marlboro666
Semprot Holic
ILLUSTRATION CAST :
ALDO
OLGA
DEWI (BUDE)
SHARAH
RONI
BAGUS
ARI
RAKA
HERU
HENDRIK
---------------------------------------------------69DAYS---------------------------------------------------
ALDO
OLGA
DEWI (BUDE)
SHARAH
RONI
BAGUS
ARI
RAKA
HERU
HENDRIK
---------------------------------------------------69DAYS---------------------------------------------------
Malam gelap menyiratkan sebuah pertanyaan di fikiranku, tatapan kebingungan mengelilingi setiap titik ruangan yang kaku, bias cahaya bulan menyinari sebagian dinding yang terasa dingin. Tak ada suara tak ada gema.. hanya siulan angin malam menembus tiap sudut ruangan.
Kurasa.. ini adalah sebuah gedung yang tidak sempat selesai pembangunannya, terlihat dari sisa-sisa material yang tergeletak acak begitu saja, dinding kokoh yang kusam dan rusak akibat cuaca membuat kesepian semakin mencekik.
Sebuah ruangan yang cukup terang menuntun langkahku kedepan, perlahan setiap sisi ruangan itu memenuhi pandanganku. Kini mataku tertuju heran pada mobil jeep berwarna hitam terparkir lurus di sisi kananku.
“udah pulang sayang?” ucap samar seorang wanita yang muncul dari balik jeep
Wanita yang cukup ramping dengan balutan dress panjang hitam elegan pelan menghampiriku, rambut panjang terurai menambah kemolekan wajahnya, hanya bibir merah merona yang menjadi perhatianku saat itu.
Tubuhku tak bergerak sementara kedua tangan wanita itu sudah melingkar dibahuku yang dingin, tanpa berkata lagi bibir kita sudah beradu.. perlahan tubuhku menjadi hangat, aroma nafas kaum hawa terasa begitu khas di indera penciumanku, alur udara malam membuai haluan nafsuku.
Dress hitam panjang yang ia kenakan kini menjadi alas tubuhnya di lantai, gerak tubuh menggoda memancingku tuk segera tak berbusana, begitu ramping dan padat tubuh wanita ini, toketnya yang besar menggantung bulat layaknya seorang perawan, vagina berbulu tipis terbuka lebar menanti pasangan birahinya.
“aawhhhh…” keluh sang wanita ketika penisku mulai menusuk liang vaginanya
Pelukan erat bernada desahan mengunci nafsuku tuk memuaskan wanita binal ini, sodokan demi sodokan gencar mengoyak vagina yang kian terasa hangat, jepitan dinding vaginanya begitu kuat mencengkram batang penisku, cengkraman dari sebuah daging yang begitu empuk dan lembut.
Lenguhan erotis terhembus dari balik bibir merahnya, cakaran nafsunya tergaris dipunggungku.. begitu terasa jelas..
Penisku yang panjang menancap dalam di liang kenikmatannya, tak terasa licin vagina wanita ini.. begitu seret dan mencengkram, otot-otot tubuhku dimanjakan oleh kenikmatan yang diberikan oleh vagina ini, goyangannya yang lembut membantuku tuk segera mencapai puncak.
“aahhh.. aa.. aahhhh.. emhhh.. ahhh.. uwwhh.. aaaahh..”
Cucuran keringat di dingin malam membasahi tubuhku, begitupun wanita ini.. kilauan cahaya terpantul di dadanya yang mulai basah oleh keringat.
“aaa.. aa.. aa AA AAHHHHH.. AHHH AAA AHHHHH”
Pprrtttt prrttt pprrtttt….
Awwhhhh.. sebuah kenikmatan yang maha dahsyat membuat tubuhku bergetar hebat, semprotan deras terasa membanjiri liang vaginanya, semua ototku seketika tegang menahan nikmat lalu melemas. Penisku yang tegang perlahan menurunkan ukurannya di dalam liang vagina ini. Sungguh kenikmatan luarbiasa di dunia.. tak berani kupungkiri bahwa ini adalah kenikmatan yang maha dahsyat.. kenikmatan bercinta..
-----69DAYS-----
Atap kamar berwarna putih menjadi sasaran lamunan gw pagi ini, pandangan mata yang belum jelas menambah kebingungan kesadaran gw yang belum pulih.
“gw mimpi apaan tadi? Mimpi.. nidurin cewe, tapi… ahhh sial celana gw basah, pantesan berasa enak banget mimpinya..” ucap gw kaget ketika memegang celana gw yg terasa basah
Tanpa banyak fikir gw langsung bangun dari kasur dan membuka celana berikut cd nya, kan.. blepotan banget celana dalem gw, udah kaya okky jelly drink tumpah didalem celana. -_-
Udara pagi yang dingin seolah hilang oleh hangatnya mentari, dan kini.. waktunya gw tuk melangkah ke dunia luar yang penuh rahasia.
kantor 07.35
clekkk.. kclekkk.. gw standarin motor di parkiran kantor
"hwaaaaamm.. sial masih ngantuk, gegara nonton bola nih.. mana kalah" umpat gw masih duduk diatas motor
Masih pagi, gw mutusin beli segelas kopi di kios kecil depan kantor, udah kebiasan sih hampir tiap hari sebelum krja beli kopi dulu di kios bu ilah.
"bu.. biasa" sahut gw lalu duduk di kursi panjang depan kios
"ehh mas aldo, biasa mas?" jawab bu ilah ramah
"yoi bu.. biasa" rileks gw ambil roko di saku jaket
"pake telor ga mas?"
"lahh bu.. sejak kapan kopi pake telor?" heran gw
"ohhh maaf mas, dikira biasa tuh mie rebus.. taunya kopi?" cengenges bu ilah
"kopi bu, ngantuk nih"
"bilang dong, kopi gitu, kan jadi ketuker"
emang salah gw sih, toh gw juga biasa beli mie rebus disini kalo pagi. jadi aja gagal paham bu ilahnya.
"nih mas, monggo.. kopi item kan? gapake gula?" bu ilah naruh segelas kopi di meja
"mantap bu" gw acungin jempol
dan bu ilah pun ngebalas acungin jempolnya.
"abis begadang ya mas?" tanya bu ilah
"ga begadang sih bu, tapi kurang tidur.. abis nonton bola" jawab gw sambil hembusin asep rokok
"hoo pantesan"
"emang keliatan ya bu?" gw kedip-kedipin mata
"iya mas, matanya lelah banget keliatan"
"abis gimana bu, sayang kalo ga nonton.. biasa tim favorit" nyengir gw
"iya tapi inget kesehatan mas, jangan keseringan.. ga baek, mas aldo kan orang kerja.. bahaya tuh kalo ampe kurang tidur" perhatian bu ilah
"siap mamake, perhatian banget sih" mata gw manja
"yeehhh mulaiiii, seneng banget sih becandain orangtua"
"hahaa.. eh bu si roni udah dateng blm? ngeliat ga?" tanya gw sambil kluarin hp di saku jaket
"ngga, belum liat, emang kenapa?"
"tumben tu anak blm nongol.. ngga bu, saya kalah tarohan sama dia"
"bola?"
"iya"
bbrrrmmmm brmmmm brrmmmmm .. suara knalpot motor dibelakang gw
"lahh ni anak baru juga diomongin" gw garuk kpala
"tuh mas roni" tunjuk bu ilah
"yuhuuu.. sbungkus sbungkus" lantang roni diatas motor maticnya
"iyeee iyeee udah sini cepet" bales gw lantang
berlalu roni parkirin motor di depan kantor.
irit sih tarohan kita, rokok sebungkus doang. mayan lah tarohan cuman buat bahan ledekan ketika nonton bola dan pas di kantor, biar ga sepi hati.
"sbungkusss.. sbungkusss.." lantang roni mendekat dengan muka puas cengengesan
"etdah bawel amat lu onta, ambil sono.. minta tuh ke mamake" balas gw
"mamake.. sbungkus sbungkusss" ucap roni ke bu ilah sambil angkat angkatin alisnya
"roko apa?" tanya bu ilah
"red velvet bu" potong gw
"hahahaa.. udah kalah mah diem aje, sbungkuss sbungkusss" ledek roni dengan muka nyebelinnya
"red velvet? emang ada roko baru ya mas?" tanya polos bu ilah
"gudang garam merah bu" tegas gw
"goblog.. lu kira gw pohon beringin dikasih gudang garam beureum? jisamsu bu" roni dengan PD nya
bu ilah pun menyodorkan sebungkus rokok jisamsu dan eneknya ni anak nyalain rokoknya penuh gaya banget seolah ngeledek gw. awas lu ya gw bales di prtandingan lain.
ssssspppp.. ffuuuuuhhhhh..
"pagi gini ngisep rokok barcelona.. nikmaattttt jon.. kopinya engga sekalian do?" roni makin ngledek
"ahhh wasitnya anak SD, masa iya goal ronaldo offside? harusnya telen penggaris dulu tu wasit biar lurus otaknya" sensi gw
"eitsss jangan salahin wasit, kemenangan sudah mutlak ditangan barcelona.. ha ha ha ha.."
emmhhh anyengg lama-lama gw sambit juga ni anak.
"bu nitip anak ini ya, bentar lagi juga ada yang jemput pake ambulan" gw raih gelas kopi lalu jalan ninggalin kios
"ehh ehh lu gakan bayar?" heran roni
"ntar.. bu gelasnya dibawa ya" sahut gw ke bu ilah
"yaaa.. balikin" jawab bu ilah
"amannnn" balas gw
roni ngikutin gw masuk ke dalam kantor, walopun sepanjang jalan dia terus ngomong "sbungkus.. sbungkus.." kan kampret, bising gw lama-lama sama klakuan ni anak.
bisa dibilang roni ini junior gw di kantor, umur sih beda setahun sama gw, dia 29, gw 30, cuman kalo dari masa kerja sih udah duluan gw, dia baru gabung perusahaan konstruksi ini baru 2 tahun, awalnya dia kerja di cabang perusahaan di bandung lalu dipindahin kesini, ke Jakarta. dia drafter handal buat gw, dimana setiap konsep bangunan yang gw pengen dia selalu bisa mengimplementasikan dengan apa yang ada di kepala gw.
clekk..
gw simpan gelas kopi di meja kerja gw yang bersampingan dengan meja rekan gw yg lainnya, termasuk meja kerja roni
Bytheway gw aldo, seorang arsitek senior asal ibukota yang juga dipercaya perusahaan sebagai konseptor, divisi gw sih emang di perencanaan sekarang.. mungkin karna karakter gw yang perfeksionis membuat setiap kerjaan gw selalu smooth dan make sense.
5 tahun lamanya gw berkarya diperusahaan konstruksi ini, PT. Citra Konstruksi yang bertempat di Jakarta. cukup banyak juga buah fikiran yang udah gw visualisasikan di luaran sono. Tapi kbanyakan gw ga turun langsung sih ke proyek, orang gw yang bikin kerangka proyeknya dari 0, masa iya gw harus ikutan turun, toh udah ada bagiannya buat eksekusi proyek.
“lahh.. ini kan dokumen proyek di Kalimantan? Kenapa pak Heru email ke gw ya?” heran gw ketika cek inbox di email
Gw buka satu persatu dokumen yang masuk ke email gw, gw tambah bingung kenapa draft pelaksanaan dan laporan dikirim ke gw?
“pak aldo, ditunggu pak sam tuh di ruangan” ucap rekan kerja gw menghampiri
“hah? Pak sam? Ada apaan?” bengong gw
“gatau, kesana aja”
Tanpa banyak fikir gw langsung menghadap pak sam di ruangan.
Tokk tokk tokkk
“masuk” sahut pak sam dari dalam
“pagi pak, manggil saya?” tanya gw
“ahhh pak aldo, silahkan duduk” sapa hangat pak sam direktur perusahaan
“terima kasih pak, emm ada apa ya pak manggil saya?” tanya gw
“begini pak, saya langsung aja ya ke intinya”
“silahkan pak”
“ini mengenai proyek yang di Kalimantan” ucap pak sam tenang
“Kalimantan? Proyek pembangunan resort pak?” jawab gw
“betul, pak aldo tau kan kemarin kita terkena musibah di proyek itu yang akhirnya kita harus kehilangan manager proyek kita disana”
“iya pak, saya ga nyangka pak budi…”
“betul, tapi mau tidak mau kita harus tetap melanjutkan proyek itu, makanya sekarang saya memanggil pak aldo”
“untuk?” bingung gw
“saya sudah siapkan akomodasi dan semuanya, jadi saya minta pak aldo menggantikan posisi pak budi di proyek itu”
“jadi saya ke Kalimantan pak?” kaget gw
“betul, karna pada dasarnya hanya pak aldo yang tau proses proyek itu dari 0, toh bapak sendiri kan yang bikin konsep dan lainnya, jadi saya harap pak aldo bisa turun langsung di proyek ini, soalnya keadaan disana mulai tidak kondusif semenjak kita kehilangan pak budi”
“pantesan tadi saya dapet email dari pak heru”
“iya, justru pak heru sendiri yang meminta izin ke saya agar pak aldo bisa turun di proyek ini sekarang” tegas pak sam
“oo oohh..” bingung banget gw
“sekarang saya minta pak aldo beresin dulu kerjaan yang penting-pentingnya saja, biar sisanya saya yang handle, kalo bisa pak aldo berangkat hari minggu ini”
“ba baik pak”
Gw keluar dari ruangan pak sam penuh lesu, jujur gw males kalo harus pergi ke Kalimantan, okelah gw bakalan dapet gaji tambahan tapi kalo harus nyebrang pulau sih.. udah gitu proyek ini masih lama, 1 tahun lagi. Haduhhh..
Gw duduk di kursi kerja gw dengan mood yang mendadak turun, gimana ini gw males banget ke Kalimantan, kalo gw tolak bisa dipecat karna ga professional. Ahhh ruweeettt..
“knapa lu do? Tiba-tiba lesu gitu?” tanya roni
“males banget anjir.. ahhh parah lah” kesal gw
“lahhh.. emang lo dapet SP dari pak sam?” tambah roni
“bukan gila.. gw harus ke Kalimantan”
“hah? Ke proyek resort?” bengong roni
“iyeee.. gw ditugasin kesana ntar hari minggu, gw yang jadi manajer proyek disana ntar”
“cieeee.. diangkat nih.. haha”
“diangkat apaan, gw jadi backup doang.. tau sendiri kan pak budi sekarang udah ga ada”
“iya sih, ya mau gimana lagi bro itu udah tugas, lagian kan lo yang paling tau tentang proyek ini”
“1 tahunn.. di kalimantannnn.. gilaaa..” kesal gw
“sabar sabar.. demi ke profesionalan kerja bro, lo harus terima… hahaa” ledek roni
“ahh sialan lu malah ngeledekin gw”
“ehh do.. lo tau ga? Katanya di proyek itu banyak banget kecelakaan loh, hihhh ngeri banget.. kayanya tu tanah angker deh, penunggu sana banyak minta tumbal kayanya.. hihhh loba jurig amit-amit” ucap roni nakutin gw
“ahhh nglantur lo, udah biasa kalo yang namanya proyek pembangunan, human error itu.. ga usah dihubungkan sama hal gituan” jawab gw santei
“hahaa.. ya gw nitip sih hati-hati aja lo disana, semangat bro.. hahaa” ucap iseng roni berlalu ninggalin gw
Emang sih beberapa kali gw suka denger kabar tentang banyaknya kecelakaan disana, bahkan pak budi pun meninggal karena kecelakaan di proyek. Tapi udalah.. yang namanya kecelakaan, gw ga terlalu mikirin itu yang pasti gw harus ekstra hati-hati kalo turun di proyek.
~DAY 1~
-Bandara Soetta 08.00-
Bbbrrrttt.. brrrttttt..
“hallo”
“do.. lo udah berangkat?” tanya bagus di telepon
“udah.. gw ini di bandara, bentar lagi pesawat berangkat”
“sip, kabarin gw kalo udah nyampe Kalimantan, ntar gw jemput di bandara”
“oke okee..”
Bagus.. dia arsitek junior juga sama kaya s roni, dia udah duluan di Kalimantan dari awal proyek soalnya dibawa sama pak heru.
-Bandara Kalimantan-
“hallo gus.. gw udah nyampe bandara, lo dimana?” ucap gw di telepon
“udah nyampe lo? Tunggu bentar gw masih dijalan, bntar lagi nyampe”
“oke cepetan”
-----69DAYS-----
Ckiitttt…
Sebuah mobil avanza berhenti mendadak di depan gw
“kemon bro” lantang bagus dari dalam mobil
“lahhh, biasa aja kali bawa mobilnya” ucap gw berlalu
“hahaa.. kasian lo takut nunggu lama”
Gw simpan 2 koper di bagasi dan hal pertama yg gw cari adalah minum. Cepet aus gw kalo diem ditempat panas.
“ternyata turun juga lo di proyek ini” ucap bagus
“hhhh.. tauk nih pak heru kayanya yang minta”
“iya sih, pak heru kewalahan kalo eksekusi sendiri”
“terus proyeknya gimana? Lancar?”
“yaaa lancar sih, cuman jadi rada molor aja dari deadline makanya pak heru butuh lo sebagai backup”
“hhhh.. separah apa sih?”
“liat aja ntar di office laporannya, btw ga usah lemes gitu dong.. semangat napa.. haha”
“tauk nih sebenernya gw males kesini tapi mau gimana lagi. terus sekarang kita kemana?” tanya gw
“ke proyek lahh” santei bagus
“masa iya gw langsung gawe sekarang?” kaget gw
“ya kagak, temuin pak heru sama pak hendrik dulu, kalo masalah gawe ato ngga ya serah lo mau hari ini ato mulai besok”
“ohh ok ok”
Sampailah kita di proyek resort di area perbukitan dengan luas tanah 10 hektar, terlihat dinding pembatas sudah mengelilingi seluruh area resort. Suasana pembangunan jangka panjang terasa kental ketika gw mulai masuk ke area proyek, alat berat berikut bahan bangunan yang tertata acak dengan diiringi lalu lalang para pekerja cukup membuat otak gw lelah. Udah kebayang gw bakalan capek maksimal selama 1 tahun ketika berada disini. Hoaallaahhh..
“ahhh do..” sapa pak heru ketika melihat gw memasuki office berupa container di halaman depan proyek
“ehh pak heru”
“gimana perjalanannya lancar?”
“lancar pak”
“oh iya sini do, ini laporan terakhir proyek ini.. maaf ya saya jadi minta kamu kesini soalnya saya kewalahan” ucap pak heru sambil nyerahin map tebel berisi laporan proyek
“ehh iya pak gpp, emm.. paling saya coba pelajari dokumen ini dulu ya pak” lemas gw membuka beberapa halaman laporan
“iya pelajari aja dulu, pasti bisa lah orang situ kan yang punya ide awal”
“iya pak siap”
“nahh datang juga” ucap seorang pria di belakang gw
“ehh pak hendrik” gw salamin tangannya
“udah nyampe daritadi? Ato baru?”
“baru pak”
“hai cowooo” selinting suara wanita di belakang pak hendrik
“hai cewee” balas gw hangat ke olga
Pak hendrik bisa dibilang atasan gw juga, dia manajer konstruksi sedangkan pak heru manajer produksi.. dan cewe ini nih yang namanya olga.. dia admin proyek. Dan masih ada 3 orang lagi sih rekan gw disini tapi gatau lagi pada dimana, ari sebagai perencana anggaran biaya, raka pelaksana proyek/pengawas di lapangan dan sharah dia arsitek junior sama seperti bagus dan roni.
“dokumennya udah dipegang?” tanya pak hendrik
“udah pak ini, nanti saya pelajari dulu”
“sip, kita percayakan sama pak aldo ya” balas pak hendrik
“saya coba maksimalkan ya pak”
“ohh iya kalo mau keliling sama olga aja” tambah pak hendrik
“mau keliling do? Masih capek ga?” tanya olga
“entar deh, duduk dulu bentaran ya” ucap gw meregangkan badan di kursi
Sementara pak heru, pak hendrik dan olga ngobrol serius, gw duduk manis untuk beberapa menit sambil merehatkan tubuh gw yang masih jetlag.
“udah makan belum kamu?” tanya olga menghampiri
“belom ga”
“mau makan? Laper ga?” tawar olga
“ntar aja deh, sekarang anter keliling aja dulu”
“ya udah ntar aja kita makan di rumah kontrakan”
“deket ga sih rumahnya?” tanya gw
“lumayan deket sih, paling 10 menit darisini”
“katanya gede banget ya tu rumah?” tanya gw
“iya, gede banget loh itu rumah.. punya bude”
“bude? Siapa?”
“bu dewi” tegas olga
“ohhh bu dewi, bu dewi kontraktor inti?”
“hooh.. udah kaya villa tu rumah, ga kepake pula.. untung bude baik jadi kita sewanya bisa murah. Haha”
“iyalah murah, orang udah dikasih proyekan disini”
“haha iya juga sih, syukurlah pak heru kenalannya banyak dimana-mana”
Berkeliling ditengah teriknya matahari bikin kepala gw puyeng, gilaaa panasnyaaaa.. sepanjang mata memandang gw cuman melihat rentetan alat berat yang sedang beroperasi dan tumpukan bahan bangunan, berasa jadi sempit banget ni mata. Paling yang bisa jadi penyegar mata gw cuman olga.. haha..
Standar admin udah pasti bentukannya menarik, kaya hari ini nih.. dengan pake kemeja safari krem cukup ketat + celana panjang PDL membuatnya enak dipandang.
“do!!!” lantang suara dibelakang
Mata gw meruncing ketika berusaha mengenali orang yang memanggil gw, ternyata itu raka.
“nyampe jam berapa lo?” sapa raka menghampiri
“belum lama ka, gimana kerjaan lo?”
“aman.. ehh lo lagi keliling?” tanya raka
“heeh.. tapi luas banget capek gw”
“hahaa iyalah 10 hektar, belom lagi ke ujung sono noh”
“ka, anterin aldo keliling gih.. lo kan yang lebih tau, gw mau bikin laporan dulu” ucap olga
“ahh bilang aja lu males capek”
“hahaa iya sih itu intinya” tawa olga
“ya udah yokk cabut” tegas raka
Beratus ratus langkah gw jajakan di tanah yang luas dan penuh debu ini, sepanjang jalan raka menjelaskan secara detail tiap area di proyek ini. So far.. pembangunannya masih mengacu pada konsep yang gw bikin sih, ga ada yang melenceng.. paling dikit-dikit sih ada yang beda tapi ya wajar namanya juga di lapangan.
Nafas gw mulai berat ketika kita memasuki kontur tanah yang naik, area ini sih plotingannya buat cottage.. soalnya cocok banget kalo kata gw.
Jalan selebar 4 meter mengiringi langkah gw menyusuri area pembangunan, lalu lalang para pekerja yang bercucuran keringat menimbulkan rasa takjub dalam diri, mereka begitu bersemangat dan sangat bekerja keras tuk menyelesaikan tugas yang diembannya.
AWASSSS !!!! AWASSSS !!!!
Seketika gw kaget mendengar teriakan keras para pekerja, tubuh gw kaku dan mata gw mendadak waspada mencari sumber bahaya itu.
AWASSS BELAKANGG !!! AWASSSS !!!
Beberapa pekerja meluruskan jari telunjuknya ke belakang gw.
DO !!!! AWASSS !!!! teriak raka yang tiba-tiba lompat kedepan
Ahh siall sebuah truk meluncur bebas ke arah gw, spontan gw ikut melompat menghindari hantaman dari truk yang meluncur mundur tanpa supir didalamnya.
SRAAAKKKK… BRUUAAKKKK !!!! truk itu oleng menghantam pohon disamping jalan
“GOBLOKKK.. TRUK SIAPA ITU ?!!!” lantang raka berteriak
Seorang lelaki terlihat berlari menghampiri dengan wajah pucat dan penuh keringat.
“maa maaf pak” panic sang lelaki yang gw tebak itu adalah supir truk barusan
“GOBLOKKK.. lo mau bunuh orang? Kerja ga becus!!!” lantang raka memarahi sang supir
“maa maaf pak, saya gatau kenapa truknya tiba-tiba mundur” sang supir ketakutan
“hhh.. hh… hhhh… parah banget, emang ga di rem tangan mas?!!” tambah gw kesal
“uu udah pak”
“kalo di rem tangan mana mungkin bisa ngloyong?!!! Goblokkk!!!” terus menerus raka memarahi sang supir
“laen kali hati-hati dong kalo kerja, kalo makan korban gimana?!!” lantang gw
Jantung gw masih berdegup hebat, gila baru juga gw dateng udah dikasih sport jantung.. untung masih bisa selamat. Gila.. apa benar disini angker? Masa iya mobil bisa ngloyong sendiri? Ahhh gw nyoba mikir positif aja mungkin rem nya bermasalah.
Setelah cukup mendapat shock terapi gw mutusin buat ke rumah kontrakan aja, mending gw istirahat daripada pingsan di proyek.
“do.. ko bisa truk ngloyong sendiri?” tanya bagus di dalem mobil
“mana gw tau, gw juga kaget setengah mati.. telat dikit gw udah mokat kali tadi” jawab gw lemas
“gila ya, ada-ada aja kejadian disana” tambah olga
“emang sering banget ya ada kecelakaan disana?” tanya gw
“ga sering sih, tapi kadang hal-hal kecil suka terjadi” tegas olga yang duduk di belakang
“iya bro, tanah longsor, pohon tumbang, alat berat gripnya ga bener, banyak deh hal-hal kaya gitu”
“namanya proyekan sih pasti ada aja error kaya gitu” ucap gw berusaha positif
“iya sih tapi kan kalo keseringan malah jadi tanda tanya, kalo gw bilang sih tu tempat angker banget” kata bagus
“husss.. jangan ngomong macem-macem ah” potong olga
“yeee.. coba aja lu malem-malem diem di proyek, rasain tuh angkernya kaya gimana, gw udah males ada dilapangan, mnding diem aja di office” serius bagus
“masa iya sih? Tapi katanya pak budi meninggal gara-gara kecelakaan ya? Itu gimana sih kejadian yang benernya? yang gw tau dia ketindih pohon tumbang.. jadi pnasaran gw” alis gw ngerut
“pohon apaan.. justru tubuh pak budi kejepit truk sama pohon, hampir sama kaya kejadian lo tadi” terang bagus
“ssshhhh… bagus!!!” potong olga
“ga.. udalah ga usah ditutupin, aldo harus tau biar dia bisa lebih hati-hati, lagian dia bukan orang luar kan” nada bagus menekan
“ahh serius lu? Terus kenapa mesti ditutupin?” kaget gw
“asli.. ga ada yang tau juga kenapa pak budi malem-malem ke proyek, orang ketauannya pagi-pagi dia udah ga bernyawa kejepit diantara truk dan pohon.. ihh amit-amit deh.. hiihhh”
“kalo sama pihak luar kita tutupin do, soalnya bahaya juga kan kalo orang-orang tau ada kecalakaan seperti yang dialami pak budi, jadi pihak luar taunya kalo kecelakaan itu pure karna alam bukan human error.. bahaya juga kalo proyek kita diberhentikan, ini kan bukan proyek kecil” papar olga
“terus udah berapa banyak sih korban di proyek ini?” gw makin penasaran
“yaa berapa ya.. tanya tuh olga, dia ngitung kayanya” tepis bagus
Busettt.. bagus ampe lemparin jawaban, masa iya proyek ini memakan banyak korban?
“berapa yaa.. emm.. cukup banyak sih korban yang kena kecelakaan kecil, terus kalo korban jiwa ada 6 kalo ga salah” penuh ragu olga bicara
“ga wajar pula matinya, ada yang ketiban pohon, kekubur tanah, kejepit alat berat bahkan kepotong gergaji mesin juga ada” tambah bagus
“gergaji mesin?” kaget gw
“iya.. gatau kenapa bisa gitu, tiba-tiba gergaji mesin nebas perut tu orang.. pas banget dia mau nebang pohon gede di atas.. angker ga tuh pohon?”
Sejenak gw jadi ngelamun mendengar cerita bagus, gw baru tau kalo ternyata kecelakaan disana ga masuk logika. Masa iya sih karena setan? Ahhh parahh lah gw jadi parno gini..
“sampaaaiiii...” nada olga ketika sudah sampai di rumah kontrakan
Gw melongo disamping mobil ketika melihat sebuah bangunan putih megah 2 lantai menjulang didepan gw, seolah sebuah istana.. rumah ini memiliki tekstur bangunan yang begitu kokoh dengan beranda lebar dilantai atas.
“gila gede banget” kagum gw
“ya kan? Udah kaya vila kalo ini” kata olga
“tapi angker” berlalu bagus jalan duluan
“angker angker mulu sih, penakut banget jadi cowo” ledek olga
“gila bu dewi banyak banget ya duitnya ampe punya rumah kaya gini” kagum gw berjalan pelan bareng olga
“bangeeettttt.. mobilnya aja mahal, rumahnya banyak, tau deh omset dia berapa pertahun”
“yahh yang namanya kontraktor sih pasti income nya gede, apalagi sekelas bu dewi”
Sampai di dalam rumah gw kembali melongo ketika melihat furniture dan ornament klasik yang tertata rapih berikut tangga besar layaknya di dalam istana lurus didepan pintu masuk. Ruang tamu dengan sofa mewah tersaji di sisi kanan ruangan dan disebelah kiri ada sebuah tv flat besar menempel di dinding dengan deretan sofa putih di depannya.
“gila.. Ga akan nyasar gw dirumah segede ini?” ucap gw
“haha yakali dihutan”
“berapa kamar sih ni rumah?” tanya gw
“banyak, bawah 4 atas 4”
“terus aku tidur dimana?”
“terserah.. mau tidur sendiri apa barengan, kalo dibawah ada bagus sama ari berarti 2 kamar kosong.. kalo diatas udah full sama pak hendrik, pak heru, raka dan aku bareng sharah.”
“ya udah aku dibawah aja, mana yang kosong?”
“noh yang 2 di sebelah kanan”
“oke deh aku nyimpen koper dulu”
“sip, aku juga mau ke kamar dulu.. ehh kalo mau makan ke dapur aja noh” tunjuk olga ke dapur yang letaknya di belakang ruang tv
Ccrrkkk.. gw membuka pintu kamar
“busettt luas banget ni kamar, gw yakin abis milyaran ni rumah”
Sejenak gw mencoba istirahat di kamar, sampai olga memanggil gw tuk makan bersama tim gw yang lain.
Terlihat olga, bagus, ari dan sharah sudah ada di meja makan di dapur.
“oi do.. makan sini” ajak ari ramah
“aloww do” sambung sharah
“oii aloww.. wah wah masakan siapa ini?”
“noh emak-emak yang pake krudung” tunjuk bagus ke sharah
“masakan kamu shar?”
“yeee enak aja emak-emak.. iya do aku yang masak”
“pinter juga ya kamu masak, enak nih keliatannya”
“ayo makan-makan” ucap olga menyimpan tumpukan piring di meja
“ehh.. tadi ada kejadian lagi loh” serius bagus sambil geserin piring ke gw
“kejadian apaan?” santei ari
“nohh aldo.. ampir dia kegencet truk”
“beneran do?” muka sharah kaget
“iya, untung aja para pekerja teriak jadi gw bisa selamet” terang gw
“dimana tuh kejadiannya?” alis ari ngerut
“area cottage” jawab gw
“hhhh.. disitu emang ada aja kejadiannya” lemah sharah
“maksudnya shar?” gw berhenti makan sejenak
“iya pak budi juga di area situ kan kejadiannya” cuek bagus dengan mulut dipenuhi nasi
Kontan rasa lapar gw menurun setelah denger omongan bagus.
“udah udah ahh jangan bahas gituan, lagi makan nih”
~DAY 2~
-Lokasi Proyek 09.00-
Begitu sibuk begitu penuh keringat pekerjaan hari ini, kadang sebuah emosi muncul ketika ada sebuah kerjaan yang tidak sesuasi dengan yang diharapkan. Teriknya matahari terasa membakar kulit kepala gw yang tertutup topi, mondar mandir kesana kemari hanya untuk memastikan kalo semua kerjaan tetap mengacu kepada konsep yang gw bikin.
Langkah gw terhenti ketika melihat tumpukan kayu yang terasa janggal.
“ehh mas mas” gw memanggil seorang pekerja di depan gw
“iya pak ada apa?” jawab pekerja
“ini kayu buat dimana ya?” tanya gw nunjuk tumpukan kayu
“buat cottage pak”
“ahh.. bukan ini material yang saya pengen, ini ga akan kuat lama” kesal gw
“kalo masalah itu saya kurang tau pak”
“maaf bapak dari kontraktor mana?” tanya gw
“saya pekerjanya bude pak”
“bude? Bu dewi?”
“iya pak”
“oke oke pak.. silahkan lanjut lagi kerjanya”
Dengan sedikit kesal gw segera balik ke office, gw duduk di meja kerja gw lalu menyalakan laptop.
“hadoohhh parahhh..” umpat gw
“napa do?” tanya sharah heran mendengar gw uring-uringan
“ini ada material yang miss shar”
“material mana?”
“kayu buat cottage, masa iya bahannya kaya gitu.. ga akan kuat nahan beban terlalu lama lah”
“lahh.. ko bisa?”
“makanya mau dicek dulu ini salahnya dimana” sibuk gw cek file proyek
“coba liat di RAB” ucap sharah
“loh ko.. kenapa RAB ini beda sama punya gw?” mata gw meruncing
“beda?” sharah menghampiri dan melihat layar laptop di depan gw
“yang bikin RAB ari kan?” tanya gw
“iya.. masa iya sih beda, coba aku liat” sharah meraih dokumen di meja
“ari dimana shar?”
“tauk.. di area kali, coba panggil pake radio”
Gw raih radio talkie di meja sebelah hendak memanggil ari.
“ari.. monitor ari..”
“iya knapa?” sahut ari
“dimana? Bisa ke office bentar?”
“gw lagi sama pak heru di area, ada apaan?”
“ke office bentar ya sekarang”
“oke oke tunggu gw meluncur sekarang”
“Gilaa.. bahaya nih kalo sampe pake kayu itu, bisa gw yang kena marah” umpat gw berjalan keluar
Perhatian gw semakin tertuju melihat sekeliling area, gw yakin pasti ada lagi yang miss di area.
“do.. knapa?” sahut ari semakin mendekat
“coba sini.. lo bikin RAB revisi?” gw sodorin dokumen di tangan
“RAB? Emang kenapa?” bingung ari
“beda sama RAB gw”
“lahh kalo gw sih ngikutin atasan, revisi ya revisi.. ngga ya ngga..”
“iya tapi kalo kaya gini bahaya, material pake diganti segala”
“orang pak budi yang nyuruh, gw ya ngikutin aja do”
“pak budi? Waduhhh.. ko bisa-bisanya pak budi revisi tanpa liat resikonya”
“ya udah sih ganti lagi aja materialnya” tenang ari
“area cottage dikerjain sama bude ya?”
“iya.. semua bangunan dia yang ambil”
“gw harus ketemu sama bude, minta nomor teleponnya lah.. punya ga lo?” gw keluarin hp
“hp gw didalem dicas, liat aja didalem ada ko nomor-nomor penting.. di dinding”
Gw pun menuju ke dinding di dalam office dimana terpampang skema proyek berikut data lainnya, jari telunjuk gw tertuju mencari nama dewi pada secarik kertas yang menempel disamping whiteboard.
“ada bro?” tanya ari
“ya ada.. gw coba telepon dulu”
Tuuuutttt… tuuuttt.. clekkkk..
“hallo” sapa bude
“hallo.. bu dewi?” tanya gw
“iya betul, ada apa ya?”
“bude saya aldo dari PT.Citra Konstruksi”
“ohh iya iya.. gimana mas aldo ada yang bisa saya bantu?”
“gini bude, ada yang mau saya tanyain tentang material bangunan untuk resort”
“iya terus?”
“ko beda ya materialnya, yang kita pengen bukan ini”
“loh.. bukannya di RAB emang itu? Saya kan ngikutin acuan dari RAB”
“iya bu tapi kayanya ada yang keliru deh”
“ohhh gitu ya, baik baik.. coba nanti saya cek, ehh mas aldo ada di lokasi kan sekarang?”
“ada bu, ini saya lagi di lokasi”
“oke deh nanti ketemu disana saja ya, saya lagi menuju kesana kok”
“ahh baguslah.. baik bu nanti ketemu disini saja ya biar lebih jelas”
“oke”
Sambil menunggu kedatangan bu dewi, gw kembali menyusun draft RAB yang telah direvisi.
“gimana bro? udah bicara sama bude?” tanya ari menghampiri gw
“udah, nanti gw ngobrol langsung, bude otw kesini katanya” jawab gw
“ohh baguslah”
“coba gw minta RAB lo, gw mau cocokin sama draft awal.. gw pengen tau apa aja yang direvisi”
ternyata banyak banget yang direvisi, gila.. parah kalo ini, okelah anggaran bisa dipangkas tapi kalo material tidak sesuai spesifikasi bisa bahaya hasilnya.
Perdebatan sempat muncul antara gw & ari, otak gw dibikin puyeng dengan perjalanan proyek ini. Sampai pak hendrik datang dan ikut membahas masalah yang gw rasa ini begitu fatal.
Argument bertabrakan siang ini, dimana pribadi gw ga terima kalo ada revisi besar-besaran kaya gini... gw udah capek-capek bikin konsep dari 0 kok ini malah direvisi gitu aja tanpa sepengetahuan gw dan parahnya tanpa lihat dampak kedepannya.
“gini aja pak aldo, sekarang kan sudah terlanjur.. sebagian material sudah berdiri, kita coba maksimalkan saja dilapangan” ucap pak hendrik
“iya tapi pak percuma kalo nanti beberapa tahun kedepan harus ada maintenance resort, biaya lagi kan pak” tepis gw
“kita harus memikirkan subsidi anggaran pak, kalo kita habiskan anggaran disatu titik tapi dititik lain kekurangan ya ga akan beres-beres” tambah pak hendrik
“tapi kan…”
“tenang aja pak aldo, ini sudah saya perhitungkan kok.. yang penting kita focus untuk beresin resort ini” tenang pak hendrik
“iya do santei aja, semua masih undercontrol kok.. jangan terlalu panic gitu, pak hendrik dan pak heru juga pasti udah punya perhitungan, mereka kan udah expert dibidangnya” tambah ari
“sekarang kita lanjutin kerja, yokk semangat” optimis pak hendrik
Huuffff.. apa gw terlalu kuatir berlebih ya? Lebih baik gw jalanin dulu aja deh,, nanti gw cek pas meeting, soalnya gw masih bingung kenapa revisinya bisa nyampe 40%.
Sementara pak hendrik & ari kembali ke area, gw masih sibuk di depan laptop.
“siang” ucap seorang wanita dari arah pintu
“siang” balas gw & sharah
“mas aldo dimana ya?” tambah sang wanita
“eehhh bude” sapa hangat sharah berlalu ngehampirinya
Seketika fikiran gw hening ketika melihat sesosok wanita yang begitu membuat perhatian gw buyar, ini yang namanya bude? Yang gw tau wanita ini udah hampir menginjak umur 50 tahun, gw sempet liat profil dan fotonya tapi kok aslinya bisa wah gini?
Wajahnya begitu ayu terlapis makeup tebal dengan balutan baju yang sangat elegan dan beberapa perhiasan emas menempel ditubuhnya. Ga salah? Bude ini tampilannya seperti masih umur 30 an, bajunya modis dengan kacamata hitam besar menghiasi rambut panjangnya yang berwarna aga kecoklatan. Dan.. naluri lelaki gw terpacu ketika melihat bodynya yang padat, pinggulnya yang bertekstur begitu pas dengan kaki lenjangnya. Dada? Fakkk.. bulat dan besar banget tu toket.
“iii iya bu saya aldo” ucap gw kosong
“ohhh ini mas aldo” bude menghampiri menyodorkan tangannya
“gimana.. apa yang bisa saya bantu?”
Percakapan seputar proyek gw bahas bersama bude, cara bicaranya yang santai dan hangat membuat fikiran gw gagal focus. Belum lagi aroma parfum dan gesture tubuhnya begitu menggoda naluri lelaki gw, ahh sialan kok gw malah gugup ketika bude ada disamping gw. rasa gemes merundung ketika melihat senyumnya yang pelan tapi menusuk. Njiirrrr.. payah, gw malah jadi mesum.
“coba kita cek area aja yuk” ucap bude
“ba baik bu mari” tangan gw mempersilahkan bude tuk jalan duluan keluar
Hanjiirrr tu pantat menari-nari di depan gw… dari gesture jalannya pun udh bikin gw greget. Tapi seketika alis gw mengerut, ada perasaan mengganjal setelah gw mikirin bude. Entah perasaan apa itu, terasa samar difikiran gw.
“tunggu ya mas” ucap bude kepada seorang lelaki didepan mobil hitam diluar yang gw simpulin kayanya itu supirnya
Sang supir hanya mengangguk sopan kearah bude, dan gw? ada perasaan kagum dan minder.. gila bude tunggangannya range rover velar.. beneran tajir mampus ni emak-emak.
Ngerasa ada cuci mata gratis.. mata jahat para pekerja bergantian menggerayangi pesona bude, ada pun yang menyapanya dan bude hanya melemparkan senyum. Udah kaya artis aja ni emak-emak, jaim banget gw fikir.
Tapi wajar sih.. holangg kayaahhh.. emak-emak juga titlenya bos. Ga kaya gw, cuman karyawan yang dikejar deadline.
“survey area bude?” sapa bagus yang tak sengaja berpapasan
“ehh mas bagus, iya nih.. gimana kerjaannya? Lancar?” balas bude
“lancar bu.. silahkan bu dilanjutin, hati-hati jalannya.. hehe” genit bagus
“ahaa.. iya iya mas, bakalan hati-hati kok” senyum bude menawan
Mata sinis gw tertuju kepada bagus, gila si bagus genit banget gelagatnya. Dan parahnya ketika udah lewat kebelakang dia masih aja liatin bude.. malah pasang muka sange ketika ngeliat gw sambil pegangin celananya. Ahh kampret mesum banget.
Kesampingin otak mesum gw, gw paparkan masalah yang mengganjal di kepala gw.. bude memberikan alasan dan solusi untuk masalah yg gw bahas itu. Hmmm.. jalan fikirannya simple banget, begitu santai tapi ngena banget, expert banget ni emak-emak di bidangnya. Iyalahh,, udah puluhan tahun dia didunia konstruksi.
Selesai dengan tour area yang panas, kita kembali ke office, yaa ngobrol-ngobrol ringan sambil mengkonsumsi minuman pelepas dahaga. Aduhhh gagal focus lagi dah ketika duduk berhadapan sama bude. Otong gw gakuattt.. otak gw muter kenceng udah kaya kipas mesin >,<
“mas aldo, kapan-kapan main lah ke kantor aku kalo lagi senggang” nadanya merdu
“ee ehh iya iya bu pasti”
Aku? Njayy.. friendly banget percakapannya.. kenapa ga saya aja? Bikin geter aja budeeee..
“aku udah denger cerita tentang kamu ko dari pak heru dan setelah ketemu ternyata emang sesuai dengan cerita yang aku denger” ucap bude santai
“cerita? Cerita tentang apa ya bu?” heran gw
“tentang kerjaan, kayanya aku butuh juga loh orang kaya kamu.. aku udah liat portofolio kamu dan aku suka hasil kerjaan kamu.. smooth banget.. jadi bolehlah nanti kita kerjasama”
“oo ohhh masa sih bu, saya jadi malu” ngerut badan gw
“ngobrolnya biasa aja sih, santei aja ga usah formal” ledek bude
“ee ehh iya bu maaf”
“hahaa.. kenapa kamu kaya yang salah tingkah gitu do?” matanya tajam dan genit
“eng engga bude, lagi ruwet aja mikirin kerjaan” tepis gw
“santei aja.. jangan terlalu diambil pusing, lepasin aja.. selama masih mengacu sama konsep sih pasti aman” ucap bude santai
“iya bude” senyum gw
“ya jadi gitu.. kapan-kapan main ke kantor aku ya, nih kartu namaku biar gampang” bude nyodorin kartu namanya
“emmhh.. oke oke bu, deket ga sih darisini?” tanya gw
“lumayan, di pusat kota sih.. gampang lah kan ada GPS”
“siap bu.. nanti pasti saya mampir”
“harus loh, kebetulan tahun depan aku ada proyek lagi, siapa tau kamu bisa bantuin” nadanya sedikit menekan
“siap bude, pasti”
“tenang aja nanti aku yang bilang ke pak heru biar perusahaan kamu ga rewel.. haha”
“hahaa.. iya iya bude, percayalah sama bude”
“harus dong.. yaa.. aku tunggu loh, sekarang aku mau pamit, ada janji diluar. Nanti telepon aja dulu kalo mau ke kantor” bude beranjak dari kursi
“iya bude, nomor ini kan?” tunjuk gw ke kartu nama
“iya betul, itu nomor kerja aku.. apa mau nomor pribadi juga? Haha” gelagatnya centil
“ee ehh bu.. eng engga..”
“hahahaa” lantang tawa bude
Aishhh kampret ni cewe gelagatnya mancing banget, gatel kali ya ni emak-emak?
Gw pun mengantar bude sampai ke mobilnya, asli keren banget bude.. gagah banget lah gw liatnya. Holang kaya mah bebas…
Lambaian tangan bude berlalu bersama range rover hitamnya, mata gw masih enggan berpaling sebelum objek itu hilang dari pandangan.
Plaakkkk.. bahu gw ditepok kenceng
“anjinnggg !!” reflek gw
“hahaa.. ngelamunin apa lo?” ledek bagus
“apaan si, sakit onta.. maen jeplak aja” kesal gw sambil ngusap bahu
“mikirin bude ya? Hahaa”
“apaan si” ngeles gw
“ahhh elah ga usah pura-pura lo, cowo mana sih yang ga kegoda sama bude.. haha”
“iya sih, gw kaget aja ternyata bude aslinya bening banget” ucap gw berjalan ke office
“berani lah gw jadi pemuas nafsunya.. haha” canda bagus
“gila lo.. ampe segitunya”
“bodo amat, orang dia janda” polos bagus
“masa sih? Asli lo?” alis gw ngerut
“asli, napa? Mau lo? Hahaa.. gw dulu lah, lo blakangan”
“hahaha parah lo gus” gw duduk di meja kerja
“bodynya itu loh.. beuuhhhh.. pasti mantep banget parah”
“hehhh ngobrolin apa lo? Pasti mikirin bude ya?” sensi sharah mendengar obrolan kita
“hahahaa.. sssttt diem shar, jangan ikutan ini urusan lelaki” potong bagus
“gila lo.. mesum dasar” tambah sharah
“tapi gw udah nidurin bude loh, mantap benerrrrr… haduhhhh” muka bagus mupeng
“hah? Nidurin? Serius?” pnasaran gw
“iya lah.. tapi di mimpi” bisik bagus berlalu keluar
“ahh sialan lu kirain beneran” lantang gw
“hahahaa.. uda ahh ga kuat gw”
Gw kira beneran, sialan.. kaget banget gw, taunya mimpi doang.
Tapi.. Mimpi?
Sekejap gw tutup mata mencoba memutar memory otak ke belakang.. mimpi? Nidurin cewe? Bude?
Lalu mata gw terbuka lebar, jangan-jangan mimpi gw waktu itu.. bude?
Ahh tapi masa sih, gw kan baru ketemu hari ini sama bude mana mungkin bisa mimpiin dia? Tapi ko tadi ada perasaan mengganjal pas ketemu bude, serasa ga asing gw sama sosoknya. Aaahhh.. focus focus focus.. malah mikirin gituan si ahh.
~DAY 13~
-Lokasi Proyek 14.30-
Proyek resort sudah berjalan sekitar 6 bulan lebih, dan kini hari ke 13 gw ada di Kalimantan. So far pengerjaan sudah memasuki tahap pembangunan, area proyek pun udah dipenuhi dengan material bangunan yang akan digunakan. Dan sub kontraktor pun sudah mulai turun ke lapangan.
Hiruk pikuk para pekerja dibalut cucuran keringat menghiasi pemandangan yang semakin sibuk siang ini, otot dan fikiran dipacu tuk lebih focus seiring hari berlalu. Tak ada seorang pun yang bisa santai tuk menikmati segelas kopi di area proyek.
“ka.. area atas udah mulai naik produksi belum?” tanya gw ke raka
“udah bro, lagi eksekusi” jawab raka
“pondasi buat jembatan layang udah bener kan?” tambah gw
“amannn.. so far ga ada masalah, tinggal eksekusi pondasi lantai jembatannya”
“good”
“do” ucap pak heru menghampiri
“iya pak kenapa?”
“saya mau ke hotel dulu ketemu sama klien sambil liatin laporan”
“ohh mr.kenta udah dateng?” tanya gw
“udah, nitip ya.. paling nanti ketemu di rumah aja” ucap pak heru
“siap pak, aman”
Begitulah.. rata-rata pembangunan sekarang banyak diambil sama orang luar, hmmm.. lama-lama bisa abis ni lahan dilandmark sama pengusaha asing. Miris sih.. tapi mau gimana lagi, toh gw cuman pegawai yang bergantung hidup sama gaji bulanan, ga punya kuasa buat menahan gencaran dari pihak asing.
AMBULANNNN.. AMBULAANNNNN.. PANGGIL AMBULANNNN.. lantang seorang pekerja berlari
“ka.. ada apaan tuh?” penasaran gw
“tauk” ucap heran raka
“kenapa mas?” tanya gw menghampiri si pekerja
“hh hhh hhh.. ambulan pak.. pang.. gil ambulan.. hh.. hhh..” tubuhnya gemetar
“tenang tenang.. ada apa?” tambah raka
“kecelakaan di bukit pak.. hh.. hhh” ngosngosan si pekerja
“bukit? Bukit mana?”
“jembatan pak”
“ka.. jangan-jangan?” panic gw tatap mata raka
Sontak gw berlari cepat menuju tkp bersama raka. Rasa penasaran dan harapan tidak terjadi hal yang fatal mengisi isi kepala kita.
Kerumunan pekerja terlihat dibawah pondasi beton jembatan, fikiran gw makin parno kala itu.
“ada apa ini? Kasih jalan kasih jalan” lantang raka
Kita masuk ketengah kerumunan pekerja, fakkk.. gw melihat sesosok tubuh ditutup kain dibagian atasnya, hanya pinggang dan kakinya yang tidak ditutup.
“kenapa ini?” tanya raka lantang kebingungan
“tertiban beton pak” sahut seorang pekerja
Ahhh.. kelar kalo gini ceritanya, bengong ga karuan gw ketika melihat seorang pekerja yang gw yakin sudah tidak bernyawa itu. Ada sebuah beton ukuran cukup besar tergeletak disamping kepalanya dan ada noda darah segar dibagian tengahnya.
Eegghhhh.. kepala gw seketika pusing dan mual ketika raka membuka kain yang menutupinya.
Ahh sial.. kepala orang itu pecah dibagian atasnya, darah segar menggumpal mengikis rambut dan kulitnya. Tubuh gw begitu lemas ketika melihat wajah yang sudah tak berbentuk akibat benturan keras dari benda yang sangat keras itu. Belum lagi aroma amis darah segar begitu menusuk hidung.
“ewhhh.. ka.. tutup ka.. ahhhh” lemah gw
“bagaimana ini kejadiannya?” tanya raka
“kita dibawah lagi gerek beton keatas pak, tiba-tiba pas udah mau nyampe atas grip betonnya lepas lalu oleng terus menimpa kepalanya, kita berhasil ngelak tapi dia ga sempet” papar seorang pekerja
Mata gw tertuju keatas jembatan yang tingginya sekitar 7 meter, gw lihat katrol diatas udah miring akibat goyangan dari beton itu.
Gw serahin urusan ini ke raka, kayanya dia lebih kuat daripada gw ketika melihat kejadian spt ini. Jujur gw ga kuat, lemes banget tubuh gw, berasa mau muntah juga ini.
Nafas gw tersendat diikuti kepala gw puyeng maksimal, gw duduk dilantai office dan masih kebayang sosok mayat pekerja tadi, betapa mengerikan kecelakaan itu.
“do.. kamu kenapa?” tanya heran olga yang baru dateng
“ga ambilin air putih” lemah gw
“bentar.. nih.. kenapa kamu? Kusut gitu?”
“abis ngeliat kecelakaan diatas ga”
“lahh.. lagian berani-beraninya”
“aku gatau kalo kejadiannya kaya gitu, lagian si raka yang tiba-tiba buka penutup mayatnya” kesal gw
“udah udah.. minum aja nih, istirahat aja dulu” hangat olga pijitin bahu gw
“asli lemes banget ga, baru kali ini aku liat ahhh.. parah lah”
“udah ga usah diomongin ntar terus kebayang”
“pengen muntah aku ga, puyeng banget kepala aku”
“mau aku bikinin es jeruk? Biar seger” tawar olga
Gw cuman mengangguk, susah banget gw lepasin bayangan itu, berasa nempel terus di kepala. Asli ini kali pertama gw ngeliat orang kepalanya pecah kaya gitu. Gemeter banget badan gw, tu kepala udah ga ada bentuk, mukanya aja gabisa gw kenalin.
“nih do, minum dulu biar seger” olga ngasiin segelas esjeruk dingin
“jam berapa ini ga?”
“jam 4.. kurang, emang knapa?”
“bagus kemana? Liat ga?”
“gatau, bentar aku telepon dulu.. emang kenapa? kamu mau balik duluan?” ujar olga sambil mencoba menelpon bagus
“iya ga, suruh bagus kesini lah.. tolong”
Olga mencoba menenangkan mental gw sampai bagus datang ke office.
“knapa bro?” tanya bagus
“gus anter gw kerumah, lemes banget gw.. gakan bener kalo diterusin hari ini” papar gw lemah
“lah? Emang lo knapa? Sakit?” heran bagus
“dia abis liat kecelakaan yg diatas tadi, jadi gitu” jawab olga
“jaahhhh.. pantesan, pusing ya kpala lo? Sama gw juga gitu waktu itu” tambah bagus
“eee udah anterin sana, kasian udah lemes gitu juga malah terus diajak ngobrol” sentak olga
“iyee iyeee.. ya udah yok cabut”
seperti orang sakit langkah kaki gw begitu lemah, semua otot ditubuh gw berasa ga ada fungsi. Bahkan di dalam mobil pun gw hanya terbujur kaku dan terus mengatur nafas.
“udah disini aja gus” ucap gw ketika mobil sudah sampai di jalan depan rumah
“yakin gaperlu dimasukin?”
“ga usah, tinggal buka gerbang ini.. lo balik lagi aja ke lokasi, kalo ada pak heru bilangin gw duluan balik”
“ookkee.. hati-hati lo jangan pingsan pas jalan.. haha”
“iyee iyeee”
Gw berusaha ga mikirin kejadian tadi sebelum gw nyampe ke kamar, gw takut pusing lagi.. apalagi sampe pingsan kan brabe. Gw sempet lihat ada avanza putih di parkiran samping, itu mobil yang dipake ari.. ngapain dia dirumah? Gw kira lagi di lokasi.. tapi gw ga terlalu mikirin itu, focus gw hanya kamar dan istirahat.
Tinggal 2 langkah lagi tuk tangan meraih pegangan pintu depan.
Ckklekkkkk… gw buka pintu lalu masuk, mata gw sayu menatap ke arah kamar disebelah kanan.
“aa aldoo aldooo” bisik suara wanita dari arah ruang tv
Tatapan gw palingkan ke arah suara itu dan what???? Gw lihat sharah menatap kaget ke arah gw, tubuhnya tak terlapis sehelai benang pun, dengan jelas gw melihat sharah bugil disofa sambil tangannya merangkul seorang lelaki.
“sharah?” alis gw ngerut
Gw lihat sharah beralih membalikan tubuhnya menghindari pandangan gw, walopun sekilas gw bisa melihat toket sharah yang selama ini tertutup. Dan sang lelaki misterius itu beralih menatap gw.
“ari.. lo sama sharah?” bingung gw
“duhhh do.. jangan bilang siapa-siapa plis” ucap ari
“kalian? Sejak kapan kalian?” pnasaran gw
“do.. sstttt..”
“kalian pacaran?” tambah gw
“iya” tegas ari
“ahh gila lo, kalo mau gituan dikamar lah”
Berlalu gw menuju kamar, gw sempet shock sih ketika melihat ari sama sharah ML disofa.. gila berani banget, tapi bodo amat lah gw ga terlalu mikirin mereka toh itu urusan mereka kalo emang lagi pacaran. Yang gw fikirin skr cuman pengen istirahat, otak gw masih terbayang kepala pecah.. padahal barusan gw udah liat toket mulusnya sharah tapi tetep aja gabisa ngalahin horornya kejadian tadi di lokasi.
-Rumah 23.00-
Gw terbangun di malam hari, kepala gw masih terasa pusing sampe sekarang, rasa capek dan bayang-bayang kejadian hari ini di proyek membuat tubuh gw lemas.
“wehh.. kirain ga ada orang, tumben sepi banget malem ini”
“ehh udah bangun do, iya ari sama bagus lagi pada keluar cari makan” ucap olga
“terus yg lainnya?” tambah gw
“pak hendrik pak heru masih diluar, kalo raka masih di lokasi.. kayanya bentar lagi balik” jawab olga
Gw lihat sharah ga berani melihat gw, kayanya dia malu sama kejadian sore tadi.
“terus kalian lagi pada masak apa ini?” tanya gw
“bikin mie, lama nunggu mereka udah laper banget kita” ujar olga
“shar” gw panggil
“ee ehh iya knapa do?” mukanya tampak malu
“kamu pegang hp kan ya? WA ari ato bagus lah, aku nitip makan.. laper nih”
“udah dibeliin kali, tinggal nunggu” ucap sharah pelan
Gw cuman senyum aja ketika melihat gesture tubuh sharah yang salting.
“lah jadi inget, aku blom WA si bos.. nitip bentar shar” olga berlari menuju kamarnya
“shar”
“iya knapa do?”
“kalian udah lama pacaran?” tanya gw
“uu udahhh.. lumayan”
“santei aja kali ga usah kaku gitu”
“plisss do jangan bilang siapa-siapa kejadian tadi” bisik sharah
“iya iya aman, nyantei aja kali shar.. aku juga ngerti kok” senyum gw
“hee.. hehe.. sip deh, plis yaa do” wajahnya memelas
“udah lupain, ga usah dibahas lah.. lagian aku juga udah lupa bentuk dada kamu.. haha” gw lari menuju sofa depan tv
“ehh sialan lo!!!”
“hahaa bcanda shar” lantang gw ambil remot tv
Padahal gw masih inget sih bentukan toket sharah kaya gimana, haha..
“udah mateng blom shar?” tanya olga berjalan kedapur
“udah nih” jawab sharah
Mencloklah 2 kaum hawa disamping gw dengan semangkuk mie ditangannya.
“makan do” ucap sharah
“ya shar.. duh wangi banget” sanggah gw
“mau do? Kalo mau aku bikinin?” ucap olga
“ga usah, nunggu ari sama bagus aja ntar”
Tak berselang lama bagus & ari pun dateng dengan bungkusan kresek dikedua tangannya.
“beli apa aja itu? Banyak banget” tanya olga
“nasi sama martabak” jawab bagus
“sorry lama, nyari martabak yang susah” tegas ari menyimpan bungkusan di meja
“gw dibeliin ga?” tanya gw
“iyalah.. kasian ntar lo sakit abis liat..”
“ssttt bagus!!!” potong olga
“hahaa.. iya iya, sorry”
“udalah ga usah bahas yang gituan” ketus olga
“cie cieeee.. perhatian banget sih sama si aldo” ledek bagus
“apaan sih” sinis olga
“iyalah udah ga usah bahas, aku juga ngeri” tambah sharah
“udah udah makan yok” potong ari
Entah kenapa tiba-tiba setelah makan gw pengen ngebahas tentang kejadian tadi di lokasi. Beruntung gw masih ditemani ari dan olga, sedangkan bagus dan sharah udah masuk kamar.
“tadi pekerja siapa sih yang kecelakaan?” spontan gw bicara
“do.. udalah ga usah dibahas, ntar kebayang lagi” potong olga
“ya aku penasaran aja ga” jawab gw
“katanya sih itu pekerja bude” tambah ari santei
“lama-lama ngeri juga ngerjain proyek ini” cemas olga
“yang penting hati-hati lah, tetap waspada dan focus ke kerjaan jangan mikirin yang lain-lain” ucap ari
“gimana mau focus kalo keadaannya kaya gini ri” jawab olga
“kasian bude, pekerjanya jadi korban kecelakaan disana” timpal gw
“udah berapa kali tuh bude harus mengganti kerugian ke keluarga korban” potong olga
“emang udh berapa banyak pekerja bude yang jadi korban?” penasaran gw
“gatau ga ngitung” ucap olga
“ehh tapi katanya bude itu pake susuk loh” spontan ari
“susuk?” alis gw ngerut
“iya, liat aja penampilan dia do.. Awet muda gitu, padahal umur kan udah tua” jawab ari yakin
“kata siapa ri?” tambah olga
“aku suka denger gossip diluaran aja sih, kadang denger dari para pekerja yang lagi iseng ngobrol tentang bude”
“beneran ri? Masa sih?” gw ga percaya
“logika aja lah, liat mukanya ada kriput ga? Terus badannya mulus banget ga ada kendor” ucap ari
“bisa aja perawatan ri, kalo duit banyak kan gampang perawatannya” tambah olga
“gatau juga sih, kan gw cuman denger gosipnya aja.. terus ada yang bilang juga kalo bude itu emang pake ilmu-ilmu gitulah gatau apaan maksudnya” cuek ari berkata
“ilmu? Emang masih ada ya yang percaya hal kaya gitu?” potong gw
“yaa bisa jadi lah do, kita kan gatau pribadi orang.. udah gitu kita ada di area non metropolitan, kalo masyarakatnya masih megang tradisi ya kenapa ngga” papar ari
“tapi iya juga sih ya, aku liat bude tuh bening banget.. aku aja kalah cantik sama bude.. hahaa” canda olga
“hahaa.. kamu masih tetep cantik ko ga” timpal gw
“masa sih do.. aku cantik ya? Haha” genit olga dengan gelagatnya
“yeee malah pada keganjenan, uda ah gw mau tidur.. besok masih banyak kerjaan” ari berlalu meninggalkan kita
“oke ri”
“do kamu belum mau tidur?” tanya olga
“belum ngantuk ga, tau sendiri tadi aku tidur kelamaan” jawab gw
“iya sih, lagian lama banget kamu tidur”
“tauk nih, kecapean banget kali.. kamu kalo udah ngantuk duluan aja ga, paling bentar lagi aku masuk kamar” ucap gw
“bentaran lagi deh, perut masih kenyang gabener kalo langsung tidur” jawab olga merebahkan tubuhnya disofa
Sejenak gw jadi merhatiin olga ketika mulai merebahkan tubuhnya, seorang wanita yang menurut gw mempunyai mental & fisik yang kuat buat standar wanita. Dia ga pernah ngeluh ketika mendapat kerjaan berat, enjoy aja kaya ga ada beban.
Sambil ngobrol mata gw sedikit berpatroli di tubuh olga yang terlapis kaos dan celana pendek, rambutnya yang diikat terlihat cocok dengan sisa makeup hari ini.
Kadang gw suka baper sih ketika berduaan sama olga, dia terlalu santai ngobrolnya dan sikapnya selalu hangat. Cowo mana yg ga geter kalo diperlakuin kaya gitu sama cewe, sebenernya gw pengen simpulin kalo olga suka sama gw, tapi masa iya sih.. ntar gw yang ke GR an. Haha.. tapi kalo gw sih ada perasaan suka sama dia, cuman yaaa gatau deh gimana sikon aja gw ga terlalu maksain keadaan takut sakit hati.
“tidur aja gih, udah seret gitu kayanya tu mata” ucap gw melihat mata olga yang mulai sayu
“emhh.. iya nih do, gabisa diajak kompromi banget ni mata” timpal olga lalu duduk disofa
“ya udah sana.. kasian besok masih banyak kerjaan” tambah gw
“gpp aku tidur duluan?” tanya olga
“iya gpp… sayang” ucap gw iseng
“sayang? Haha.. yakin lo?” tawa olga mojokin gw
“ehh.. haha.. kelepasan” gw berusaha ngeles
“ikhhh.. ada-ada aja, ya udah aku duluan ya do” olga berlalu menuju tangga
Sayang sayang.. gw kira bakalan murka dipanggil gitu, taunya biasa aja. Tapi ko gw jadi kaku ngeliat ekspresi olga barusan? Serasa ada bunga-bunganya gitu :v
Kita emang udah deket banget sih, 4 tahun kerja bareng.. segala situasi udah kita lewati, becanda, emosi, marah, pokonya semua udah kita alamin bedua, jadi ya wajar kalo kita udah cuek banget.
Tapi pak heru, pak hendrik knapa belum balik ya? Apa mereka nginep di hotel? Terus raka juga belum balik.. apa dia langsung nyusul para atasan ke hotel? Bodo amat lah ngapain ditungguin mnding gw masuk kamar aja nyoba tidur.
Timbul banyak pertanyaan ketika gw di dalam kamar, apa bener di proyek itu angker? Aahhh.. makin jelimet fikiran gw. terus apakah ada hubungannya dengan bude? Kalo misalkan iya bude pake ilmu brarti semua korban itu… tumbalnya bude?
------------------------------------------------69DAYS--------------------------------------------------