Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjalanan & Mimpi (No Sara)

Status
Please reply by conversation.
Chapter 2. Part 14 : My First Sunday Morning


Putri


Fani

Aku dan Fani yang sebelumnya bersepakat untuk mengisi kekosongan kegiatan kami saat Hari Minggu untuk berjualan yang dimulai setelah ujian selesai dan berharap untuk bisa berlanjut. Sebenarnya banyak sekali kegiatan di kampus ini, organisasi contohnya baik ditingkat Himpunan jurusan, BEM Fakultas dan BEM Universitas. Awalnya aku berniat untuk gabung, namun karena aku telat bergabung dan minatku berubah, bermain dengan dunia politik praktis sepertinya bukan sesuatu yang aku mau. Lebih baik aku gabung ke kegiatan yang aku sukai. Aku ingin coba belajar untuk berbisnis kecil kecilan, selain untuk menambah uang jajan tentunya dengan berbisnis aku bisa belajar untuk mengatur keuangan, waktu dan orang.

Ujian Akhir Semester 2 telah selesai, liburan di tahun ajaran baru ini cukup lama kurang lebih selama 2 bulan, libur mulai bulan Juli dan masuk kembali bulan September. Namun biasanya 2minggu sebelum perkuliahan dimulai sudah melakukan registrasi dan KRS.

Setelah ujian selesai, Fani bersepakat denganku 2 minggu awal liburan akan sama sama untuk menyiapkan semua peralatan dan kebutuhan yang diperlukan untuk jualan, kemudian 3-4minggu dia meminta untuk pulang dulu, lalu kemudian dia akan segera kembali ke jogja untuk membantuku. Kami juga tidak ikut andil dalam proses perkenalan mahasiswa baru yang dikenal dengan nama ospek. Pertengahan semester 2 lalu sudah diinfokan oleh pihak kampus dan BEM akan diadakan Perkenalan Kampus dengan sekala besar dan 1 Universitas, walaupun terbilang WAW... namun bagiku dan Fani tidak membuat itu sebagai bagian yang menarik.

Bertepatan dengan hari Minggu pelaksanaan SUNMOR atau SUNDAY MORNING sistemnya seperti Car Freeday jalanan ditutup dan dijadikan spot untuk lapak lapak pedagang menjajakan dagangannya. Baik itu Kuliner, Perabotan, dan Pakaian semua tumplek blek disitu. Orang Asli jogja maupun pendatang memanfaatkan sunmor jadi salah satu tempat hiburan dan refreshing, berbelanja, mencari makan dan bahkan bisa digunakan sebagai tempat untuk cuci mata. Yang cowok liat cewek dan si cewek juga liat cowok. Pengunjung sunmor ada yang memang langsung datang ke tempat itu ada juga yang datang setelah melakukan olahraga di lapangan GSP. Penempatan pedagang terdiri dari 3 kelompok area, area selatan dari perempatan Sagan hingga Bunderan, area tengah dari Bunderan hingga Fakultas Pertanian, dan area utara dari Fakultas Pertanian hingga Pertigaan Fakultas Kedokteran Hewan.


“Fan kamu dimana?” tanyaku kepada Fani melalui chat. Aku lebih dulu dateng, karena aku pengen olahraga dulu baru ke sunmor. Fani sedang mens sehingga dia tidak mau ikutan olahraga
“Aku di gerbang deket bunderan bim.” balas Fani
“Oke aku jalan kesitu. Tunggu yaa” balasku kepada fani.

“Fan... sory lama ya nunggunya?” tanyaku kepada Fani
“Lumayan.... kamu keringetan banget sih Bim, belum mandi ya kamu? Bauuukkk” kata Fani meledekku yang masih bermandikan keringat
“Isshhh bawel...” jawabku yang kemudian merangkul Fani

“Iiiihhh... kamu keringetan bim.......... sebel dehhhh.” Kata Fani sambil melepas rangkulanku. Akupun tertawa
“Bim, aku udah laper, sambil cari jajan yuk?” ucap Fani mengajakku untuk membeli jajanan
“Habis olahraga Fan, masak langsung makan?” jawabku
“Bim... jajan yuuuk.... jajan yuuk... Bimo... jajan... Bimoo yuuuk jajan. Hehehe” rengek Fani dengan suara lembut nan manjanya membuatku geleng geleng kepala

“Yaudahlah... ayoook... ntar kita sambil tanya tanya ke pedagang ajalah yaa.. gimana caranya dapetin lapak” jawabku kepada Fani menegaskan maksud tujuan dateng kesini untuk cari info lapak
“Kamu pengen jajan apa Fan?” tanyaku kepada Fani
“Lontong sayur yuuuk” jawab Fani memilih makan
“Lah.. itumah bukan jajan.. tapi makan Fan” jawabku
“Heheheh laper Bim, sekalian sarapan aja yaaa” jawab Fani mendorongku untuk segera jalan. Dia tidak mau menggandengku karena aku keringetan

“Pak Lontong Sayur 2 pake telor, minumnya air putih aja semua” kata Fani memesan makanan dan aku memilih tempat duduk untuk kami. Kemudian Fani menghampiri tempat duduk lesehan yang sudah aku tempatin
“Bim.. lari keliling berapa kali sih kok sampe keringetan banyak gitu?” tanya Fani penasaran
“Biasa sih Fan 6x doang, buat ngejaga stamina aja nih ga lagi nurunin berat. Kalau nurunin berat ya aku paksain sampe 10x.” Jawabku menjelaskan
“Pantesan........” kata Fani sepotong

“Pantesan apaan Fan?” tanyaku bingung dengan ucapan Fani
“Hehehehehehehe gapapa Bim, aku jarang lari sih.. kalaupun niat banget jogingnya paling 2-3 puteran aja udah capek” jawab Fani
“Kita kalau jadi jualan hari minggunya, ga bisa lari Fan, mau ga lari di hari weekdays? Yaa seminggu 2x cukup Fan. Kalau kamu ga mens, aku ajakin mau loh ya.” Kataku kepada Fani

“Seminggu 1x aja yaaa... capek.” Jawab Fani
“Yaaa yaudah.. yang penting kamu mau dulu” jawabku
“Eh Fan, jeruk dari saudaramu gimana?” tanyaku

“Kmrin aku udah coba telfon bapak ibuku buat nanyain ke omku Bim, udah ditanyain juga katanya sih siap untuk ngirim. Tapi kamu disuruh buat nanya sendiri masalah harga sama kapan mau dikirim barangnya. Nih nomernya, aku kirim ya.” Kata Fani memberitahukan kalau masalah jeruk oke tinggal deal masalah harga aja
“Okelah Fan... nanti sorean aku telfonnya om kamu. Makasih ya Fan” jawabku
“Semangat yaa Bim.. aku bantuin kok” jawab Fani

Pesanan kami sudah datang, sambil makan aku melihat sekitar, orang berjualan, orang lalu lalang. Ada beberapa lapak lontong sayur yang berdekatan namun semua selalu rame, ada tukang bubur ayam, batagor siomay juga rame yang beli. Seakan akan aku melihat peluang, kalau orang jalan, habis makan, pasti butuh minum yang seger bukan cuman air putih. Apalagi kalau orang habis olahraga kayak aku ini, minuman jeruk segar pasti banyak yang beli. Aku semakin yakin untuk memulai berjualan, sekarang yang jelas aku harus melihat dari selatan sampe utara kemungkinan tempat yang cocok yang mana.

Setelah makan, Fani gantian bayar makan kali ini. Aku iseng ngobrol dengan penjual lontong sayur untuk mencari informasi cara dapet lapak.
“Pak.. mau tanya nih, kalau mau jualan disini gimana sih caranya dapetin lapak?” tanyaku kepada bapak penjual
“Ohh.. mas coba aja tanya sama panitia sunmornya mas. Itu loh mas mas yang pake seragam yang keliling jalan, ada beberapa orang yang bisa ditanya mas. Coba deh tanya aja” jawab bapaknya ga pelit untuk memberi tahu cara dapetin lapak
“Bayar ga sih pak? Atau ada iurannya gitu?” tanyaku kepada penjual lontonng sayur

“Ada mas.. Uang lapak sama uang kebersihan. Kayaknya sih kalau di area tengah sini sekitar 40rb, kalau yang area utara sama area selatan 35rb mas. Kalau ga salah ya, coba mas tanya aja langsung takutnya bapak salah ngasih infonya” jawab bapak penjual lontong sayur menjelaskan kepadaku
“Ohh.. oke pak. Makasih ya pak. Lontong sayurnya enak” jawabku memuji sebagai bagian dai ucapan terima kasih udah ngasih tau info juga
“Sama sama mas. Bapak yang makasih” jawabnya
“Fan yuuuk.. kita coba tanya ke mas mas itu” ajakku kepada Fani dan menggandeng tangannya dengan erat karena kondisi lagi rame ramenya

Aku mencoba mendatangi dan menanyakan kepada mas mas yang menggunakan seragam bertuliskan sunmor
“Mas.. permisi saya mau tanya tanya nih?” tanyaku
“Yaa mas, gimana? Ada yang bisa dibantu?” jawabnya
“Mas, kalau mau jualan disini cara dapet lapaknya gimana? Minggu depan mau coba jualan saya.” Jelasku

“Ohh... mas nanti siang atau sore ke sekretariat aja, nanti mas bisa daftar disitu dan isi formulir. Nanti mas diarahkan sesuai dengan dagangan apa yang mau mas jual. Sekrenya disitu mas” jawabnya sambil menunjukkan menuju arah ke sekre panitia
“Masnya mahasiswa sini atau orang luar?” tanya masnya
“Saya mahasiswa sini mas” jawabku
“Oke mas, kalau mahasiswa sini sih biasanya lebih gampang mas.” Jawab masnya
“Oke mas makasih ya. Nanti sore aja kali ya nanti kesini lagi” jawabku

“Fan... gampang ya ternyata. Fan, liat liat tempat yuuuk. Kuat ga jalan dari utara ke selatan? Hehe” tanyaku meledek Fani
“Ayooook... tapi pelan pelan ya jalannya Bim, lagi mens nih habis makan juga biar enak perutnya” kaa Fani
“Iyaaaaaa Faniku yang paling cantik” jawabku yang membuat Fani tersenyum dan mencubit lenganku dengan sangat keras “Awwwww”

Aku dan Fani kemudian berjalan pelan pelan melihat situasi, melihat orang berjualan dan orang berlalu lalang. Kami jalan dari area tengah hingga mentok ke area utara, kemudian jalan lagi dari area utara hingga ke area tengah lagi.
“Bim.... beli minum dulu yuuk. Aku haus, beli es coklat yaa” kata Fani meminta kepadaku
“Faaan... ga air putih aja lebih bagus loh..” kataku
“Hehehehe... beli 1 aja ya, buat berdua. Mau?” kata Fani
“Yaudah deh... buat kamu aja Fan, aku beli air mineral aja” jawabku kepada Fani

Kemudian kami melanjutkan jalan untuk melihat lapak dan suasana di daerah selatan.
“Fan.. menurutmu gimana? Tempat mana yang sekiranya cocok?” tanyaku kepada Fani
“Hmmmm pendapatku yah Bim.. area tengah itu terlalu rame cocok buat perabotan dan pakaian, justru spot peralihan antara tengah ke selatan atau tengah ke utara. Ini pendapatku loh ya. Kalau aku sih, cocok di area bunderan itu Bim. Itu tempat keluar masuk yang strategis, dari arah GSP, dari arah selatan atau dari arah kampus U*Y. Ada 3 pintu akses yg numpuk di area bunderan. Cari deket deket bunderan aja kita ga usah ke tengah” Pendapat Fani untuk pemilihan tempat

“Hmmm boleh tuh pendapatmu Fan. Oke nanti sore kita kesini lagi. Ntar aku mau pulang dulu mandi terus cari peralatan di toko. Kamu mau ikut ga?” jawabku kepada Fani
“Hmmm boleh, brarti artinya aku ikut ke rumahmu dulu dong?” tanya Fani
“Yaaa jelaslah.. aku boncengin aja, balikin motormu dulu” jawabku.
“Gaaa mau! Kamu bau, mendingan motor sendiri sendiri aja, terus ke tokonya baru kita boncengan. Ga sudi bim aku boncengan sama kamu yang bauk belum mandi keringetan.. iiuuueeehh...” jawab Fani

“Tapi kalau keringetan bareng mau kan?” jawabku sambil tersenyum
“Apaaan sih Bimo, tempat rame ini loh, jangan ngomong yg aneh aneh... hiiiih.... yaudah kamu ke GSP lagi deh, kamu tunggu disana. Ntar aku nyusul pake motor.” Jawab Fani
Lalu kami berpisah dan bertemu kembali di GSP dengan motor masing masing kemudian kita berangkat kerumahku.

------------

Keadaan rumah ga terlalu rame, karena weekend ini ibu ga ada pesenan catering, jadi hanya 3 orang aja yang dateng ke rumah merapihkan peralatan karena minggu lalu ada pesenan sehingga peralatan sedikit berantakan. Ibu sedang keluar dan di rumah masih ada Putri.
“Assalamualaikum... Puuut... kamu dimana?” kataku berteriak memanggil Putri
“Fan duduk dulu yaa.. aku panggilin adekku dulu buat kenalan sama nemenin kamu” kataku kepada Fani

“Puuuuut.... Putrriiiiiii” teriakku
“Yaaaa maaaaas... Apaaa?” teriak Putri juga dari dalam kamar
“Ini ada Mbak Fani, tolong dong temenin bentar” kataku kepada Putri. Selang beberapa menit kemudian Putri keluar menemui Fani.

“Putri mbak...” kata putri sambil bersalaman dengan Fani
“Fani” jawab Fani
“Bim... adekmu cantik yaaaa” kata Fani
“Tuuuh kan mas... dibilang apa, adekmu ini Cantik!!!!” jawab Putri sambil meledekku
“Idiiiih... dibela.... yaudah temenin mbak Fani ngobrol dulu put, buatin minum juga ya. Mas mau mandi dulu, udah gatel nih habis keringetan” jawabku kemudian berjalan menuju kamar.


Selesai mandi kemudian aku bersiap siap untuk pergi belanja keperluan.
“Put... kamu ada kegiatan ga? Mau ikut mas sama mbak Fani ga? Kita mau belanja peralatan.” Tanyaku kepada Putri
“Iyaa mas.. putri ikut, tadi udah diajak juga sama mbak Fani. Mbak Fani cerita juga kalau kalian mau jualan. Di rumah kan banyak peralatan mas, apa ga bisa dipake?” tanya Putri
“Ada yg kurang Put. Yaudah yuuk jalan” ajakku kepada Putri

Kami menuju toko peralatan menggunakan mobilku. Diperjalanan aku dan Fani tidak banyak ngobrol karena mungkin ada Putri jadi Fani sedikit canggung ngobrol denganku.
“Kok pada diem dieman sih....” tanya Putri kepada kami. Aku fokus nyetir jadi tidak aku jawab pertanyaan Putri
“Mas... kapan mbak Fani ditembak, kalian belum jadian kan? Mbak Fani udah nungguin tauk....” tanya Putri kepadaku yang membuatku kaget.
“Eh... apasih Put?” jawabku, lalu kulihat Fani yang duduk kepadaku, dia menoleh ke arahku juga, dia terlihat tersipu malu dan mengalihkan pandangannya ke kaca samping.

“Kalian lucu deh.. ga usah malu malu kali ada Putri disini, ga usah jaim jaim mas.. hehehe” kata Putri ceplas ceplos banget ngomongnya
“Heheheheh Sabar yaaa Put. Iya kan Fan, sabar dulu kan?” jawabku lalu menggoda Putri
“Aku sih terserah kamu Bim..” Jawab Fani yang masih mengalihkan pandangannya ke kaca samping. Mungkin dia masih malu dan menahan senyum
“Hahahahahaha... Ciieee Ciieee Cieeeeee” Putri tertawa melihat tingkah kami yang masih malu malu

Sial... kayaknya salah ini ngajak Putri jalan. Pikirku biar dia ga kesepian di rumah, ternyata malah ngawuuur banget ngomongnya. Untung adek sendiri, kalau bukan udah aku pukul mulutnya. Kami udah sampai ke toko peralatan, ada uang 2jt dari uang patungan aku dan Fani, mungkin untuk modal awal bakalan lebih, tapi yaudah gpp, namanya berbisnis pasti ada pedihnya perjuangan.

Aku dan Fani sudah membuat list keperluan yang akan dibeli, untuk mempercepat kami berpencar, aku sendiri sedangkan Putri memilih untuk mengikuti Fani. Seperti alat peras jeruk, pisau, talenan, keranjang, gelas plastik, dan sedotan. Sebagian peralatan sudah ada di rumah sehingga bisa mengurangi budget. Setelah semua dipilih, lalu kami membayar cukup lumayan juga habisnya. Masih ada sisa uang yang cukup untuk membuat spanduk, membeli jeruk dan es batu.

Setelah berbelanja kami pulang, semua barang barang yang sudah dibeli kemudian kami turunkan dari mobil. Kami rapihkan dalam satu tempat, peralatan yang ada di rumah aku tempatkan juga jadi satu, biar lebih gampang dan mudah ditemukan. Saat kami membereskan ibuku datang....
“Looh lohhh.... mau ngapain kamu Bim? Buat apa nih barang barang ini?” tanya Ibuku
“Eh.. ibuk... ini habis belanja peralatan, Bimo pengen coba jualan di Sunmor buat ngisi kegiatan aja bu. Oiya ini kenalin Fani bu, temen Bimo” jawabku
“Fani tante...” kata Fani bersalaman dengan ibuku
“Pacar barunya mas Bimo buuuk....” Kata Putri menyela
“Husssshhhh....” kataku kemudian menutup mulut Putri

“Dapet uang dari mana Bim beli peralatan ini?” tanya Ibuku
“Aku sama Fani ikutan lomba bu, hadiahnya lumayan daripada buat foya foya kita inisiatif aja bu buat diubah ke hal yang bermanfaat” jawabku
“Oohhh... bagus bagus nak.. ibu dukung” jawab ibuku
“Bu.. punya kenalan suplier es batu ga? Es batu yg kristal ya jangan yang blok” tanyaku kepada ibuku
“Yaa jelas ada doong, nanti ibu kasih.. nanti coba ibu hubungin biar dapet harga sama kayak ibu. Kalau kamu yang beli ntar lebih mahal, lumayan kan buat nurunin budget” jawab ibuku

“Waah... makasih bu, mantep deh pokoknya love yuuu deh bu” kataku merayu ibuku
“Oiya bu, kira kira ada anak dari orangnya ibu yang mau bantuin ga? 1 orang aja buat bantuin jualan, soalnya ntar kalau Fani pulang Bimo ada yang bantuin.” Tanyaku kepada ibu untuk mencarikan 1 orang partner yang bisa membantuku
”Ntar deh ibu tanyain sama anaknya Bu Joko, kalau mau lumayan tuh anaknya rajin. Yaudah dilanjut nak, ibu masuk dulu ya” jawab ibuku
“Yaa bu, makasih ya” jawabku
“Makasih tante” kata Fani dengan tersenyum. Manis banget cuuuy

Kami berberes hingga semua sudah beres dan rapi.
“Wuiihh... akhirnya rapi, tinggal ntar sore kita ke sekre sama bikin spanduk Fan” kataku yang sedang duduk mengelap keringat
“Iya Bim” jawab Fani
“Put makasih ya udah bantuin” kataku kepada Putri
“Iyaa mas, bentar ya Putri ambilin minum” kata Putri kemudian beranjak masuk ke dalam rumah.

“Fan... kamu cerita apa sama Putri?” tanyaku kepada Fani ingin tau saat aku mandi dia ngobrolin apa sampe sampe Putri bisa ngomong kayak gitu
“Rahasiaaa... obrolan cewek Bim. Kamu ga perlu tau. Hihihi” jawab Fani sambil tersenyum yang membuatku gemas
“Eh, kontak om kamu udah di chat ya, aku cek dulu.” Jawabku lalu membuka Hp
“Ini kan Fan?” kataku kemudian aku simpan nomornya dan aku telfon

[“Haloo.. Assalamualaikum pak, saya Bimo temennya Fani, dapet nomor bapak juga dari Fani”
“Iyaa pak, betul. Pak per kilo kena berapa ya pak?”
“Oh.. 10rb per kilo, yaudah pak saya mau beli buat besok minggu 50kg dulu deh. Kalo bisa sekalian sama ongkos kirimnya pak nanti saya trasnfer. Kalo bisa sampe jogja Sabtu ya pak, mau dipakenya minggu pagi”
“oke siiiaaaaap pak. Makasih yaa pak”
“Assalamualaikum”]

Sekilas percakapanku dengan om Fani yang terdengar oleh Fani

“Kamu ngapain ngeliatin aku terus gitu Fan” tanyaku kepada Fani yang daritadi ternyata melihat ke arahku
“Gapapa Bim, seneng aja. Kamu keren, semangat banget ngejalaninnya” jawab Fani
“Iyalah harus semangat dong, lagian aku kan ditemenin bidadari disampingku ini” jawabku gantian menggoda Fani
“Ihhh apaan sih Bim” kata Fani sambil mendorong doronng badanku

“Bapak Ibu, monggo silahkan minuman sama cemilannya udah datang.” Kata putri dari arah belakang kami
“Makasih adekku tersayang” jawabku
“Makasih Put” Jawab Fani
Kami menghabiskan minuman dan cemilan yang sudah disediakan Putri

“Bim... aku pulang dulu aja deh ya.. nanti sore kalau mau ngajakin ke sekre kamu jemput aku yaah. Kayaknya kamu capek biar kamu bisa istirahat dulu” Kata Putri
“Iiihh mbak Fani so sweet deh, perhatian banget sama masku satu ini” Kata Putri menyela
“Kamu bisa diem ga siiiih Put..?” jawabku sambil menarik adekku dan menjitak kepalanya
“Sakiiit tauk mas... kekerasan... ati ati mbak nanti kamu dikerasin loh sama mas Bimo” kataPutri
“hahahahaha” kami pun tertawwa bersama
“Yaudah bentar Fan, aku panggilin ibuku dulu kalau mau pammitan pulang. Bentar yaa” jawabku
Kemudian aku masuk memanggil ibuku karena Fani mau pamitan

“Udah mau pulang ya Fan, hati hati ya” kata Ibuku
“Iyaa tante, Fani pamit pulang dulu ya, lain kali main lagi kesini. Makasih ya tante. Put Bim aku pulang dulu ya. Assalamualaikum” kata Fani
“Walaikumsalam” jawab kami berbarengan
“Hati hati ya Fan, kalau udah sampe kos kabarin” kataku
“Iyaa Bim” Jawab Fani
“Ciiieeee.... uhuy.......” kata Putri lagi lagi meledek kami

Saat Fani udah pergi, lalu Putri membereskan gelas piring dan membawanya ke belakang. Tatapan ibuku sepertinya ingin ngajak aku ngobrol deh...
“Bim.... kamu udah ga sama Nadya?” tanya Ibuku
“Udah engga bu, aku di putusin” jawabku
“Kenapa? Cerita dong ibu pengen tau alesannya kenapa?” kata ibuku

“Yaa bener kata ibu dulu, kayaknya masalah kesetaraan ekonomi sama status deh bu. Ibu emang paling bener buat ngasih wejangan. Orang tua Nadya ga setuju kalau sama Bimo. Yaudah mungkin ini terbaik untuknya” kataku menjelaskan
“Yaudah gapapa Bim, itu bagian dari roda kehidupan, tenang aja masalah jodoh udah ada yang ngatur, ini aja buktinya kamu udah dapetin Fani. Emang anak ibu yang satu ini pinter cari cewenya” kata ibuku
“Apaan sih bu, kita masih temenan belum jadian. Hehehe” kataku sambil tersenyum
“Jangan kelamaan nanti diambil orang. Yaudah yuk masuk, ibu pengen istirahat ngantuk” kata ibuku lalu kami masuk ke dalam rumah untuk istirahat.

----------------------------

Sore harinya . . . . .



Sore ini hujan gerimis, namun tidak menghalangiku untuk tetap pergi ke sekre panitia pedagang sunmor. Mumpung keluar bareng aku, Fani minta untuk ditemenin makan malam sekalian.
“Fan.. aku udah di depan gang kosmu ya. Aku naik mobil, kamu ada payung yan? Sory ga bisa jemput di depan kos” chatku kepada Fani
“Yaa gpp Bim, tunggu bentar yaa” jawab Fani

“Hmmmm cantiknyaaaaa” kataku kepada Fani ketika masuk mobil yang makin makin cantik di mataku
“Bimoooo..... please deh jangan bikin aku terbang, lagi hujan nih ntar basah bajuku.” Jawab Fani bercanda
“Hahahahahaha bisa aja kamu Fan” jawabku bercanda
“Lagian kamu... muji aku muluk, kan aku jadi seneng” jawab Fani
“Yuuk Fan jalan” kamipun jalan menuju ke sekre sunmor

------------

Sampai di sekre kondisi masih gerimis, aku keluar lebih dulu dan kemudian membukakan pintu Fani. Kami berjalan bersama menggunakan 1 payung, berjalan bergandengan.
“Assalamualaikum” kataku saat datang ke sekre
“Walaikumsalam mas, ada yg bisa dibantu” anggap aja mas X yg ngomong
“Saya Bimo mas, mau cari lapak di sunmor mas buat jualan, mau mulai minggu depan saya” jawabku dengan memperkenalkan diri dan mengatakan maksud dan tujuan dateng ke sekre
“Bisa mas, kalau boleh tau jualan apa mas? Masnya mahasiswa atau masyarakat luar? Nanti isi formulirnya ya mas” kata mas X

“Mahasiswa mas, kita mau jualan es jeruk baby java mas, kalau boleh tau spot lapak yg kosong sama iurannya berapa ya mas?” tanyaku kepada mas X
“Ohh... masnya pengen di spot mana?” tanya mas X
“Kalau ada di sekitaran area Bunderan mas.” Jawabku
“Ada mas, tapi spotnya kecil ya cuman tinggal itu mungkin ukuran 2x1,5m mas. Untuk iurannya karena mahasiswa 35rb aja mas udah sama uang kebersihan kok. Nanti bayarnya pas dilokasi aja” Jawab mas X

“Gpp kok mas, cukup kok mas lapak segitu, lagian kita juga baru mulai belum banyak barang barang kita.” Jawabku sambil menyerahkan formulir yang sudah aku isi. Melengkapi data diri, nomor kontak dan barang yang akan dijual.
“Oke mas.. makasih ya, patokin lapaknya buat saya ya mas. Hehehe” jawabku
“Pasti mas.. semoga jualannya besok laris ya mas” kata mas X mendoakanku
“Terima kasih mas, yaudah kita pamit ya mas. Assalamualaikum” kataku kepada mas X.
Kemudian aku dan Fani keluar masih kondisi hujan dan jalan ke dalam mobil berbarengan. So sweet lah pokoknya udah kayak orang pacaran walaupun belum pacaran.

----------

Setelah dari sekere kemudian aku menuju ke tempat percetakan Mangr*ve, tempat percetakan yang terkenal di jogja karena cukup murah.
“Mas.... mau bikin spanduk, tapi minta tolong desainin sekalian bisa?” tanyaku kepada petugas adminnya
“Bisa mas.. nanti ngomong aja ke designernya mau seperti apa konsepnya sama ukurannya juga mas” jawab mas admin
“oke mas” jawabku

Kemudian aku menuju ke desainer dan menjelaskan konsep desainnya seperti apa, serta ukuran bannernya. Setelah kami setujui kemudian kami bayar biaya cetak dan jasa designnya. Diinfokan kemungkinan jadinya sekitar 3-4hari nanti akan diinfokan melalui sms kalau sudah jadi. Waktunya cukup lama karena design bukan dari ku sendiri, designer membutuhkan waktu untuk membuat design di corelnya. Bagiku tidak masalah masih tepat waktu.

------------

“Bim..... sholat maghrib dulu sana. Udah maghrib nih nanti habis sholat kita makan yah.” Kata Fani saat kami sudah di mobil setelah selesai dengan urusan pembuatan spanduk.
“Iyaaa Fani” jawabku, Fani perhatian kepadaku. Kalau boleh jujur aku sendiri kadang masih bolong bolong.

Kemudian kami menuju masjid, Fani memutuskan untuk menunggu di mobil saja karena masih dalam kondisi mens. Setelah sholat kami menuju ke tempat makan, aku mengajak Fani ke tempat makan di B*le B*bakaran di sekitaran kampus U*Y.

---------------


Menu makanan yang aku suka dari tempat ini yaitu Ikan Nila Bakar Madunya, aku merekomendasikan Fani untuk memesan yang sama, namun terserah dia kalau ada pilihan yg lain. Fani baru pertama ke tempat ini jadi dia ngikut sama aku untuk pesanannya. Untuk menu sayurnya aku pilih cah kangkung dan jamur crispy lada hitam. Menu andalan ini, lumayan murah dan enak dilidah, cocok untuk kantung mahasiswa. Karena cuaca lagi mendung, pilihan lemon tea hangat cocok untuk menghangatkan badan.

“Bim... Seneng deh seharian sama kamu, makasih ya buat hari ini” kata Fani ungkapan dari hatinya.
“Sama Fan, aku juga seneng makasih yaa” jawabku sambil tersenyum kepada Fani
“Bim.. Kamu ga niat ikutan ospek Univ? Siapa tau dapet adek angkatan yang cakep loh.. kamu kan ganteng, pasti gampang dapet cewek pengganti Nadya” kata Fani seakan akan dia sedang mengetes jawabanku. Aku paham pertanyaannya ke arah mana dan Fani pasti berharap mendapatkan jawaban yang dia pengen denger.

“Engga Fan, engga minat. Kalau masalah pengalaman ikutan acara sih boleh boleh aja jadi alasan. Kalau cuman masalah cewek, kenapa harus cari lagi kalau di depanku udah ada bidadari yg udah nemenin saat aku sedih dan lagi kesusahan” jawabku yang ternyata menyenangkan hati Fani dan diapun tersenyum salah tingkah.
“Hahaha ga kuat aku sama jawabanmu bim” jawab Fani tertawa sambil menggeleng gelengkan kepala.

“Aku lebih seneng sesuatu yang konkrit Fan, kayak jualan ini kan lebih konkrit, kita pikir sendiri, siapin sendiri, kerjain sendiri, untung rugi ditanggung sendiri. Lebih bisa bikin lebih dewasa Fan.” Jawabku
“Cakep kamu Bim, kamu udah keren, ganteng, pinter, pemikirannya dewasa, bikin cewek meleleh tauk.” Jawab Fani

“Kamu mau gantian ngeledek aku yaaa? Awas aja aku bakal bikin kamu klepek klepek Fan” kataku
“Maauuu dooong.. hahahahahaha” jawab Fani yang membuat aku gantian menggeleng gelengkan kepala.

Makanan kami datang kemudian kami menyantap makanan sambil ngobrol membahas apapun. Bahkan sampe bahas bola, malah dia yang mulai.
“Bim, ngefans tim bola mana kamu?” tanya Fani
“MU lah jelas... emang kamu tau bola Fan?” tanyaku kepada Fani
“Iyaaa dong... Chealse nih aku KTBFFH banget nih....” jawab Fani
Setelah mengingat ingat iya juga ya, di kamarnya ada bendera Chealse yang jadi ditempel di dindingnya. Kemarin ngewe sih jadi ga terlalu fokus sama sekitar. Hehehe

“Kasian yaa... Timnya taun ini ga jadi juara, selisih gol doang sama Man.City, menyedihkan banget MU Bim. haha” kata Fani meledekku
“Ehhh... malah ngehina, iyaa nih kampret. Wasitnya ngedukung Manchester City tuh. Masak injury timenya lama banget, tim musuh juga kayak ga niat bertahan bangke” jawabku seketika emosi saat mengingat kalau MU ga jadi juara. Udah gagal juara, diputusin Nadya, apes emang.

“Hahahaha, kamu gabung fans base area jogja ga sih Bim?” tanya Fani
“Lagi di Blacklist 1tahun aku fan, gara gara berantem sama Anton sewaktu nobar MU vs Liverpool.” Jawabku dengan cukup emosi

“Laah... kalian sampe segitunya?” tanya Fani
“Bukan berantem sih, aku lagi duduk dipukul kepalaku dari belakang sama Anton, aku ga salah aku juga yang kena black list. Sampe Februari 2013 aku baru bisa ikutan nobar lagi Fan” jawabku
“Sampe segitunya Anton mau ngerebut Nadya?” tanya Fani

“Mana tau aku Fan, udah ga ada urusan aku sekarang sama dia, udah diambil juga Nadya!” jawabku emosi yang membuat raut wajah Fani jadi berubah
“Tuuh kan bener, kamu belum ikhlas, belum move on ya Bim sama Nadya?” tanya Fani seperti menyudutkan dan mengeruk perasaanku kepada Nadya

“Laah.. kok larinya kesitu Fan kesimpulannya? Aku berusaha buat move on kok, aku udah hapus semua memory tentang dia. Jangan gitu lah Fan... kamu dukung dong biar aku makin cepet move onnya.” Jawabku memohon kepada Fani

“Iya iya Bim... aku cuman tanya kok, sampe mana kamu berusaha untuk moveonnya. Aku percaya kok sama kamu.” Jawab Fani dengan penuh senyuman yang membuatmu sedikit turun emosinya
“Udah yaa Bim, jangan marah sama aku. Hehehe” kata Fani dan kemudian memeganh tanganku memohon kepadaku untum tidak marah. Aku tidak bisa marah kepada Fani.

Selesai makan aku ga tau mau kemana lahi, moodku jadi agak jelek karena Fani ngungkit tentang Nadya. Aku pun memutuskan untuk pulang aja biar bisa istirahat, ngademin kepala.
“Fan.. pulang aja yuuk.. capek” kataku kepada Fani kami sudah berada di dalam mobil

“Bimo lagi capek atau lagi sebel sama aku? Hmmmm?” tanya Fani yang kemudian mendekatkan badannya ke lenganku dan tersenyum menatapku. Aku pun diam, supaya ga ada kata kata kasar yang muncul dari mulutku, takut nyakitin hati Fani ntar lebih repot.
“Bim... Bimooo...” Fani memanggil namaku dan aku hanya menjawab dengan senyuman.
“Cuup cuuup” Fani mencium pipiku dan kemudian merangkul tanganku. Suasana ini berdua di dalam mobil tidak bisa menghindarkan dari gejolak nafsu dan membuat batang yang ada diselangkanganku merespon dengan ngaceng

“Heemmmmm..... Bisa deh... yg dirangkul tangan, yg dicium pipi, bukannya bikin kamu senyum... malah bikin kamu ngaceng Bim Bim...... Otakmu mesum” kata kata Fani ini baru membuatku senyum dan menahan tawa
“Heiiii.... kalau mau senyum ketawa jangan ditahan tahan...” kata Fani kepadaku
“Hahahaha Fan Fan..... Ga kuat aku lama lama sebel sama kamu” jawabku sambil tertawa suasana hatiku juga sedikit kembali

“Ga kuat sebel apa ga kuat nahan nafsu haaah?” tanya Fani sambil melotot sambil menunjuk area selangkanganku yang masih keras. Aku pun hanya menjawab dengan tertawa. Fanipun masih merangkul lenganku, mungkin suasananya nyaman untuknya.
“Kamu lagi pengen yaa Bim? Maaf yaa aku lagi mens, lagi ga bisa muasin kamu” kata Fani membuatku terkejut

“Haah?? Ga gitu Fan... kan ngaceng juga bagian dari refleks gara gara kamu cium sama kamu memeluk lenganku” jawabku
“Kamu mau dibantuin keluar ga Bim?” kata Fani dengan posisi masih merangkul lenganku namun tangannya mulai digerak gerakkan di selangkanganku.
“Pake tangan sama mulut aja Bim.. mau? Aku hari ini belum bisa masih merah. Gimana mau ga?” tanya Fani

“Mau dimana Fan, kita kan lagi di jalan” jawabku
“Mau ga? Kalau mau sekarang juga bisa, kamu sambil nyetir aku emutin sama kocokin. Pelan pelan aja mobilnya cari jalan sepi jangan berhenti tapi. Takut mobilnya goyang. Hahahaha” kata Fani menawariku kenikmatan namun masih sempat bercanda.
“Yaudah aku muter dulu cari jalan yang sepi” jawabku
“Akhirnya mau juga... aku kangen tau sama ini.” Kata Fani sambil mengelus kontolku yang masih berada di dalam celana.

Saat sudah menuju ke jalan sepi, Fani kemudian menunduk ke arah selangkanganku. Kondisi malam dengan kaca mobilku yang gelap dan jalanan sepi, salah satu starter pack untuk berbuat mesum di dalam mobil. Fani dengan memperlahan membuka kancing celana, agar terbuka lebih lebar aku bantu sedikit mengangkat pantatku secara bersamaan Fani menurunkan resleting celanaku. Kontolku yang masih berada di dalam celana dalam mulai menunjukkan jati diri keperkasaannya. Dielus kontolku oleh Fani dari luar, membuat kontolku mencapai puncak ketegangan. Kontolku dikeluarkan oleh Fani, dielus dan dikocok pelan membuatku menikmati sensasi ini.

“Hmmmmmpp” desahku pelan
“Kalau mau mendesah jangan pelan pelan Bim, kan di dalem mobil kedap suara” kata Fani mengejekku, dengan tersenyum dan menatapku dan tetap mengelus dengan pelan
“Ahhhhhh Fan......” desahku saat Fani mulai menjilati ujung kontolku

“Hmmmm ahhhhhhh..... terus sayaang” kataku menikmati jilatan Fani yang membuatku memegang erat setir mobilku. Sesekali tangan kiriku mengelus kepala Fani


Fani mulai mengemut kontolku seperti dia sedang mengemut permen yang dia sukai, lidah di dalam mulutnya juga bergerak memutar dan menjilati kontolku. Mulutnya maju mundur mundur untuk memberikan sensasi seperti sedang masuk ke dalam vagina.
“Ahhh sayaaaang.... sshhhhh...... enak banget.... ahhhhh” desahku

“Sayaang.... mulutmu enak bangett.... shhhhhh”
Fani kemudian mempercepat kulumannya, dan tempo maju mundur kepalanya juga dipercepat
“sluuurrppp sluuuurpppppp” suara sepongan Fani
“ahhhh ahhhh........... ssssshhh” aku yang sedikit tidak tahan kemudian tanganku menekan kepala Fani agar kontolku makin masuk ke mulutnya hingga mentok ke tenggorokannya

“huukk... uhuuuuk” suara Fani yang tampaknya aku terlalu dalam menekan kepalanya, kemudian tanganku disingkirkan Fani dari kepalanya
“Yaaang... dicepetin lagi, aku udah mau keluar” kataku kepada Fani, mendengar itu Fani kemudian mengulum lagi dengan tempocepat

“slluuuuurrrpp sluuurrrrpppp”
“Faaa..nii.... mau keluar... sayang... shhhh.”
“aaahhhhhhhh,...... ahhh.......” suara desahku

Dan kurasakan spermaku menyemprot di dalam mulutnya, Fani tetap melanjutkan sepongannya dan kini kontolku diperas peras menggunakan tangannya yang membuat sensasi kenikmatan semakin bertambah

“ahhhhhh.... udah Fan.. udah keluar semuaa..... sshhhh ahhhhhh”
“huuuuffttttttt” suara nafasku

Yang tak kalah spesial, Fani kemudian mengangkat kepalanya membuka mulutnya dan menunjukkan kepadaku kalau spermaku berada di dalam mulutnya. Kemudian dia telan dan menunjukkan kembali kalau spermaku sudah habis tidak ada yang di dalam mulut. Kepalanya turun lagi dan menghisap sisa sisa spermaku yang masih ada dikontol...

“uuuhhhhhhhhh.... udah fan.. udah... udah habiss” kataku kepada Fani
Kepalanya diangkat lagi dan kemudian dia menjilati sisa sperma yang menempel di tangannya. Gila ini mah sensasinya. Wanita seperti ini yang aku suka, tau cara menyenangkan laki laki. Nikmaaat walaupun cuman di sepong

“Faaan... kamu udah expert ya, gila permainanmu. Enak banget” kataku memuji Fani
“Hehehehe iya dong, aku tau kok cari menyenangkan laki laki kayak kamu gini Bim, yang haus akan sex” jawab Fani meledekku
“Makasih yaa Fan, besok kalau kamu udah selesai mens kabarin yah..” kataku kepada Fani

“ihhh... ngelunjak... aku tau apa yang dipikiranmu Bim, kamu pengen ngewe kan?” kata Fani kepadaku yang membuatku hanya tersenyum dan menggaruk kepalaku.
“Iyaa Bim, besok yah sebelum aku pulang.” Kata Fani memberikan kesempatan untuk ngewe setelah dia selesai mens dan sebelum pulang
“Makasih Fani Sayang” kataku kepada Fani
“Makasih juga Sayang” jawab Fani sambil membersihkan area bibirnya dan kontolku dengan tissu yang kemudian dia merangkul lengan kiriku

Setelah itu aku mengantarkan Fani pulang ke kosnya, aku mengecup keningnya ketika kami berpisah di dalam Mobil.

--------------

Aku mendapatkan pesan wa, hari kamis ini spanduk udah bisa di ambil dipercetakan. Beberapa hari sebelumnya designer mengirimkan contoh gambar untuk spanduk, aku memberikan masukan perbaikan kemudian di revisi, setelah oke lanjut proses pencetakan. Aku mengambil sendiri spanduk ke percetakan tidak dengan Fani karena dia sedang ada urusan dengan temannya jadi tidak bisa menemaniku.

Dengan om Fani aku juga berkomunikasi terus, dia mengirimkan foto buah yang akan dikirim. Jeruk dikirim menggunakan Cargo agar ongkos kirim lebih murah, jeruk yang aku beli sudah aku bayar cash di awal. Hari sabtu siang atau sore sudah dijanjikan oleh pihak ekspedisi barang akan sampai. Tepat... hari sabtu siang jeruk sudah diantar ke rumahku. Kondisinya jeruknya bagus tampak dari luar karena masih berada di dalam karung jaring.

Jono anak dari bu Joko juga mau membantuku, karena tiap hari minggu dia juga tidak ada kerjaan. Ikut denganku menurutnya buat nambah uang jajan dan beli pulsa agar tidak selalu meminta kepada orang tuanya. Sudah kuberitahu sabtu malamnya dia harus membantuku mempersiapkan barang di mobil dan minggu pagi setelah subuh harus sudah di rumah dia akan berangkat bareng denganku naik mobil.

Aku dan Fani membuat perhitungan antara modal dan penjualan. Kami menentukan harga jual es jeruk tersebut dengan 3 jenis, jeruk tanpa es seharga 10rb, jeruk dengan es setengah takaran seharga 8rb dan jeruk dengan es takaran normal seharga 6rb. Setelah aku mencoba sendiri bersama Jono dan Putri rasa terbaik di es jeruk ditakaran seharga 8rb. Dengan menentukan harga jual tersebut kami juga harus menyiapkan uang pecahan 2rb untuk kembalian. Menari pecahan uang kembalian tugas Fani. Adekku Putri tertarik untuk sekedar membantu dan dia mau membantu tanpa dibayar.

------------------
Hari minggu tiba . . . .

Pagi pagi sekali setelah subuh, keadaan langit jogja masih gelap. Ada pepatah mengatakan jangan tidur setelah subuh, saat ini aku benar benar menjalankannya. Aku merasakan apa yg diperjuangkan bapak-ibu pedagang sunmor untuk mengais rezeki di pagi pagi buta begini demi menafkahi keluarganya. Membuat jiwaku bergetar untuk mencoba kesempatan tersebut.

Aku sangat semangat dihari pertama kali aku berjualan. Harapanku sangat tinggi, berharap kesan pertama jualanku pertama kali ini daganganku laku dan laris manis.

Aku dan Jono bersiap siap untuk berangkat menuju ke Sunmor. Barang yang sudah ada di mobil aku pastikan lagi tidak ada yang tertinggal. Putri akan menyusul kami menggunakan motor, sedangkan Fani juga akan menyusul dari kosnya dan aku mengingatkan uang receh untuk kembalian jangan sampe lupa.

Sesampainya di sunmor, aku dan jono melakukan loading barang. Loading.. yg aku tau istilah untuk proses angkat angkat barang, persiapan sampai penataan. Kami mendapatkan spot yang tepat di area Bunderan. Aku dan Jono bekerja sama untuk mendirikan tenda terpal kecil kecilan yg aku pinjam dari catering ibuku. Setelah selesai kami menata meja, kursi, peralatan jualan, serta jeruk jeruknya. Setelah semua selesai Fani dan Putri datang, membawakan makanan dan minuman untuk kami mengisi perut.

Jualan kali ini kami berbagi peran, aku dan Jono bagian pelayan, Putri bagian memotong jeruk dan Fani bagian memegang uang.

Matahari sudah menampakkan cahayanya, aku melihat suasana sekitar pedagang sudah ada yg siap dengan dagangannya, ada yang baru proses pasang tenda dan ada pula yang baru datang. Setelah semua sudah siap, aku memakirkan mobilku di area parkir selatan.

Suasana belum ramai, aku mengajarkan Jono lagi untuk takaran es dan jeruknya. Jono cukup mengerti apa yg aku sampaiakan, karena ini cukup mudah...

Di hari sebelumnya... Aku, Fani dan Putri mempromosikan dagangan kami ke temen temen dan membuat status baik di wa, line, twit**ter dan Fb, kalau main ke sunmor jangan lupa beli dan dilarisin. Salah satu cara promosi awal agar orang tau kalau kami jualan.

"Okee semangat geyss.... semoga jualan kita laris dan habis" kataku yang sudah bersiap untuk menikmati jualan ini.
"Semangat mas..." kata Putri dan Jono
"Semangaat...." kata Putri.

Putri mulai membelah jeruk menjadi 2 dan dimasukkan ke keranjang kecil. Fani menata uang uang berdasarkan jenisnya, 2rib, 5rb, 10rb, dan 20rb siapa tau nanti ada yang beli pake uang besar 50rb atau 100rb kami juga harus bisa memberi kembalian.

---------

Suasana mulai ramai, para penikmat sunmor mulai berdatangan. Karena masih terlalu pagi belum ada satupun pembeli yang datang untuk membeli jeruk. Aku melihat Jono berdiri di depan meja kemudian dia berinisiatif menawarkan dagangan ke orang yang sedang jalan.

"Jeruknya mas... jeruknya mbak.. monggo mampir" kata Jono dengan suara agak lantang. Mantab juga nih anak..
Entah magis apa yg dimiliki ini anak, pembeli ada yang datang ke lapak kami. Untuk mengapresiasi penjualan cup pertama kami, aku sendiri yang akan turun tangan melayani pembeli.

“Silahkan mbak.. mau beli jeruknya?” kataku kepada pembeli
“Iyaa mas.. Beli 2 ya.” Jawab pembeli
“Mau yg mana mbak? Kita ada 3 pilihan mau tanpa es 10rb, setengah takaran esnya 8rb atau yang esnya banyak 6rb. Kalau rekomendasi saya yg setengah lebih enak mbak.” Jawabku

“Yg setengah aja mas.” Jawab pembeli
“Oke mbak ditunggu bentar ya” kataku kemudian aku mengambil jeruk yang sudah dipotong putri. Kuambil es dan kuperas jeruk langsung dihadapan pembeli. Jeruk akan selalu aku peras dihadapan pembeli agar terkesan jeruknya fresh baru diperas.

Setelah itu, tak berselang lama, pembeli makin banyak berdatangan. Aku dan Jono berduet melayani pembeli. Walaupun ga sampai bikin antri, tapi setelah selesai ga lama dateng lagi. Semakin lama pengunjung semakin banyak, jeruk ku juga makin laris. Hingga jam 9,, kami ga melayani lagi pembeli yang akan beli tanpa es, karena stok jeruk menipis tapi es masih ada. Strategi biar es ga mubazir dan habisnya berbarengan sama jeruk. Ada beberapa temenku, temen putri dan temen Fani yang membeli jeruk kami. Semoga setelahnya promosi dari mulut ke mulut pembeli bisa membuat daganganku makin laris. Nyatanya belum ada komplain jeruknya asem atau pahit. Brarti memang kualitas jeruk omnya Fani bagus..

jam 10 lebih belum sampai setengah 11 es jerukku sudah habis terjual. Kami kemudian beberes dengan perasaan senang. Aku menghampiri panitia untuk membayar lapak karena dagangan kami sudah habis dan akan tutup.

“Alhamdulillaaah....” kata Fani
“Yeeeyyyy... habis geys” kataku kepada Fani
“Mantep deh mas mbak ku ini.... keren” kata Putri
“Makasih Jon, makasih put udah bantu.” Kataku kepada Jono dan Putri yang sudah membantuku hari ini.

“Mantab mas... besok ditambahin lagi lah jeruknya, kurang tuh stoknya” kata Jono
“Iyaa Jon, minggu depan kita order lebih banyak” jawabku kepada Jono
“Jon... ini ya bagianmu. Minggu depan bantuin lagi ya” kataku kepada Jono sambil menyerahkan amplop yang berisi uang yang sudah aku siapkan dari semalam

“Makasih mas... pasti, kalau laris gini aku juga seneng mas bantuin” kata Jono.
“Yuuk beres beres dulu” kataku mengajak untuk beres beres.
“Mas... es jeruknya masih ada” tanya orang yang akan beli

“Maaf mbak... udah habis, minggu depan ya kita ada lagi” jawabku
“Yaahh yaudah mas” jawab dia
Udah kelihatan beres beres aja masih ada yang mau beli jeruk, berarti memang dinikmati nih. Besok harus ditambah jeruknya biar bisa sampe jam 12.

Informasi dari panitia, kita baru bisa masukin mobil kalau udah jam 12. Jam segitu lokasi sudah sepi jadi mobil bisa masuk untuk ambil barang. Sambil menunggu waktu aku membelikan jajanan untuk kita nikmatin bareng dengan uangku sendiri ga mengganggu uang jualan.

“Nih.. jajanan... sambil nunggu sejam lumayan kan” kataku kepada mereka. Akupun duduk di deket Fani
“Mantep yaa Bim, Alhamdulillah laris jualannya” kata Fani
“Alhamdulillah Fan, semoga untungnya sesuai perhitungan ya” jawabku

“Kamu pinter deh Bim selalu ambil peluang, tapi dagang bisa naik turun pendapatannya kamu yang semangat ya. Aku bakal nemenin kamu kok” kata Fani. Kemudian tanganku menggenggam tangan Fani dan membuatnya tersenyum
“Ini aku ngitung uangnya di kos ku aja ya Bim, udah aku bikin buku tapi bukunya di kosan” kata Fani

“Iyaa Fan, kamu dulu aja yang pegang, nanti aku telfon om mu lagi mau order lagi buat minggu depan. Enaknya nambah berapa kilo ya?” kataku kepada Fani berdiskusi untuk menambah jumlah jeruk
“Kalau diliat dari waktunya sih mungkin nambah 10-15kg dulu aja Bim, kalau semisal sisa biar jeruknya ga busuk” kata Fani kepadaku.

“Okee kita coba nambah 10Kg aja dulu ya. Kita tes pasar lagi minggu depan, kalau kurang nambah lagi minggu depannya, kalau sisa brarti cukup 60kg ke depannya.” Kataku
“Iyaa Bim..”

Waktu sudah menunjukkan jam 12, kemudian kami bersama sama menata barang barang dan dimasukkan ke dalam mobil. Sampai rumah aku tata lagi barang barang dalam satu ruangan kosong di rumahku. Fani sampai kosan menghitung dan ternyata dari penjualan keuntungan bersih kami 400rb.


“Alhamdulillah.....”




~Bersambung~
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd