Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Sepintas Perjalanan Hidup

UPDATE
PART -21
Mengais Rezeki di Negeri Orang bag. 5


Wanita itu adalah.....


Minggu sore
12 April 2020
16.30 wib

Suara pintu terdengar di ketuk oleh seseorang dari luar. Ya.. Aku sudah janjian dengan seorang wanita di kamar ini. Kamar yang baru kupesan via a**da beberapa jam yang lalu. Aku menunggunya dengan penuh harap dan dengan rasa penasaranku yang kuat. Dan mungkin yang sedang mengetuk pintu itu adalah wanita yang sedang kutunggu saat ini.

Aku berjalan menuju pintu hotel, dan segera kubuka pintu itu dan kudapati sesosok wanita yang sering kujumpai beberapa hari belakangan ini. Dan ternyata benar, Walaupun dia memakai masker, dan terbalut hijab, aku tetap mengenalnya.

Wanita itu memandangku sedikit heran. Mungkin dia belum menyadari bahwa lelaki yang mengajaknya ke sini adalah aku, atau dia sedang menerka-nerka.

Jelas.... Aku masih memakai masker dan topi saat membukakan pintu untuknya. Aku tak mau langsung membuka identitasku. Kugiring dulu sang bidadari agar masuk ke dalam kamar Sebelum dia berubah pikiran.

Wanita itu segera masuk ke dalam ruangan, sedangkan aku segera menutup rapat pintu itu dan tak lupa menguncinya.

Wanita itu menaruh tas dan duduk di tepi kasur, lalu memandangku lagi. Sedangkan aku masih berdiri di hadapannya. Hanya berjarak 2 meter kotor.


"Maaf ya Lama. Macet di jalan.." Katanya membuka obrolan.

"Gak masalah, istirahat aja dulu..."

"Makasih..." Jawabnya lirih.

Kini dia sibuk mengetik sesuatu di layar handphone nya. Sedangkan aku masih berdiri dan mulai membuka topi yang kukenakan dan kuletakkan di meja hotel, namun tak melepas masker yang kukenakan. Beberapa menit kemudian dia kembali memandangku, kali ini sedikit lebih lama dan lebih tajam.

"Mas... Bisa buka maskernya...?" Pinta wanita itu kepadaku.

"Haaahh...? Kenapa memangnya..? Kakak aja juga belum buka maskernya..hehe.." Kataku dengan nada bercanda.

"Aku seperti kenal dengan suara Mas... Mas Dii...to ?" Ucapnya dengan sedikit ragu ragu. Namun kini dia mulai berani menatapku lama.

"Berarti.. Benar ini kak Sulis..?" Kataku balik menodongnya dengan pertanyaan itu.

Seketika Sulis menundukkan kepalanya. Mungkin malu. Lama sekali dia menunduk. Sementara aku masih terdiam di hadapannya. Kubiarkan ia menetralisir perasaannya yang sedang kaget dan terkejut. Beberapa menit kemudian Sulis membuka maskernya dan di letakkan ke dalam tasnya.

"Mas sudah tau dari awal...?" Tanya sulis lirih.




SULIS


Aku segera membuka maskerku, lalu aku tersenyum ke arahnya.

"Heheeee... Iya...Profilmu sama dengan profil whatsappmu dan aku pernah lihat"

"Maaf Mas.. Jangan anggap aku murahan.. Aku hanya terpaksa begini.." Ucap Sulis sambil memijat kepalanya sendiri dengan tangannya.

"Santai Kak.. Minum dulu.." Jawabku sambil menyodorkan botol mineral ke arahnya dan sudah kubuka penutupnya beberapa detik yang lalu.

"Makasih Mas.."

Sulis segera meraih Botol yang kuberikan. Lalu segera meminum isinya beberapa teguk.

Sulis membalas senyumanku. Dan mungkin bingung akan berkata apa lagi setelahnya. Sementara Aku mulai duduk di kursi yang di sediakan pihak hotel dan pandanganku tak lepas darinya.

"Kenapa mas memandangku seperti itu..."

Aku sedikit kaget dan terperanjat, aku seperti tertangkap basah karena sulis menyadarinya.

"Gak apa-apa... Kak Sulis ternyata cantik juga..."

" Makasih mas..." Ucapnya sambil tersenyum

"Jujur aku gugup Mas..." Katanya lagi.

"Baru pertama kali...?"

Sulis mengangguk..
"Iya Mas.. Baru pertama kali aku Open.. Terpaksa...." Jawab sulis dengan nada sedikit Sendu.

"Kenapa? kalau saya boleh tau kak.."

Sulis menghela nafas sebentar..
"Aku butuh uang mas. Ibuku pinjam uang dan hutang berbunga untuk operasi bapakku dulu, tapi akhirnya bapakku meninggal, dan semenjak bapakku meninggal, terpaksa aku harus bantu ibu buat lunasin itu semua walau harus nyicil tiap bulan, ketimbang aku nikah sama bandot tua itu (seorang rentenir yang meminjamkan uang kepada keluarga Sulis). Ibuku pernah nyuruh aku nikah sama bandot itu, tanpa harus repot melunasi hutang itu. Tapi aku gak mau. Biasanya aku bisa nyicil dengan gajiku Mas. Tapi bulan kemarin aku mulai kesulitan bayar karena gajiku terpotong karena covid. WFH 14 hari ; WFO 14 hari, jadi terima gaji gak full... Yaa gitulah Mas.. Maaf mas.. Aku jadi curhat.."

Sulis menyeka air matanya yang mulai keluar dari pelupuk matanya.

" Ibumu di mana sekarang...?"

"Ada... Lagi sakit di rumah. Sakit lumpuh sebagian.."

Aku sedikit terkejut mendengar ceritanya.

"Cobaanmu berat ya kak.. Semoga cobaanmu segera di ringankan..."


anjiiimmmm..... Aku tak nyangka, di balik sesosok wanita yang kupikir lugu dan ceria, ternyata menyimpan segudang masalah di belakangnya. Beberapa kali aku jumpa dengannya terkait MCU para pekerja di lapangan, dia selalu berusaha tersenyum dan selalu menampilkan muka yang begitu ceria.

Aku pun sempat bertanya berapa yang harus di bayar Sulis guna menyicil hutang Ibunya. Sulis hanya menyodorkan Hp nya yang sedang membuka pesan dari Rentenir itu. Waoww.. !


Mungkin bagi sulis nominal itu cukup berat karena dia sedang terkena dampak dari virus covid ini. Lalu sebenarnya apa rencana Tuhan mengirim virus ini, sementara ada hambanya yang terpaksa menjerumuskan dirinya ke lubang Nista..?


Akhirnya kami mengobrol tentang diri kami masing-masing. Demi mencairkan suasana yang sempat tegang tadi. Kufasati wajahnya sore itu, dia tetap berusaha tegar di hadapanku.

Banyak pelajaran yang kuambil dari cerita hidupnya, sekarang Wanita itu terpaksa menjadi tulang punggung keluarga. Demi makan sehari hari, demi membiayai kuliahnya yang sedang memasuki semester akhir, menjadi salah satu personil tenaga kesehatan adalah impiannya. sementara adiknya juga masih perlu biaya dan sedang duduk di sekolah tingkat menengah pertama. Berat...

Namun sulis bercerita dengan santai, walau kadang sedikit terbata-bata saat dia menceritakan keadaan ibunya yang juga harus membutuhkan biaya untuk berobat terapi.

"Kenapa kakak tidak menikah saja.? Cari pria mapan yang mampu membantu pengeluaran kakak..?" Tanyaku di sela sela obrolan kami.

"Tahun lalu aku sempat hampir nikah Mas. Namun gagal karena 4 bulan sebelum acara, calonku hilang tanpa kabar." Kata sulis menjelaskan.

Sulis sempat cari kerumah calon suaminya dan ternyata kosong tak ada penghuni. Menurut penuturan sulis, sepertinya orang tua calonnya juga sedang terlilit hutang. Terlihat di pagar rumahnya bertuliskan "rumah ini di sita oleh bank".

"Anjiirrr.... Dan wanita ini masih mampu berdiri tegar..?!" Gumamku dalam hati.

Luar biasa...
Dua kata yang bisa kuungkapkan saat berbicara dengannya. Jujur saja, aku salut dengannya. Penderitaan demi penderitaan yang di hadapinya, tapi masih mampu menutupi semua itu di depan orang-orang. Seolah tak terjadi apa-apa.


"Jadi sekarang gimana Mas..?"

"Gimana apanya kak..?" Tanyaku pura-pura bego.

"Cuma ngobrol gini aja..?"

"Kak sulis sudah tenang dan lega..?"

"Insha Allah Mas... "

"Hahaha....jadi sesuai kesepakatan tadi..?"

"Jujur aku butuh sekali uang itu. Dan aku sudah gak tau harus cari di mana lagi. Dan Besok harus kubayar ke tua bandot itu.."

"Yo wess.." Kataku singkat.

Lalu akupun pamit ke kamar mandi untuk bersih-bersih, termasuk mencuci benda pusakaku yang sedari tadi sudah mengacung dengan gagah. aku segera menanggalkan boxer dan celanaku, Lalu aku keluar dengan bajuku masih menutupi tubuhku dan handuk sebagai pengganti penutup celana yang tadi kutanggalkan.

Akupun langsung duduk di sampingnya, masih di tepi ranjang. Sedangkan Sulis masih menunduk malu. Aku pun sebenarnya tak tau cara yang pantas untuk memulai adegan selanjutnya. Entahlah, akal sehatku sedang mengalahkan nafsu birahiku.


"Maaf,, Kak Sulis sudah ga perawan kan..?" Tanyaku sekedar memastikan. Walau ku tau, mana mungkin perempuan perawan pasang tarif yang begitu bersahabat.

Sulis mengangguk mendengar pertanyaanku.
"Sudah ku berikan ke Calon suamiku yang kuceritakan tadi Mas.."

"Oooo....."
Hanya itu yang keluar dari mulutku, setelahnya aku masih menahan diri, sejujurnya aku tak mau terlihat licik, mengambil kesempatan dalam ketidakberdayaan seorang wanita. Setan di sekelilingku sebenarnya sudah bersorak sorak sejak tadi.

"Buruan mulai, gw udah gak tahan.." Protes sitytydkec1l .

"Djancok kowe, k*nt*l !"


Tiba-tiba Sulis menyenderkan kepalanya di bahuku.
"Mas kenapa diam..?"

"Entah kak.. Aku juga bingung.."

"Aku malu kalau harus mulai duluan Mas..."


Akupun menghela nafasku,sangat panjang.
"Kakak bisa nyepong...?" Kataku dengan sedikit keragu raguan.

"Bisa... Mas mau kusepongin..?" Jawabnya pelan. Suaranya lembut, tapi pertanyaannya barusan merangsang otak mesumku bangkit.

"Mau banget kak..!" Jawabku dengan penuh semangat.

Sulis segera mengambil posisi berlutut di lantai. Lalu dengan tanpa permisi mulai membuka bagian handuk yang kuselipkan sebagai pengunci. Sulis mulai menyibakkan handuk yang kukenakan sebagai satu satunya penutup si tytydkec1l. Terpampang sudah si tytydkec1l yang sudah ileran menunggu untuk segera di manja.

Beruntung bed Hotel yang kupesan tidak terlalu tinggi, sehingga dengan posisi berlutut seperti ini, wajah sulis sudah berada sejajar dengan benda pusakaku. Aku hanya perlu sedikit merenggangkan kedua kaki ku ke arah yang saling berlawanan agar Sulis bisa leluasa mengeksplore Tytyd kesayanganku.

"Kamu suka di sepongin ya Mas..?"
Suara Sulis mendadak binal, aku cukup terkejut mendengar pertanyaannya barusan. Wajahnya melirik ke arahku dengan tatapan yang menggodaku.

"Hee'mmhh... Kak.." Jawabku dengan muka mupeng.

kedua tangan halus Sulis mulai meraba kedua paha ku. Mulai dari bawah, merayap secara beriringan menuju ke atas. Aku menggeser pinggulku lebih ke tepi ranjang agar penis kecilku lebih dekat dengan wajah sulis, bahkan kedua telur abadi punya sitytydkec1l sudah menggantung indah.tak lagi menempel di bedcover hotel.

Sulis masih tetap meraba kedua Pahaku. Entah kapan dia berhenti menggodaku. Atau dia sedang berkelahi dengan akal sehatnya, mengesampingkan sisi agamisnya untuk menjadi seorang lacur yang akan melayani pria mesum. Si pria mesum itu kini menunggu dengan rasa penasaran..

Tak berapa lama kemudian, salah satu jemari sulis mulai merambat naik dan menyentuh penis kesayanganku. Aku merasakan tangan sulis begitu dingin . Matanya terfokus pada batang kaku yang sedang di usapnya dengan lembut. Kepala penisku tak luput dari usapan jemarinya. jujur saja, kulit Jemarinya begitu lembut, sulis begitu hati hati memainkan batang penisku.

Kini penisku sudah dalam genggamannya, tak berapa lama kemudian penisku sudah dikocoknya dengan lembut. Matanya masih tajam menatap penisku, sesekali sulis melirik ke arahku untuk melihat ekspresiku. Kocokannya cukup membuat diriku mendesis lirih.

Sulis mulai memajukan kepalanya untuk lebih dekat dengan adik kesayanganku. Kepala penisku menjadi sasaran pertama yang di kecup oleh sulis. Kemudian bibir yang terbilang cukup seksi itu merambat turun mengecup seluruh batang penisku. Lalu dengan sedikit merenggangkan kedua bibirnya, penisku kembali dikecup. Aku merasakan penisku sedikit basah,ku yakin lidahnya yang berperan membasahi kulit penisku. ahh... Ternyata Lidahnya masih malu-malu Dan memilih bersembunyi di balik kedua bibirnya.

Aku sedikit terpana, ternyata sulis lihai dalam memanjakan sebatang penis. Kulihat semua gerakannya sudah tidak ada keraguan lagi. Lempeeeng !

Sulis masih terus membasahi seluruh kulit batang penisku. Tak lama kemudian Sulis sedikit bergerak membetulkan posisi berlututnya. Lalu kembali mengecup mesra kepala penisku dan dengan menambah sedikit hisapan di sana.

"Aaaakkhhh..... " Aku menggelinjang kegelian.

Sedetik kemudian, aku sudah tak melihat kepala penisku lagi. Aku hanya melihat kepala sulis yang masih terbalut hijab itu bergerak maju bersamaan tertelannya batang penisku di dalam rongga mulutnya.

Ahhh... Gila...... Aku suka pemandangan yang ada di depanku saat ini. sungguh erotis melihat seorang perempuan yang berlutut sedang memanjakan penisku. Jujur saja, aku lebih suka penisku di service oral ketimbang penisku berjibaku mengaduk ngaduk liang vagina perempuan. Kecuali Vagina Han 😁. Aku lebih suka membandingkan wanita dari teknik oral yang mereka miliki. Kupikir teknik persepongan lebih bervariasi.


Tapi percaya atau tidak, sitytyd kecil tidak pernah lagi masuk ke lubang vagina wanita lain semenjak Han telah memberiku akses sepenuhnya untuk menjamah tubuhnya. Pun ketika aku dinas ke mamah kota, tetap saja aku lebih memilih mencari wanita yang membuka layanan message + Blowjob. Pernah juga aku memesan kakak imut di forum ini demi menuntaskan hasratku hanya dengan service blowjob. Setidaknya sampai di part ini si tytydkec1l masih setia dengan satu lubang.


Sulis kemudian menarik kembali kepalanya ke atas, hingga membuat batang penisku terlihat kembali oleh mataku. Namun saat bibir itu berada di kepala penisku, Sulis kembali menenggelamkan penisku ke dalam rongga mulutnya. Sulis melakukan teknik ini berulang ulang dengan penuh penghayatan. Sementara aku memandangnya dengan perasaan takjub.


"Aahh... Mantap kak..ssshh..."

Sulis kini mulai melakukan gerakan naik turun kepalanya dengan tempo sedang. Kedua bibirnya terus mengatup kencang membuat penisku seperti di urut oleh kedua bibirnya. Sesekali sulis berhenti dan mendiamkan penisku di rongga mulutnya lalu menghisapnya sangat kuat sampai pipinya sendiri terlihat kempot.

Service blowjob Sulis begitu telaten, penisku benar benar dimanjakan oleh bibirnya. Aku sampai merem melek keenakan dibuatnya. Bahkan saat air liur sulis beberapa tetes turun mengenai telur abadiku, sulis dengan sigap membersihkan dan mengusap telur abadiku hingga kantung telurku mengkilap dan basah. Kuakui ketangkasan service oral sulis mendekati level service oralnya Han.

"Hhheemmmppphhh....." Begitulah suara sulis mendesis tatkala sulis mempercepat gerakan naik turun kepalanya. Sedangkan aku hanya bisa mengerang keenakan sambil sesekali mengusap kepalanya. Tak sedikitpun hisapan bibirnya mengendur walau sudah 20 menit sulis menyepong adik kesayanganku.

"Aaarrgghhkkk Kak.... Aku mau keluarr..."

Sulis semakin mempercepat gerakan kepalanya, bahkan kini salah satu tangannya mengusap kantung telur abadiku, dan tangan yang satunya lagi menggenggam batang penisku yang tidak terjangkau oleh jepitan bibirnya. Otot kakiku sudah mengejang, beberapa mili liter sperma sudah berusaha mendesak keluar.


"Aaarrrggggghhhhh..... Aaarrggghhhh......"
Desahanku tertahan bersamaan dengan muntahnya lendir cintaku ke dalam rongga mulutnya. Sulis menahan gerakan kepalanya, bibirnya hanya mengulum kepala penisku lalu menghisapnya dengan kuat. Sedangkan Tangannya dengan sigap mengocok batang penisku guna memberiku sensasi maksimal saat aku sedang klimaks.

"Aaarrgghhh gilaa...."
Pinggulku sedikit meronta karena sensasi hisapan yang diberikan oleh Sulis. Bahkan Sulis masih terus menghisap penisku hingga tidak ada lagi sperma yang keluar dari lubang penisku.

Lalu Sulis tiba tiba beranjak dan segera menuju ke kamar mandi. Aku mendengar suara air wastafel, sepertinya sulis memuntahkan semua spermaku yang ada di dalam mulutnya. Tak lama kemudian Sulis keluar dari kamar mandi. Aku menatapnya sambil nyengir.

"Hehe... Maaf kak..." Kataku sambil tersenyum mesum.

"Gak apa apa Mas. Agak kaget, ternyata banyak. Sampai penuh mulutku..." Jawab sulis blak-blak an.


"Hehehee...."

Aku segera beranjak menuju ke kamar mandi guna membersihkan area selangkanganku yang penuh dengan air liur Sulis. Setelah cukup bersih aku kembali mengenakan celanaku dan keluar dari kamar mandi.

Aku melihat sulis sibuk memainkan Hape nya di tepi ranjang membelakangi kamar mandi. Sementara aku segera berbaring guna memulihkan chakra. Lututku masih lemas dan lunglai. Seketika Sulis menoleh ke arahku.


"Wess Mas...aku mau pulang.."

"Bentar Kak. Lemes aku..., ngomong ngomong Kakak pulang arah Mana...?" Tanyaku sambil meraih dompet, dan segera kuberikan sejumlah uang sesuai kesepakatan kami tadi.

"Ga jauh dari klinik xxxxx (tempat kerja sulis) Mas.." Jawab Sulis sambil menerima uang pemberianku

"Wahh... Searah dengan mess ku Kak. Bareng aja gimana...? Kataku menawarkan pulang bareng.

" Ndak usah Mas.. Merepotkan..."

"Aku bawa mobil kok Kak... Searah juga... Santai aja.."

"Ndak usah Mas.. Gpp.. Aku pesan G*ab aja..."

Namun Setelah kubujuk , akhirnya sulis mau menerima tawaranku. Tak lama kemudian kami segera berberes lalu keluar dari hotel, sulis mengikutiku dari belakang.


19.00 wib
Di mobil aku dan sulis tak banyak bicara. Sesekali kulirik ke arahnya, wajahnya masih tampak canggung. Sorot matanya ke depan memandangi jalanan yang masih terbilang ramai.

"Mas..., nanti boleh mampir ke pecel lele. Buat makan malam di rumah..?"

"Ohh iya boleh Kak. Santai aja.. Aku ndak buru buru kok. Di mana tempatnya...?"

"Nanti di depan ada simpang 4 Mas.. Pecel lelenya 30 meter dari simpang itu sebelah kiri, langganan tempat biasa aku beli Mas." Ucap Sulis Menjelaskan.

"Siap Kak..."


Tak lama kemudian mobil yang kukemudikan menepi di depan pecel lele yang di maksud Sulis.

"Oke sebentar ya Mas.. Aku pesanin satu untuk Mas juga ya..?" Tanya Sulis menawarkan Pecel Lele.

"Ohh.. Boleh kak. Kebetulan kalau gitu..."


Sulis segera bergegas menuju tempat pecel lele dan duduk di sana sambil menunggu makanan yang sudah di pesan hingga siap. Seketika mataku melirik ke arah minimarket indoapril yang ada di sebrang jalan. Kebetulan di dalam sana ada mesin tarik tunai. Entah dorongan malaikat mana, kakiku berjalan menuju ke arah indoapril, lalu menekan pin di mesin tarik tunai,dan menekan sejumlah uang yang ingin ku tarik. Setelah selesai, aku bergegas mencari amplop dan segera membayarnya. Lalu aku kembali masuk ke dalam mobil.

Di dalam mobil aku masukkan sejumlah uang yang ku tarik tadi ke dalam amplop, kutulis di bagian amplop dengan kalimat "UNTUK BEROBAT IBU", lalu kuselipkan amplop tadi ke dalam tas sulis yang di tinggalnya di kursi penumpang. Lalu aku segera menyusulnya ke dalam warung pecel lele.


" Berapa Mbak..?" Tanyaku kepada Mba penjual pecel lele.

"Enam puluh lima ribu Mas.." Jawab mba penjual pecel lele.

Aku segera menyodorkan satu lembar pecahan seratus ribu ke arah mba penjual pecel lele tersebut.

"Eeeehhhh.... Masss... Gak usah , aku yang bayar.." Ucap Sulis dengan nada protes.

"Udah gpp.. Sekali sekali ntraktir Kakak.." Kataku sambil tersenyum.

Akupun segera mengambil kantong yang berisi pesanan Sulis tadi. Lalu melangkah menuju mobil. Sedetik kemudian aku menoleh kebelakang dan aku mendapati Sulis masih diam mematung dan melihat ke arahku, di tangannya masih terpegang uang pecahan 50ribu.


"Hayuukk Kak.... Malah bengong... "

"Eehhh... Iya Mas..."

Sulis pun segera melangkah menuju ke arah mobil mengikutiku dari belakang. Di dalam mobil aku menyodorkan kantong yang berisi makanan tadi kepada sulis. Lalu dengan cekatan sulis memisahkan porsi untukku.

"Ini untuk Masnya yaa..." Kata sulis sembari menaruh makanan untukku di dashbor mobil.

"Oke kak..."

"Makasih ya Mas.. Udah di traktir segala..."

"Sama-sama Kak. Sekali-sekali juga heheee..."


Tak lama kemudian mobilku sampai di depan sebuah lorong. Sulis memerintahkanku untuk berhenti di pinggir jalan besar saja. Karena jalan dalam lorong tidak muat untuk dilewati mobil.

"Sini aja Mas... Mobil ga bisa masuk.." Perintah sulis.

"Rumahmu di mana Kak..?" Tanya ku sambil celingak celinguk memandangi lorong tersebut.

"Deket Mas.. 30 meter dari sini kok...Makasih banyak ya Mas... Sampai jumpa.." Kata sulis sesaat setelah turun dari mobilku.

"Iya aku makasih juga Kak. Aku pulang ya... Hati hati.."

"Mas juga Hati-hati..."


20.20 wib
Mobi sudah kuparkir elok di halaman rumah mba Mirna. Lalu aku segera menuju ke kamarku. Setelahnya aku segera mandi dan setelah mandi aku pun berbaring di kasur tidurku. Rasa lelah menyelimutiku. jepitan dari bibir sulis tadi masih terngiang ngiang di otak mesumku. Djancok !!

Tak lupa aku memeriksa Smartphone ku yang beberapa jam telah kuabaikan. Panggilan video tak terjawab sebanyak Lima Kali menghiasi notif whatsapp ku. Di tambah beberapa chat celotehan manja dari akun yang sama.

- beeebboooongggggg.... Kamu di mana ? Ngapain..? Kok gak jawab..? -

Begitulah kira-kira isi pesan yang di kirim 45 menit yang lalu.


Mampus aku !!
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd