Bab 24
"Siap Ketua.. Tapi maaf...kalau boleh saya tahu,Alasannya itu apa ketua menghentikan pencarian ini ?" ucap Cempaka heran.
"Kami sudah ikhlas,mungkin cucuku sudah tiada,dan aku sudah mendapat pengganti cucuku yang hilang itu...
Arya Sentanu menoleh ke arah Umam.
"Umam...Apakah kamu bisa menangkap ke 6 penyusup itu?" ucap Arya Sentanu.
"Ganteng juga temannya Jaka ini... Kira - kira dia sudah berkeluarga apa belum ya.." ucap Cempaka dalam hati.
"Bisa Tuan..." ucap Umam.
"Tangkap mereka...Bawa kesini..." ucap Arya Sentanu.
"Siaap laksanakan..." ucap Umam tegas.
Umam langsung melesat ke luar.
"EH.....!!!??? Arya Sentanu dan Cempaka terkejut,sebab gerakan Umam sangatlah cepat.
Baru 4 tarikan Nafas,Umam sudah muncul di depan Arya Sentanu dan Cempaka sambil membawa 6 orang prajurit kerajaan Awan yang di ikat,tangan kanan mengangkat 3 orang, tangam kiri mengangkat 3 orang,mulutnya di tempel lakban.
Gubraakkk...... Arya Sentanu dan Cempaka terjatuh dari kursinya karena terkejut Umam datang tiba - tiba sambil membawa 6 orang terikat.
Bruuukk.... Umam menjatuhkan ke 6 orang tersebut.
"Sungguh sakti ternyata teman cucuku ini..." ucap Arya sentanu dalam hati.
"Ba...Ba...Bagaimana dia bisa secepat itu..." ucap Cempaka dalam hati.
"Ini penyusupnya Tuan...Mau kita bunuh atau kita bakar saja..." ucap Umam.
"Jangan....Kita serahkan pada Gusti Prabu Bayu Lesmana saja." ucap Arya Sentanu.
"Baiklah.... Aku akan mengirimnya ke ....Siapa tadi Tuan...?"ucap Umam.
"Prabu Gusti Bayu Lesmana..." ucap Arya Sentanu.
"Bentar..." ucap Umam.
Nampak mata Umam membiru.
"EH.....!!!??? Arya Sentanu dan Cempaka terkejut saat melihat mata Umam.
Lalu tiba - tiba ke 6 penyup itu hilang dari ruangan tersebut.
"Kemana penyusup itu " ucap Cempaka.
"Sudah aku kirim ke Gusti Prabu Bayu Lesmana.." ucap Umam.
Arya Sentanu mencari - cari ke 6 penyusup tadi.
"Seriusss???" ucap Cempaka tak percaya.
"Kalau gak percaya,ayo kita kesana..." ucap Umam.
Umam,Arya Sentanu dan Cempaka menghilang dari ruang balai pertemuan.
----***----
Ruang Singgasana kerajaan Bulan.
Nampak Gusti Prabu Bayu Lesmana sedang menerima laporan dari bawahannya.
Tiba - tiba muncul 6 orang di depannya dalam keadaan terikat.
Seluruh orang yang hadir di situ terkejut,bahkan ke 6 orang yang terikat juga terkejut.
Prajurit yang ada di situ mengelilingi ke 6 orang tersebut sambil mengarahkan pedang dan tombak.
"Siapa Kaliaan....." ucap Gusti Prabu Bayu Lesmana.
Hemph....Hemmphhh.....Hempphh.. Mereka tak bisa bicara karena mulutnya di lakban.
"Senopati Arkha.... Siapa ke 6 orang ini" ucap Gusti Prabu Bayu Lesmana.
"Nyuwun sewu Gusti Prabu.. Hamba tidak tahu.." ucap Senopati Arkha.
Tak lama kemudian Muncul Umam,arya Sentanu dan Cempaka di samping Raja Bulan.
"EH.......!!!??? Mereka terkejut.salah satunya Arya Sentanu.
Arya Sentanu menoleh ke kanan,ia melihat Raja Bulan,lalu memberi Hormat begitu pula Cempaka.
"Salam hormat Gusti Prabu...." ucap Arya Sentanu dan Cempaka.
"Kakek Arya Sentanu...Kau kah Itu..?" ucap Gusti Prabu Bayu Lesmana.
"Dalem...Injih..Niki kulo Arya Sentanu." ucap Arya Sentanu.
Bila Bayu Lesmana tak memakai mahkota,Arya Sentanu memanggil hanya namanya saja,tapi bila memakai Mahkota maka dirinya memanggil Gusti Prabu.Sebab Ayah Bayu Lesmana berteman baik dengan Arya Sentanu.
"Kenapa kakek bisa tiba - tiba muncul di sini? lalu apakah ke 6 orang yang terikat ini adalah ulah kakek?" ucap Gusti Prabu Bayu Lesmana.
"Ampun Gusti Prabu.... Ini ulah temannya Cucu Saya Jaka..." ucap Arya Sentanu.
Umam diam saja ketika sudah tiba di ruangan itu.
"Teman Cucu Kakek? Apakah Cucu Kakek yang bernama Syaifudin sudah ketemu? Lalu di mana teman kakek itu?" ucap Gusti Prabu Bayu Lesmana.
"Hamba menemukan pengganti cucu saya yang hilang,Teman cucu saya juga ada di sini...
"Ini teman cucu saya..Namanya Umam Gusti.." ucap Arya Sentanu sambil menunjuk Umam memakai jari jempolnya,sebab Umam berada di sampingnya.
"Beri hormat pada Gusti Prabu...." ucap Senopati Arkha melihat Umam santai saja tak memberi hormat.
"Kalau aku tak mau...Kalian mau apa?" ucap Umam.
"Lancang sekali..." ucap Senopati emosi melihat Rajanya tak di hargai,lalu ia menarik pedangnya lalu menyerang Umam.
Baru jarak 1 meter,tubuh senopati Arkha terdiam tak bisa gerak karena Umam menahan memakai kekuatannya.
"Aku kesini hanya mengirimkan penyusup dari kerajaan Awan,lalu Eyangnya Jaka menyuruhku menangkap penyusup itu.Setelah aku tangkap,Lalu Eyangnya Jaka akan mengirim penyusup ini ke Gusti... Azzz lupa aku namanya.." ucap Umam.
"Gusti Prabu Bayu Lesmana" ucap Cempaka lirih.
"Nah itu... Ya aku kirim langsung saja... Kelamaan jika di antar pakai kuda." ucap Umam.
Gusti Prabu Bayu Lesmana kemudian bersujud kepada Umam.
"Nyuwun sewu Pendekar...Hamba tidak tahu menahu..Tolong maafkan Kami.." ucap Gusti Prabu Bayu Lesmana.Ia melakukan ini karena melihat kesaktian pada Pria yang berada di sampingnya itu,Dirinya tidak mampu melakukan hal yang serupa. Sebab jaraknya sangat jauh dari tempatnya berada.
Bawahannya Raja yang melihat Rajanya bersujud pada orang asing terkejut.
Lalu ikutaan bersujud.
"Maafkan Kami tuan pendekar..." ucap bawahan Raja.
"Iya aku maafkan....
"Ayoo eyangnya Jaka...Kita kembali..." ucap Umam.
Belum sempat Arya Sentanu bicara,dirinya sudah hilang.
Umam,Arya Sentanu dan Cempaka hilang di ruang singgasana Raja Bulan.
Senopati Arkha bisa bergerak lagi.
Bayu Lesmana terkejut saat bangkit dari sujudnya...Karena tak menemukan Keberadaan Umam dan yang lainnya.
"Untung aku cepat - cepat minta maaf,jika tidak bisa gawat... Aku saja berpindah tempat gak bisa secepat itu.." ucap Bayu Lesmana dalam Hati.
"Senopati Arkha...Buka yang menempel pada mulutnya itu.." ucap Bayu Lesmana.
"Sendiko dawuh Gusti Prabu..." Senopati Arkha.
----***----
Pedepokan Bintang Laut.
Ruang balai pertemuan.
Umam,Arya Sentanu dan Cempak muncul.
"Kembali ke....EH...!!!??? ucap Arya Sentanu lalu terkejut melihat dirinya telah kembali ke pedepokannya lagi.
Cempaka nampak Pucat,karena baru pertama kali mengalami seperti itu.
"Itu namanya Jurus teleportasi... Kalau kalian bisa menggunakan jurus ini,kalian bisa berpindah tempat sesuka kalian,Asal kalian sudah pernah mengunjungi atau pernah melihatnya.." ucap Umam.
Umam berkata seperti itu agar tidak di sebut hantu oleh Cempaka.
"Ooo....Jurus teleportasi..." ucap Arya Sentanu dan Cempaka.
---****---
Dunia Cincin.
Nampak Luciefer mengelap tubuh Udin.
Udin tak sadarkan diri selama 2 bulan lamanya.
Jari Udin tiba - tiba bergerak,lalu Udin membuka matanya.
Udin melihat bayangan kabur...Lama kelamaan menjadi terang dan jelas...Tapi kedua mata Udin tetap memutih.
"Aku bisa melihat...!!!." ucap Udin Kaget.
"EH....!!!?? Luciefer terkejut.
Udin kemudian duduk ,Lalu melihat di sekelilingnya,Ia melihat Luciefer dan suasana di dalam kamar tidur.
"Paman Lusi...?" ucap Udin.
"Luciefer Bos...." ucap Luciefer.
"Iya itu... Udin bisa melihat Paman...." ucap Udin. Nampak air mata keluar dari mata Udin.
"Seriuss Bos...Bos bisa melihat...!!??" ucap Luciefer tak percaya.
"Iyaaa Pamann...Aku Bisa melihat... Baju Paman bewarna Hitam kan.." ucap Udin sambil mengelap air matanya.
"Iya... EH....!!!?
Luciefer kemudian menunjukkan angka memakai kekuatannya,nampak Kabut hitam membentuk sebuah angka.
"Ini berapa Bos?" ucap Luciefer.
"7595 Paman...." ucap Udin.
"Iya benar...Bos bisa melihat..." ucap Luciefer.
Udin berdiri lalu melompat - lompat di kasur.
Tenaga dalam Udin semakin besar dari sebelumnya.
"Horeeee....Aku Bisa melihat....
"Pamaaan....Aku bisa lihat...
Udin melompat lalu turun di lantai,Ia berlarian mengellilingi kamarnya.
"Cihuuuyyyy........Yipi kaiye yihaaaa.....
Udin berhenti,Lalu melihat ke arah tempat tidurnya terdapat tongkat yang jaraknya 5 tombak. Lalu Udin mencoba mengambil tongkat itu memakai tenaga dalamnya.
Wuusshh.... Tongkat itu melesat ke arah Udin.
Tap...Udin menangkap Tongkatnya.
"Cihuuyyy....Berhasill...." ucap Udin.
Udin berjalan ke arah Luciefer sambil menghentakkan tongkatnya.
"Bos...Kalau dah bisa lihat,mengapa bos menghentakkan tongkat Bos..." ucap Luciefer heran.
"Oh iya....
Udin mencoba tak menghentakkan tongkatnya,namun tetap saja menghentakkan tongkatnya.
"Gak tahu Paman...Mungkin dah kebiasaan Udin.Ini dah Udin coba,tapi gak bisa." ucap Udin.
"Di simpan saja bos tongkatnya dalam cincin." ucap Luciefer.
"Hem....
Nampak Udin berpikir.
"Gak ah Paman... Udin lebih nyaman begini.." ucap Udin.
Luciefer mendekati Udin lalu menaruh telapak tangannya di depan muka Udin lalu menggerakkan ke atas ke bawah. Mata Udin tak berkedip.
"Paman gak percaya kalau Udin bisa melihat?" ucap Udin.
Luciefer menarik tangannya.
"Bukan gak percaya,tapi heran...Mata Bos tetap putih,tapi kok bisa melihat?" ucap Luciefer.
"Masa seh Paman...??" ucap Udin.
Udin melihat kaca cermin tak jauh darinya.
"Beneran Bos...Mata Bos tetap putih." ucap Luciefer.
Udin berjalan ke arah Kaca Cermin sambil menghentakkan tongkatnya.
Lalu Udin bercermin. Ia melihat pantulan dirinya di cermin tersebut.
"Iya Paman...Mataku tetap putih...
Nampak Udin terdiam.
"Tapi gak apa - apa Paman...Yang penting Udin bisa melihat" ucap Udin.
"Iya juga seh..." ucap Luciefer.
Udin kemudian berjalan ke arah pintu kamar tidur,Luciefer mengikuti Udin dari belakang.
Tak lama kemudian ia sampai di luar pintu kamar tidurnya.
"Waaahh....Luaas sekali Paman istana Ini...." ucap Udin.
"Ya memang luas Bos..." ucap Luciefer.
"Oh iya Paman....Udin gak sadarkan diri berapa lama?" ucap Udin.
"2 bulan Bos..." ucap Luciefer.
"Ooo... 2 bulan...
"EH.....!!! Serius paman Udin gak sadar selama 2 bulan?" ucap Udin.
"Iya Bos...Aku serius..." ucap Luciefer.
"Kalungku mana Paman?" ucap Udin tersadar jika kalungnya di lepas sebelum ia tak sadarkan diri.
"Ada di leher Boss..." ucap Luciefer.
Udin memeriksa lehernya,lalu mengluarkan kalung di balik kaosnya.
Nampak kalung emas lalu ada batu Liontin.
"Kemana tali satunya ya..." ucap Udin.
"Talinya aku buang Bos..." ucap Luciefer.
"Kenapa di buang paman..." ucap Udin.
"Rapuh setelah cahaya itu keluar Boss.." ucap Luciefer.
"Ooo... begitu..... Ya udah...
"Paman di sini atau ikut keluar?" ucap Udin.
"Ikut Bos...Kesepian kalau aku di sini sendirian" ucap Luciefer.
Luciefer kemudian berubah menjadi kabut hitam lalu masuk dalam tubuh Udin.
"Ooo...Begitu ta Paman Lusi masuk dalam tubuhku.." ucap Udin dalam hati.
Udin kemudian keluar dari dunia Cincin.
----***----
Ruang makan keluarga.
Udin muncul di samping meja makan.
Udin berjalan keluar ruangan itu sambil menghentakkan tongkatnya.
Tak lama kemudian,Udin sampai di halaman pedepokan. Matahari belum berada di atas kepala.Nampak para murid pedepokan melakukan aktifitasnya,ada yang berlatih jurus,ada yang latih tanding,ada pula yang mengobrol.
Udin melihat salah satu Wanita yang wajahnya terdapat coretan.
" Ooo...Itu yang bernama Sinta.."
Udin melihat seorang Pria dewasa berjalan bersama wanita dewasa.
"Dia siapa ya?..
"Hem..... Biarin sajalah... Toh bukan urusanku. " ucap Udin dalam hati.
Sari mendekati Udin.
"Jaka...." ucap Sari.
Udin menoleh ke Sari.
"Dalem..." ucap Udin.
" Kamu masih ada kelebihan shampo dan sabun gak..Kalau punya,minta nah.." ucap Sari.
"Hem....Ada...Tapi besok ya mbak..Soalnya Temanku bilang besok barangnya baru ada.." ucap Udin alasan.
"Ooo...Begitu...Oke deh..." ucap Sari.
Emmuacchh....Emmmuaachhh.... Sari mencium pipi kanan dan kiri Udin.
"Makasih ya Jaka..." ucap Sari.
"Ya sama - sama mbak..." ucap Udin.
"Berarti tadi aku berhasil mengatur waktunya" ucap Udin dalam hati.
Udin berjalan ke arah kamar tidur melalui ingatannya.
"Hem...Setelah ini aku belok kanan...Lalu lurus.." ucap Udin dalam hati berjalan sambil menghentakkan tongkatnya.
Tak lama kemudian Udin berada di depan pintu kamarnya.
"Ini kamar yang aku tempati..." ucap Udin dalam hati.
Udin membuka pintu kamarnya.
Kriiieeett..... Suara pintu terbuka.
Lalu Udin berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Ia melihat ada tumpukan pakaian di atas tempat tidur.
"Pakaiannya siapa ini ya...
Udin mengambil lalu meraba - raba pakaian tersebut.
"Masa seh ini bajuku..... Tapi aku gak punya baju sebagus ini....ucap Udin dalam hati.
Sebab Udin ketika meraba - rana pakaian tersebut,nampak berberda,kainnya terbuat dari kain yang bagus,sedangkan pakaian yang biasa Udin pakai bahannya agak kasar.
Udin meletakkan kembali pakaian tersebut.
Udin mendengar langkah kaki. Langkah kaki itu semakin mendekat ke kamarnya. Tak lama kemudian Puspita Diningrum muncul di balik pintu.
"Siapa wanita tua ini..."ucap Udin dalam hati melihat seorang Wanita tua yang muncul dan masuk ke dalam kamarnya.
"Gimana Cucuku cah baguss...Apakah kamu sudah mencoba bajunya..." ucap Puspita Diningrum.
"Ooo...Eyang putri too.." ucap Udin dalam hati.
"Bagus Eyang putri..." ucap Udin.
"Pakailah....Eyang sengaja membelikanmu baju baru.." ucap Puspita Diningrum.
"Baik Eyang...
"Eyang jangan mengintip...." ucap Udin.
"Oalah Jak...Jaka... Eyang putri gak bakalan tertarik sama burungmu.." ucap Puspita Diningrum.
Udin kemudian mengambil pakaian tersebut,lalu melepaskan pakaiannya.
"Jaka....Kenapa kalungnya jadi besar gitu?" ucap Puspita Diningrum heran ketika melihat kalung yang di pakai berbeda dari sebelumnya.
"Batunya nempel Eyang..***k bisa di lepas..." ucap Udin sambil memakai pakaiannya.
Puspita Diningrum lantas mendekati Udin,Lalu memegang batu Liontin.
"Kok bisa menempel begini ya..." ucap Puspita Diningrum heran.
"Jaka juga Gak tahu Eyang...Jaka mencoba tuk lepasin gak bisa - bisa.." ucap Udin.
Tak lama kemudian Udin selesai memakai pakaiannya.
"Tambah genteng Cucu Eyang putri.." ucap Puspita Diningrum
"Ya jelas dong Eyang... Kalau Cantik berarti bukan cucu Eyang putri." ucap Udin.
"Kok gitu...." ucap Puspita Diningrum.
"Kan Jaka Pria Eyang putri.... Masa pria di katakan cantik...Jaka Jadi wanita dong" ucap Udin.
"Ha....Ha...Ha...Ha...Ha...Kamu bisa saja Jaka..Jaka....." ucap Puspita Diningrum lalu ia mencium ke dua pipi Udin.
Emmuaachh...Emmuaaah....
" Eyang mau mengawasi para Murid di sini. Jaka mau ikut?" ucap Puspita Diningrum.
"Hem.... Ikut Eyang..." ucap Udin.
Puspita Diningrum lalu memegang tangan kiri Udin,Lalu mereka berjalan keluar kamar.
Tak lama kemudian,mereka berada di dekat murid - murid yang berlatih tanding menggunakan pedang.
"Hiyaat.... Trangg...Trang...Trang....
"Salam Hormat Nyonya Ketua..." ucap Wanita Dewasa.
"Bagaimana perkembangan mereka Wina.." ucap Puspita Diningrum.
"Mereka berkembang pesat Nyonya..." ucap Wina.
Udin memperhatikan Murid yang sedang berlatih tanding,Udin menghapalkan gerakan tersebut. Karena gerakan mereka berbeda dari yang Udin pelajari.
Salah satu murid terpental terkena jurus lawan tandingnya,Udin reflek melesat untuk menangkap murid yang terpental tersebut.
Tap...Udin berhasil menangkapnya. Udin turun perlahan memakai tenaga dalamnya.
Nampak para Murid dan guru menjatuhkan rahangya ke bawah,Sebab Udin bisa melakukan hal yang susah bagi mereka.
"Terima kasih jaka..." ucap Wanita yang di tangkap oleh Udin.
"Iya mbak...
"Jaka boleh ikutan apa enggak?." ucap Udin.
Wina menoleh ke arah Puspita Diningrum. Puspita Diningrum menganggukakn kepalanya.
"Boleh....
"Lastri....Coba kamu hadapi Udin...Tapi jangan serius .." ucap Wina.
"Baik guru..." ucap Lastri.
Lastri berjalan ke arah Udin lalu berhenti sekitar 2 tombak sambil memegang tombak.
Udin diam saja tak bergerak.
Lastri kemudian melesat ke arah Udin,ia mengayunka tombaknya ke samping kanan Udin.
Udin menangkap Tombak itu lalu melayangkan tongkatnya ke bokong Lastri.
Pok....Pok...Pok...
"Aw....aww....Awww.......Lastri mengaduh kesakitan. Ia merasakan bokongnya panas terkena pukulan tongkat Udin.
Udin melepaskan tombak yang ia pegang.
Lastri mundur 1 tombak,lalu mengusap - ngusap bokongnya.
"Yang serius mbak... Kalau gak serius maka pukulanku makin panas nanti." ucap Udin.
"Baiklah jika kamu minta serius Jaka...." ucap Lastri.
Kini Lastri serius melawan Udin. Lastri melesat sambil mengarahkan mata tombak ke Udin.
Udin menghindar ke samping kanan,Lastri memutar arah tombak ke kiri.
Tak...Suara tombak dan tongkat berbenturan.
Lastri mengunakan kakinya menendang Udin di sertai tenaga dalam.
Udin menahan kaki Lastri menggunakan tangan kirinya.
Nampak para murid yang melihat Lastri latih tanding dengan Jaka mendekat.
Lastri menarik tombak tombaknya,lalu mengayunkan tombaknya ke arah dada Udin.
Udin menghidar kesamping.
Berulang kali Lastri mengarahkan tombak itu ke dada Udin,Udin berhasil menghindarinya.
Ketika Udin menghidar,Udin dengan cepat menangkap lalu menarik tombak itu,Lastri terdorong ke depan.Udin mengacungkan tongkatnya ke atas sambil mengangkat kaki kanannya,
Bughh....kaki Udin menahan tubuh Lastri,Tongkatnya hampir menyentuh leher Lastri.
"Cukuup....." ucap Wina.
Udin menurunkan kakinya dan tongkatnya.
"Prook....Prookk.... Prookk...Prookk....
Suara tepukan tangan yang melihat aksi mereka.
"Jaka ingin melawan Bibi Wina..." ucap Udin.
"Baiklah... Bibi akan meladenimu.." ucap Wina.
Lastri menyingkir.Wina berjalan lalu berhenti 2 tombak di depan Udin.
Wina memegang sebuah pedang. Tiba - tiba Udin langsung melesat ke arahnya,Wina terkejut,ia reflek menghindar.Wina melayang pedangnya....