Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-----------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------

Cerita 186 – Gegara Sange..!!

[Part 1] – Kejutan dari Tetangga 1

Evan baru bangun
saat hari sudah menjelang sore.
Kecapekan bermain dengan Tya dan Dinda membuatnya tidur nyenyak seharian.


Dinda sudah pulang siang tadi.. sedangkan Tya pergi kerja.
Tinggal Evan sendirian yang leyeh-leyeh di kamar tidur Tya yang cukup besar.
Kamar itu sekarang bau sperma dan keringat.. hasil dari perbuatan mereka kemarin malam.

Sebenarnya dia sudah akan tidur lagi.. tapi teringat akan kedatangan sahabat Tya tadi pagi..
Evan segera bangkit dan membawa sprei serta selimut yang bernoda cairan itu ke ruangan belakang.

Tadi pagi sebelum pergi.. Tya berpesan kalau Anggi..
sahabat dan rekan kantornya akan mampir untuk menginap barang semalam.

Evan tidak menjumpainya.. meski dia tau kalau Anggi sudah datang..
karena dia lebih sibuk memuaskan Dinda yang nafsunya ternyata ugal-ugalan.

Entah sudah berapakali sperma Evan muncrat di dalam tubuh wanita cantik itu..
Yang jelas banyak sekali. Bahkan sampai sperma Evan jadi sangat encer dan kering sekarang.

”Ughh..!” Menggeliat meregangkan tubuh..
Evan membereskan dapur, lalu berjalan ke arah kulkas, mencari makanan.

Sambil mengunyah kue, ia melihat ke halaman belakang.
Tampak Anggi tengah tidur-tiduran di bangku pinggiran kolam renang.

Wah.. enak juga nih.. sore-sore dapat pemandangan gratis. Batinnya senang.

Ia segera berjalan ke arah kolam. Nampak Anggi lagi bersantai dengan baju renang bikininya..
namun bagian atasnya masih ditutupi kaos.

”Hei, kok nggak bangunin aku..?” Sapa Evan.
”Kamu sudah makan belum..?” Anggi malah balik bertanya. Mereka memang sudah saling kenal.
Keduanya sudah sering bertemu di kantor Tya kalau Evan lagi mengantar Tya.

”Tuh ada pizza di meja.”
”Belum, tapi nanti aja. Masih kenyang..”
Mata Evan langsung nyalang menatap tubuh Anggi yang halus dan putih mulus.

”Ya udah..” Anggi hanya mengangguk, lalu melanjutkan acara menjemurnya.
Mereka saling terdiam, tidak tau harus berkata apa lagi.

Merasa dicuekin, Evan yang kikuk segera loncat ke kolam dan berenang.
Segar rasanya, bolak balik ia dari sisi satu ke ujung lain.

Puas berenang, ia naik ke atas.. menuju lemari handuk untuk mengeringkan tubuhnya..
lalu berjalan ke bangku lain di samping Anggi.

Gadis cantik itu masih bermalas-malasan.
Evan pun ikut berbaring di bangku, berjemur sinar matahari sore yang masih agak terik.

Terkena angin sepoi-sepoi, mata Evan jadi kembali mengantuk.
Namun baru saja akan memejamkan mata.. tiba-tiba Anggi bangkit dan kini dalam posisi duduk.

Evan melihat gadis itu membuka kaosnya, nampak keteknya yang bersih tanpa bulu.
Bikininya bergoyang saat Anggi mengangkat kaosnya ke atas.

Ugh.. kontol Evan langsung mengeras.. ia arahkan pandangan matanya fokus ke daerah dada Anggi.
Wow.. nampak dada itu sudah tumbuh berkembang dengan baik..
Anggi sudah menjadi wanita yang sangat seksi dan sempurna.

Seingat Evan.. dulu payudara Anggi tidak seketat sekarang.
Nampaknya buah dada gadis itu sudah menjadi bertambah besar.. sudah hampir seukuran Tya.

Juga pinggul dan pantat Anggi yang tampak lebih montok dan berisi.
Menyaksikannya membuat kontol Evan langsung mengeras sejadi-jadinya.

Kalau saja tidak teringat kata-kata Tya, ingin Evan segera menggumulinya.
Namun Tya sudah memperingatkan agar Evan menjaga jarak dari Anggi.

”Gadis itu jangan diapa-apakan..!” Begitulah pesan Tya. Dan Evan tidak ingin melanggarnya.
Ia tidak ingin membuat Tya kecewa.

Lagi enak-enaknya terpesona oleh tubuh mulus Anggi, ia mendengar suara gadis itu memanggilnya.
”Woiii.. ngapain bengong, ngelihatin apa kamu..?”
”Eh.. e-enggak kok..” Evan tergagap, merasa tertangkap basah.

”Aku nggak bisa nolak rejeki kan..?” Bantahnya seenaknya.
”Dasar mesum..!” Sindir Anggi.
”Sini, tolong aku. Usapin lotion ini ke punggungku..”

Wah.. sungguh tawaran yang sangat menggiurkan.
Lumayan buat menghibur ’adikku’ yang lagi mengeras di balik celana ini.
Sekalian kesempatan untuk jahilin gadis manis yang ceriwis ini..
Batin Evan senang.

Anggi lalu segera tengkurap begitu Evan memulai tugasnya.
Posisi Evan membungkuk dengan kaki mengangkang di atas pantat bulat Anggi.

Segera ia tuang lotion ke tangannya, dan mengusapkannya ke punggung dan badan Anggi.
Sengaja Evan mengusap-ngusap dengan agak bertenaga sedikit, seperti memberikan pijatan.
Dan sepertinya Anggi suka dan menikmatinya.

”Enak, Van. Rasanya nyaman, bikin pegel-pegelku hilang semua. Sekalian deh kakinya..” pinta gadis manis itu.
”Woii.. memangnya aku tukang pijit..!!” Seru Evan, namun tetap memberikannya.

”Tapi itu tali beha-nya dibuka ya, biar nggak nyangkut-nyangkut..” katanya mulai nakal.
”Ya sudah, kamu tarik sendiri..” balas Anggi tanpa curiga.

Evan pun segera menarik tali beha bikini tersebut. Ia lalu mengambil lotion dan kembali mulai memijat.
Kali ini dari kaki, ia usapkan lotion ke telapak kaki Anggi, lalu betis, naik lagi ke paha..

Lalu tangannya sampai ke daerah CD perempuan cantik itu.
Sengaja Evan melebarkan kaki Anggi pelan-pelan. Nampak belahan pantat Anggi yang montok.

Evan memijit dengan lembut kedua belahan pantat itu.. jarinya juga perlahan sesekali menyentuh ’tanpa sengaja’
bagian terluar dari daerah memek Anggi yang tertutup celana dalam.
Gadis itu diam saja.. entah tidak tau atau sangat menikmati pijitan itu.

Cukup lama Evan memijat daerah pantat Anggi..
sampai samar-samar ia mencium bau aroma menyenangkan yang sudah sangat ia kenal.
Masa’ sih memek Anggi mulai basah..? Batin Evan dalam hati.

Untuk memastikannya, iapun meneruskan pijatannya dengan khidmat. ”Eh-hemm..”
Anggi berdehem sambil tertawa, lalu berkata. ”Hei, aku mintanya pijat seluruh badan, bukan hanya pantat..!”

”Eh, i-iya..” Evan segera mengambil kembali lotion.. kali ini ia duduki pantat Anggi yang sudah basah mengkilap..
lalu mulai memijat punggung perempuan cantik itu.

Ia usap-usap dan belai dengan lembut serta sedikit bertenaga punggung mulus Anggi..
sampai bagian tengah punggung. Di situ sengaja Evan melebarkan jari-jari tangannya..
untuk sedikit menyentuh bagian pinggiran payudara Anggi yang tergencet ke kursi plastik.

Anggi sama sekali tidak memprotes.. bahkan saat berkali-kali Evan mengelus dan meraba-rabanya.
Nampaknya ia benar-benar enjoy dengan pijitan Evan. Ia biarkan saja pemuda itu berbuat sesuka hati.

Anggi seperti tidak tau.. kalau sambil memijat..
tanpa terasa batang kontol Evan semakin mengeras dan berdenyut-denyut kencang.

Sebelum kebablasan, Evanpun segera menyudahi kegiatannya. “Nggi.. sudah ya. Capek nih..” ia beralasan.
“Pijatan kamu enak lho, pegel aku jadi ilang nih. Bentar lagi deh..” Anggi masih ingin.

”Ogah ah, capek. Memangnya bagian depan juga mau dipijit..?” Tanya Evan berlagak lugu.
”Yehh.. kalau itu mah aku bisa sendiri. Ya sudah, makasih ya, Van..”

Anggi lalu segera berbalik, tangannya memegangi beha-nya. Lumayan agak ke bawah sedikit..
Sehingga gunung kembarnya terlihat seperti mau meloncat keluar. Makin ngaceng deh Evan jadinya.

Pemuda itu segera memutuskan untuk pergi ke dalam daripada 'terjadi apa-apa'.
Namun baru saja ia berjalan, didengarnya suara Anggi berkata sambil tertawa.

”Van, benar lho pijatanmu enak, makasih ya.
Tapi kok tadi rasa-rasanya ada benda aneh yang nyundul-nyundul di atas pantatku..!? Hahaha..”

”Sialan..!” Evan mengumpat. “Aku kan lelaki normal, Nggi..!!” Ia segera menuju ke dalam rumah.
Gawat, kontolnya benar-benar tidak mau kompromi, terpaksa deh pakai cara tradisional.

Segera Evan masuk ke dalam.. berdiri di tempat yang tidak terlihat dari arah kolam renang..
Namun bisa melihat secara leluasa ke sana. Ditatapnya Anggi yang sedang duduk.
Nampak gadis itu sedang mengoleskan lotion pada bagian depan tubuhnya.

Srett.. Evan segera mememelorotkan celananya, tangannya lumayan licin sisa lotion tadi.
Clop.. clop.. clok.. clok.. clop.. clop.. clopp.. Segera ia mengocok batang penisnya.

Dilihatnya payudara Anggi yang bergoyang-goyang indah..
saat gadis itu mengoleskan lotion pada permukaan kulitnya.

Anggi memasukkan tangannya ke balik beha. Duh, kenapa tidak dibuka aja sih..? Pikir Evan mesum.
Clok-clok-clok-clok-clok-clok-clok-clok-clok.. Kocokannya menjadi semakin kencang.

Apalagi saat nampak Anggi yang mulai melebarkan kakinya..
dan kini sedang mengolesi wilayah sekitar paha dan selangkangannya.

Evan mengocok kontolnya semakin cepat. Denyutan di batangnya terasa semakin tidak tertahankan.
Beberapa detik kemudian, croot.. croot.. croot.. ah, akhirnya keluar juga. Lega rasanya.
Segera Evan membersihkan muncratannya dengan menggunakan celananya, lalu segera menuju kamar mandi.

Sambil mandi, ia tersenyum sendiri. Sudah lama juga ia tidak onani, terhitung sejak kenal dengan Tya.
Namun hari ini darurat, daripada bablas... Haha..
-----ooOoo-----

Malamnya.. Evan kembali sendirian. Anggi keluar entah ke mana, sedangkan Tya masih belum pulang.
Bahkan sepertinya masih akan lama karena sms Evan tidak berbalas, itu tandanya kalau Tya masih sibuk.
Terpaksa puasa deh malam ini.. kata Evan menrengut dalam hati

Besoknya juga sama. Anggi hanya sebentar mampir di rumah.. selebihnya banyak dihabiskan di luar.
Sedangkan Evan, merana sendiri di kamar Tya.

Apalagi saat mendapat kabar kalau Tya baru akan pulang dua hari lagi. Dinas Luar. Semakin lemaslah dia.
Belum lagi kontolnya ngaceng terus melihat Anggi dengan bikininya di kolam renang tiap sore.

Untunglah pada hari ketiga.. muncul seseorang yang bisa membantu meredam kesuntukan Evan.
Widya.. tetangga Tya di perumahan elit itu, datang berkunjung.

”Mbak Tya sedang di luar kota, Mbak..” kata Evan saat perempuan itu datang menghampirinya.
”Aku perlu sama kamu kok, bukan sama Tya..”

Jawab Widya saat itu mengenakan tank top ketat.. dengan rok pendek sepaha..
Yang tentu saja menampakkan dengan jelas kemulusan kulit kakinya.
Sontak Evan langsung terpana dibuatnya.

Sudah lama ia mengagumi kesintalan tubuh wanita ini, Widya selalu bisa menyita perhatiannya.
Tempo hari Evan melihat wanita ini mesra banget dengan suaminya, membuat Evan jadi kepingin juga.
Dan sekarang Widya muncul di depannya, tepat saat Evan lagi terangsang berat. Apa bukan rejeki itu namanya..?

”A-ada perlu apa, Mbak..?” Tanya Evan.
“Jangan panggil ‘mbak’ ah, kita kan seumuran. Panggil Widya aja..” jawab perempuan berumur awal 30 tahun itu.

Evan mengangguk, “I-iya..” Lalu mempersilakan Widya untuk masuk dan duduk.
“Gini, Van..” Widya mulai mengutarakan maksudnya. “Kudengar dari Tya, kamu pintar komputer..”

“Ah.. nggak pinter-pinter amat kok.. hanya sekedar bisa..” jawab Evan merendah.
“Nggak apa-apa..” Widya tersenyum. Kesintalan tubuhnya membuat air liur Evan menetes tertahan.

”Aku ingin dibuatkan web pribadi, kamu bisa kan..?” Tanyanya kemudian.
Evan mengangguk.. ”Itu gampang, kamu punya alamat email kan..?” Widya memberikannya.

Dengan laptopnya, Evan segera membuatkan perempuan itu sebuah blog pribadi.
“Apa saja yang hendak diisikan di sini..?“
Tanyanya sambil terus mengetik, mengutak-atik blog itu agar tampilannya menjadi manis dan dinamis.

”Apa sajalah, yang penting ada profil pribadiku...“ jawab Widya.
“Profil luar apa dalam..?” Pancing Evan nakal.

”Maksudnya..?” Tanya Widya tak mengerti.
”Ya.. siapa tau kamu mau nyantumin ukuran dada sama celana dalam favorit di blog ini..” Evan tertawa.

”Ya janganlah.. masa’ yang seperti itu diobral..“ ujar Widya dengan tersenyum sambil membusungkan dadanya..
seolah ada yang gatal di punggungnya. Membuat napas Evan langsung sesak saat melihatnya.

Alamak.. besar sekali..! Ingin aku merasakan kekenyalan buah dada itu.. batin Evan dalam hati.
“Ya setidaknya aku diberi tau.. kalau memang tidak mau dicantumin di sini..” ujarnya sambil cengengesan.

Bukan marah yang didapat Evan.. namun justru ia dilempar bungkus permen.
”Buat apa sih, kamu mau tau ukuran behaku..?”
”Cuma penasaran aja..” jawab Evan riang.

”Penasaran apa 'penasaran'..?” Todong Widya.
“Emang boleh kalau lebih dari penasaran..?” Tukas Evan sambil menyunggingkan senyum nakalnya.

Widya tertawa ngakak. ”Dasar mesum..!”
”Bukan mesum..” Evan berkilah.

”Lha disuruh nulis profil, kan harus tau yang sebenarnya.. biar nggak salah kutip..” ujarnya sambil tertawa.
”Lagian, kalau cuma dicantumin nama dan tanggal lahir, itu semua orang juga pada tau. Gampang mencarinya di Google.
Menurut saya, blog pribadi itu harus diisi dengan hal-hal yang bersifat pribadi. Yang tidak ada di web lain..”

“Nakal ah kamu..“ Widya masih nampak keberatan.
“Lha kalo cuma ditulis apa adanya, orang nggak bakalan mau ngakses.
Paling tidak harus ada yang ditonjolkan disitu..” kata Evan sengit.

“Menonjol..? Emangnya susu menonjol..” sahut Widya sambil tertawa.
”Lha itu kamu tau..” sahut Evan.

”Eh, ada lho satu lagi yang menonjol..” Widya memasang muka lugu.
”Apaan..?” Tanya Evan penasaran.

”Tuh, burungmu menonjol..!!” Widya tertawa keras.
Karena saking kerasnya, payudaranya sampai terguncang-guncang.

”Haha..” Evan ikut tertawa, tapi matanya tertuju pada buah dada Widya yang besar itu.
Widya yang merasa diperhatikan, segera menghentikan tawanya dan memandang Evan.

“Nakal kamu..” ujarnya sambil menjawil hidung Evan.
Sehabis berkata begitu.. entah siapa yang memulai.. tau-tau keduanya sudah saling berpelukan dan berciuman.
Mereka melakukannya dengan gairah yang sama-sama membara.

Widya meremas-remas kontol Evan yang sudah mengeras di balik celana..
Sementara tangan Evan meremas-remas gundukan dada perempuan cantik itu yang masih terbungkus baju tanktop tipis.

”Van.. ahh..!” Rintih Widya saat Evan mulai menelanjangi tubuhnya.
Ia juga membantu Evan melepaskan kaos dan celananya. Setelah itu mereka segera bergumul liar di atas karpet ruang tamu.

Penuh nafsu Evan memeluk dan menciumi bibir Widya, lalu ciumannya turun ke daerah dada perempuan cantik itu.
Dengan rakus mulut Evan mengisap puting susu Widya yang mungil kemerahan secara bergantian.

Tangannya pun mulai meraba dan membelai-belai rambut kemaluan Widya yang lebat.
Evan mengusap-usapnya sambil sesekali jarinya mencari lubang memek Widya yang sempit namun terasa sangat panas.
Clepp.. dan menusukkan dua jarinya ke sana secara perlahan-lahan.

”Auw.. Van..!” Widya langsung memekik dan memeluk punggung Evan.. membelainya dengan kasar.
Wajahnya menunjukkan ekspresi bahwa ia mau memuaskan semua dahaganya bersama Evan.

Tangannya pun mulai turun ke arah pantat Evan, dan terus turun hingga bisa meraih batang penisnya.
Widya mengocoknya dengan cepat sambil sesekali juga menggesek kedua biji pelirnya.

Ia mengusap-usap dan memainkannya dengan amat lembut. Ugh.. nikmat sekali rasanya. Evan ngilu.
Evan pun terus menciumi dan memainkan bulatan payudara perempuan berambut panjang itu.
Ia menjilati dan menciuminya dengan sepuas hati.

Aroma wangi dari Widya yang rajin merawat tubuhnya menggelitik hidung Evan..
Membuat kontolnya jadi semakin mengeras dan mengacung tegak.

Puas bermain-main.. Evan segera mengarahkan batang penisnya ke belahan dada perempuan cantik itu.
Widya yang paham apa yang Evan mau..

Segera ia mengapitkan kedua payudaranya untuk menjepit batang kontol Evan tepat di tengah-tengahnya.
”Ughh..” melenguh keenakan.. Evan segera memaju-mundurkan pantatnya..
Menggerakkan kontolnya dengan nikmat di antara jepitan payudara Widya yang besar itu.

Terlihat puting Widya yang mungil kemerahan sudah mengeras dan mencuat ke atas, nampak begitu mempesona.
Evan meraih dan memilin-milin dengan menggunakan dua jarinya, membuat Widya jadi mendesah kegelian dibuatnya.

”Auh.. enak, Van..!” Ia merintih. Lalu tanpa mengubah posisi.
Tangannya segera menarik dan mendorong pantat Evan ke depan.. sehingga kontolnya kini berada tepat di depan mulutnya.

CONTIECROTT..!!
----------------------------
-------------------ooOoo----------------------------------------------
 
-----------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------

Cerita 186 – Gegara Sange..!!

[Part 1] - Kejutan Dari Tetangga 2


Ctapp.!! Widya bergerak cepat.. ia memegangi batang kontol Evan, sementara mulutnya mendekat.
Dalam waktu singkat, lidahnya mulai menjelajahi dan menari-nari di atas batang kontol Evan.

Ohh.. rasanya sungguh tiada tara. Erang Evan dalam hati.

Slopp..!! Clropp..!! Perlahan mulut Widya mulai menelan kepala kontol Evan.. lalu batangnya.
Bahkan hingga sampai ke pangkalnya.
Sebelum akhirnya Widya mengisap dan mengulum-ngulumnya dengan kuat namun sangat nikmat.

Kontol Evan pun jadi berdenyut-denyut saat mulut Widya mulai memompa maju-mundur.
Awalnya pelan, tapi semakin lama menjadi bertambah cepat.
Sambil ditimpali dengan permainan lidah yang lihai, membuat Evan hanya bisa mendesah menahan kenikmatan ini.

”Terus..! Oghh.. enak sekali..” Desisnya sambil kembali meraih bulatan payudara Widya dan meremas-remasnya gemas.
Nampaknya Widya benar-benar ingin melumat habis kontol itu dengan mulutnya..
karena saat Evan hendak menyudahi oral Seks ini, perempuan itu menahan dengan menggunakan tangannya.

Ya sudah, Evan membiarkannya saja. Kini Widya semakin semangat dalam mengulum dan mengisap kontol Evan.

Kadang mulutnya mengulum biji peler sambil tangannya mengocok batang Evan yang besar dan panjang..
sebelum kemudian mulutnya kembali bermain dengan batang kontol itu.

Perbuatan yang sangat nikmat itu lama-kelamaan membuat kontol Evan jadi berdenyut kuat.
Rasanya mau keluar sebentar lagi. ”Wid.. aku sudah mau keluar nih..” Evan berbisik.

Tidak menyahut, Widya malah semakin mempercepat isapannya, dan pada waktu yang tepat.
Mulutnya membuka di depan kepala kontol Evan, sementara tangannya memegang kuat-kuat batang kontol itu.

Kemudian dilepasnya sesaat saja.. Crooot.. sperma Evan keluar dengan perlahan ke mulutnya.
Lalu digenggam lagi dengan kuat, dan sesaat dilepas.. croot..!

Sperma Evan kembali menetes perlahan, dan Widya kembali menggenggam kuat.
Kali ini agak lama, sampai akhirnya ia melepaskannya.

Kepala kontol Evan pun langsung memuntahkan spermanya dalam jumlah banyak.
Terlihat sangat kental dan putih sekali. Widya menampung semua di dalam mulutnya.

Ia memandang Evan, lalu sesaat kemudian menelannya. Tanpa rasa jijik sama sekali..
Widya menjilati dengan rakus sisa-sisa sperma Evan yang masih meleleh di sekitar batang penis.

”Sudah lama aku nggak ngerasain sperma yang gurih seperti ini..” bisiknya sambil tersenyum.
”Emang suami kamu ke mana, spermanya nggak enak ya..?” Widya mengangguk.

”Iya, lebih enak punya kamu. Sudah dua minggu ini dia pergi ke luar negeri, ada urusan pekerjaan..”
”Karena itu kamu jadi gatel ya..?” Canda Evan.

Widya tertawa.. “Emang kamu nggak pengen juga..?” Tanyanya balik.
Evan menggeleng.. ”Tubuhmu selalu membuatku bergairah..”

Kembali ia penceti bulatan payudara Widya yang membusung indah satu per satu secara perlahan-lahan.
Lalu berbisik.. ”Tadi itu enak banget.. kamu pintar waktu bikin aku keluar bertahap seperti itu.
Rasanya sungguh luar biasa..!”
”Siapa dulu dong, Widya gitu loh..” Ia menyombong.

”Nah, sekarang gantian kamu yang puasin aku..” Widya mengelap mulutnya dengan tisu yang tersedia di meja..
lalu merebahkan tubuh sintalnya yang telanjang di karpet ruang tamu.

Saat itu mereka benar-benar telah dibakar api birahi..
Sehingga tidak menyadari pintu ruang tamu yang sedikit terbuka.

Karena di luar agak gelap dan mereka sedang sibuk berpanas-panasan..
keduanya tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang melihat dengan terbelalak.

Anggi berdiri terpaku di depan pintu.
Kaget dan terkejut dengan kenyataan yang dia lihat sedang terjadi di ruang tamu.
Ia yang baru kelar gaweannya.. tadinya bermaksud untuk langsung masuk ke rumah Tya.

Namun ia heran karena melihat pintu depan yang tidak tertutup rapat..
Dan saat ia mendekat.. terdengar suara desahan dan rintihan yang sudah sangat ia kenal.

Penuh keheranan dan tanda tanya, Anggi mendorong sedikit pintu itu, dengan perlahan sekali.
Jderr..!! Ia langsung kaget serta terkejut mendapati Evan dan Widya yang tengah telanjang..
berpelukan di lantai ruang tamu, dengan Widya sedang mengisap batang kontol Evan yang besar dan panjang.

Anggi melihat dengan mulut ternganga, tidak bisa mengeluarkan suara apapun.
Sementara kakinya juga tidak bisa beranjak dari situ.

Akhirnya ia pun melihat semua adegan dewasa yang sepatutnya tidak pernah terjadi tersebut.

Kini disaksikannya Evan yang turun ke daerah selangkangan Widya.
Tetangga Tya yang cantik itu segera menaikkan lututnya untuk membuka kedua kakinya lebar-lebar.

Nampaklah memek Widya yang mempesona, yang langsung dicium dan dijilati oleh Evan.
Pemuda itu menjelajahi permukaan memek Widya dengan lidahnya, ia menjilati semuanya.

Perlahan jarinya juga ikut melebarkan liang memek Widya..
sebelum lidahnya kembali menjilati dengan begitu buasnya..
Terutama ke biji itil Widya yang mungil kemerahan bagai kacang arab.

Tak perlu waktu lama dikerjai, benda itupun mulai menegak dan membesar kencang..
membuat Evan jadi semakin bersemangat saja memainkannya.

”Jilat terus, Vann.. yah, mainin itilku.. terus, sayang.. oohh.. ahhh.. auww..!”
Widya pun mendesah penuh kenikmatan.
Dari liang memeknya keluar aroma nikmat yang membuat Evan semakin mabuk kepayang.

Anggi melihat adegan yang tengah berlangsung tersebut dengan hati berdebar-debar.
Dari balik pintu bisa dilihatnya batang kontol Evan yang besar dan panjang sedang bergoyang-goyang.

Ada sensasi dan perasaan aneh yang menjalar pada dirinya..
membuat memeknya mulai panas dan berdenyut-denyut di balik celana dalam.

Tanpa sadar tangan Anggi mulai meremas-remas dadanya sendiri, memainkan bulatan dan juga putingnya.
Sebelum kemudian tangan itu bergerak turun ke bawah untuk mulai mengelus-elus belahan celana dalamnya.

Awalnya perlahan, tapi semakin lama menjadi semakin kuat.
Hingga tanpa sadar Anggi mulai memasukkan tangan ke balik celana dalamnya.

Terasa rambut kemaluannya yang lebat saat ia mulai mulai mengusap-usap belahan kewanitaannya.
Semakin lama semakin cepat, sementara ia berusaha untuk menahan suaranya agar tidak sampai terdengar.

”Auwh.. ohh.. ohhh..” Di dalam, Widya semakin menggeliatkan badannya.
Mulutnya mendesah-desah keenakan, sementara pinggul dan pantatnya bergerak semakin liar.

Itu semua karena Evan yang semakin ganas saja memainkan biji itilnya..
bahkan kini jarinya juga ikut menusuk-nusuk lubang memek Widya.

Evan mengocoknya, semakin lama semakin cepat. Membuat batang kontol pemuda itu jadi tambah mengeras..
akibat menikmati rintihan dan desahan Widya yang teramat nikmat.

Anggi yang melihatnya jadi ikut tak tahan, ia pun mulai menurunkan celana dalamnya sendiri.
Dan segera berlutut dengan kedua kaki agak dilebarkan.

Jemari tangannya buru-buru mencari itilnya.. lalu mulai menggosok-gosok benda mungil tersebut.
Walaupun pemandangan yang dilihatnya begitu mengagetkan dirinya..
namun ia tidak bisa menahan perasaan aneh yang mulai menjalar dan menggelitik birahinya.

Jarinya terus memainkan itilnya.. sementara matanya terus menatap dengan lekat..
adegan Evan yang sedang menggarap tubuh montok Widya.. tetangga kekasihnya, Tya.

Dengan lidah bergerak amat cepat.. Evan terus menyapu dan membelai itil mungil perempuan cantik itu.
Desahan dan erangan Widya mulai tidak terkendali..
Pertanda kalau ia sudah hampir tiba pada pertahanan terakhirnya.

Dan benar saja. Tak lama kemudian.. dengan tubuh mengejang dan pantat yang sedikit terangkat..
terlihat memek Widya menyemburkan cairan hangat orgasmenya.

”Hmm.. permainan lidahmu bener-bener ganas, Van..” bisik Widya dengan tubuh masih bergetar pelan.
Tampak liang memeknya jadi basah dan memerah karena permainan lidah Evan.

”Itu baru lidah, belum yang ini..” kata Evan sambil menurunkan pantatnya sedikit..
Lalu memajukan kontolnya ke depan.. slebb.. blesssekk..!!

Karena memek Widya sudah sangat-sangat basah..
Kini dengan mudah saja bagi kontolnya untuk menerobos lubang sempit itu.

Terasa hangat dan licin sekali. ”Auwh.. pelan-pelan saja, Van..” rintih Widya..
begitu Evan mulai memaju-mundurkan kontolnya dengan berirama.

Ia menggantung kedua kakinya di bahu laki-laki itu.. sementara dari pantat ke kepala tetap dalam posisi berbaring.
Widya mengangkat kedua tangannya dan mengapitkannya di belakang kepalanya sendiri.

Terlihat keteknya yang tercukur putih mulus tanpa bulu dan mulai basah oleh keringat.
Makin bernafsu saja Evan jadinya. Pompaan batang kontolnya menjadi semakin cepat..

Jlebb.. jlebb..!! Ditancapkannya kontolnya sedalam mungkin di liang memek Widya yang makin membanjir.
Payudara Widya yang bergoyang-goyang indah.. dipeganginya dengan dua tangan dan diremas-remasnya lembut.

Plok.. plok.. plok.. clokk.. clokk..!” Bunyi batang kontol Evan yang terus memompa memek sempit Widya.
Terdengar jelas di malam yang sepi itu. Ditingkahi oleh Widya yang semakin mendesah nikmat.

Apalagi saat Evan mulai mengubah tekniknya; Sengaja pemuda itu memompa dengan pelan beberapakali..
sebelum kemudian menarik kontolnya perlahan sampai batas ujung kepala kontol..

Lalu .. Blessskk..! Membenamkannya lagi dengan sangat keras ke celah memek Widya yang sempit.
Jlebb-clebb-clebb-jlebb-jlebb-jlebb..!! Terus berulang-ulang seperti itu.

Setiapkali akan menerobos masuk.. dilakukannya dengan cepat dan bertenaga..
Sehingga langsung menancap sekuat mungkin.

Bahkan sampai terasa di ujung liang memek Widya yang terdalam.
Berkali-kali Widya berkelojotan menerima sodokan keras kontol Evan di liang memeknya.

Ia mendesah.. mengerang.. merintih.. dan semakin menggeliat-geliat keenakan..
"Ohhh oohh.. aahh aaahh aahh.. uhh.. teruuss Vaann.. ahhh ahhh..!!"

Ia merasa nikmat sekali setiapkali kepala kontol Evan menghujam di lorong kewanitaannya.
Saat menerobos masuk, kontol tersebut terasa membelai lembut itilnya..
Itu menambah nikmat pada Widya jadi tiada tara.

Tak butuh waktu lama, perempuan cantik itupun kembali mengejang menjemput orgasmenya.
Evan berhenti sebentar. Hanya tangannya yang bergerak pelan membelai lembut tubuh mulus Widya.

”Lagi dong, Van..” Widya merintih dengan tubuh terkejang-kejang. ”Jangan berhenti..” ia meminta.
”Ganti posisi ya.. aku duduk, kamu kupangku. Sambil menggoyang, aku mau mainin tetek kamu..” sahut Evan.
”Boleh..” Widya tidak menolak.

Evan segera menyandarkan badannya ke dudukan sofa, kakinya lurus di lantai.
Widya ikut mengatur posisi dengan duduk di atas kontol pemuda itu..

Posisi tubuhnya membelakangi Evan.. tangannya dinaikkan ke atas mengapit kepala Evan.
Perlahan Widya meregangkan kakinya.. lalu berusaha menge-pas-kan posisi kontol ke memeknya.

Terlihat memeknya sudah memerah karena hujaman kontol Evan yang bertubi-tubi.
Lubangnya sudah membuka.. slebb.. kemudian perlahan Widya menurunkan pantatnya.

Slebbb.. blessekk..!! Tanpa kesulitan kontol Evan menerobosnya.
Dari belakang, tangannya segera meremas-remas kedua tetek Widya.

Dipijitnya dengan kuat dan gemas.. juga dimainkan dan dipilin-pilinnya puting Widya yang sudah membesar.
Sementara lidah Evan juga ikut bergerak, mulai menjilati ketek Widya yang terbuka lebar.

”Ahh.. Van..!” Widya mulai bergerak menaik-turunkan pinggulnya.
Ia memompa kontol Evan yang memenuhi lubang senggamanya dengan mantab dan cepat.
Terlihat cairan sisa orgamenya mengalir turun membasahi batang kontol Evan.

Di sisi lain.. mata Anggi terpaku melihat ke arah ruang tamu. Tak berkedip ditatapnya Evan..
yang sedang menjilati ketek Widya.. dan juga meremas-remas payudara perempuan cantik itu.

Juga terlihat kontol Evan yang besar sedang bergerak naik turun..
memompa lubang memek Widya yang sudah memerah.. akibat terus ditusuk sedaritadi.

Diperhatikannya wajah tetangga Tya tersebut, Anggi belum pernah melihat ekspresi Widya yang seperti itu.
Wajah Widya terlihat penuh kebahagiaan, seperti sangat memuja dan menikmati permainan itu.

Kembali Anggi melihat ke arah batang kontol Evan yang sedang memenuhi liang memek Widya.
Sambil membayangkan benda itu menghujam di miliknya.

Jemari Anggi semakin cepat memainkan itilnya. Benda mungil itu kini sudah berubah menjadi sangat basah..
menyaksikan adegan seks antara Evan dan si cantik tetangga Tya, Widya.

Anggi merasakan kenikmatan menjalar di sekujur tubuhnya..
akibat rasa enak yang dia dapatkan saat memainkan itilnya.
Itilnya sendiri memang agak besar.. lebih besar dari milik Widya dan menonjol keluar.

Semakin cepat dan tanpa henti ia memainkannya, semakin gairahnya juga terbakar hebat.
Saat ini ia tidak dapat berpikir..
mengapa Widya dan Evan bisa melakukan persetubuhan yang seharusnya tidak boleh terjadi tersebut.

Namun itu bisa menyusul..
Saat ini Anggi lebih sibuk memuaskan dirinya sendiri akibat menyaksikan adegan panas yang sedang terjadi.

Di sana.. Evan masih memainkan ketek dan payudara Widya dengan begitu leluasa.
Kontol pemuda itu kini mengeras sekeras-kerasnya.
Aroma tubuh Widya yang harum menimbulkan rangsangan tersendiri yang tidak bisa dilukiskan oleh Evan.

Kini iapun mulai ikut menaik-turunkan pantatnya.. mengimbangi goyangan Widya yang bertubi-tubi.
Semakin lama semakin cepat.. dan seirama goyangan mereka.

Seiring dengan deru nafas kenikmatan yang semakin mendera.
”Ahm.. ahh..!!” Kini Evan menjilati leher Widya.

Perempuan yang baru saja menikah itu tentu saja jadi menggelinjang kegelian.
Apalagi begitu Evan mencari bibirnya, dan melumatnya dengan begitu rakus.

Widya membalas ciuman itu dengan tak kalah panasnya.
Lidah mereka bertautan dengan cepat, saling menarik dan mengisap..
Dengan goyangan kontol dan memek keduanya menjadi semakin cepat.

Tangan Evan juga semakin kuat meremas-remas dan memainkan payudara Widya yang menyembul indah.
Itu dilakukannya di kala merasakan denyutan-denyutan lembut pada batang kontolnya..
Akibat pijitan dinding memek Widya. Ditahan sekuat apapun, ia akhirnya tetap kalah juga.

Tubuh montok Widya menggelinjang.. berbarengan dengan Evan yang menyemprotkan cairan spermanya.
Di saat yang sama.. Widya juga memuntahkan orgasmenya untuk yang kesekian kalinya.

Di luar kamar.. Anggi ikut terkulai lemas.
Memeknya sudah basah kuyup, ia juga baru saja mengalami orgasme yang sangat hebat.

Memeknya masih berdenyut-denyut nikmat sehabis memainkan itilnya.
Matanya tetap mengawasi yang terjadi dalam kamar.

Nampaknya tidak ada tanda-tanda Evan maupun Widya menyadari kalau sedang diintip.
Dilihatnya kedua orang itu terdiam lemas, masih berciuman dengan lembut dan mesra.

Nampak cairan putih menetes keluar dari lubang memek Widya..
membasahi batang kontol Evan yang masih menancap di dalamnya.
Wajah keduanya nampak bahagia dan sangat puas.

Anggi membiarkan dirinya berdiam diri sebentar..
beristirahat, sampai otaknya mulai bisa berpikir jernih kembali.

Kalaupun ia tetap di sini, adegan berikutnya yang akan terjadi juga sama saja;
Widya dan Evan akan bersetubuh dengan panasnya.
Jadi lebih baik ia pergi saja, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Memutuskan seperti itu, Anggi segera mengambil celana dalamnya yang tergeletak di lantai.
Dengan kain segitiga itu ia menyeka cairan yang tersisa di paha dan liang kemaluannya..
Lalu berdiri dan melangkah keluar halaman secara perlahan dan tanpa suara.

Di ruang tamu.. Evan dan Widya masih tetap dalam posisi seperti tadi. Lemas namun sangat puas.
Mereka berdiam diri untuk memulihkan tenaga yang terkuras sehabis memuaskan dahaga yang tertahan.

”Aku puas dan nikmat sekali main sama kamu, Van..” bisik Widya memecah keheningan.
”Aku juga, Wid. Rasanya terobati deh puasaku tiga hari ini..” balas Evan.

”Maklumlah kamu masih muda.. masih penuh semangat dan mudah terangsang..” Widya tersenyum.
”Kamu juga kan..?” Tuding Evan sambil membelai lembut bulatan payudara Widya yang nangkring di perutnya.

”Ah.. nakal kamu..” Widya menggelinjang manja. Sloppp..
Lalu dengan perlahan ia mencabut batang kontol Evan yang mulai melemah dari liang kemaluannya.

Widya menjilati sebentar sisa sperma yang masih ada di batang kontol itu..
sebelum mengelap keringat di tubuh Evan dan juga di tubuhnya dengan menggunakan taplak meja.
Setelah itu mereka berbaring dan berpelukan, saling berciuman dengan mesra.

Malam itu Evan kembali menggarap tubuh montok Widya sebanyak duakali lagi..
Sebelum mengizinkan perempuan cantik itu balik lagi ke rumahnya.

Suami Widya sudah pulang.. jadi sangat riskan kalau meneruskan kebersamaan mereka.
Widya menjanjikan akan datang lagi secepatnya. Evan hanya menyahutinya dengan senyuman.

Karena kelelahan setelah memuaskan birahi bersama tetangga Tya itu.. tanpa terasa Evan ketiduran di ruang tamu.

CONTIECROTT..!!
-----------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------
 
------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------

Cerita 186 – Gegara Sange..

[Part 2] – Apa Ya..?

Evan masih tidur
ketika Anggi melangkah pelan ke kamar mandi. Di ruang tengah dia tertegun..
Matanya menatap sekilas sofa ruang tamu di mana Evan dan Widya bersetubuh tadi malam.

Bayangan kontol besar Evan yang menghentak-hentak di memek basah Widya kembali menyeruak dalam pikirannya..
Sontak membuat celana dalamnya dengan cepat melembab hangat.

“Enggak..” Anggi mencoba mengusir bayangan itu. Namun tubuhnya gemetar ketika masuk ke kamar mandi.
Lututnya terasa lemah dan dengan cepat dia menutup pintu.

Meski baru saja orgasme duakali berturut-turut di tempat tidur.. Anggi tidak dapat menghindar..
ketika tanpa sadar ia melepas baju dan mulai mencolokkan jadi ke celah liang kemaluannya yang sudah menganga lengket.

Membayangkan batang kontol Evan yang besar lagi panjang..
dia sadar bahwa sebagian dari dirinya ingin bercinta dengan laki-laki itu.
Dan dia yakin Evan juga pasti mau. Tidak ada satu lelaki pun yang sanggup menolak tubuh seorang Anggi.

Maka setelah mandi.. sebelum pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan..
Anggi berdiri di kamar tidurnya untuk memutuskan apa yang akan ia kenakan pagi itu.

Diputuskannya untuk memilih rok pendek..
Yang apabila dia membungkuk, pasti pantat serta belahan vaginanya akan kelihatan.

Untuk atasan, Anggi memilih kaos tipis berbelahan dada lebar tanpa bra..
Yang memungkinkan bagi tonjolan buah dadanya untuk mengintip keluar.

Dia memandang diri lagi di cermin, mengagumi kedua putingnya yang tercetak samar di depan dada.
Anggi mencoba menggoda dengan menggelitiknya ringan..
dan puting itu pun tumbuh lebih besar hingga mencuat hampir satu centi.

Tersenyum puas, dia pun melangkah ke dapur untuk mulai menyiapkan sarapan.
Kalau sampai Evan tidak tergoda dengan penampilannya yang seperti, sungguh celaka laki-laki itu.
Bisiknya demas dalam hati.. membayangkan segala kemungkinan.

Di saat Anggi mulai menjerang air, terdengar pintu kamar Evan terbuka.
Hanya mengenakan celana pendek.. Evan seketika terpana..

Tak bisa memalingkan wajah melihat Anggi yang mondar-mandir di dapur dengan pakaian seadanya.
Kalau saja tidak teringat pesan Tya, ingin dia menubruk gadis itu saat ini juga.

“Hhh..” Evan menghela napas untuk menetralkan pikiran.
“Hei, kamu sudah bangun..” sapa Anggi, senyumnya manis sekali.
“Mau membantu menyiapkan sarapan?” Pancingnya.
“Emm.. tentu saja..”

Dengan mata menerawang, Evan melangkah mendekat.
Pandangannya tertuju pada bulatan pantat Anggi yang bergoyang-goyang indah..
Juga paha gadis itu yang begitu mulus sempurna.

"Tolong nyalakan kompornya..” kata Anggi. Tanpa membantah, Evan melakukannya.
Diperhatikannya Anggi yang sedang mengambil sayuran di dalam kulkas..
Posisinya yang membungkuk membuat dia jadi dapat melihat celana dalam gadis itu dengan begitu jelas.

Evan menggeleng, berusaha mengenyahkan bayangan yang begitu indah itu.
Namun Anggi terus memprovokasi dengan berlama-lama memilih sayuran..
membuat Evan semakin kesulitan mengalihkan pandangan.

Mengetahui Evan tak berkedip menatap bulatan pantatnya.. Anggi tersenyum dalam hati..
Dan hampir secara bersamaan.. vaginanya mulai berdeguk basah.

Diam-diam dia melirik ke belakang, mengintip celana pendek Evan yang berubah jadi sedikit menonjol.
Ah, sepertinya godaannya mengenai sasaran.

Berpura-pura sudah menemukan sayuran yang ia cari, Anggi pun berdiri dan melangkah mundur ke belakang.
Evan yang masih terpana.. tidak sempat menghindar.. Jdutt..!!

Tonjolan di celana pendeknya pun menekan pantat Anggi dengan begitu nikmat.
Dia bisa merasakan keempukannya..
juga kehangatan serta kelembutannya yang sanggup membuat tubuhnya menggigil.

Hal yang sama dialami oleh Anggi. Melalui rok pendek serta celana dalamnya..
ia bisa merasakan gemetar kemaluan Evan yang sedikit membuatnya tersentak.
Putingnya yang dari tadi sudah berdiri kini makin berdenyut-denyut dan menonjol keluar akibat dari gesekan itu.

Mereka terdiam untuk sejenak dengan kontol Evan masih tetap menempel di belahan bokong Anggi..
Sampai akhirnya Anggi berdehem ringan. "Maafkan aku..” gadis itu berkata, pura-pura malu.

“Aku nggak tau kalau kamu ada di situ..” tambahnya dengan tawa ringan.
"Ah, nggak apa-apa kok..” Evan menyahut gugup.

"Tolong ambilkan pisau, wortel ini harus dipotong-potong." kata Anggi.
Evan meraih pisau hampir tanpa melihat.. pandangannya masih tetap terarah ke tubuh mulus Anggi..
yang pagi ini terlihat begitu menggoda.

Gadis itu kini duduk di meja;
Kalau tadi pantatnya yang dipamerkan.. kini Anggi ganti menunjukkan belahan dadanya yang sangat lebar.

Akibatnya, Evan jadi dapat menatap bongkahan payudaranya yang tak berkutang dengan begitu jelas.
Meski tidak begitu besar..
tapi karena menggantung bebas seperti itu, mau tak mau Evan jadi gelagapan juga dibuatnya.

"Enaknya ini dikukus apa direbus..?" Anggi bertanya setelah wortel di tangannya berubah jadi irisan kecil.
Dalam hati ia tersenyum melihat Evan yang sedikit salah tingkah.
"Emm.. terserah..” Evan menjawab dengan suara gemetar.

Rasakan kau..! Seru Anggi dalam hati, merasa gembira karena rayuannya terbukti berhasil.

Dia membungkuk sedikit lebih jauh untuk mengekspos payudaranya lebih banyak lagi.
Dan Evan yang dari tadi terus menatap kini jadi makin melongo kagum.

Wajahnya begitu dekat hingga bisa saja Anggi menciumnya kalau dia ingin.
Napas panas Evan terasa bergetar di rambutnya yang panjang.

"Oh iya.. bisa nggak bantu aku sebentar..?" Anggi meningkatkan rayuan.
"Tentu saja, apa yang bisa kulakukan..?" Tanya Evan masih tak berkedip.

"Lampu kamarku mati, bisa tolong kamu ganti..?"
Anggi sudah merencanakan skenario ini sejak semalam, dan dia yakin Evan bakalan takluk.

Evan yang sudah benar-benar tak tahan dengan semua provokasi Anggi..
segera mengikuti tanpa bertanya-tanya lagi.

Dia sudah curiga ini hanya akal-akalan saja, tapi sama sekali tak punya niat untuk membantah.
Biarlah Anggi yang memegang kendali permainan, dia akan mengikuti saja.

Kalau misalnya nanti Tya memergoki..
Evan bisa berkelit dengan mengatakan Anggi yang mengajak duluan.

Di dalam kamar.. Anggi menyerahkan bohlam lampu. “Ini, tolong ya..”
Evan memandangi kursi berkaki empat tempatnya nanti berpijak.

“Kecil banget..? Bisa-bisa patah saat kuinjak..”
“Lha, habis gimana donk..?” Anggi pura-pura bingung.. lalu sejurus kemudian dia tersenyum.

“Gini aja.. aku yang naik, kamu yang pegangi. Kursi itu pasti kuat menahan bobot tubuhku yang kurus..”
Evan mengangguk mengiyakan. Dia sudah menebak inilah yang pasti akan terjadi.

Mantap tangannya memegangi kursi.. sementara Anggi mulai mengangkat satu kaki untuk menaikinya.
Posisi ini memungkinkan bagi Evan yang berdiri di bawah.. untuk menatap kedua paha Anggi dengan lebih jelas..
Sekaligus juga celana dalam Anggi yang berenda-renda.. karena rok gadis itu tertarik lebar ke atas.

Hanya berjarak beberapa centi.. Anggi tersenyum saat melihat Evan menatap terpesona pada kedua kaki jenjangnya..
juga ke belahan celana dalamnya yang berada tepat di depan hidung.

Evan pasti dapat mengendus aroma memeknya sekarang.. dan dia pasti juga dapat melihat..
bagaimana memek Anggi sudah mulai basah.
Pikiran itu membuat Anggi jadi tambah bergairah dan membikin memeknya jadi lebih basah lagi.

“Tahan ya, sudah hampir selesai..” Anggi bisa melihat kalau Evan kini berdiri mematung..
dengan mata sepenuhnya terarah ke bagian bawah tubuhnya yang terbuka lebar.
Hanya dengan memajukan kepala.. Evan sudah dapat menyentuh celah memeknya secara langsung kalau dia mau.

Tapi ternyata Evan terus diam sampai Bohlam selesai diganti.
Sedikit mendesah kecewa, Anggi turun dari tangga dan mencoba untuk tersenyum.

Saatnya untuk menjalankan rencana berikutnya.
“Terimakasih ya..” Dia berkata sambil melingkarkan lengan ke sekeliling tubuh pemuda itu..
mesra Anggi merangkul Evan yang masih berdiam kaku.

“Iya, nggak masalah..” Evan merinding merasakan payudara Anggi yang menghimpit di lengannya.
Hmm.. Betapa benda itu terasa sangat lembut dan empuk sekali.

Merangkul lebih erat.. Anggi meraih ke bawah punggung Evan.. kemudian menarik pantat pemuda itu lebih erat.
Hingga tonjolan kontol Evan yang masih mengacung keras bisa ia rasakan terhimpit di antara paha atas.

“Egh..” Evan melenguh.. dan sebelum sempat memprotes, Anggi sudah mendaratkan ciuman ke bibirnya.

Awalnya hanya berupa sentuhan ringan.. namun begitu Anggi membuka mulutnya..
pagutan itu pun berubah menjadi lumatan panas yang penuh gairah.

Anggi menyodorkan lidahnya.. dan Evan menerimanya dengan senang hati.
Ini sudah lebih dari yang ia bayangkan, dan Evan menikmatinya.
Kalau memang Anggi yang mengajak kenapa dia harus menolak..?

"Vann..” Anggi mendesah merasakan desakan kontol Evan di depan perutnya.
Dia sangat tergoda untuk meraih benda itu dan mempermainkannya. Tapi semua ada waktunya.

“Iya, ada apa..?” Sahut Evan sambil membelai lembut pipi Anggi..
sementara mulut gadis itu terus ia ciumi bertubi-tubi.

“Nggak apa-apa, terusin saja.." Anggi merintih pelan dengan wajah berubah merah..
tanda kalau sudah mulai bernafsu. “Kamu juga boleh memegangi dadaku kalau kamu mau..”

Evan terkesiap.. tak tau harus berkata apa.
Namun tangannya tetap terjulur untuk meraih bulatan payudara Anggi dan perlahan mulai meremasnya lembut..
hingga wajah Anggi bersinar penuh kegembiraan.

“Jangan sungkan-sungkan, Van..” bisik Anggi dengan suara gemetar. “Belai semua tubuhku, sesukamu.”
"I-iya..” Dengan ganas Evan langsung mengacak-acak dada gadis itu.

Tangannya dimasukkan ke balik baju agar dapat memegangi payudara Anggi secara langsung.
"Susumu lembut, aku suka.." bisiknya agak terengah menahan bafsunya yang kian panas.

“Remas, Van. Pijit yang keras..!” Anggi menggelinjang geli dan matanya melirik celana pendek Evan sejenak.
Bisa ia lihat kalau kontol laki-laki itu sudah benar-benar keras sekarang.

Tercetak jelas di balik kain dengan posisi agak miring ke kiri.
Anggi menyentaknya dengan paha kanan.. agar benda itu dapat menampakkan diri sedikit demi sedikit.

“Isap putingnya, Van..!” Dia menggelinjang saat Evan memijit tonjolan buah dadanya kuat-kuat.
“Begini..?” Tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.. Evan lekas menyingkap baju tipis Anggi..
untuk mengekspos bulatan payudaranya yang mulus sempurna.

Ukurannya memang tidak begitu besar.. tapi terlihat sangat menarik sekali.
Terutama keduanya putingnya yang nampak lezat.. yang mencuat hampir satu centi.

Ke sanalah mulut Evan terarah dan tanpa basa-basi langsung mencucupnya satu per satu.
“Hsss.. iya! Terus, Van..!” Rintih Anggi saat Evan melahap rakus salah satu putingnya..
Penuh nikmat ia menyusui pemuda tinggi itu.

Putingnya terus digelitik, sementara bulatannya tetap aktif diremas-remas. Mendesah gembira..
Anggi membelai kepala Evan dengan satu tangan..
Sedangkan tangan yang lain ditempatkan di tonjolan celana pendeknya.

Selama Evan mengisap..
Anggi ikut bermain dengan mengusap-usap tonjolan keras di dalam celana pendek pemuda tampan itu.

“Kamu menyukai tubuhku, Van..?” Tanya Anggi saat kemaluannya kian terasa membanjir.
“Tentu saja. Tubuhmu indah..!"
Evan menyeringai.. mulutnya tetap berada di depan payudara Anggi yang kini sudah nampak memerah.

“Bagus mana dengan tubuh Tya..?” Anggi memberinya ciuman di dahi.
"Itu pertanyaan sulit..” Evan menjulurkan lidah untuk melahap satu puting.

Anggi menggelinjang geli dan kembali berbisik.. “Sudah, Van. Aah.. aku nggak tahan..”
Sambil tetap memegangi bongkahan Anggi yang membusung indah.. Evan balas berbisik..

“Aku juga dari kemarin ngaceng terus.. nggak tahan pengen dijepit sama memekmu ini..!”
Godanya dengan tangan beralih membelai selangkangan Anggi yang masih tertutup rapat.

Gadis itu tersenyum. “Duuuh.. gila..! Gede bener kontolmu, Van. Pantas aja Tya jadi suka.
Coba sini, aku mau lihat..“ Gemas dia menunduk lalu berjongkok..
kemudian membuka celana pendek Evan dengan memelorotkannya ke bawah pelan-pelan.

“Wow..! Benar-benar kontol yang bikin kangen..!”
Seru Anggi sambil mempermainkan batang kontol Evan yang meloncat keluar.
Dengan jari-jarinya yang lentik ia mengelus-elus batang panjang itu sambil tersenyum manis.

“Kamu juga buka donk.. aku pengen lihat kamu telanjang bulat..“ Evan menarik tangan Anggi..
dan kemudian melumat bibirnya sekali lagi. Mereka berdua kembali terlibat dalam ciuman rakus yang penuh gairah.
Sambil tangan Anggi mengocok-ngocok penis Evan, sementara Evan balas meremas-remas buah dadanya.

Sehabis saling melumat.. Anggi mendorong Evan mundur hingga jatuh terjengkang di tempat tidur.
“Ini kan yang kamu inginkan..?” Tanyanya sambil melucuti rok.. juga sekaligus celana dalamnya.
Hingga dalam waktu singkat tubuhnya sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

“Indah kan tubuhku..?” Anggi bergerak memutar.. memamerkan tubuhnya yang polos sempurna pada Evan.
Wow.. pinggulnya sungguh besar dan montok, dambaan setiap lelaki.

Ke sanalah pandangan Evan terarah ketika Anggi memberinya senyuman nakal.
“Indah. Sangat indah..!” Desah Evan dengan mata tak berkedip.

“Lebih indah dari milik Tya..”
“Terimakasih, Van. Kamu boleh menikmatinya. Tubuhku milikmu seutuhnya..” Anggi berkata.
“Pasti. Tentu saja..” Evan menyahut tanpa berpikir.

“Berikan aku kepuasan birahi, kamu nggak boleh pergi sebelum memuaskanku..” Anggi berjalan mendekat.
“Kujamin kamu nggak akan kecewa..” Disambutnya uluran tangan Anggi yang mulai menindih tubuhnya.

“Buat aku merintih-rintih, bahkan sampai kelojotan kalau perlu..”
Anggi menempatkan salahsatu putingnya di mulut Evan dan membiarkan laki-laki itu kembali menyusu kepadanya.

Evan menjilat dengan lebih rakus dan kemudian membalik tubuhnya agar kini dia yang menindih.
Anggi disuruhnya agar berbaring pasrah di bawah.
Gadis itu kembali melenguh ketika dia mempermainkan kedua putingnya.

Gemas Evan memutar-mutar benda mungil itu di dalam mulut..
sambil tiada henti meremas-remas bongkahannya yang mulus sempurna..
hingga membuat Anggi semakin mendengus tak karuan.

Gadis itu memeluknya erat dan tangannya tak henti-henti meremas batang kontol Evan..
Meremasnya dengan sekuat tenaga. “Aauw! Nggi.. aah..! Pelan ngeremesnya. Bisa patah kontolku..!“
Sergah Evan menahan lumatan.

“Gemes aku sama kontolmu, Van.. gede banget..! Bikin aku nggak tahan..!”
“Pasti memek kamu dah gatel ya bayangin kontolku..?“ Ledek Evan.

“Enak saja..” Anggi tertawa manja saat Evan menggigiti puting susunya.
“Jujur saja deh..” desak Evan dengan mulut penuh.. terus dijilatnya puting mungil Anggi hingga jadi tambah memerah.

“Iya sih.. aku memang suka membayangkan kontolmu, terutama sejak ..”
“Sejak kapan..?” Kejar Evan.

“Ughhh.. sejak kamu ngentotin Widya di ruang tamu..” terang Anggi.
Evan terdiam sejenak. “Jangan bilang-bilang Tya, nanti dia marah.”

“Beres, asal kamu juga mau membagi kontolmu kepadaku..” sergah Anggi cepat.
“Kenapa sih kamu suka sama kontolku..?” Kembali Evan menciumi bongkahan payudara Anggi..

Sementara tangannya mengarah ke bawah untuk mulai meremas-remas bokong Anggi yang membulat indah.

“Besarnya itu lho.. ughh, bikin aku nggak tahan pengin cepet menikmatinya..!
Pas nyodok Widya kemarin kayaknya mantab banget gitu..” jelas Anggi sambil tersenyum.

“Memang mantab..” sahut Evan bangga. “Nah sekarang.. emut dulu kontolku, biar tambah mantab..“
“Oke.. sini! Aku juga sudah nggak tahan pengin menjilati dan mengulum kontolmu..“

Anggi bergegas bangkit menyusul Evan yang kini duduk di ranjang.
Setelah mengocok batang kontol Evan barang sejenak.. kepalanya kemudian mulai turun..
dan pelan mulai melahap benda panjang itu.

Dengan mulut terbuka lebar.. kepala Anggi pun bergerak maju mundur..
sambil lidahnya menjulur menjilati batang kontol Evan.

“Terus, Nggi.. Telan air maniku sekalian..” dengus Evan merasakan jilatan Anggi yang sedikit rakus.
Mulut gadis itu turun bahkan sampai ke buah pelirnya, kemudian naik lagi ke ujung dan mulai menjilat lagi.

Kulumannya makin terasa cepat ketika kontol Evan sudah berubah cukup basah..
Anggi nampak tak tahan untuk mempermainkan daging panjang yang ngaceng itu.

“Uuugh… enaak, Nggi..! Terus,,! Duh, kamu pinter banget mainin kontol..”
Puji Evan sambil mengelus-elus kepala gadis itu dan merapikan rambutnya yang panjang.

Anggi terus memasukkan penis Evan ke dalam mulutnya dan disedot dengan begitu gemas.
“Aduh, Nggi..! Kamu nakal.. aah..!!“ Evan melenguh merasakan isapannya.

“Kamu suka..?” Anggi memandangnya sebentar.. hanya memasukkan separoh batang Evan ke dalam mulutnya.
Namun lidahnya tetap bermain dengan membasahi ujung kontol Evan menggunakan ludahnya

“Enak sekali, Nggi..! Aaaaaah..“
Sambut Evan gemas, merasa senang sekaligus juga puas mendapatkan blowjob darinya.

Clopp..!! Anggi kembali memasukkan kontol Evan ke dalam mulutnya dan mengisapnya berulang-ulang..
sambil tangannya memegangi buah pelir Evan dengan lembut.

Hampir duapuluhkali batang itu keluar-masuk di dalam mulutnya.. dan Evan terlihat semakin tak tahan.
Sambil melenguh, Evan memegangi buah dada Anggi dan meremasnya kuat..
hingga membuat gadis itu sedikit menggeliat kesakitan.

Dengan satu tangan dia menahan Evan agar tidak meremas lebih keras..
Namun di satu sisi Anggi makin mempercepat isapannya hingga membikin Evan jadi menggelinjang tak karuan.

“Terus, Nggi..! Terus..!!“ Rintih Evan saat Anggi mengocok batangnya berulang-ulang di dalam mulut.
Cepat.. namun juga cukup kuat.
Dia menghentikan remasan dan ganti menyapu bagian dahi sampai bagian ubun-ubun gadis itu.

Ia ingin menonton Anggi ketika memuaskan batang penisnya.
“Kamu cantik, Nggi..” pujinya. “Habis ini aku pasti nggak tahan pengin selalu bercinta denganmu..”

Anggi menyambutnya dengan sebuah senyuman.
Bibirnya penuh oleh batang kontol Evan yang terus bergerak keluar masuk.

Berulang-ulang dia melakukan kuluman, hampir sepuluh kali batang Evan disedotnya dengan kuat.
“N-nggiii.. aaaaah..!!“ Evan mengerang sambil mengangkat kaki.

Anggi masih tetap lahap mempermainkan batang kontolnya.. lidahnya menyapu melingkar-lingkar..
sebelum kemudian turun sampai ke buah pelir.

Gemas Anggi bermain-main dengan telur Evan yang sebelah kiri, kemudian pindah ke sebelah kanan.
“Kontolmu enak, Van.. aku suka sekali sama kontolmu..! Hhmm… hhhs..“ Anggi mendesis.

“Terus, Nggi..! Bikin aku muncrat.. telan spermaku..!“ Balas Evan sambil mengerang keenakan.
“Iya, Van. Pasti kutelan air manimu… rasanya pasti gurih dan nikmat..”
Anggi mengedipkan mata sebelah kirinya.

“Kamu sungguh menggoda, Nggi..! Nggak rugi rasanya menggenjotkan kontolku ini ke memekmu nanti..“
Kata Evan gemas, yang disambut tawa oleh Anggi. “Tentu donk.. kamu harus bisa bikin aku puas..”

Kata Anggi sambil menjilat lagi lebih cepat. “Tapi tunggu ya.. aku puaskan kamu dulu..“
“Aauw, Nggi..! Kamu memang nakal.. aaah..” erang Evan tak karuan..
sambil punggungnya bersandar ke tembok belakang.

“Masih lama nggak keluarnya..?” Tanya Anggi.
“Terus..! Isap lebih cepat..!” Tukas Evan gemetaran menahan gejolak di dalam batang kontolnya.

“As you wish.. yang penting kamu merasa nikmat..” Setelah meludahi batang kontol Evan..
Anggi kembali menjulurkan lidahnya untuk sekali lagi menjilati benda panjang itu.

“Agh.. enak, Nggi..! Isapan kamu enak banget..!” Evan menyerah dengan kenakalan Anggi
Apalagi saat gadis itu mengisap semakin cepat di batang kontolnya..
sambil jari-jari lentiknya mengocok lembut dan meremas-remas biji pelirnya berulang-ulang.

Evan sampai terkejang-kejang dibuatnya. Dia kini sudah tidak duduk lagi..
tapi menyorongkan pinggulnya ke depan agar Anggi semakin bebas dalam melakukan blowjob.
Mereka sama-sama gatal, sama-sama haus akan belaian birahi.

Di saat Anggi terus mengisap kontolnya..
Evan dengan nakal mengulurkan tangan untuk meremas-remas pantat Anggi yang membulat indah.

“Haah.. iyah..! Remes gitu, Van.. enak..!“ Lenguh Anggi di tengah-tengah jilatannya.
Sudah hampir seperempat jam dia bermain dengan batang kontol Evan..
Dan nampaknya laki-laki itu juga mulai tak tahan.

“Aku mau muncrat, Nggi..! Aduh.. nggak tahan nih..” lenguh Evan dengan badan menegak.
“Keluarin aja, jangan ditahan..!” Anggi semakin cepat lagi dalam menjilat.. sesekali dia juga menyedot kuat-kuat

“Aduh, Nggi.. aduuh..! Hampir sampai.. ntar lagi.. aaah..!!“
Evan mengerang sambil tubuhnya menggelinjang tak karuan.

Di saat Anggi terus melakukan kuluman.. dia akhirnya ejakulasi dengan kenikmatan yang sungguh luar biasa.
Crott.. crett.. crett.. crett.. crett.. Spermanya muncrat ke mana-mana.. tapi semua ditadahi oleh Anggi.

Tubuh Evan masih menegang dan kemudian melengkung ke depan ketika spermanya terus mengalir.
Cairan itu tumpah ruah ke tenggorokan Anggi. “Van.. aaaah..!!“ Lenguh gadis itu.

Saking banyaknya air mani Evan.. bahkan beberapa sampai keluar dari bibirnya, menetes ke dagu dan buah dadanya.
Sisanya langsung ia telan tanpa ragu.. kemudian dengan gemas dia menjilati sisa-sisa sperma Evan..
Yang masih menempel di ujung kontol. Benda yang tadi kaku dan sangat panjang itu kini terasa sedikit agak melunak.

“Gurih, Van..! Makasih ya..” Anggi tersenyum nakal.
“Sama-sama, Nggi.. Jilatan kamu nikmat banget..!” Evan merangkul dan melumat mesra bibir gadis itu.

“Van, hhm… tunggu sebentar ya, aku mau ambil minuman dulu. Tenggorokan rasanya seret sehabis nelan air manimu..”
Anggi bergegas turun dari ranjang dan pergi ke luar kamar.

Evan yang masih lemas hanya bisa menyaksikan bongkahan pantat Anggi yang bergoyang indah..
ketika gadis itu menghilang di balik pintu. Pantat itu terlihat sangat berisi sekali.

Sebentar lagi tiba giliranku untuk mempermainkan pantat itu.
Juga lubang memek Anggi yang basah memerah..
tekadnya dalam hati.

Sementara menunggu.. Evan hanya berharap satu hal; mudah-mudahan Tya tidak segera kembali.

CONTIECROTT..!!
----------------------------
--------------------ooOoo----------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Nah nak nunggu kalo masih sikok part lagi... lanjakelah lur.... gas pol
:bacol: Lajuuuuuuu..
Lanjakkelah Lurrrrr..
Maksud tobok tuh.. sikok part lagi tadi.. untuk malem ini bae dulu, Lur.. hehehe..
Mudah2an geg nyambung lagi.. men la sudem diedit..

Itu nah.. la tobok posting Part 2-nyo..
 
Mantaabbb Widya nyaketagihan terus dong broo....
Anggi ternyata diem2 suka dikasarin dong suhuuu...
Biar ada variasi dikiitt....
Nice story lah pokonya inii....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd