Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG GADIS PERSEMBAHAN story - Beauty and Beast Series

Untuk next big project suhu sekalian pilih yang mana?


  • Total voters
    589
Status
Please reply by conversation.
GADIS PERSEMBAHAN SERIES

Pembagian Tugas


ME53R37_t.png


Setelah selesai sarapan mereka pun bergantian untuk mandi, satu persatu dari mereka mandi,

namun tak ada yang sadar jika sepasang bola mata tiba-tiba mengintip aktifitas yang merrka lakukan didalam kamar mandi itu.

Sesorang pun tersenyum sambil mengintip gadis gadis cantik itu mandi disana.

Sementara menunggu mereka mandi pak karto keluar untuk memanaskan mobil, terlihat cuaca hari ini sangat cerah bahkan pelangi pun muncul karena efek hujan tadi malam.

Meski diluar mentari bersinar terang namun suhu udara di tempat ini tetaplah dingin.
.
.
.

Sementara itu para gadis pun sudah bersiap siap dengan pakaian merrka masing masing.

Dan tepat jam 10 pagi mereka pun siap untuk pergi.

Mereka pun pergi menuju ke desa tempat tugas mereka masing-masing kecuali Rina yang tinggal disana karena ia bertugas untuk mencari di daerah désa pak karto tinggal, Rina terlihat sedang di meja bersama mbok darmi.
.
.
.
.
.

Mereka bertiga plus pak karto pun berangkat,

bau wangi yang tercium dari parfum mahal para gadis pun semerbak di dalam mobil yang dikemudikan pak karto itu.

" Non.... Udah siap non....??? Nanti kalau ada apa-apa atau butuh bantuan sesuatu bisa langsung kontak ke nomor bapak aja...." ucap pak karto

" Ok non sekarang kita bakal ke desa A dulu....
Tadi pagi bapak udah ngomong sama kelapa desa A....
Katanya dia siap bantu.....
Ngomong ngomong Siapa disini yang mau ke desa A....? " tanya pak karto

" Aku pak..... Jihan..... " jawab Jihan

" Oh... Non Jihan ya?? Pas kalau gitu " ucap pak karto keceplosan

" Maksudnya pak.....? " tanya Jihan bingung. Pak karto pun panik namun tetap tenang

" mmm... Maksudnya pas kalau dibagi perdesa satu orang non.... Hehehe " jawab pak karto dengan nada bercanda
.
.
.

" Oh... Iya non.... Nama kepala desa disini Pak Waluyo.... Dia temen sekolah bapak.... Dia orangnya baek non..... Dia juga suka bantu..." ucap pak karto pada para gadis.

Tak lama kemudian mereka pun sampai di sebuah desa yang letaknya lebih dataran rendah dibanding desa tempat tinggal pak karto tadi,

mereka pun memasuki kawasan yang terlihat dengan jelas ribuan hektar sawah membentang di sepanjang jalan aspal itu.

Kemudian di tengah tengah kompleks sawah itu terlihat sebuah bale yang cukup besar yang sedang di dekorasi oleh beberapa orang dan sepertinya akan digunakan untuk SEBUAH ACARA TAK LAMA LAGI.

" Itu non semua penduduk disini ber profesi sebagai Petani... Jadi isinya sawah semua... Dan désa ini terkenal sama gotong royong dan kekompakan warga nya non" ucap pak karto.

Lalu mobil pun mengarah ke sebuah kompleks rumah dengan ukuran yang sangat luas namun didalam satu pagar itu terdapat banyak sekitar 6 rumah didalam nya.

" Yuk. Non.... Turun.... " ucap pak karto lalu mereka pun turun dari mobil.


Pak karto terlihat memanggil manggil sesorang

" Wal.... Wal... Pak Waluyo..... Ini Karto Pak..... Pak...." ucap pak karto memanggil kepala desa itu.

Tak lama kemudian muncul seorang pria bertubuh tambun dengan kulit hitam dan perut besar keluar dari dalam salah satu rumah dengan menggunakan batik.

" Ohh..... Karto to..... Cepet banget udah dateng.... " ucap kades Waluyo sambil menyalami pak karto.

Sambil ber Salaman mata pak wal pun tertuju pada para gadis itu, pandangan nya benar-benar nanar dan bagai menelanjangi mereka.
.
.
.

" Ini non kenalin... Pak Waluyo... Kepala desa disini.... " ucap pak karto disambut dengan uluran tangan pria tua kepala desa itu.

" Waluyo neng.... Panggil aja pak wal.... Biar akrab.... Bapak kepala desa di sini neng...." ucap pak Waluyo

" Jihan pak.....".

" Julie....."

" Sarah..... Pak...." sapa mereka satu persatu sambil menyalami tangan kasar pak Waluyo itu.

" Oh... Ayo non masuk dulu... Daripada panas Panas an disini... " ucap pak wal sambil menyuruh mereka masuk ke sebuah gazebo luas di tengah kawasan rumah itu.


Sambil berjalan pak wal pun berbisik pada pak karto

" Cakep cakep semua To..... Wangi lagi tangan nya.... Hehehe" ucap pak wal sambil mencium tangan nya sendiri.

" Hush... Jangan aneh aneh wal...." ucap pak karto.
.
.
.
N
Lalu mereka pun duduk di gazebo itu sementara pak wal masuk kedalam rumah untuk mengambil minuman, yang tanpa di ketahui para gadis,

pak wal pun tiba-tiba sudah di kamar mandi dan membuka celana nya.

Lalu pria tua itu menciumi sendiri tangan nya yang barusan bersentuhan dengan gadis gadis cantik itu dan.....



" Wanggiii banggettt..... Aahhh..... Oohh..... Tangaan aja wangii beginii... Apalagii...... Baadannyya.... Passtiii leggiittt.... Aahhhh..." erang pak wal dalam kamar mandi,

dan...

Croottt..... Ceootttt......... Croottt......
.
.
.
.

Setelah menyelesaikan hajat nya pak karto kembali memakai celana nya, lalu sambil keluar ia bicara dalam hati

" Tunggu aja. Neng. Cantik.... Bentar lagi....." ucap pak wal dalam hatinya.

Sementara itu di gazebo tadi seorang wanita berhijab berusia sekitar 40an tahun masuk membawa minuman dan makanan ringan khas daerah itu.

Para gadis pun bingung karena meski secara fisik tergolong seperti warga desa biasa tapi kalung dan gelang yang digunakan terlihat sangat mewah

" Makasih ya nur....." ucap pak karto pada wanita itu.

" Ini non silahkan dinikmati.... " ucap wanita tadi dengan halus..

" Terimakasih bu...." jawab Sarah. Lalu wanita itupun pergi masuk kedalam salah satu rumah.

" Oh.... Itu namanya Bu Nur... Dia istrinya pak wal tadi... "" ucap pak karto menjelaskan.



" Pak... Kira kira Citra ada disini ngga ya.." tanya Jihan

" Bapak kurang tau non.... Coba deh nanti minta bantuan pak wal aja..." ucap pak karto.
.
.
.

Tak lama kemudian pak Waluyo pun kembali ke gazebo untuk menemui mereka.

" Aahh.... Maaf ya neng... Maklum lagi sibuk neng....bentar lagi juga ada festival....." ucap pak wal sambil menyeruput teh nya itu.

" Jadi.... Tujuan nya tadi Mau apa neng?" tanya pak wal.

" Mm..... Jadi Kita mau nyari temen kita pak... Namanya Citra... Kita mau cari rumah pembantu nya Citra..... Namanya Mbok Sri.... Pak... " ucap Jihan menjelaskan.

" Bapak tau rumahnya mbok sri....?" tanya Jihan

" Hmm.... Kalau yang namanya Sri disini banyak neng..... " jawab pak wal, Jihan pun bingung.

" Tapi mulai hari ini memang lagi diadakan sensus penduduk non sama pendataan juga.... Mungkin nanti neng bisa ikut.... " ucap pak wal sambil memandangi para gadis itu dengan penuh gairah.



" Gimana non mau ikut bapak nanti....?" tanya pak wal.

Para gadis pun terlihat berdiskusi, sementara pak wal terlihat masih memandangi kecantikan para gadis itu.
.
.
.

Lalu...

" Iya pak boleh...." Jawab Jihan. Pak wal pun berdiri,

" Jadi ini mau disini semua apa salah satu aja...? " tanya pak wal. Jihan pun terlihat ragu.

" Paling aku sendiri pak...." jawab Jihan, Pak Wal pun terlihat memandangi Jihan dari ujung Kepala hingga ujung kaki.

" Ok neng.... Baguslah..." Jawa pak wal

Mereka pun mengobrol lagi sedikit lebih lama..........
.
.
.
.
.


Sekitar jam 12 pak karto pun pamit.....

" Yaudah pak wal... Kita pergi dulu... Soalnya mau ke desa B sama C sekalian...." ucap pak karto

" Oh... Desa B C D juga mau ada sensus pak... Mending buruan kalau mau ketemu pak kades sama pak Camat" ucap pak wal.

Sarah, pak karto dan Julie pun kembali ke mobil.


Tapi tiba-tiba para gadis pun terkejut saat pak karto mengeluarkan koper dan bawaan Jihan dari dalam mobil.

" Lho pak... Barang aku kenapa di keluarin pak?" tanya Jihan bingung..

" Jadi gini non... Nanti sensus nya memang tiap harinya sampai malem...
Terus besoknya mulai lagi pagi...
Jadi lebih baik kalau non tinggal disini..." ucap pak karto.

" Iya neng.... Jihan ya...? Lebih baik neng tinggal dulu disini.... Itu udah bapak siapin rumah baru buat neng.. " ucap pak wal sambil menunjuk rumah baru yang selesai dibangun itu,

rumah itu sendiri adalah rumah keenam yang dibangun dam juga rumah yang paling bagus.

" Tapi... Pak.... " ucap Jihan...

" Yaudah non... Bapak duluan ya... Keburu pak Camat nya pergi..... Pak Wal titip non Jihan ya.... . " ucap pak karto lalu mereka pun langsung pergi ke lokasi tujuan berikutnya.

Semetara Jihan masih bingung dan kaget dengan hal yang terjadi, ia bingung apakah Rina yang menyuruh pak karto atau ini adalah ide pak wal sendiri.
.....................
.
.
.
.
.


Di mobil Julie pun bingung, ia pun bertanya pada pak karto tentang hal yang bahkan belum sempat mereka bahas itu..

" Pak kenapa Jihan harus nginep disana sendiri..?" tanya Julie

" Iya non... Tadi udah bapak jelasin.... Kalau survey penduduk nya sampai malem dan mulai lagi pagi non...
Jadi lebih baik kalau non Jihan nginep disana.....
Lebih efektif non dari pada harus pulang pergi ke rumah bapak " ucap pak karto terdengar meyakinkan.

Julie pun sebenarnya masih ragu dengan hal itu,

Tapi....

Sekitar 30 menit perjalanan mereka pun sampai di lokasi tujuan berikutnya.

Mereka memasuki sebuah gapura dengan patung sapi diatas nya yang tandanya mereka sudah memasuki desa C.

Terlihat di sekitar jalan banyaknya peternakan hewan, baik sekedar peternakan, kandang hewan maupun industri seperti telur, susu, dan bahan hewani lain.

Hampir semua rumah disana memiliki kandang hewan ternak didepan atau belakang rumahnya, Julie yang takut dan jijik dengan hewan pun seketika menjadi sangat tak nyaman.

Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah rumah yang cukup besar, rumah itu adalah rumah 2 lantai dan yang tak terduga adalah di rumah itu sudah cukup maju, dapat diketahui dengan adanya AC yang dipasang disana.

" Kita sampai non..... Ini rumahnya pak Camat... Beliau adalah orang paling kaya di daerah X ini...." ucap pak karto sambil membuka pintu mobil,

mereka pun keluar dari mobil dan berjalan masuk ke arah teras rumah tingkat itu.




Disana sudah ada seorang pria kurus, pendek dengan kulit ke coklatan namun meski terlihat kurus tapi perutnya juga besar.

" Hormat Pak Camat.... Hehehe" ucap pak karto pada pria yang ternyata adalah Camat yang dimaksud tadi.

" Siap pak..... Ayo masuk aja...." ucap pak Camat. Mereka pun masuk kedalam rumah dan duduk di ruang tamu itu.

" Perkenalkan mbak... Nama saya Sartono atau panggil aja pak Tono" ucap pak Camat Tono..

" saya Julie...."

" Saya Sarah....." jawab mereka berdua.

" Oh.. Iya mbak.... Mohon maaf ya mbak kalau rumahnya jelek... Beda sama di kota...." ucap pak Camat Tono canggung, karena memang Pak Camat adalah pria yang cukup pemalu .


Julie pun hanya tersenyum canggung.

" Oh..... Jadi ini ya pak.... Yang bapak ceritakan tadi...? " tanya pak Tono

" Iya pak Camat..... Mereka yang mau cari temennya itu.... " ucap pak karto.

" Oh... Begitu.... Hehe... Jadi bapak tadi udah denger dari pak karto mbak... Hehe" ucap pak Tono.

Tak lama suara azan pun terdengar yang tandanya sudah memasuki tengah hari. Pak Karto pun izin untuk ke masjid

" oh... Udah waktu nya makan siang ya.... Mbak mbak mau makan apa? Sate, bakso, nasi goreng " tanya pak Tono..

" mmm.... Apa ya? Kamu mau makan apa sar...?" tanya Julie.

" Apa ya...." jawab Sarah

" sate nya disini paling enak lho neng...." jawab pak karto

" Gimana sate aja semua...? Bapak pesen in semua? " tanya pak Tono.

" Yaudah bapak pesenin makan dulu ya mbak " kata pak Tono.

" Non Sarah sama non Juli disini dulu ya..... Bapak mau ikut pak Camat sekalian ke masjid " ucap pak karto, lalu kedua pria tua itu pun pergi dengan motor nya pak Camat, sedangkan kedua gadis itu masih berada di rumah pak Camat.

Julie pun membuka HP nya untuk sekedar browsing demi mengisi waktu, namun sayang ditempat itu tak ada sinyal sama sekali.

" Sar... HP lu ada sinyal?" tanya Julie

" Ngga ada sih Jul...." jawab Sarah sambil membuka HP nya.
.
.
.


Mereka pun hanya ngobrol di ruang tengah itu, namun yang tak mereka ketahui adalah adanya dua pasang mata yang sedang mengamati mereka

" Hihihi......" terdengar suara tertawa seseorang yang jelas membuat kedua gadis itu mulai merasa takut.

" Suara apa tuh Sar...?" tanya Julie.

" kaya suara ketawa ngga sih...?" jawab Sarah.



Sekitar setengah jam kemudian tiba-tiba seorang pria dewasa muncul dari ruang tengah sambil tertawa tawa sendiri.

Ia pun menuju ke arah kedua gadis itu, lalu tiba-tiba

" ibuk..... Ibu.... " ucap pria yang sepertinya tak normal itu.

Seketika Mereka berdua pun merasa takut dengan kehadiran pria botak yang semakin mendekat ke arah mereka sambil memanggil nama ibu.

. Lalu.....

" Joko.... Jangan... Joko.... Ayo ikut bapak.... Makan siang.... " ucap pak Tono.

Beruntung bagi mereka karena pak Tono dan pak karto sudah sampai di rumah,

" Maaf ya mbak.... Ini anak bapak...." ucap pak Tono sambil membawa putranya itu kedalam rumah

" Itu anaknya pak Tono neng.... Usianya udah 30 an tapi memang dari kecil dia kena syndrome begitu... Jadinya agak begitu... Maaf ye non..." ucap pak karto.

Tak lama kemudian pak Tono pun keluar sambil membawa piring dan sate sapi yang baru ia beli bersama es jeruk yang menyegarkan.

" Silahkan mbak dimakan.... Bentar lagi survey nya dimulai... Jadi makan dulu aja mbak... "ucap pak Camat Tono.

Mereka pun makan makanan yang dibelikan baru saja, dan Julie yang memang hobi kuliner pun sangat menikmati masakan itu,

Julie belum pernah merasakan sate daging sapi se enak ini sebelumnya.

" Gimana non... Enak ngga...? Maaf kalau ngga seenak makanan di kota..." tanya pak Camat.

" Enak pak.... Enak banget..." jawab Julie yang entah mengapa seakan tersihir oleh kenikmatan sate itu.

Julie dengan lahap menghabiskan satu porsi yang sebenarnya cukup besar atau bisa dibilang porsi makan siang pria dewasa.

Pak Camat pun terlihat senang melihat Julie menikmati hidangan nya itu, pak Camat pun tersenyum sambil melihat kecantikan Julie yang mengingatkan nya pada sesorang.

" Non Julie enak banget kayaknya yang makan...." tegur pak karto yang memang tau jika Julie adalah yang paling hobi tentang kuliner.
.
..
..


Tak lama pak Camat pun sudah menghabiskan makan siang nya itu, ia pun lalu bertanya

"Jadi yang mau tinggal disini siapa pak...?" tanya pak Camat Tono kepada pak karto

" Itu pak si Julie.... Yang makan nya paling lahap..." jawab pak karto yang juga sudah selesai makan.

" Oh... Mbak ini ya...? Mbak suka makanan makanan enak?" tanya pak Camat

" I... Iya pak.... " jawab Julie dengan ragu

" Ya bagus mbak berrati.... Udah cocok kalau mbak Julie disini.... (Bapak juga cocok mbak, ucap pak Camat dalam hati). Nanti malem bapak ajak makan bakso khas disini mbak.... Enak. Banget bakso nya..." ujar pak Camat,


" Oh iya mbak Julie.... Besok disini juga Bakal diadakan festival...
Disana nanti bakal banyak kuliner enak daerah Ini yang bakal buka di festival itu.... Bapak yakin mbak Julie bakal suka.... " ucap pak Camat sambil tersenyum aneh.


Julie yang awalnya tidak suka dan ragu dengan tempat ini ternyata mulai suka, bukan hanya karena makanan nya,

Tapi rumah pak Camat ini jauh lebih baik dari rumah orang lain di daerah itu, ditambah lagi rumah pak Camat ini adalah satu-satunya rumah yang tidak ada kandang hewan nya.

Sementara itu pak karto terlihat sibuk diluar mengeluarkan koper Julie dan Tas gendong yang ia bawa.

" Taruh mana pak ini....?" tanya pak karto sambil membawa 2 buah tas milik Julie itu kedalam rumah

" Udah pak situ aja... Nanti biar aku yang bawa" jawab pak Camat.

" Yaudah non Julie Bapak sama non Sarah pergi dulu ya...." ucap pak karto lalu keduanya pun pergi meninggalkan Julie yang akan tinggal di rumah pak Camat itu.



" Yaudah pak Camat titip Julie nya ya.... Dan semoga sukses acara nya" ucap pak karto.

Lalu ia dan Sarah pun pergi dari tempat itu.

" Ayo non kita ke desa B...." ucap pak karto

" Iya pak..." jawab Sarah, lalu merrka pun melanjutkan perjalanan ke desa B.

Sepanjang perjalanan merrka sempat berbincang cukup panjang.

Hingga akhirnya mereka sampai di kota B yang merupakan desa paling maju diantara desa lainnya.



" Disini aja ya non.... " ucap pak karto

" Iya pak..." jawab sarah

Di desa B pak karto menurunkan sarah di sebuah rumah yang terletak cukup dekat dengan pasar itu.

Rumah itu tak lain adalah rumah Kepala desa di desa B itu.

Setelah ramah tamah sejenak Sarah yang pemalu pun mau untuk masuk ke rumah pak kades sedangkan pak karto menurunkan barang bawaan sarah.

Setelah menitipkan sarah disana Pak karto pun segera bersiap untuk pergi ke suatu tempat.



Dengan kepergian pak karto dari desa B ini, maka Dimulai lah petualangan keempat Gadis cantik ini di sebuah daerah terpencil yang masih menyimpan berbagai misteri dan Ritual aneh yang akan segera merrka rasakan sendiri

Dan......

Sequel kisah GADIS PERSEMBAHAN PUN DIMULAI....... 😁😁😁😁
 
GADIS PERSEMBAHAN SERIES

Pembagian Tugas


ME53R37_t.png


Setelah selesai sarapan mereka pun bergantian untuk mandi, satu persatu dari mereka mandi,

namun tak ada yang sadar jika sepasang bola mata tiba-tiba mengintip aktifitas yang merrka lakukan didalam kamar mandi itu.

Sesorang pun tersenyum sambil mengintip gadis gadis cantik itu mandi disana.

Sementara menunggu mereka mandi pak karto keluar untuk memanaskan mobil, terlihat cuaca hari ini sangat cerah bahkan pelangi pun muncul karena efek hujan tadi malam.

Meski diluar mentari bersinar terang namun suhu udara di tempat ini tetaplah dingin.
.
.
.

Sementara itu para gadis pun sudah bersiap siap dengan pakaian merrka masing masing.

Dan tepat jam 10 pagi mereka pun siap untuk pergi.

Mereka pun pergi menuju ke desa tempat tugas mereka masing-masing kecuali Rina yang tinggal disana karena ia bertugas untuk mencari di daerah désa pak karto tinggal, Rina terlihat sedang di meja bersama mbok darmi.
.
.
.
.
.

Mereka bertiga plus pak karto pun berangkat,

bau wangi yang tercium dari parfum mahal para gadis pun semerbak di dalam mobil yang dikemudikan pak karto itu.

" Non.... Udah siap non....??? Nanti kalau ada apa-apa atau butuh bantuan sesuatu bisa langsung kontak ke nomor bapak aja...." ucap pak karto

" Ok non sekarang kita bakal ke desa A dulu....
Tadi pagi bapak udah ngomong sama kelapa desa A....
Katanya dia siap bantu.....
Ngomong ngomong Siapa disini yang mau ke desa A....? " tanya pak karto

" Aku pak..... Jihan..... " jawab Jihan

" Oh... Non Jihan ya?? Pas kalau gitu " ucap pak karto keceplosan

" Maksudnya pak.....? " tanya Jihan bingung. Pak karto pun panik namun tetap tenang

" mmm... Maksudnya pas kalau dibagi perdesa satu orang non.... Hehehe " jawab pak karto dengan nada bercanda
.
.
.

" Oh... Iya non.... Nama kepala desa disini Pak Waluyo.... Dia temen sekolah bapak.... Dia orangnya baek non..... Dia juga suka bantu..." ucap pak karto pada para gadis.

Tak lama kemudian mereka pun sampai di sebuah desa yang letaknya lebih dataran rendah dibanding desa tempat tinggal pak karto tadi,

mereka pun memasuki kawasan yang terlihat dengan jelas ribuan hektar sawah membentang di sepanjang jalan aspal itu.

Kemudian di tengah tengah kompleks sawah itu terlihat sebuah bale yang cukup besar yang sedang di dekorasi oleh beberapa orang dan sepertinya akan digunakan untuk SEBUAH ACARA TAK LAMA LAGI.

" Itu non semua penduduk disini ber profesi sebagai Petani... Jadi isinya sawah semua... Dan désa ini terkenal sama gotong royong dan kekompakan warga nya non" ucap pak karto.

Lalu mobil pun mengarah ke sebuah kompleks rumah dengan ukuran yang sangat luas namun didalam satu pagar itu terdapat banyak sekitar 6 rumah didalam nya.

" Yuk. Non.... Turun.... " ucap pak karto lalu mereka pun turun dari mobil.


Pak karto terlihat memanggil manggil sesorang

" Wal.... Wal... Pak Waluyo..... Ini Karto Pak..... Pak...." ucap pak karto memanggil kepala desa itu.

Tak lama kemudian muncul seorang pria bertubuh tambun dengan kulit hitam dan perut besar keluar dari dalam salah satu rumah dengan menggunakan batik.

" Ohh..... Karto to..... Cepet banget udah dateng.... " ucap kades Waluyo sambil menyalami pak karto.

Sambil ber Salaman mata pak wal pun tertuju pada para gadis itu, pandangan nya benar-benar nanar dan bagai menelanjangi mereka.
.
.
.

" Ini non kenalin... Pak Waluyo... Kepala desa disini.... " ucap pak karto disambut dengan uluran tangan pria tua kepala desa itu.

" Waluyo neng.... Panggil aja pak wal.... Biar akrab.... Bapak kepala desa di sini neng...." ucap pak Waluyo

" Jihan pak.....".

" Julie....."

" Sarah..... Pak...." sapa mereka satu persatu sambil menyalami tangan kasar pak Waluyo itu.

" Oh... Ayo non masuk dulu... Daripada panas Panas an disini... " ucap pak wal sambil menyuruh mereka masuk ke sebuah gazebo luas di tengah kawasan rumah itu.


Sambil berjalan pak wal pun berbisik pada pak karto

" Cakep cakep semua To..... Wangi lagi tangan nya.... Hehehe" ucap pak wal sambil mencium tangan nya sendiri.

" Hush... Jangan aneh aneh wal...." ucap pak karto.
.
.
.
N
Lalu mereka pun duduk di gazebo itu sementara pak wal masuk kedalam rumah untuk mengambil minuman, yang tanpa di ketahui para gadis,

pak wal pun tiba-tiba sudah di kamar mandi dan membuka celana nya.

Lalu pria tua itu menciumi sendiri tangan nya yang barusan bersentuhan dengan gadis gadis cantik itu dan.....



" Wanggiii banggettt..... Aahhh..... Oohh..... Tangaan aja wangii beginii... Apalagii...... Baadannyya.... Passtiii leggiittt.... Aahhhh..." erang pak wal dalam kamar mandi,

dan...

Croottt..... Ceootttt......... Croottt......
.
.
.
.

Setelah menyelesaikan hajat nya pak karto kembali memakai celana nya, lalu sambil keluar ia bicara dalam hati

" Tunggu aja. Neng. Cantik.... Bentar lagi....." ucap pak wal dalam hatinya.

Sementara itu di gazebo tadi seorang wanita berhijab berusia sekitar 40an tahun masuk membawa minuman dan makanan ringan khas daerah itu.

Para gadis pun bingung karena meski secara fisik tergolong seperti warga desa biasa tapi kalung dan gelang yang digunakan terlihat sangat mewah

" Makasih ya nur....." ucap pak karto pada wanita itu.

" Ini non silahkan dinikmati.... " ucap wanita tadi dengan halus..

" Terimakasih bu...." jawab Sarah. Lalu wanita itupun pergi masuk kedalam salah satu rumah.

" Oh.... Itu namanya Bu Nur... Dia istrinya pak wal tadi... "" ucap pak karto menjelaskan.



" Pak... Kira kira Citra ada disini ngga ya.." tanya Jihan

" Bapak kurang tau non.... Coba deh nanti minta bantuan pak wal aja..." ucap pak karto.
.
.
.

Tak lama kemudian pak Waluyo pun kembali ke gazebo untuk menemui mereka.

" Aahh.... Maaf ya neng... Maklum lagi sibuk neng....bentar lagi juga ada festival....." ucap pak wal sambil menyeruput teh nya itu.

" Jadi.... Tujuan nya tadi Mau apa neng?" tanya pak wal.

" Mm..... Jadi Kita mau nyari temen kita pak... Namanya Citra... Kita mau cari rumah pembantu nya Citra..... Namanya Mbok Sri.... Pak... " ucap Jihan menjelaskan.

" Bapak tau rumahnya mbok sri....?" tanya Jihan

" Hmm.... Kalau yang namanya Sri disini banyak neng..... " jawab pak wal, Jihan pun bingung.

" Tapi mulai hari ini memang lagi diadakan sensus penduduk non sama pendataan juga.... Mungkin nanti neng bisa ikut.... " ucap pak wal sambil memandangi para gadis itu dengan penuh gairah.



" Gimana non mau ikut bapak nanti....?" tanya pak wal.

Para gadis pun terlihat berdiskusi, sementara pak wal terlihat masih memandangi kecantikan para gadis itu.
.
.
.

Lalu...

" Iya pak boleh...." Jawab Jihan. Pak wal pun berdiri,

" Jadi ini mau disini semua apa salah satu aja...? " tanya pak wal. Jihan pun terlihat ragu.

" Paling aku sendiri pak...." jawab Jihan, Pak Wal pun terlihat memandangi Jihan dari ujung Kepala hingga ujung kaki.

" Ok neng.... Baguslah..." Jawa pak wal

Mereka pun mengobrol lagi sedikit lebih lama..........
.
.
.
.
.


Sekitar jam 12 pak karto pun pamit.....

" Yaudah pak wal... Kita pergi dulu... Soalnya mau ke desa B sama C sekalian...." ucap pak karto

" Oh... Desa B C D juga mau ada sensus pak... Mending buruan kalau mau ketemu pak kades sama pak Camat" ucap pak wal.

Sarah, pak karto dan Julie pun kembali ke mobil.


Tapi tiba-tiba para gadis pun terkejut saat pak karto mengeluarkan koper dan bawaan Jihan dari dalam mobil.

" Lho pak... Barang aku kenapa di keluarin pak?" tanya Jihan bingung..

" Jadi gini non... Nanti sensus nya memang tiap harinya sampai malem...
Terus besoknya mulai lagi pagi...
Jadi lebih baik kalau non tinggal disini..." ucap pak karto.

" Iya neng.... Jihan ya...? Lebih baik neng tinggal dulu disini.... Itu udah bapak siapin rumah baru buat neng.. " ucap pak wal sambil menunjuk rumah baru yang selesai dibangun itu,

rumah itu sendiri adalah rumah keenam yang dibangun dam juga rumah yang paling bagus.

" Tapi... Pak.... " ucap Jihan...

" Yaudah non... Bapak duluan ya... Keburu pak Camat nya pergi..... Pak Wal titip non Jihan ya.... . " ucap pak karto lalu mereka pun langsung pergi ke lokasi tujuan berikutnya.

Semetara Jihan masih bingung dan kaget dengan hal yang terjadi, ia bingung apakah Rina yang menyuruh pak karto atau ini adalah ide pak wal sendiri.
.....................
.
.
.
.
.


Di mobil Julie pun bingung, ia pun bertanya pada pak karto tentang hal yang bahkan belum sempat mereka bahas itu..

" Pak kenapa Jihan harus nginep disana sendiri..?" tanya Julie

" Iya non... Tadi udah bapak jelasin.... Kalau survey penduduk nya sampai malem dan mulai lagi pagi non...
Jadi lebih baik kalau non Jihan nginep disana.....
Lebih efektif non dari pada harus pulang pergi ke rumah bapak " ucap pak karto terdengar meyakinkan.

Julie pun sebenarnya masih ragu dengan hal itu,

Tapi....

Sekitar 30 menit perjalanan mereka pun sampai di lokasi tujuan berikutnya.

Mereka memasuki sebuah gapura dengan patung sapi diatas nya yang tandanya mereka sudah memasuki desa C.

Terlihat di sekitar jalan banyaknya peternakan hewan, baik sekedar peternakan, kandang hewan maupun industri seperti telur, susu, dan bahan hewani lain.

Hampir semua rumah disana memiliki kandang hewan ternak didepan atau belakang rumahnya, Julie yang takut dan jijik dengan hewan pun seketika menjadi sangat tak nyaman.

Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah rumah yang cukup besar, rumah itu adalah rumah 2 lantai dan yang tak terduga adalah di rumah itu sudah cukup maju, dapat diketahui dengan adanya AC yang dipasang disana.

" Kita sampai non..... Ini rumahnya pak Camat... Beliau adalah orang paling kaya di daerah X ini...." ucap pak karto sambil membuka pintu mobil,

mereka pun keluar dari mobil dan berjalan masuk ke arah teras rumah tingkat itu.




Disana sudah ada seorang pria kurus, pendek dengan kulit ke coklatan namun meski terlihat kurus tapi perutnya juga besar.

" Hormat Pak Camat.... Hehehe" ucap pak karto pada pria yang ternyata adalah Camat yang dimaksud tadi.

" Siap pak..... Ayo masuk aja...." ucap pak Camat. Mereka pun masuk kedalam rumah dan duduk di ruang tamu itu.

" Perkenalkan mbak... Nama saya Sartono atau panggil aja pak Tono" ucap pak Camat Tono..

" saya Julie...."

" Saya Sarah....." jawab mereka berdua.

" Oh.. Iya mbak.... Mohon maaf ya mbak kalau rumahnya jelek... Beda sama di kota...." ucap pak Camat Tono canggung, karena memang Pak Camat adalah pria yang cukup pemalu .


Julie pun hanya tersenyum canggung.

" Oh..... Jadi ini ya pak.... Yang bapak ceritakan tadi...? " tanya pak Tono

" Iya pak Camat..... Mereka yang mau cari temennya itu.... " ucap pak karto.

" Oh... Begitu.... Hehe... Jadi bapak tadi udah denger dari pak karto mbak... Hehe" ucap pak Tono.

Tak lama suara azan pun terdengar yang tandanya sudah memasuki tengah hari. Pak Karto pun izin untuk ke masjid

" oh... Udah waktu nya makan siang ya.... Mbak mbak mau makan apa? Sate, bakso, nasi goreng " tanya pak Tono..

" mmm.... Apa ya? Kamu mau makan apa sar...?" tanya Julie.

" Apa ya...." jawab Sarah

" sate nya disini paling enak lho neng...." jawab pak karto

" Gimana sate aja semua...? Bapak pesen in semua? " tanya pak Tono.

" Yaudah bapak pesenin makan dulu ya mbak " kata pak Tono.

" Non Sarah sama non Juli disini dulu ya..... Bapak mau ikut pak Camat sekalian ke masjid " ucap pak karto, lalu kedua pria tua itu pun pergi dengan motor nya pak Camat, sedangkan kedua gadis itu masih berada di rumah pak Camat.

Julie pun membuka HP nya untuk sekedar browsing demi mengisi waktu, namun sayang ditempat itu tak ada sinyal sama sekali.

" Sar... HP lu ada sinyal?" tanya Julie

" Ngga ada sih Jul...." jawab Sarah sambil membuka HP nya.
.
.
.


Mereka pun hanya ngobrol di ruang tengah itu, namun yang tak mereka ketahui adalah adanya dua pasang mata yang sedang mengamati mereka

" Hihihi......" terdengar suara tertawa seseorang yang jelas membuat kedua gadis itu mulai merasa takut.

" Suara apa tuh Sar...?" tanya Julie.

" kaya suara ketawa ngga sih...?" jawab Sarah.



Sekitar setengah jam kemudian tiba-tiba seorang pria dewasa muncul dari ruang tengah sambil tertawa tawa sendiri.

Ia pun menuju ke arah kedua gadis itu, lalu tiba-tiba

" ibuk..... Ibu.... " ucap pria yang sepertinya tak normal itu.

Seketika Mereka berdua pun merasa takut dengan kehadiran pria botak yang semakin mendekat ke arah mereka sambil memanggil nama ibu.

. Lalu.....

" Joko.... Jangan... Joko.... Ayo ikut bapak.... Makan siang.... " ucap pak Tono.

Beruntung bagi mereka karena pak Tono dan pak karto sudah sampai di rumah,

" Maaf ya mbak.... Ini anak bapak...." ucap pak Tono sambil membawa putranya itu kedalam rumah

" Itu anaknya pak Tono neng.... Usianya udah 30 an tapi memang dari kecil dia kena syndrome begitu... Jadinya agak begitu... Maaf ye non..." ucap pak karto.

Tak lama kemudian pak Tono pun keluar sambil membawa piring dan sate sapi yang baru ia beli bersama es jeruk yang menyegarkan.

" Silahkan mbak dimakan.... Bentar lagi survey nya dimulai... Jadi makan dulu aja mbak... "ucap pak Camat Tono.

Mereka pun makan makanan yang dibelikan baru saja, dan Julie yang memang hobi kuliner pun sangat menikmati masakan itu,

Julie belum pernah merasakan sate daging sapi se enak ini sebelumnya.

" Gimana non... Enak ngga...? Maaf kalau ngga seenak makanan di kota..." tanya pak Camat.

" Enak pak.... Enak banget..." jawab Julie yang entah mengapa seakan tersihir oleh kenikmatan sate itu.

Julie dengan lahap menghabiskan satu porsi yang sebenarnya cukup besar atau bisa dibilang porsi makan siang pria dewasa.

Pak Camat pun terlihat senang melihat Julie menikmati hidangan nya itu, pak Camat pun tersenyum sambil melihat kecantikan Julie yang mengingatkan nya pada sesorang.

" Non Julie enak banget kayaknya yang makan...." tegur pak karto yang memang tau jika Julie adalah yang paling hobi tentang kuliner.
.
..
..


Tak lama pak Camat pun sudah menghabiskan makan siang nya itu, ia pun lalu bertanya

"Jadi yang mau tinggal disini siapa pak...?" tanya pak Camat Tono kepada pak karto

" Itu pak si Julie.... Yang makan nya paling lahap..." jawab pak karto yang juga sudah selesai makan.

" Oh... Mbak ini ya...? Mbak suka makanan makanan enak?" tanya pak Camat

" I... Iya pak.... " jawab Julie dengan ragu

" Ya bagus mbak berrati.... Udah cocok kalau mbak Julie disini.... (Bapak juga cocok mbak, ucap pak Camat dalam hati). Nanti malem bapak ajak makan bakso khas disini mbak.... Enak. Banget bakso nya..." ujar pak Camat,


" Oh iya mbak Julie.... Besok disini juga Bakal diadakan festival...
Disana nanti bakal banyak kuliner enak daerah Ini yang bakal buka di festival itu.... Bapak yakin mbak Julie bakal suka.... " ucap pak Camat sambil tersenyum aneh.


Julie yang awalnya tidak suka dan ragu dengan tempat ini ternyata mulai suka, bukan hanya karena makanan nya,

Tapi rumah pak Camat ini jauh lebih baik dari rumah orang lain di daerah itu, ditambah lagi rumah pak Camat ini adalah satu-satunya rumah yang tidak ada kandang hewan nya.

Sementara itu pak karto terlihat sibuk diluar mengeluarkan koper Julie dan Tas gendong yang ia bawa.

" Taruh mana pak ini....?" tanya pak karto sambil membawa 2 buah tas milik Julie itu kedalam rumah

" Udah pak situ aja... Nanti biar aku yang bawa" jawab pak Camat.

" Yaudah non Julie Bapak sama non Sarah pergi dulu ya...." ucap pak karto lalu keduanya pun pergi meninggalkan Julie yang akan tinggal di rumah pak Camat itu.



" Yaudah pak Camat titip Julie nya ya.... Dan semoga sukses acara nya" ucap pak karto.

Lalu ia dan Sarah pun pergi dari tempat itu.

" Ayo non kita ke desa B...." ucap pak karto

" Iya pak..." jawab Sarah, lalu merrka pun melanjutkan perjalanan ke desa B.

Sepanjang perjalanan merrka sempat berbincang cukup panjang.

Hingga akhirnya mereka sampai di kota B yang merupakan desa paling maju diantara desa lainnya.



" Disini aja ya non.... " ucap pak karto

" Iya pak..." jawab sarah

Di desa B pak karto menurunkan sarah di sebuah rumah yang terletak cukup dekat dengan pasar itu.

Rumah itu tak lain adalah rumah Kepala desa di desa B itu.

Setelah ramah tamah sejenak Sarah yang pemalu pun mau untuk masuk ke rumah pak kades sedangkan pak karto menurunkan barang bawaan sarah.

Setelah menitipkan sarah disana Pak karto pun segera bersiap untuk pergi ke suatu tempat.



Dengan kepergian pak karto dari desa B ini, maka Dimulai lah petualangan keempat Gadis cantik ini di sebuah daerah terpencil yang masih menyimpan berbagai misteri dan Ritual aneh yang akan segera merrka rasakan sendiri

Dan......

Sequel kisah GADIS PERSEMBAHAN PUN DIMULAI....... 😁😁😁😁
Dah pasang petasan n myalain kembang api......thanks Apdetnya....nenk @Bucin_Hyunjin ....
 
Cerita SIAPA yang Paling Suhu sekalian Tunggu???

Jihan??
Julie???
Rina????


Silahkan komen suhu semua

Terimakasih, 감사합니다
prefer ama julie dulu, penasaran klo di grepe ama si joko hahai .... konsepnya sih julie merasa kasihan ama joko skip skip eh kena grepe si joko tapi julie membiarkan karena kasihan dan mau memberikan kenikmatan grepe tubuh cewek hahai
 
Cerita Rina duluan deh....kan dia tinggal di rumah pak Karto....
Ditunggu suhu sekalian
Cepetan updatenya suhu
Ditunggu ya suhu
prefer ama julie dulu, penasaran klo di grepe ama si joko hahai .... konsepnya sih julie merasa kasihan ama joko skip skip eh kena grepe si joko tapi julie membiarkan karena kasihan dan mau memberikan kenikmatan grepe tubuh cewek hahai
Ohhh.... Si joko ada sesuatu yang aneh, sesuai yang dibilang pak karto 😊😊
Suhu cerita di wattpad kapan update nih
Sudah Update hu... Baru aja
 
Page 14 & 16 nya dong suhu msih hilang...pnsaran sma critanya jdi kyak ada yg kurang rsanya untk lnjut bca( ktingalan huu bru tau ada crita bgus gni).
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd