Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bibi Rahma (Kisahku Mencintai Bibi dan Para MILF di Kampung)

Mendorong dengan semangat.... up up up
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Setelah sekian lama aku menjadi pembaca setia cerita sedarah, akhirnya aku memberanikan diri menceritakan kisahku. Ini adalah kisah nyataku dengan bibiku sendiri. Kisah yang membuatku mencintai dan terobsesi dengan MILF. Dari bibiku ini, akhirnya aku menjadi petualang seks dengan para MILF di kampungku. Kisah yang tak akan pernah bisa dilupakan dan masih tetap terjadi sampai hari ini.

Cerita ini memiliki latar waktu 2012 sampai saat ini.

Perkenalkan, namaku Rama Damar (bukan nama sebenarnya). Aku saat ini berusia 27 tahun dan sudah menikah. Aku bekerja di perusahaan swasta di Kota Tangerang. Perawakanku biasa saja dengan tinggi 167 cm dengan kulit sawo matang dan rambut ikal, hanya saja aku dikaruniai kemampuan berbahasa yang baik. Lebih tepatnya jago gombal. Dan aku bersyukur memiliki kelebihan ini, karena dengan kemampuan ini aku mampu menaklukan para MILF impian di kampungku. Dan dari kemampuan itulah cerita perjalanan menaklukan MILF ini dimulai.

1. Bibiku Rahma, awal mula aku mencintai MILF (Part I)

Cerita bermula saat aku kelas 1 SMA atau sekitar usia 15 tahun. Aku adalah seorang remaja yang memiliki nafsu seks tinggi, terutama dengan wanita yang umurnya lebih dewasa dari umurku. Bahkan dari akhir SMP aku sudah mengenal istilah coli dan sudah sering melakukannya.

Ini sepertinya dimulai saat aku seringkali bermain dan menginap di rumah pamanku. Untuk kalian ketahui, pamanku fajar (adik ayahku) saat itu berusia 38 tahun memiliki istri yang namanya Rahma 37 tahun dan dua orang putri, Wati 14 tahun dan Hera 2 tahun. Bibiku ini memiliki kriteria sempurna untukku. Dengan perawakan ideal, ditambah toketnya yang bulat berisi. Dan bibiku ini tipikal wanita supel tapi sedikit judes, cuma yang membuatku selalu sange saat bertemu bibiku ini karena dia seringkali berbicara menjurus ke arah seks.

O iya, rumah pamanku ini termasuk bebas. Pamanku tidak sungkan untuk minum-minuman keras di depan ku keponakannya, bahkan pernah suatu ketika aku melihatnya menghisap *****. Tapi ini yang membuatku betah bermain atau menginap di rumahnya. Karena selain membuatku nyaman, juga karena aku bisa leluasa memandangi bibiku rahma.

Awalnya aku tidak terlalu menghiraukan sifat bibiku yang berbicara menjurus kearah seks. Tapi seiring berjalannya waktu, ditambah ada satu momen saat aku tak sengaja melihat bibiku dalam keadaan bugil. Dari situlah cara pandangku tentang bibiku berubah 180 derajat.

Rumah pamanku ini sebenarnya kecil, dengan jumlah ruangan hanya 3 petak. Ruang tamu, kamar tidur, dan dapur+kamar mandi. Antara ruang tamu dan kamar tidur hanya dibatasi oleh sekat gorden. Sore itu sekitar jam setengah 5, seperti biasa aku sudah di rumah pamanku. Sembari menonton tv aku bermain dengan anak pamanku Hera yg masih berusia 2 tahun. Saat itu kebetulan pamanku sedang ada kerjaan di luar, dan anaknya yang pertama sedang main bersama temannya.

"Rama, tolong jagain adik kamu ya!! Bibi mau mandi." Seru bibiku di balik gorden kamar tidurnya.

"Iya bi." Jawabku singkat, sambil terus bermain dengan anaknya Hera.

Sehabis aku menjawab perintah bibiku, tanpa sengaja anaknya Hera yang berusia 2 tahun menarik gorden pembatas ruangan. Dari situ aku kaget sekaligus deg-degan, karena dari hal yang tidak sengaja itu aku malah melihat tubuh bibiku yang seksi tanpa sehelai benang alias bugil. Aku ingat sekali toketnya yang bulat berisi dengan bagian memeknya yang ditumbuhi bulu jembut halus. Kami berdua saling terpaku sejenak, tapi dengan segera bibiku berlari ke kamar mandi sambil tangannya menutupi toketnya yang bulat montok. Aku sekilas melihat roman mukanya yang memerah karena menahan malu. Aku pun ikut memalingkan muka, supaya dia tidak sadar jika aku memandangi tubuhnya dari atas sampai bawah.

Semenjak kejadian itu aku masih bermain di rumah pamanku seperti sebelumnya, hanya saja sekarang keadaan berubah. Aku datang kesana bukan sebagai keponakannya yang polos, tetapi sebagai keponakan yang terobsesi dengan tubuh bibinya. Bibiku sendiri masih bersikap biasa saja, bahkan seolah tak terjadi apa-apa.

Beda halnya denganku, dari kejadian itu obsesiku dengannya semakin besar. Aku mulai sering mencuri pandang ke bibiku, tapi tanpa dia sadari. Agar dia tidak risih, dan aku pun mulai sering coli di kamar mandi rumahnya dengan menggunakan celana dalam atau bh yang bekas dipakai olehnya sambil berfantasi tentang bibi Rahma. Itu kulakukan sebagai pancingan untuknya, aku yakin dia sadar mulai dijadikan objek seks oleh keponakannya, karena aku sering memuntahkan pejuhku di celana dalam atau bh nya. Tapi dia masih bersikap biasa saja.
Calon tante tante binal
 
3. Bibiku Rahma, awal mula aku mencintai MILF (Part III)

Setelah mengetahui vonis terhadap pamanku fajar, aku semakin mendapat angin segar dan kesempatan emas. Betapa tidak, setelah aku berhasil 'menjebak' bibiku dengan trik licikku sehingga ia mau mengocok kontolku dan menyusuiku. Kini aku bisa semakin leluasa menjamah dan menggagahi tubuh indah bibiku itu.

Bibiku pun mulai terbiasa dengan kontol baru pengganti kontol pamanku, ya dengan kontolku keponakannya. Tangisannya saat persidangan juga hanya tangisan palsu, karena aku tahu dia juga merasa bebas bisa bermain denganku.

Dengan vonis tersebut, otomatis aku hampir setiap hari menginap di rumah bibiku. Ya selain karena diserahi tanggung jawab oleh keluarga besar, juga pamanku fajar pernah menitipkan keluarganya kepadaku. Karena yang dia tahu aku hanya keponakan lelakinya yang baik, padahal tanpa sepengetahuannya, keponakannya ini sudah menggantikan posisi kontolnya di lubang memek dan di hati istrinya.

Kisah terlarang ini tetap berlanjut, tentu tanpa kecurigaan keluarga besar. Karena mereka tidak tahu terkait rahasia aku dan bibiku, jadi aku bebas dan merdeka mengentoti bibiku rahma di rumahnya. Lalu bagaimana dengan kedua putrinya? Mereka jelas tidak tahu, karena aku dan bibiku bermain pintar, selalu mencari celah kosong rumah. Tapi ada satu momen disaat aku hampir atau bisa dibilang sudah kepergok saat mengentoti bibiku rahma, bukan oleh kedua anaknya. Tapi oleh bibiku yang lain, Sri namanya. Usianya 30 tahun, dia anak bungsu dari keluarga ayahku, dia datang mengantar makanan untuk keluarga bibiku rahma.

Jadi siang itu, sekitar setengah satu. Saat itu aku sedang tidak masuk kuliah, aku sedari jam 11 sudah berada di rumah pamanku fajar. O iya, sejak aku diserahi tanggung jawab menjaga keluarga paman fajar, aku memiliki kunci cadangan rumahnya. Saat itu rumahnya kosong, karena kebetulan anak pertama pamanku sedang sekolah dan si bungsu sedang di rumah orang tua bibiku.

Aku sengaja sudah di rumahnya dengan tujuan ingin ngentot dengan bibiku sambil menunggunya pulang dari rumah orang tuanya. Aku sudah melepas pakaianku dan menyisakkan celana boxer tanpa sempak. Aku melakukan itu selain biar cepat, juga karena cuaca siang ini sangat terik jadi membuatku gerah. Aku tidak takut kepergok orang lain, karena mereka hanya tahu aku keponakannya saja.

"Eeh.. Udah di sini aja kamu ram?" Tanya bibiku rahma saat masuk ke rumah.

"Iya bi, abis mau main aja iseng. Hehehe." Jawabku berbohong sambil tertawa kepadanya.

"Alaahh.. iseng apaan, kamu mah yang ada pengen main sama memek bibi kan? Buktinya itu udah pake boxer doang, mana kontolnya udah tegang banget itu" Dengan tersenyum bibiku frontal meledekku.

"Hehehe.. bibi tahu aja." Jawab ku sambil cengengesan kepadanya.

"Iya taulah ram, kamu kan emang pengen banget kan sama memek bibi? Iya udah nanti ya, bibi mau nidurin hera dulu nih, kasian dia kecapean abis main di rumah kakeknya." Ujarnya sambil menggendong Hera masuk ke kamar.

"Siaap bu boss seksi, jangan lama yaa. Hehehe." Jawabku sekenanya.

"Bibi lamain lah, biar kontol kamu yang lagi tegang itu muncrat sendiri hehehe." Ledek bibiku dari dalam kamar.

"Aduuh.. jangan gitu dong bi, emang ga kasian apa sama ponakan sendiri? Lagian bibi juga butuh kontolku kan? Pamankan lagi di penjara. Hehehe." Jawabku membela diri sambil meledekknya balik.

"Pinteerrrnya ponakan bibi kalo udah ngomong. Pamannya lagi di penjara, istrinya malah dientot. Ga kasian apa pamannya di dalem cuma bisa coli doang kalo sange tapi di rumah istrinya malah dientot ponakannya." Jawab bibiku saat keluar kamar sambil menjewer kupingku dengan gemas.

Bibiku sendiri sudah melepas bh dan celananya saat keluar kamar, jadi dia hanya memakai kaos oblong yang agak besar dan celana dalam. Pentil toketnya sudah sangat terlihat jelas dari luar kaos. Membuat kontolku semakin tegang maksimal.

"Lagian salah sendiri paman pake narkoba, udah tahu istrinya seksi dan toketnya bulat berisi. Dia gatau apa kalo istrinya jadi inceran dan ponakannya udah nyari kesempatan kaya gini dari dulu" Ujarku sambil memandangi toketnya yang bulat berisi itu.

"Iya tuh pamanmu bandel, udah sering diingetin sama bibi. Kalau udah kaya gini kan dia jadi ga bisa ngentotin bibi dan cuma bisa coli. Vonisnya 5 tahun pula. Bibi malah dapet kontol pengganti." Gerutu bibiku sambil tangannya membuka boxerku dan memegang kontolku yang sudah tegang dari tadi.

"Eheeemm.. enaak bi, terusiiinn." Aku melenguh sambil menahan nikmat sentuhan tangan bibiku. Tak tinggal diam, aku pun mulai menciumi bibir bibiku dan kita beradu lidah. Tanganku pun sudah mulai masuk ke dalam kaosnya dan meremas toketnya.

"Ehhmmm enaaak raam, terusin remasannya yang kenceng." Balas bibiku tak kalah liar.

"Siaap bi, kita mandi keringat siang ini. Aku gamau kita main sebentaaarr."

"Bibi sepong ya ram kontol kamu?" Tanpa menunggu jawabanku, bibi sudah menurunkan wajahnya dan menyepong kontolku dengan lahap.

"Srrupp sruupp sruupp.. kontolmu enak ram, walaupun ukurannya ga jauh beda sama pamanmu tapi bibi suka banget." Ucapnya sambil sibuk menyepong kontolku.

"Bibi bakal ketagihan dan cinta banget nih sama kontol kamu ram." Bibi ku terus meracau sambil memujiku dan mengutarakan isi hatinya.

"Uuuucchh iyaa bii, sepongan bibi emang paling enak dan nikmaaatt. Aku juga bakal ketagihan sama pelayanan bibi." Aku sudah meracau keenakan dengan sepongannya.

Pergumulanku dengan bibi berjalan dengan penuh penghayatan, kami sudah selayaknya sepasang suami istri. Aku sengaja melakukan demikian, karena ini bagian strategiku agar bibiku rahma jatuh hati dan tidak mau lagi ngentot dengan pamanku.

"Bii.. aku masukin ke memek bibi ya? Udah becek banget tuh memeknya." Pintaku ke bibi, karena sedari tadi jariku sudah di memeknya dan sangat basah sekali.

"Iiyya raam.. masukin aja, pegel bibi juga nyepongin kontol kamu teruus hehe". Ujar bibiku yang memang sudah menyepong kontolku lebih dari 10 menit.

Aku dan bibi rahma akhirnya ngentot dengan berbagai macam gaya dan liar, bahkan dia bilang sendiri baru kali ini ngentot bisa senikmat ini. Hampir satu jam kami ngentot dan sudah beberapa kali bibiku mencapai orgasme. Sampai akhirnya pejuhku akan keluar untuk kedua kalinya, tiba-tiba pintu dibuka.

O iya aku ngentot dengan bibi di ruang tamu, karena di kamar tidur ada hera yang sedang terlelap. Aku tidak menyadari bahwa dari tadi kami ngentot, pintu belum terkunci.

"Teeh rahma.. ini makanan buat teteeeh. Apaa yang kalian lakukaaan?" Tanya bibiku sri masuk sambil kaget melihat aku dan bibi rahma sedang bugil dengan posisi aku berdiri dan akan memuntahkan pejuhku ke mulut bibiku rahma.

"Eehh anuu sri, maaf. Ini ga seperti yang kamu duga kok." Jawab bibiku rahma gelagapan kepergok oleh adik iparnya.

"Aanuu bi, iya ini ga seperti yang bibi kira." Jawabku ikut gugup sambil membantu jawaban bibi rahma.

Jujur aku sudah kepalang tanggung, karena memang kondisinya akan muncrat dan selepas aku berkata seperti itu pejuhku pun muncrat mengenai dagu serta toket bibi rahma.

"Tidak seperti yang aku kira gimana? Kalian jelas-jelas sedang ngentot dan itu juga rama kontolnya malah muncratin pejuh." Jawab frontal bibi sri menimpali ucapan kami berdua sambil melihat adegan cumshot ku berdua.

"Maaf bii.. aku khilaf ngento sama bibi rahma dan aku juga gatau kalau bibi mau kesini." Jawabku memelas sambil minta maaf padanya, tapi kontolku memang tidak bisa diajak kompromi, kontolku malah berdenyut-denyut karena sudah mengeluarkan pejuh.

"Bibi ga nyangka ram, kamu bisa ngentot sama teh rahma begini, bibi kira kamu beneran jagain teh rahma doang. Ternyata kamu ngentotin bibi kamu sendiri." Di sini jawaban bibi sri agak ketus dan terkaget, tapi aku bisa lihat matanya tak lepas menatap kontolku yang masih berdenyut dengan lelehan pejuh di ujung kepala kontolku.

"Aabiis aku ga kuat bi, maafin aku bi. Jangan bilang kesiapa-siapa bi. Tolong." Aku memelas dan meminta maaf padanya. Sementara bibi rahma hanya menunduk sambil menutupi tubuh bugilnya dengan kaos.

Aku sebenarnya tidak takut dengan kejadian ini, karena aku tahu bibiku sri tidak akan mengadukan aku dan justru ini jadi sinyal untukku untuk bisa ngentot dengannya kelak. Karena dia sudah melihatku dalam keadaan bugil sembari mengentoti kakak iparnya dan pejuh yang muncrat dari kontolku. Itu pasti akan membuat tubuhnya berdesir dan menggoyahkan hatinya.

Tapi aku tetap berusaha bersikap seolah aku takut dan meminta maaf. Ini strategiku agar jadi alasan untuk mengobrol suatu waktu nanti dengan bibi sri.

"Yaudah kalian jangan mengulangi hal ini, jujur bibi ga nyangka ram kamu bisa ngentotin teh rahma. Tapi apa mau dikata, kalian sudah melakukannya. Ini bibi nganter makanan buat teh rahma." Ucap bibi sri sambil menyerahkan makanan dan dia akhirnya pamit pulang.

"Makasih ya sri, kamu bisa ngerti. Teteh beneran minta maaf sama kamu dan tolong jangan kasih tahu siapapun." Ucap melas bibi rahma ke bibi sri, aku hanya bisa terdiam dan tak ingin merusak keadaan yang sudah lumayan terkendali.

"Iya teh, yaudah aku pamit." Jawab bibi sri sekenanya.

"Udah kamu pake baju dan celana ram, kontolmu itu masih aja gerak-gerak padahal pejuhnya udah muncrat." Bibi sri menyuruhku sambil berlalu pulang.

"Eehh iya bi, maaf." Jawabku dengan sedikit kaget.

Selepas bibi sri pulang, aku dan bibi rahma hanya bisa duduk terdiam. Kami masih khawatir kalau bibi sri akan membocorkan kejadian ini ke keluarga besar. Tapi aku yang memang tahu tentang bibi sri berusaha meyakinkan bibi rahma jika hal itu tidak mungkin terjadi. Karena jika kejadian ini terbongkar, justru secara tidak langsung dia juga membongkar aib keluarga besarnya. Dan itu pasti akan membuatnya malu.

Akhirnya setelah membersihkan diri, aku pamit pulang. Sambil mengecup bibir bibi rahma aku kembali meyakinkannya agar tidak perlu khawatir ini akan terbongkar. Bibi rahma hanya mengangguk tanpa menjawab.

Setibanya di rumah dan merebahkan diri di kamar, aku membayangkan kejadian tadi dan berpikir suatu saat akan mendapat kesempatan ngentot dengan bibiku yang lain, yaitu bibi sri. Karena bibi sri jelas-jelas melihat kami berdua sedang ngentot dan dia fokus melihat kontolku. Aku tinggal mencari celah kesempatan agar bayangan ini jadi kenyataan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd