Liburan akhir semester, hubunganku dengan Ratih masih baik2 saja, memang terkadang kami bertengkar kecil namun itu hal wajar dalam mempererat hubungan. Tentu saja hubunganku dengan Mbak Neni hanya terjadi satu kali itu saja dan pastinya Ratih tidak mengetahui hal tersebut
Saat sedang bersantai di rumah pesan singkat dari Ratih masuk ke HP ku
Ratih: Sayang, besok kita jadi ke Kebon Raya?
Diriku: Jadi dong, suntuk ngehirup polusi mulu di jakarta
Ratih: Ok deh, tapi pulangnya mau nganterin aku ke rumah Dilla gak? Dia ngajakin pijet di rumahnya mumpung dia dapet voucher buy 1 get 1 katanya
Diriku: Get nya gak 2 aja? Jadi aku sekalian di pijet, kan aku pegel juga abis jalan2 dari bogor, hahah
Ratih: Gak boleh, soalnya tukang pijitnya cewek. Yang ada kamu malah di pijit plus2 sama terapisnya, hahah
Diriku: Yaudh deh, kamu aja ya yang mijitin aku
Ratih: Iya, ntar aku pijitin di jalan pas pulang
Diriku: Yah, cuma sebentar dong klo di jalan. Atau gini aja aku punya request biar aku gak pegel
Ratih: Request apa tuh?
Diriku: Kita naik kereta aja ya ke bogornya, terus naik angkot. Biar gak terlalu cape naik motor
Kita skip pembicaraan yang gak terlalu penting ini. Ke esokan harinya, Ratih sudah duduk di teras menunggu sepeda motor ku tiba di depan rumahnya. Hari ini ia menggunakan Jaket berwarna cream & celana jeans, entah pakaian apa yang ia kenakan di dalam jaketnya itu
Diriku: Cantik banget sih kamu, pasti gak pake apa2 di dalem jaketnya
Ratih menarik tanganku untuk memegang langsung buah dadanya, dan aku yakin dirinya tidak memakai apapun dibalik jaketnya ini. Ratih pun langsung naik ke sepeda motor ku dan menempelkan dadanya ke punggungku. Selama perjalanan pun adik kecilku ini berdiri tegak, untungnya aku sudah mempersiapkan diri dengan menggunakan celana boxer & celana panjang yang agak longgar supaya adik kecil ku ini tidak merasa sesak
Sesampainya di stasiun kami langsung menuju peron kereta ke arah bogor. Kami berdua optimis hari ini kereta ke arah bogor harusnya sepi di karenakan hari ini adalah hari kerja dan anak sekolah pun masih belum libur. Namun kami salah, sudah 3 kereta yang melintas, tidak terlihat tanda2 kereta ke arah bogor sepi penumpang.
Diriku: Gimana nih yang, daritadi rame
Ratih: Yaudh lah gpp, kita naik yang berikut nya aja
Diriku: Kamu kuat berdiri lama?
Ratih: Dari sini ke bogor mah cepet, kita main 2 jam juga aku layanin, hihihi
Diriku: Biasanya juga kamu 2x keluar udah tepar, itupun gak nyampe sejam, hahaha
Kereta pun tiba, dan benar kereta yang satu ini pun juga dalam kondisi ramai. Walaupun tidak seramai jam berangkat & pulang kantor, namun kondisi di dalam kereta cukup ramai hingga para penumpang berdiri berdempetan satu sama lain. Dalam kondisi ini mau tidak mau Ratih harus merapatkan tubuhnya ke diriku untuk menghindari penumpang lain secara tidak sengaja menyentuh payudara di balik jaketnya
Diriku: Aku sange nih, dempet2an gini kaya di bokep2 soalnya
Ratih: Jangan kenceng2 ngomongnya, ntar ada yg denger beneran jadi film bokep, hihihi
Diriku: Sini rapetin lagi yang, biar dada kamu aman dari para aktor bokep
Ratih: Kalo di rapetin kan malah kamu yang jadi aktornya
Diriku: Iya juga ya, berarti aku harus nyari kameramennya dong, hahaha
Di stasiun depok baru, penumpang yang menaikin kereta ini semakin ramai. Tubuh kami berdua pun semakin terhimpit. Terasa payudara milik ratih menekan dadaku ini. Muka kami pun berhadapan satu sama lain.
Kuperhatikan kondisi sekitar, sepertinya penumpang lain sibuk dengan aktivitasnya masing2. Kuberanikan diri untuk mencium Ratih dalam kondisi penuh sesak seperti ini. Namun Ratih menolak, ia hanya mengecup bibirku ini saja. Kuberanikan diri untuk mencoba hal yang lain sambil berbisik kepadanya
Diriku: Aku boleh remes2 TT kamu gak?
Ratih: Boleh sayang tapi jangan sampe keliatan ya, terus jangan cium juga, kalo ciuman pasti keliatan soalnya
Diriku: Kamu juga mau ngocokin aku gak? Mumpung aku pake celana yang agak longgar jadi gampang masukin tangannya
Diriku meremas payudaranya dari luar jaket, sedangkan tangan kiri Ratih masuk dari celah pinggang celanaku untuk mengocok penisku ini. Dikarenakan kondisi yang kurang memadai, kocokan Ratih berasa kasar, dan aku kurang menikmatinya. Namun berbeda dengan Ratih, sepertinya dirinya menikmati hal ini. 20 menit berlalu, desahan2 halus ia bisikkan ke telingaku, namun tetap saja, penisku ini masih tidak menunjukkan tanda2 untuk mengeluarkan sperma nya. Stasiun bogor pun semakin dekat, akhirnya kami putuskan untuk menyudahi permainan kami
Sesampainya di stasiun bogor semua penumpang mulai turun, kuperiksa tasku untuk memastikan barang2 ku masih aman pada tempatnya. Ratih pun bergegas untuk turun dari kereta, ia terlihat seperti orang yang sedang terburu2. Sebelum turun ia berbisik kepadaku
Ratih: Aku ke toilet dlu ya, mau cuci tangan, lengket
Diriku: Kan aku gak sampe keluar, masa bisa lengket, hahaha
Ratih pergi meninggalkan ku untuk menuju toilet yang tak jauh dari peron lokasi kami berada. Kulihat ia berhenti sejenak untuk membuang sesuatu dari dalam kantong jaketnya ke tempat sampah.
Entah apa yang ia buang, yang pasti pada saat itu aku tidak terlalu mempedulikannya
Setelah perjalanan menggunakan angkot yang cukup panas, akhirnya kami bisa berteduh di bawah pohon rindang di kebun raya.
Kami sengaja mencari spot yang cukup jarang di datangi oleh pengunjung lain.
Apalagi dalam kondisi hari kerja seperti ini, sudah pasti tidak akan ada orang yang akan mendekat ke lokasi kami.
Ratih: Sengaja banget sih nyari tempat sepi kaya gini, hihihi
Diriku: Aku udah gak tahan yang, di kereta gak bisa crot tadi, jadi nya kentang
Ratih: Yaudah, mau di lanjutin?
Diriku: Istirahat dulu ya sebentar, masa suasana indah kaya gini di sia2in
Ratih: Tumben banget, biasanya dikit2 langsung di gas
Kugunakan kamera depan HP ku, beberapa foto kami abadikan bersama untuk kami upload ke account facebook kami.
Sudah cukup banyak foto2 yang kami ambil, saatnya melanjutkan hal yang tertunda sebelumnya
Diriku: Gimana yang foto2nya, bagus?
Ratih: Bagus banget yang, aku keliatan cantik disini
Diriku: Kalo jaketnya kamu lepas, kamu keliatan makin cantik deh yang
Ratih: Hmm, boleh deh, tapi agak ngumpet disana yuk, biar gak keliatan misal ada orang yg lewat
Beberapa foto sexy Ratih pun aku ambil. Tentunya Ratih tetap memakai celana jeansnya karena akan sangat merepotkan jika ada seseorang memergoki kami. Foto2 Ratih yang bertelanjang dada namun tetap memakai jaketnya membuat penisku tak tahan untuk segera menghangatkan diri di rongga mulut milik Ratih
Kudorong perlahan tubuh Ratih ke batang pohon di belakangnya. Kucium bibirnya dengan ganas. Lidah kami pun saling beradu. Kuremas payudara milik Ratih yang saat ini masih terpampang jelas di balik jaketnya.
“aarrrgggghh” hanya itu yang terdengar dari mulutnya saat ku cubit putting payudaranya sedikit lebih keras dari biasanya. Penisku yang sudah bersabar semenjak dari kereta sepertinya sudah tidak mampu mengendalikan emosinya.
Kubuka ikat pinggang milikku. Ratih pun menurunkan tubuhnya untuk membantu menurunkan celana beserta dalaman milikku ini. Penis berukuran standar kini tepat berada di depan wajah Ratih pacarku tersayang. Ku tampar pipi ratih dengan penis milikku ini. Lidah Ratih pun ikut menjulur keluar mencari posisi kepala penisku yang saat ini sedang bermain2 dengan pipi nya
Kugesekkan kepala penisku pada lidahnya. Kini tangan kirinya pun tak tinggal diam, membantu mengocok penisku di depan lidahnya. Ratih terus mengocok penisku dengan tangannya, sensasi kepala penisku yang hanya bergesekkan dengan lidahnya membuat diriku makin panas, tidak sabar ingin segera mengobok2 rongga mulut miliknya
Diriku: Sayang, aku boleh sedikit agak kasar gak?
Ratih: Boleh sayang, kamu bebas mau ngapain aja hari ini. Tapi plis jangan dimasukin ya yang
Ku angkat kedua tangannya ke atas kepalanya menempel ke batang pohon dan ku tahan kedua tangannya dengan tangan kanan milikku. Kumasukkan penisku secara paksa kedalam mulutnya, terlihat ia belum siap atas serangan rudal pada mulutnya. Kumaju mundurkan pinggul ku, penisku bergerak bebas keluar masuk dari bibirnya yang terbuka cukup lebar
Kupegang bagian belakang kepala nya dengan tangan kiriku. Kupaksa penisku masuk lebih dalam ke dalam rongga mulutnya. Kini bibirnya terkunci rapat, batang penisku sudah masuk seutuhnya. Kudiamkan posisi penisku yang kini tenggelam seutuhnya. Kulihat wajahnya sedikit memerah, wajah yang terlihat kesulitan ini malah membuat diriku makin bersemangat. Kugerakkan Kembali pinggulku, kini dengan tempo yang sedikit lebih cepat
Diriku: Gimana sayang rasanya? Enak kan mulut kamu aku acak2
Ratih: Unggghhhh
Diriku: Mulut kamu enak banget yang, apalagi memek kamu, aku udah gak sabar pengen nyodok memek kamu
Kupercepat lagi gerakan pinggulku. Air liur pun bertetesan dari sela2 bibirnya. Perlahan mulai kurasakan penisku semakin mengeras. Keras keras dan semakin mengeras, hingga akhirnya kurasakan kepala penisku mulai hangat. Kugantungkan penisku di dalam rongga mulutnya. Aku sengaja tidak memasukkan penisku lebih dalam khawatir dirinya akan tersedak parah hingga tak bernapas.
Ku semprotkan semua sperma ku kedalam mulutnya. Kutahan kepalanya supaya tidak melepaskan penisku dari dalam mulutnya. Kulihat pipinya sedikit mengembung akibat banyaknya sperma yang aku semprotkan. Perlahan, kulihat pipinya mulai kembali ke bentuk awalnya, akhirnya dirinya berhasil menelan seluruh sperma yang aku paksakan kepadanya
Kulepaskan kedua tangan serta kepala miliknya. Namun bukannya melepas penisku dari dalam mulutnya. Justru ia mengocok penisku dengan tangannya sambil menghisap kepala penisku dengan kuat
Diriku: Sedot terus yang, isap habis semua sperma ku yang
Perlahan penisku mulai melemah, tak seperti biasanya aku KO hanya dalam 1 ronde. Entah karena sudah Lelah atau karena diriku sudah puas atas permainan kami ini
Ratih: Tumben nih udah loyo, hihihi
Diriku: Iya nih yang, si dede puas banget mainnya sampe kecapean kayaknya, hahaha
Ratih: Pendapat kamu gimana? Aku makin jago gak?
Diriku: Udah pro, udah mirip kaya di film2 bokep nyepongnya
Ratih: Hihihi, kamu bisa aja, tapi main kasarnya jangan sering2 ya, aku lebih suka kita main halus
Diriku: Iya sayang, aku cuma mau eksperimen, apalagi si dede udah gak karuan gara2 gak tuntas di kereta tadi
Ratih: Jadi kita masih mau ngadem disini apa kemana?
Diriku: Kita makan kfc aja yuk di stasiun, abis itu baru ke rumah Dilla
Ratih: Ok deh, tapi aku ganti baju dulu ya, kan nanti mau dipijit, pasti aneh kalo aku buka jaket tau2 udah gak pake apa2 hahaha
Diriku: kok di buka jaketnya, emang nya pijitnya telanjang?
Ratih: Ya gak tau, aku belom pernah di pijit sama langganannya si Dilla
Diriku: Yaudh yuk kita balik ke gerbang sekalian cari toilet
Ratih telah mengganti pakaiannya, kini ia mengenakan kaos di dalam jaketnya. Dan tentunya ia juga mengenakan armor tipis pelindung dada kesukaannya.
Namun hari ini masih belum selesai, masih ada kisah lain di rumah Dilla yang tentunya membuat jantungku semakin berdebar2