Part 5
Dengan liarnya, Naomi langsung mencium bibirku dan lidahnya membelit lidahku. Aku pun tidak tinggal diam, kedua tanganku meremas payudaranya disaat kami berdua french kiss hingga pakaian yang dia pakai sedikit kusut.
“Rinoooo.... Mmmmhhhh.... Pelan – pelannnn...”
Suara desahan yang berasal dari mulutnya pun terdengar di kupingku dan benang air liur terbentuk dari french kiss pun terjatuh ke sofa. Suara dari decakan lidah dan mulut kami pun juga terdengar hingga seisi ruang tamunya. Karena tidak sabaran, aku langsung membuka pakaian yang dia pakai dan hanya menyisakan bh berwarna biru muda. Kedua tanganku langsung menarik keluar payudaranya disaat masih tertahan oleh bh yang dipakainya. Dari ciuman ke mulut, mulutku langsung menuju payudaranya dan terdengar lagi suara desahan yang berasal dari mulutnya dengan suara yang lebih keras.
“Ahhhhhhh..... Rinooooo.... Sssshhhhh... Pelan – pelannnnnnn.....”
“Punya Kak Naomi, indah banget” kataku disaat menghisap payudara kanannya
“Sssshhhhh... Thank you... Rinooooo.... Ahhhhhhh”
Sesekali aku menggigit halus puting payudaranya yang mulai mengeras. Terus – menerus aku menggigitinya dan suara desahan yang keluar dari mulut Naomi makin terdengar dikupingku, tiba – tiba badannya bergetar cukup kencang dan merasa vaginanya semakin basah.
“SSSHHHHHHHH..... RINOOOOOOOOOO....... AHHHHHHHHH....” katanya yang menjambak rambutku
Pertama kalinya aku melihat Naomi orgasm. Badannya bergetar cukup kencang dan aku pun langsung menahan badannya agar tidak terjatuh.
“Rinoooo... Pelan – pelan dong... “
“Maaf, kak”
Suara kecapean dari mulutnya yang membuat aku semakin bersemangat untuk melakukan bersamanya.
“Giliran aku ya” katanya yang tersenyum nakal
Dia pun mulai melepaskan celana yang ku pakai dan cukup kaget melihat penisku yang sudah tegak berdiri.
“Punya kamu besar juga ya...” katanya yang mulai mengulum penisku
Perlahan Naomi mulai mengulum penisku dan menjilati batang penisku. Terus – menerus dia menjilati batang penisku dan kepala penisku dengan lidahnya.
“Sssslllrrruuupppp... Rinooo....”
“Aku mau... Sssslllrrrrruuuppp.... Sekarang”
“Sebentar lagi, kak...”
Terus – menerus dia mengulum penisku dan menjilatinya yang membuat aku sedikit geli ketika dia menjilati kepala penisku.
“Sssssllllrrrrruuupppp.... Rinoooo....”
“Sekaranggg..... Ssslllrrrruuppp...”
Aku pun sempat menolak karena ingin lebih lama penisku dimainkan olehnya. Karena tidak tahan oleh godaannya, aku mengiyakan ajakannya dan ku lihat dia mulai melepaskan cd berwarna biru muda dan masih menyisakan rok hitam yang dipakainya.
“Roknya kok enggak dilepas, kak?”
“Aku malu sama kamu, Rino”
“Malu kenapa, kak?”
Karena penasaran, aku membuka rok yang dipakainya dan ternyata terdapat bulu – bulu halus yang cukup lebat di sekitar vaginanya. Dia pun langsung menutupinya.
“Kenapa ditutup, kak?”
“Malu, Rino”
“Bulunya banyak soalnya”
“Enggak usah malu, kak” kataku yang membuka kedua tangannya
Ku lihat dengan jelas bulu – bulu halus yang hampir menutupi vaginanya. Perlahan aku mencium bibirnya dengan lembut dan Naomi merespon ciumanku itu. Setelah Naomi tiduran di sofa, aku pun mulai menjilati vaginanya yang tertutup oleh bulu halus yang cukup lebat.
“Agak ganggu sih... Tapi enggak apa” kataku dalam pikiran
Terus – menerus aku menjilati vaginanya dan mulai memasukan jari telunjuk dan jari tengahku. Aku juga memainkan klitorisnya yang merupakan titik “lemah”nya dia.
“Rinooooo.... Ahhhhhhh... Yesssss....... Disituuuuuu.... Ssssshhhhh....”
Ketika aku melihat vaginanya yang sangat basah, aku pun mengarahkan penisku kedalam vaginanya. Perlahan aku menggesekan penisku ke vaginanya sebelum aku memasukannya.
“Siap – siap ya, kak”
“Ehem...” katanya yang menggerakan kepalanya keatas dan kebawah
Perlahan aku mulai memasukan penisku kedalam vaginanya. Aku mengikuti tempo gerakan pinggulku secara perlahan aggar dapat merasakan dinding vaginanya yang tebal.
“Rinooo... Ahhhhhh... Cepetinnnn.... Ohhhhhhhh....”
Karena permintaannya, aku pun mulai mempercepat tempo gerakan pinggulku. Plek... Plek... Plek... Bunyi selangkanganku yang bertabrakan dengan sekitar vaginanya begitu terdengar hingga kuping kami berdua. Suara desahan yang berasal dari mulut Naomi pun terdengar lebih.
“Kak.... Vagina Kak Naomi enak...”
“Ahhhhhh... Rinooo... Penis kamu.... Ohhhhhh... Jugaaaaa.....”
“Yesssss.... Mmmmhhhh.... Ohhhhhhh...... Ssssshhhhh...”
Disaat aku menggerakan pinggulku, kedua tanganku juga meremas – remas payudaranya dan memainkan puting payudaranya itu.
“Rinooo... Mmmmhhhhh... Disituuuuu.... Ohhhhhh...”
Desahan berasal dari mulut Naomi yang membuat aku makin bersemangat lagi. Aku pun menarik kedua tangannya dan kini giliran aku yang tiduran di sofa. Tanpa aba – aba, Naomi mulai menggerakan pinggulnya keatas – kebawah.
“Kakkk.... Enakkkkk......”
Dengan sengaja Naomi mempercepat gerakan pinggulnya dan memutar pinggulnya. Rasa yang kurasakan adalah penisku seperti dijepit oleh vaginanya yang masih terasa sempit. Disaat Naomi terus – menerus menggerakan pinggulnya, tiba – tiba dia orgasm untuk kedua kalinya dan sedikit mengenai mukaku.
“Maaf ya, Rino” katanya yang menjilati sisa squirting di mukaku
Dia pun menjilati sisa cairan squirting dimukaku ddengan penuh nafsu dan mencium bibirku lagi.
-----POV Author-----
“Besok Rino ulang tahun...”
“Kasih kado spesial buat dia ahhh...” kata Sinka dalam pikiran
Sinka pun mematikan laptopnya setelah melihat akun sosial media Rino yang lain.
-----POV Author End-----
Sudah berkali – kali Naomi orgasm dan aku belum sekali orgasm.
“Rinooo... Ahhhhh... Kamu kuat bangettttt......”
“Enggak juga..... Kakkkkk....”
Tiba - tiba rasa gatal diujung penisku mulai kurasakan dan mungkin tandanya aku akan mengeluarkan sperma.
“Kak... Aku mau... Keluar....”
Berawal aku ingin mengeluarkan spermaku di mulutnya, tiba – tiba dia menyilangkan kedua kakinya agar penisku tidak dapat dicabut.
“Didalam... Rinoooooo.... Ahhhhhhh...”
Karena makin menjadi gatal yang kurasakan, aku pun mengeluarkannya di dalam vaginanya. Ku percepat tempo gerakan pinggulku dan ku peluk Naomi dengan eratnya.
“KAK NAOMIIIIIIIIIII.......... AAARRGGGHHHH.......”
“RINOOOOOOO......”
Satu hingga tujuh kali aku menyemburkan spermaku di dalam vaginanya. Suara kecapean yang berasal dari kedua mulut kami pun terdengar sekali seisi ruang tamu rumahnya.
“Thank you, kak...”
“No...”
“Aku yang harus bilang thank you ke kamu, Rino” katanya yang mencium bibirku
“Tapi tadi keluar didalam, kak”
“Kamu tenang aja...”
“Aku tadi udah makan obat pil kb”
Aku pun kembali mencium bibirnya dengan lembut dan mulai mencabut penisku dari vaginanya. Aku melihat sisa – sisa sperma mulai keluar dari vaginanya dan jari telunjuk dan jari tengahnya memasuk – keluarkan agar dapat mengeluarkan sisa – sisa spermaku. Setelah menjilati jari telunjuk dan jari tengahnya, aku menghadapkan penisku kedepan mulutnya.
“Kak, aku mau lagi...”
“Bisa aja kamu, Rino...” katanya yang mulai mengulum penisku
Bunyi jilatan dan kuluman dari mulutnya pun terdengar lagi.
“Kakkkkk.... Pelan – pelan...”
Dia pun menghiraukan omonganku dan tetap mengulum penisku dengan cepat. Tiba – tiba aku tidak dapat menahan rasa gatal diujung penisku dan tiga hingga lima kali aku menyemprotkan spermaku kedalam mulutnya hingga tenggorokannya.
“Rinoooo....”
“Jangan gitu.....”
“Maaf, kak...”
Setelah benar – benar selesai dengan permainan ini, aku pun menuju kamar mandi agar membersihkan penisku dan sekitarnya. Setelah keluar dari kamar mandi, ku lihat jam dinding dekat kamar mandi sudah menunjukan pukul 00.00.
“Kak, aku mau pamit pulang...”
“Serius kamu mau pulang???” katanya dengan suara yang menggodaku
Ku lihat dia masih telanjang bulat dengan rambut yang terurai.
“Beneran kok, kak...”
“Pagi aku ada urusan soalnya”
“Tunggu sebentar ya, Rino...”
Aku menunggu diluar rumah disaat Naomi menggunakan pakaiannya. Setelah menunggu, dia pun membuka – kan gerbang rumahnya.
“Aku pamit dulu, kak”
“Thank you ya, Rino...” katanya yang tersenyum
Karena rumahku dengan rumahnya tidak jauh, aku menarik gas motorku dengan pelan – pelan agar tidak mengganggu tetangga yang sudah tertidur.
-----XXX-----
“Turunin mesinnya pelan – pelan, bang”
“Ok, No”
Hari minggu jam sembilan pagi. Hari ini aku dengan sengaja menutup bengkelku karena aku mau menyelesaikan project yang sudah ku buat selama dua bulan.
“Baut – bautnya dipasang bener, bang”
Aku pun terus mengawasi dan membantu para mekanik yang mengerjakan project punyaku ini.
“No, turbonya gimana?”
“Langsung pasang aja kalo semuanya udah dipasang”
Hingga pukul dua belas siang, akhirnya project yang telah ku kerjakan telah selesai. Project yang ku kerjakan adalah mobil Suzuki Cappuccino dengan mesin Suzuki Hayabusa upgrade dan dipasang turbo.
“Thank you buat semuanya yang udah bantu ngerjain project gw ini”
“Sekarang kalian semua makan dulu yang udah gw pesenin”
“Thank you, No...” kata beberapa kru mekanikku
Kami semua pun makan bersama hingga pukul satu siang. Setelah makan siang, aku pun menyuruh semua mekanik untuk pulang dan aku pulang dengan project mobilku.
Suara raungan mesin motor 1400cc DOHC 12-valve, dengan banyak perubahan didalam mesin, remapping ECU, dan menggunakan turbo... Membuat suara mobilku menjadi lebih besar.
Setelah mengunci gerbang bengkel, aku pun menuju rumah Sinka untuk mengajaknya makan berdua di Kintan Buffet Gandaria City. Setibanya di depan rumah Sinka, ku lihat dia sudah menunggu dan menggunakan kaos hitam yang ditutupi oleh kemeja jeans putih dan menggunakan celana jeans putih yang cukup ketat. Ketika dia melihatku, dia langsung masuk kedalam mobil.
“Maaf ya, Sinka... Nunggu lama”
“Enggak apa – apa kok...”
“Hari ini mau kemana emangnya?”
“Gancy...”
“Aku mau ajak kamu makan siang...”
Aku pun mulai mengendarai mobilku menuju Gandaria City. Setibanya di Gandaria City, kami berdua langsung menuju tempat makan yang bernama Kintan Buffet.
“Selamat siang, mas...”
“Saya yang tadi telpon, mbak”
“Silakan masuk, mas” kata seorang pelayang yang mengarahkan aku dan Sinka ke meja makan yang sudah disediakan khusus
Setelah ke tempat meja pesanan, aku dan Sinka pun mengambil beberapa makanan ringan sebelum makanan utama diantarkan.
“Rino, kamu ambilnya jangan banyak – banyak”
“Aku udah biasa kok segini ambilnya, Sinka”
Seorang pelayan pun mengantarkan beberapa plate daging kambing dan sapi untuk aku dan Sinka bakar ditengah – tengah meja.
“Ayo makan, Sinka...”
“Iya, Rino...”
Kami berduapun mengambil daging mentah dari plate dan membakarnya ditengah – tengah meja makan.
Setelah makan cukup banyak dan setelah aku mengambil minuman, Sinka pun tiba – tiba memberikan aku sebuah kado.
“Happy birthday, Rinoooo...” katanya yang tersenyum dan memberikan aku sebuah kado
“Aduhhhh...”
“Apa ini, Sinka?”
“Coba buka aja...”
Dia pun memberikan aku sebuah Xiaomi Miband 3 berwarna hitam.
“Thank you banget, Sinka”
“Ngomong – ngomong kok kamu tau ulang tahun aku?”
“Kan ada notifikasi line kalo kamu ulang tahun”
“Semoga kamu suka ya...” katanya yang tersenyum
“Aku suka sama kado kamu, Sinka”
“Bagus kalo kamu suka kado dari aku...”
Tiba – tiba disaat aku melihat – lihat kado dari Sinka, dia pun berbicara ke aku tentang ajakannya kemarin.
“Jangan lupa sama kata – kata aku kemarin ya, Rino...”
Setelah selesai makan, aku pun membayar makanan yang dipesan dan kami berdua pun kembali menuju parkiran mobil. Setibanya di belakang mobil, tiba – tiba Sinka menarik tanganku dan mencium bibirku dengan lembut.
“Happy birthday lagi, Rino...”
Aku pun merespon ciumannya itu dan kami berdua berciuman di tempat parkir mobil. Untung disaat kami berciuman, tidak ada orang yang melihat kami berdua dan aku pun memparkirkan mobilku paling ujung. Suara kecupan terdengar yang berasal dari kedua mulut kami pun cukup terdengar dan lidahnya langsung masuk ke mulutku. Kedua tangannya memeluk tubuhku dan mengelus – elus punggungku. Sementara tangan kananku mengelus rambutnya yang terurai dan tangan kiriku meremas – remas pantatnya.
“Mmmmhhh... Rinooooo....”
Suara desahan tiba – tiba keluar dari mulutnya dan aku pun semakin menggila karena suara desahannya. Kedua tanganku meremas pelan pantatnya dan langsung menggendongnya. Dia pun sempat kaget lalu kembali mencium bibirku. Cukup lama aku menciumi bibirnya dan setelah menggendongnya, aku pun melepaskan semua pakaian atas yang dipakainya dan langsung mengemut puting payudaranya itu.
“Rinooooo... Ahhhhhh.... Udahhhhhhhh...”
“Katanya aku suruh inget kata kamu yang kemarin...”
“Ini aku inget...” kataku disela – sela mengemut puting payudaranya
Sesekali aku menggigit halus putingnya agar mengeras. Tangan kiriku meremas- remas payudara kirinya dan mencubit puting payudara kirinya.
“Aaaahhhhh... Rinoooooo.... Mmmhhhhh.... Sssssshhhhhh...”
Suara desahannya semakin terdengar di kupingku dan tiba – tiba badannya bergetar hebat. Sinka pun orgasm pertama kali.
“Rino, ihhhhhhh...”
“Basah kan celana aku...” katanya yang menunjuk kearah celananya
Ku lihat celananya yang cukup basah.
“Kamu lepas aja, Sinka..” kataku sedikit tertawa
“IHHHHHHH, RINOOOO...!!!!!!” katanya yang mencubit lenganku
“Sakittttttt...”
Sebelum melepaskan celananya, aku pun melihat keadaan sekitar dan setelah melihat keadaan sekitar, dia pun mulai melepaskan celananya dan ku lihat Sinka sudah telanjang bulat. Aku pun langsung melepaskan celanaku dan langsung mengarahkan penisku ke vaginanya.
“Rinooo... Pelan – pelan...”
Aku mulai memasukan penisku kedalam vaginanya. Plek... Plek... Plek... Bunyi sekitar selangkangan yang bertabrakan pun terdengar. Gaya yang ku lakukan sekarang adalah Doggy Style.
“Rinoooo... Ahhhh... Disituuuu....”
“Iya, Sinkaaaa......”
Plek... Plek... Plek... Bunyi sekitar selangkangan yang bertabrakan pun semakin terdengar karena aku mulai mempercepat tempo geraknya, kedua tanganku pun mulai meremas – remas payudaranya yang kini cukup besar, mungkin karena aku atau dia yang meremas – remas sendiri.
“Ahhhhhh... Ssssshhhh.... Rinooooo.... Enaakkkkk....”
Terus – menerus aku mempercepat tempo gerakan pinggulku dan tiba – tiba aku merasakan gatal diujung penisku yang menandakan aku ingin mengeluarkan sperma.
“Sinka.... Aku mau.... Keluarrrrr.....”
Aku pun langsung mencabut penisku dan dia pun langsung mengulum penisku dengan cepat. Kedua tanganku tiba – tiba reflek memegang kepalanya disaat aku sudah tidak kuat menahan rasa gatal diujung penisku. Satu... Dua... Tiga... Empat... Lima... Enam... Hingga tujuh kali aku meledakan spermaku di dalam mulutnya hingga tenggorokannya. Dia pun langsung menelan semua sperma yang ku keluarkan.
“Maaf ya, Sinka...”
“Aku enggak mau keluar didalam vagina kamu”
“Biar aman soalnya”
“Enggak apa kok...” katanya yang mengelap sekitar mulutnya dengan kaos hitamnya
Setelah permainan singkat di parkiran mobil, kami semua merapikan pakaian dan aku pun mengantarkannya kembali kerumahnya. Setibanya di depan rumahnya, Sinka keluar dari mobil dan aku membuka kaca jendela pintu mobilku.
“Thank you ya, Rino” yang mencium bibirku
“Thank you juga buat kadonya, Sinka”
Sebelum aku menyalakan mobilku lagi, ku lihat Naomi membukakan pintu untuk Sinka dan dia tersenyum kearahku. Setelah mengantarkannya pulang, aku pun kembali kerumah dan melanjutkan kerjaan singkat di dalam kamarku.
-----XXX-----
Hari Senin jam sepuluh pagi di bengkel ku. Aku sengaja mengajak Rona untuk mampir ke bengkel ku untuk sekedar main – main.
“Kamu emangnya enggak ada kerjaan, Rona?”
“Enggak...”
“Lagi bebas nih aku...”
“Ngomong – ngomong kamu mau kerumah aku aja?”
“Biar lebih enakan ngobrolnya”
“Boleh...”
Bersambung...