Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Season 1 & 2] - Slavery Game

Tim siapakah anda?

  • Lia

    Votes: 68 21,1%
  • Indah

    Votes: 41 12,7%
  • Vera

    Votes: 20 6,2%
  • Yolanda

    Votes: 60 18,6%
  • Azizah

    Votes: 125 38,7%
  • Natsu

    Votes: 9 2,8%

  • Total voters
    323
Bimabet
Kontribusi Bramono udah lumayan suhu, janjikan dia pengurangan masa hukuman atau penghapusan catatan kriminal dijamin kesetiaan dia bakalan nambah (Hukum Roti dan Tongkat).

Di saat genting begini bakalan bagus kalau Luck yg ditingkatin untuk mengindari variabel yg tidak terduga.
Catatan penting : Sebelum Luck Reza nambah, jangan pernah ajak dia ke Kasino. Bawa sial doang.

Ini knapa Lia kesayangan ku di posisi 3?? 😭😭
Azizah sekali nongol langsung posisi 2, Charming dia pasti 100.
 
PERINGATAN!! Konten chapter di bawah ini mengandung unsur kekerasan dan penyiksaan. Kebijakan pembaca disarankan..




.......



SG 73 – Unbreakable Old Soul


POV Author

Dengan kedatangan Rudy Zhao dan rombongannya, situasi di rumah Bramono mendadak berubah menjadi semakin tegang. Beberapa orang pasukan Kolonel Bagus yang menyamar sebagai anak buah Bramono, yang sedang berjaga di teras dan garasi rumah Bramono, mulai berakting seperti tidak tau apa-apa.

Namun ketika 2 mobil sedan berwarna hitam tiba-tiba berhenti dan parkir di depan rumah Bramono, mereka seketika berdiri sambil memasang wajah heran. Seseorang diantara mereka langsung berjalan ke arah gerbang depan.

Lalu dari pintu depan dan belakang pada mobil sedan yang paling depan itu, turun 3 orang pria yang memakai setelan jas berwarna hitam. Ketiga orang ini memiliki ciri wajah oriental dan bertampang bengis dan sangar.

Salah seorang dari ketiga orang itu berlari kecil ke mobil sedan di belakangnya, lalu membukakan pintu penumpang belakang. Pintu depan mobil itu pun terbuka juga lalu turun seorang pria yang memakai setelan yang sama dengan ketiga orang tadi.

Kemudian dari pintu belakang yang terbuka, turunlah seorang pria yang berusia sekitar 50 tahunan, memakai setelan jas berwarna coklat. Berbeda dengan keempat pria yang memakai setelan hitam, pria ini memiliki wajah yang berkharisma dan cukup tampan.

Walaupun rambut, kumis dan jenggot pria ini sudah banyak yang memutih, namun tidak menghilangkan cerminan ketampanan dan kegagahannya. Pada masa mudanya dulu, sudah bisa dipastikan bahwa banyak wanita yang telah jatuh cinta pada pesona dan kharismanya.

Pria ini adalah Rudy Zhao, seorang konglomerat dari HK dan juga pemimpin keluarga Zhao saat ini. Sudah 3 dekade ini, keluarga Zhao menjadi penguasa daerah HK dan sekitarnya. Meskipun banyak juga keluarga besar dan kelompok-kelompok lain yang juga berbisnis dan menjadi mafia besar di HK, namun tetap saja keluarga Zhao lah yang memiliki pengaruh dan kekuatan yang paling besar.

Lini bisnis keluarga Zhao mencakup banyak sektor, diantaranya insurance, manufaktur, agrikultur dan consumer goods. Namun bisnis utama mereka adalah kasino dan club house yang tersebar di HK dan beberapa negara di Asia.

Interpol juga mencurigai bahwa keluarga Zhao melakukan bisnis ilegal seperti human trafficking dan penyelundupan senjata. Tetapi keluarga Zhao sampai saat ini, masih belum bisa tersentuh oleh siapa pun.

Selain karena belum ada bukti yang kuat bahwa keluarga Zhao terlibat dalam tindak kejahatan internasional itu, walaupun sudah ada bukti, interpol hanya akan bisa mengecam di forum internasional tanpa bisa menyentuh keluarga Zhao yang dilindungi oleh negara C.

Dengan kekuatan finansialnya yang besar, keluarga Zhao menjadi salah satu penyokong devisa negara C dan banyak juga anggota keluarga Zhao yang menjadi pejabat pemerintahan negara C.

Terlebih, di era kepemimpinan Rudy Zhao, ia berhasil memperluas bisnis dan pengaruhnya di HK dan bahkan sampai berekspansi ke beberapa negara asia lain di luar negara C. Sehingga sangat wajar untuk mengatakan bahwa keluarga Zhao adalah the real ruler of HK saat ini.

..

Rudy Zhao dengan santai turun dari mobil lalu melakukan beberapa gerakan stretching di pinggang dan lehernya. Perjalanan jauh yang ditempuhnya sampai akhirnya tiba disini, membuat otot-ototnya sedikit kaku. Kemudian ia berjalan santai menuju ke gerbang pagar rumah Bramono.

Keempat pria bersetelan hitam yang merupakan anak buahnya itu, membuka jalan dan berdiri dengan sikap hormat sambil mengawal Rudy Zhao.

Anak buah Bramono yang berdiri di balik pagar sontak terkejut melihat kedatangannya. Dengan panik ia berteriak kepada rekan-rekan yang ada di belakangnya,

“B-bos Zhao sudah sampe.. cepat kasih tau bos bram”, ujarnya panik sambil membuka pintu gerbang dan menyambut Rudy Zhao.

Seorang dari rekannya langsung berlari terburu-buru masuk ke dalam rumah sedangkan yang lainnya, berbaris memanjang dan bergabung dengan pria yang membukakan gerbang untuk menyambut bos mafia HK itu.

“B-boss..”, ujar anak buah Bramono gugup dengan kepala menunduk.

“Hm.. Mana Bramono?”, tanya Rudy Zhao dengan nada dingin.

“A-ada di dalam boss”, jawab pria yang membukakan gerbang tadi. Namun tak lama setelah pria itu menjawab, dari dalam rumah, Bramono keluar dengan tergesa sambil dibantu oleh Sersan Revaldi.

“Boss.. bukankah katamu tadi..”, Bramono dengan muka cemas langsung menyambutnya. Namun perkataannya terpotong karena Rudy Zhao mengangkat 1 tangannya dan memberinya kode untuk diam.

Lalu dengan santai, Rudy menaiki beberapa anak tangga menuju teras rumah Bramono. Ketika ia mau melewati Bramono dan masuk ke dalam rumah, Bramono berkata,

“Ma-maaf anak buahmu ini tidak bisa menyambutmu dengan layak, boss”, ujarnya sambil membungkukkan sedikit badannya. Sersan Revaldi pun melakukan hal yang sama.

Rudy Zhao hanya meliriknya dingin sesaat dan terus berjalan sampai ke ruang tengah diikuti oleh keempat pengawalnya. Bramono dan Sersan Revaldi mengikuti mereka dari belakang.

Sesampainya di ruang tengah, Rudy Zhao langsung duduk di sebuah sofa single lalu melipat kaki kanannya dan menimpanya ke paha kirinya. Lalu ia menyender santai ke sandaran sofa sambil menumpukan lengan kirinya ke sandaran lengan.

Seorang pengawalnya langsung datang dan memberinya sebungkus rokok yang tutupnya sudah terbuka. Rudy Zhao mengambil sebatang rokok dan menyalakan rokok itu dengan korek yang sudah dinyalakan oleh pengawalnya itu.

“Huff puhhh”, Rudy Zhao menghisap rokok itu dan melihat ke sekeliling ruangan. Bramono yang melihat perilaku Rudy Zhao itu langsung menghampirinya dan berkata,

“Aku punya cerutu impor dari Amerika Latin kalau ..”

“Tidak perlu”, potong Rudy Zhao. Lalu ia melanjutkan,

“Aku melihat wajah-wajah baru di susunan anak buahmu, Brum-brum”, katanya sambil menatap tajam Bramono.

“Eh itu.. aku memang merekrut banyak orang belakangan ini. Bukannya bos yang menyuruhku untuk menambah jumlah karyawan kita untuk menjalankan operasi kita di negri ini? Bos sudah 1 tahun lebih tidak kesini. Waktu bos datang ke kota J tahun lalu, mas Revaldi ini juga ada kok”, jawab Bramono sambil menunjuk Sersan Revaldi.

“Oh ya? Aku tidak ingat.. tapi apa orang-orang barumu ini bisa dipercaya Brum-Brum?”, tanyanya lagi sambil menghisap kembali rokoknya.

“Aku menjamin loyalitas mereka bos.. Mereka juga yang semalam berhasil menangkap mata-mata dan wanita itu”, jawab Bramono dengan suara mantap dan berusaha meyakinkan Rudy Zhao.

“Huh.. Kalau kau tidak berhasil menangkap mereka lagi, kepalamu sudah berlubang tertembus peluru anak buahku, Brum-Brum. Jadi bersyukurlah karena keberuntunganmu bisa menangkap mereka”, cibir Rudy Zhao. Terlihat Bramono langsung berkeringat dingin setelah mendengarkan perkataan Rudy itu.

“Sekarang.. Mana koin itu?”, perintah Rudy kepada Bramono.

Bramono segera mengeluarkan koin High Table itu dari saku celananya dan memberikannya kepada Rudy Zhao. Pria tua bos mafia HK itu mengambil koin itu dari tangan Bramono lalu membolak-baliknya. Terlihat wajahnya berubah menjadi lebih serius.

“A-apa koin itu asli, Bos?”, tanya Bramono.

Rudy Zhao menatapnya tajam tapi tidak menjawab pertanyaan Bramono itu. Ia malah bertanya lagi kepada Bramono,

“Mana HP laki-laki itu?”

Sersan Revaldi segera mengeluarkan sebuah HP yang layarnya sedikit retak di ujung kirinya dan memberikannya kepada Bramono. Lalu Bramono dengan gerakan yang sopan, memberikan HP itu kepada Rudy Zhao.

“Apa cuma ini yang kau temukan? Selain senjata sniper itu?”, tanya Rudy Zhao lagi.

“Iya boss.. hanya itu.. kami juga sudah membuka seluruh pakaiannya dan tidak menemukan simbol atau tato apapun”, jawab Bramono.

“Mana mayat laki-laki itu?”

“Masih di gudang belakang. Mayatnya sudah kami bungkus di kantong jenazah”

Rudy menoleh ke salah seorang pengawalnya yang bertubuh paling gemuk. Pria itu mengerti apa mau Rudy Zhao dan mengangguk. Lalu pria itu menoleh ke arah Sersan Revaldi yang segera memandunya ke gudang belakang.

Tak lama kemudian, pria itu kembali lalu membisikkan sesuatu kepada Rudy Zhao.

“Hmm”, Rudy mengangguk lalu membuang rokoknya ke lantai dan menginjaknya. Kemudian ia memerintahkan kepada Bramono,

“Bawa aku ke jaksa wanita itu. Apa kau sudah mencoba menginterogasinya lagi?”, tanya Rudy Zhao.

“Belum bos.. seperti yang bos perintahkan tadi di telepon, kami hanya memberinya air. Mari kuantar bos ke kamar atas”, jawab Bramono.

Bramono dan Rudy Zhao berjalan menaiki tangga diikuti oleh Sersan Revaldi dan 2 orang pengawal Rudy yang berpakaian serba hitam itu. 2 orang pengawal Rudy yang lain tetap berada di lantai bawah.

Sesampainya di depan pintu kamar, terlihat 2 orang anak buah Bramono yang berjaga di depan pintu. Ketika mereka melihat kedatangan Bramono dan Rudy, mereka membukakan pintu itu. Lalu Rudy dan Bramono masuk ke dalam kamar diikuti oleh masing-masing anak buahnya.

Pandangan Rudy langsung mengarah ke ranjang. Di atas ranjang itu, Yolanda melihatnya dengan tatapan sayu dan mengeluarkan erangan-erangan lirih dari balik sumpalan kainnya. Tubuhnya berkeringat dan menggeliat lemah namun terlihat erotis.

Kedua pengawal Rudy segera masuk dan menggeledah kamar itu. 1 orang berjalan ke arah kamar mandi sambil mengecek ke belakang gorden-gorden jendela. Sedangkan 1 orang lagi berjalan ke arah closet pakaian lalu membuka beberapa pintu lemari kloset.

Bramono seketika panik ketika ia melihat perbuatan pengawal itu. Wajah Sersan Revaldi pun tampak semakin tegang. Ia sudah mempersiapkan ancang-ancang untuk mengambil pistol di balik jaketnya.

Namun untungnya, pengawal itu hanya membuka sebagian pintu closet dan langsung berjalan kembali ke belakang Rudy Zhao. Baik Bramono dan Sersan Revaldi langsung menghela nafas lega.

Lalu Bramono bertanya kepada Rudy Zhao,

“Apa perintah bos untuk wanita ini? Apa dia jadi kita kirimkan ke HK?”

“Ya.. Tapi sebelumnya ada beberapa hal yang harus kutanyakan pada wanita ini. Apa kalian sudah memberinya pil perangsang lagi?”, tanya Rudy.

“Belum bos.. keliatannya wanita itu masih dalam kondisi sangat terangsang. Jadi kami masih membiarkannya dan tidak menyentuhnya”, jawab Bramono.

“Good.. sekarang tinggalkan aku dengan wanita ini”, perintah Rudy Zhao.

“Eh bos.. apa kau yakin? Sebaiknya ada seorang pengawalmu yang menjagamu. Aku takut bos akan berakhir sama sepertiku”, ujar Bramono berpura-pura.

“Cih! Aku bukan laki-laki lemah sepertimu. Tinggalkan aku dan jangan masuk ke ruangan ini kecuali aku panggil”, bentak Rudy Zhao memerintahkan semua orang untuk keluar dari kamar ini.

Keempat orang selain Rudy yang ada di kamar ini, langsung keluar dari kamar dan menutup pintunya. Lalu kedua pengawal Rudy menyuruh kedua anak buah Bramono yang tadi menjaga pintu, untuk pergi dan membiarkan mereka yang gantian berjaga.

Namun dengan lihai Bramono berhasil membujuk kedua pengawal itu untuk turun ke lantai bawah. Dengan alasan menjamu tamu dari jauh, Bramono menawarkan untuk menjamu mereka dengan minuman beralkohol koleksinya. Setelah awalnya ragu, namun akhirnya kedua orang pengawal itu setuju dengan tawaran Bramono.

..

Di dalam kamar..

Rudy Zhao tersenyum menyeringai ke arah Yolanda. Lalu ia menyentuh paha Yolanda dan membelainya lembut. Tubuh Yolanda sontak tersentak-sentak karena sentuhan pria itu yang membuat senyumannya semakin lebar.

“Tubuhmu bagus sekali, nona jaksa”, ujar Rudy Zhao sambil menelusuri tubuh Yolanda dari bawah ke atas, dari paha menuju ke payudara Yolanda dengan jari-jarinya. Aksinya ini semakin membuat Yolanda menggeliat dan mengerang erotis.

Lalu dengan bernafsu, Rudy meremas-remas payudara jumbo Yolanda sehingga membuat tubuhnya mengejang dan melengkung disertai desahannya yang tertahan.

“Ngghhhh”

Rudy Zhao terkekeh melihat reaksi Yolanda itu. Kemudian dengan tidak sabaran ia membuka jas dan kemejanya lalu meletakkannya di sebuah kursi. Setelah itu ia berniat untuk menaiki ranjang.

Namun tiba-tiba..

ZRETT ZETT

Tubuhnya mengejang karena tersetrum. Di punggungnya terdapat 2 buah jarum yang menancap. 2 jarum itu terhubung dengan kabel tipis yang berakhir pada sebuah taser stun gun yang sedang dipegang oleh seorang pria.

Rudy Zhao seketika langsung berlutut ke lantai sambil masih mengejang-ngejang. Lalu tak lama kemudian tubuhnya ambruk tengkurap di lantai.

Setelah beberapa saat, Rudy Zhao merasakan tubuhnya tidak lagi tersetrum. Namun ia tiba-tiba merasakan kepalanya didorong oleh sesuatu dan seseorang berkata di belakangnya,

“Jangan bergerak atau kupecahkan kepalamu”

..



POV Reza

Sambil masih mengaktifkan skill [Room of Silence], aku segera berlari menuru ranjang dan membuka ikatan Yollie di tangannya. Vera juga membantuku melepaskan ikatan kaki Yollie.

Aku melirik ke arah Letnan Geri yang sedang menodong kepala Rudy Zhao. Rudy sepertinya belum pulih dari efek stun gun yang dirasakannya itu dan hanya diam tak bergerak di lantai.

Setelah ikatan Yollie terlepas semua, aku dengan cepat berjalan menghampiri Rudy Zhao. Kemudian aku dan Letnan Geri mengangkat tubuh Rudy lalu mengikat kedua tangannya ke sudut ranjang. Kulihat Vera membantu Yollie duduk di salah satu sofa di dekat jendela.

“SIAPA KALIAN.. BERANI-BERANINYA KALIAN..”

PLAK

Perkataan Rudy Zhao langsung berhenti akibat tamparan kerasku. Terlihat sudut bibirnya mengeluarkan darah akibat aku yang menamparnya dengan sekuat tenaga. Aku memang sudah tidak bisa menahan emosiku lagi karena pria ini berani melecehkan Yollie-ku.

“Hehehe Pukulanmu lemah seperti seorang wanita, mister.. CUIH”, kekehnya lalu meludah kepadaku.

PLAK PLAK PLAKK

Aku menamparnya beberapa kali lagi untuk membuatnya diam. Namun setelah tamparanku selesai, laki-laki ini semakin tertawa terbahak,

“HAHAHA AYO LAGI.. LEBIH KERAS LAGI .. HAHAHA.”

Namun kali ini aku mengabaikan taunting-nya itu dan berkata,

“Percuma kau sengaja berteriak seperti itu. Anak buahmu di luar tidak akan bisa mendengarmu, Rudy.. Ruangan ini sudah kubuat kedap suara”, kataku dingin kepadanya.

Rudy Zhao terdiam sesaat setelah mendengarkan perkataanku, namun sesaat kemudian ia tersenyum menyeringai kepadaku. Aku kaget dan tidak mengerti kenapa laki-laki ini masih bisa santai dalam situasinya yang seperti ini. Namun tiba-tiba aku menyadari sesuatu dan langsung menoleh ke arah Yollie dan Vera.

“Yollie.. kamu harus tetap membuat suara-suara erangan biar terdengar sampai di balik pintu. Aku akan mengurangi sedikit radius skillku. Vera.. ambil tali pinggang di celana Rudy Zhao dan sesekali buat suara cambukan”, ujarku memerintahkan kedua wanitaku.

“Ok mas”, kata Vera lalu mereka langsung melakukan apa yang aku instruksikan.

Rudy Zhao melihat apa yang dilakukan Vera dan Yollie lalu berkata sambil mencibir,

“Cih! Kau cukup pintar juga.. Cepat katakan apa yang kalian mau.. Aku yakin kalian sudah lama merencanakan untuk bisa menjebakku seperti ini.. Oh Brum-Brum.. ternyata benar dugaanku, ia sudah mengkhianatiku.. Ahh well.. Nasibnya akan sama seperti kalian”

“DIAM!! Atau kuledakkan kepalamu!!”, bentak Letnan Geri yang ada di sisi seberang ranjang dari posisiku berdiri dan mengancamnya.

Namun Rudy Zhao malah tertawa lagi,

“Hahaha.. membunuhku?? Ayo bunuh saja aku kalau kalian berani.. Aku sekarang justru yakin, kalian tidak ak..”, tapi perkataan Rudy Zhao terpotong karena..

BLETAKK

“AARGGHHHHH”, Rudy Zhao langsung mengerang keras karena Letnan Geri mematahkan 1 jari Rudy Zhao, seperti yang dulu pernah dilakukan mas Teguh kepada Bramono.

Akan tetapi, reaksinya sangat berbeda dari reaksi yang ditunjukkan waktu itu oleh Bramono.

“Hehehe.. Ya.. Cuma ini yang bisa kalian lakukan. Ayo lakukan lagi, aku masih punya sisa 9 jari lagi.. Let’s see apakah aku masih kuat .. hehehe..”, Rudy Zhao menantangku dan Letnan Geri. Letnan Geri yang terpancing emosinya mematahkan 1 jari lain dari Rudy Zhao.

“Arghh”, terlihat kali ini Rudy Zhao justru berusaha menahan sakit sekuat tenaganya lalu mengejek kami lagi,

“Hehe.. Ayo lagi.. Apa cuma siksaan lembut seperti ini yang bisa kalian lakukan kepadaku? HAHAHA.. Tapi sepertinya kalian tidak bisa melakukan yang lain. Aku tau kalian tidak bisa membuatku terluka parah, karena aku bisa saja mati kehilangan banyak darah.. Hahahah”

Kulihat Letnan Geri melirik ke arahku yang juga sama bingungnya dengan dia.

“Fck.. Bajingan tua ini sudah gila!!”, kutukku dalam hati sambil berpikir keras mencari cara lain untuk membuat mental laki-laki ini runtuh..



….

….

….
 
Terakhir diubah:
Cara termudah membuat Rudi Zhao bicara tanpa melukai.
Kasih kontinya balsem geliga, tuangkan minyak tawon ke dalam lubang kencing dan pantat, oleskan balsem ke sediit di atas kelopak mata, letakkan di di bawah shower.
Suruh dia pilih bicara dan shower akan menyala, diam ya tambah dosis sampe gila. 😂

Mar kita sambut pagi dengan teriakan putus asa dari Rudi 😈
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd