab Gw.

Akhirnya orgasmenya pun akan segera tiba. Kini hantaman kontol Gw semakin Gw percepat agar Putri merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan.

*Plokk plok plokk plokk
Suara hantaman paha kami berdua pun tidak bisa dibendung. Kontol Gw terus menerus menghujam memek Putri yang hampir mencapai puncak kenikmatannya itu.

"Jhaakk. Aku mau pipissshh." erang Putri.

"Aahh ahh aahhhh ahh uhh ughhh mpphhhh mmphhh." Desahan demi desahan keluar dari bibir Putri hingga tidak terhitung jumlahnya.

"Jhhaaakkkk." erangnya keras sambil memeluk Gw erat.

*Crottt crott croottt crott
Kontol Gw telah menumpahkan semua pejunya di dalam memek Putri yang sudah tidak perawan lagi. Kakinya gemetar, pelukannya pun masih belum dilepaskannya.

"Aahh,, uhhhh." nafas Gw pun terengah-engah di samping telinganya yang bercucuran keringat bekas permainan kami barusan.

"Aaaahhhhhh." Putri menghela nafas panjangnya sambil melepaskan pelukannya dari tubuh Gw.

"Enak bangett, Jak." ucapnya sambil tersenyum menatap Gw.

Gw pun membalas senyumannya lalu kembali mencium bibirnya.

Kini Putri aktif menciumi bibir Gw sambil dimainkan lidahnya hingga lidah kami pun beradu mesra.

"Kamu punya tisu gak?" tanya Gw kepada Putri.

"Ada tuh di tas aku." jawabnya.

Gw pun meraih tisu di dalam tas nya lalu mengambilnya beberapa lembar dan mengelap cairan bekas permainan kami yang mengalir keluar dari memek Putri.

"Liat nih darah kamu." ucap Gw sambil menunjukkan tisu bekas mengelap darah keperawanannya yang bercampur peju Gw.

"Ihhh, malu ahhh." jawabnya manja.

Gw pun merebahkan tubuh Gw di sampingnya. Tubuh kami sama-sama berkeringat. Kami saling bertatapan, lalu berpelukan mesra diakhir permainan kami ini.

"Makasih ya, Jak." ucapnya tersenyum.

"Sama-sama." jawab Gw lalu mencium bibirnya lagi.

"Kamu capek gak?" tanya Putri.

"Iyah kamu?" tanya Gw balik.

"Sama." jawabnya.

"Kita tidur bareng aja disini, mau gak?" tanya Gw.

"Hmmm. Bolehh. Aku izin umi dulu deh bilang mau nginep di rumah Bu Nisa." ucapnya.

Lalu kami berdua pun tertidur berduaan.
Tanpa satupun pakaian.
Dengan tubuh yang saling berhimpitan.
Dan peluh yang masih bercucuran.
Ajibbbb.... yokkk lanjutttcrotnyaa
 
Part 32

"Jadi kamu mau ngelakuin itu sama aku?" tanya Gw.

Putri tidak menjawab dengan kata-kata, dia hanya menganggukkan kepala.



"Sekarang?" tanya Gw lagi.

Dia hanya menganggukkan kepalanya lagi.

"Aku mesti ngapain?" tanya Gw kebingungan.

"Ihh, aku aja gak tau harus ngapain." jawabnya malu-malu.

"Abis kamunya diem gitu aja, bingung akunya." jawab Gw meledek.

"Ihh, kamu Jak." jawabnya dengan pipi yang seketika memerah.

"Kamu serius mau ngelakuin ini?" tanya Gw.

"Iyaa." jawabnya sambil menggigit kuku.

"Aku bingung harus mulai dari mana. Jadi, kita punya waktu berapa lama?"

"Aku izin sama umi aku mau main ke rumah Bu Nisa, sampai malem nanti." jawabnya.

"Ohh. Bagus dehh. Sekarang kita ngobrol dulu aja yuk." kata Gw sambil naik ke atas kasur lalu duduk bersender di kepala kasur.

"Sini, Put." ajak Gw.

Putri pun ikut naik ke atas kasur dan duduk bersender di kepala kasur, tetapi masih menjaga jarak dari Gw.

"Ihh, masih aja jauh-jauhan yaa. Hahaha." ledek Gw.

"Hmm. Aku degdegan tauu." ucapnya.

"Kamu pikir aku enggak? Makanya sini pegang dada aku." kata Gw sambil menarik tangannya agar mendekat ke Gw dan menyentuh dada Gw yang berdegup kencang.

"Hahaha, aku kira cuma aku yang grogi, Jak." ucapnya.

Gw tidak melepaskan genggaman tangan Gw, malah dengan perlahan Gw menarik kepalanya agar bersandar ke bahu Gw.

"Kamu nyaman gak kalo gini?" tanya Gw.

"Hmm. Nyaman." jawabnya.

Lalu kami saling terdiam. Sengaja Gw berdiam seperti ini agar dia merasakan momen ini dan membuat dirinya nyaman terlebih dulu.

"Jak?" panggilnya.

"Iya. Kenapa?"

"Aku kira, kamu bakal langsung tidurin aku loh." ucapnya.

"Aku tadi awalnya rada takut. Takut kamu langsung beringas gitu loh. Tapi bener ya kata Bu Nisa, kamu orangnya sopan." lanjutnya.

"Hmm. Makasihh." jawab Gw sambil tersenyum.

"Kamu kalo pacaran sama Pak Riski ngapain aja, Put?" tanya Gw memecah suasana.

"Cuma jalan aja. Itupun jarang pegangan tangan." jawabnya.

"Kamu pernah ciuman gak?"

"Belum." jawabnya.

"Mau coba?"

"Hmmm. Bolehh." jawabnya grogi.

Lalu dengan perlahan Gw meraih dagunya. Matanya yang malu-malu melihat ke bawah, kini menatap mata Gw dengan perlahan.

"Tutup mata kamu, Put." perintah Gw.

Putri pun menuruti apa kata Gw. Dia menutup matanya dengan nafas yang terengah-engah.

*Cuppssss
Mendarat sudah sebuah kecupan manis ke bibirnya. Terasa sekali ke-grogian Putri yang terlihat dari cengkraman keras tangannya kepada tangan Gw.

"Buka matanya, Put."

Lalu Putri kembali membuka matanya.

"Gimana rasanya?" tanya Gw.

"Lem,,but." jawabnya gemetaran.

"Kamu atur nafas dulu deh biar gak degdegan lagi." ucap Gw.

Putri pun menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya keluar. Beberapa kali dia melakukan hal itu hingga kini nafasnya kembali normal.

"Hahaha. Grogi yaa." ledek Gw.

"Ihhh." kesalnya sambil melepaskan tangan Gw.

"Liat kesini, Put." pinta Gw ke Putri untuk menatap mata Gw lagi.

Kini tanpa aba-aba Gw kembali mencium bibir perawan Putri. Beberapa kali Gw kecup mesra hingga tangan Putri mencengkram paha Gw.

"Gimana?" tanya Gw.

"Hmmm. Gak gimana-gimana." jawabnya tertunduk.

"Mau ciuman yang lebih gak?" tanya Gw.

Putri tidak menjawab, dia hanya menatap mata Gw lalu memejamkan matanya tanda setuju.

Gw pun kembali mengecup bibir manisnya itu. Tetapi tidak hanya kecupan, bibir bawahnya pun Gw lahap dengan lembut bahkan sesekali Gw emut pelan hingga Putri membuka sedikit bibirnya.

Beberapa kali Gw melakukan itu dengan bibir bawahnya, kini Gw pindah ke bibir atas dan Putri pun ikut bermain dengan bibirnya. Bibir bawah Gw diemutnya perlahan mengikuti permainan Gw.

Lalu lidah Gw pun ikut berperan. Dengan pelan Gw menyapu bibir atasnya dengan lidah Gw. Sontak Putri kaget, matanya terbuka dan menatap Gw. Lalu Gw ulangi lagi menjilat bibirnya sambil Gw menciumnya, merasa ini bagian dari permainan Gw, Putri pun membiarkan Gw menjamah bibirnya.

Bergantian Gw mengemut bibit Putri baik yang atas maupun yang bawah. Demikian juga dengan Putri yang bergantian menggarap bibir atas dan bibir bawah Gw. Merasa Putri sudah masuk ke dalam permainan, Gw pun memasukkan lidah Gw. Tak mendapatkan lidahnya, Gw hanya dapat menyentuh giginya.

Lalu kini Putri membuka sedikit mulutnya. Lidahnya yang tadi dia sembunyikan, kini dikeluarkannya menyambut lidah Gw. Dan sekarang kami telah berciuman menggunakan lidah kami berdua.

"Gimana, Put?" tanya Gw.

"Hmm. Sukaa." jawabnya sambil tersenyum.

"Aku juga suka ciuman gini. Soalnya kan face to face gitu, jadi kerasa lebih romantis gitu." jawab Gw sambil tersenyum lalu mengecup bibirnya sekali lagi.

Lalu kami berdua terdiam. Mata kami masih beradu pandang. Tangan Gw yang sedari tadi berada di pipinya kini membelainya pelan.

"Mau sambil pelukan, gak?" tanya Gw sambil tersenyum.

"Ehh?" jawabnya kaget.

"Kamu naik ke pangkuan aku, terus kita ciuman sambil pelukan." ucap Gw.

Gw menarik tangan Putri perlahan agar bangkit dari duduknya. Kini Putri naik ke atas pangkuan Gw, duduk tepat di atas kontol Gw. Memeknya yang terbalut rok panjangnya terasa hangat di kontol Gw yang masih terbungkus celana.

Gw pun memeluk Putri bagaikan Teletubbies. Putri pun ikut merangkulkan tangannya ke leher Gw dan menopangkan dagunya di atas leher Gw seperti yang Gw lakukan.

"Wangi kamu enak, Put." puji Gw.

"Sama, kamu juga Jak." balasnya.

Beberapa menit kami berpelukan, setelah Gw rasa Putri telah merasa nyaman Gw pun melepaskan pelukan Gw.

Kami kembali beradu pandang. Gw raih pipinya dan menariknya agar mendekatkan bibirnya kepada bibir Gw lagi.

*Cuppss cups cupsss
Kami kembali menciuman.

*Mmuachh mmuachh
Permainan Putri kini sudah menggunakan lidahnya. Dengan pelukannya yang erat, kini Putri sudah menikmati ciuman kami berdua yang terasa intens ketika tubuh kami saling berhimpitan.

Dengan tangan kiri masih memeluknya, tangan kanan Gw kini menyusup masuk diantara tubuh Putri dan tubuh Gw. Dengan perlahan Gw meraba tubuhnya lalu sampailah Gw kepada gundukan bukit lemak yang dibungkus dengan BH.

Sambil berciuman, Gw meremas payudaranya dari luar bajunya. Merasakan hal itu, Putri memundurkan sedikit tubuhnya agar tangan Gw leluasa meraba tubuhnya dari depan.

Beberapa lama Gw memainkan kedua toketnya, kini tangan Gw berpindah ke pantatnya. Dengan perlahan Gw meremas kedua bokongnya yang gempal itu hingga nafas Putri kembali tidak beraturan. Sambil tetap berciuman Gw mengangkat sedikit pantat Putri dan menyingkap rok panjangnya.

Resleting gamisnya pun Gw tarik ke bawah lalu Gw tarik gamisnya hingga kini hanya BH sajalah yang menutupi toketnya. Tak butuh waktu lama untuk segera Gw melepaskan BH dari tubuhnya itu dan sekarang kedua toketnya telah terbebas dari segala macam pakaiannya.

Gw menghentikan ciuman Gw dari bibir Putri. Tubuhnya Gw dorong perlahan untuk sedikit menjauh lalu Gw pun menciumi pundaknya. Terus berjalan hingga ke lehernya, dan turun ke bawah hingga mendarat tepat di kedua toketnya.

Tubuh Putri Gw rebahkan di atas kasur. Satu persatu puting toket Putri Gw jilati perlahan. Satu Gw nikmati dengan mulut, satunya lagi Gw nikmati dengan tangan Gw.

Putri terpejam menikmati pelayanan Gw. Tangannya mencengkram spring bed, menahan rasa geli yang begitu nikmat.

"Aaghhhh." desahnya mulai terdengar keluar dari mulutnya.

Tak puas hanya meremas toketnya, kini tangan Gw menyelinap turun ke memeknya yang masih tertutup rok panjang dan CD nya. Dengan perlahan Gw menggapai memeknya lalu Gw usap perlahan permukaan memeknya yang sudah basah dengan jari jemari Gw.

"Kamu udah basah, ya?" tanya Gw disela-sela hisapan Gw pada toketnya.

"Ughh. Basah apanya?" tanya Putri.

"Memek kamu, basah." jawab Gw.

Putri hanya menganggukkan kepalanya sambil memejamkan matanya.

Gw pun menghentikan hisapan Gw pada toketnya. Kini Gw bangkit lalu melepaskan rok panjangnya dan juga CD yang membungkus memeknya.

Malu dengan apa yang Gw lakukan, Putri menutupi memek perawannya dengan kedua tangannya.

Dengan perlahan Gw membuka lebar pahanya dan menyingkap kedua tangannya hingga kini Gw dapat melihat memek Putri yang berwarna kemerahan dan sedikit ditumbuhi jembut.

Jilatan demi jilatan pun Gw lontarkan ke memek Putri. Merasa geli karenanya, Putri mengapitkan kepala Gw dengan kedua pahanya. Tak hanya itu, bahkan Putri menjambak rambut Gw. Tetapi hal itu tidak menghalangi Gw dalam menikmati memek Putri yang masih tersegel itu.

Beberapa menit sudah Gw menjilati memek Putri, kini saatnya Gw menjebol keperawanan seorang ustadzah muda itu.

"Aku masukin ya, Put?" tanya Gw.

Putri hanya mengangguk sambil menggigit bibirnya.

Pertama-tama Gw menggesek-gesek kepala kontol Gw ke permukaan memek Putri yang sudah basah itu. Lalu perlahan-lahan Gw mendorong masuk kepala kontol Gw ke dalam memeknya. Terlihat Putri meringis kesakitan sambil memeluk bantal.

Semakin dalam Gw memasukkan kontol Gw ke dalam memek Putri hingga meneteslah butiran air mata Putri ke pipinya. Sampailah setengah dari kontol Gw pun telah masuk ke liang senggama Putri itu lalu Gw keluarkan kontol Gw dan terlihatlah bercak darah yang melapisi kontol Gw.

Beberapa kali Gw lakukan seperti itu hingga terasa cukuplah untuk mulai Gw genjot perlahan kontol Gw di dalam memek Putri.

*Slebb,, slebbb,, slebbb
Wajah Putri yang awalnya terlihat menahan rasa sakit pun kini terlihat sedang menahan rasa nikmat yang ditimbulkan dari genjotan kontol Gw dalam memeknya.

"Udah enak, Put?" tanya Gw.

"Uhhh. Iyaaa." jawabnya.

Gw memeluk Putri. Putri pun menyambut dengan merangkul leher Gw. Kini Gw mempercepat genjotan kontol Gw dalam memeknya sambil menciumi bibirnya yang manis itu. Beberapa kali Gw mendengar Putri mengeluarkan desahan yang tidak dia sadarinya.

"Aahh,, ahhh. Uhhhh. Mmphhhh."

Semakin berjalannya waktu, semakin cepat pula lah genjotan yang diterima memek Putri. Dengan sekuat tenaga Gw menahan kenikmatan atas cengkraman memek Putri yang baru saja Gw jebol keperawanannya itu.

"Jhhakk. Kokk, aku ngerasa gelii bangett." ucap Putri.

"Gimana?"

"Kayak,, mauh pipisshh. Ughhh." jawabnya.

"Gapapa, Put. Gak usah ditahan." jawab Gw.

Akhirnya orgasmenya pun akan segera tiba. Kini hantaman kontol Gw semakin Gw percepat agar Putri merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan.

*Plokk plok plokk plokk
Suara hantaman paha kami berdua pun tidak bisa dibendung. Kontol Gw terus menerus menghujam memek Putri yang hampir mencapai puncak kenikmatannya itu.

"Jhaakk. Aku mau pipissshh." erang Putri.

"Aahh ahh aahhhh ahh uhh ughhh mpphhhh mmphhh." Desahan demi desahan keluar dari bibir Putri hingga tidak terhitung jumlahnya.

"Jhhaaakkkk." erangnya keras sambil memeluk Gw erat.

*Crottt crott croottt crott
Kontol Gw telah menumpahkan semua pejunya di dalam memek Putri yang sudah tidak perawan lagi. Kakinya gemetar, pelukannya pun masih belum dilepaskannya.

"Aahh,, uhhhh." nafas Gw pun terengah-engah di samping telinganya yang bercucuran keringat bekas permainan kami barusan.

"Aaaahhhhhh." Putri menghela nafas panjangnya sambil melepaskan pelukannya dari tubuh Gw.

"Enak bangett, Jak." ucapnya sambil tersenyum menatap Gw.

Gw pun membalas senyumannya lalu kembali mencium bibirnya.

Kini Putri aktif menciumi bibir Gw sambil dimainkan lidahnya hingga lidah kami pun beradu mesra.

"Kamu punya tisu gak?" tanya Gw kepada Putri.

"Ada tuh di tas aku." jawabnya.

Gw pun meraih tisu di dalam tas nya lalu mengambilnya beberapa lembar dan mengelap cairan bekas permainan kami yang mengalir keluar dari memek Putri.

"Liat nih darah kamu." ucap Gw sambil menunjukkan tisu bekas mengelap darah keperawanannya yang bercampur peju Gw.

"Ihhh, malu ahhh." jawabnya manja.

Gw pun merebahkan tubuh Gw di sampingnya. Tubuh kami sama-sama berkeringat. Kami saling bertatapan, lalu berpelukan mesra diakhir permainan kami ini.

"Makasih ya, Jak." ucapnya tersenyum.

"Sama-sama." jawab Gw lalu mencium bibirnya lagi.

"Kamu capek gak?" tanya Putri.

"Iyah kamu?" tanya Gw balik.

"Sama." jawabnya.

"Kita tidur bareng aja disini, mau gak?" tanya Gw.

"Hmmm. Bolehh. Aku izin umi dulu deh bilang mau nginep di rumah Bu Nisa." ucapnya.

Lalu kami berdua pun tertidur berduaan.
Tanpa satupun pakaian.
Dengan tubuh yang saling berhimpitan.
Dan peluh yang masih bercucuran.
Waduh waduh waduh
Wkwkwkwk
Jaka udah nggak bisa dikontrol
:D
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd