Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Petualangan Udin

BAB 23



Pagi hari sebelum matahari terbit di pedepokan Bintang Laut.

Di salah satu kamar tidur yang di tempati Udin,Nampak Cempaka terbangun duluan.

"Hoooaaamm.......

Cempaka duduk lalu menoleh ke arah samping.

Udin masih tertidur.

"Jak.....Banguunn...." ucap Cempaka.

Cempaka mengoyangkan lengan Udin.

"Masih ngantuk Bi..." ucap Udin masih memejamkan matanya.

Kuuk..Kuu.***yyuuuukkk.... Suara ayam jantan berkokok.

"Masa kalah sama ayam kamu Jak...

"Ayoo banguuunn" ucap Cempaka.

Kuuk...Kuuuu..***uuyuuuuuuk..... Suara ayam jantan lainnya menyahuti.

Udin membuka matanya..

"Iya Bi...." ucap Udin.

Udin kemudian duduk.

"Ayoo kita ke sungai Jak..." ucap Cempaka.

" Ngapain ke sungai Bi...? ucap Udin.

"Main Congkak..." ucap Cempaka.

"Ayooo..." ucap Udin.

"Ya mandi atuh Jak...." ucap Cempaka.

"Ooo...Mandi ta Bi..." ucap Udin.

Udin dan Cempaka kemudian turun dari tempat tidur lalu Udin di gendong oleh cempaka kemudian berjalan menuju sungai.

Udin mendengar suara para penghuni pedepokan ada yang sudah terbangun.

Lalu mereka berpaspasan dengan Wati dan Wulan.

"Guru mau kemana?"ucap Wulan.

"Mau ke sungai..." ucap Cempaka.

"Ikuuuttt......" ucap Wati dan Wulan serempak.

Mereka masuk ke dalam kamar untuk mengambil pakaian Ganti. Cempaka menunggu di depan pintu kamar mereka.

Selang 1 dupa setengah,Mereka sudah tiba di pinggiran Sungai.

Matahari perlahan menampakkan sinarnya.Udin turun dari gendongan Cempaka.Awalnya hanya mereka berempat,tak lama kemudian datang lagi lainnya ke sungai.

Udin melepas bajunya,lalu mengeluarkan isi dalam kantongnya,setelah itu memasukkan dalam cincin ruangnya.Untungnya tak ada yang melihat Udin memasukkan barangnya dalam cincin tersebut.Lalu Udin mengeluarkan botol sampo dan sabun mandi.

Para wanita melepaskan pakaiannya.Mereka tidak malu memperlihatkan tubuhnya di depan Udin karena tahu Udin tak dapat melihat dan juga masih anak keciil

Udin kemudian berjalan sambil mengehentakkan tongkatnya menuju air sungai.

Wulan melihat Udin memegang botol sampo lalu mendekat.

"Jaka...Apa yang kamu pegang itu..?" ucap Wulan.

"Shampo Mbak...Mbak Wulan mau?" ucap Udin.

"Shampo...!??? Shampo itu apa Jak?" ucap Wulan.

"Buat mencuci rambut..." ucap Udin.

"Mencuci rambut...??" ucap Wulan bingung.

"Rambut mbak Wulan sudah basah apa belum?" ucap Udin.

"Basah Jak...Tadi habis aku basahin.." ucap Wulan.

"Sini mbak kedua tangannya...Udin kasih shampo" ucap Udin.

Wulan menyodorkan tangannya. Udin membuka tutup botol shampo.

Tak..

Lalu Udin memegang tangan Wulan,Setelah itu menunangkan shampo ke telapak tangan.

Tercium aroma wangi pada shampo tersebut.

"Usapkan tangan mbak lalu ratakan di rambut mbak..." ucap Udin.

Wulan mengikuti arahan Udin.

"Wangiii Jak....

"EH....!!!?? Kok ada buihnya jaka...." ucap Wulan terkejut.

"Ya memang begitu...Jangan sampai kena mata,kalau kena cukup bilas aja mbak.." ucap Udin.

Nampak para wanita mencium aroma wangi,lalu mencari sumber wangi tersebut temasuk Cempaka.

"Wulaaan.... " ucap Cempaka.

"Ya Guruu..." ucap Wulan.

"Itu kepalamu kenapa berbuih...Terus kok wangi..?" ucap Cempaka.

"Aku di kasih Shampo sama Jaka guru..." ucap Wulan.

Mereka yang mendengar percakapan tersebut lantas mendatangi Udin.

"Jakaaa....Minta dong...

"Iya Jakaa... Kami ingin seperti Wulan...

"Jaka ganteng deh....

"Kemarikan tangan Mbak dan Bibi ... Satu persatu ya..." ucap Udin.

Mereka menyodorkan tangannya ke Udin satu persatu. Setelah dapat mereka mengusap sahmpo itu di kepala.

"Jaka...Kamu beli shampo ini dari mana?" ucap Cempaka.

"Di kasih Bi....Sama teman Jaka..Kalau rambutnya Bibi sudah di beri sampo,Segera bilas pakai air ya Bi.. ." ucap Udin.

Nampak para wanita menyukai aroma wangi pada shampo tersebut.

Nampak ada yang baru datang kesungai,Lalu keheranan melihat teman - temannya terdapat buih di rambut.

"Citraa... Mengapa rambutmu ada buihnya? Wangi lagi.." ucap Wanita yang baru datang.

"Aku di kasih shampo sama Jaka Yatmii.. " ucap Citra.

"Shampo..... ??

"Apaan tuh shampo Cit...?" ucap Yatmi.

"Ini yang ada di kepalaku... Wangi tau shamponya.. " ucap Citra.

Yatmi mendekati Citra. Tercium aroma wangi yang terbawa angin saat jarak dia 2 meter saja.

"Iyaa... Wangii...." ucap yatmi.

Lalu Yatmi melihat ke arah Jaka.

Nampak Udin Menggosok badannya di dekat batu besar.

Yatmi mendekati Udin .

"Jakaa...." ucap Yatmi ketika berada di dekat Udin.

Udin menghentikan aktifitasnya.

"Ya mbak...Ada apa?" ucap Udin.

"Minta Shamponya doong..." ucap Yatmi.

"Boleh... Tapi basahi dulu rambut mbak... Baru bisa pakai shampi ini." ucap Udin.

Yatmi melepas pakaian di depan Jaka,setelah itu menaruh pakaian di batu besar dekat Jaka,
Yatmi membasahi rambutnya.

Jarak antara Udin dan Yatmi hnya 30 cm saja.

"Mana Jak shamponya..." ucap Yatmi.

Udin menggerakkan tangannya untuk mencari Shampo yang ia taruh di batu besar,tanpa sengaja sikutnya menyenggol payudara Yatmi.

"Maaf mbaakk...***k sengaja..," ucap Udin.

"Iya... Mana Jak " ucap Yatmi.

Jaka meraba - raba batu besar,ia menemukan botol shampo tersebut.

"Ternyata dia buta beneran...Kirain bohongan..." ucap Yatmi dalam hati ketika melihat kedua mata Udin memutih.

"Yang satunya itu apa Jaka?" ucap Yatmi melihat benda asing di batu.

"Itu sabun Mbaak.." ucap Udin.

"Sabun...??" ucap Yatmi bingung.

"Sabun untuk membersihkan badan,yang Jaka pegang ini shampo,buat bersihkan rambut..." ucap Udin.

"Ooo...Begitu..." ucap Yatmi.

"Mana tangan mbaak..." ucap Udin.

"Ini Jak.." ucap Yatmi sambil menyodorkan tangannya.

Udin meraba,lalu menemukan telapak tangan Yatmi,kemudian menuangkan shamponya.

"Usap sebentar dengan kedua telapak tangan Mbak,lalu usapkan kerambut.." ucap Udin.

Yatmi melakukan apa yang di suruh oleh Udin.

Tak lama kemudian rambut Yatmi berbusa.

"Jak...Boleh minta sabun mandinya?" ucap Yatmi.

"Boleh...Ambil saja Mbak..." ucap Udin.

Yatmi mengambil sendiri sabun botol tersebut,lalu mengusap - ngusap ke badannya.

Nampak semua mata wanita yangvada di sungai tertuju ke Yatmi.

Cempaka lantas mengampiri Yatmi.

"Yatmi...Kenapa Shampo kamu pakai di badanmu?" ucap Cempaka.

"Ini sabun mandi Guru,kalau Shampo dah saya pakai di rambut ...." ucap Yatmi.

"Sabun mandi...???" ucap Cempaka berkata pelan.

Wati mendekati Jaka yang sedang mengosok - gosokan badannya.

"Jaka...Boleh minta sabun mandinya?" ucap Wati.

"Ambil saja mbak..." ucap Udin.

Para wanita yang ada di sungai mendatangi Udin.

"Jakaa.....Aku minta juga ya...

"Boleh aku minta juga gak jakaa...

"Iyaa....Ambil saja Mbakk......." ucap Udin.

Udin tubuhnya di himpit para wanita untuk mengambil sabun mandi.

Tiba - tiba Umam menelepati Udin.

"Boss...." ucap Umam telepati

"Banyak orang Paman di sini Paman.." ucap Udin telepati.

Umam muncul tak terlihat oleh mereka yang berada di sungai.

"Woooww.....Amaziiiiiiing..." ucap Umam dalam hati.

Para Wanita menyingkir dari Udin setelah mendapat sabun mandi.Namun adapula yang berada di samping Udin.

"Jaka....Gosokin punggungku dong..." ucap Sari.

"Iyaa.... " ucap Udin.

Udin meraba - raba ke suara Sari. Sari belum membalikkan tubuhnya.

"Mbak Sari...Ini punggung mbak apa bukan seh.." ucap Udin heran ketika menyentuh gunung kembar Sari sambil mengerakkan tangannya.

"Bukan Jakaa...Bentar Jak.." ucap Sari.

Sari memutar tubuhnya

Udin mengosok - gosokan tangannya di punggung Sari yang terdapat sabun mandi.

"Bos...Aku ikutan gabung boleh apa enggak?" ucap Umam telepati.

"Paman loh bukan Wanita,nanti mereka kabur lagi ketika melihat paman."ucap Udin telepati.

"Iya juga seh Jak...." ucap Umam telapati.

Selang 2 dupa kemudian mereka selesai mandi.

Jaka Berjalan ke tepi sungai sejauh 3 tombak,Lalu mengeluarkan bajunya.

"Waaaahh.... Badan dan rambutku menjadi wangii meskipun tak mengunakan rempah...

"Iya....Rambutku menjadi lembut..

"Kira - kira Jaka punya lagi gak ya....

Cempaka mengambil botol sampo dan sabun yang tergeletak di atas batu besar.

"Ini belinya di mana ya... ?

"Selama aku berkelana mencari cucu ketua,tak pernah menemukan benda seperti ini.." ucap Cempaka dalam hati.

Udin mendengar suara langkah kaki dan percapakan. ,suara itu terdengar di seberang sungai yang jaraknya 100 tombak.

"Bibi....Ada yang mau kesini...." ucap Udin berkata agak nyaring.

"EH.....!!!??? Semua wanita yang ada di sungai cepat - cepat menepi ke sungai,lalu memakai pakaiannya.

"Siapa yang mau kesini Jaka...?" ucap Sari sambil memakai pakaiannya.

"Jaka Gak tahu....Jumlahnya sekitar 4 orang." ucap Udin.

Cempaka mendekati Udin lalu menggendongnya.

"Ayoo kita tinggalkan sungai ini...," ucap Cempaka.

"Anehh... Biasanya jarang sekali ada yang kesni..

"Iya... Apa jangan - jangan itu prajurit kerajaan awan...

Udin yang mendengar celotehan para murid Bintang Laut lantas menelepati Umam.

"Paman Umam..." ucap Udin telepati.

"Iya Bos... Ono opo?" ucap Umam telepati.

"Tolong periksa orang - orang yang tadi mau kesungai itu ya paman" ucap Udin telepati.

"Siaap Bos...." ucap Umam telepati.

Umam kemudian melesat ke arah 4 orang yang mau menuju ke sungai.

Tak lama kemudian Udin dan yang lainnya sudah tiba di pedepokan. Lalu Udin di datangi oleh Puspita Diningrum.

"Oalah Cah bagus...cah bagus Dari tadi Eyang Putri mencarimu gak ketemu - ketemu... Gak tahunya awakmu melu adus nang kali to.." ucap Puspita Diningrum.

Udin turun dari gendongan Cempaka.

"Iya Eyang Putri.. Tadi Jaka di ajakin oleh Bibi..." ucap Udin.

"Ooo...Ngono to ...Ayoo sarapan,...Tadi eyang putri masakin kamu ikan bakar "ucap Puspita Diningrum.

Puspita Diningrum lantas menggandeng tangan Udin. Lalu mereka berjalan ke arah ruang makan.

"Asiiik......Ikan bakar..." ucap Udin.

Umam muncul di dekat Udin tanpa terlihat.

"Bos...Mereka dari kerajaan Awan jumlahnya ada 6 orang.." ucap Umam telepati.

"6 orang...?? Bukan 4 kah paman?" ucap Udin telepati.

"6 Bos...4 orang berjalan kaki,2 orang memakai jurus peringan tubuh,mereka naik di pohon." ucap Umam telepati.

"Matur suwun infonya Paman.." ucap Udin telepati

"Sama - sama Bos..." ucap Umam telepati.

"Eyang putri...." ucap Udin.

"Ya Jaka... Ono opo?" ucap Puspita Diningrum.

"Kemana orang yang di tangkap itu eyang.." ucap Udin.

"Sudah di serah pada Gusti prabu Bayu Lesmana cah bagus..." ucap Puspita Diningrum.

"Jika ada lagi yang ke sini,bagaimana Eyang..." ucap Udin.

"Gusti Prabu gak bakal tinggal diam... Mereka akan menangkapnya.." ucap Puspita Diningrum.

Udin berhenti melangkahkan kakinya.

"Eyang... Tadi Jaka di beritahu oleh teman Jaka lewat telepati,Bahwa ada 6 orang dari kerajaan Awan menuju kemari.." ucap Udin.

"Seriuss Jaka....!!!?? " ucap Puspita Diningrum terkejut dan tak percaya.

"Iya Eyang... Jaka serius.. Informasinya yang di berikan pada temanku sangat akurat." ucap Udin.

"Di mana temanmu itu Jaka..." ucap Puspita Diningrum.

"Ada di luar Eyang... Boleh kah teman Jaka kesini?" ucap Udin.

"Teman Jaka itu Wanita atau pria? dan namanya siapa?" ucap Puspita Diningrum.

"Namanya Umam Eyang..Dia pria...

"Dia yang selama ini menjaga Udin ketika berpetualang..Boleh ya Eyang..." ucap Udin.

"Hem...Eyang Putri gak bisa memutuskan... Keputusan ada di tangan Eyang Kakungmu Jaka..." ucap Puspita Diningrum.

Udin berjalan lagi ke arah ruang makan.

Tak lama kemudian mereka sampai di ruang makan. Nampak Arya Sentanu duduk di kursi meja makan.

Puspita Diningrum mendekati Arya Sentanu,lalu menceritakan apa yang di ucapkan oleh Udin tadi.

"Jaka...." ucap Arya Sentanu.

"Dalem Eyang Kakung..." ucap Udin.

"Eyang mengijinkan temanmu di sini,dengan catatan dia tidak berbuat hal tak senonoh di sini " ucap Arya Sentanu.

"Terima kasih Eyang kakung.." ucap Udin.

"Paman Umam..." ucap Udin telepati.

"Aku di sampingmu Bos.." ucap Umam.

"Paman boleh muncul,tapi jangan muncul tiba - tiba ya.." ucap Udin telepati.

"Siaap Bos...." ucap Umam telepati.

Umam lalu menghilang.

"Sama itu Eyang Kakung.." ucap Udin.

"Sama apa lagi Cah Baguss.." ucap Puspita Diningrum.

"Bibi Cempaka jangan di suruh mencari Cucu Eyang...Bilang aja kalau Eyang sudah mengikhlaskan Cucu Eyang.." ucap Udin.

"Hem....Baiklah... Nanti Eyang Kakung akan memberi tahu pada Bibimu itu.." ucap Arya Sentanu.

---***---

Umam Kemudian muncul di luar pedepokan,ia menampilkan wujudnya lalu merubah penampilannya. Kemudian ia berjalan ke gerbang Pedepokan.

Nampak 2 orang wanita sedang berjaga di depan pintu gerbang.Wanita itu melihat seorang pria berjalan ke arah pedepokannya,

"Permisi..." ucap Umam.

"Iya... Anda siapa?" ucap salah satu wanita penjaga A

"Namaku Umam.. Aku adalah teman Jaka. Aku kesini di suruh datang oleh Jaka.." ucap Umam.

"Tunggu sebentar... Kami akan memberi tahukan pada Ketua.." ucap salah satu penjaga A

"Dina...Kamu jaga sini..Aku akan melaporkan pada Ketua."ucap penjaga A

"Iya...." ucap Dina.

Lalu teman Dina tadi masuk kedalam.

Selang 1 dupa kemudian teman Dina kembali bersama Cempaka.

"Silahkan masuk Tuan...Anda di tunggu oleh ketua.." ucap Cempaka.

"Terima kasih .." ucap Umam.

Umam dan Cempaka berjalan kedalam pedepokan Bintang Laut.

----***---

Di ruang makan.

Udin bersama Puspita Diningrum.Arya Sentanu sudah selesai makan lalu keluar dari ruang makan menuju balai pertemuan.

"Jaka...." ucap Puspita Diningrum.

"Dalem Eyang putri.." ucap Udin.

Puspita Diningrum mengeluarkan kotak kecil yang berisi kalung miliknya lalu menaruh di telapak tangan Udin.

"Ini Kalung milikku... Sekarang menjadi milikmu Jaka..." ucap Puspita Diningrum.

"Jaka sudah punya kalung Eyang..." ucap Udin hendak menolaknya

"Simpan saja... Gak boleh nolak.." ucap Puspita Diningrum.

"Baik Eyang..." ucap Udin.

"Jaga baik - baik kalung ini. Eyang putri mau kebelakang dulu.." ucap Puspita Diningrum.

"Injih Eyang putri.." ucap Udin.

Puspita Diningrum lantas meninggalkan Udin sendirian di ruang makan.

"Hem....Enaknya kemana ya...?" ucap Udin dalam hati sambil berpikir.

"Ke dunia cincin sajalah.." ucap Udin.

Udin kemudian masuk dalam dunia cincin.

---***---

Dunia Cincin.

Udin muncul di gazebo. Lalu Udin mengambil Walkmannya lalu mencari pesan suara.ketika Ketemu,Udin mendengarkan lagi pesan suara tersebut.

"Ini yang aku lupa,jika aku biaa mengatur waktunya." ucap Udin.

Udin kemudian memengatur waktunya,agar tak terulang lagi kejadian waktu ia pingsan. Lalu Udin duduk di kursi.

Luciefer keluar dari tubuh Udin.

Udin meraba - raba kotak itu lalu membukanya.

Nampak kalung yang sama bentuknya seperti yang di pakai Udin. Bedanya yang di kotak bertalikan Emas,sedangkan milik Udin bertalikan kain bewarna hitam.

Udin melepas kalung yang ia pakai.

"Bagian ini sama - sama rata,apakah batu ini dulunya 1 biji lalu di belah atau memang pasangannya.?"...

Udin kemudian menempelkan kedua cincin tersebut.

Kedua batu itu menyatu,Udin hendak melepaskan namun tak bisa,seperti terkena lem.

"Mengapa tak bisa di lepas....!!??

Udin nampak terkejut dan panik.takut kena marah oleh eyang putrinya.

Tiba - tiba muncul cahaya di dalam batu itu.

"Boss.... Kalungmu muncul sebuah cahaya" ucap Luciefer.

"Cahaya apa Paman..." ucap Udin .

"Cahaya bewarna Biru,putih Boss.."ucap Luciefer.

Cahaya di batu itu keluar lalu melesat ke muka Udin,lalu masuk.

"AAAAAAAAAAAAA..........." teriak Udin kesakitan ketika cahaya itu masuk.

"PAAAMAAAAAN......MATAKUUUU......

"SAKIIIIIIIITTTT........"Teriak Udin.

Tubuh Udin nampak di selimuti cahaya Biru dan putih di sertai energi petir. Energi luciefer yang sebelumnya masuk dalam tubuh Udin Nampak keluar dari tubuh Udin.

Luciefer melihat tuannya kesakitan nampak panik. Ia mendekat lalu mengarahkan kedua telapak tangannya di muka Udin mencoba membantu Udin dengan kekuatannya.

Luciefer terpental kebelakang ketika mengeluarkan energi nya

"Siaall..... Aku malah terpental..." ucap Luciefer.

Udin tak kuat menahan rasa sakit lalu pingsan.

Lucifer mendekati Udin untuk memeriksa keadaannya,lalu ia kembali terpental.

"Juaangkreekkk....

"Kenapa tadi aku bisa terpental ya....

Luciefer nampak kebingungan.ia mencoba mendekati Udin lagi. Luciefer tak berani menyentuh Udin,ia memperhatikannya saja.

"Hemm....Tertidur...

Nampak Cahaya yang menyelimuti Udin perlahan memudar lalu hilang.

Luciefer mencoba menyentuh Udin.Ia tak terpental.

"Tadi itu cahaya apa ya....

"Tau ahh....Mending aku taruh Bos ke kamar saja...

Luciefer mengangkat tubuh Udin,lalu ia melesat ke istana.

----***---

Di Ruang Balai pertemuan.

Nampak Arya Sentanu menunggu Umam.

Tak lama kemudian Umam datang bersama Cempaka.

"Selamat datang teman cucuku.." ucap Arya Sentanu.

"Salam Hormat Tuan Arya Sentanu " ucap Umam sambil memberi hormat.

Cempaka hendak meninggalkan mereka.

"Cempaka... Di sini saja dulu. aku mau bicara" ucap Arya Sentanu.

"Baik ketua" ucap Cempaka.

Arya Sentanu dan Umam bersalaman. Lalu Arya Sentanu memeluk Umam.

"Terima kasih Tuan pendekar telah menjaga cucuku.." ucap Arya Sentanu sambil berbisik.

"Jaka sudah aku anggap anak sendiri..Jadi wajar saja saya menjaganya" ucap Umam sambil berbisik.

Arya Sentanu melepaskan pelukannya.

"Silahkan duduk tuan Umam..." ucap Arya Sentanu.

"Terima kasih..Panggil Umam saja Tuan..." ucap Umam.

Mereka pun duduk di kursi.

"Cempaka...Mulai hari ini,kamu aku bebas tugaskan mencari cucuku.." ucap Arya Sentanu.
 
Bab 24



"Siap Ketua.. Tapi maaf...kalau boleh saya tahu,Alasannya itu apa ketua menghentikan pencarian ini ?" ucap Cempaka heran.

"Kami sudah ikhlas,mungkin cucuku sudah tiada,dan aku sudah mendapat pengganti cucuku yang hilang itu...

Arya Sentanu menoleh ke arah Umam.

"Umam...Apakah kamu bisa menangkap ke 6 penyusup itu?" ucap Arya Sentanu.

"Ganteng juga temannya Jaka ini... Kira - kira dia sudah berkeluarga apa belum ya.." ucap Cempaka dalam hati.

"Bisa Tuan..." ucap Umam.

"Tangkap mereka...Bawa kesini..." ucap Arya Sentanu.

"Siaap laksanakan..." ucap Umam tegas.

Umam langsung melesat ke luar.

"EH.....!!!??? Arya Sentanu dan Cempaka terkejut,sebab gerakan Umam sangatlah cepat.

Baru 4 tarikan Nafas,Umam sudah muncul di depan Arya Sentanu dan Cempaka sambil membawa 6 orang prajurit kerajaan Awan yang di ikat,tangan kanan mengangkat 3 orang, tangam kiri mengangkat 3 orang,mulutnya di tempel lakban.

Gubraakkk...... Arya Sentanu dan Cempaka terjatuh dari kursinya karena terkejut Umam datang tiba - tiba sambil membawa 6 orang terikat.

Bruuukk.... Umam menjatuhkan ke 6 orang tersebut.

"Sungguh sakti ternyata teman cucuku ini..." ucap Arya sentanu dalam hati.

"Ba...Ba...Bagaimana dia bisa secepat itu..." ucap Cempaka dalam hati.

"Ini penyusupnya Tuan...Mau kita bunuh atau kita bakar saja..." ucap Umam.

"Jangan....Kita serahkan pada Gusti Prabu Bayu Lesmana saja." ucap Arya Sentanu.

"Baiklah.... Aku akan mengirimnya ke ....Siapa tadi Tuan...?"ucap Umam.

"Prabu Gusti Bayu Lesmana..." ucap Arya Sentanu.

"Bentar..." ucap Umam.

Nampak mata Umam membiru.

"EH.....!!!??? Arya Sentanu dan Cempaka terkejut saat melihat mata Umam.

Lalu tiba - tiba ke 6 penyup itu hilang dari ruangan tersebut.

"Kemana penyusup itu " ucap Cempaka.

"Sudah aku kirim ke Gusti Prabu Bayu Lesmana.." ucap Umam.

Arya Sentanu mencari - cari ke 6 penyusup tadi.

"Seriusss???" ucap Cempaka tak percaya.

"Kalau gak percaya,ayo kita kesana..." ucap Umam.

Umam,Arya Sentanu dan Cempaka menghilang dari ruang balai pertemuan.

----***----

Ruang Singgasana kerajaan Bulan.

Nampak Gusti Prabu Bayu Lesmana sedang menerima laporan dari bawahannya.

Tiba - tiba muncul 6 orang di depannya dalam keadaan terikat.

Seluruh orang yang hadir di situ terkejut,bahkan ke 6 orang yang terikat juga terkejut.

Prajurit yang ada di situ mengelilingi ke 6 orang tersebut sambil mengarahkan pedang dan tombak.

"Siapa Kaliaan....." ucap Gusti Prabu Bayu Lesmana.

Hemph....Hemmphhh.....Hempphh.. Mereka tak bisa bicara karena mulutnya di lakban.

"Senopati Arkha.... Siapa ke 6 orang ini" ucap Gusti Prabu Bayu Lesmana.

"Nyuwun sewu Gusti Prabu.. Hamba tidak tahu.." ucap Senopati Arkha.

Tak lama kemudian Muncul Umam,arya Sentanu dan Cempaka di samping Raja Bulan.

"EH.......!!!??? Mereka terkejut.salah satunya Arya Sentanu.

Arya Sentanu menoleh ke kanan,ia melihat Raja Bulan,lalu memberi Hormat begitu pula Cempaka.

"Salam hormat Gusti Prabu...." ucap Arya Sentanu dan Cempaka.

"Kakek Arya Sentanu...Kau kah Itu..?" ucap Gusti Prabu Bayu Lesmana.

"Dalem...Injih..Niki kulo Arya Sentanu." ucap Arya Sentanu.

Bila Bayu Lesmana tak memakai mahkota,Arya Sentanu memanggil hanya namanya saja,tapi bila memakai Mahkota maka dirinya memanggil Gusti Prabu.Sebab Ayah Bayu Lesmana berteman baik dengan Arya Sentanu.

"Kenapa kakek bisa tiba - tiba muncul di sini? lalu apakah ke 6 orang yang terikat ini adalah ulah kakek?" ucap Gusti Prabu Bayu Lesmana.

"Ampun Gusti Prabu.... Ini ulah temannya Cucu Saya Jaka..." ucap Arya Sentanu.

Umam diam saja ketika sudah tiba di ruangan itu.

"Teman Cucu Kakek? Apakah Cucu Kakek yang bernama Syaifudin sudah ketemu? Lalu di mana teman kakek itu?" ucap Gusti Prabu Bayu Lesmana.

"Hamba menemukan pengganti cucu saya yang hilang,Teman cucu saya juga ada di sini...

"Ini teman cucu saya..Namanya Umam Gusti.." ucap Arya Sentanu sambil menunjuk Umam memakai jari jempolnya,sebab Umam berada di sampingnya.

"Beri hormat pada Gusti Prabu...." ucap Senopati Arkha melihat Umam santai saja tak memberi hormat.

"Kalau aku tak mau...Kalian mau apa?" ucap Umam.

"Lancang sekali..." ucap Senopati emosi melihat Rajanya tak di hargai,lalu ia menarik pedangnya lalu menyerang Umam.

Baru jarak 1 meter,tubuh senopati Arkha terdiam tak bisa gerak karena Umam menahan memakai kekuatannya.

"Aku kesini hanya mengirimkan penyusup dari kerajaan Awan,lalu Eyangnya Jaka menyuruhku menangkap penyusup itu.Setelah aku tangkap,Lalu Eyangnya Jaka akan mengirim penyusup ini ke Gusti... Azzz lupa aku namanya.." ucap Umam.

"Gusti Prabu Bayu Lesmana" ucap Cempaka lirih.

"Nah itu... Ya aku kirim langsung saja... Kelamaan jika di antar pakai kuda." ucap Umam.

Gusti Prabu Bayu Lesmana kemudian bersujud kepada Umam.

"Nyuwun sewu Pendekar...Hamba tidak tahu menahu..Tolong maafkan Kami.." ucap Gusti Prabu Bayu Lesmana.Ia melakukan ini karena melihat kesaktian pada Pria yang berada di sampingnya itu,Dirinya tidak mampu melakukan hal yang serupa. Sebab jaraknya sangat jauh dari tempatnya berada.

Bawahannya Raja yang melihat Rajanya bersujud pada orang asing terkejut.

Lalu ikutaan bersujud.

"Maafkan Kami tuan pendekar..." ucap bawahan Raja.

"Iya aku maafkan....

"Ayoo eyangnya Jaka...Kita kembali..." ucap Umam.

Belum sempat Arya Sentanu bicara,dirinya sudah hilang.

Umam,Arya Sentanu dan Cempaka hilang di ruang singgasana Raja Bulan.

Senopati Arkha bisa bergerak lagi.

Bayu Lesmana terkejut saat bangkit dari sujudnya...Karena tak menemukan Keberadaan Umam dan yang lainnya.

"Untung aku cepat - cepat minta maaf,jika tidak bisa gawat... Aku saja berpindah tempat gak bisa secepat itu.." ucap Bayu Lesmana dalam Hati.

"Senopati Arkha...Buka yang menempel pada mulutnya itu.." ucap Bayu Lesmana.

"Sendiko dawuh Gusti Prabu..." Senopati Arkha.

----***----

Pedepokan Bintang Laut.

Ruang balai pertemuan.

Umam,Arya Sentanu dan Cempak muncul.

"Kembali ke....EH...!!!??? ucap Arya Sentanu lalu terkejut melihat dirinya telah kembali ke pedepokannya lagi.

Cempaka nampak Pucat,karena baru pertama kali mengalami seperti itu.

"Itu namanya Jurus teleportasi... Kalau kalian bisa menggunakan jurus ini,kalian bisa berpindah tempat sesuka kalian,Asal kalian sudah pernah mengunjungi atau pernah melihatnya.." ucap Umam.

Umam berkata seperti itu agar tidak di sebut hantu oleh Cempaka.

"Ooo....Jurus teleportasi..." ucap Arya Sentanu dan Cempaka.

---****---

Dunia Cincin.

Nampak Luciefer mengelap tubuh Udin.

Udin tak sadarkan diri selama 2 bulan lamanya.

Jari Udin tiba - tiba bergerak,lalu Udin membuka matanya.

Udin melihat bayangan kabur...Lama kelamaan menjadi terang dan jelas...Tapi kedua mata Udin tetap memutih.

"Aku bisa melihat...!!!." ucap Udin Kaget.

"EH....!!!?? Luciefer terkejut.

Udin kemudian duduk ,Lalu melihat di sekelilingnya,Ia melihat Luciefer dan suasana di dalam kamar tidur.

"Paman Lusi...?" ucap Udin.

"Luciefer Bos...." ucap Luciefer.

"Iya itu... Udin bisa melihat Paman...." ucap Udin. Nampak air mata keluar dari mata Udin.

"Seriuss Bos...Bos bisa melihat...!!??" ucap Luciefer tak percaya.

"Iyaaa Pamann...Aku Bisa melihat... Baju Paman bewarna Hitam kan.." ucap Udin sambil mengelap air matanya.

"Iya... EH....!!!?

Luciefer kemudian menunjukkan angka memakai kekuatannya,nampak Kabut hitam membentuk sebuah angka.

"Ini berapa Bos?" ucap Luciefer.

"7595 Paman...." ucap Udin.

"Iya benar...Bos bisa melihat..." ucap Luciefer.

Udin berdiri lalu melompat - lompat di kasur.

Tenaga dalam Udin semakin besar dari sebelumnya.

"Horeeee....Aku Bisa melihat....

"Pamaaan....Aku bisa lihat...

Udin melompat lalu turun di lantai,Ia berlarian mengellilingi kamarnya.

"Cihuuuyyyy........Yipi kaiye yihaaaa.....

Udin berhenti,Lalu melihat ke arah tempat tidurnya terdapat tongkat yang jaraknya 5 tombak. Lalu Udin mencoba mengambil tongkat itu memakai tenaga dalamnya.

Wuusshh.... Tongkat itu melesat ke arah Udin.

Tap...Udin menangkap Tongkatnya.

"Cihuuyyy....Berhasill...." ucap Udin.

Udin berjalan ke arah Luciefer sambil menghentakkan tongkatnya.

"Bos...Kalau dah bisa lihat,mengapa bos menghentakkan tongkat Bos..." ucap Luciefer heran.

"Oh iya....

Udin mencoba tak menghentakkan tongkatnya,namun tetap saja menghentakkan tongkatnya.

"Gak tahu Paman...Mungkin dah kebiasaan Udin.Ini dah Udin coba,tapi gak bisa." ucap Udin.

"Di simpan saja bos tongkatnya dalam cincin." ucap Luciefer.

"Hem....

Nampak Udin berpikir.

"Gak ah Paman... Udin lebih nyaman begini.." ucap Udin.

Luciefer mendekati Udin lalu menaruh telapak tangannya di depan muka Udin lalu menggerakkan ke atas ke bawah. Mata Udin tak berkedip.

"Paman gak percaya kalau Udin bisa melihat?" ucap Udin.

Luciefer menarik tangannya.

"Bukan gak percaya,tapi heran...Mata Bos tetap putih,tapi kok bisa melihat?" ucap Luciefer.

"Masa seh Paman...??" ucap Udin.

Udin melihat kaca cermin tak jauh darinya.

"Beneran Bos...Mata Bos tetap putih." ucap Luciefer.

Udin berjalan ke arah Kaca Cermin sambil menghentakkan tongkatnya.

Lalu Udin bercermin. Ia melihat pantulan dirinya di cermin tersebut.

"Iya Paman...Mataku tetap putih...

Nampak Udin terdiam.

"Tapi gak apa - apa Paman...Yang penting Udin bisa melihat" ucap Udin.

"Iya juga seh..." ucap Luciefer.

Udin kemudian berjalan ke arah pintu kamar tidur,Luciefer mengikuti Udin dari belakang.

Tak lama kemudian ia sampai di luar pintu kamar tidurnya.

"Waaahh....Luaas sekali Paman istana Ini...." ucap Udin.

"Ya memang luas Bos..." ucap Luciefer.

"Oh iya Paman....Udin gak sadarkan diri berapa lama?" ucap Udin.

"2 bulan Bos..." ucap Luciefer.

"Ooo... 2 bulan...

"EH.....!!! Serius paman Udin gak sadar selama 2 bulan?" ucap Udin.

"Iya Bos...Aku serius..." ucap Luciefer.

"Kalungku mana Paman?" ucap Udin tersadar jika kalungnya di lepas sebelum ia tak sadarkan diri.

"Ada di leher Boss..." ucap Luciefer.

Udin memeriksa lehernya,lalu mengluarkan kalung di balik kaosnya.

Nampak kalung emas lalu ada batu Liontin.

"Kemana tali satunya ya..." ucap Udin.

"Talinya aku buang Bos..." ucap Luciefer.

"Kenapa di buang paman..." ucap Udin.

"Rapuh setelah cahaya itu keluar Boss.." ucap Luciefer.

"Ooo... begitu..... Ya udah...

"Paman di sini atau ikut keluar?" ucap Udin.

"Ikut Bos...Kesepian kalau aku di sini sendirian" ucap Luciefer.

Luciefer kemudian berubah menjadi kabut hitam lalu masuk dalam tubuh Udin.

"Ooo...Begitu ta Paman Lusi masuk dalam tubuhku.." ucap Udin dalam hati.

Udin kemudian keluar dari dunia Cincin.

----***----

Ruang makan keluarga.

Udin muncul di samping meja makan.

Udin berjalan keluar ruangan itu sambil menghentakkan tongkatnya.

Tak lama kemudian,Udin sampai di halaman pedepokan. Matahari belum berada di atas kepala.Nampak para murid pedepokan melakukan aktifitasnya,ada yang berlatih jurus,ada yang latih tanding,ada pula yang mengobrol.

Udin melihat salah satu Wanita yang wajahnya terdapat coretan.

" Ooo...Itu yang bernama Sinta.."

Udin melihat seorang Pria dewasa berjalan bersama wanita dewasa.

"Dia siapa ya?..

"Hem..... Biarin sajalah... Toh bukan urusanku. " ucap Udin dalam hati.

Sari mendekati Udin.

"Jaka...." ucap Sari.

Udin menoleh ke Sari.

"Dalem..." ucap Udin.

" Kamu masih ada kelebihan shampo dan sabun gak..Kalau punya,minta nah.." ucap Sari.

"Hem....Ada...Tapi besok ya mbak..Soalnya Temanku bilang besok barangnya baru ada.." ucap Udin alasan.

"Ooo...Begitu...Oke deh..." ucap Sari.

Emmuacchh....Emmmuaachhh.... Sari mencium pipi kanan dan kiri Udin.

"Makasih ya Jaka..." ucap Sari.

"Ya sama - sama mbak..." ucap Udin.

"Berarti tadi aku berhasil mengatur waktunya" ucap Udin dalam hati.

Udin berjalan ke arah kamar tidur melalui ingatannya.

"Hem...Setelah ini aku belok kanan...Lalu lurus.." ucap Udin dalam hati berjalan sambil menghentakkan tongkatnya.

Tak lama kemudian Udin berada di depan pintu kamarnya.

"Ini kamar yang aku tempati..." ucap Udin dalam hati.

Udin membuka pintu kamarnya.

Kriiieeett..... Suara pintu terbuka.

Lalu Udin berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Ia melihat ada tumpukan pakaian di atas tempat tidur.

"Pakaiannya siapa ini ya...

Udin mengambil lalu meraba - raba pakaian tersebut.

"Masa seh ini bajuku..... Tapi aku gak punya baju sebagus ini....ucap Udin dalam hati.

Sebab Udin ketika meraba - rana pakaian tersebut,nampak berberda,kainnya terbuat dari kain yang bagus,sedangkan pakaian yang biasa Udin pakai bahannya agak kasar.

Udin meletakkan kembali pakaian tersebut.
Udin mendengar langkah kaki. Langkah kaki itu semakin mendekat ke kamarnya. Tak lama kemudian Puspita Diningrum muncul di balik pintu.

"Siapa wanita tua ini..."ucap Udin dalam hati melihat seorang Wanita tua yang muncul dan masuk ke dalam kamarnya.

"Gimana Cucuku cah baguss...Apakah kamu sudah mencoba bajunya..." ucap Puspita Diningrum.

"Ooo...Eyang putri too.." ucap Udin dalam hati.

"Bagus Eyang putri..." ucap Udin.

"Pakailah....Eyang sengaja membelikanmu baju baru.." ucap Puspita Diningrum.

"Baik Eyang...

"Eyang jangan mengintip...." ucap Udin.

"Oalah Jak...Jaka... Eyang putri gak bakalan tertarik sama burungmu.." ucap Puspita Diningrum.

Udin kemudian mengambil pakaian tersebut,lalu melepaskan pakaiannya.

"Jaka....Kenapa kalungnya jadi besar gitu?" ucap Puspita Diningrum heran ketika melihat kalung yang di pakai berbeda dari sebelumnya.

"Batunya nempel Eyang..***k bisa di lepas..." ucap Udin sambil memakai pakaiannya.

Puspita Diningrum lantas mendekati Udin,Lalu memegang batu Liontin.

"Kok bisa menempel begini ya..." ucap Puspita Diningrum heran.

"Jaka juga Gak tahu Eyang...Jaka mencoba tuk lepasin gak bisa - bisa.." ucap Udin.

Tak lama kemudian Udin selesai memakai pakaiannya.

"Tambah genteng Cucu Eyang putri.." ucap Puspita Diningrum

"Ya jelas dong Eyang... Kalau Cantik berarti bukan cucu Eyang putri." ucap Udin.

"Kok gitu...." ucap Puspita Diningrum.

"Kan Jaka Pria Eyang putri.... Masa pria di katakan cantik...Jaka Jadi wanita dong" ucap Udin.

"Ha....Ha...Ha...Ha...Ha...Kamu bisa saja Jaka..Jaka....." ucap Puspita Diningrum lalu ia mencium ke dua pipi Udin.

Emmuaachh...Emmuaaah....

" Eyang mau mengawasi para Murid di sini. Jaka mau ikut?" ucap Puspita Diningrum.

"Hem.... Ikut Eyang..." ucap Udin.

Puspita Diningrum lalu memegang tangan kiri Udin,Lalu mereka berjalan keluar kamar.

Tak lama kemudian,mereka berada di dekat murid - murid yang berlatih tanding menggunakan pedang.

"Hiyaat.... Trangg...Trang...Trang....

"Salam Hormat Nyonya Ketua..." ucap Wanita Dewasa.

"Bagaimana perkembangan mereka Wina.." ucap Puspita Diningrum.

"Mereka berkembang pesat Nyonya..." ucap Wina.

Udin memperhatikan Murid yang sedang berlatih tanding,Udin menghapalkan gerakan tersebut. Karena gerakan mereka berbeda dari yang Udin pelajari.
Salah satu murid terpental terkena jurus lawan tandingnya,Udin reflek melesat untuk menangkap murid yang terpental tersebut.

Tap...Udin berhasil menangkapnya. Udin turun perlahan memakai tenaga dalamnya.

Nampak para Murid dan guru menjatuhkan rahangya ke bawah,Sebab Udin bisa melakukan hal yang susah bagi mereka.

"Terima kasih jaka..." ucap Wanita yang di tangkap oleh Udin.

"Iya mbak...

"Jaka boleh ikutan apa enggak?." ucap Udin.

Wina menoleh ke arah Puspita Diningrum. Puspita Diningrum menganggukakn kepalanya.

"Boleh....

"Lastri....Coba kamu hadapi Udin...Tapi jangan serius .." ucap Wina.

"Baik guru..." ucap Lastri.

Lastri berjalan ke arah Udin lalu berhenti sekitar 2 tombak sambil memegang tombak.

Udin diam saja tak bergerak.

Lastri kemudian melesat ke arah Udin,ia mengayunka tombaknya ke samping kanan Udin.

Udin menangkap Tombak itu lalu melayangkan tongkatnya ke bokong Lastri.

Pok....Pok...Pok...

"Aw....aww....Awww.......Lastri mengaduh kesakitan. Ia merasakan bokongnya panas terkena pukulan tongkat Udin.

Udin melepaskan tombak yang ia pegang.

Lastri mundur 1 tombak,lalu mengusap - ngusap bokongnya.

"Yang serius mbak... Kalau gak serius maka pukulanku makin panas nanti." ucap Udin.

"Baiklah jika kamu minta serius Jaka...." ucap Lastri.

Kini Lastri serius melawan Udin. Lastri melesat sambil mengarahkan mata tombak ke Udin.

Udin menghindar ke samping kanan,Lastri memutar arah tombak ke kiri.

Tak...Suara tombak dan tongkat berbenturan.

Lastri mengunakan kakinya menendang Udin di sertai tenaga dalam.

Udin menahan kaki Lastri menggunakan tangan kirinya.

Nampak para murid yang melihat Lastri latih tanding dengan Jaka mendekat.

Lastri menarik tombak tombaknya,lalu mengayunkan tombaknya ke arah dada Udin.

Udin menghidar kesamping.

Berulang kali Lastri mengarahkan tombak itu ke dada Udin,Udin berhasil menghindarinya.

Ketika Udin menghidar,Udin dengan cepat menangkap lalu menarik tombak itu,Lastri terdorong ke depan.Udin mengacungkan tongkatnya ke atas sambil mengangkat kaki kanannya,

Bughh....kaki Udin menahan tubuh Lastri,Tongkatnya hampir menyentuh leher Lastri.

"Cukuup....." ucap Wina.

Udin menurunkan kakinya dan tongkatnya.

"Prook....Prookk.... Prookk...Prookk....

Suara tepukan tangan yang melihat aksi mereka.

"Jaka ingin melawan Bibi Wina..." ucap Udin.

"Baiklah... Bibi akan meladenimu.." ucap Wina.

Lastri menyingkir.Wina berjalan lalu berhenti 2 tombak di depan Udin.

Wina memegang sebuah pedang. Tiba - tiba Udin langsung melesat ke arahnya,Wina terkejut,ia reflek menghindar.Wina melayang pedangnya....
 
BAB 25



Wina melayangkan pedangnya ke arah leher Udin.,Udin menunduk,Sambil mengayunkan tongkatnya Ke kaki Wina.

Udin hanya menggunakan 20% tenaga dalamnya.

Wina melompat sambil mengayunkan pedangnya secara vertikal.

Udin menghindar menggulingkan badannya kesamping kiri lalu berdiri

Taak..... Pedang Wina mengenai tanah.

Semua mata yang melihat latih tanding tersebut jantungnya berdebar - debar,sebab yang menjadi lawan Udin latih tanding adalah guru Wina yang ahli pedang dan hapal semua jurus di pedepokan Bintang Laut

Wina melesat sambil mengayunkan pedangnya di sertai tenaga dalam.

Udin menahan pedang Wina memakai tongkatnya memakai tenaga dalam.

Penonton termundur satu langkah terkena hempasan energi tenaga dalam kecuali Puspita Diningrum.

Traanggg....Trangg...Traangg...Traang....

"Sial...Mengapa tanganku kesemutan begini ketika pedangku berbenturan pada tongkatnya.." ucap Wina dalam hati sambil melayangkan serangan ke Udin.

"Jurus tongkat Pemecah badai langkah pertama " ucap Udin dalam hati.

Udin menggerakkan badannya menyerang Wina.

Trang...Trang...Traang....Traang....bunyi pedang dan tongkat berbenturan.

Wina melompat ke atas sambil menggunakan jurus peringan tubuhnya. Udin ikut melesat ke atas.

Trang.....

Udin menendang ke arah Wina,Wina menghindar. tendangan energi tenaga dalam Udin melesat ke arah Pohon di belakang Wina.

Booomm.....batang kayu hancur separo terkena energi tenaga dalam Udin.

Wina turun ke bawah.Udin mengikuti Wina sambil menyerang.

Trang...Trang...Trang...

Wina melompat mundur sejauh 2 tombak.

"Jurus Tongkat pemecah badai langkah ke dua" ucap Udin dalam hati sambil menambah lagi tenaga dalamnya menjadi 40 %.

Udin melesat memutar - mutar tongkatnya ke arah Wina.

Begitu jaraknya hanya 1 tombak,Udin melepas tongkatnya,

Nampak Tongkat Udin berputar - putar mengarah ke Wina.

Wina menahan laju tongkat Udin.

Trangg...Trang...

"EH.....!!?? Wina terkejut melihat Tongkat Udin tak terpental dan masih menyerang Wina.

"Sial... Mengapa tongkatnya bisa bergerak sendiri." ucap Wina dalam hati.

Udin mengeluarkan pedang dari dalam tubuhnya.

Nampak penonton terkejut saat Udin tiba - tiba memegang pedang,dan pedang itu bewarna biru terang

Udin melesat menyerang Wina sambil mengendalikan tongkat dengan pikirannya dan tenaga dalamnya.

Udin memegang tongkatnya kembali.

"Yess.... Berhasilll" ucap Udin dalam hati ketika melihat ia berhasil mengendalikan tongkatnya untuk menyerang.

"Jurus pedang Penghancur nyawa.." ucap Udin dalam hati.

Nampak pedang Udin di selimuti petir.

Traaang...... Pedang Udin berbenturan dengan pedang Wina.

Nampak pedang Wina retak.

Trang.... Trang...
Udin melayangkan Tongkat ke arah kaki wina ke kiri.sedangkan pedangnnya ke tubuh Wina ke kanan.

Wina melewati di sela - sela Serangan Udin,sambil melesatkan tinjunya ke dada Udin.

Tapi belum sempat Wina menyentuh,Tangan Wina seperti tersengat ,dengan cepat ia menarik tangannya.

Udin menyimpan kembali pedangnya.Lalu melempar Tongkatnya ke arah Wina.

Wuut...Wuut....Wuut...Wuut... Nampak tongkat Udin berputar - putar.

Udin melesat ke arah Wina sambil menggunakan tenaga Dalamnya.

Trang...Traang....Wina menahan Serangan tongkat Udin.

Udin melepaskan pukulannya ke arah Wina yang sedang menahan tongkatnya.

Nampak tangan Udin di selimuti petir.

Wina mengelak...

Wuuussshh.... Energi tenaga dalam di sertai tenaga petir melesat ke arah Pohon.

Boooom........ Pohon itu hancur terkena pukulan jarak jauh Udin.

Lalu Udin menangkap tongkatnya.

"Sial... Tenaga dalamku terkuras...." ucap Wina dalam hati.

------***-----

Ruang balai pertemuan.

Umam,Arya Sentanu dan cempaka mendengar suara ledakan.

"Suara apa itu...." ucap Arya Sentanu.

"Embooh..." ucap Umam lalu menghilang melesat ke arah sumber suara tersebut.

Arya Sentanu dan Cempaka lantas ikut melesat ke sumber ledakan.

---***---

Halaman pedepokan.

Udin menendang ke Wina,Wina menghindar.

Energi tendangan Udin mengenai murid yang sedang menonton.

Umam muncul sambil melayang,karena terhalang oleh penonton.

Buuggghhh..... Murid itu terpental ke belakang terkena energi tenaga dalam yang Udin lepaskan.

Bruuuk.... Murid itu menabrak pohon.

Hoeekk.... Murid itu mengeluarkan darah di mulutnya.

"BERHENTIIIIIII....." teriak Puspita Diningrum.Lalu ia melesat ke arah murid yang terkena energi tendangan tenaga dalam Udin.

Udin yang hendak menyerang Wina kembali terkejut,lalu menghentikannya.

Arya Sentanu sudah tiba tak lama kemudian Cempaka di samping Arya Sentanu..

"Kenapa berhenti Eyang Putri...." ucap Udin heran.

Puspita Diningrum tak menjawab,Ia mengalirkan hawa murninya,untuk mengobati luka dalam muridnya tersebut.

Udin menoleh ke Eyang putrinya.

"Sial....Aku tadi mengenai salah satu penonton." ucap Udin dalam hati.

Udin berjalan ke arah Eyang putrinya sambil menghentakkan tongkatnya.

Umam melayang menuju Ke arah Udin.

Para penonton melihat Umam yang terbang melayang ada terkejut,ada yang ketakutan,ada pula yang pingsan.

"Dia..Me..Melayang.....

"Siapa Diaa.....

"Akuu gak tahu...

"Ha....Hantuu...

Umam mendarat di dekat murid yang terluka lalu mengarahkan telapak tangannya. Umam membantu menyembuhkan murid tersebut.

2 tarikan Nafas,murid itu sudah sembuh lalu Umam menarik tangannya.

"Dia sudah sembuh..." ucap Umam melihat Eyang putri Udin masih mengalirkan hawa murninya.

Puspita Diningrum lalu menarik tangannya.

"Terima kasih telah membantuku Umam..." ucap Puspita Diningrum.

"Sama - sama..." ucap Umam.

"Maaf Eyang putri .....maaf mbak yang terluka...Jaka gak sengaja..." ucap Udin.

"Iya gak apa - apa Jaka... Lagian ini salah Eyang Putri tak memberi ruang gerak yang luas,sehingga penonton terkena dampaknya..." ucap Puspita Diningrum.

"Iya Jaka... Aku juga terlalu dekat melihat kamu latih tanding tadi." ucap wanita yang terkena serangan Udin.

"Hukum saja si Jaka ini Eyang Putri" ucap Umam.

"Asem.....Kalau Jaka Di hukum..Paman Umam juga harus di hukum..." ucap Udin.

"Lah...Salahku apa Bos...?" ucap Umam heran.

"Mosok Paman wes lali... Tadi pagi Paman ngapain..." ucap Udin.

"EH......!!???... Gak Jadi..***k Jadi Eyang Putri... Jaka gak usah Di hukum." ucap Umam.

"Tadi Pagi??" gumam Cempaka mendengar obrolan antara Umam dan Udin.

Umam merasakan ada bahaya mendekat,lalu Umam melihat sebuah anak panah melesat ke arah Udin.

Udin pun mendengar suara anak panah secara samar - samar makin lama makin jelas.

Dengan Sigap Umam menangkap anak panah itu.

Tap....

Umam melihat sumber asal anak panah tersebut.

Ada seseorang berpakaian warna hijau sejauh 70 Tombak .

Umam lalu menghilang.

"EH.....!!!?? Semua yang ada di situ terkejut kecuali Udin,Cempaka,dan Arya Sentanu.

---***----

Diatas Pohon.

Ada sosok orang berpakaian hijau. Sosok itu memegang busur panah sambil melihat pedepokan Bintang Laut. Ia melihat anak kecil berambut putih,cocok dengan ciri - ciri yang di sebut oleh Raja Awan.

Ia menunggu momen yang pas sambil menarik separo tali busurnya.

"EH....!!!??? Siapa Pria yang melayang itu?...

"Nanti sajalah aku beri tahu pada Gusti prabu..." ucap Sosok berbaju hijau dalam hati. Begitu ia merasa keadaan sudah pas,ia menarik kencang tali busurnya di di sertai tenaga dalam,lalu melepaskan anak panah tersebut.

"Sial...***panya dia bisa menangkap panahku..

"EH......!!???Sosok berbaju hijau terkejut,tiba - tiba sosok yang menangkap panahnya muncul di depan dirinya,lalu ia hendak menyerang. Belum sempat bergerak,tiba - tiba dirinya sudah terikat tali,Kemudian ia menghilang.

---***----

Halaman pedepokan.

Umam muncul di samping Udin sambil membawa sosok berpakaian hijau dalam keadaan terikat.

"Siapa dia Umam?" ucap Arya Sentanu.

"Orang yang hendak mencelakai Bos..." ucap Umam.

"Bos...??? " ucap Arya Sentanu.

"Jaka..." ucap Umam.

"Siapa yang menyuruhmu....

Sosok baju hijau diam saja tak menjawab.

"Cepat katakan atau aku akan memotong burungmu?" ucap Puspita Diningrum sambil menahan emosinya.

Umam memegangi burungnya.

Arya Sentanu lantas memeriksa tubuh sosok baju hijau. Ia menemukan lambang kerajaan Awan di balik baju tersebut.

"Permadi Sujiwo....Kamu telah menyatakan perang dengan Kami." ucap Arya Sentanu.

"Permadi Sujiwo Teh Saha...?" ucap Umam.

"Raja Kerajaan Awan paman Umam..." ucap Udin.

"Bentar Aku akan menangkap dia." ucap Umam.

Nampak mata Umam bewarna Biru,karena ia mengedarkan kesadarannya,

Lalu Umam menghilang.

"Kenapa Umam tiba - tiba bisa menghilang Kang..." ucap Puspita Diningrum.

"Dia pendekar Sakti... Aku saja tadi dibawa oleh Umam ke kerajaan Bulan tak sampai satu tarikan nafas.

Selang 10 tarikan nafas,Umam muncul bersama Permadi Sujiwo. Nampak Permadi Sujiwo babak belur,mukanya lebam,kaki dan tangannya patah .Nafasnya terasa berat.

"EH......!!!??? Mereka yang melihat keadaan Permadi Sujiwo terkejut.

"Kerajaannya sudah aku hancurkan,hanya ku sisakan si curut ini saja Bos...Terserah Bos mau di apakan.." ucap Umam.

"Se....Se..Serius Umam...?" ucap Arya Sentanu tak percaya,sebab hanya sekejap saja kerajaan Awan telah runtuh.

"Ya serius lah... Aku gak mau Bosku ini kenapa - kenapa lagi saat aku tak di sini...

"Apa perlu ku kirim kesana lagi untuk memastikan" ucap Umam.

"To...Loong... A...Ku..." ucap Permadi Sujiwo lirih.

"Tidak perlu Umam...Aku percaya padamu..." ucap Arya Sentanu.

Puspita Diningrum Lantas mengambil pedang milik Wina.Lalu ia menusukkan pedang itu ke Permadi Sujiwo.

Jleb......Pedang itu nancap di dada permadi Sujiwo tepat di jantungnya.

"Inilah pembalasanmu karena telah membunuh Ayah Syaifudin..." ucap Puspita Diningrum.

Arya Sentanu lantas mencabut pedang tersebut,Lalu memenggal kepalanya.

Sosok berbaju hijau ketakutan,karena nyawanya di ujung tanduk.

Arya Sentanu berjalan ke arah Sosok berbaju hijau.

"Ampuun....Tuan...Ampunnn..." ucap sosok berbaju hijau.

Arya Sentanu tak menjawab,Lalu ia mengangkat pedang itu lalu menebas leher sosok berbaju hijau.

Bruukk... Kepala sosok berbaju hijau terpisah dari badannya.

"Hiiiii.... Sadis juga Eyang kakungku ini..." ucap Udin dalam hati melihat Aksi Arya Sentanu.

"Bersihkan mayat - mayat ini. " ucap Arya Sentanu.

"Siap Ketua....." ucap Para murid dan guru yang ada di situ .

"Ayo Cucuku Udin....Kita ke dalam..." ucap Arya Sentanu. Ia tak menutup - nutupi lagi identitas Cucunya.

"Haaaaa.....!!!!??? para murid dan guru mendengar ucapan Arya Sentanu menjatuhkan rahangya kebawah. .

"Salam Hormat Raden Kanjeng Syaifudin...." ucap Mereka serempak sambil bersujud.

"Panggil saja Udin mbaak...dan gak usah bersujud padaku" ucap Udin.

Mereka berdiri semua.

"Oh iya...Hampir lupa aku Bos.." ucap Umam.

Umam mengeluarkan harta benda kerajaan Awan dari dalam cincin ruangnya.

"EH......!!???? Semua orang terkejut melihat banyak uang dan perhiasan di depan Umam.

"Itu buatmu saja Umam...Kami tak butuh..." ucap Arya Sentanu menolah harta tersebut.

"Sama... Aku juga gak butuh.... Yang aku butuhkan itu Imam Samudra di depanku" ucap Umam.

"Imam Samudra itu putra Paman Umam kah?" ucap Udin.

"Iya Bos..." ucap Umam.

"Hem....Ya udah... Paman boleh mencari putranya Paman...." ucap Udin.

"Tapi...." ucap Umam belum selesai di potong oleh Udin.

"Gak apa - apa Paman....Udin baik - baik saja kok...Nanti jika Udin butuh bantuan,Udin akan panggil Paman..." ucap Udin.

"Matur nembah nuwun Gusti Prabu Udin..." ucap Umam sambil memberi hormat

Umam lalu menghilang.

"Cempaka...Simpan semua harta ini ke ruang penyimpanan harta.." ucap Arya Sentanu.

"Siap Ketua..." ucap Cempaka.

Arya Sentanu menggendong Udin,Lalu Berjalan ke arah Ruang Balai pertemuan di ikuti Puspita Diningrum.

Tak Lama kemudian mereka sampai.

"Cucuku Udin... Sudah saatnya dirimu menggantikan Ayahmu.." ucap Arya Sentanu.

"Udin gak mau Eyang kakung...Udin loh masih anak kecil..." ucap Udin.

"Lalu siapa yang akan memimpin bekas wilayah Permadi cucuku...?" ucap Arya Sentanu.

"Ya eyang kakung sama eyang putrilah.." ucap Udin.

"Cah Bagus... Tadi itu pedang yang kamu pegang itu munculnya dari mana? dan Umam tadi kok bisa mengeluarkan banyak harta dari kerajaan Awan juga darimana?" ucap Puspita Diningrum.

"Kalau pedang itu Udin simpan di tubuhku Eyang putri,jika soal Harta,Itu paman Umam menaruh di dalam cincin ruang.

"Cincin ruang????.....
 
BAB 26


"Cincin Ruang...????" ucap Arya Sentanu dan Puspita Diningrum bingung.

"Udin juga Punya,ini yang ada pada jari Udin Eyang... " ucap Udin sambil menunjukkan jarinya yang terdapat cincin ruang.

Lalu Udin mengeluarkan 2 botol Sabun, 2 botol sampo,2 Parfum,dan Uang diatas meja

"EH......!!!??? mereka terkejut.

Arya Sentanu dan Puspita Diningrum mengambil barang yang ada meja tersebut.

"Ini apa Din...?" ucap Arya Sentanu.

Udin mengambil botol yang sama yang di pegang arya Sentanu.

Udin pun memberi tahu nama benda tersebut dan cara penggunaanya.

" Wangii banget Din.....Eyang Putri suka ..." ucap Puspita Diningrum saat mencoba Parfum.

"Silahkan Eyang kakung dan eyang putri ambil." ucap Udin.

"Eyang Putri ambil yang ini saja..." ucap Puspita Diningrum sambil memegang botol parfum.

"Eyang Kakung juga sama...." ucap Arya Sentanu.

"Ambil semuanya eyang....Udin masih punya..." ucap Udin.

"Seriuss Le... Cah Baguss..." ucap Arya Sentanu.

"Injih...Udin Serius....

"Rencana Besok Udin mau bagikan ke semua orang yang ada di sini.." ucap Udin.

"Baiklah kalau begitu...Ini eyang kakung ambil shampo dan sabunnya ya.." ucap Arya Sentanu.

"Monggoo..." ucap Udin.

---***----

Pagi harinya.

Udin terbangun dari tidurnya,ia terbangun sebelum matahari terbit.Ia mendengar suara langkah kaki berjalan,lalu berhenti di depan pintu kamar.

Kriiieett.... Pintu kamar terbuka.

Nampak Cempaka yang membukakan pintu tersebut.Kemudian ia masuk.

"Udin....Mau ikut Bibi kesungai apa enggak?" ucap Cempaka ketika sudah sampai di tempat tidur Udin.

Kuuuk...Kuuuuruyuuuuuuuuk......Suara ayam Jantan berkokok.

"Hemm.....

Nampak Udin berpikir.

Tak lama kemudian datanglah yang lainnya.

"Udinn... Ayooo kita mandi di sungai..."

"Kita mau pakai Shampo dan Sabunmu itu...

Udin turun dari tempat tidurnya.

"Ayoo...." ucap Udin.

Cempaka menggendong Udin dari belakang. Lalu mereka berjalan ke arah sungai.Pada saat mereka melewati Lorong,Rupanya yang lain sedang menunggu kedatangan Udin,Lalu mereka mengikuti dari belakang.
Jumlahnya lebih banyak dari yang kemarin,Sinta pun ikut dalam rombongan itu.

"Buset dah... Ini orang seperti mau demo saja..
." ucap Udin dalam hati melihat para penghuni pedepokan Bintang Laut mengikuti Udin.

Lalu Udin teringat mimpi yang ia ceritakan pada Rukmana dulu itu,yaitu mimpi Udin di ikuti banyak orang. Lalu Rukmana bilang bahwa dirinya kelak akan menjadi Raja.

Tak lama kemudian mereka pun sampai di Sungai.Lalu mereka melepaskan pakaiannya.

"Aseemmm.... Kalau kemarin ya aku biasa saja ketika mereka telanjaang...Lah ini.... Aku bisa lihat.." ucap Udin dalam hati sambil melepas bajunya.

kemudian mereka mengerubungi Udin.

"Minta Shampo dan Sabunnya dong ganteng...

"Iya Din...Aku mau coba..Kemarin aku gak mandi di sini...

"Udin ganteng deh.....

"Udin akan memberi mbak Shampo dan Sabun,..Tapi jangan berebutan ya..." ucap Udin.

"Siap......"ucap mereka serempak.

Lalu mereka membuat 3 barisan.

Udin mengeluarkan Botol shampo dan Sabun dari cincin ruangnya,lalu membagikan botol - botol tersebut.

"Ternyata Udin sakti juga ya..Bisa mengeluarkan barang,seperti temannya itu...

"Iya...Waahh... Jadi pengen punya suami seperti Udin..

"Ho oh... Aku yo pengen juga...m

Tak lama kemudian tibalah barisan terakhir yaitu Sinta.

"Udin...Aku boleh gak minta shampo dan Sabunmu" ucap Sinta.

"Boleh mbak Sinta...." ucap Udin sambil memberikan shampo dan Sabunnya.

Sinta menerima pemberian Udin lalu memeluk Udin.

"Begini ya rasanya jika di peluk oleh cewek tanpa pakaian.." ucap Udin dalam hati.

"Terima kasih..." ucap Sinta sambil memeluk Udin.

"Sama - sama...." ucap Udin.

Udin berjalan ke air sungai sambil menghentakkan tongkatnya,lalu menaruh botol sabun dan samponya di atas batu seperti kemarin.

"Waahhh....Wanggiii....

"Iyaa....Wanggiii....

"Aku saja kemarin ketika selesai mencoba,rambutku menjadi halus dan lembut..

Nampak Wati mendekati Udin.

"Din...Mandi di situ saja,biar seru..." ucap Wati.

"Tapi....."

Wati mengambil tongkat Udin lalu menggendong Udin di depan.

"Asem....Ini nama penculikan mbak."ucap Udin.

"Iya...Mbak culik kamu biar kamu gak sendirian mandinya." ucap Wati.

Udin di taruh di tengah - tengah para Wanita.

ketinggian air hanya sebatas lutut Udin.

Lalu mereka berbaris kemudian duduk.

"Hadap sana ganteng...." ucap Wati ketika melihat Udin mengahadap dirinya.

Udin pun menurutinya.Lalu mereka saling menggosok punggung yang sudah berbusa.Udin pun mengikutinya.

"Udin...." ucap Citra di samping kiri Udin sambil menggosok punggung temannya itu.

"Ya mbak...Ada apa?" Udin sambil menggerakkan tangan menggosok punggung wanita di depannya.

"Rambutmu kok putih begitu...Kamu kasih apa?" ucap Citra.

"Dari bawaan lahir mbaak..." ucap Udin.

"Ooo...Begitu..." ucap Citra.

Wanita didepan Udin memutar tubuhnya menghadap Udin. Tangan Udin bergerak menggosok tubuh wanita di depannya itu.

"EH....!!??? Wanita itu terkejut saat merasakan perasaan yang aneh menjalar di tubuhnya saat Udin menggosok gunung kembarnya.

"Kenapa kamu gak buka celana Din.." ucap Sari di samping kanan Udin.

"Iya neh....Udin curang....Masa kita - kita saja yang membuka semuanya" ucap Wina.

"Iya - iya... Ini aku buka..." ucap Udin.

Udin berdiri lalu melepas celananya,setelah itu melempar ke pinggir sungai.Udin kembali duduk lagi.

Mereka pun saling membilas busa sabun yang menempel.

"Sinta... Coretanmu memudar tuh kena sabun.." ucap wanita yang di dekat Sinta.

"Masa Seh Fina..?" ucap Sinta tak percaya.

"Iya...aku gak bohong.." ucap Fina.

Sinta nampak panik karena belum genap 2 hari.

"Gak apa - apa mbak Sinta... Hilangkan saja sekalian..." ucap Udin.

Sinta menjadi lega setelah mendengar ucapan Udin.

Selang 1 dupa kemudian,mereka telah selesai Mandi.Lalu mereka mencuci pakaian yang kotor.

Nampak Cempaka mengambil pakaian Udin yang di pakainya tadi,lalu di cuci.

"Asem....Kalau di cuci bajuku,ya basah lah.. terus aku kedinginan... Mana gak bawa baju ganti lagi..." ucap Udin dalam hati melihat pakaiannya di cuci oleh Cempaka.

Udin menunggu Cempaka mencuci baju sambil berendam.

"Masuk dalam istana saja Bos..." ucap Luciefer telepati.

"Kenapa paman gak ngasih tahu dari tadi."ucap Udin telepati.

"Bos gak nanya ke aku.." ucap Luciefer telepati.

Udin mengambil tongkat di samping,Tongkat Udin tenggelam ketika berada di air.Lalu Udin berjalan ke pinggir sungai Menuju Batu yang besar. Setelah sampai Udin melihat kiri dan kanan,Di rasa pas gak ada yang melihat,Udin masuk dalam dunia Cincin.
 
BAB 27



Dunia Cincin.

Kamar tidur.

Udin mncul di kamar tidur,lalu Berjalan ke arah lemari pakaian,Udin mengambil 1 stel pakaian lalu memakainya. Sisanya Udin masukkan dalam cincin ruangnya.

"Nah...Kalau begini aku gak bakal bingung lagi....

Udin mengatur waktu di dunia cincin. Setelah itu ia berjalan ke arah Balkon sambil menghenttakn tongkatnya.

Kriiiieett... Pintu Balkon terbuka,Lalu Udin melesat ke arah Gazebo menggunakan jurus peringan tubuhnya.

Kaki Udin menapaki daun pohon lalu ke daun pohon satunya sebagai pijakan.

Tap... Udin mendarat di dekat gazobo,Lalu duduk untuk bermeditasi.

Udin Menyerap Energi Qi yang ada di sekitarnya.

Luciefer keluar dari tubuh Udin.

Di dalam tubuh Udin tepatnya di dantian nampak Elemen Netral, petir, Cahaya, dan Es mengambang di air tenaga Qi dan bayangan naga. Elemen itu nampak perlahan meningkat seiring berjalannya waktu dan energi Qi. Elemen Cahaya dan Es di dapat dari kalung yang ia pakai. Sedangkan elemen netral sudah ada dalam tubuh Udin. Mahkota Naga di dalam tubuh Udin perlahan memberikan kekuatan Naga pada Udin seiring energi Qi Udin meningkat.

Baamm.... Ledakan energi Qi di tubuh Udin.

Luciefer melesat ke arah kebun buah.

Selang 1 dupa kemudian.

Baammm....

Selang 2 dupa kemudian.

Baamm....

Selang 3 dupa kemudian.

Baamm...

Makin lama makin lama Udin naik tingkat.

Tak terasa Udin bermeditasi selama 7 hari.

Udin membuka matanya.

"Makan dulu Bos..." ucap Luciefer.

"Iya Paman...Matur suwun.." ucap Udin.

Udin memakan buah apel emas. disamping buah apel emas ada buah seperti Timun bewarna Coklat dan hijau.

"Buah apa itu Paman.." ucap Udin sambil menunjuk.

"Itu buah Pentung Besi..." ucap Luciefer.

Udin mengambil buah itu lalu memukul ke tanah.

Duk....Dukkk...Dukk... Suara buah Pentung Besi berbentur dengan tanah.Buah tersebut tak hancur.

"Keras...Emangya ini bisa di makan paman?" ucap Udin heran.

"Bisa bos...Coba saja.." ucap Luciefer.

Udin menghabiskan Apel emas di tangannya,lalu menggigit buah Pentung Besi tersebut.

Udin membelah buah itu memakai tenaga dalamnya.

Kraackk..... Suara buah Pentung Besi terbagi dua.Lalu Udin memakan buah tersebut.

Greess... Greeess... Saat gigi Udin menggigit buah tersebut.

"Atos ngene paman...Rasanya pahiit..." ucap Udin sambil mengunyah buah itu.

"Lama - lama nanti manis itu Bos..." ucap Luciefer.

Lama - kelamaan rasa pahit itu berubah menjadi manis.

"He eh...Manis...." ucap Udin.

"Habisin Bos...." ucap Luciefer.

"Iya...." ucap Udin.

Udin berusaha menghabiskan buah tersebut.

"Siall...Buah ini seperti melawanku saja." ucap Udin dalam hati ketika mengunyah buah tersebut.

Selang 1 dupa,Udin sudah selesai makan buah tersebut.

Tak lama kemudian...Udin merasakan perutnya panas.

Udin berusaha menahan rasa panas itu.

"Tahan rasa panasnya Bos..." ucap Luciefer.

"Telaaaaaat...." ucap Udin sambil menahan rasa panas di perutnya.Udi menggunakan tenaga dalamnya untuk mengurangi rasa sakitnya.

"AAAARRRGGGGHHH.................

"AAAAAAAAAAAAAA......."teriak Udin.

Selang 1 dupa,Udin tak merasakan rasa panas di perutnya.malah Udin merasakan hangat.

Di dalam Dantian Udin muncul elemen baru,yaitu Elemen Besi dan tanah.

"Sekarang Bos makan buah yang bentuknya seperti buah naga.." ucap Luciefer.

"Itu buah apa Paman?" ucap Udin.

"Itu Buah Api surgawi..." ucap Luciefer.

"Buah api surgawi...???"gumam Udin.

Udin kemudian memgambil buah tersebut.
Lalu memakannya.

"Manis dan sedikit pedas..." ucap Udin.

Nampak Keringat Udin bercucuran ketika tersisa 3 gigitan lagi.

"Kok jadi pedas begini.... Sama seperti aku makan lombok...asemm...." ucap Udin.

Udin langsung memakan yang tersisa 3 gigitan tersebut.

"Panaaaaaaaaaaaass.....Haaaaaaa......"ucap Udin merasa kepanasan.

Udin membuka pakaiannya lalu melesat ke danau.

Byurrr..... Udin masuk ke dalam dalam.

Nampak air di sekitar Udin mengeluarkan uap air.

"Asem.....Tetap Panas..." ucap Udin.

"Tahaaan Bos........" ucap Luciefer.

Udin mengerahkan tenaga dalamnya untuk menahan rasa panasnya itu.

Nampak di dalam tubuh Udin,Elemen cahaya bersinar,Elemen cahaya itu mengurangi rasa sakit yang Udin rasakan.

Selang 2 dupa,Udin tak merasakan panas tersebut. Lalu ia keluar dari danau.Di dantian Udin muncul batu bewarna Merah.

Udin duduk di dekat gazebo.Lalu memakai pakaian yang ada di dalam cincin ruangnya,tiba - tiba ia teringat Pil pemberian istri Umam.Lalu mengeluarkan pil tersebut.

Udin menelan pil Peledak energi.

Glek..

Tak lama kumudian.

Bamm....Bammm....Bamm......

Begitu efeknya habis,Udin menelan pil pondasinya agar tubuhnya tak meledak.

Glek....

Begitu seterusnya hingga Pil itu habis.

Kini Udin berada di ranah pendekar Nirwana puncak.

Setelah itu Udin melihat ke dantiannya.

"Yang melayang itu apa ya....?" ucap Udin dalam hati.

Udin membuka matanya.

"Paman Lusi..." ucap Udin.

"Luciefer Bos...." ucap Luciefer.

"Iya itu... Yang melayang - layang di atas Air Qi itu apa?" ucap Udin.

"Biasanya seh itu Elemen Bos.. Ada warnanya apa enggak?" ucap Luciefer.

"Ada.... Warnanya itu Putih, Biru,Coklat, Emas, Silver, Kuning bergaris hijau, dan merah." ucap Udin.

"Itu kekuatan Elemen Bos punya...Putih itu Elemen Cahaya, Biru Elemen Es, Emas elemen Logam, Coklat Elemen Tanah, Silver Elemen Petir, Kuning bergaris hijau Elemen Netral.dan Merah Elemen Api Bos...." ucap Luciefer.

"Terus cara memakai elemen itu bagaimana paman?" ucap Udin.

"Lihat telapak tangan Bos...Lalu bayangkan ada api di telapak tangan Bos sambil menggunakan Energi Qi.." ucap Luciefer.

"Oo....Begitu..." ucap Udin.

Udin lalu mencoba memakai Qi untuk mengeluarkan Api.

Selang seperempat dupa,Udin berhasil mengeluarkan Api bewarna merah. tersebut.

"Cihuuiii....Udin berhasil paman...." ucap Udin kegirangan sambil melompat lompat.

"Cepat juga Bos bisa mengeluarkan api itu" ucap Luciefer dalam hati.

Udin kemudian mengambil buah apel emas,lalu memasukkan dalam cincin ruangnya. Lalu melesat ke arah kebun buah untuk memetik buah yang ada.

Tak lama kemudian,Udin kembali ketempat semula.

"Ayoo Paman...Kita keluar...." ucap Udin.

Luciefer berubah menjadi kabut hitam lalu masuk kedalam tubuh Udin.

Udin kemudian keluar dari dunia cincin.
 
BAB 28



Dunia Nyata.

Udin muncul di tempat semula,lalu berjalan ke arah pinggir sungai sambil menghentakkan tongkatnya.

Cempaka nampak selesai mencuci pakaian. Lalu keluar dari sungai. Setelah itu Cempaka memakai Pakaian gantinya.

Wina menghampiri Udin.

"Ayoo ganteng...Kita pulang..." ucap Wina sambil menggandeng tangan Udin.

Mereka pun berjalan ke arah pedepokan. Mereka berjalan sambil mengobrol ngalor ngidul,kadang ketawa cekikikan. Udin hanya mendengarkan saja.

Tak lama kemudian mereka sampai di pedepokan. Mereka melakukan aktifitas seperti biasa.

Begitu menjelang siang hari,terdengar suara kuda mengarah ke pedepokan mereka. Udin duduk di atas pohon sambil memakan buah anggur.

"Mereka siapa ya..." ucap Udin dalam hati melihat gerombolan prajurit,di depan prajurit ada pria dewasa memakai pakaian biasa berjalan ke arah Ruang balai pertemuan.

Nampak Pria dewasa itu sungkem pada Eyangnya Udin. Udin dapat mendengar percakapan mereka.

"Maaf Paman...Bayu datang kesini tanpa memberi tahu Paman. " ucap Pria dewasa.

"Yo..***k apa - apa Le... Eneng opo awakmu kesini.." ucap Arya Sentanu.

"Ooo...Bayu....

"Bayu Lesmana kah?" ucap Udin dalam hati.

"Monggo pinarak..." ucap Arya sentanu mempersilahkan Bayu Lesmana untuk duduk.

Bayu Lesmana duduk di dekat Arya Sentanu.

"Begini Paman...Bayu akan menyerang kerajaan Awan.. Sebab mereka telah berani memasuki wilayahku tanpa Izin.." ucap Bayu Lesmana.

"Oalah.... Awakmu ora usah khawatir... Kerajaan Awan wes runtuh..." ucap Arya Sentanu.

"Heeeh...!!!?? Runtuh...Maksud paman apa?" ucap Bayu Lesmana heran

"Permadi Sujiwo sudah aku bunuh kemarin... Kepalanya tak penggal..." ucap Arya Sentanu.

Gubraaak.......Bayu Lesmana terjatuh dari kursinya.

"Serius Paman..." ucap Bayu Lesmana.

"He eh....Temannya cucuku yang kemarin mengirimku ke kerajaanmu itu yang telah meruntuhkan kerajaan Awan dalam sekejap,lalu membawa Permadi Sujiwo kesini dalam keadaan babak belur dan terikat." ucap Arya Sentanu.

"Kalau begitu wilayah kekuasaan kerajaan Awan kosong Paman..." ucap Bayu Lesmana.

"Ho oh..." ucap Arya Sentanu.

Nampak Cempaka membawa nampan berisi gelas dan teko. Lalu menaruh isi teko ke gelas,kemudian memberikan pada Bayu Lesmana,Arya Sentanu dan Puspita Diningrum.

"Silahkan Di minum..." ucap Arya Sentanu.

"Terima Kasih Paman...***k usah repot - repot.. Bayu kesini hanya sebentar saja.." ucap Bayu Lesmana.

"Hanya teh saja loh Yu...Bayu..." ucap Puspita Diningrum.

"Masa cuman teh saja seh..." ucap Udin. Udin mengeluarkan buah anggur dari dalam cincin Ruangnya. kemudian turun kebawah,setelah itu berjalan ke arah balai pertemuan sambil menghentakkan tongkatnya.

"Oh iya....Bayu Dengar Paman telah mengangkat seorang anak kecil sebagai cucu paman..Apa benar berita itu?" ucap Bayu Lesmana.

"Benar dan bohong..." ucap Arya Sentanu.

"Maksud Paman?" ucap Bayu Lesmana bingung.

"Benar aku punya cucu,Bohong jika aku mengangkat anal kecil sebagai cucuku.." ucap Arya Sentanu.

Nampak Bayu Lesmana memikirkan ucapan Arya Sentanu.

"Permisi Eyang....Udin punya buah buat Eyang..." ucap Udin ketika berada dalam jarak 4 tombak dari mereka.

Bayu lesmana menoleh ke sumber suara tersebut. Ia melihat anak kecil,berpakaian aneh,rambut putih,mata putih memakai tongkat ditangan kanannya dan tangan kiri memegang buah anggur.

"Ini adalah Cucuku Syaifudin...Putra Aji Awalludin." ucap Arya Sentanu.

"EH.....!!Serius Paman...!!" ucap Bayu Lesmana.

"Aku Serius..." ucap Arya Sentanu.

Udin meletakkan buah anggur di meja.

"Aku kok merasakan anak kecil ini memiliki aura yang begitu besar ya.." ucap Bayu Lesmana penasaran.

"Salim dulu Sama Pamanmu Cah Bagus..." ucap Puspita Diningrum.

Udin menyodorkan tangannya,Bayu Lesmana menyambut tangan Udin,Udin mencium tangan Bayu Lesmana.

"Namaku Syaifudin ,panggil saja Udin Paman...." ucap Udin.

"Nama Paman... Bayu Lesmana,panggil saja Paman Bayu.....

"Pakaian yang kamu pakai kok aneh begitu Din...Tapi bagus... Ada lukisannya" ucap Bayu Lesmana.

"Ini namanya baju Kaos Paman Bayu.Kaos ini membuat Udin terasa adem meskipun di luar panas.." ucap Udin.

Bayu lesmana memeriksa kaos yang pakai Udin.

"He eh...Apik bahanne...Tumbas nangdi awakmu Din..." ucap Bayu Lesmana.(Beli di mana Dirimu Din)

"Di belikan sama Paman Umam...Paman..." ucap Udin.

"Apa ada lagi Din?" ucap Bayu Lesmana.

"Ada Paman,tapi ukurannya kecil.." ucap Udin.

"Kalau seukuran Paman ada gak Din..?" ucap Bayu Lesmana.

"Gak ada Paman...Bentar Udin panggil Paman Umam kesini.." ucap Udin.

"Paman Umam..." ucap Udin telepati.

"Iya Boss...." ucap Umam telepati.

"Paman punya kaos buat orang dewasa gak..?" ucap Udin telepati.

"Ada Bos....Bentar Aku otewe kesana.." ucap Umam telepati.

"Bentar lagi Paman Umam kesini Paman...." ucap Udin.

"Kapan Udin manggil Umam...

"Terus Umam tinggal di mana Din?" ucap Bayu Lesmana penasaran.

Tiba -tiba Umam muncul di samping Udin.

Gubraak..... Bayu Lesmana terjatuh karena terkejut. Ia mengusap - usap dadanya.

"Diampuuutt... Ngaget - ngagetin wong wae..." ucap Bayu Lesmana dalam hati.

Umam mengeluarkan puluhan lusin Kaos dari cincin ruangnya.

Nampak Kaos muncul di lantai.

"EH.....!!??? Bayu Lesmana terkejut.

"Dari mana dia memunculkan kaos - kaos itu" ucap Bayu Lesmana dalam hati.

"Matur suwun Paman..." ucap Udin.

"Sami - sami Bos..." ucap Umam.

"Monggo paman Bayu ambil kaosnya.." ucap Udin.

"Lah...Buat cowok ta Bos..." ucap Umam.

"Iya...Kenapa Paman?" ucap Udin.

"Itu Kaos buat Cewek...

"Bentar aku ambil dulu Bos..." ucap Umam.

Umam lalu menghilang lagi.

Nampak Puspita Diningrum membuka bungkus plastik tersebut,Lalu mengambil kaos dari dalam bungkus itu,lalu menempelkannya. Ada sebuah gambar Kucing di kaos tersebut.

"Kang...Apik yoo...." ucap Puspita Diningrum.

"He eh dek...Apik..." ucap Arya Sentanu.

Lalu Puspita Diningrum berjalan menjauhi ruang balai pertemuan.

Nampak bayu Lesmana sedang memilah - milah kaos tersebut.

Tak lama kemudian Umam muncul ,lalu mengeluarkan Kaos dari dalam cincin ruangnya.

Bayu yang sedang sibuk memilih tertimbun kaos yang di keluarkan oleh Umam.

Bruuuk....

"Maaf....Sengajaa...." ucap Umam.

Bayu Lesmana keluar dari tumpukan kaos itu.

"Waassuuuu......" ucap Bayu Lesmana.

"Ha....Ha....Ha....Ha...Ha....Ha....Arya Sentanu tertawa melihat Bayu Lesmana.

Tak lama kemudian Bayu Lesmana telah selesai memilih kaos yang ia inginkan.

" Paman ambil ini saja Din..." ucap Bayu Lesmana.

"Ambil lagi Paman...Masih banyak kok.." ucap Udin.

"Sudah cukup Din...Ini Buat paman lalu yang ini buat istri paman" ucap Bayu Lesmana.

"Ambil lagi paman...Buat teman paman yang menunggu di luar itu..." ucap Udin.

"Baiklah...." ucap Bayu Lesmana, Lalu ia mengambil beberapa lagi kaos untuk bawahannya.

"Hem....Udin punya permintaan untuk paman Bayu..." ucap Udin.

"Permintaan apa itu Din.?." ucap Bayu Lesmana sambil mengambil kaos untuk bawahannya.

"Udin minta Paman urus wilayah kerajaan Awan itu..Sebab Udin ingin berpetualang." ucap Udin.

"EH....!!!??? Bayu Lesmana Terkejut lalu menoleh ke Udin.

"Kok Paman Din.?..Gimana kalau pamanmu itu yang jadi Raja di sana..?" ucap Bayu Lesmana.

"Di iyakan saja apa kata Bosku ini... Jika tidak...Kerajaanmu juga aku ratakan..." ucap Umam.

"I...I...Iya Din....Paman Mau..." ucap Bayu Lesmana.

"Pinter....Dikasih wilayah kekuasan malah nolak,di ancam baru mau.." ucap Umam.

"Aisshh... Paman Umam ini...Jadi ketakutan kan Paman Bayu.....

"Maaf ya Paman Bayu....Paman Umam suka becanda..." ucap Udin.

"Ha....Ha....Ha....Ha....Ha....Ha..... Arya Sentanu tertawa.

tak lama kemudian Puspita Diningrum datang,ia memakai Kaos yang di bawa tadi.

"Wahh....Dirimu jadi seperti muda lagi dek..Jika memakai kaos itu." ucap Arya Sentanu.

Muka Puspita Diningrum memerah ketika di puji oleh suaminya.
"Akang bisa saja..." ucap Puspita Diningrum.

Udin mengeluarkan 2 botol parfum dari cincin ruangnya.

"Paman Bayu.." ucap Udin.

"Iya Udin...." ucap Bayu Lesmana.

"Ini Udin punya Parfum...1 untuk paman 1 lagi untuk Bibi.." ucap Udin.

Bayu Lesmana mendekat ke Udin,lalu mengambil botol parfum tersebut.

"Terima kasih Udin....Kamu memang keponakanku yang terbaik...

"Maen - maenlah ketempat Paman.. ucap Bayu Lesmana.

"Iya Paman..." ucap Udin.

Bayu Lesmana memeluk Udin lalu melepaskan pelukannya.

"Ya sudah kalau begitu. Ini Paman Mau pulang dulu,sebab Paman mau mengurus bekas wilayah kekuasaan Kerajaan Awan.." ucap Bayu Lesmana.

Bayu Lesmana mengeluarkan kantong kain berisi Uang.

"Paman gak perlu memberi Udin uang...Sebab Udin masih punya..." ucap Udin.

"Kok dia tahu kalau aku mengeluarkan kantong uang" ucap Bayu Lesmana dalam hati.

"Ponakanmu itu pendengarannya tajam Yu...Kamu aja kalah tajam pendengarannya.." ucap Arya Sentanu.

"Ooo....Pantesan... Tadi aku sempat heran... Bagaimana Udin tahu kalau aku mau memberinya uang." ucap Bayu Lesmana.

Bayu Lesmana Kemudian berpamitan. Setelah itu ia pergi meninggalkan Pedepokan Bintang Laut.

"Ini Kaos masih banyak mau di buat apa Le..Cah Baguss.." ucap Puspita Diningrum.

"Bagikan saja ke yang lain Eyang putri..." ucap Udin.

Tak lama kemudian,Wina muncul.

"Salam hormat Ketua...." ucap Wina.

"Iya Wina... Ada apa?" ucap Arya Sentanu.

"Nah kebetulan Bibi Wina datang...." ucap Udin.

"Makan Siang sudah siap...." ucap Wina.

"Bi....Tolong panggilkan semua untuk berkumpul di halaman.." ucap Udin.

"Siap Ganteng ....." ucap Wina.

Wina kemudian berjalan ke luar.

Udin menyimpan Kaos yang berada di lantai di dalam cincin ruangnya. Setelah itu berjalan ke halaman pedepokan sambil menghentakkan tongkatnya.Umam mengikuti Udin dari belakang.

Tak lama kemudian Udin sudah sampai di halaman pedepokan.

Nampak para penghuni pedepokan Bintang laut berkumpul satu persatu.

"Bibi cempaka...Bibi Wina..." ucap Udin.

"Iya Din..." ucap Mereka serempak.

Udin mengeluarkan baju kaos Dan juga parfum.

"Tolong bagikan botol parfum itu satu orang satu,sedangkan baju kaosnya bagi rata." ucap Udin.

"Baikk...." ucap Wina dan Cempaka.

Wina dan Cempaka mengambil botol parfum duluan,lalu membagikannya. Setelah itu membagikan baju kaos,masing - masing mendapatkan 10 baju kaos.

"Itu baju kaos dan parfum pemberian Paman Umam,Serta shampo dan sabun yang kalian pakai juga pemberian Paman Umam " ucap Udin.

"Terima kasih Tuan Umam..." ucap Mereka serempak.

"Jangan terima kasih saja...Kasih Cium kek atau pelukan gitu..." ucap Umam.

Wina maju ke arah Umam lalu mencium pipi Umam.

Emmmuaach....

Yang lainnya juga mengikuti Wina.

Tak lama kemudian mereka telah selesai mencium Umam lalu membubarkan diri.

"Untung Bibi Sri gak ada di sini ya Paman..." ucap Udin telepati.

"Iya Bos...." ucap Umam telepati.
 
BAB 29


Hari Berganti Minggu,minggu berganti Bulan. Bulan Berganti Tahun.

Kini Udin genap umur 10 tahun.

Udin duduk di atas genteng Sambil mendengarkan lagu di Walkmannya. Untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Sebab tak ada lagi yang kerjakan. Pagi latihan selama 2 jam,setelah itu duduk di pohon kadang di genteng sampai sore.Begitu seterusnya hingga Udin berusia 10 tahun.

Para penghuni Pedepokan ada yang meninggalkan pedepokan itu dan ada pula yang baru mendaftarkan diri.

Arya Sentanu dan Puspita Diningrum memperhatikan Udin dari kejauhan.

Waktu Itu ketika Udin berumur 8 tahun,Udin menyampaikan keinginannya untuk berpetualang,tapi dilarang oleh Kedua Eyangnya.

Arya Sentanu dan Puspita Diningrum sudah mengunjungi makam sahabatnya itu bersama Udin.

Kembali ke cerita.

Tak lama kemudian Arya Sentanu dan Puspita Diningrum menghampiri Udin.

"Ooo..***panya Awakmu nang kene to Le..." ucap Arya Sentanu.

Udin diam saja tak menjawab. Lalu Arya Sentanu duduk di samping Udin.

"Apakah cucuku ingin pergi berpetualang?" ucap Puspita Diningrum

"Iya Eyang putri... Kalau di sini terus Udin Bosen..." ucap Udin.

"Baiklah.... Eyang Kakung dan Eyang putri mengijinkan kamu pergi..."ucap Arya Sentanu.

"Serius Eyang ...." ucap Udin tak percaya.

"Iya...Eyang Kakung Serius.." ucap Arya Sentanu.

"Eyang putri tak ingin melihat Cucuku murung tiap hari " ucap Puspita Diningrum.

"Terima Kasih Eyang ...." ucap Udin nampak senang,bisa keluar dari pedepokan.

"Jangan lupakan pedepokan ini ya Le..." ucap Arya Sentanu.

"Injih Eyang kakung...Udin gak bakalan lupa Kok.... Kalau sempat nanti Udin akan mampir..." ucap Udin.

Udin kemudian bersalaman pada kedua Eyangnya... Lalu berpamitan pada Penghuni Pedepokan Bintang Laut. Setelah itu Udin melesat terbang keluar pedepokan Bintang laut .

---***---

Udin sudah menempuh jarak 320 Km. Udin kini berhenti Di sebuah pinggiran kota,ia duduk di bawah pohon besar sambil memakan buah Anggur.

Udin melihat 6 orang menenteng senjatanya ,salah satu orang dari kelompok itu memalak orang tua yang sedang membawa dagangannya bersama cucunya.

"Mana Uangmu...Jika tidak di serahkan maka aku akan menghancurkan gerobak ini." ucap Orang tersebut.

"Dasar pemalas...Bisanya malakin orang yang sudah tua renta." ucap Udin dalam hati.

Lalu Udin mengarahkan jari telunjuknya ke atas.

Tiba - tiba pria yang memalak itu di sambar petir.

Jeedderrr............ Orang yang di sambar petir langsung tewas seketika.

Nampak sisa kawanan itu terkejut,lalu maju kedepan menggantikan posisi temannya yang tewas.

Udin kembali mengarahkan jari telunjuknya ke atas.

Jeedeerrr....Jeedddweerr... Jeddeerrr.....

Jeddeeeerrr.... Jeddererr... kelompok yang tersisa itu tewas seketika.

"Mamam tuh petirku..." ucap Udin dalam hati.

Udin bisa melakukan itu karena sering latihan didunia cincin.

Udin kemudian melanjutkan perjalananya.Udin berjalan sambil menghenttakkan tongkatnya menuju kota.

Ketika Udin mau melewati gerbang kota. Seorang Penjaga melihat Udin berjalan sambil menghentakkan tongkatnya .

"Kasih lewat saja itu bocah...Jangan kamu minta uangnya " ucap Penjaga itu pada temannya.

"Iya...." ucap Teman penjaga.

"Permisi paman...." ucap Udin.

"Silahkan....." ucap Penjaga yang di lewati Udin.

Tak lama kemudian Udin sampai di dalam kota.

"Oooo.....Begini ta suasana kota... Rame juga....." ucap Udin melihat banyak orang berlalu lalang.

"Ikan...Ikaan...Ikan....Mari bu Ikannya masih segar....

"Kue...Kue...Kue...

"Mari Ibu...Bapak...Silahkan di pilih bajunya...Hari ini ada potongan harga...

Udin mendengar suara - suara orang di pasar.

Ada salah satu Pria dewasa melihat Udin berjalan.

"Wah.... Ada mangsa empuk neh." ucap Pria itu dalam hati,lalu mengikuti Udin dari belakang.

Topeng...Topeng...Mari Bu di beli topengnya...

Udin yang mendengar teriakan penjual topeng lantas berjalan ke penjual topeng.

"Cah bagus mau beli topeng..." ucap penjual topeng ramah ketika melihat anak kecil buta berdiri di depan barang daganganya.

"Injih paman.... Setunggal pinten regane.." ucap Udin.(Satu berap harganya)

"Murah saja... Khusus cah bagus..paman kasih harga limo perak...Cah bagus mau beli berapa?" ucap penjual topeng.

"Setunggal mawon paman...." ucap Udin.

"Bentar paman pilih yang bagus untukmu.." ucap penjual topeng.

Penjual topeng memilih warna yang cocok untuk Udin,lalu ia mengambil topeng bewarna putih yang terbuat dari kayu.

"Iki cah bagus topengnya" ucap Penjual sambil meletakkan topeng itu di tangan Udin.

Udin memasukkan tangannya ke kantong seolah - olah mengambil uang,padahal uang tersebut berada dalam cincin ruangnya,lalu Udin mengeluarkan uang koin,Lalu dengan sengaja Udin mengeluarkan koin emas sebanyak 5keping.Kemudian memberikan pada penjual topeng tersebut.

"Wah... Koin emas rek... Berarti anak buta itu banyak duitnya" ucap pria dalam hati yang mengikuti udin.

"Kebanyakan itu cah Bagus...Yang kamu kasih 5 keping emas.." ucap Penjual topeng.

Penjual topeng mengambil 1 koin emas dari tangan Udin,lalu memberikan kembaliannya.

"Ini kembaliannya Cah Baguss..." ucap penjual topeng.

Udin tak menghitung kembaliannya,langsung di masukkan dalam kantong celana.

Udin memakai topeng tersebut.

"Terima kasih paman..." ucap Udin.

"Sami - sami...." ucap penjual topeng.

Selang 1 dupa Udin curiga dengan orang yang ada di belakang itu,kemanapun ia pergi,Pria itu mengikutinya.

"Hem....Sepertinya dia mengikutiku

"Baiklah...Aku akan berpura - pura tidak tahu"ucap Udin dalam hati.

Udin berjalan kesana kemari,Lalu melihat ada gang.Udin kemudian masuk dalam gang tersebut.
Pria itu mempercepat langkahnya ketika melihat Udin masuk di gang buntu yang sepi.

Ketika Pria itu sudah di ujung Gang,ia celingukan ke sana kemari mencari Udin tapi tak menemukannya.

Udin memperhatikan pria itu dari atas. Setelah itu ia melesat pergi ke arah gang di sebelahnya yang sepi.lalu Udin turun ke bawah.

Tap....

Lalu Udin kembali berjalan keluar gang sambil menghentakkan tongkatnya.

"Gak ada yang seru...." ucap Udin dalam hati bosen melihat kota,tak ada hal yang menarik baginya.

Udin keluar dari kota tersebut melalui pintu gerbang lainnya.

Begitu sampai di tempat yang sepi,Udin melesat menggunakan jurus peringan tubuhnya di sertai sedikit energi Qi.Agar lebih cepat.

Tiba - tiba Udin mendengar suara besi beradu.
Lalu Udin melesat menghampiri asal suara tersebut..

Tak lama kemudian,Udin telah sampai,ia melihat sepasang gadis menghadapi 6 kawanan bandit dari atas pohon.

"Waah.... Ternyata di luar itu emang kejam...Benar kata Ayah...." ucap Udin dalam hati melihat Aksi pertempuran itu dalam jarak 6 Tombak.

Udin mengarahkan jari telunjuknya ke arah bandit yang posisinya agak jauh dari Sepasang gadis yang sedang bertempur.

Jeddeeerr......Jedderrr.......jedderrr......

3 bandit tewas seketika terkena petir Udin.

Mereka yang bertempur terkejut,lalu celingukan kesana kemari.

Ketika Udin hendak menyerqng sisa bandit,Tiba - tiba Umam menelepati.

"Bos...." umam telepati.

"Iya Paman..." ucap Udin telepati.

Umam muncul di samping ke tiga Bandit.

"EH......!!!??? Ketiga bandit dan ke dua gadis terkejut melihat Umam muncul tiba - tiba. Bandit itu nampak ketakutan lalu kabur. Udin dengan sigap Mengambil 3 daun lalu melesatkan ke arah 3 bandit yang mau kabur tersebut di sertai tenaga dalam.

Wuusssh.... Wusshh... Wuuusshh....

Jleb...Jleb.... Jleb.... Tiga daun menancap pada tiga bandit itu tepat di leher.

Bruukk...Brruukk...Brrukkk.... Tiga bandit roboh.

"Terima kasih tuan pendekar telah menolong kami...." ucap Ke dua gadis itu.

"Bukan aku yang nolong kalian..." ucap Umam.

"Kalau bukan Tuan...Siapa yang menolong kami?" ucap salah satu gadis.

"Tuh yang duduk di atas pohon..." ucap Umam sambil menunjuk ke arah Udin.

Ke dua gadis itu menoleh ke arah yang di tunjuk oleh Umam.

Udin lalu turun kebawah,lalu berjalan sambil menghentakkan tongkatnya.

"Terima kasih Tuan....Sudah menolong kami..." ucap Ke dua gadis itu.

"Iya Mbak...." ucap Udin.

"Masih bocah rupanya...Tapi Ilmunya sudah sangat luar biasa" ucap salah satu gadis dalam hati.

Lalu ke dua gadis itu berpamitan untuk melanjutkan perjalanan.

"Ada apa Paman..." ucap Udin.

"Gak ada apa - apa ...Cuman oengen ketemu sama Bos saja..." ucap Umam.

"Ooo... Begitu..." ucap Udin.

Mereka pun berjalan sambil mengobrol.

"Putra paman sudah ketemu apa belum..." ucap Udin.

"Dereng Bos....Mumet sirahku..." ucap Umam.

"Seng sabar..." ucap Udin.

"Ini Bos mau kemana?" ucao Umam.

"Berpetualang....Bosen di pedepokan terus...

"Pagi - pagi mandi bareng sama penghuni pedepokan, Lalu sarapan,setelah itu latihan.. Sorenya mandi bareng lagi. Terus malamnya Udin di temani Bibi Wina,kadang Bibi Cempaka... Malah ada 2 mbak yang tidur di kamar Udin."ucap Udin.

"Lah...Enak bos...Mandi bareng,tidur di temani..." ucap Umam.

"Ya kegiatan itu - itu saja Paman... Masa Udin di minta toling pijatin sama mbak - mbak... Kalau pakai baju seh gak masalah...Ini lepas baju.." ucap Udin.

"Kenapa gak bilang ke aku saja Bos...Biar aku yang pijatin mereka..." ucap Umam.

"Hem...Maunya seh gitu...Tapi kalau istri paman tiba - tiba muncul kan repot.

Tak terasa mereka di pinggir hutan.

Di depan mereka nampak ada kakek - kakek sedang meraba - raba di tanah.

Udin dan Umam datang menghampiri.

"Kakek mencari apa?" ucap Udin.

"Kakek lagi mencari tongkat kakek yang jatuh.. Dari tadi kakek cari gak ketemu - ketemu." ucap Kakek tersebut.

Lalu Kakek itu melihat tongkat milik Udin.

"Kakek minta tongkatmu boleh tidak Nak.." ucap Kakek.

"Jangan Kek...Ini peninggalan ibuku..." ucap Udin.

"Tongkat kakek sama persis seperti punyamu itu.. Tongkat itu pemberian mendiang istriku... Kakek sungguh sedih sekali...." ucap Kakek sambil berlinang air mata

Nampak Udin berpikir - pikir.

"Paman...." ucap Udin.

"Iya Bos......" Paman bisa gak mencarikan tongkat kayu ini yang sama?" ucap Udin.

"Bentar Bos...." ucap Umam.

Mata Umam nampak membiru. Lalu normal kembali.

"Gak ada Bos..." ucap Umam.

"Ini Kek...Udin kasih tongkatku pada Kakek..." ucap Udin.

"Ini tongkat peninggalan ibumu..Kenapa kamu berikan padaku Din..." ucap Kakek.

"Nanti Udin cari Lain kek." ucap Udin.

Udin melakukan itu karena ia merasa Iba dan kasihan.

Tiba - tiba sang kakek tubuhnya bersinar lalu berubah menjadi cahaya,di belakangnya terdapat sepasang sayap.

"EH.....!!!??? Umam dan Udin terkejut.

"Selamat Syaifudin...Kamu telah lulus Ujian ini..." ucap Sosok bercahaya.

"Maksudnya....??" ucap Udin heran.

"Tuhan mengutusku untuk memberikan ujian.Jika lulus maka kamu akan bertemu dengan keluargamu. Dan untuk Umam...

"Tuhan memberimu pilihan... Kekuatanmu dan juga istrimu turun tapi bertemu anakmu,atau kekuatanmu dan istrimu tetap tapi tak bertemu dengan anakmu?" ucap Sosok bercahaya itu.

"Aku pilih bertemu dengan anakku.." ucap Umam mantap.

Setelah Umam selesai berucap. Umam dan Udin di selimuti cahaya,lalu lenyap. Udin hendak bicara tapi tak sempat terucap
 
BAB 30



Di suatu wilayah yang subur.

Terdapat sebuah sungai yang mengalir,air sungai itu sungguh jernih sekali.

Ada sebuah pohon yang amat besar menjualng tinggi,setinggi 600 meter.

Tiba - tiba muncul cahaya. Di dekat pohon itu. Lalu keluarlah Pemuda bertopeng sambil membawa tongkat,di sebelahnya seorang Pria dewasa.

Mereka adalah Umam dan Udin.

Udin telah mengingat kembali kejadian setelah usai berperang dengan Alex.

Tak lama kemudian muncul 6 orang sejauh 100 meter dari Umam dan Udin berada.

"Tidaaaak....Tolong aku..... Aku gak mau sama kamu....." teriak salah satu Pria tersebut.

"Wi...Bangun ....Oiii..." ucap Temannya itu sambil menggoyangkan tubuh temannya.

Pria itu membuka matanya.

"Kang Ponijann....Kang Djarwo..Kang Paijo,Kang Krilin....Kang Abimanyu!!!??? Seru Pria yang baru membuka matanya.

"Iya... Ini aku..." ucaP Ponijan.

"Kita Ada dimana ini....

"Iya....Perasaan tadi aku berada di tempat yang aneh,Sekarang dah berubah lagi...

Mereka ituadalah Paijo,Ponijan, Abimanyu, Krilin, Djarwo, dan Kuwi.

"Paman... " ucap Udin.

"Iya Bos..." ucap Umam.

"Paman dengar suara itu..." ucap Udin.

"Dengar Bos...." ucap Umam.

"Ayooo Kita kesana..." ucap Udin.

Udin dan Umam melesat kesana.

Tak lama kemudian mereka sampai.

ke enam orang tersebut menoleh ke Udin dan Umam.

"Boss Udin......!!!??? " ucap mereka serempak.

"Pak de...Paman.....!!!??? ucap Udin.

Mereka kemudian berlari ke arah Udin.

Umam celingukan mencari Imam Samudra.

Tiba - tiba di belakang Umam muncul seorang Pemuda sedang tidur di tanah.

"Di mana Imam ya..."ucap Umam dalam hati.

Kaki Umam bergerak kebelakang menginjak tangan Imam Samudra.

Imam Samudra terbangun,lalu mengaduh kesakitan.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAA......Teriak Imam Samudra.

EH.....!!!??? Umam terkejut lalu menoleh kebelakang.

"Imam......!!!....Anakku....!!!!" seru Umam tak percaya.

"Huuuff...Huuff.... Imam meniup - niup tangannya karena kesakitan.

"EH....!!!??? Imam Samudra terkejut mendengar suara yang sangat di rindukannya itu lalu mendongakkan kepalanya.

"Ayaaaaah.....!!!???" ucap Imam Samudra.

Imam Samudra berdiri lalu memeluk Imam Samudra.

Lalu muncul Sri bersama ke dua anaknya.

"EH.....!!!??? Sri terkejut ketika berpindah tempat.Lalu melihat Umam berpelukan pada seorang pemuda.

"Kang...." ucap Sri.

Umam melepaskan pelukannya. Imam menoleh ke suara tersebut.

"Imam........!!!???? ucap Sri terkejut dan tak percaya.

"Ibuuu....!!!???." ucap Imam Samudra

Sri Memeluk Imam Samudra sambil menangis.

Satu persatu Keluarga Udin muncul.

Udin celingukan kesana kemari mencari Rissa.

Tak lama kemudian Rissa,Bella dan Rudin muncul di depan Udin.

"Adeek....." ucap Udin lalu memeluk.

Rissa yang terkejut tiba - tiba di peluk oleh pria lalu meninjunya.

Buugh..... Udin terdorong 1 langkah.

"Kenapa memukulku Dek....?" ucap Udin.

Rissa tak menjawab,ia melihat sekeliling.

"EH....!!!??? Rissa terkejut dan tak percaya apa yang ia lihat.

"Bu....Kita dimana?" ucap Rudi bingung

Rissa menoleh ke Pria bertopeng yang memeluk dirinya tadi.

"Kang Mas Udin....!!!??" ucap Rissa.

Rissa kemudian memeluk Udin sambil menangis..

""Ibu kan kalau manggil ayah Kang mas Udin Kak..." ucap Bella ke Rudi.

"Jadi....!!!" ucap Rudi.

Rudi dan Bella memeluk Udin.

"Ayaaaahhhh......." ucap Rudi dan Bella.

Tak lama kemudian muncul Arya Sentanu,Puspita Diningrum dan Penghuni Pedepokan Bintang Laut di dekat Udin.

"Loh...Kita di mana Kang..." ucap Puspita Diningrum " kaget dan bingung.

"Embooh...." ucap Arya Sentanu sambil melihat sekeliling yang nampak asing.

Udin mendengar suara yang familiar di kupingnya menoleh.

"Eyang kakung....Eyang putri...!!!???." ucap Udin terkejut dan tak percaya apa yang ia lihat.

"Awakmu sopo Le..." ucap Arya Sentanu.

"Aku Udin Eyang kakung...." ucap Udin.

"Heeeeeee....Mosok to..." ucap Arya Sentanubtak percaya.

Udin mengeluarkan kalung yang ia pakai.

Arya Sentanu dan Puspita Diningrum terkejut ketika melihat kalung tersebut,karena Satu - satunya yang memiliki adalah cucunya.

"Udin......!!!"ucap Arya Sentanu dan Puspita Diningrum terkejut dan percaya.

"Eyaang....." ucap Udin.

Mereka lalu berpelukan.

Satu persatu keluarga dan teman - teman Udin muncul.

Mereka terkejut dan tak percaya. Setelah sekian lama terpisah kini berkumpul lagi.

Lalu muncul suara di langit.

"KALIAN JANGAN MENGHANCURKAN PLANET LAGI, JIKA KALIAN MENGHANCURKAN...MAKA AKU AKAN MEMASUKKAN KALIAN KE DALAM NERAKA SELAMANYA....."

Mereka yang mendengar langsung bersujud.

Setelah itu suara tersebut tak ada lagi. kemudian mereka berdiri.

Luciefer muncul di samping Udin.

Semua yang melihat Luciefer terkejut.

"Kebo ireeng...!!!???." ucap Umam.

"Opo kutu kupret..." Luciefer.

"Luciefer adalah temanku...Jangan kalian Serang." ucap Udin.

Umam yang hendak menyerang Luciefer tak jadi menyerang.

"Serius Bos...!!" ucap Paijo.

"Iya Pakde.... Udin Serius..." ucap Udin.

Cempaka mendekati Arya Sentanu.

"Ketua...Apakah Dia beneran Udin?" ucap Cempaka.

"Iya... Dia Adalah Udin cucuku.." ucap Arya Sentanu.

Cempaka melihat dari atas ke bawah.

Udin membuka topengnya.

Nampak Wajah tampan dan Mata Udin yang memutih,Meskipun putih,Udin bisa melihat.

"Hallo... Bibi Cempaka..." ucap Udin.

"Udin......" ucap Wina

Wina memeluk Udin.

"Kang mas....Dia siapa?" ucap Ranny.

"Dia Bibi Cempaka yang dulu merawatku dek.

"Ooo...Kirain Istri Kang Mas..." ucap Ranny.

Para Penghuni pedepokan Bintang laut memeluk Udin.

Udin memperkenalkan Keluarganya pada Arya Sentanu, Puspita Diningrum dan penghuni Pedepokan Bintang Laut.

Selang 1 jam kemudian.Udin duduk sendirian paling depan menghadap ke arah teman - temannya dan keluarganya.

"Bos...." ucap Paijo.

"Iya Pakde.." ucap Udin

"Apa perintah Bos..." ucap Paijo.

"Hem....Bingung Udin Pakde...." ucap Udin.

"Apa yang membuatmu bingung wahai putraku yang paling tamvan sedunia..." ucap Meng Cheng Louh.

"Udin serahkan pada ayah saja....Udin malas mikir..." ucap Udin.

"Siap anakku yang paling tamvan sedunia ..." ucap Meng Cheng Louh.

???? Arya Sentanu,Puspita Diningrum dan penghuni pedepokan Bintang Laut.

Meng Cheng Louh lantas memerintahkan pada bawahannya untuk membangun Rumah.

Arya Sentanu dan Puspita Diningrum mendekati Udin. Lalu menanyakan perihal apa yang terjadi.

"Mereka adalah Keluarga Udin Eyang..." ucap Udin.

Hari berganti minggu,minggu berganti Bulan.

Pagi hari di pinggir sungai.

Udin memancing bersama Bayu,dan Rudi.

"Ayah...." ucap Rudi.

"Iya Nak...." ucap Udin.

"Aku suka sama Ling - Ling... Tapi aku takut menyatakannya.." ucap Rudi.

"Masa anak ayah takut menyatakan cinta... " ucap Udin.

"Ya takut saja ayah..." ucap Rudi.

Tak lama kemudian Ling - ling datang.

"Kak... Sudah dapat ikannya apa belum?" ucap Ling - ling.

"Sudah..." ucap Udin.

Ling - ling melihat keranjang tempat ikan.

"Mana ikannya kak..." ucap Ling - ling. tak melihat se ekor pun.

Udin menunjuk Ling - ling.

"Iiiissh...Kak Udin ini....Ling - ling serius atuh..." ucap Ling - ling

"Rudi...." ucap Udin.

"I...Iya Ayah... " ucap Rudi.

"Bilang sudah...." ucap Udin.

"Rudi suka sama kamu Bi Ling - ling.." ucap Bayu tiba - tiba bersuara.

"EH....!!!??? Ling - Ling terkejut.

"eng...enggak Ling.." ucap Rudi gugup.

"Rudi kan anaknya kak Udin,jadi Rudi adalah keponakanku. Jadi...Maaf saja...." ucap Ling - ling.

"Kasihaannn......" ucap Bayu.

Ling - ling kemudian pergi.

"Cinta itu tak selamanya dapat memiliki Nak...

"Dia bukan Jodohmu... Tuhan sudah mempersiapkan Jodohmu...Tapi kita juga harus berusaha.." ucap Udin.

"Iya ayah...." ucap Rudi.

Udin tau karakter Ling - ling,sekali bilang tidak maka pendiriannya tidak berubah.

Udin hidup bahagia bersama keluarga dan teman - temannya.

----Tamat----

Maaf gak bisa melanjutkan. Pikiran buntu,banyak kerjaan. Rencananya mau buat panjang ini cerita..

Padahal baru 424 K kata yang ku buat.

Kalau ada Ide baru...Aku akan buat cerita lain. Ceritanya hampir sama seperti petualangan Udin. Terima kasih atas dukungannya. Sampai jumpa di cerita yang lain.

Matur suwun.

Next cerita,aku buat mirip seperti suhu jarilima. cuman alur dan ceritanya berbeda. Maklum... Dapat inspirasi ceritanya dari situ
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd