Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG 4 ART, 4 Sensasi (Widi, Iyan, Yuli, Teteh)

Jika cerita sinta dan nina ku gabung di Trit ini, gimana? Ada mama nya sinta juga lho.


  • Total voters
    541
  • Poll closed .
“Widi, widiiiii.. ini tolong ambil nasduk nya dan bawa ke dalam rumah”, ternyata istriku sudah balik.

Widi gelagapan dan langsung merapihkan baju dan rok nya, dan ku lihat dia mengelap jemari kiri nya di rok, begitupun aku yang langsung pakai handuk kembali dan ku rapatkan konkon ku di jepitan lingkaran handuk.

“iiiyy .. iyaaa bu, sebentar..”, widi menyahut.
<-prev

CHAPTER 5 (WIDI - AKHIR SEBUAH KISAH)

“Sial.. gagal crot.. “, batin ku

Aku matikan lampu meja rias, dan lanjut pura2 tidur dengan tetap pakai kaos.

“Yah.. bangun, sarapan tuh nasduk”, sambil bangunin aku di kasur dan dia keluar kamar untuk bangunkan anak2.

“widi, kamu sarapan segera, abis itu bantu saya masak, nanti kamu sambi cuci pakaian dan jemur”, perintah istri ku

“iya bu”, widi menjawab sembari menoleh dari dapur ke aku yang baru keluar kamar.

Dia senyum sambil menundukan kepala, dan aku pun membalas senyumnya, dalam hati, “manis kali senyuman kau, widi”

Aku berikan kode telunjuk di bibir ke widi, mumpung istriku lagi di kamar mandi, dan dia pun mengangguk sambil tersenyum malu2. Aku tau itu semacam kode bahwa dia sudah bisa bermain drakor bersamaku.
*drakor (drama korengan). Hehehehe. Maap.

Selanjutnya kami sibuk dengan aktivitas masing2, sampai makan siang bareng dan tidur siang bangun sore pun, semua berjalan normal karena istriku ada di rumah.

--skip—

Minggu malam kami tidur lebih cepat karena besok senin sudah mulai aktivitas kerja dan sekolah. Jam 20 semua masuk kamar, hanya aku saja yang masih di meja komputer, browsing2 iseng dan yutup. Sekitar jam 21an kamar sudah sepi pertanda anak2 sudah tidur pulas. Aku ke dapur buat kopi dengan panci favorit ku dan sengaja suaranya ku buat agak bising untuk memberi kode ke widi agar bisa ya.. minimal mendengar lah ada aktivitas di dapur.

Lagi menunggu air mendidih di panci, aku dengar suara pintu kamar anak2 terbuka, dan kulihat widi sepertinya ke kamar mandi, karena ada suara air, dan setelah keluar dari kamar mandi, aku panggil dia.

“widi, kamu kesini”, perintah ku.

“Iya pak”, sambil jalan menuju ke dapur, “Bapak mau saya buatkan kopi?”, kata dia

Aku matikan kompor, dan kini aku berhadapan langsung dengan jarak 2 meter dengan dia. Aku tatap mata nya dengan fokus dan lama, sambil aku maju perlahan dan dengan jarak 1 meter berhadapan, dia menundukan muka, aku tau kode ini bahwa dia sudah tunduk dan berada dalam kekuasaan ku. Kuraih dagu nya, dan ku naikan dagu nya ke atas agar saling tatap, dan setelah itu ku raih kedua tangan nya, dan dia pun tidak menolak, tidak ada perlawanan otot dari tangan nya, seperti pasrah.

Sambil tetap ku pegang jemari nya, aku dorong perlahan ke tembok agar dia bisa bersandar, kudekatkan muka ku ke muka dia, tetap pasrah tidak ada perlawanan, dan akhir nya aku kecup bibir dia, sengaja ku pancing mau lihat reaksi selanjutnya seperti apa. Dan memang baru ku kecup saja dia sudah nyosor mencium ku membabi buta, dalam hati jago juga ini anak ciuman, pake segala maen lidah di langit2 mulut ku dan sedot2 lidah ku.

Kubalas ciuman dia, dan kami saling bertukar ludah kira2 5 menitan, dan aku angkat baju nya, sial ini bocah kaga pake beha, ku remas bongkahan toket nya dan ku main kan puting nya, sangat kerassssssssss

“Aaahhh.. paakkk”, erang widi, seperti nya keenakan aku mainkan puting

Aku lanjut dengan menciumi dan menjilat belakang kuping, leher dan tengkuk, dan desahan nya makin menjadi.

“Widi, tahan desahan mu, jangan terlalu kencang”, tanpa menjawab dia tutup mulut nya pakai telapak tangan nya.

“Aaaaahh Ohhh.. bapakkk... eeegggghhhh”’, dia tetap meracau sambil memeluk ku erat, sementara pahanya menjepit paha ku sambil di gesekan ke arah kemem nya.

“Enak wid ?”, tanya ku sambil tetap menjilati 3 area tadi dan memainkan puting.

“Bapakkkk... oohhhhhh”.. enak banget”, sahut dia.

Puas bermain di puting, aku langsung menurunkan celana pendek yang bawah nya lebar milik nya, dan ku arahkan jari ku ke memek nya, basaaaaahhhh sudah, banjirrrrrrrr...

“uuugggghh bapak.....”, sambil memeluk ku makin kencang dan tanpa malu2 dia meraba dan meremas konkon ku.

Aku ga buang waktu sia2, khawatir istriku bangun, aku suruh widi nungging dengan tangan pengangan tembok, aku turukan celana pendek dan CD nya, banjir sudah itu kena carikan meki nya.

Aku keluarkan kontol ku dan ku masukan ke meki dia.

Jleeebbb... “Ahhhhh... widi... oohhhhh”, erang ku

“ohhh bapak, uuggghhh... terus pak, terus”, desis nya

Aku sambil men-dogi dia, berfikir ini anak kenapa mudah sekali untuk ku entot, seumuran segitu harusnya masih peret dan sempit. Ah..biarlah, yang penting aku bisa ngentotin dia dan ga menunggu lama.

5 menit aku genjot dia, dan “aaahhhh.. bapakkkk... aku keluar”, sambil kejang2 dia menjepit paha nya yang otomatis kontol ku ikut terjepit juga.

“pak, keluarin di dalam saja, saya bentar lagi mau mens, udah berasa”, dia memerintah ku begitu dan ku pacu lebih cepat sampai akhirnya.

Crottt crottt crrot... 3x aku menumpahkan sperma panas ku ke dalam liang memek nya, aku mengejang sambil berdiri dan setelah semua keluar aku peluk dia dari belakang, “Ohhhh widi... nikmat sekali”, sambil ku cium tengkuk nya.

Ga sadar sudah menjelang tengah malam, dan akhir nya kami saling pelukan dan ciuman, dan berencana untuk bertukar no HP untuk bisa saling SMS, saat itu belum ada android ya. Dan kalo pun aku ada pin BB, tapi dia masih pakai HP Nokia yang hanya bisa utk telp dan sms.

Semenjak malam itu, aku tekan kan ke widi untuk menjaga sikap dan seperti biasa saja kalo lagi ramai di rumah, kecuali hanya berdua silahkan aja bebas.

Yang aku suka dari widi adalah toket nya dan postur pinggul nya, utk muka dan kulit nya biasa saja, terkesan tidak di rawat, tapi sebenarnya kalo di rawat ini anak bakalan jadi rebutan kaum pria disini.

Hari2 kami lalui dengan sms untuk pembukaan, dan aku lakukan pas aku kerja, jika di rumah sepi aku tlp dia sambil phone sex.

Kira2 3 bulan dia bekerja di rumah ku dan kami saling bertukar ludah dan bertukar keringat sampai pada suatu saat istri ku sempat curhat tentang widi, pas minggu sore, anak2 main sama widi di fasum, jadi di rumah hanya kami berdua

“Yah... mama liat widi makin ke sini makin berani deh”

“berani gimana mah?”

“ya, liat aja cara pakaiannya kalo di rumah”

“ah biasa aja sih, ga terlalu vulgar, masih sopan”

“iya memang masih sopan, tapi kaos nya ketat banget itu”

“memang sih toket nya menggoda banget tuh anak”, batin ku dalam hati. Hahahahhaa

“trus juga ada omongan dari ibu2 sini kalo widi itu suka sama salah satu satpam komplek, dan suka nongkrong di pos kalo dia mama suruh ke pasar, pasti mampir”, istri ku menjelaskan detil sikap asli widi kalo di luar rumah

“Mama khawatir kedepan nya malah ga bagus di rumah ini, bisa2 nanti ayah yang kepincut”

“hahahhahahaa.. mama ini ada2 aja, ga lah mah”, jawab ku

--skip---

Makin kesini kelakuan widi makin berani, kadang suka pinjam motor dengan alasan mau kepasar beli sesuatu, dari siang sampai mau magrib baru balik, dan aku dapat laporan juga dari kawan2 dan satpam yang udah kenal dekat dengan ku, kalo widi ada jalan sama cowok, entah kemana. Dan istriku pun tahu akan hal itu.

Kadang di rumah juga kalo kami lagi nonton tipi acara yang lucu, kami semua tertawa dan widi pun ikutan tertawa padahal dia sedang masak atau cuci pakaian.

Aku juga mulai merasa risih dengan sikap dia, walau ku akui aku masih pengen ngentotin dia.

Sampai suatu hari, di hari sabtu siang dia pergi pakai motor tanpa pamit, pas aku dan istri lagi tidur siang bareng anak2.

Aku kanget karena motor gada, dan ku cek ke kamar widi, dia pun gada, tapi tas dan pakaian nya masih ada. Aku laporkan ke istri kalo widi pakai motor lagi tanpa izin.

Akhirnya kami diskusi dan dia bilang mau kembalikan widi ke rumah ipar ku besok minggu sore, dan aku pun mau ga mau menyetujui nya karena memang sikap nya yang sudah keterlaluan, dari berbagai laporan yang ku dengar dari istri.

Sabtu sore jam 17 widi baru balik ke rumah, dan langsung di interogasi sama istriku, entah apa yang di tanyakan, aku ga mau terlalu ikut campur, aku hanya berdoa semoga widi bungkam akan hubungan kami selama ini. Jika memang widi harus di pulangkan ya sudah mau gimana lagi.

Aku sempat melihat widi menangis setelah di cecar pertanyaan oleh istriku, mungkin memang dia merasa bersalah.

Saat aku tidur pun istri menceritakan detil hal2 tentang widi dan juga kelakuan nya dengan satpam2 dan centil nya dia ke bapak2 di komplek, sempat deg deg an juga aku mendengar istri bercerita, sampai akhirnya dia ngajak tidur karena sudah ngantuk.

Dan syukurlah, widi tidak menceritakan hubungan kami, dan aku respek akan hal ini.

----skip -----

Minggu siang kami berlima ke rumah kaka ipar ku, dan setelah sampai sana kami ngobrol sana sini, dan akhirnya di putuskan kalo widi di pulangkan dan tidak kami bawa lagi ke rumah.

Kami pun pulang ke rumah dan untuk barang2 widi yang masih ada di kamar, segera aku packing dan kirimkan via paket ke rumah kaka ipar ku.

Berselang seminggu kemudiaan, aku beranikan utk SMS

“widi... pakabar?”, sms ku

“baik pak, bapak gimana kabar?”, balas dia

“kamu kerja di mana skrg, wid?”

“saya masih di rumah kaka, pak, bantu2 jaga warung”

“ada yang ingin saya bicarakan, bisa ketemu ga ?”

“pak, telp aja, biar enak ngobrol nya”

“ok.. tunggu”

Kebetulan kami pakai no gsm dari provider yang sama, jadi ada paket telepon gratis.

“wid...” tanya ku setelah tersambung ke hp dia

‘iya pak”, jawab ya

“gini... saya minta maaf atas kejadian yang lalu, sampai kami di pulangkan sama ibu, tapi biar gimana pun tindakan mu sudah salah dan ga bisa kami terima, dan di sisi lain saya ucapkan terima kasih ke kamu karena kamu bisa menjaga apa yang sudah kita pernah lakukan sebelum nya, kalo kamu ada waktu, infokan saja, nanti saya atur tempat untuk ketemuan”, panjang lebar aku bicara ke dia dari hati ke hati

Widi diam ngga bicara, yang terdengar hanya suara isak tangis yang tertahan di sana.

“pak... wi... di minn...ta maaf ya sebelum nya...”, sambil terbata2 karena menahan isak tangis

“stop widi, ya sudah hari sabtu besok jam 10 pagi, kamu standby di warung kopi biasa aku nonkrong kalo ke rumah iparku, nanti aku jemput kamu pakai motor, standby terus hape mu dan jangan sampai terbaca oleh orang lain”, kataku

“iya, pak. Nanti widi tunggu di sana”

“ ya sudah, saya mau lanjut kerja, kamu baik2 di sana ya”

“iya pak, makasih”

Telp ku tutup dan ku lanjut kan kerja

-----skip----

“Widi, besok sabtu standbya ya”, aku sms ke dia jumat malam jam 20an selepas aku pulang kerja.

Lama ga di balas sekitar 30 menit, ku pikir mungkin dia lagi maen

Ga lama ada sms bunyi, ku buka ternyata dari widi, “iya pak, saya sudah siap kok besok”

“ok widi, sampai ketemu esok”

“iya pak”

----skip---

Sabtu pagi jam 6 pagi aku bilang ke istri ada masuk kantor karena ada trouble, dan istri OK aja.

Jam 9 pagi aku jalan pakai motor, helm kecil ku bawa dengan ku tutupi pakai plastik hitam. Untung nya istriku tidak melihat.

Sampailah aku di warkop dan kulihat dia duduk di kursi sampoing warkop yang bisa di duduki anak2 abg kalo sore hari, sedang main hape sendirian.
"Widi......", tanpa membuka helm, aku panggil widi dan langsung ku kasih kode widi untuk naik kemotor ku. Dia langsung naik, mungkin sudah kenal dengan suara ku. Akhirnya kami pun jalan menuju ke suatu tempat

next ->
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd