Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perlahan Namun Pasti (Season 2)

Lubang manakah yang akan dijamah oleh Iyan terlebih dahulu

  • Lubang putri

    Votes: 44 10,6%
  • Lubang Tante astri

    Votes: 206 49,5%
  • Lubang teh ela

    Votes: 62 14,9%
  • Lubang nuri

    Votes: 62 14,9%
  • Lubang nina

    Votes: 42 10,1%

  • Total voters
    416
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Eps 10


Mulustrasi Tante Astri







Mulustrasi Nuri





Mulustrasi Putri








Mulustrasi Chika








...


Setelah itu Tante astri pun ikut berbaring di sebelahku. Kami sama sama masih kelelahan saat itu. Tak ada kata yang terucap di antara kami.


Dan setelah beberapa menit kami terdiam. Kupikir semuanya akan selesai setelah ini dan kami akan tertidur karena kelelahan. Namun ternyata dugaanku salah.


" Yannn.." ucap Tante Astri


" Iyahh..?"


" Tante pengen lagii.."


Sontak aku sendiri langsung terkejut mendengar ucapannya. Hal yang awalnya sudah berakhir, justru dengan ucapannya mungkin akan kembali dimulai.


Juniorku pun yang tadi sebelumnya sudah mulai mengecil. Mendadak mengeras kembali mendengar ucapan Tante Astri.


Tak lama setelah itu Tante astripun bangkit dari tidurnya. Sementara aku masih berada dalam posisi tiduran.

Iapun kembali mengambil posisi berada tepat di depan selangkanganku. Terlihat tatapannya pun semakin bernafsu Saja. Ketika melihat ke arah Juniorku.


" Tante serius..?" Tanyaku


" Emang Tante keliatan becanda?"

Balasnya sambil tangannya mulai kembali mengocok Juniorku.


Ahhh sensasi nikmat dari kocokan tangannya ditambah ekspresi wajahnya yang sayu menatapku. Membuat Juniorku tentu seketika ngaceng saat itu.


" Gimana enak kan yan?'' tanyanya sambil terus mengocok juniorku


" Ahh ko Tante jadi binal gini sihh"


" Kenapa? Kamu ga suka?" Tanyanya dengan nada menggoda


" Ahhh suka bangett Tante.."


Setelah itu Tante Astri pun kembali menurunkan wajahnya. Dan mulai menjulurkan lidahnya. Hingga akhirnya lidahnya menyentuh bagian demi bagian Juniorku.


Sllrppppp... Sllrppppp... Sllrppppp...


Ahhh sungguh sensasi nikmat yang luar biasa. Aku kembali bisa merasakan blowjob dari Tante Astri. Lidahnya terus menari menjilati seluruh bagian Juniorku.


Kulihat ekspresinya pun ketika melakukan blowjob. Semakin menggairahkan saja. Nampaknya ia sangat menikmati dan bernafsu kali ini.





Setelah puas menjilati Juniorku. Perlahan ia pun mulai kembali mengulum Juniorku ke dalam mulutnya.


Sensasi nikmat kembali kurasakan. Ketika Juniorku keluar masuk mulutnya. Terlebih lidahnya pun ikut bermain di dalamnya. Ahh benar2 luar biasa.


Sllrppppp... Sllrppppp... Sllrppppp...


Setelah beberapa menit aku puas merasakan blowjobnya ini. Tante astripun melepaskan Juniorku dari mulutnya. Ia langsung tersenyum setelah itu ke arahku.


Dan tak lama iapun mengambil posisi bangkit membelakangiku. Lalu setelah itu tubuhnya mulai turun mengangkangi Juniorku. Ahh dari posisi ini aku bisa melihat dengan jelas pantatnya yang besar.


Perlahan tubuhnya mulai turun mendekati Juniorku yang ada di bawah. Tangannya pun kini mulai memegangi Juniorku dan mengarahkannya agar masuk ke dalam lubang vaginanya.


Setelah dirasa pas, tepat berada di depan lubang vaginanya. Iapun mulai menurunkan tubuhnya secara perlahan. Yang membuat Juniorku pun mulai masuk kembali ke dalam vaginanya.


" Ahhh.."

desah kami berbarengan ketika kepala Juniorku masuk ke dalam vaginanya.


Perlahan Tante astripun semakin menurunkan tubuhnya. Yang membuat Juniorku semakin tertelan oleh vaginanya. Nikmat yang kurasakan semakin bertambah seiringan dengan itu.


" Ahh.. punyaaa.. kamu.. gede.. bangett.. Yann.. ahhh"


Dan akhirnya seluruh juniorkupun sudah tertelan oleh vaginanya. Tanpa tunggu lama Tante astripun mulai menggerakkan tubuhnya naik turun di atas tubuhku.


" Ahhh.. Yann.. gedeee.. ahhh.. tantee.. Sukaaa... Ahhh"





Nikmat yang kurasakan sungguh luar biasa. Ketika Juniorku terus keluar masuk vaginanya. Kurasakan Juniorku pun seperti menyentuh sesuatu di dalam. Yang kurasa dinding rahimnya.


" Ahhhh.. ahhhh.. dalemmm.. dalemm.. bangettt.. Yann.. ahhh"


Kulihat pula pantatnya yang besar terus turun naik. Sehingga menimbulkan suara ketika pantatnya bersentuhan dengan tubuhnya.


Plokk..plokk..plokk...


" Ahhhhh.. shhhh... Ahhhhh.. enakk.. ahhhh.."


Semakin lama gerakan Tante astripun semakin cepat saja. Nampaknya ia memang benar benar bernafsu saat ini. Baru kali ini aku melihat wanita seperti Tante Astri.


" Ahhhh.. shhhh... Ahhhh.. yannn.. enakkk... Tantee.. bentarr.. lagiihh.. ahhhhh.."


Mendengar hal itu akupun turut membantu Tante astri dengan menggerakkan pinggulku ke atas dan ke bawah. Menusuk bagian vaginanya dengan Juniorku. Dan hasilnya Tante astripun akhirnya tak lama orgasme juga.


" Ahhhh... Ahhhhh... Iyahhh.. gituuu.. gituuu... Ahhhh.. ahhhh..."


" Ahhhhh... Yannn... Tanteee.. ahhhh... Ahhhhh... Ahhhhhhhhh...."


Tubuhnya seketika menggelinjang di atas tubuhku. Bahkan Juniorku pun langsung terlepas dari vaginanya. Ia nampak mengalami orgasme yang cukup dahsyat.


Iapun langsung terkapar lemas di kasur seketika itu. Kulihat iapun langsung mencoba mengatur nafasnya yang tak beraturan akibat orgasmenya. Namun hal yang tak kuduga terjadi saat itu.


" Buu.. ibu udah tidur?"


Sontak aku dan Tante Astri terkejut mendengar itu. Kudengar itu adalah suara Nuri. Suara itu terdengar dari balik pintu kamar Tante Astri.


Karena Tante Astri masih menikmati sisa orgasmenya. Nampaknya ia masih kesulitan untuk bicara. Hingga terdengar kembali suara Nuri memanggil untuk kedua kalinya.


" Buuu..ibu ga apa2?"


Untungnya saat itu pintu sendiri sudah kukunci dari dalam. Jadi tidak mungkin Nuri bisa masuk ke dalam.


Setelah itu Tante astripun langsung bangkit. Dan memberikan kode padaku untuk bersembunyi. Aku yang mengerti itupun langsung berjalan turun dari kasur lalu sembunyi di dekat lemari.


" Iyahh sayang kenapa?" Jawab Tante Astri.


" Engga, ibu belum tidur?"


Tak kuduga Tante astripun justru berjalan ke arah pintu. Apakah dia akan membuka pintu tersebut? Tapi kondisi tubuhnya sendiri masih dalam keadaan bugil.


Dan ternyata Tante astri saat itu benar benar membuka pintunya. Namun syukurnya saat itu ia hanya memperhatikan bagian kepalanya saja pada Nuri. Sementara tubuh yang lainnya masih terhalang oleh pintu.


" Belum, kenapa sayang?''


" Engga, aku aneh aja jam segini ibu belum tidur"


" Owhh ibu ada kerjaan yang belum beres, jadi belum bisa tidur"


" Owhh yaudah kalo gitu aku mau tidur lagi"


Setelahnya Tante astripun masih belum menutup pintunya. Kurasa dia memperhatikan Nuri masuk terlebih dahulu ke dalam kamarnya.


Dari posisiku ini, aku bisa melihat pantatnya yang besar dan sangat menggodaku. Tentu saja sedari tadi juniorkupun sudah ngaceng melihat hal ini.


Karena situasi yang kurasa sudah mulai aman. Akupun perlahan berjalan mendekati Tante Astri dari belakang. Ia nampaknya masih belum menyadari posisiku yang berada di belakangnya.


Tepat setelah ia mulai menutup pintunya. Aku langsung memeluk Tante Astri dari belakang. Iapun awalnya nampak terkejut dengan apa yang kulakukan.


" Ihh ngagetin aja kamu Yann, untung nurinya udah ga ada"


" Abisnya Iyan ga tahan liat pantat Tante"


Karena posisiku kini yang memeluknya dari belakang. Juniorkupun kuposisikan berada di belahan pantatnya. Secara perlahan mulai kugerakkan juniorku di belahan pantatnya.


" Ahhh.. Yann.."


Kurasakan belahan vaginanya sudah terasa basah saat itu. Mungkin karena orgasmenya yang tadi.


Karena sudah tidak tahan lagi. Kuposisikan juniorku berada di lubang vaginanya. Dan secara perlahan mulai kudorong masuk kembali.


" Ahhh Yann hmmpp.."


Tante astripun nampak diam saja. Dan membiarkan juniorku terus masuk ke dalam vaginanya. Dan akhirnya seluruh juniorkupun sudah berada di dalam vaginanya.


" Ahhh.. penuhh.. Yann.."


Setelah itu kutarik satu tangan Tante Astri dengan tanganku. Dan secara perlahan mulai kugerakkan juniorku keluar masuk vaginanya.





" Ahhhh.. ahhhh.. ahhh.. enakk.. enakk.. teruss.. Yann.. ahhh..."



Akupun terus mempercepat genjotanku. Yang membuat Tante Astri semakin meracau saja.


" Ahhhh.. ahhhh.. Yann.. ahhh.. enakk.. tanteee.. sukaaa.. ahhh.."


Tanganku pun saat itu mencoba meraih payudaranya yang berada di depan. Kuremas payudaranya yang terasa kenyal di tanganku ini.


" Ahhh.. shhhh.. kamuuu.. sukaaa.. susuu.. punya.. tantee.. kann.. Yann.. ahhh"


" Ahhh.. suka.. bangett.. tantee.."


Setelah beberapa menit kembali kuubah posisi kami. Kini satu kaki Tante Astri kuangkat dengan tanganku. Sementara tubuhnya menghadap miring.





" Ahhhh.. ahhhh.. Yann.. ahhhh.. Terusss.. ahhh.."


Posisi wajah kami yang berhadapan. Membuatku pun langsung kembali mencumbu bibirnya. Tante Astri pun langsung membalas cumbuanku dengan tak kalah ganasnya saat itu.


Ccccppp... Sllrppppp.. ahhh.. sllrppppp... Hmmpp.. sllrppppp....


Lidah kami saling bertemu dan bermain satu sama lain. Sedangkan di bawah aku tak ada henti terus menggenjot vaginanya. Sungguh persetubuhan yang luar biasa.


" Yann.. kita balikk.. ke kasurr.. aja.. ahhhh..."


" Ahh.. iyahh.. tantee.."


Namun akupun terpikir suatu ide. Posisi yang paling kusukai ketika sedang melakukan sex.


Setelah itu kulepaskan juniorku dari dalam vaginanya sebentar. Lalu kuposisikan Tante Astri menjadi saling berhadapan kembali denganku.


Setelah itu akupun menyuruh kedua tangan Tante Astri untuk di kalungkan di leher belakangku. Awalnya ia kebingungan dengan apa yang akan ku lakukan.


" Kamu mau apa Yann?"


Tanpa menjawab kembali kuangkat satu kaki Tante Astri. Lalu kumasukkan kembali juniorku ke dalam vaginanya.


" Ahhh.. bentarr.. Yann.. di.. kasurr.. ajaa.. ahhh.."


Tanpa menghiraukan ucapannya akupun mulai menaikkan satu kakinya lagi. Nampaknya Tante Astri mengerti akan apa yang kulakukan.


Iapun langsung menyilangkan kakinya di belakang tubuhku. Hingga akhirnya kini posisi yang kuinginkan pun terjadi juga. Aku menyetubuhi Tante Astri sambil menggendongnya.


Perlahan mulai kembali kugerakkan juniorku yang sudah berada di dalam vaginanya. Tante astripun kembali mendesah saat itu.


" Ahhhh.. ahhhh.. yannn... Kamuu.. tauu.. ajaa.. posisi.. yang.. enakkk.. ahhhh..."





Sambil berjalan ke arah kasur terus kugenjot vaginanya dari posisi ini. Tante astripun saat itu langsung mengambil inisiatif untuk mencumbu bibirku kembali.


Ccpppp.. sllrppppp.. hmmppp.. sllrppppp... Sllrppppp... Sllrppppp..


Setelah sudah berada di kasur. Kuturunkan tubuh Tante Astri ke kasur. Hingga kini aku berada dalam posisi menindihnya dengan juniorku yang masih tertancap di vaginanya.


Setelah itu akupun bangkit, hingga kini kami berada dalam posisi missionary. Dan setelah itu secara perlahan mulai kugerakkan kembali juniorku keluar masuk vaginanya. Kali ini kumulai dengan tempo pelan.


" Ahhhh.. ahhhh... Shhh.. Yann.."


Saat itu tanganku pun langsung meraih kedua payudaranya. Kuremas payudaranya yang besar ini. Lalu kupilin bagian putingnya.


" Ahhhh.. iyahhh.. gituu.. maininn.. teruuss.. Yann.. ahhh.."


Setelah beberapa menit akupun mulai mempercepat tempo genjotanku. Kuubah menjadi tempo maksimal. Hal itu membuat Tante Astri semakin gelagapan.





" Ahhhh.. ahhhhh... Shhhhh... Ahhhhh... Terusss.. yannn.. ahhhh... Enakkk... Tantee... Ahhh... Ahhh.. ahhh.."


Tak lama setelah itu akhirnya Tante astripun akhirnya orgasme untuk ke sekian kalinya. Tubuhnya menggelinjang hebat kembali. Kurasakan cairan vaginanya menyentuh juniorku di dalam.


" Ahhhhhh... Ahhhhhh... Ahhhhhh.. keluaaarrrr..."


Kukeluarkan juniorku dari dalam vaginanya. Kubiarkan Tante Astri menikmati orgasmenya terlebih dahulu. Terlihat ia masih kesulitan untuk mengatur nafasnya.


" Hhhhh.. Yann..."


" Iyahh tantee.."


" Ko kamu.. kuatt bangett sih belum keluar keluar hhhhh.. hhhh.."


" Hehehe Iyan juga ga tau Tante"


Aku juga sebenarnya heran, kenapa sampai sekarang aku belum keluar keluar juga. Tapi aku tak terlalu memperdulikannya.Yang kuinginkan sekarang hanya menyelesaikan hasratku ini.


Setelah dirasa Tante Astri sudah siap lagi. Kuarahkan Tante Astri untuk menungging membelakangiku. Iapun saat itu hanya menuruti apa yang kukatakan.


Setelah posisinya sudah sesuai. Segera kudekatkan juniorku ke arah belahan vaginanya dari belakang. Pantatnya yang besar benar benar menggodaku saat itu.


Tanpa tunggu lama mulai kumasukkan juniorku dari belakang. Saat itu segera kumasukkan juniorku seluruhnya. Yang membuat Tante Astri langsung mendesah saat itu.


" Ahhhh... Yannn.. hmmppp.."


Setelahnya secara perlahan mulai kugerakkan juniorku maju mundur. Kulakukan dalam tempo pelan terlebih dahulu. Namun nikmat yang kurasakan saat itu sudah luar biasa.


" Ahhh.. ahhh... Teruuss.. sodokkk.. yannn... Ahhhhhh.."





Setelah itu kugapai payudaranya dengan tanganku. Kuremas dan kumainkan kembali payudaranya.


" Ahhhh.. Yann.. enakkk.. terusss... Ahhhh.."


Setelah beberapa menit akupun mulai mempercepat tempo genjotanku ke tempo sedang. Hal itu membuat Tante Astri semakin keras mendesah.


" Ahhhh.. shhhh.. ahhhhh... Ahhhhh... Enakkk.. Enakk... Ahhhh.. yannn.. ahh"


Saat aku sedang menyetubuhinya dalam posisi ini. Akupun teringat dengan daerah sensitif tubuhnya. Yaitu berada di bagian pantatnya.


Muncul ide di pikiranku untuk menampar bongkahan pantatnya yang menggairahkan ini. Akupun penasaran bagaimana reaksinya nanti setelah aku menampar pantatnya ini.


Plakkk.. plakkk.. plakkk


" Ahhhhh.. Yannnn... Kamuuu.. ahhhh..."


Akupun cukup puas melihat reaksinya. Kepalanya yang tadi tertunduk langsung mendongak ke atas setelah aku menampar bagian pantatnya.


" Ahhh.. yannn.. lagihhh... Tamparr.. lagihhh.. yannn.. ahhhh..."


Yaa kurasa sesuai dugaanku, Tante Astri menyukai apa yang kulakukan ini. Tanpa tunggu lama segera kutampar kembali pantatnya dengan tanganku.


Plakkk.. plakk.. plakkk...


" Ahhhh.. Yann.. ahhhhh.. enakkk.. enakkk.. tantee.. sukaaa.. ahhh..."


Setelah itu akupun mulai mempercepat tempo genjotanku. Kini kugenjot ke tempo maksimal. Akupun mulai merasakan rasanya aku sudah hampir keluar.


" Ahhhhh... Ahhhhh... Yannn... Iyahhh... Gituuu... Ahhhh... Tantee.... Dikitt.. lagihh.. yannn.."


" Ahhh.. Iyan.. juga.. tantee.. ahhh.."


" Keluarinn.. Yann... Ahhhh... Keluarinn.. semuanya... Di... Dalemm.. ahhhh.."


Mendengar hal itu akupun sudah tak kuasa untuk menahannya lagi. Kutembakkan seluruh pejuku di dalam vaginanya. Tante Astri sendiri orgasme berbarengan dengan pejuku yang keluar di vaginanya.


Croottt.. croott... Croott...


" Ahhhhh... Ahhhhh... Yann... Ahhhhhhhhhhh..."


Tubuh kami seketika ambruk saat itu. Aku merasa lemas setelah seluruh pejuku keluar. Kurasakan nikmat yang sungguh luar biasa tadi.


Tante astripun sama sepertiku. Nampaknya ia sudah lemas dan kelelahan akan persetubuhan ini. Kami tergeletak bersama di kasur.


" Tante.." ucapku


" Iyahhh? Hhhhh" balas Tante


" Abis ini kita bakal ada perjanjian lagi ga?"


Tante astripun langsung tersenyum mendengar hal itu.


" Hhhhh.. enggaa Yann, sekarang kamu tinggal minta aja kalo mau"

ucapnya dengan senyum padaku.


Akupun tentu saja senang dan langsung tersenyum mendengar jawabannya itu. Akhirnya perjanjian yang kami sepakati, sekarang sudah tidak ada lagi.


Yang artinya, mulai sekarang aku bisa melakukannya kapan saja dengan Tante astri. Nampaknya iapun sudah terbuai dengan kenikmatan ini.


Tak lama mungkin karena sudah kelelahan, kulihat mata Tante Astri mulai tertutup. Nampaknya ia sudah mulai tertidur saat ini.


Aku sendiri sebenarnya sudah merasakan hal yang sama. Namun bisa gawat kalo aku sampai tertidur disini.


Segera kupakai pakaianku lalu dengan hati2 berjalan keluar kamar Tante Astri. Dan untungnya saat itu sudah tak ada siapapun di luar. Segera aku masuk ke kamarku.


Setelah sampai di kamar, segera kubaringkan tubuhku di kasur. Tak kusangka akhirnya Tante Astri luluh juga. Kini aku hanya tinggal meminta saja apabila sedang menginginkannya.


Entah kenapa nasibku selalu beruntung. Apabila mengenai hal hal seperti ini. Rasanya sangat mudah bagiku untuk merasakan tubuh wanita.


Tanpa sadar saat aku terus memikirkan hal itu. Aku pun semakin mengantuk hingga akhirnya tertidur.


...



Pagi haripun tiba, saat itu aku sedikit terkejut. Karena bisa dibilang aku hampir bangun kesiangan. Padahal tak biasanya aku seperti ini.


Mungkin karena kejadian semalam, yang sangat menguras tenagaku. Membuatku pun kelelahan. Sehingga tertidur lebih lama dari biasanya.


Akupun segera mandi dan siap siap untuk segera pergi ke kantor. Setelah selesai semuanya, seperti biasa akupun langsung pergi ke bawah untuk sarapan.


Namun saat aku turun ke bawah. Kulihat Tante Astri juga berjalan dari ruang tengah ke ke meja makan. Iapun saat itu langsung tersenyum begitu melihatku.


Akupun langsung membalas senyumannya. Kurasa apa yang dipikirkan oleh kami sama. Yaitu tentang kejadian semalam.


Setelah itu aku pun segera pergi ke meja makan bersama tante Astri. Kulihat semuanya ada disana kecuali Nina. Kurasa Nina berangkat lebih awal lagi.


Aku:" Nina kemana?"


Tante:" biasa, berangkat duluan sama temannya yan"


Aku:" hmm gituu"


Sepertinya aku tau orang yang dimaksud teman itu adalah Aldy pacarnya.


Saat di meja makan tak banyak yang kami obrolkan saat itu. Hanya saja saat Tante Astri menawarkan sesuatu padaku.


Tante:" Yann"


Aku:" iyahh Tante?"


Tante:" kamu bisa bawa mobil ga?"


Aku:" kalo mobil mah belum bisa Tante.."


Tante:" owhh gituu, mau ga belajar bawa mobil?"


Aku:" hmm Iyan mah sih mau2 aja Tante"


Teh Ela:" iyahh a mending aa belajar bawa mobil"


Tante:" iyahh kalo kamu mau, nanti Tante bakal ngajarin pake mobil Tante"


Aku:" bener Tante?"


Tante:" iyahh benerr, tapi nanti yah. Sekarang2 Tante masih banyak kerjaan"


Aku:" iyahh Tante ga apa2"


Setelah selesai sarapan, aku sendiri langsung hendak berangkat kerja dengan motorku. Namun tiba tiba Nuri memanggilku.


" Kaa.."


" Iyahh?"


" Aku boleh bareng ga berangkatnya?"


" Owhh bolehh ko boleh"


" Yess, kk ga lagi mau jemput putri kan?"


" Iyahh engga ko, katanya dia mau berangkat naik angkot aja. Kenapa emang?"


" Engga, takut ga enak aja sama putri"


" Engga ko tenang aja, yaudah ayo"


" Iyah kaa bentar"


Saat ini Nuri sendiri memakai setelan celana jeans. Dan memakai kemeja kotak-kotak warna pink dengan kancing yang dibuka. Lalu dalemannya ia memakai kaos bewarna putih.


Setelah itu aku mulai menyalakan motorku. Nuri pun segera naik ke motorku. Dan setelah itu segera kulajukan motorku ke arah tujuan kami.


Selama perjalanan kami sendiri tak banyak bicara saat itu. Namun ada hal yang tak terduga terjadi saat itu. Kejadian yang membuat kami hampir celaka.


Saat berada di pertigaan, motorku terpaksa harus ngerem mendadak. Hal itu dikarenakan motor yang berada di depanku.


Yaitu seorang ibu2 yang mengendarai motor matic. Saat itu di pertigaan dia menyalakan lampu sein kanannya. Namun justru ia malah berbelok ke arah kiri.


Hal itulah yang membuatku ngerem secara mendadak. Kalau tidak, mungkin aku sudah menabrak motornya saat itu.


Hal itupun membuat Nuri yang tadinya duduk tidak terlalu dekat denganku. Seketika Langsung menempel dengan tubuh bagian belakangku. Tangannya pun langsung memeluk erat diriku.


Akupun sempat merasakan payudaranya untuk kesekian kalinya. Kurasakan payudaranya menekan punggungku. Hal itupun terjadi selama beberapa saat.


Nuri sendiri yang kaget langsung bertanya padaku saat itu.


" Kenapa ngerem mendadak kaa?"


" Ehh maaf nur, tuhh gara2 ibu2 di depan. Sein kemana beloknya kemana. Jadi terpaksa harus ngerem ngedadak. Maaf yahh"


" Owhh gituu, hihh ibu2 emang suka gitu"


" Iyahh emangg, tapi kamu ga apa2 kan?"


" Iyahh kaa ga apa2, cuma kaget aja"


Ibu2 itu sendiri entah tidak tau atau menghiraukan apa yang terjadi di belakangnya. Ia saat itu tak memperdulikanku yang hampir terjatuh dan terus berjalan meninggalkanku.


Untungnya saat itu aku tak terpancing emosi dan hanya bisa tersenyum saja melihat tingkah ibu2 itu. Rasanya sudah bukan hal aneh hal seperti ini terjadi.


Setelah itu kembali kulajukan motorku ke arah kampus. Hingga tak lama berselang akhirnya kamipun sampai juga.


Dan kebetulan, kulihat putri pun ada di depan gerbang masuk. Ia nampak senang ketika melihatku datang. Nuripun segera turun dari motorku.


Nuri:" put, Lo ga cemburu kan gue dibonceng sama ka Iyan? Wkwkwk"


Putri:" enggalahh, yakali cemburu gitu doangg"


Nuri:" hahaha bagus deh"


Putri:" ehh sayang.."


Aku:" iyahh kenapa?"


Putri:" kamu sekarang lembur ga?"


Aku:" hmm engga sih, kenapa emang?"


Putri:" kamu mau ga nganterin aku nanti sore?"


Aku:" mau dong,masa ga mau Wkwkwk"


Putri:" yess Wkwkwk"


Aku:" emangnya kamu mau kemana?


Putri:" aku mau beli sesuatu, jadi aku pengen kamu yang nganterin, sekalian kita jalan bareng lagi"


Aku:" owhh gituu, yaudah nanti aku kabarin kalo aku udah pulang kerja"


Putri:" iyahh siapp Wkwkwk"


Nuri:" hadeuhh2, gue keknya cuma jadi obat nyamuk yah disini"


Putri:" hehehe maaf maklumin aja yah wkwkwk"


Aku:" iyahh makannya kamu juga cepet2 cari pacar biar ga iri liat kita wkwkwk"


Nuri:" hihh pada parah yahh, emang kalian bisa sampe jadian gini berkat siapa? Hahh?"


Aku:" wkwkwk Iyahh maaf2, yaudah aku duluan yah takut telat"


Putri:" hmm gituu yaudahh hati2 sayang"


Nuri:" makasihh kaa udah nganterin"


Aku:" iyahhh"


Setelah itu segera kulajukan kembali motorku ke arah kantor. Kurang lebih 15 menit, akhirnya akupun sampai juga.


Nampaknya aku memang sedikit kesiangan sekarang. Karena memang sekarang sudah agak siang dari biasanya aku datang ke kantor.


Setelah memarkirkan motorku. Akupun dengan segera masuk ke dalam kantor. Dan langsung naik ke dalam lift. Untungnya lift saat itu tidak terlalu penuh.


Sepertinya para karyawan sudah mulai bekerja saat itu. Setelah sampai di lantai 7. Segera aku masuk ke dalam ruangan kerjaku.


Dan benar saja, saat itu orang2 sudah mulai bekerja. Dengan segera aku pun pergi ke meja kerjaku. Chika, mba Tya dan kak Citra pun sudah ada di mejanya.


Saat aku sampai di mejaku. Tiba2 Chika yang ada di sebelahku memberikan berkas2 tugas kerja untukku.


" Nihh kerjaan lu" ucap chika


" Ini dari pak Adi?"


" Iyee, tadi sebenarnya pak Adi nyangkanya lu ga masuk. Jadi kerjaan lu dikasih ke gue. Tapi untungnya lu masuk jadi kerjaan gue ga terlalu banyak"


" Hmm gituu tohh, oke makasih yah Chik"


" Tapi tumben Yan lu kesiangan gini datangnya"


" Iyee gue kesiangan bangunnya tadi"


" Owhh gituu pantesan, siap2 yah"


" Siap2 kenapa?"


" Siap2 kena marah sama pak Adi"


Tak lama setelah itu, entah kebetulan atau bukan. Pak Adi pun langsung memanggilku dengan Chika ke mejanya. Ahh sepertinya benar aku akan dimarahinya.


Dan benar saja, begitu aku dan Chika sampai di mejanya. Aku langsung dimarahi oleh pak Adi saat itu. Aku hanya bisa terdiam saja ketika pak Adi marah karena keterlambatanku.


Namun yang tak kuduga ternyata untuk ke sekian kalinya Chika pun dimarahi kembali. Kali ini ia dimarahi dengan kesalahan Yang sama seperti sebelumnya.


Sejujurnya aku sudah tak habis pikir kenapa ia selalu mengulangi kesalahan yang sama. Sekilas akupun mencoba melihat Chika yang sedang dimarahi di sebelahku.


Aku sedikit terkejut, dengan ekspresi wajah yang ia tunjukkan ketika sedang dimarahi oleh pak Adi. Alih2 mengeluarkan ekspresi sedih atau takut. Justru ia memperlihatkan ekspresi yang berbeda.


Bibir bagian bawahnya ia gigit. Dan tatapan matanya sayu. Hal ini sama persis dengan wanita yang sedang horny.


Apa apaan ekspresi wajahnya ini. Sebenarnya apa yang terjadi padanya. Kenapa ia justru mengeluarkan ekspresi seperti itu disaat seperti ini.


Selepas kami dimarahi, kamipun kembali ke meja kerja kami masing2. Sebenarnya aku ingin bertanya mengenai ekspresi wajah yang Chika tunjukkan tadi. Kenapa dia berekspresi seperti itu.


Namun rasanya tak terlalu penting juga, apabila aku menanyakan hal itu. Malah nanti aku takut ia tidak suka dengan apa yang kutanyakan.


Ahh sudahlah lebih baik aku segera menyelesaikan pekerjaanku. Setelah beberapa saat aku mengerjakan tugasku. Akhirnya tibalah waktunya untuk istirahat makan siang.


Akupun segera pergi ke kantin saat itu. Saat aku pergi ke kantin aku saat itu tak pergi bareng bersama Dimas. Melainkan dengan Chika dan kak Citra.


Dan saat aku sudah berada di kantin pun, aku juga tak melihat Dimas sama sekali. Kemana anak ini sebenarnya, padahal biasanya dia yang paling gesit apabila sudah masuk waktu istirahat makan siang.


Saat kami bertiga sedang makan di meja yang sama akupun coba menanyakan hal itu kepada Chika.


Aku:" Chik si Dimas kemana? Ko ga makan?"


Chika:" ihh baru aja gue mau nanya gitu ke lu, kirain lu tau dia kemana"


Aku:" kemana yah dia, tapi perasaan dia tadi masuk kerja kan?"


Chika:" iyahh masuk ko, orang gue pagi sempet ngobrol"


Kak Citra:" kalian pengen tau Dimas kemana?"


Aku:" iyahh ka, emang kk tau?"


Kak Citra:" kk tau, tau banget malah wkwkwk"


Aku:" wahh kemana dia ka?"


Kak Citra:" dia makan di luar berdua sama si Tya"


Sontak mendengar hal itu aku dan Chika sedikit terkejut.


Chika:" hahh? Yang bener ka?"


Kak Citra:" iyahh orang tadi s Tya sendiri yang ngomong"


Chika:" ko bisa yah? Emang mereka sedeket itu sampe makan bareng berdua gitu"


Kak Citra:" kalo soal itu sihh kk ga tau yahh wkwkwk"


Aku sendiri memang sudah curiga. Karena akhir2 ini hubungan dengan mba tya dan Dimas semakin dekat saja. Tapi aku tak menyangka ia sampai makan bersama di luar seperti sekarang.


Dan anehnya bukankah mba Tya sudah tau kalo Dimas itu adalah anaknya pak Anton ( bapaknya dimas). Tapi kenapa ia bisa sampai mau menjalin kedekatan dengan anaknya juga.


Ahh sudahlah mungkin dia cuma sekedar makan bersama saja. Lebih baik aku segera menyelesaikan makananku dan kembali bekerja lagi.


Dan singkat cerita akhirnya tak terasa jam pulang kerja pun tiba. Aku sendiri teringat bahwa hari ini aku ada janji dengan putri untuk jalan bersama.


Segera kupacu motorku, ke arah kampusnya. Karena memang putri menyuruhku untuk menjemputnya disana. Setelah kurang lebih 15 menit akhirnya akupun sampai juga.


Kulihat saat itu putri sendiri sudah menunggu di gerbang. Iapun langsung tersenyum begitu melihatku datang ke arahnya.


" Kamu udh nunggu lama?" Tanyaku


" Hmm mayaan sihh wkwkwk" jawabnya


" Maaf kalo gitu yah, tadi di jalan agak macet"


" Hmm Iyahh ga apa2, ayo kita berangkat"


" Tapi aku belum tau tujuan kita mau kemana"


" Owhh iyahh aku lupa ngasih tau wkwkwk, kita ke mall yang kemaren aja sayang"


" Hmm oke dehh ayo naik"


Setelah itu putripun naik ke motorku. Aku pun segera melajukan motorku ke tujuan kami. Dan diperjalanan kami terus mengobrol.


" Emangnya kamu mau beli apa?"


" Alat make up hehehe"


" Owhh gituu tohh"


" Iyahh soalnya make up aku banyak yang udah abis, ehh tapi awas yah sayang"


" awas kenapa? Wkwkwk"


" Awas kalo kamu bayarin semuanya. Pokonya aku ga mau. Aku mau bayar pake uang aku sendiri"


" Owhh ituu Wkwkwk, yahh padahal tadi udah ada niatan gitu Wkwkwk"


" Ihh pokonya aku ga mau"


" Iyahh dehh iyahh"


Setelah itu tak lama akhirnya kamipun sampai di mall tempat kami nonton film kemarin.


Saat sampai disana akupun hanya mengikuti langkahnya saja. Karena memang putri yang lebih tau dimana peralatan make up yang dia cari.


" Owhh iyahh sayang, Inget ga soal yang aku ceritain kemaren?"


" Hmm yang mana?"


" Itu lohh yang soal si galih"


" Owhh itu, kenapa emangnya?"


" Sekarang aku udah baikan sama dia"


" Hmm ko bisaa?"


" Aku juga ga tau, tiba2 sikap dia kek biasa lagi ke aku. Keknya sebelum2nya dia memang lagi ada masalah jadinya sikapnya gitu"


" Owhh gituu baguss dehh kalo gitu"


" Iyahh, owhh iyahh dia juga nanya2 soal kamu ke aku"


" Nanya apa aja?"


" Yaa nanya aja kamu tuh orangnya kaya gimana, terus kerjaannya apa gitu2lah"


" Owhh cuma gitu doangg"


" Iyahh keknya dia penasaran sama kamu"


" Buat apa coba dia penasaran sama aku?"


" Yaa mungkin pengen kenal sama kamu"


Setelah itu akhirnya kamipun sampai di tempat putri akan membeli peralatan make up-nya. Bisa dibilang saat itu ia cukup lama dalam memilih dan membelinya. Sehingga membuatku merasa suntuk.


Dan akhirnya setelah sekian lama aku menunggu. Akhirnya putri selesai juga. Kamipun berniat mencari tempat makan terlebih dahulu.


" Maaf yah kamu harus nunggu lama hehe" ucap putri


" Ga apa2 ko wajarr"


" Wajarr kenapa?"


" Cewe kan kalo beli sesuatu pasti lama"


" Wkwkwk Iyahh sihh benerr, yaudah kamu mau makan apa?"


" Kita ke KFC aja kali yah"


" Hmm setujuu"


Saat kami berjalan menuju ke KFC. Secara tak terduga saat itu kami bertemu dengan galih. Yang merupakan teman dari putri.


Putri:" galihh, ko lu bisa ada disini?"


Galih:" ehh put, ini gue abis beli baju. Kalian berdua mau makan di KFC?"


Aku:" iyahhh"


Putri:" yaudah lu makan bareng sama kita aja lih"


Galih:" emang boleh? Ga bakal ganggu kalian emangnya?"


Aku:" ya enggalah tenang aja"


Putri:" iyaa lih, engga ganggu ko wkwkwk"


Galih:" yaudah oke"


Setelah itu kamipun masuk ke dalam. Dan langsung memesan makanan kami. Dan saat kami makan kami terus berbincang satu sama lain.


Aku sendiri awalnya sempat kurang menyukai galih. Karena aku berpikir dia juga menyukai putri. Namun ternyata semua itu berbeda ketika kami berbincang.


Ia terlihat cukup baik dan friendly Ketika kami saling mengobrol dan bercanda. Ia sendiri sepertinya tipe orang yang mudah akrab dengan orang lain, sama sepertiku.


Namun ternyata sikap ramah dan friendly yang ia tunjukkan padaku dan putri saat itu. Ternyata hanya sebentar saja.


Putri:" yaudah kalian ngobrol dulu aja yah, aku mau ke kamar mandi dulu"


Aku:" owhh okeyy"


Galih:" Yan.."


Aku:" hmm?"


Galih:" sebenarnya ada hal yang gue belum kasih tau ke lu"


Aku:" owhh soal apa?"


Galih:" soal Putri"


Seketika raut wajahnya yang tadinya tersenyum dan ramah berubah menjadi serius.


" Sebenarnya gue juga suka sama Putri"


" Hahh? Bukannya lu temen dari kecilnya putri?"


" Yaa emang ga boleh? Asal lu tau aja gue tuh udah suka dari lama sama Putri. Cuma keduluan aja sama lu"


" Hahaha lucu yah, tadi lu bersikap ramah banget ke gue waktu Ada putri. Tapi sekarang lu nunjukin sifat asli lu"


" Hahaha iyalah mana mungkin gue ramah ke orang yang udah ngerebut cewe yang gue suka"


" Terus sekarang mau lu apa? Mau rebut balik?"


" Tenang aja, gue ga bakal ngelakuin itu untuk sekarang. Mending Lo jaga baik2 putri, jangan sampe lu kecewain atau bikin nangis dia. Karena bisa jadi itu kesempatan gue buat ngerebut putri dari lo"


" Tenang Aja, gue pasti ga akan ngecewain dia"


" Okey kita liat aja ke depannya bakal gimana"


Tak lama setelah itu putri pun akhirnya kembali dari kamar mandi. Iapun nampaknya tidak menyadari bahwa situasi yang tadi terlihat tenang kini sudah berubah menjadi ketegangan.


Putri:" kalian lagi ngomongin apa? Ko kek serius gitu"


Galih:" engga ko put, cuma ngomongin hal biasa aja. Owhh iyahh keknya gue mo pulang duluan yah. Mau ada urusan"


Putri:" owhh gituu yaudah hati2 lih"


Setelah itu galih pun pergi meninggalkan kami. Tentu saja yang kurasakan saat itu kesal dengan apa yang dikatakan galih.


Dia ketika ada putri bersikap sangat baik dan cukup ramah padaku. Padahal sebenarnya ia sangat membenciku. Karena iapun menyukai putri.


Rupanya dugaanku selama ini tidak salah tentangnya. Meskipun dia sahabatnya putri. Tapi tetap saja aku tak menyukainya.


" Sayang kamu kenapa? Ko bengong gitu" tanya putri padaku


" Ahh engga ko ga apa2, cuma lagi mikirin kerjaan aja"


" Hmm kamu lagi banyak kerjaan?"


" Yaahh mayanlah"


" Ihh kenapa kamu ga bilang dari awal?"


" emang kenapa?"


" yaa kalo tau gitu kan, aku ga bakal minta kamu buat anterin aku"


" Ihh ga apa2 sayang, kerjaan mah masih bisa aku handle ko"


" Hmm Iyahh dehh, kalo gitu kita pulang juga yuk takut keburu malem"


Sebenarnya aku ingin memberitahu apa yang terjadi tadi antara aku dan galih. Tapi rasanya waktunya sekarang kurang tepat. Karena putri baru saja berbaikan dengannya.


Aku takut hal yang kuberitahu nanti, justru bisa merusak mood dan hubungannya dengan galih. Jadi lebih baik hal ini tak kuberitahukan saja.


Setelah itu akupun segera mengantar putri ke kosannya. Tak butuh waktu lama untuk kami sampai disana.


" Sayang, makasihh yahh udah mau direpotin lagi"


" Iyahh sama2, kalo gitu aku pulang yah"


" Iyahh hati2 sayang"


Sebenarnya sejak kejadian pembicaraanku dengan galih. Entah kenapa moodku jadi berubah. Rasa kesal terus kurasakan saat itu.


Hal itupun membuatku tadi tak terlalu banyak bicara dengan putri. Entah ia menyadarinya atau tidak. Tapi aku saat itu benar benar malas untuk berbicara banyak.


Setelah itu hari demi hari terus kujalani. Saat ini sendiri, tepatnya setelah aku pulang bekerja. Tante Astri berjanji padaku untuk mengajari cara mengendarai mobil.


Setelah sampai rumah, segera kuganti pakaianku dan pergi ke teras. Dimana Tante astri sudah menungguku.


Sebenarnya semenjak kejadian persetubuhanku dengan Tante Astri, kami jadi semakin dekat saja. Apalagi perjanjian yang Tante Astri buat denganku pun sudah tidak ada.


Peluang untuk aku bisa melakukannya lagi dengannya semakin terbuka. Namun sayang karena kesibukan kerja Tante Astri, aku jadi belum bisa melakukan hal tersebut.


" Kamu udah siap Yan?" Tanya Tante astri


" Udah Tante"


" Yaudah ayo kita ke mobil"


Tante astri sendiri saat itu memakai pakaian model dress pendek bewarna kuning. Terlihat setengah pahanya yang menggoda. Lalu belahan payudaranya pun bisa sedikit kulihat.


Ahh melihat hal ini membuatku mulai tergoda. Tapi sepertinya aku saat ini harus mencoba fokus belajar mengendarai mobil.


" Yan, ayo cepet masuk"

Ucap Tante Astri yang sudah ada di dalam mobil.


Aku pun segera masuk ke dalam mobil. Dan saat itu aku duduk di depan. Di samping Tante Astri yang mengendarai mobilnya.


" Kita mau latihan belajarnya dimana Tante?"


" Di lapangan Deket komplek sini. Kebetulan udah sepi jarang ada yang make. Jadi mending kita pake buat kamu belajar mobil aja"


" Okee siap Tante"


Setelah itu Tante Astri pun segera melajukan mobilnya ke arah yang tuju. Dan tak butuh waktu lama kamipun akhirnya sampai juga.


" Yann, sekarang kita tukeran tempat duduk"


" Owhh iyahh Tante"


Setelah itu pun kami bertukar posisi. Kini aku yang berada di bagian yang mengendarai. Tentu saja aku sangat excited menunggu hal ini.


Setelahnya Tante Astri pun menjelaskan semua hal yang ada di dalam mobil ini. Dan bagaimana cara menjalankannya. Tante astri menjelaskan semuanya secara rinci yang membuatku pun menjadi mengerti.


" Nahh udah ngerti kan sekarang?"


" Iyahh udah Tante"


" Nahh coba gas pelan2 dulu aja"


Setelah itu akupun mengikuti instruksinya. Dengan menginjak pedal gasnya. Tentu kulakukan dengan hati2.


" Nahh kaya gitu Yann.."


Saat itu sendiri aku hanya berani menginjak pedal gasnya pelan saja. Sehingga kecepatan mobil pun cukup lambat.


Tapi itu wajar saja, namanya juga baru permulaan aku belajar mengendarai mobil. Setelah itu akupun terus mengikuti instruksi dari Tante astri.


Sehingga akupun sudah mulai terbiasa secara perlahan. Saat itu kami berlatih kurang lebih selama setengah jam. Dan akupun masih merasa sedikit kesulitan dalam mengendarainya.


Setelah selesai aku belajar mobil, kamipun sempat mengobrol di dalam mobil dan masih berada di lokasi yang sama. Kami berisitirahat sebentar sebelum akhirnya pulang ke rumah.


" Tenang aja sekarang mah memang masih agak susah, tapi nanti kalo Terus belajar pasti bisa ko. Sama kaya waktu kamu belajar motor aja dulu"


" Iyahh Tante"


" Lumayan juga kan kalo kamu bisa bawa mobil. Nanti kalo mau maen jauh sama pacar kamu tinggal pake mobil ini aja"


" Ahh emang boleh Tante?"


" Boleh ko tenang aja, yaa selama Tante lagi ga pake mobil ini. Kamu boleh pake ko"


" Hehehe makasihh Tante"


Sebenarnya selama kami mengobrol mataku tak henti terus menatap ke arah bagian belahan payudaranya. Hal itu benar benar cukup menggodaku.


Dan ternyata saat itu Tante Astri menyadari hal itu. Ia sendiri tidak marah dan malah tersenyum ketika melihat mataku menatap ke arah payudaranya.


" Yann, matanya yahh Wkwkwk"


" Hehe maaf, abisnya ga tahan liatnya"


" Hihh kamu nihh yahh, yaudah kalo gitu Tante bakal bantu kamu"


" Bantu apa Tante?"


Tanpa diduga Tante Astri langsung mendekat ke arahku. Dan tangannya mulai menyentuh bagian selangkanganku yang masih tertutup celana. Secara perlahan iapun mulai mengelusnya.


Iapun kembali menatapku dengan tatapan mesumnya. Hal itu membuat juniorku pun perlahan mulai menegang.


" Ehh keknya udah mulai gede Yan"


'' ahh iyahh tantee"


Setelah itu Tante astripun perlahan mulai membuka resleting celanaku. Nampaknya ia sudah sangat penasaran melihat juniorku yang sudah mulai mengeras. Aku pun turun membantunya dengan menurunkan celanaku.


Dan secara perlahan terlihatlah juniorku yang masih tertutupi CD. Ia pun terlihat sangat senang saat itu. Tanpa tunggu lama iapun turun menurunkan cdku.


Dan akhirnya juniorku yang sudah ngaceng pun terlihat juga. Tante astripun segera menyentuh juniorku dengan tangannya.


Ahh merasakan tangannya yang lembut tiba2 menyentuh area juniorku. Benar benar menimbulkan sensasi yang luar biasa.


Setelah itu iapun mulai mengocok juniorku dengan tangannya. Dan seketika rasa nikmat mulai kurasakan saat itu.


" Gimana enak ga yan?"


" Ahhh enakk Tante.."


Setelah itu Tante astripun mulai mempercepat kocokan tangannya. Yang membuat kenikmatan semakin kurasakan.


" Ahh enakk tantee ahh"


" Punya kamu gedee banget sih yan, Tante baru pertama kali liat yang Segede ini"


" Ahh masa sih Tante?"


" Iyahh beneran''


Setelahnya Tante astripun menundukkan kepalanya ke bawah. Dan seperti yang kuperkirakan, ia langsung menjulurkan lidahnya. Dan secara perlahan mulai menjilati juniorku.


Sllrppppp.. sllrppppp... Sllrppppp...


Ahh sungguh luar biasa, ketika lidahnya secara perlahan menjilati bagian demi bagian di juniorku. Perasaan nikmat yang kurasakan benar benar luar biasa.


Apalagi ketika aku melihat tatapannya saat sedang menjilati juniorku. Tatapan matanya benar benar semakin menggodaku.


Semakin lama lidahnya semakin aktif memainkan juniorku. Dan hal itu sungguh luar biasa. Tante astri terlihat cukup ahli dalam memainkan lidahnya.


Dan setelah beberapa menit, akhirnya Tante astripun mencoba mengulum juniorku ke dalam mulutnya. Rasa nikmat semakin bertambah ketika juniorku berada di dalam mulutnya.





Secara perlahan iapun mulai menaik turunkan kepalanya. Membuat juniorku keluar masuk mulutnya.


Di dalam, lidahnya pun ikut memainkan juniorku. Sehingga sensasi nikmat yang luar biasapun kurasakan saat itu.


Perlahan namun pasti gerakannya pun semakin cepat saja. Membuatku semakin merasakan nikmat yang tak tertahankan.


Dan akhirnya setelah beberapa menit kurasakan. Aku sudah hampir mencapai batas ku. Dan rasanya aku sudah tak bisa tuk menahannya.


Secara refleks saat itu tanganku langsung memegangi kepala Tante Astri. Dan semakin menekannya agar tetap mengulum juniorku. Dan tak lama setelah itu...


Croottt... Croottt... Croottt....


Akhirnya seluruh pejuku kukeluarkan juga saat itu. Kukeluarkan peju2ku di dalam mulut Tante Astri.


Kulihat Tante astripun langsung mengeluarkan seluruh peju2ku dari dalam mulut ke telapak tangannya.


" Aduhh Yann, ko kamu keluarin di dalem mulut Tante"


" Hehe maaf Tante Iyan kelepasan"


Setelahnya Tante astripun segera mengambil tissue yang ada di mobil. Dan mengelap semua pejuku yang ada di tangan dan mulutnya.


Nampaknya ia tak terlalu menyukai aku mengeluarkan seluruh pejuku di dalam mulutnya. Namun setelah semuanya bersih. Iapun kembali tersenyum lagi padaku.


" Gimana udah lega kan sekarang? Wkwkwk"


" Hehe Iyahh, makasihh Tante"


" Sama2, yaudah ayo sekarang kita pulang"


Setelah itu akupun kembali bertukar tempat duduk dengan Tante astri. Tante astri langsung melajukan mobil ke arah rumah kami.


Tak kusangka di momen seperti ini, aku bisa merasakan nikmatnya blowjob dari Tante Astri. Walaupun sebenarnya aku menginginkan hal yang lebih lagi. Tapi karena kesibukan kami berdua, rasanya mendapatkan blowjob pun sudah cukup.


Setelah sampai rumah, kamipun beraktivitas seperti biasanya. Hingga akhirnya esok haripun tiba. Akupun kembali bekerja seperti biasanya.


Dan sepertinya hari ini aku akan bekerja lembur kembali. Karena pekerjaan yang diberikan padaku cukup banyak. Ahh sial, kerjaan ini benar benar membuatku suntuk.


Saat itu bisa dibilang tidak banyak orang yang bekerja lembur sampai malam. Hanya ada aku, Dimas, mba tya, Chika dan pak Adi. Kami benar benar dibuat pusing oleh kerjaan kami.


Saat waktu sudah menunjukkan pukul 19:00. Ternyata Dimas dan mba Tya sudah menyelesaikan pekerjaannya. Dan mereka pun memutuskan untuk pulang bersama untuk ke sekian kalinya.


Aku sendiri sempat bertanya pada Dimas tentang kedekatannya dengan mba Tya. Tapi dia saat itu seperti tak mau menjawab pertanyaanku dan malah mengalihkan pembicaraan.


Hal itu membuatku semakin curiga akan kedekatan mereka. Walaupun mereka selalu bilang hanya berteman saja. Tapi rasanya yang aku rasakan berbeda.


Pasti ada sesuatu yang mereka coba sembunyikan. Dan tak ingin kami ketahui. Setelah mereka berpamitan pergi, kini hanya tinggal ada aku, Chika dan pak Adi.


Yaa sebenernya aku sendiri khawatir pada Chika. Karena hampir setiap ia bersama pak Adi. Ia hampir selalu dimarahi karena kesalahannya.


Aku sendiri sudah tak habis pikir lagi. Dengan apa yang Chika lakukan. Kenapa ia selalu membuat kesalahan yang membuatnya dimarahi oleh pak Adi.


Tapi anehnya, walaupun ia sering kena marah ia justru terlihat baik baik saja sampai saat ini. Ia tetap bersikap seperti biasanya. Seolah tak terjadi apa2.


Entah karena sudah terlalu biasa atau apa. Tapi sebenarnya aku masih penasaran dengan apa yang terjadi beberapa hari lalu. Ketika kami berdua dimarahi oleh pak Adi.


Sebenarnya apa maksud dari ekspresi wajahnya ketika dimarahi saat itu. Apakah ia menikmati ketika pak Adi sedang memarahinya? Ahh tidak mungkin Chika seorang yang seperti itu.


Setelah sekian lama aku mengerjakan pekerjaanku. Akhirnya saat waktu sudah menunjukkan pukul 20:10. Aku pun selesai juga mengerjakannya.


Tentu saja saat itu aku senang. Akhirnya aku bisa terbebas dari tugas lemburku. Akupun segera bersiap-siap untuk pulang.


Namun saat aku hendak pulang. Kulihat Chika masih mengerjakan pekerjaannya. Begitu juga dengan pak Adi.


Aku yang awalnya ingin segera pulang. Menjadi mengurungkan niatku. Karena mana mungkin aku membiarkan Chika berduaan dengan pak Adi.


Apalagi dengan tempramen pak Adi yang mudah meledak. Aku takut akan terjadi apa apa dengan Chika nantinya.


" Chik.." ucapku


" Hmm kenapa?" Balasnya


" Masih belum beres?"


" Belumm, emang lu udah?"


" Gue sihh udah beres"


" Ko lu belum pulang?"


" Gue nungguin lu dulu dehh"


" Ihh ngapain sihh emang gue anak kecil"


" Engga, gue khawatir aja kalo gue tinggal. Nanti pak Adi ngapa2in lu"


" Tenang aja, sekarang mah ga bakal kejadian. Udah lu pulang aja sana"


" Hmm benerr nihh?"


" Iyee, lagian gue malah seneng kalo lu pergi"


" Hahh? Gimana?"


" Engga, gue bosen aja liat muka Lo mulu"


" Hihh dasar Lo, yaudah gue pulang ya"


" Iyeee"


" Baik2 lu disini"


" Iyahh"


" Kalo ada apa2 telpon gue aja"


" Iyee bawel, sana lu ahh cepet"


" Okee, pak Adi saya duluan yahh" ucapku pada pak Adi


" Owhh iyahh hati2 yan"


Saat aku mulai berjalan ke luar ruangan. Aku sempat menoleh ke belakang sesaat. Dan secara tak sengaja aku melihat ada kontak mata antara pak Adi dan Chika.


Aku sendiri tak mengerti, apakah itu hanya suatu kebetulan atau bukan. Namun aku melihatnya mereka seperti saling memberi kode satu sama lain.


Sebenarnya apa yang terjadi antara mereka? Ahh sudahlah lebih baik aku segera pulang saja. Akupun segera mencoba turun ke bawah dengan lift.


Namun sayangnya saat aku hendak masuk lift. Ada bacaan lift sedang dalam perbaikan. Tentu saja aku kesal pada saat itu.


Padahal tadi pagi, liftnya masih lancar lancar saja. Ahh terpaksa aku harus turun tangga. Aku benar benar tak menyukai hal ini.


Selain karena aku yang kini sedang berada di lantai 7. Sehingga pasti akan lama untuk turun ke bawah. Di tangga ini juga kerap ada cerita karyawan yang pernah beberapa kali melihat hantu.


Tentu saja hal itu membuat nyaliku sedikit ciut. Apalagi kini sudah malam hari. Aku pun segera menuruni tangga dengan kecepatan penuh.


Karena tadi aku sedikit berlari ketika menuruni tangga. Alhasil aku sedikit kelelahan saat itu. Ahh tapi tak apalah, yang penting kini aku sudah sampai.


Namun sialnya begitu aku sampai parkiran dan hendak menyalakan motorku. Kunci motorku tak kutemukan sama sekali. Baik di kantong ataupun di tasku.


Ahh sial, pasti kunci motorku tertinggal di meja kerjaku. Kenapa tertinggalnya dalam kondisi seperti ini. Ahh benar benar hari yang melelahkan.


Dengan berat hati, akupun terpaksa naik kembali ke lantai 7. Dan kembali menggunakan tangga. Dan selama aku menaiki tangga, tentu saja aku kelelahan saat itu.


Dan butuh waktu beberapa menit untuk aku sampai di lantai 7. Dan untungnya cerita2 mistis yang kudengar dari karyawan lain. Tak kualami saat itu.


Setelah sampai di lantai 7, aku cukup merasa lega saat itu. Akhirnya sampai juga, kini aku hanya tinggal masuk ke ruangan dan mengambil kunci motorku di meja kerjaku.


Dengan perlahan akupun akan masuk ke ruangan. Namun saat aku berjalan dan menatap ke arah meja kerjaku dari jauh. Aku terkejut dan tak menyangka dengan apa yang kulihat.


Bagaimana tidak, saat itu aku melihat Chika dalam posisi menungging. dengan kondisi kemejanya yang sudah berantakan. Lalu roknya tersingkap hingga ke atas pantatnya.


Dan dibelakangnya terlihat pak Adi sedang menggenjotnya menggunakan penisnya. Aku benar benar kaget dengan apa yang kulihat. Dan hal ini tak kuperkirakan sebelumnya.


Awalnya aku sempat menyangka Chika sedang diperkosa oleh pak Adi saat itu. Karena kulihat saat itu rambut Chika ditarik dari belakang. Lalu kedua tangannya pun diikat dari belakang.


Karena kesal dengan apa yang kulihat, akupun segera mendekat ke arah mereka. Namun begitu jarakku semakin dekat, akupun semakin bisa mendengar suaranya.


Dan semua dugaanku tadi yang menyangka Chika sedang diperkosa oleh pak Adi, ternyata salah. Semuanya berubah ketika aku mendengar suara desahan dari mulut chika.


" Ahhhh.. ahhh.. teruuss.. kasarinnn.. saya.. pakkk.. ahhhh"


" Hahaha kamu suka kan dikasarin gini hahh? Cepet jawabbb"


balas pak Adi sambil memukul pantat Chika dengan penggaris.


" Ahhh.. iyahh.. saya.. sukaaa.. pakk.."


Kini terjawab sudah semua pertanyaanku tentang Chika. Tentang kenapa alasan dia selalu melakukan kesalahan ketika mendapat perintah dari pak Adi. Dan arti dari ekspresi wajahnya saat itu.


Aku benar benar terkejut, aku tak menyangka Chika sahabatku yang awalnya ku anggap sebagai wanita seperti biasanya. Ternyata adalah seorang masokis.


Aku pun langsung memundurkan langkahku. Tak jadi mendekat ke arah mereka berdua. Pikiranku masih kacau melihat apa yang terjadi di depan mataku.


Namun ada satu pertanyaan yang muncul di dalam benakku.


Sejak kapan hubungan mereka yang seperti ini dimulai?







- bersambung-




Info: Masokis = ( Kelainan seksual ketika seseorang merasa nyaman dan puas secara seksual ketika dirinya disakiti atau dilecehkan oleh pasangannya)
wuasuh....kelilingin memek loe lih....wakakkakakak...
thanks suhu...setelah sekian purnama akhirnya update hehhahah
 
Eps 8


Mulustrasi chika





Mulustrasi kak Citra





Mulustrasi mba Tya





Mulustrasi teh Ela








....



Saat kami mulai masuk ke dalam kantor. Tiba tiba langkah Chika pun terhenti.


" Ehh yan lu udah tau belum bokapnya si Dimas yang mana?"


" Hmm belum. Yang mana emang?"


" Tuhh lu liat orang yang lagi jalan kesini yang pake jas item sama dasi merah itu bokapnya si Dimas"


Akupun langsung menengok ke arah yang ditunjukkan dan disebutkan ciri2nya oleh Chika. Dan aku cukup terkejut Dengan apa yang kulihat.


Dari wajah serta postur tubuhnya, bukankah dia adalah orang yang kulihat saat itu bermesraan dengan Mba Tya? Dan dia adalah bapanya Dimas?


Ahh sekarang aku mengerti. Pantas saja mba Tya tidak mau aku membeberkan apa yang kulihat saat itu. Karena hal itu bisa bahaya apabila diketahui oleh Dimas.


" Hmm yang ituu.." jawabku


" Iyahh, lu udah pernah ketemu?"


" Belum, baru pertama kali gue liat"


" Yaudah ayo kita ke atas"


Setelah itu akupun masuk ke lift dan naik ke lantai 7. Saat sampai disana, ternyata Dimas saat itu sudah ada dan sedang mengobrol dengan Mba Tya.


Andai saja dia tau hubungan antara mba Tya dan bapaknya. Mungkin ia tak mungkin sampai mengobrol akrab seperti yang kulihat saat ini.


Dimas:" ehh yan, Chik, akhirnya Dateng juga"


Aku:" iyee, lu berangkat bareng bokap lu lagi?"


Dimas:" engga, tadi gue bawa motor kesini"


Chika:" kalian berdua lagi ngobrolin apa?"


Mba Tya:" ahh engga ini ngobrol soal kerjaan aja"


Chika:" hmm gituu"


Setelah itu kamipun segera duduk di meja kerja kami masing2. Tak lama terlihat kak Citra yang baru datang.


Mba Tya:" tumben lu agak siang cit"


Kak Citra:" iyahh tadi pacar gue ada urusan dulu, jadi ngejemputnya agak lama"


Mba Tya:" owhh gituu"


Setelah itu kamipun mulai bekerja. Dan hari pun berjalan seperti biasanya. Hingga akhirnya tak terasa istirahat makan siang pun tiba.


Kami bertiga pun pergi ke kantin seperti biasanya. Namun yang tak kuduga saat itu Mba Tya dan kak Citra kembali duduk di meja yang sama lagi dengan kami. Bahkan kini kak Citra duduk di sebelahku.


Bisa kucium aroma parfum yang dia pakai saat itu. Aku sendiri jujur masih agak sedikit canggung apabila mengobrol dengan kak Citra atau mba Tya. Karena memang kami sendiri belum terlalu akrab.


Dan kulihat saat itu kak Citra dan mba Tya sendiri terus mengajak ngobrol kami. Mungkin hal itu mereka lakukan untuk bisa lebih akrab lagi dengan kami bertiga.


Chika:" ehh tau ga dim, s Iyan udah punya pacar tau" ucapnya tiba2 mengejutkanku


Dimas:" wahh yang bener?''


Chika:" iyahh, orang dia sendiri yang ngomong"


Aku:" parah lu Chik, langsung dibocorin aja"


Chika:" hahahaha yaa maap"


Dimas:" orang mana yan pacar lu?"


Aku:" adaa pokonya, pada kepo lu"


Kak Citra:" owhh jadi kamu udah punya pacar Yan"


Aku:" hehehe iyahh kaa, sebenernya baru kemaren sih jadiannya"


Kak Citra:" owhh baru banget dong"


Aku:" iyahh hehe"


Kak Citra:" kalo kalian berdua pada belum punya?"


Dimas:" hehe belum kaa masih nyari"


Chika:" Bohong banget, terus waktu kemaren gue liat lu gandengan tangan di mall sama cewek apa maksudnya?"


Dimas:" owhh emang lu ada disitu?"


Chika:" iyee gue liat lu"


Dimas:" itu mah cuma temen doang Chik"


Aku:" temen masa gandengan"


Dimas:" yaa teman tapi mesra Yan kek ga tau aja lu"


Chika:" ihh alay banget dahh"


Kak Citra dan mba Tya pun terlihat tertawa mendengar obrolan kami saat itu.


Mba Tya:" wkwkwk udahh2 lanjut makan aja, nanti keburu beres istirahat makan siangnya"



Setelah itu kamipun lanjut makan sampai akhirnya waktu makan siang pun selesai. Kamipun segera kembali melakukan kerjaan kami masing2.


Setelah hampir 5 jam aku duduk di meja kerjaku. Akhirnya waktu pulang pun tiba. Dan semua kerjaanku saat itu semuanya sudah selesai.


Segera kurapihkan meja kerjaku. Lalu setelah itu segera pulang dengan yang lain. Namun ada hal yang mengganjal saat itu.


Saat aku sedang berada di lift bersama Chika, Dimas, dan kak Citra. Tiba2 perutku terasa sakit. Dan rasanya aku ingin segera BAB.


Sebenarnya aku sudah merasakannya setelah istirahat makan siang tadi. Namun masih kutahan tahan. Dan sepertinya kali ini sulit untuk kutahan lagi.


Saat lift berhenti di lantai 5. Karena ada yang hendak masuk. Akupun segera keluar dari lift dan hendak pergi mencari toilet.


Kak Citra:" Yan kamu mau kemana?"


Aku:" ini Iyan kebelet kaa, jadi kalian duluan aja"


Kak Citra:" owhh gituu, yaudah"


Aku sendiri memang sudah pernah ke toilet yang ada disini. Lebih tepatnya saat itu pada saat interview. Dan akupun tak sengaja melihat mba Tya dan bapaknya dimas sedang bermesraan.


Kulihat di lantai 5, memang sudah cukup sepi. Karena mungkin sudah jam pulang. Jadi hanya ada satu dua orang saja sejauh yang kulihat. Segera aku masuk ke toilet.


Saat aku sedang berada di toilet sendiri. Kurasa tak ada siapapun selain aku, selama aku sedang BAB. Karena tak terdengar suara langkah kaki atau air sama sekali.


Setelah selesai akupun berniat keluar dari bilik WC tempatku sedari tadi duduk. Namun ada hal yang tak kuduga terjadi. Terdengar suara seseorang membuka pintu toilet.


Awalnya aku biasa saja, karena mungkin ada seseorang yang hendak buang air atau mencuci tangan ke sini. Namun hal itu berubah setelah yang kudengar ternyata ada suara wanita dan lelaki mengobrol.


" Kamu yakin disini ga bakal ketahuan" ucap si pria


" Iyahh tenang aja pak, tadi kan udah pada pulang" ucap si wanita


Dan sepertinya aku sangat mengenal suara si wanita ini. Dan suara si lelaki pun rasanya aku pernah mendengarnya.


Aku yang awalnya berniat keluar pun, jadi mengurungkan niatku. Dan justru malah penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan.


Karena takut ketahuan, aku sendiri saat itu langsung naik berjongkok ke atas closet. Agar kakiku tak terlihat oleh mereka. Karena memang bilik bawah serta atasnya terbuka.


" Ga ada siapa2?" Tanya si wanita


" Ga ada keknya, kosong semua disini" balas si lelaki.


Setelah itu kudengar mereka masuk ke dalam salah satu bilik. Lebih tepatnya bilik WC di sebelahku. Aku sendiri tentu terkejut dengan apa yang kualami ini.


Akupun sekarang bingung harus bagaimana. Keluar dari WC ini atau tetap disini saja. Karena rasanya pasti aku akan ketahuan kalau mencoba keluar.


Dari sebelahku sendiri tak terdengar suara apapun awalnya ketika mereka masuk ke dalam. Apakah mereka sedang berciuman? Pikirku.


Karena penasaran akupun mencoba lebih mendekatkan kupingku ke bilik yang ada disamping. Dan perlahan aku bisa mendengar sesuatu. Suara desahan dari seorang wanita.


" Ahhh.. ahhh ... gelii.. pakk.."


Aku sendiri sedari tadi mencoba mengingat kembali suara yang tadi kudengar. Rasanya aku sangat sering mendengar suara itu.


Rasa penasaranku semakin menjadi saja saat itu. Sempat terpikir olehku untuk mengintip mereka dengan cara berdiri di closed, lalu melihat dari bilik atas.


Namun kurasa hal itu sama saja dengan bunuh diri. Karena bilik atas ini cukup terbuka. Dan pasti mereka akan langsung menyadarinya.


" Ahhh.. ahhh.. cepettt.. masukkin.. pakk... Nanti.. keburuu.. aku.. udahh.. ga.. tahann.."


" Apanya yang dimasukkan ty"


" Ahhh.. kontoll.. bapakk.. ahhh"


Tunggu sepertinya aku tau kini siapa orang yang ada di samping bilikku ini. Suara yang sering kudengar. Dan juga tadi ia menyebutkan kata 'ty'.


Apakah yang disebelahku sekarang adalah mba Tya dan bapaknya dimas? Yaa kurasa suara si lelaki ini sama dengan suara bapaknya dimas yang saat itu interview denganku.


" Ahhh.. ahhh... Ahhh..."


Suara desahan tak ada hentinya kudengarkan saat itu. Hal itupun membuat juniorku yang sedari tadi diam mulai membesar. Seiring dengan desahan yang terus kudengar.


" Ahhh... Ahhhhh... Pakk... Terusss.."


" Ahhh... Tya... Memek.. kamu.. memang yang paling enak.."


Mendengar hal itu kini aku sudah yakin sepenuhnya. Bahwa mereka adalah mba Tya dan bapaknya dimas. Bisa2nya mereka melakukan hal seperti itu di kantor.


Saat aku sedang mendengarkan mereka bersetubuh. Hal yang tak kuduga terjadi. Tiba2 terdengar suara dering pesan di hpku.


Tentu saja hal itu membuatku panik. Karena aku yakin suara itu terdengar oleh mereka. Dan benar saja mereka nampaknya mendengar suara hpku tadi.


" Kaya ada suara?" Ucap si bapak


" Iyahh, keknya dari sebelah kita" jawab mba Tya


" Aduhh gawat dong"


" Coba biar aku periksa dulu"


Akupun segera menaikkan kakiku lagi di closet. Agar tak terlihat. Namun ternyata dugaanku salah.


Ternyata mba Tya tidak melihat melewati bilik bawah. ia berdiri menaiki closet duduk dan melihat melalui bilik atas. Akupun Langsung terkejut begitu melihat ke atas.


Saat itu kami saling tatap selama beberapa saat. Tak ada kata yang sama sekali terucap di antara kami. Dan dengan polosnya aku justru langsung tersenyum ke arah mba Tya seolah menyapanya.


Dan justru mba Tya bukannya terkejut. Ia justru malah terlihat tersenyum melihat aku yang kini salah tingkah. Dan tak lama terdengar suara lain.


" Gimana? Ada apa disitu?"


" Hmm ga ada apa2 ko"


" Benerr? Terus tadi suara apa?"


" Hmm ga tauu"


Aku sendiri cukup terkejut dengan apa yang dikatakan mba Tya. Aku pikir tadi bakal terjadi sesuatu yang tidak kuinginkan. Tapi justru mba Tya bersikap seolah tidak memperdulikan aku yang ada di sebelahnya.


Iapun turun kembali ke bawah. Dan bukannya menyudahi, ia malah melanjutkan persetubuhannya itu. Dan suara desahannya pun semakin keras.


" Ahhhhh... Padahal.. anak.. bapa.. kerja.. disini.. tapi... Bisa2nya bapa minta jatahhh.. sekarangggg... Ahhhhh"


" Ahhhhh.. ga apa2.. biar.. sekalian.. si dimass.. liattt... Ahhhhh"


Sial bukannya mengecilkan suara desahan mereka. Justru mereka malah semakin meracau saja dalam persetubuhannya.


Juniorkupun semakin ngaceng saja mendengar desahan mba Tya yang semakin keras. Pikiranku melayang membayangkan apa yang sedang terjadi di sebelahku.


Bagaimana bentuk tubuh mba Tya? Payudara serta vaginanya, itu selalu terbayang di pikiranku seiring dengan desahan menggairahkan dari mba Tya.


Dan tak lama setelah beberapa menit.


" Ahhh.. bentarr.. saya.. keluarrr... Ahhhh"


" Ahhhhh... Pakkkkk..."


Kurasa mereka sudah mencapai klimaksnya. Aku sendiri sebenarnya cukup heran dengan sikap yang diambil oleh mba Tya tadi.


Mba Tya seolah membiarkan aku mendengarkan mereka bersetubuh. Dan desahannya pun justru malah makin keras saat itu. Entah ia makin bergairah ketika ada seseorang yang tau tentang persetubuhannya atau ia memang coba untuk menggodaku.


Ahh entahlah tak usah kupikirkan. Sekarang yang penting tinggal menunggu waktu aku untuk keluar dari sini.


Setelah kudengar mereka sempat mengobrol beberapa saat. Akhirnya perlahan mereka pun melangkah keluar toilet.


" Ty nanti uangnya saya transfer yah"


" Iyahh pak saya tunggu hehe"


Itulah obrolan terakhir yang kudengar sebelum mereka meninggalkan toilet. Aku sendiri tak terlalu terkejut. Karena aku memang yakin mba tya mau melakukan hal tersebut dengan bapaknya dimas pasti karena uang.


Dan akhirnya setelah tak kudengar suara apapun lagi. Aku pun mencoba keluar dari bilik WC. Dan memeriksa keadaan sekitar.


Ternyata memang sudah tak ada siapa2. Segera akupun keluar dari toilet ini. Dan kulihat di lorong pun sudah tak ada siapapun.


Namun saat aku berjalan hendak masuk ke lift. Aku melihat mba Tya dan bapaknya dimas yang sedang berada di dalam. Akupun mengurungkan niatku untuk masuk ke dalam.


Dan saat pintu lift mulai tertutup. Kulihat mba Tya memberikan isyarat padaku dari dalam lift. Ia menaruh telunjuknya di bibirnya, yang berarti aku tak boleh memberitahu siapapun tentang apa yang baru kualami tadi.


Aku sendiri hanya mengangguk saja. Dan menunggu lift berikutnya datang kembali. Saat itu akupun mengecek kembali hpku.


Dan astaga, aku lupa dengan notif pesan yang tadi kuterima saat di WC. Dan setelah kulihat ternyata itu adalah pesan dari Putri. Ahh sial bagaimana bisa aku melupakannya.


" Sayang, kamu hari ini jadi mau jemput aku?" Tanyanya


Pesan itu sendiri sudah dari 15 menit yang lalu. Ahh padahal aku sendiri yang menawarkan untuk menjemputnya hari ini. Tapi bisa2nya aku lupa karena kejadian tadi.


Segera kuhubungi putri saat itu. Dan untungnya aku belum terlambat. Ternyata ia masih ada di kampus, dan belum pulang.


Akupun segera keluar dari kantor. Dan pergi membawa motorku ke arah kampus. Dan akhirnya setelah selesai mengantar putri pulang ke kosan, akupun langsung memacu motorku untuk pulang ke rumah.


Setelah beberapa lama perjalanan di motor, akhirnya akupun sampai juga. Kulihat saat itu di rumah dalam keadaan sepi. Tak ada siapapun di ruang tengah.


Aku sendiri yang merasa lelah. Langsung saja aku duduk di sofa yang ada di ruang tengah. Rasanya enak sekali duduk di sofa yang empuk ini setelah seharian bekerja.


Aku sendiri saat itu sebenarnya masih terbayang bayang dengan apa yang terjadi saat aku di toilet. Tak kusangka aku bisa kembali melihat hubungan antara bapaknya dimas dan mba Tya. Bahkan yang sekarang aku tak sengaja bisa mendengarkan suara mereka saat sedang bersetubuh.


Apabila Dimas tau tentang hal ini mungkin ia akan sakit hati terhadap mba Tya. Karena orang yang ia hormati dan ia kagumi di kantor justru memilik hubungan gelap dengan bapaknya. Dan aku melihat perubahan sifat dari mba Tya saat sedang bersetubuh.


Ia yang awalnya kukenal tak banyak bicara. Justru menjadi liar ketika sedang bersetubuh. Bahkan ia membiarkan aku mendengarkan persetubuhannya.


Saat aku terus memikirkan hal itu. Tiba2 ada suara yang memanggilku.


" A baru pulang?"


Akupun langsung menoleh ke arah suara dibelakangku. Sambil menjawab pertanyaannya.


" Iyahh tehh"


Namun aku dibuat takjub sepersekian detik. Ketika aku melihat pakaian yang dikenakan teh Ela. Pakaian yang benar benar menggairahkan.


Ia saat itu memakai tanktop bewarna merah dengan belahan dada cukup rendah. Sehingga terlihat belahan dadanya olehku. Dan akupun bisa melihat buntalan payudara bagian atasnya.


Sementara itu iapun memakai celana super pendek. Lebih pendek dari yang biasanya. Pahanya yang putih dan mulus pun semakin terlihat olehku.


Hari ke hari teh Ela memang jadi sering memakai pakaian sexy. Tapi sekarang kurasa jauh lebih sexy dan menggairahkan dari yang sebelum2nya.


" A ngeliatin apa?"


" Ehh engga ko teh, ga ngeliatin apa2"


" Ada yang salah yah sama baju yang teteh pake?"


" Engga ko tehh bagus2 aja"


" Hmm gituu, aa mau teteh buatin minum ga?"


" Hmm boleh tehh"


Setelah itu teh Ela pun kembali ke dapur. Untuk mengambil minuman untukku. Sementara aku masih terbayang akan tubuhnya yang terlihat begitu menggoda tadi.


Tak lama akhirnya teh Ela kembali ke ruang tengah. Ia pun berdiri saat itu dihadapanku sambil membawa minum jus jeruk. Karena posisi yang berhadapan kurasa aku tau apa yang akan terjadi.


" Ini a minumnya.."


Aku benar benar dibuat takjub saat itu. Karena ia saat itu menaruh minumnya di meja, ia pun harus menundukkan tubuhnya. Hingga akhirnya payudara di dalam tanktopnya bisa kulihat.


Dan yang lebih mengejutkan lagi teh Ela saat itu tidak langsung berdiri. Ia malah diam dulu beberapa saat untuk mengelap meja tersebut.


" Ihh padahal udah dibersihin tapi masih aja kotor"

ucapnya sambil membersihkan meja dengan kain lap.


Aku yang awalnya berpikir hanya bisa menikmati pemandangan payudaranya sesaat. Kini bisa melihat itu lebih lama dan lebih detail lagi.


Dengan jelas aku bisa melihat ia tidak memakai apa2 lagi dibalik tanktop tersebut. Bisa kulihat payudaranya yang sangat besar dengan puting yang bewarna kecoklatan.





Ahh benar benar menggiurkan. Ingin rasanya kuremas payudaranya dan kujilati bagian putingnya tersebut.


Selang beberapa saat teh Ela pun akhirnya bangkit kembali. Dan berjalan ke arah dapur lagi.


Sejenak aku berpikir, apakah tadi teh Ela melakukannya dengan sengaja. Karena bagaimanapun ia pasti sadar dengan posisinya tadi. Payudaranya tentu bisa terlihat olehku.


Setelah itu aku pun meminum jus jeruk yang diberikan oleh teh Ela. Cukup terasa segar walaupun masih lebih segar pemandangan payudara teh Ela yang tadi kulihat.


Setelah itu hari hari pun terus berlalu. Kehidupanku di kantor ataupun di rumah berjalan seperti biasanya. Demikian juga hubunganku dengan Putri.


Namun ada satu hari dimana aku tak menyangka akan terjadi juga. Semuanya dimulai dari pagi hari saat aku sedang sarapan dengan yang lainnya di meja makan. Dan bisa dibilang saat itu sudah 1 bulan lebih aku tinggal di rumah Tante Astri.


Tante astri:" Yan, kamu nanti pulang kerja ga akan kemana mana kan?"


Aku:" hmm Iyahh Tante, ada apa?"


Tante:" Tante mau nitip rumah sama kamu yah sama Ela juga"


Aku:" hmm gituu, emang Tante mau pada kemana?"


Tante:" Tante hari ini ada kerjaan di luar kota dan kemungkinan baru bisa pulang besok. Terus Nina sama Nuri juga katanya mau nginep di rumah kakeknya."


Nina:" iyahh kaa, hati2 yah kaa di rumah"


Aku:" hmm okee, jadi di rumah cuma ada teh Ela doang"


Nuri:" iyahh kk sama teh Ela doang"


Tante:" iyahh hati2 yah jagain rumah"


Aku:" iyahh siapp Tante"


Setelah selesai sarapan akupun pergi untuk berangkat kerja. Begitu juga Nina dan Nuri yang pergi berangkat menggunakan mobil ibunya ke tempat kuliah dan sekolahnya.


Saat sampai di kantor seperti biasanya aku langsung duduk di meja kerjaku. Menunggu jam kerja dimulai. Kulihat yang lain pun sudah ada di sini.


Tak ada kesulitan yang berarti, selama aku bekerja disini. Akupun sudah beradaptasi dengan lingkungan kerja di kantor ini. Dan juga kini hubunganku dengan rekan kerja yang lainpun semakin akrab saja.


Terutama dengan mba Tya dan kak Citra. Kini kami berlima bersama dengan Chika dan Dimas. Jadi sering menghabiskan waktu bersama.


Dari mulai makan di meja yang sama saat makan siang. Sampai makan malam bersama di restoran tertentu, ketika selesai kerja. Kamipun jadi sering bercanda dan tertawa.


Saat aku sedang fokus bekerja di meja kerjaku. Tiba2 saat itu kak Citra datang menghampiri mejaku.


" Yan, kamu lagi sibuk?"


" Hmm engga ko kak, ada apa?"


" Ini biasa, bisa bantu bawain berkas lagi ga ke ruang Bu Astri"


" Owhh itu, bisa ka tenang aja"


Namun saat aku berbicara dengan kak Citra dengan posisi kami yang saling berhadapan. Secara tak sengaja aku melihat satu kancing kemejanya di bagian atas terlepas.


Entah ia menyadarinya atau tidak. Tapi kini aku bisa melihat belahan payudaranya yang sebelumnya tak pernah kulihat. Karena hal ini mataku pun tak henti curi pandang ke arah dadanya.


Sambil membawa berkas dan berjalan ke ruangan Tante Astri. Aku tak ada hentinya curi2 pandang ke arah dadanya. Ahh ingin rasanya aku melihat payudaranya lebih jelas lagi di balik kemeja putihnya.


Setelah selesai menaruh berkas di ruangan Tante Astri. Kamipun kembali ke meja masing masing. Dan aku pun secara tak sengaja mendengar obrolan antara mba Tya dan kak Citra di sampingku.


" Cit.."


" Kenapa.."


" Lo lagi pamer toket bukan?"


" Hahh? Maksudnya?"


" Itu liat kancing lu kebuka atasnya"


" Ehh iyahh ko gue ga sadar yah"


" Alahh ngomong aja lu mo pamer punya toket gede"


" Ihh apaan sih lu ty, jangan kenceng2 nanti ada yang denger malu gue bego"


Aku sendiri saat itu pura pura tidak tau. Dan seperti fokus mengerjakan sesuatu di meja kerjaku. Padahal sedari tadi aku mendengar pembicaraan mereka.


Selang waktu berlalu, kamipun terus disibukkan dengan kerjaan kami masing2. Namun ada kejadian yang sebenarnya sudah biasa kulihat. Yaitu Chika dimarahi oleh pak Adi.


Yaa sebenarnya sudah beberapa kali aku melihat Chika dimarahi oleh pak Adi. Dan dengan berbagai alasan juga. Dari mulai salah menyalin tugas sampai tugas tak selesai tepat waktu.


Aku sendiri sebenarnya cukup heran Dengannya. Kenapa ia sangat sering melakukan kesalahan. Padahal setauku ia orang yang cukup pintar.


Namun hari ini nampaknya kesalahan yang Chika lakukan berbeda dari sebelumnya. Saat waktu sudah masuk jam pulang, Ia justru secara tak sengaja menumpahkan kopi yang ia bawa ke baju pak Adi.


Itu bisa kulihat dari bekas kopi yang ada di kemeja pak Adi. Dan gelas kopi yang Chika sedang pegang. Nampaknya pak Adi cukup marah saat itu.


Namun lama kelamaan kulihat nada bicaranya semakin tinggi saja. Kini semua orang yang ada di ruangan pun jadi menatap ke arah mereka berdua.


Aku sendiri lama kelamaan kesal juga melihat pak Adi yang nampak berlebihan memarahi Chika. Kurasa yang lain pun demikian. Nampak ekspresi yang lain nampak tidak menyukai apa yang dilakukan oleh pak Adi.


Dan hal yang tak kusangka saat itu terjadi. Amarah pak Adi yang berlebihan membuatnya hampir melayangkan tamparan ke wajah milik Chika.


Namun beruntungnya Dimas yang posisinya saat itu berada di sebelah pak Adi, dengan sigap langsung memegangi tangan pak Adi tersebut.


Aku sendiri hanya bisa berdiri melihat saja, karena memang posisiku yang sedang berada di meja kerjaku. Sedangkan kejadian tersebut berada di dekat meja kerja milik Dimas.


Dan kulihat sempat ada perdebatan antara pak Adi dan Dimas. Aku yang melihat itupun segera datang kesana. Bersama beberapa karyawan yang lain untuk memisahkan mereka.


Setelah berhasil dileraikan akhirnya suasana pun nampak damai kembali. Namun aku yakin diantara Dimas dan pak Adi masih ada rasa kesal.


Sementara itu kulihat Chika dari raut wajahnya nampaknya tidak terlalu sedih akan apa yang terjadi. bahkan ia pun terlihat biasa saja.


Karena memang keributan tersebut terjadi di jam2 pulang karyawan. Tak lama setelah itu akhirnya pak Adi pun pergi meninggalkan kantor bersama dengan beberapa karyawan lainnya.


Sementara itu aku Dimas dan kak Citra pun langsung menghampiri Chika yang kini duduk di meja kerjanya.


Aku:" Chik lu ga apa2?"


Dimas:" iya lu ga apa2 kan?"


Chika:" dim, ngapain sih lu pake bela2in gue segala"


Dimas:" lahh lu kan mau ditampar tadi Chik, masa gue diem aja"


Chika:" mau gue ditampar atau engga itu bukan urusan lu, nanti2 ga usah ngebelain gue lagi kek gitu"

Ucapnya sambil bangkit dan pergi meninggalkan kami.


Aku sendiri hanya bisa bengong saja melihat respon dari Chika. Bukannya berterima kasih karena sudah ditolong, ia justru marah dengan apa yang sudah dilakukan Dimas.


Setelah itu Dimas pun langsung mengejar Chika yang pergi meninggalkan kita begitu saja. Nampaknya ia masih belum mengerti tentang sikap yang tadi diberikan oleh Chika.


Sementara aku dan kak Citra masih terdiam di ruang kerja.


" Kok Chika malah kek gitu yah" ujarku


" Iyahh kk juga bingung" balas ka citra


" Harusnya kan dia bilang makasih karena udah ditolong"


" Iyahh, tapi sebenarnya kk liat Chika tuh aneh deh yan"


" Aneh kenapa ka?"


" Tadi sebenarnya kk liat waktu Chika lagi bawa cangkir kopi itu, karena memang waktu itu kita lagi jalan sebelahan."


" Hmm Teruss?"


" Dan tadi keknya dia sengaja numpahin si kopi itu ke baju pak Adi"


" Maksud Kaka?"


" Nihh jadi yahh kalo kk perhatiin gerak geriknya, dia tuh kek lagi nunggu pak Adi lewat di depan dia. Terus begitu udah Deket, tangan dia kek sengaja nyiram si kopi itu ke pak Adi"


" Hahh? Masa sih ka?"


" Iyahh orang kk liat tadi dia ga kesandung apa2 ko"


" Maksud dia ngelakuin itu apa yah"


" Apa karena balas dendam, dia soalnya dimarahin terus"


" Hmm bisa jadi sihh kaa, tapi kan akhirnya dia tetep dimarahin lagi sama pak Adi"


" Iyahh yahh, ahh udahlah ga usah terlalu kita pikirin. Mending sekarang kita pulang aja"


" Ehh iyahh benerr, tinggal kita doang sekarang yang ada disini"


" Yaudah yuk"


Setelah itu kamipun segera pulang. Dan kulihat ketika sudah di depan kantor. Ternyata Dimas dan Chika sudah tidak ada.


Apakah mereka pulang duluan. Ahh sudahlah aku tak perlu memikirkannya. Lebih baik aku segera pulang, karena kini teh Ela hanya sendiri di rumah.


Awalnya aku sendiri tadinya hendak jalan bersama putri. Berhubung besok juga hari libur kerjaku. Namun karena aku disuruh menjaga rumah bersama teh Ela, kuurungkan niat tersebut.


Lebih baik besok ketika hari libur aku jalan bersamanya kembali. Karena akupun sedikit khawatir apabila di rumah hanya ada teh Ela saja. Apalagi rumahnya cukup besar, jadi membuatku takut terjadi hal yang tak diinginkan.


Setelah berada di luar kantor, aku sendiri saat itu hanya dengan kak Citra saja. Aku pun sempat menawarkan kak Citra untuk pulang bareng denganku.


" Kaa mau pulang bareng ga?"


" Hmm engga yan makasih, aku lagi nunggu jemputan juga"


" Owhh gituu, kalo gitu Iyan duluan yah"


" Iyahh hati2 yan"


Setelah itu segera kulajukan motorku ke arah rumah. Setelah kurang lebih 30 menit akhirnya akupun sampai di rumah. Saat itu haripun sudah masuk waktu Maghrib.


Segera kumasuk ke dalam rumah. Dan keadaan rumah saat itu benar benar sepi. Tak ada suara apapun. Kulihat teh Ela pun tak ada di ruang tengah.


Akupun langsung pergi ke kamarku di atas. Dan setelah itu segera akupun pergi untuk mandi. Karena badanku sudah terasa lengket.


Tak terasa malam haripun tiba, aku sendiri saat itu karena merasa bosan, turun ke lantai bawah. Untuk menonton tv. Dan ternyata saat itu teh Ela pun sedang ada di bawah.


Kurasa saat itu ia sedang membereskan barang barang yang sedikit berserakan di ruang tengah. Aku sendiri saat itu langsung turun ke bawah dan langsung menyalakan tv.


Saat aku sudah mulai asyik menonton tv. Tak lama akhirnya teh Ela pun duduk di sofa yang sama di sebelahku. Aku yang awalnya biasa saja, mendadak mataku dibuat terpana kembali dengan pakaian yang teh Ela kenakan.


Saat ini ia memakai daster model tali dengan bawahan hanya sampai setengah pahanya saja. Sehingga langsung terpampang pahanya yang mulus begitu ia duduk di sebelahku.


Tak hanya itu, tentu saja bagian paling menarik dari tubuh teh Ela, yaitu payudaranya. Kini kembali dapat kulihat belahan payudaranya tersebut. Dan lebih luar biasanya terlihat ada juga tonjolan di bagian payudara dasternya.


Yaa kurasa saat ini teh Ela kembali tidak memakai bh. Sehingga bisa kulihat putingnya yang menonjol. Ahh sial niat awalku yang ingin fokus menonton tv, kini mulai teralihkan lagi.


" Sepi yah a, kalo cuma berdua doang mah"

Ucap teh Ela mengawali pembicaraan.


" Iyahh tehh, kek ada yang kurang"


" Iyahh, untung aja si aa pulangnya sore, kalo terlalu malem teteh pasti takut disini sendiri"


" Takut ada setan teh? Wkwkwk"


" Ishhh si aa ngomongnya, nanti beneran ada gimana"


" Hahaha tenang aja ga bakal teh, orang selama saya disini juga ga pernah ngerasain hal kek gituan"


" Iyahh sih a, teteh juga sama"


" Teteh emang baru pertama kali ditinggal sama Tante sama anak2nya gini?"


" Iyahh a, baru pertama kali kek gini. Untung aja ada aa. Kalo ga ada teteh mah pasti ga berani daa. Soalnya teteh mah orangnya penakut"


" Hmm gituu, yaudah tenang aja teh ada Iyan ini sekarang mah. Dijamin pasti ga bakal takut wkwkwk"


" Wkwkwk Iyah a.."


Saat itu sendiri entah kenapa tubuhku merasa pegal pegal. Terutama di bagian punggung dan bahuku. Mungkin karena aku kelamaan bekerja.


Aku pun saat itu berusaha memijit mikir bagian bahuku sendiri. Karena rasa pegal semakin terasa. Dan teh Ela pun nampaknya melihat apa yang aku lakukan.


" Kenapa a?"


" Ini teh pada pegel badan, mungkin karena cape kerja kali ya"


" Hmm gituu, susah atuh a kalo dipijit sendiri gitu mah, mau teteh pijitin ga?"


" Emang teteh mau?"


" Yaa mau a, kan teteh yang nawarin"


" Hmm gituu, boleh deh teh"


" Yang pegel bagian mana a?"


" Ini teh punggung sama bahu"


Setelah itu akupun langsung mengambil posisi membelakangi teh Ela. Dan tak lama kurasakan tangan teh Ela mulai menyentuh bahuku. Lalu perlahan mulai memijatnya.


Kurasakan pijatan teh Ela saat itu cukup enak. Kurasa dia memang jago dalam hal memijit. Kamipun mengobrol selama teh Ela terus memijitku.


" Euhh enak banget tehh"


" Wahh masaa sih a?"


" Iyahh, teteh jago banget mijitnya"


" Ahh s aa bisa aja"


" Serius tehh enak banget ini"


" Iyahhh, a.."


" Kenapa teh?"


" Teteh boleh nanya ga?"


" Iyahh sok mangga teh"


" Biasanya cowo tuh lebih suka payudara yang gede atau yang kecil sih a?"


Sontak saja aku terkejut dengan pertanyaan dari teh Ela. Kupikir teh Ela akan memberikan pertanyaan biasa. Tapi justru ia menanyakan sesuatu yang tak kuduga.


Yaa kami sendiri memang sudah beberapa kali ngobrol mengenai hal hal seperti ini. Tapi menanyakannya secara tiba tiba dan di saat kami hanya berdua saja di rumah, kurasa akan menimbulkan suasana yang berbeda.


"Ko teteh tiba2 nanya itu teh, ada apa?"


" Engga cuma pengen tau aja"


" Hmm gimana yahh, itu mah sih tergantung cowonya teh"


" Maksudnya a?"


" Yaa ada cowok yang suka ngeliat payudara yang kecil dan ada juga lebih suka sama yang gede"


" Hmm gituu, kalo aa gimana?"


" Maksudnya tehh?"


" Kalo aa lebih suka yang gede atau yang kecil?"


Aku sendiri sempat canggung untuk menjawab pertanyaan tersebut. Karena kurasa obrolan ini mulai mengarah jauh lebih dalam lagi. Namun akupun saat itu akhirnya menjawabnya dengan candaan


" Hehehe yang gede sih tehh, kek punya teteh wkwkwk"


Setelah aku menjawab hal itu, tiba tiba teh Ela menghentikan pijatannya di bahuku. Iapun tak menjawab pertanyaanku selama beberapa saat. Ahhh sial apakah candaanku kelewatan baginya.


Aku sendiri saat itu takut teh Ela akan memarahiku. Namun setelah beberapa saat, hal yang terjadi selanjutnya justru adalah hal yang paling tidak diduga olehku.


" Aa..."


" Iyahh tehh?"


" Yang kata aa waktu itu soal cewe juga bisa ngerasa enak pas lagi 'gituan' bener kan a?"


" Hmm iyahh teh, emang kenapa?"


" Kalo gitu bisa ga a, aa ngebuat teteh ngerasain rasa enak itu?"


Aku benar benar tak menyangka dengan apa yang ia katakan. Rasanya aku seperti baru mendapatkan durian runtuh. Meskipun aku paham dengan apa yang ia maksudkan, tapi aku perlu memastikannya.


" Hahh? Teteh serius?"


" Liat ke belakang deh a.."


Setelah itu akupun mengikuti apa yang ia katakan. Akupun menengok ke arah teh Ela yang berada di belakangku. Dan betapa indahnya apa yang kulihat saat itu.


Saat aku berbalik teh Ela terlihat sudah menurunkan kedua tali dasternya. Dan daster bagian atasnya pun kini sudah turun ke bagian perut. Sehingga terlihatlah pemandangan yang cukup indah bagiku.


Dua gunung kembar yang sangat besar. Dan juga putih dan mulus. Serta puting coklatnya yang sangat menggoda.


Tak kusangka aku akhirnya bisa melihat payudara teh Ela dari jarak cukup dekat seperti ini. Nafsuku seketika menggebu saat itu. Dan kurasa aku sudah tau apa yang harusnya kulakukan.


Tanpa tunggu lama kudekatkan tubuhku dengan tubuh teh Ela. Dan saat kami sudah berhadapan. Tanpa tunggu lama segera kusosor bibirnya dengan bibirku.


Ccppcpcp... ccppcpcp.. ccppcpcp...


Ia sendiri awalnya kaget dengan apa yang kulakukan. Karena mungkin tak menyangka aku langsung menciumnya begitu saja. Namun sepersekian detik, ia pun mulai membalas kecupanku di bibirnya.



Ccppcpcp... ccppcpcp... Ccppcpcp..


Aku yang sedari tadi sudah melihat payudaranya yang besar pun, tentu tak diam saja tanganku langsung mendarat ke arah payudaranya tersebut. Ahh terasa kenyal begitu aku menyentuhnya.


Perlahan mulai kuremas sebari bibirku terus bercumbu dengan teh Ela. Ahh benar benar nikmat yang tak kuduga. Juniorku pun tentu saja sudah dalam posisi ngaceng saat ini.


Kami yang awalnya berciuman dalam posisi duduk. Perlahan aku mulai mendorong tubuh teh Ela. Hingga kini ia terbaring di sofa dan aku menindihnya sambil mulut kami terus bermain.


Perlahan lidahku dan lidah teh Ela pun mulai bermain. Kurasakan ia belum terlalu lihai dalam memainkan lidahnya. Namun hal itu tak mengurangi sensasi luar biasa yang kurasakan.


Sllrppppp... sllrppppp... sllrppppp...


Setelah beberapa saat, akhirnya akupun mulai melepaskan ciumanku di bibirnya. Dan perlahan mulai turun ke bagian lehernya. Kucumbu lehernya saat itu yang akhirnya membuat teh Ela mulai mendesah.


" Ahhhh.. aa.."


Tanganku sendiri sedari tadi terus memainkan payudaranya. Payudara yang sangat besar. Mungkin yang terbesar dari wanita wanita yang pernah bersetubuh denganku.


Cumbuanku pun mulai turun dari lehernya. Kini menuju hal yang paling kunantikan, yaitu payudaranya.


Namun baru saja aku mau menikmati payudaranya oleh mulutku. Tiba tiba teh Ela menghentikan kepalaku dengan tangannya.


" Di kamar teteh aja aa.."


Kupikir awalnya teh Ela tidak menyukai apa yang kulakukan. Tapi ternyata tidak, nampaknya ia ingin melanjutkan hal ini di kamarnya.


Aku sendiri tentu senang, apalagi kini hanya ada kami berdua di rumah besar ini. Setelahnya kamipun mulai berjalan ke arah kamar teh Ela. Teh Ela saat itu masuk terlebih dahulu ke dalam kamarnya dalam kondisi daster atasnya sudah terbuka.


Saatku masuk kulihat teh Ela berada di depan membelakangiku. Iapun perlahan mulai melepaskan pakaiannya. Dasternya yang sudah setengah terbuka pun ia turunkan. Beserta dengan cd bewarna putihnya.


Kini terlihatlah pemandangan tubuh bagian belakang teh Ela. Punggung serta kulitnya yang putih mulus. Dan yang paling indah adalah bongkahan pantatnya yang besar.


Akupun yang melihat itu sudah tak kuasa menahannya lagi. Segera kulepaskan seluruh pakaianku. Lalu langsung kupeluk tubuhnya dari belakang.


Saat itu juniorku yang sudah ngaceng pun langsung bersentuhan dengan pantat besar teh Ela. Kuposisikan ia berada di belahan pantatnya. Lalu mulai kugerakkan secara perlahan.


" Ahhh.. aaa.."


Walaupun hanya digesekkan saja. Tapi nikmat yang kurasakan saat itu sudah luar biasa. Apalagi bila aku memasukkannya.


Sementara itu tanganku pun tak bisa diam saja. Ia mulai meraih payudara teh Ela yang besar dari belakang. Kuremas remas kembali bagian payudaranya.




" Hmmppp.. aaaa..."


Tak ingin lama lama dalam posisi ini. Kubalikkan tubuh teh Ela menjadi menghadapku. Lalu setelah itu kucumbu kembali bibirnya.


Ccccppp... Ccccppp....


Kini teh Ela pun tampaknya mulai bisa mengimbangi permainan dari lidahku. Begitu kucoba masukkan lidahku ke dalam mulutnya. Lidahnya kini menari dengan cukup baik dalam cumbuan kami.


Sllrppppp... sllrppppp... sllrppppp...


Perlahan kembali kudorong tubuh teh Ela hingga kini tubuhnya tiduran di kasur. Dan kami terus melanjutkan cumbuan lidah dan bibir kami dalam posisi aku menindihnya.


Sllrppppp... sllrppppp... sllrppppp...


Aku sendiri tak mau terlalu lama bermain di bibir dan lidahnya yang lembut ini. Karena ada yang sedari tadi ingin kurasakan namun tadi sempat tertunda.


Cumbuanku pun kini langsung turun ke bagian payudaranya yang sudah kunantikan. Perlahan lidahku mulai bermain menjilati bagian demi bagian di payudaranya yang besar ini.


Sllrppppp... sllrppppp...


" Ahhhh aaa.. enakk"


Sementara itu tanganku yang satu lagi terus meremas payudara yang satunya. Dan kulihat dari ekspresi teh Ela sendiri ia nampak sangat menikmati rangsangan yang kuberikan.


Jilatanku pun kini mulai fokus ke area puting payudaranya yang sangat menggoda. Kujilati dan bahkan sedikit kusedot payudaranya. Membuat teh Ela pun kini mulai sering mendesah.


" Ahhhh... Ahhhh.. aaa"


Tanganku yang sedari tadi hanya memainkan payudaranya. Kini mulai turun ke bagian yang paling utama. Yaitu ke area selangkangannya.


Perlahan tanganku mulai merasakan kulit halus dari perutnya. Lalu semakin turun dan mulai merasakan bulu bulu di bagian vaginanya.


Dan akhirnya tanganku pun sampai juga di bagian vaginanya. Dan kurasakan vaginanya pun sudah basah saat itu. Artinya ia benar-benar terangsang dengan permainanku.


Perlahan jariku pun mulai memainkan klitorisnya yang kurasa sudah mengeras. Dan setelah kumainkan desahan teh Ela pun jadi semakin keras saat itu.


" Ahhhh.. disituu.. jadi.. enakk.. aaa.. ahhhh"


Tanganku pun tak ada henti terus memainkan klitorisnya. Sementara lidahku terus bermain di payudaranya. Hal itu pasti menimbulkan sensasi nikmat yang luar biasa bagi teh Ela.


" Ahhhh.. ahhhh... Ahhh... Aaaa"


Setelah memainkan klitorisnya jariku pun mulai mencoba masuk ke dalam vaginanya. Kumainkan jariku di dalam. Membuat teh Ela pun semakin tak karuan mendesah.


" Ahhhh.. tetehh.. diapainn.. ko.. jadii.. enakkk.. ginii"


Tak lama aku memainkan jariku di dalam vaginanya. Akhirnya teh Ela dengan cepat orgasme juga.


" Ahhhh... Aaa.. ahhhhh.. ahhhhhhhhh"


Tubuhnya mengejang seketika dan yang tak kusangka ternyata saat ia squirting. Cairan orgasmenya memuncrat keluar membasahi jari serta tanganku. Dan juga kasur yang kami sedang tempati.



Kutengok ekspresi wajahnya menandakan rasa nikmat yang ia rasakan. Nafasnya pun tak karuan karena orgasmenya tadi. Nampaknya ia masih menikmati sisa sisa orgasmenya.


"Gimana teh ngerasa enak ga?"


" Hhhhhh.. enakkk.. aa.. enakk bangett, ko aa jago sihh hhhhh"


" Wkwkwk iyahh dong, tapi nanti bisa lebih enak loh teh kalo ini dimasukkin" balasku sambil menunjukkan Juniorku yang sudah ngaceng.


Teh Ela pun hanya mengangguk saja saat itu. Mungkin iapun masih belum fokus karena orgasmenya tadi. Kubiarkan ia selama beberapa saat terlebih dahulu.


" Tehh, sebelum itu Iyan boleh minta sesuatu dulu ga?"


" Minta apa a?"


" Iyan pengen si Junior di jepit dulu sama susu teteh yang gede hehehe"


" Tapi teteh belum pernah nyoba kek gitu a.."


" Nanti sama iyan kasih tau tehh gimana caranya.."


Setelah itu akupun kini tidur berbaring di kasur teh Ela. Sementara teh Ela kuarahkan untuk bangkit dan duduk di depan Juniorku.


Namun sebelum aku mengarahkan teh Ela untuk melakukan titsjob pada Juniorku. Secara tak diduga ia yang mungkin sudah sangat tertarik dengan juniorku, tiba tiba langsung memegangi juniorku dengan tangannya.


Dan tanpa kusangka ia mulai mengocoknya secara perlahan. Hal itu pun meninggalkan rasa nikmat seketika pada Juniorku ketika tangan lembutnya mulai bermain.


" Kaya gini kan a?.."


" Ahhh... Iyahh.. tehh.."


Dan yang lebih tak kusangka lagi, saat itu iapun mulai menundukkan kepalanya. Dan tanpa diduga iapun mulai menjulurkan lidahnya dan menjilati kepala Juniorku.





Ahh rasa nikmat pun semakin bertambah ketika lidahnya mulai menyentuh bagian demi bagian di juniorku. Siapa sangka aku yang awalnya hanya menyuruhnya untuk melakukan titsjob. Tapi saat ini justru teh Ela yang berinisiatif untuk menjilati Juniorku terlebih dahulu.


Sllrppppp... Sllrppppp... Sllrppppp...


Dari permainan lidahnya kurasakan teh Ela nampak belum terlalu lihai dalam melakukannya. Kurasa ia memang belum terlalu berpengalaman seperti yang ia katakan padaku.


Namun tetap saja ada rasa nikmat yang luar biasa ketika lidahnya terus bermain. Setelah itu iapun mencoba memasukkan Juniorku ke dalam mulutnya.


Namun dari ekspresi wajahnya kurasa teh Ela belum terbiasa dengan hal seperti ini. Nampak ia memaksakan diri untuk melakukan hal tersebut.


Aku sendiri hanya membiarkan apa yang teh Ela lakukan. Karena teh Ela sendiri lah yang berinisiatif melakukan ini. Jadi aku hanya perlu menikmatinya saja.


Sllrppppp... sllrppppp.. sllrppppp..


Perlahan ia pun mulai menaik turunkan kepalanya yang membuat Juniorku keluar masuk mulutnya. Awalnya gerakan teh Ela memang terasa kaku. Tapi kelamaan ia perlahan mulai terbiasa dan rasa nikmat yang kurasakan semakin luar biasa.


Sllrppppp... sllrppppp... sllrppppp...


Aku sendiri sebenarnya tak ingin pejuku keluar dalam posisi blowjob seperti ini. Karena sedari tadi aku menginginkan payudaranya yang sangat besar itu menjepit Juniorku.


" Ahhhh.. langsung... Jepitt.. aja.. tehh.. sama... Susu tetehh"


Teh ele yang mendengar hal itupun langsung menghentikan aksinya. Dan melepaskan Juniorku dari dalam mulutnya.


" Memangnya kenapa a?


" Iyan udah ga tahan pengen ngerasain jepitan susu teteh"

Teh Ela pun nampak tersenyum begitu mendengar perkataanku.

" Emangnya aa suka yah sama susu teteh?"

Ucapnya sambil menengok ke arah payudaranya.


" Suka banget tehh"


" Hmm yaudahh kasih tau teteh a, caranya kaya gimana?"


Akupun langsung mengarahkan teh Ela untuk menjepit Juniorku dengan kedua bukit kembarnya. Secara perlahan iapun mulai menundukkan tubuhnya dan menaruh Juniorku di balahan payudaranya.


Ahhh sungguh rasa yang luar biasa begitu akhirnya Juniorku di jepit oleh dua bukit kenyalnya. Akupun langsung mengarahkan teh Ela untuk menggerakkan payudaranya naik turun.





Ahh walaupun terlihat belum terbiasa namun rasa nikmat yang kurasakan tak berkurang sedikitpun. Pemandangan yang kulihat ini benar benar luar biasa. Teh Ela saat itu sedang melakukan titsjob pada Juniorku.


" Gimana enak ga a?"


" Ahhh enakk tehh"


Lama kelamaan ia seperti mulai terbiasa gerakan payudaranya pun semakin cepat Saja. Sehingga menimbulkan sensasi nikmat yang luar biasa.


Dijepitnya juniorku dengan payudaranya yang super besar ini merupakan sesuatu yang sangat luar biasa bagiku. Rasanya aku belum pernah merasakan payudara yang sebesar teh Ela.


Kulihat wajah teh Ela pun saat itu sangat menikmati ketika Juniorku berada di tengah payudaranya. Entah karena sensasi tak biasa dijepit oleh payudaranya yang super besar ini.


Baru beberapa menit teh Ela melakukan titsjob. aku rasa saat itu sudah tak bisa menahannya lagi. Akhirnya pejuku keluar juga di payudaranya saat itu.


" Ahhhh.. tehh.. iyann.. keluarrr.."


Croottt... croottt... croottt....


Ahh sungguh luar biasa ketika pejuku akhirnya keluar juga. Akupun saat itu masih belum memperdulikan teh Ela. Karena aku masih menikmati sisa sisa orgasmeku.


Namun setelah beberapa saat kulihat sepertinya ia sedikit terkejut ketika melihat pejuku kini berada di payudaranya. Kulihat pejuku sangat banyak hampir memenuhi payudaranya saat itu.





" Banyak banget a keluarnya"

Ucapnya sambil memperhatikan payudaranya.


" Hehe maaf tehh, Abisnya udah ga kuat nahann"


" Ga apa2 ko aa.."


" Tehhh.."


" Iyahh a?"


" Teteh yakin mau ngelakuin itu sekarang?"


Saat itu teh Ela pun hanya mengangguk saja. Yang mengartikan bahwa ia memang menginginkannya. Kurasa akupun tak perlu ragu lagi.


Akupun mulai bangkit dari posisi tidurku. Lalu kembali mendekati teh Ela lagi. Teh Ela pun langsung memejamkan matanya ketika wajah kami sudah sangat dekat.


Dan tanpa tunggu lama akupun memajukan wajahku. Hingga akhirnya kamipun berciuman kembali.


Ccppcpcp... ccppcpcp... ccppcpcp..


Hanya sebentar saja saat itu bibir kami saling mengecup. Setelah lidahnya dan lidahku pun kembali bermain kembali.


Sllrppppp... sllrppppp... sllrppppp..


Perlahan dalam ciuman kami, akupun mulai mengarahkan teh Ela untuk kembali dalam posisi tidur. Dan tubuhnya kembali kutindih lagi.


Hanya sebentar kami berciuman dalam posisi itu. Karena aku sudah tak mau menunggu lebih lama lagi. Akupun segera bangkit dari posisiku.


Kulebarkan pahanya saat itu, hingga kini terlihatlah vaginanya yang ditumbuhi bulu bulu. Ahh benar benar luar biasa. Tak kusangka akhirnya aku bisa merasakan ini.


Pertama akupun menggesek gesekkan terlebih dahulu Juniorku di belahan vaginanya. Kulihat teh Ela langsung menggigit bibirnya merasakan juniorku bergesekan dengan vaginanya.


" Iyann masukkin yah teh"


Teh Ela saat itu hanya menatapku saja. Dari matanya ia sepertinya khawatir akan merasakan rasa sakit seperti yang pernah ia rasakan.


Aku rasanya harus pelan pelan kali ini melakukannya. Mulai kutempatkan Juniorku di depan lubang vaginanya. Dan secara perlahan mulai kumasukkan ke dalam.


" Ahhh..." Desah kami berbarengan


Walaupun baru kepala Juniorku yang masuk tapi rasanya benar benar nikmat. Dan walaupun sudah tidak perawan vaginanya masih terasa sempit bagi Juniorku.


Perlahan akupun semakin memasukkan Juniorku lebih dalam. Ahhh luar biasa vaginanya benar benar terasa sempit saat itu. Lalu kulihat ekspresi dari teh Ela tak menandakan ia sedang kesakitan.


" Ahh sakit ga tehh?"


" Hmmpp enggaa aaa, terusin aja ahh.."


Mendengar hal akupun semakin memasukkan Juniorku. Hingga akhirnya seluruh juniorkupun masuk ke dalam vaginanya. Teh Ela pun langsung mendesah saat itu.


" Ahhhh... Aaa.."


Kudiamkan juniorku beberapa saat di vaginanya. Untuk menambah rangsangan akupun saat itu langsung meremas payudaranya yang besar.





" Ahhh.. aaaa.. ahhh"


Terlihat dari ekspresi wajahnya ia nampaknya sangat menyukai ketika payudaranya kuremas dengan tanganku. Dan akhirnya secara perlahan akupun mulai menggerakkan Juniorku.


" Ahhh.. kerasa.. sakit ga tehh.."


" Ahhh.. engga.. aaa.. malah.. mulai.. enakk.. ahhh"


Mendengar hal itu rasanya teh Ela tak merasakan sakit sama sekali dengan gerakanku. Akhirnya akupun mulai terus menggerakkan Juniorku keluar masuk vaginanya dalam tempo lambat.


" Ahhh... Aaaa.. ahhhh..."


Selama beberapa menit aku terus menggerakkan Juniorku dalam tempo lambat. Dan kurasa teh Ela tak merasakan sakit sama sekali. Ia justru malah mendesah kenikmatan.


" Ahhhh.. enakkk.. aaaa.."


Karena melihatnya keenakan, akupun mulai mempercepat tempo genjotanku ke tempo sedang. Iapun mendesah semakin kencang saja saat itu.





" Ahhh.. ahhh... Aaaa.. Teruss.. tambah.. enakkk.. aaa.."


Luar biasa vaginanya yang masih terasa sempit ini sangat terasa nikmat bagiku. Apalagi melihat payudaranya yang terus bergerak seiring dengan gerakanku. Membuatku jadi semakin bergairah saja.


Tanganku pun langsung meremas kembali payudaranya yang besar itu.


" Ahhhh.. iyahh... Remess.. lagi.. susu.. tetehh.. aaa"


Teh Ela semakin meracau saja saat mendesah. Sementara itu ekspresi wajahnya yang sangat menikmati persetubuhan ini. Membuatku pun langsung menurunkan tubuhku hingga kini menindihnya.


Segera kucumbu kembali bibirnya saat itu. Teh Ela pun langsung mengalungkan tangannya di leher belakangku. Bahkan tiba tiba kakinya langsung mengambil posisi silang di tubuh bagian belakangku.


Seolah ia tak ingin Juniorku lepas dari vaginanya. Lidah kami pun kembali saling bermain satu sama lain.


Sllrppppp.. sllrppppp... Sllrppppp.. sllrppppp....





Dalam posisi ini akupun mempercepat tempoku ke tempo maksimal. Yang membuat teh Ela pun semakin teriak keenakan.


" Ahhh... Ahhh... Ahhh... Enakkkk.. bangettt.. aaaa... Ahhhh"


Rasa nikmat benar benar kurasakan dalam persetubuhan panas ini. Vaginanya benar benar nikmat terasa di Juniorku. Yang membuat Juniorku semakin cepat saja menggenjotnya.


" Ahhhh.. aaaa.. ahhhh.. tetehhh.. mauuu.. ahhhh... Teruss.. aaa"


Kurasa saat itu teh Ela hendak orgasme kembali. Akupun tak menurunkan tempo genjotanku. Yang akhirnya membuat teh Ela pun orgasme juga.


" Ahhhhh... Aaaaa.. ahhhhh... Ahhhhhhhh..."


Seketika tubuhnya mengejang, kurasakan Juniorku tersentuh cairan orgasmenya di dalam. Kulihat ekspresinya menandakan rasa nikmat luar biasa.


Akupun langsung melepaskan juniorku dari vaginanya. Lalu berbaring di sebelah teh Ela. Kubiarkan dia menikmati orgasmenya terlebih dahulu.


Setelah beberapa saat istirahat, tiba tiba teh Ela mulai bangkit dan yang tak kusangka ia langsung mendekat ke arahku. Dan langsung mengangkangi Juniorku.


" Sekarang biar teteh yang di atas a.."


" Emang teteh pernah nyoba?"


" Belum sihh a, tapi sering liat aja dari Nina"


Setelah itu teh Ela pun mulai memposisikan Juniorku di lubang vaginanya. Dan setelah dirasa sudah pas. Secara perlahan ia pun mulai menurunkan tubuhnya yang membuat Juniorku mulai masuk ke dalam vaginanya.


" Ahhhh.. aaa.."


Rasa nikmat luar biasa kurasakan kembali. Begitu juniorku masuk ke dalam vaginanya yang terasa sempit ini.


Dan ternyata bukannya ia menggerakkan tubuhnya secara perlahan. Teh Ela justru semakin menurunkan tubuhnya hingga akhirnya seluruh juniorkupun terlahap oleh vaginanya.


" Ahhh.. masukk.. semuaaa.. aaa.."





Kini Juniorku sudah sepenuhnya berada di dalam vaginanya. Dan rasa nikmat yang kurasakan semakin bertambah luar biasa.


Dan perlahan setelah beberapa saat. Teh Ela pun mulai menggerakkan tubuhnya naik turun dalam tempo yang lambat. Yang membuat Juniorku keenakan.


" Ahhhh.. enakk.. tehhh..."


" Ahhhh.. tetehh.. jugaa.. aaa.."


Walaupun hanya sebatas melihat posisi ini dari Nina. Kurasa teh Ela menggerakkan tubuhnya dengan cukup lihai juga. Tampak ia tidak kaku sama sekali saat itu.


" Ahhhh... Aaaa.. enakk.. aaahhh"


Melihat payudaranya yang terus bergerak seiring dengan gerakan teh Ela. Akupun dibuat gemas melihatnya. Tanganku pun mulai bergerak meremas kedua payudaranya.


" Ahhhh.. aaa.. remeess.. Teruss.. ahhh.."


Setelah beberapa saat aku terus meremas payudaranya. Tiba tiba teh Ela menurunkan tubuhnya. Dan tanpa diduga ia langsung mencumbu bibirku saat itu.


Mungkin karena rasa nikmat yang terus ia rasakan, membuat ia pun berani mengambil inisiatif. Akupun langsung mengimbangi permainan lidahnya saat itu.


Sllrppppp... sllrppppp... Sllrppppp...





Sementara di bagain bawah teh Ela sendiri gerakannya mulai lambat saat itu. Tanpa tunggu lama akupun langsung berinisiatif bergerak naik turun.


Teh Ela pun langsung melepaskan cumbuannya saat itu. Dan langsung kembali mendesah.


" Ahhhh... Ahhhh... Enakk... Gitu... Teruss.. aaaa.."


Setelah beberapa saat, akupun mencoba mengubah posisi kami saat itu. Dalam posisi teh Ela yang masih berada di atasku. Akupun mulai bangkit jadi posisi duduk.


Sehingga kini payudaranya terpampang sangat dekat di depan wajahku. Tanpa tunggu lama langsung kujilati payudaranya. Sementara teh Ela terus bergerak naik turun.





Tak lama dalam posisi ini, akhirnya teh ela pun kembali orgasme. Tubuhnya menggelinjang di atas tubuhku. Kembali kurasakan cairan orgasmenya membasahi juniorku.


" Ahhhhh... Aaaa.. ahhhhh... Keluarr Lagiiiii... Ahhhhhhhh.."


Tubuhnya langsung memelukku saat itu. Mungkin karena sekujur tubuhnya tiba tiba lemas ketika ia orgasme. Kudengar ia masih mencoba mengatur nafasnya.


" Hhhhh.. hhhhh... Enakk.. aaa.. hhhh"


Setelah selesai orgasmenya. Aku dan teh Ela pun kini mulai merubah posisi. Kuarahkan teh Ela dalam posisi doggy style.


Aku sendiri sebenarnya melihat teh Ela sudah cukup kelelahan saat itu. Tapi mau bagaimana lagi, aku sendiri saat itu belum keluar lagi. Jadi aku harus melanjutkan persetubuhan ini.


Setelah teh Ela kini menungging membelakangiku. Aku langsung memposisikan Juniorku tepat di lubang vaginanya. Tanpa tunggu lama, kali ini kumasukkan seluruh juniorku secara langsung.


" Ahhhh.. aaa.."





Akhirnya setelah masuk seluruhnya, perlahan mulai kugerakkan Juniorku dalam tempo lambat. Teh Ela kembali mendesah keenakan.


" Ahhhh.. ahhhh... Aaaa.."


Tanganku pun mulai meraih payudaranya yang tak terlihat. Segera kuremas kembali. Lalu kumainkan putingnya dengan jariku.


" Ahhhh... Teruss.. gituinn.. aaaa.. ahhhh... Enakkk..."


Setelah beberapa menit aku pun mulai mempercepat tempo genjotanku. Kini langsung kugenjot ke tempo maksimal.


" Ahhhhh... Kalo...digituinnn.. ahhh.. tetehh.. bisaa.. keluarrr.. lagi... Aaa.. ahhhh .."


Aku sendiri sebenarnya merasakan yang sama dengan teh Ela. Kurasa aku akhirnya hampir mencapai batasnya.


" Ahhh.. iyann.. juga.. tehh.. keluarinnn... Dimaanaa..?"


" Ahhhhh.. di... Dalemmm.. ajaa.. aaa.. ahhh"


Ahh mendengar hal itu akupun sudah tak kuasa menahannya lagi. Ditambah vaginanya pun terasa mencengkram Juniorku di dalam. Akhirnya seluruh pejuku pun keluar di dalam vaginanya.


Croottt... Croottt... Croottt...


Dan tak lama teh Ela pun akhirnya orgasme kembali setelah Juniorku menembakkan pejuku beberapa kali di dalam.


" Ahhhh.. ahhhhh.. aaaaa.. ahhhhhhhhh...."



Akupun langsung melepaskan Juniorku dari dalam vaginanya. Tubuhku yang terasa lemas langsung kutidurkan di sebelah tubuh teh ela. Teh Ela pun terlihat langsung ambruk dan terlihat lemas saat itu.


" Hhhhh.. hhhhh.. angettt.. aaa"


" Hhhhh.. hhhh.. enakk banget tehh hhhh"


" Iyahh a sama teteh jugaa.. makasih yah a.. hhhhhh"



Dalam posisi kami yang saat itu tidur bersebelahan. Kami masih saling menikmati sisa sisa orgasme kami. Dan entah kenapa tubuhku benar benar terasa lemas saat itu.


Dan kurasa teh Ela pun merasakan hal yang sama. Itu bisa kulihat dari ekspresi wajahnya yang nampak kelelahan.


Dan akhirnya tanpa kami sadari, saat itu kamipun tertidur di kasur yang sama. Dan dalam posisi tubuh kami masih sama sama bugil.






Setelah itu akupun terbangun dari tidurku. Dan akupun awalnya sempat kaget karena suasana kamar yang kutiduri berbeda. Namun aku langsung teringat tentang kejadian semalam.


Akupun langsung menengok ke sisiku. Dan ternyata teh Ela saat itu masih tertidur. Kurasa ia cukup kelelahan dengan persetubuhan semalam.


Awalnya aku sendiri saat itu ingin melanjutkan tidurku. Namun ada sesuatu yang membuat mataku yang tadinya mengantuk jadi langsung segar.


Tiba tiba kudengar saat itu suara bel rumah yang berbunyi. Akupun langsung dibuat panik saat itu. Sial apakah ini sudah pagi? Pikirku.


Dan ternyata teh Ela pun terbangun saat itu. Ia sendiri awalnya masih linglung karena baru bangun tidur.


Namun setelah ia melihatku disisinya. Dan mendengar suara bel yang berbunyi. Iapun langsung terlihat panik sama sepertiku.


Akupun teringat bahwa Tante Astri memang akan pulang pagi ini. Namun waktu kulihat jam masih menunjukkan pukul 6. Tak kusangka ia akan datang secepat ini.


Saat suara bel berhenti, tiba tiba terdengar suara pintu yang dibuka. Kamipun langsung saling menatap satu sama lain. Dan mungkin yang dipikirkan teh Ela pun sama sepertiku.


Apakah kami akan ketahuan?






- bersambung-
Hu, gamba4 javnya siap itu ya pemeran javnya kalo boleh tau hehe, mau nyari filmnya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd