Pecah Utak
Pertapa Semprot
---------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------
Cerita 184 – Karena Nila Setitik.. Rusak Susu Sebelanga
[Part 3] - Kepalang Basah..
Engkong sendiri menjulurkan lidah dengan tampang bego..
karena kontolnya dimanja rasa enak dibejek memek super legit milik Tanty.
Saking ketagihan akan nikmatnya.. ‘Kong Juki mengulangi perbuatan cabulnya itu lima sampai tujuhkali.
Berdiri-duduk memangku-berdiri-duduk memangku..
Sehingga Tanty dapat melihat muka memek ekspresi blo’on Engkong lima sampai tujuhkali di cermin..
\Ddengan bonus tusukan dalam penis di vaginanya lima sampai tujuhkali juga. Barulah bandot cabul itu puas.
Tanty rebah menyandarkan punggungnya ke badan Engkong.
Pasrah.. tatkala tubuhnya di naik-turunkan melalui tangkupan di pantat..
sehingga vaginanya dipaksa menumbuk penis yang tengah me-Raja di dalamnya.
Tanty tak sanggup lagi menerima kenikmatan di tubuh mudanya.. Engkong Juki terlalu bergairah padanya.
Ia kerahkan sisa tenaga untuk desahan keras terakhir sebelum orgasme..
“Ah.. Aah.. Aaahh.. Aaaahhh.. IYAAAAAAHHHH..!” *Crrt.. Crrt.. Crrt.. Crrrt*..”
Tanty meraih puncak kenikmatan terakhirnya dengan tubuh menggigil.
Bukan berhenti.. Engkong malah semakin gahar menyodok liang memek Tanty..!
Hingga membuat Tanty terpental-pental ke atas bagai menaiki kuda jantan yang sangat liar.
Di penghujung klimaks seksnya juga.. aki-aki peot gila memek itu meracau jorok..
“Gile memek luu.. Gile memek luuu.. Gile memek lu.. HNGKH..!” Jlebb..!!
Ditancapkan semprong panjangnya itu dalam-dalam di liang kewanitaan Tanty.. CROOTT..!
Sperma muncrat deras mengisi liang kewanitaan Tanty hingga meluap keluar.. tidak tertampung karena banyaknya.
Ekspresi wajah Tanty pasrah. Ia lihat dirinya di cermin terhentak-hentak..
akibat getaran dan sodokan dari si orang tua yang memangkunya.. ‘Kong Juki.
Liur dan hingus bandot itu meleleran.. wajah jeleknya yang amburadul terlihat beribu-ribu kepuasan diraih.
Sambil tertawa menang dan senyum menyebalkan.. dia berkata ke Tanty..
“Non.. mulai detik ini.. kalo Engkong ngetok pintu.. buka ya..! Pintu kamar Non.. sama pintu ini..”
Kong Juki mengangkat Tanty melalui tangkupan di pantat. Plupp..! Penis layu yang menancap miliknya terlepas.
Direntangnya bibir vagina lebar-lebar dan cairan putih kental dalam jumlah banyak miliknya pun meleleh keluar.
Tanty menyaksikan itu semua dari pantulan cermin meja riasnya..
Ditambah seringaian Engkong yang penuh kemenangan.
“Engkong datengin pintu Non ini tiap hari.. Engkong obrak-abrik dalemnye pake kontol tiap hari..
Engkong isi peju dalemnye tiap hari. Memek Non Tanty milik Engkong.. selamanyaa..
Huaaak.. hak hak hak hak haak..”
Mata Tanty perlahan menutup.. dipetiknya kembang tidur..
Kesampingkan sejenak kekalahannya.. kekalahan dirinya menjadi budak. Budak seks..
-----ooOoo-----
Perbudakan Berlanjut..
Krucuk! krucuk! krucuk..! Air jatuh menerpa tubuh telanjang Tanty dari lubang shower.
Mengguyur rambutnya yang panjang.
Bangun pagi setelah malam pertamanya dengan Engkong.. Tanty segera ke kamar mandi.
Ia renungi tiap-tiap kejadian tadi malam tanpa membilas tubuhnya dengan sabun..
ia biarkan saja hanya air yang membasuh tubuh.
Alam pikiran dan alam raga tampak tak sejalan. Tanty di antara sesal dan tidak.. antara suka dan benci..
Dirinya menjadi ‘kuil’ atau sesembahan nafsu binatang pemilik tempat kostnya.. Engkong Marjuki.
Setengah hatinya tidak.. tapi sisanya iya..
Kepuasan seks berkali-kali yang diberikan ‘Kong Juki buatnya demikian.
Dalam kebimbangan hati.. ia tuntaskan mandi.
Setelah itu.. ia kirim SMS ke temannya untuk absen kuliah sehari penuh..
Titip absen jika ada dosen yang longgar dalam pengawasan.
Ia berniat ingin mengurung diri di kamar seharian.
Beberapakali hand phonenya berdering dari teman sekelasnya langsung direject.
Untuk menghibur keresahan hati.. ia putar lagu Dugem..
dengan ditemani minuman ringan bersoda dari kulkas yang telah dingin. Ia pandangi dirinya di cermin..
Tubuh sintalnya yang terbalut handuk putih itu dirasa bukan sepenuhnya lagi miliknya.
Tapi milik seorang lelaki udzur yang .. Tok..! Tok..! Tok..! “Y-yaa.. sia-siapa..?”
Jantung Tanty berdebar seketika. Ia menduga namun juga berharap salah.
Semakin dekat ia berjalan ke pintu yang hendak dibukanya.. semakin kencang jantungnya berdebar.
Ceklek..! Seringai wajah mesum yang dikhawatirkan muncul dari balik pintu.. ‘Kong Juki.
“Udah mandi Non..? Heh heh heh.. wangi lagi dong memeknya.. bisa buat Engkong nyarap.. Huak hak hak hak..”
Tanty menggeleng takut.. berjalan mundur mengarah ke ranjang.
Pintu kamarnya ditutup dan langsung dikunci oleh Engkong.. yang menyatakan bahwa:
Tidak boleh ada yang mengganggu.. dan Tanty tidak boleh lari. Memeknya harus siap digali.
Engkong cepat-cepat menanggalkan pakaian sambil tertawa sinting..
bagai anak kecil yang ingin segera loncat ke dalam kolam renang telanjang melihat kolam indah ber-air jernih.
Terjerembab di kasur.. Tanty terus bergerak mundur ke sandaran ranjang..
dengan kedua tangan menutupi kedua daerah vitalnya. Padahal jelas ia masih memakai handuk.
Tatapan dan perilaku maniak Engkonglah yang buat Tanty demikian.
“Hup..” BRUK..! Engkong menerjang ranjang dekat mata kaki Tanty.. menuju sasarannya.. vagina.
Si cantik itu terus bergeleng.. “Koong.. Koong..” maksudnya hentikan.. jangan mendekat.
Namun ia tidak berucap itu.. karena bagian tubuh vitalnya menghasut..
Terus.. ayo perkosa aku..!! Habis-habisan.. sampai aku pingsan kepuasan..!! Begitu kira-kira.
Dengan seringai mesum.. Engkong tangkap betis Tanty dan membuka jalan menuju surga untuknya.
Tanty yang masih menggenggam hape.. menekan handuknya ke bawah.. di bagian selangkangan..
Karena ingat ia belum sempat mengenakan celana dalam.
“Kooong..” Tanty makin cepat menggeleng.. wajahnya begitu ayu saat mengiba.
“Udahlah Non.. pan Engkong udah lihat memeknya.. udah pernah Engkong jilat..
Udah pernah Engkong celupin titit malah.. Heh heh heh. Apalagi yang musti dimaluin..?”
Ujar ‘Kong Juki dengan tatapan gemas atas penolakan Tanty yang setengah-setengah.
Tentu Tanty tidak melawan waktu kakinya diatur mengangkang.
Tiba-tiba tatapan Engkong berubah galak. “Ape kasih tau pacarnye aje nih.. soal shepia-si Non..!?”
“Jang-jangan Kooong.. jangaaaaan..” mohon Tanty lirih.
“Kalo gitu.. kasih Engkong memeknye dong..”
Dengan gerak lembut Tanty mengangguk. Tangannya yang menekan handuk terangkat dikit demi sedikit.
Engkong menyingkap ke atas handuk sambil menggoda.. “Ciluuuk.. bakekok.. hihihihi.. kelihatan memeknya..”
Pipi Tanty pun merona karena malu.. tambah cantik mempesona saja dirinya. Ia refleks merapatkan kaki kembali.
“Eit-eit.. jangan ditutup lagi dong maniis.. hihihihi..” sergah Engkong sambil mengelus-elus kemulusan paha.
Masih terus menggerayang.. Engkong bertanya ke Tanty dengan wajah mesum..
“Naah.. boleh nggak.. Engkong cium memek Non..?” Tanty menggeleng.
“Nggak boleh..?” Tanty menggeleng lagi.
“Berarti Engkong kasih tau pacar Non dong, masalah kondomnya..?” Tukas Engkong dengan senyum menakut-nakuti.
Berulangkali Tanty hanya geleng-geleng kepala.. ia tidak tau harus bagaimana.
Antara menikmati pelecehan yang akan menjadi sebuah orgasme berkali-kali..
dan tidak sudi dikerjai laki-laki yang seharusnya pantas menjadi Kakeknya.
Dengan wajah mesum yang menyebalkan.. Engkong bergerak perlahan hendak memasukkan kepalanya ke dalam handuk.
Tanty meremas handuk di dadanya dengan kepala bergeleng dan tanpa sadar berkata.. “Mas Iqbal.. tolong akuu..”
Engkong tertawa terbahak-bahak mendengarnya..
“Iya Mas.. tolongin sephianya mau Engkong cium memeknya.. Huaak hak hak hak. Met makan Marjukii.. Hhmmmmmmhhh..”
Engkong pun pesta pora dengan membenamkan wajahnya di vagina Tanty..
yang baru dibilas bersih dan wangi memakai sabun perawat kewanitaan.
Tanty meremas-remas handuk di bagian selangkangan yang memumbul karena ada kepala Engkong di dalamnya.
Meskipun tau apa yang dilakukan Engkong lewat perlakuan mulut rakus memeknya..
Tapi ia ingin melihat langsung wajah Engkong yang pasti pandangannya melecehkan.
Pelan-pelan ia beranikan diri membuka lepitan handuk.
Betul saja. senyum mesum tergurat di wajah Engkong.
Kakek cabul itu dengan bangga memperlihatkan jilatan-jilatan sepanjang bibir vagina sesukanya..
di mana Tanty hanya bisa melihat dan mendesah.
Bahkan dia juga sengaja merentang lebar bibir vagina untuk dilihatnya dekat-dekat..
lalu dengan gerak cepat menyelupkan lidah dalam-dalam.
Tanty hanya pasrah.. kakinya mengangkang lebih lebar.. seakan memberi akses untuk pelecehan berlanjut.
Tangannya meremas-remas sprei.. sambil terus menatap Engkong yang tersenyum menang ke arahnya.
Tapi sayang.. aktivitas kenikmatan seks itu harus tertunda..
Tok..! tok..! tok..! “Taan.. Tan.. lu ga papa..? Ini gua.. Diny..” Deg..! jantung Tanty serasa berhenti.
Sebaliknya.. Engkong malah menyeringai.. tampak punya ide mesum jahat.
Cepat-cepat dia rebut handuk Tanty dan dilemparnya jauh-jauh.
“Ya-a..” sahut Tanty seraya meronta.. karena Engkong berusaha menyetubuhinya.
“Sakit apaan lu..? Buka pintunya.. gua mau masuk..!”
Jebrett..! Engkong berhasil menindih Tanty meski belum dipenetrasi.
Sambil berusaha sekuat tenaga menahan niat busuk Engkong.. Tanty terus berbicara ke wanita di balik pintu..
“Lo. nggak.. praktek..?”
“Udah.. khan ujian. Gue shift pertama.. makanya gue ke sini mau ngasih tahu lu..
‘coz masih ada kesempatan kalo lu udah enakan. Lu khan dari absen ujian shift kedua. Sakit apa sih lu..? buka dong oi..!”
Jlebb..! ‘Mmpfh..!’ Tanty menutup mulut kuat-kuat sewaktu vaginanya berhasil ditanamkan penis oleh Engkong.
Bandot maniak seks itu langsung bergerak brutal.. memperkosa memek Tanty tanpa ampun.
“Tan.. lagi ngapain sih luu..? Buka dong Say.. gua pengen masuk..!”
Tanty menahan nafas.. “Lo duluan deh gue mau mandi dulu..!” ia kembali menutup mulut dan memburu oksigen.
“Ya ga papa kalee.. gue tunggu aja di dalem.. ke kampusnya bareng..” Engkong melenggak-lenggokkan kepala..
Tertawa cekikikan meledek Tanty sambil asyik menggenjot naik-turun. clebb-clepp-clepp-clebb-clepp..
Birahi Tanty semakin tersiksa.. sampai-sampai ia raih bantal untuk menutup wajah sambil menggigitnya..
guna meluapkan kenikmatan yang tidak bisa ia lepas lewat erangan.
Ia pun terpaksa ambil jalan pintas.. kembali menahan nafas dan menyingkirkan bantal untuk berbicara normal..
“Di..gue lagi sama cowok gue..”
Wanita di balik pintu yang bernama Diny langsung membisu.. Tanty berharap dia mengerti dan segera pergi.
Sementara Engkong tertawa kecil mendengar dia disebut Tanty sebagai cowoknya.
Dia berhenti menggenjot.. lalu berbisik di kuping Tanty..
‘Non.. Engkong kagak mau kalo cuman dianggap pacar.. kalo suami mau hi hi hi..’
Engkong merebut bantal Tanty dan melemparnya ke lantai lalu kembali bergerak brutal.
Tanty terpaksa menutup kembali mulut dengan tangan sambil menggeleng.. memohon agar Engkong berhenti.
“Oo.. oke kalo gitu. Gua balik aja deh.. yang penting gua udah kasih tahu lu ya. Salam dari Iqbal.. bye..”
Ppamit wanita itu di balik pintu..
Tanty merasa Diny pasti kecewa karena diabaikan. Bagaimana lagi.. ia tak punya pilihan lain.
Di sela asyik menumbuk.. sempat-sempatnya Engkong mengejek..
“Mas Iqbaal.. memek sephianya legiith hehehe.. Ooohh.. enaaaaakh..”
Engkong menduga lewat lenguhan kalau nama yang disebut itu adalah PIL Tanty..
Sebab kalau pacarnya pasti langsung datang atau minimal telpon.. bukan titip salam.
Ditambah tadi Tanty menyebut-nyebut namanya.
Sekiranya dua menit berlalu.. dan yakin Diny sahabatnya telah pergi jauh..
barulah Tanty melepas erangan yang ditahannya setengah mati.
Engkong terkekeh melihat Tanty sukses dikerjainya. Dia semakin bergairah..
Apalagi mendengar respon erangan.. tidak seperti tadi.. bersetubuh tapi hening.
Sekali lagi adegan mereka terganggu ketika hape Tanty yang tergeletak di ranjang berdering..
Yang kali ini diketahui dari ring tone itu milik Beni.. sang kekasih.
Engkong yang tidak peduli itu dari siapa.. terus menggenjot.
Malah kalau perlu biar orang yang menelponnya tau bahwa Tanty sedang digagahi olehnya.
Sedikit rasa lega bagi Tanty.. itu hanyalah SMS.. Yang berisi.. kalau kekasihnya tau dari temannya..
Asisten Dosen pengajar praktikum.. bahwa dirinya tidak ikut ujian.
Tapi akhir SMS yang buat jantung Tanty serasa dianak panah..
Bahwa pacarnya bilang akan datang ke tempat kost karena khawatir dengan keadaannya.
DUNG..! DUNG..! Bunyi anak tangga dipijak keras seseorang.. yang pastinya laki-laki. Tanty panik bukan main..
Engkong menyangka itu mungkin Indri.. entah tamu Indri.. atau mungkin tamu Tanty.
Satu hal yang pasti.. dia tidak peduli.
Sedang Tanty tau.. kalau itu adalah Beni.. kekasihnya yang berwajah culun tapi borju.
‘Koong.. itu pacarku.. tolong berhenti..!’ Pinta Tanty lirih. Engkong malah menyeringai lebar.
‘Engkong kagak bakal lepas.. sebelum Non bikin Engkong keluar..’ kata ‘Kong Juki berbisik.
Bunyi anak tangga dari seng yang ketiga terpijak..
Jumlah semuanya dari tangga melingkar itu ada limabelas.. berarti sisa duabelas.
Meski sampai di atas.. harus jalan memutar karena ujung tangga adalah kamar Indri..
Kamar Tanty di seberang.. tetap saja mengkhawatirkan.
Tanty tidak ingin Beni tau statusnya sebagai wanita ‘gatal’..
–tentu Beni akan tau jika dengan Engkong saja mau.. apalagi dengan pemuda mahasiswa yang tampan..–
Maka Tanty memutuskan untuk segera bertindak. Ia dorong Engkong ke samping,, berbalik menindihnya.
Liang senggamanya yang sudah banjir memudahkan penetrasi posisi seks yang dikendalikan olehnya.
Tanty bagai koboi ikut kontes Rodeo.. –menunggang kuda liar tidak boleh jatuh..–
Tubuh polosnya naik-turun dengan gencar. Frustasi dijebak.. galaknya Tanty keluar.
‘Bandot sialan Aarh.. muka memek lo.. seneng lo.. ngerjain daun muda kayak gue.. hah..!!?
Aaaarh.. keluarin peju lo bandot..! Cepe-e-et.. Aarhh. Hh.. enak lo bangsat hah..!? Enak memek gue..!? Aaarhh..’
Tanty meracau seperti itu di depan wajah Engkong persis..
sambil mempercepat tumbukan dengan volume suara dipelani.
“Hnggkh.. Hnggkh..” Hanya itu yang terdengar dari Engkong..
Ekspresi wajahnya tidak perlu dipertanyakan.. pastilah tak karuan.
Tanty memperjarang tumbukan.. namun dalam-dalam.. mendengar pijakan anak tangga semakin dekat.
Tumbukan itu indahnya seirama dengan suara dentuman Bas lagu dugem.
Tanty dan suasana begitu erotis..
Engkong tak sanggup lagi menahan laju sperma yang sudah berontak di kepala penis.
CROOOTTT! CROT CROT! CROOT..! Begitu banyak mani yang dikeluarkan Engkong..
Muncrat berkali-kali.. bertubi-tubi di dalam vagina.
Tubuh Tanty tersentak-sentak oleh getaran tubuh Engkong.
Tanty sempat mengerang karena payudaranya diremas Engkong kencang yang sangat menikmati ejakulasinya.
Setelah semprotan sperma berhenti.. Tanty rebah di atas tubuh Engkong..
Dan Engkong menyambut dengan pelukan. Ia masih bingung.
Tok..! Tok..! tok..! “Yank.. ini aku..”
‘Gimana nih Kong..?’ Tanty bertanya dengan nada manja dan mata berkaca-kaca.. karena takut ketauan.
Dengan tenang.. Engkong berbisik.. ‘Kamu pake pakaian.. trus buka pintu.. langsung tarik die ke apotik deket sini..
Jangan dikasih masuk. Bilang aja perut lagi sakit.. lebih sakit dari biasanye karena dateng bulan..’ usulnya.
‘Engkong gimana..?’ Tanya Tanty lagi.
‘Engkong sementara ngumpet di kamar mandi.. ya.. gitu aje.. gih sane..’
Tanty mengangguk dan langsung mengikuti perkataan Engkong.
Ia pura-pura sedang ada di kamar mandi.. baru saja selesai dan baru akan membuka pintu.
Tanty tak sempat mencuci kemaluannya yang dipenuh air mani.
Jadi terpaksa ia jalan keluar dengan cairan kental itu di vaginanya.
Skandal mereka masih tersimpan rapi tersegel rapat.
Sejak itu.. Tanty tidak kuasa menolak kemauan Engkong tiapkali mendatangi kamarnya.
Tapi.. apakah betul seperti itu yang diinginkan ‘Kong Juki..?
Berbagi tubuh Tanty dengan kekasih Tanty dan sephia Tanty..?
Tentu tidak jawabnya. Engkong ingin menguasai Tanty sepenuhnya.
Di depan gadis itu.. Engkong berjanji akan menyimpan aibnya dan ia boleh melanjutkan hubungan gelapnya..
asalkan ia bersedia melayani nafsu bejat tanpa kenal waktu dan rasa lelah.
Tapi di luar itu.. Engkong memutar otak mencari akal untuk hasil akhir lain maksimal.
-----ooOoo-----
Perbudakan sesungguhnya dimulai..
Pagi-pagi.. Engkong memberi tau Tanty kalau dia akan pergi seharian dari pagi karena ada acara di kota J.
Tanty tidak tau kalau itu adalah skenario Engkong.
Malamnya.. “Yank.. mulai sekarang.. kamu jangan sering-sering datang yah..”
Ujar Tanty manja ke Iqbal.. pacar gelapnya.
“Lho.. kenapaa..!?” Memang pacar kamu curiga..?”
Tanty menyandarkan kepala di lengan pemuda itu sebelum menghela nafas panjang.
Sulit untuk menjelaskan tanpa ia berdusta.
Bagaimana mungkin ia bicara jujur kalau Engkong juga jadi salah seorang ‘investor’ air hina di liang cintanya.
“Iyaa.. jadi kita jaga jarak dulu.. sementara..”
“Berapa lama..?” Tanty tidak menjawab secara langsung lagi.
Tentu ia bingung.. pastilah perbudakan Engkong minimal sampai ia lulus kuliah.
“Hah..? Berapa lama Yank..?” Tanya pemuda itu lagi karena Tanty tak jua menjawab.
“Nggak tauu.. aku bingung..!”
“Kok tau-tau kayak gini sih..?" Tiba-tiba.. ada suara di depan kamar Tanty..
“Eh.. elu Tong.. ngapain di mari malem-malem gini..?”
“Ada yang lupa mau dikasihin ke Tanty. Engkong habis darimana.. rapi amat..?”
Engkong menyahut kalau ada acara dari pagi di kota J. Sementara Tanty kaget setengah mati..
Karena tau siapa pemilik suara yang satu lagi. Beni.. pacarnya..!
“Kayaknya Tanty pergi deh..” Engkong seolah-olah melindungi Tanty.
Tanty tidak tau kalau itu termasuk kebohongan yang sudah diatur.
“Ah Engkong sok teu.. baru pulang aja. Ini sandal sama sepatunya..
Kebiasaan dia kan kalau udah mau tidur.. ini semua dimasukin ke dalem.
Malah ada satu lagi nih.. kok kayak sandal cowok ya..?”
Tanty berbisik ‘Yank.. kamu..?’ Iqbal menepuk keningnya..
‘O iya.. ketinggalan.. lupa dimasukin.. bego..’ ujarnya dengan suara kecil.
Tanty semakin khawatir.
“Ini sih sendal Engkong.. Tanty pinjem buat keluar kali tadi..”
Engkong terus berakting.. pantas mendapat Academy Award.
Tanty makin yakin kalau Engkong membela sesuai perjanjian barter memek dengan aib.
“Nggak mungkin Kong.. pake sandal aku aja dia nggak mau. Tanty khan pemilih orangnya..
Tan.. *tok! tok! tok!*. Tan.. *tok! tok! tok!*. Ini aku.. mas-mu.. ada siapa..? Aku mau masuk..”
ucap Beni dengan nada curiga.
‘Gimana niih..?” Tanty meremas-remas baju Iqbal.. pacar gelapnya yang juga lagi kebingungan.
‘Yank.. itu tembok belakang tembus ke mana..?’
‘Lahan kosong kayaknya.. tapi punya orang.. nanti kamu bisa diteriakin maling kalo ada yang lihat..’
‘Ah malem ini.. gambling aja.. daripada aku berantem sama pacar kamu.. pilih mana..?’
Tanty pun terpaksa mengangguk tanda setuju.
“TAN.. BUKA..!! KAMU TIDUR ATAU APA SIH.. KAYAK ORANG MATI..? AKU DOBRAK PINTU INI KALO KAMU NGGAK BUKA..”
Beni tampak kalap.. dia menghardik dengan suara keras.
Diaz.. Indri dan Landa pasti tau atas keributan itu.. hanya saja tak mau ikut campur.. selain sudah diperintah Engkong.
“Jangan didobrak Tong.. nanti rusak pintu Engkong.. siape nyang ganti..?”
“AKU GANTI KONG GAMPANG.. POKOKNYA INI PINTU MUSTI KEBUKA.. NGGAK PEDULI GIMANA CARANYA..”
Beni sampai menggebrak-gebrak kaca jendela.
“Iya Yank sebentaar.. aku cuci muka dulu..” sahut Tanty berdalih.. Padahal ia mengantar Iqbal ke pintu belakang..
Tempat untuk menaruh barang bekas dan sedikit jemuran.
“NGGAK USAH PAKE ACARA CUCI MUKA.. HUUH..” *DUAK!! DUAK..!!* Beni menendangi pintu kamar Tanty.
‘Cepet-cepet udaah.. nggak usah nengok ke belakang..’ kata Tanty panik..
Iqbal segera menarik sebuah meja rusak bekas dan naik ke atasnya..
HUP..! Ia lompat. Baru setengah badannya saja yang sampai di tembok. BRAAK..!! Pintu terbuka.
Dengan tegas.. Beni bertukar mata dengan Iqbal.
“HEH.. ELO RUPANYA.. MALING..! MALING..!! ADA MALIING..!” Reaksi cemburu Beni tiba-tiba.
Iqbal kaget setengah mati diteriaki begitu. Posisinya yang lemah buat dia menjadi panik.
Tanty merasa bersalah lihat Beni melotot ke arahnya.. terlihat sekali kalau ia membantu pelarian.
Iqbal refleks loncat ke sebelah. Malang terdengar suara dari balik tembok..
“OII.. TU DIE MALINGNYE.. GEBUKIIIN..!!” *BAKK..! BUG..! BAK..! BUG..!*
Terdengar permohonan ampun dan jerit kesakitan Iqbal dari balik tembok.
Tanty menangis histeris.. takut jikalau Iqbal pisah nyawa dari raga.
Kesalahan Iqbal tadi adalah lari.. seharusnya malah lebih baik dihadapi..
paling dihajar Beni seorang diri.. tidak dengan orang sekampung.
Untung dilerai Engkong yang sudah menduga akan terjadi hal seperti ini..
bersama dengan seorang Hansip.. dua peronda malam dan RT setempat.
Dengan wajah babak belur.. Iqbal disidang tertutup di pos Hansip..
Yang dihadiri oleh Tanty dan Beni sebagai saksi.. juga Engkong tentunya sebagai pemilik kost.
Warga sekitar yang menjadi bangun karena teriakan maling dan sempat menghakimi Iqbal.. ramai
merubungi tempat tersebut.
Pertama-tama.. Engkong menjelaskan duduk masalahnya. Lalu bagai pahlawan di depan Tanty..
dia mengusulkan damai.. karena memang tidak ada barang yang hilang.. dan Iqbal bukanlah pencuri.
Iqbal sendiri tidak bisa menuntut Beni balik atas tuduhannya..
karena memang tindak tanduknya yang loncat tembok itu bagai seorang maling.
Kasus ditutup.. misi pertama Engkong selesai.
Iqbal meminta maaf pada Engkong dan Beni.. karena masuk kamar pacarnya tanpa izin..
Kemudian dia pamit pergi tanpa berani menatap Tanty.
Beni dan Tanty pulang ke tempat kost lebih dulu dari Engkong.
CONTIECROTT..!!
---------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------
Cerita 184 – Karena Nila Setitik.. Rusak Susu Sebelanga
[Part 3] - Kepalang Basah..
Engkong sendiri menjulurkan lidah dengan tampang bego..
karena kontolnya dimanja rasa enak dibejek memek super legit milik Tanty.
Saking ketagihan akan nikmatnya.. ‘Kong Juki mengulangi perbuatan cabulnya itu lima sampai tujuhkali.
Berdiri-duduk memangku-berdiri-duduk memangku..
Sehingga Tanty dapat melihat muka memek ekspresi blo’on Engkong lima sampai tujuhkali di cermin..
\Ddengan bonus tusukan dalam penis di vaginanya lima sampai tujuhkali juga. Barulah bandot cabul itu puas.
Tanty rebah menyandarkan punggungnya ke badan Engkong.
Pasrah.. tatkala tubuhnya di naik-turunkan melalui tangkupan di pantat..
sehingga vaginanya dipaksa menumbuk penis yang tengah me-Raja di dalamnya.
Tanty tak sanggup lagi menerima kenikmatan di tubuh mudanya.. Engkong Juki terlalu bergairah padanya.
Ia kerahkan sisa tenaga untuk desahan keras terakhir sebelum orgasme..
“Ah.. Aah.. Aaahh.. Aaaahhh.. IYAAAAAAHHHH..!” *Crrt.. Crrt.. Crrt.. Crrrt*..”
Tanty meraih puncak kenikmatan terakhirnya dengan tubuh menggigil.
Bukan berhenti.. Engkong malah semakin gahar menyodok liang memek Tanty..!
Hingga membuat Tanty terpental-pental ke atas bagai menaiki kuda jantan yang sangat liar.
Di penghujung klimaks seksnya juga.. aki-aki peot gila memek itu meracau jorok..
“Gile memek luu.. Gile memek luuu.. Gile memek lu.. HNGKH..!” Jlebb..!!
Ditancapkan semprong panjangnya itu dalam-dalam di liang kewanitaan Tanty.. CROOTT..!
Sperma muncrat deras mengisi liang kewanitaan Tanty hingga meluap keluar.. tidak tertampung karena banyaknya.
Ekspresi wajah Tanty pasrah. Ia lihat dirinya di cermin terhentak-hentak..
akibat getaran dan sodokan dari si orang tua yang memangkunya.. ‘Kong Juki.
Liur dan hingus bandot itu meleleran.. wajah jeleknya yang amburadul terlihat beribu-ribu kepuasan diraih.
Sambil tertawa menang dan senyum menyebalkan.. dia berkata ke Tanty..
“Non.. mulai detik ini.. kalo Engkong ngetok pintu.. buka ya..! Pintu kamar Non.. sama pintu ini..”
Kong Juki mengangkat Tanty melalui tangkupan di pantat. Plupp..! Penis layu yang menancap miliknya terlepas.
Direntangnya bibir vagina lebar-lebar dan cairan putih kental dalam jumlah banyak miliknya pun meleleh keluar.
Tanty menyaksikan itu semua dari pantulan cermin meja riasnya..
Ditambah seringaian Engkong yang penuh kemenangan.
“Engkong datengin pintu Non ini tiap hari.. Engkong obrak-abrik dalemnye pake kontol tiap hari..
Engkong isi peju dalemnye tiap hari. Memek Non Tanty milik Engkong.. selamanyaa..
Huaaak.. hak hak hak hak haak..”
Mata Tanty perlahan menutup.. dipetiknya kembang tidur..
Kesampingkan sejenak kekalahannya.. kekalahan dirinya menjadi budak. Budak seks..
-----ooOoo-----
Perbudakan Berlanjut..
Krucuk! krucuk! krucuk..! Air jatuh menerpa tubuh telanjang Tanty dari lubang shower.
Mengguyur rambutnya yang panjang.
Bangun pagi setelah malam pertamanya dengan Engkong.. Tanty segera ke kamar mandi.
Ia renungi tiap-tiap kejadian tadi malam tanpa membilas tubuhnya dengan sabun..
ia biarkan saja hanya air yang membasuh tubuh.
Alam pikiran dan alam raga tampak tak sejalan. Tanty di antara sesal dan tidak.. antara suka dan benci..
Dirinya menjadi ‘kuil’ atau sesembahan nafsu binatang pemilik tempat kostnya.. Engkong Marjuki.
Setengah hatinya tidak.. tapi sisanya iya..
Kepuasan seks berkali-kali yang diberikan ‘Kong Juki buatnya demikian.
Dalam kebimbangan hati.. ia tuntaskan mandi.
Setelah itu.. ia kirim SMS ke temannya untuk absen kuliah sehari penuh..
Titip absen jika ada dosen yang longgar dalam pengawasan.
Ia berniat ingin mengurung diri di kamar seharian.
Beberapakali hand phonenya berdering dari teman sekelasnya langsung direject.
Untuk menghibur keresahan hati.. ia putar lagu Dugem..
dengan ditemani minuman ringan bersoda dari kulkas yang telah dingin. Ia pandangi dirinya di cermin..
Tubuh sintalnya yang terbalut handuk putih itu dirasa bukan sepenuhnya lagi miliknya.
Tapi milik seorang lelaki udzur yang .. Tok..! Tok..! Tok..! “Y-yaa.. sia-siapa..?”
Jantung Tanty berdebar seketika. Ia menduga namun juga berharap salah.
Semakin dekat ia berjalan ke pintu yang hendak dibukanya.. semakin kencang jantungnya berdebar.
Ceklek..! Seringai wajah mesum yang dikhawatirkan muncul dari balik pintu.. ‘Kong Juki.
“Udah mandi Non..? Heh heh heh.. wangi lagi dong memeknya.. bisa buat Engkong nyarap.. Huak hak hak hak..”
Tanty menggeleng takut.. berjalan mundur mengarah ke ranjang.
Pintu kamarnya ditutup dan langsung dikunci oleh Engkong.. yang menyatakan bahwa:
Tidak boleh ada yang mengganggu.. dan Tanty tidak boleh lari. Memeknya harus siap digali.
Engkong cepat-cepat menanggalkan pakaian sambil tertawa sinting..
bagai anak kecil yang ingin segera loncat ke dalam kolam renang telanjang melihat kolam indah ber-air jernih.
Terjerembab di kasur.. Tanty terus bergerak mundur ke sandaran ranjang..
dengan kedua tangan menutupi kedua daerah vitalnya. Padahal jelas ia masih memakai handuk.
Tatapan dan perilaku maniak Engkonglah yang buat Tanty demikian.
“Hup..” BRUK..! Engkong menerjang ranjang dekat mata kaki Tanty.. menuju sasarannya.. vagina.
Si cantik itu terus bergeleng.. “Koong.. Koong..” maksudnya hentikan.. jangan mendekat.
Namun ia tidak berucap itu.. karena bagian tubuh vitalnya menghasut..
Terus.. ayo perkosa aku..!! Habis-habisan.. sampai aku pingsan kepuasan..!! Begitu kira-kira.
Dengan seringai mesum.. Engkong tangkap betis Tanty dan membuka jalan menuju surga untuknya.
Tanty yang masih menggenggam hape.. menekan handuknya ke bawah.. di bagian selangkangan..
Karena ingat ia belum sempat mengenakan celana dalam.
“Kooong..” Tanty makin cepat menggeleng.. wajahnya begitu ayu saat mengiba.
“Udahlah Non.. pan Engkong udah lihat memeknya.. udah pernah Engkong jilat..
Udah pernah Engkong celupin titit malah.. Heh heh heh. Apalagi yang musti dimaluin..?”
Ujar ‘Kong Juki dengan tatapan gemas atas penolakan Tanty yang setengah-setengah.
Tentu Tanty tidak melawan waktu kakinya diatur mengangkang.
Tiba-tiba tatapan Engkong berubah galak. “Ape kasih tau pacarnye aje nih.. soal shepia-si Non..!?”
“Jang-jangan Kooong.. jangaaaaan..” mohon Tanty lirih.
“Kalo gitu.. kasih Engkong memeknye dong..”
Dengan gerak lembut Tanty mengangguk. Tangannya yang menekan handuk terangkat dikit demi sedikit.
Engkong menyingkap ke atas handuk sambil menggoda.. “Ciluuuk.. bakekok.. hihihihi.. kelihatan memeknya..”
Pipi Tanty pun merona karena malu.. tambah cantik mempesona saja dirinya. Ia refleks merapatkan kaki kembali.
“Eit-eit.. jangan ditutup lagi dong maniis.. hihihihi..” sergah Engkong sambil mengelus-elus kemulusan paha.
Masih terus menggerayang.. Engkong bertanya ke Tanty dengan wajah mesum..
“Naah.. boleh nggak.. Engkong cium memek Non..?” Tanty menggeleng.
“Nggak boleh..?” Tanty menggeleng lagi.
“Berarti Engkong kasih tau pacar Non dong, masalah kondomnya..?” Tukas Engkong dengan senyum menakut-nakuti.
Berulangkali Tanty hanya geleng-geleng kepala.. ia tidak tau harus bagaimana.
Antara menikmati pelecehan yang akan menjadi sebuah orgasme berkali-kali..
dan tidak sudi dikerjai laki-laki yang seharusnya pantas menjadi Kakeknya.
Dengan wajah mesum yang menyebalkan.. Engkong bergerak perlahan hendak memasukkan kepalanya ke dalam handuk.
Tanty meremas handuk di dadanya dengan kepala bergeleng dan tanpa sadar berkata.. “Mas Iqbal.. tolong akuu..”
Engkong tertawa terbahak-bahak mendengarnya..
“Iya Mas.. tolongin sephianya mau Engkong cium memeknya.. Huaak hak hak hak. Met makan Marjukii.. Hhmmmmmmhhh..”
Engkong pun pesta pora dengan membenamkan wajahnya di vagina Tanty..
yang baru dibilas bersih dan wangi memakai sabun perawat kewanitaan.
Tanty meremas-remas handuk di bagian selangkangan yang memumbul karena ada kepala Engkong di dalamnya.
Meskipun tau apa yang dilakukan Engkong lewat perlakuan mulut rakus memeknya..
Tapi ia ingin melihat langsung wajah Engkong yang pasti pandangannya melecehkan.
Pelan-pelan ia beranikan diri membuka lepitan handuk.
Betul saja. senyum mesum tergurat di wajah Engkong.
Kakek cabul itu dengan bangga memperlihatkan jilatan-jilatan sepanjang bibir vagina sesukanya..
di mana Tanty hanya bisa melihat dan mendesah.
Bahkan dia juga sengaja merentang lebar bibir vagina untuk dilihatnya dekat-dekat..
lalu dengan gerak cepat menyelupkan lidah dalam-dalam.
Tanty hanya pasrah.. kakinya mengangkang lebih lebar.. seakan memberi akses untuk pelecehan berlanjut.
Tangannya meremas-remas sprei.. sambil terus menatap Engkong yang tersenyum menang ke arahnya.
Tapi sayang.. aktivitas kenikmatan seks itu harus tertunda..
Tok..! tok..! tok..! “Taan.. Tan.. lu ga papa..? Ini gua.. Diny..” Deg..! jantung Tanty serasa berhenti.
Sebaliknya.. Engkong malah menyeringai.. tampak punya ide mesum jahat.
Cepat-cepat dia rebut handuk Tanty dan dilemparnya jauh-jauh.
“Ya-a..” sahut Tanty seraya meronta.. karena Engkong berusaha menyetubuhinya.
“Sakit apaan lu..? Buka pintunya.. gua mau masuk..!”
Jebrett..! Engkong berhasil menindih Tanty meski belum dipenetrasi.
Sambil berusaha sekuat tenaga menahan niat busuk Engkong.. Tanty terus berbicara ke wanita di balik pintu..
“Lo. nggak.. praktek..?”
“Udah.. khan ujian. Gue shift pertama.. makanya gue ke sini mau ngasih tahu lu..
‘coz masih ada kesempatan kalo lu udah enakan. Lu khan dari absen ujian shift kedua. Sakit apa sih lu..? buka dong oi..!”
Jlebb..! ‘Mmpfh..!’ Tanty menutup mulut kuat-kuat sewaktu vaginanya berhasil ditanamkan penis oleh Engkong.
Bandot maniak seks itu langsung bergerak brutal.. memperkosa memek Tanty tanpa ampun.
“Tan.. lagi ngapain sih luu..? Buka dong Say.. gua pengen masuk..!”
Tanty menahan nafas.. “Lo duluan deh gue mau mandi dulu..!” ia kembali menutup mulut dan memburu oksigen.
“Ya ga papa kalee.. gue tunggu aja di dalem.. ke kampusnya bareng..” Engkong melenggak-lenggokkan kepala..
Tertawa cekikikan meledek Tanty sambil asyik menggenjot naik-turun. clebb-clepp-clepp-clebb-clepp..
Birahi Tanty semakin tersiksa.. sampai-sampai ia raih bantal untuk menutup wajah sambil menggigitnya..
guna meluapkan kenikmatan yang tidak bisa ia lepas lewat erangan.
Ia pun terpaksa ambil jalan pintas.. kembali menahan nafas dan menyingkirkan bantal untuk berbicara normal..
“Di..gue lagi sama cowok gue..”
Wanita di balik pintu yang bernama Diny langsung membisu.. Tanty berharap dia mengerti dan segera pergi.
Sementara Engkong tertawa kecil mendengar dia disebut Tanty sebagai cowoknya.
Dia berhenti menggenjot.. lalu berbisik di kuping Tanty..
‘Non.. Engkong kagak mau kalo cuman dianggap pacar.. kalo suami mau hi hi hi..’
Engkong merebut bantal Tanty dan melemparnya ke lantai lalu kembali bergerak brutal.
Tanty terpaksa menutup kembali mulut dengan tangan sambil menggeleng.. memohon agar Engkong berhenti.
“Oo.. oke kalo gitu. Gua balik aja deh.. yang penting gua udah kasih tahu lu ya. Salam dari Iqbal.. bye..”
Ppamit wanita itu di balik pintu..
Tanty merasa Diny pasti kecewa karena diabaikan. Bagaimana lagi.. ia tak punya pilihan lain.
Di sela asyik menumbuk.. sempat-sempatnya Engkong mengejek..
“Mas Iqbaal.. memek sephianya legiith hehehe.. Ooohh.. enaaaaakh..”
Engkong menduga lewat lenguhan kalau nama yang disebut itu adalah PIL Tanty..
Sebab kalau pacarnya pasti langsung datang atau minimal telpon.. bukan titip salam.
Ditambah tadi Tanty menyebut-nyebut namanya.
Sekiranya dua menit berlalu.. dan yakin Diny sahabatnya telah pergi jauh..
barulah Tanty melepas erangan yang ditahannya setengah mati.
Engkong terkekeh melihat Tanty sukses dikerjainya. Dia semakin bergairah..
Apalagi mendengar respon erangan.. tidak seperti tadi.. bersetubuh tapi hening.
Sekali lagi adegan mereka terganggu ketika hape Tanty yang tergeletak di ranjang berdering..
Yang kali ini diketahui dari ring tone itu milik Beni.. sang kekasih.
Engkong yang tidak peduli itu dari siapa.. terus menggenjot.
Malah kalau perlu biar orang yang menelponnya tau bahwa Tanty sedang digagahi olehnya.
Sedikit rasa lega bagi Tanty.. itu hanyalah SMS.. Yang berisi.. kalau kekasihnya tau dari temannya..
Asisten Dosen pengajar praktikum.. bahwa dirinya tidak ikut ujian.
Tapi akhir SMS yang buat jantung Tanty serasa dianak panah..
Bahwa pacarnya bilang akan datang ke tempat kost karena khawatir dengan keadaannya.
DUNG..! DUNG..! Bunyi anak tangga dipijak keras seseorang.. yang pastinya laki-laki. Tanty panik bukan main..
Engkong menyangka itu mungkin Indri.. entah tamu Indri.. atau mungkin tamu Tanty.
Satu hal yang pasti.. dia tidak peduli.
Sedang Tanty tau.. kalau itu adalah Beni.. kekasihnya yang berwajah culun tapi borju.
‘Koong.. itu pacarku.. tolong berhenti..!’ Pinta Tanty lirih. Engkong malah menyeringai lebar.
‘Engkong kagak bakal lepas.. sebelum Non bikin Engkong keluar..’ kata ‘Kong Juki berbisik.
Bunyi anak tangga dari seng yang ketiga terpijak..
Jumlah semuanya dari tangga melingkar itu ada limabelas.. berarti sisa duabelas.
Meski sampai di atas.. harus jalan memutar karena ujung tangga adalah kamar Indri..
Kamar Tanty di seberang.. tetap saja mengkhawatirkan.
Tanty tidak ingin Beni tau statusnya sebagai wanita ‘gatal’..
–tentu Beni akan tau jika dengan Engkong saja mau.. apalagi dengan pemuda mahasiswa yang tampan..–
Maka Tanty memutuskan untuk segera bertindak. Ia dorong Engkong ke samping,, berbalik menindihnya.
Liang senggamanya yang sudah banjir memudahkan penetrasi posisi seks yang dikendalikan olehnya.
Tanty bagai koboi ikut kontes Rodeo.. –menunggang kuda liar tidak boleh jatuh..–
Tubuh polosnya naik-turun dengan gencar. Frustasi dijebak.. galaknya Tanty keluar.
‘Bandot sialan Aarh.. muka memek lo.. seneng lo.. ngerjain daun muda kayak gue.. hah..!!?
Aaaarh.. keluarin peju lo bandot..! Cepe-e-et.. Aarhh. Hh.. enak lo bangsat hah..!? Enak memek gue..!? Aaarhh..’
Tanty meracau seperti itu di depan wajah Engkong persis..
sambil mempercepat tumbukan dengan volume suara dipelani.
“Hnggkh.. Hnggkh..” Hanya itu yang terdengar dari Engkong..
Ekspresi wajahnya tidak perlu dipertanyakan.. pastilah tak karuan.
Tanty memperjarang tumbukan.. namun dalam-dalam.. mendengar pijakan anak tangga semakin dekat.
Tumbukan itu indahnya seirama dengan suara dentuman Bas lagu dugem.
Tanty dan suasana begitu erotis..
Engkong tak sanggup lagi menahan laju sperma yang sudah berontak di kepala penis.
CROOOTTT! CROT CROT! CROOT..! Begitu banyak mani yang dikeluarkan Engkong..
Muncrat berkali-kali.. bertubi-tubi di dalam vagina.
Tubuh Tanty tersentak-sentak oleh getaran tubuh Engkong.
Tanty sempat mengerang karena payudaranya diremas Engkong kencang yang sangat menikmati ejakulasinya.
Setelah semprotan sperma berhenti.. Tanty rebah di atas tubuh Engkong..
Dan Engkong menyambut dengan pelukan. Ia masih bingung.
Tok..! Tok..! tok..! “Yank.. ini aku..”
‘Gimana nih Kong..?’ Tanty bertanya dengan nada manja dan mata berkaca-kaca.. karena takut ketauan.
Dengan tenang.. Engkong berbisik.. ‘Kamu pake pakaian.. trus buka pintu.. langsung tarik die ke apotik deket sini..
Jangan dikasih masuk. Bilang aja perut lagi sakit.. lebih sakit dari biasanye karena dateng bulan..’ usulnya.
‘Engkong gimana..?’ Tanya Tanty lagi.
‘Engkong sementara ngumpet di kamar mandi.. ya.. gitu aje.. gih sane..’
Tanty mengangguk dan langsung mengikuti perkataan Engkong.
Ia pura-pura sedang ada di kamar mandi.. baru saja selesai dan baru akan membuka pintu.
Tanty tak sempat mencuci kemaluannya yang dipenuh air mani.
Jadi terpaksa ia jalan keluar dengan cairan kental itu di vaginanya.
Skandal mereka masih tersimpan rapi tersegel rapat.
Sejak itu.. Tanty tidak kuasa menolak kemauan Engkong tiapkali mendatangi kamarnya.
Tapi.. apakah betul seperti itu yang diinginkan ‘Kong Juki..?
Berbagi tubuh Tanty dengan kekasih Tanty dan sephia Tanty..?
Tentu tidak jawabnya. Engkong ingin menguasai Tanty sepenuhnya.
Di depan gadis itu.. Engkong berjanji akan menyimpan aibnya dan ia boleh melanjutkan hubungan gelapnya..
asalkan ia bersedia melayani nafsu bejat tanpa kenal waktu dan rasa lelah.
Tapi di luar itu.. Engkong memutar otak mencari akal untuk hasil akhir lain maksimal.
-----ooOoo-----
Perbudakan sesungguhnya dimulai..
Pagi-pagi.. Engkong memberi tau Tanty kalau dia akan pergi seharian dari pagi karena ada acara di kota J.
Tanty tidak tau kalau itu adalah skenario Engkong.
Malamnya.. “Yank.. mulai sekarang.. kamu jangan sering-sering datang yah..”
Ujar Tanty manja ke Iqbal.. pacar gelapnya.
“Lho.. kenapaa..!?” Memang pacar kamu curiga..?”
Tanty menyandarkan kepala di lengan pemuda itu sebelum menghela nafas panjang.
Sulit untuk menjelaskan tanpa ia berdusta.
Bagaimana mungkin ia bicara jujur kalau Engkong juga jadi salah seorang ‘investor’ air hina di liang cintanya.
“Iyaa.. jadi kita jaga jarak dulu.. sementara..”
“Berapa lama..?” Tanty tidak menjawab secara langsung lagi.
Tentu ia bingung.. pastilah perbudakan Engkong minimal sampai ia lulus kuliah.
“Hah..? Berapa lama Yank..?” Tanya pemuda itu lagi karena Tanty tak jua menjawab.
“Nggak tauu.. aku bingung..!”
“Kok tau-tau kayak gini sih..?" Tiba-tiba.. ada suara di depan kamar Tanty..
“Eh.. elu Tong.. ngapain di mari malem-malem gini..?”
“Ada yang lupa mau dikasihin ke Tanty. Engkong habis darimana.. rapi amat..?”
Engkong menyahut kalau ada acara dari pagi di kota J. Sementara Tanty kaget setengah mati..
Karena tau siapa pemilik suara yang satu lagi. Beni.. pacarnya..!
“Kayaknya Tanty pergi deh..” Engkong seolah-olah melindungi Tanty.
Tanty tidak tau kalau itu termasuk kebohongan yang sudah diatur.
“Ah Engkong sok teu.. baru pulang aja. Ini sandal sama sepatunya..
Kebiasaan dia kan kalau udah mau tidur.. ini semua dimasukin ke dalem.
Malah ada satu lagi nih.. kok kayak sandal cowok ya..?”
Tanty berbisik ‘Yank.. kamu..?’ Iqbal menepuk keningnya..
‘O iya.. ketinggalan.. lupa dimasukin.. bego..’ ujarnya dengan suara kecil.
Tanty semakin khawatir.
“Ini sih sendal Engkong.. Tanty pinjem buat keluar kali tadi..”
Engkong terus berakting.. pantas mendapat Academy Award.
Tanty makin yakin kalau Engkong membela sesuai perjanjian barter memek dengan aib.
“Nggak mungkin Kong.. pake sandal aku aja dia nggak mau. Tanty khan pemilih orangnya..
Tan.. *tok! tok! tok!*. Tan.. *tok! tok! tok!*. Ini aku.. mas-mu.. ada siapa..? Aku mau masuk..”
ucap Beni dengan nada curiga.
‘Gimana niih..?” Tanty meremas-remas baju Iqbal.. pacar gelapnya yang juga lagi kebingungan.
‘Yank.. itu tembok belakang tembus ke mana..?’
‘Lahan kosong kayaknya.. tapi punya orang.. nanti kamu bisa diteriakin maling kalo ada yang lihat..’
‘Ah malem ini.. gambling aja.. daripada aku berantem sama pacar kamu.. pilih mana..?’
Tanty pun terpaksa mengangguk tanda setuju.
“TAN.. BUKA..!! KAMU TIDUR ATAU APA SIH.. KAYAK ORANG MATI..? AKU DOBRAK PINTU INI KALO KAMU NGGAK BUKA..”
Beni tampak kalap.. dia menghardik dengan suara keras.
Diaz.. Indri dan Landa pasti tau atas keributan itu.. hanya saja tak mau ikut campur.. selain sudah diperintah Engkong.
“Jangan didobrak Tong.. nanti rusak pintu Engkong.. siape nyang ganti..?”
“AKU GANTI KONG GAMPANG.. POKOKNYA INI PINTU MUSTI KEBUKA.. NGGAK PEDULI GIMANA CARANYA..”
Beni sampai menggebrak-gebrak kaca jendela.
“Iya Yank sebentaar.. aku cuci muka dulu..” sahut Tanty berdalih.. Padahal ia mengantar Iqbal ke pintu belakang..
Tempat untuk menaruh barang bekas dan sedikit jemuran.
“NGGAK USAH PAKE ACARA CUCI MUKA.. HUUH..” *DUAK!! DUAK..!!* Beni menendangi pintu kamar Tanty.
‘Cepet-cepet udaah.. nggak usah nengok ke belakang..’ kata Tanty panik..
Iqbal segera menarik sebuah meja rusak bekas dan naik ke atasnya..
HUP..! Ia lompat. Baru setengah badannya saja yang sampai di tembok. BRAAK..!! Pintu terbuka.
Dengan tegas.. Beni bertukar mata dengan Iqbal.
“HEH.. ELO RUPANYA.. MALING..! MALING..!! ADA MALIING..!” Reaksi cemburu Beni tiba-tiba.
Iqbal kaget setengah mati diteriaki begitu. Posisinya yang lemah buat dia menjadi panik.
Tanty merasa bersalah lihat Beni melotot ke arahnya.. terlihat sekali kalau ia membantu pelarian.
Iqbal refleks loncat ke sebelah. Malang terdengar suara dari balik tembok..
“OII.. TU DIE MALINGNYE.. GEBUKIIIN..!!” *BAKK..! BUG..! BAK..! BUG..!*
Terdengar permohonan ampun dan jerit kesakitan Iqbal dari balik tembok.
Tanty menangis histeris.. takut jikalau Iqbal pisah nyawa dari raga.
Kesalahan Iqbal tadi adalah lari.. seharusnya malah lebih baik dihadapi..
paling dihajar Beni seorang diri.. tidak dengan orang sekampung.
Untung dilerai Engkong yang sudah menduga akan terjadi hal seperti ini..
bersama dengan seorang Hansip.. dua peronda malam dan RT setempat.
Dengan wajah babak belur.. Iqbal disidang tertutup di pos Hansip..
Yang dihadiri oleh Tanty dan Beni sebagai saksi.. juga Engkong tentunya sebagai pemilik kost.
Warga sekitar yang menjadi bangun karena teriakan maling dan sempat menghakimi Iqbal.. ramai
merubungi tempat tersebut.
Pertama-tama.. Engkong menjelaskan duduk masalahnya. Lalu bagai pahlawan di depan Tanty..
dia mengusulkan damai.. karena memang tidak ada barang yang hilang.. dan Iqbal bukanlah pencuri.
Iqbal sendiri tidak bisa menuntut Beni balik atas tuduhannya..
karena memang tindak tanduknya yang loncat tembok itu bagai seorang maling.
Kasus ditutup.. misi pertama Engkong selesai.
Iqbal meminta maaf pada Engkong dan Beni.. karena masuk kamar pacarnya tanpa izin..
Kemudian dia pamit pergi tanpa berani menatap Tanty.
Beni dan Tanty pulang ke tempat kost lebih dulu dari Engkong.
CONTIECROTT..!!
---------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------