Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI A MAN AND HIS FUCKING SEXDOLLS

Dari dulu pengen beli ginian. Tapi pasti bermasalah sama bea cukai. Kalaupun terbeli, lama-lama jadi sarang demitz
waktu gw ke jepang,, liat boneka seks full body di gantung di sex shop dg pakaian lateks, membuat darah berdesir...dan makin berdesir ngliat harganya hahaha
 
#2
Wherever Love Is Blind, Hatred Can't See.


Ketika Taxi yang dinaiki oleh Kaori akhirnya keluar dari jalan raya besar dan berbelok ke sebuah jalan yang lebih kecil, Dari banyaknya perumahan yang ada di kiri dan kanan jalan, Kaori tahu sebentar lagi dia sampai. Pak, sudah mau sampai? tanya Kaori.

Dari kaca spion tengah, sang sopir mengangguk, Iya neng, 200-300 meter lagi kita sampai depan Kompleks Permata Hijau. Neng cakep mau ke rumah siapa? Ke rumah teman? Sang Sopir menduga bahwa gadis cantik yang tengah naik ke Taxi-nya ini seperti baru balik dari tempat dugem, karena memang jam-jam segini sang sopir sudah biasa dapat penumpang wanita yang baru balik dalam kondisi agak sempoyongan dan pucat, seperti halnya ia saat melihat Kaori berjalan terseok-seok sebelum melambaikan tangan pertanda ingin naik ke Taxi-nya.

Sang Sopir tanpa ia sadari melenguh pelan ketika mobilnya sedikit terlonjak karena ada polisi tidur yang tidak terlihat, pada saat itu ia sedang melirik ke arah Kaori dari kaca spion tengah. Dan lonjakan kecil yang dialami mobilnya membuat payudara besar Kaori ikut terlonjak bahkan putingnya sempat keluar dari bajunya, hal ini membuat sang sopir tercengang melihat penumpang di kursi belakang ternyata tidak mengenakan bra.

Entah kenapa sang sopir langsung teringat dengan video di Instagram DJ Katty Butterfly yang sering ia tonton. DJ seksi tersebut sering meloncat dan bergoyang ketika sedang berada di belakang meja disc jockey, padahal baju yang ia kenakan juga sangat terbuka berupa tanktop, kemben seksi yang seperti kepayahan menampung 2 susu besarnya yang bergoyang kesana-kemari. Dan itu menjadi video favorit sang sopir ketika onani melepas hasratnya.


"Iya pak, saya mau ke rumah teman. Saya mau ngentot dengan teman saya itu," jawab Kaori dingin tanpa basa-basi.

Jawaban tersebut membuat sang sopir tersedak tiba-tiba. Ia langsung meraih botol di atas dashboard dan meminumnya karena ia tidak menduga penumpangnya yang seksi akan menjawab jujur seperti itu. Hawa dingin dari AC mobil tidak bisa lagi terasa olehnya.


"Wah mau ngentot ya neng? Maaf neng itu semacam wanita panggilan gitu?" Sang sopir berani bertanya dengan blak-blakan.

"Iya pak, saya itu gadis pemuas nafsu para laki-laki."

Hati sang sopir mencelos mendengar jawaban Kaori.


"Oh gitu, kalau boleh tahu, untuk sewa jasa si eneng ini bayar berapa?"

Kaori tersenyum, ia bisa merasakan nafsu birahi sang sopir sudah terpancing.


"Bapak mau ngentot dengan saya? Kebetulan saya gak bawa uang untuk bayar ongkos Taxi. Kalau bapak gak keberatan, sebagai ganti ongkos Taxi, saya mau nungging, silahkan Bapak sodok sepuasnya."

CITTTTTTTT !

Mendengar penuturan Kaori, sang Supir kaget dan langsung menginjak rem dengan tiba-tiba membuat dia dan Kaori sedikit terlonjak, beruntung memang jalanan sudah sangat sepi, hanya ada Taxi itu yang melintas.

Sang sopir menoleh ke arah Kaori dengan eskpresi tak percaya, "SERIUS NENG, SAYA BOLEH NGENTOTIN ENENG?"


"Kompleks Permata Hijau yang mana pak?"

"Iii...tu neng. Tepat di depan Alfamart itu. Itu sudah gerbang kompleks Permata Hijau," tunjuk sang sopir dengan gemetar.

Kaori tersenyum karena sudah dekat. "Pak, belok ke dalam taman itu saja. Kita ngentot disana, disitu sepi gak ada orang yang akan ganggu kita."

Setelah mendengar ucapan Kaori, sang sopir dengan terburu-buru berbelok ke kanan masuk ke sebuah taman kecil. Jam segini taman tersebut benar-benar sepi, bahkan penerangan pun hanya mengandalkan lampu-lampu merkuri yang ada di taman. Setelah memparkirkan mobilnya di sisi taman, Kaori turun terlebih dahulu. Sang sopir segera mematikan mobil dan menyusul Kaori dengan tidak sabar. Nafasnya sudah mendengus-dengus pertanda ia sudah benar-benar birahi. Bahkan belum apa-apa penisnya sudah mengeras sempurna, membayangkan keberuntungan tak terduga yang sebentar lagi akan ia rasakan.

Ongkos taxi cuma 30 ribu tetapi si gadis tidak bawa uang dan sebagai ganti ongkos, ia rela untuk disetubuhi, wow mimpi apa aku bakalan bisa ngentot dengan gadis cantik dan bodi montok, batin sang sopir naif, Karena saking terburu nafsu, membuat ia tidak bisa berpikir jernih, akal logikanya yang mengatakan ada sesuatu yang aneh dengan penumpang cantik tersebut ia kesampingkan, tidak ia gubris. Yang ada di pikirannya adalah ngentot, ngentot dan ngentot. Apalagi ia sudah merasa bosan ngentot dengan istrinya yang ada di rumah, mau jajan PSK juga, pemasukan lagi seret.

Kaori yang berjalan ke arah tengah taman lalu berhenti di dekat bangku taman dari besi yang berada di dekat sebuah pilar besar. Saat melihat sang sopir datang, Kaori mengambil pisau yang ia selipkan di punggung lalu ia simpan di bawah kursi taman. Kemudian Kaori menungging di atas bangku taman. Sang sopir yang melihat Kaori sudah dalam posisi menungging lalu mengambil posisi di belakang pantat Kaori. Ia meremasi pantat Kaori yang masih tertutup rok pendek lalu menarik turun rok tersebut hingga berada di bawah lutut Kaori.


"Wah wah, eneng ini mentang-mentang gadis panggilan, kemana-mana gak pake bra dan celana dalam ya, ga takut masuk angin nih neng," cerocos sang sopir setelah tahu Kaori juga tidak mengenakan celana dalam.

Karena suasana remang-remang membuat sang sopir tidak melihat dengan jelas kulit tubuh Kaori yang agak berbeda, meskipun tubuhnya secara tekstur juga lembut namun tetap berbeda dengan kelembutan tubuh perempuan asli. Namun ketika dorongan nafsu menguasai, boneka seks yang memang di desain menyerupai perempuan asli pun sudah sama persis dengan perempuan asli. Sang sopir sebenarnya agak merasakan keanehan saat ia meraba dan meremas pantat Kaori, karena tubuh Kaori terasa dingin tidak ada kehangatan sedikitpun layaknya setiap perempuan yang pernah sang sopir tiduri.

Ah mungkin si eneng ini sedang kedinginan, makanya butuh kehangatan, begitu batin sang sopir.

Saat sang sopir hendak meraba vagina Kaori namun tangan Kaori mencegah jemari sang sopir menyusup ke dalam. "Langsung masukkin saja pak. Cepat," pinta Kaori.

Padahal niat sang sopir itu ingin mengobel dulu vagina Kaori sampe basah biar makin enak ngentotnya. Tetapi karena menuruti permintaan Kaori, maka dengan gerakan terburu-buru sang sopir melepas celana panjang dan celana dalamnya hingga melorot ke bawah tertahan oleh sepatu. Sang sopir mengocok sebentar penisnya lalu mengarahkan penisnya yang sudah mengeluarkan precum ke vagina Kaori. Saat penis sang sopir sudah masuk setengahnya, tubuh sang sopir gemetar keenakan karena dia merasa heran, kenapa seorang wanita panggilan masih bisa memiliki memek sedemikian sempit yang membuat batang penisnya benar-benar terjepit. Agak perih sebenarnya karena vagina Kaori terasa kering. Makanya sang sopir meskipin nafsu sudah memuncak, namun ia tetap bermain pelan-pelan.


PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"Enak gak pak vagina saya?" tanya Kaori sambil menengok ke belakang,

"Masih..ugh...masih neng..masih sempit! Makanya ini bapak pelan-pelan nusuknya."

"Entot aku ya pak sepuas bapak. Oia kalau udah bosen pake gaya nungging bilang ya pak."

"I...i...ya....neng," ujar sang sopir terbata-bata karena merasa senang.

Kaori yang semula diam saja, perlahan ikut menggoyangkan pantatnya. Hal ini membuat cairan precum sang sopir di dalam vagina Kaori makin banyak dan membuat liang kemaluan sang boneka seks semakin licin. Maka, sang sopir pun mengeram pelan saat akhirnya seluruh batang penisnya masuk ke dalam vagina Kaori. Sang sopir belum pernah merasakan jepitan memek yang begitu luar biasa, batang penisnya seperti dihimpit sesuatu yang sempit dan kenyal. Sang sopir lalu menaruh kaki kanannya di kursi, kedua tangannya memegangi pinggul Kaori. Sang sopir berniat ingin menaikkan tempo permainan !

PLAK ! PLAK ! PLAK ! PLAK ! PLAK ! PLAK ! PLAK ! PLAK ! PLAK !

Terdengar suara benturan pinggul sang sopir dengan kulit Kaori yang terbuat dari silikon berkualitas premium. Sementara sang sopir terus mendesah karena untuk pertama kalinya ia bercinta di outdoor seperti ini, di sebuah taman yang sepi. Tak butuh waktu lama, keringat mulai bercucuran dari tubuh sang Sopir. Tangan sang sopir lalu meraih gumpalan payudara Kaori dari belakang. Ketika sang sopir tersebut meremas payudara silikon milik Kaori yang berukuran 34 D, lagi-lagi ia merasakan sensasi kenyal dan sangat padat yang baru kali ini ia rasakan. Sungguh luar biasa menggemaskan, batin sang sopir kegirangan. Flashback wajah DJ Katty yang jadi idolanya di tambah kenikmatan yang ia rasakan saat ini, membuat birahinya sedemikian membuncah. Tapi sang sopir tidak ingin kesenangannya cepat berlalu, maka ia menurunkan tempo genjotan. Ia merasa rugi besar jika hanya bercinta sebentar saja dengan gadis secantik Kaori. Bahkan boleh di bilang, Kaori adalah gadis paling cantik dan seksi yang pernah ia entot. Terpikir betapa mahalnya, tarif Kaori ini kalau dia memang PSK.

Karena sibuk mengejar kenikmatannya sendiri dan mencoba memikirkan hal lain agar ia tidak cepat orgasme, membuat sang sopir tidak menyadari bahwa sedari tadi persetubuhan mereka dimulai, tidak sedikitpun ia mendengar desahan terdengar dari mulut lawan mainnya. Sementar tubuh Kaori terlonjak-lonjak karena dientot dari belakang, Raut muka Kaori yang menghadap ke bawah tetap tenang, sedikit menyunggingkan senyum dan matanya tidak berkedip sekalipun. Kaori hanya sesekali mengerdipkan matanya saat berbicara dengan manusia.

Sementara itu sang sopir mulai sadar ia mulai mendekati klimaks, sang sopir lalu meminta Kaori mengubah posisi dari menungging menjadi telentang di atas bangku taman. Setelah Kaori telentang, ia mengangkang di depan sang sopir dan memegangi lututnya. Sang sopir lalu melesakkan penisnya ke dalam vagina Kaori yang baru ia lihat ternyata berwarna merah muda mulus tanpa bulu sedikitpun. Dalam posisi misionaris, sang sopir menindih tubuh Kaori. Sang sopir berusaha mencium bibir Kaori, Kaori merespon dengan membuka sedikit mulut dan selanjutnya membiarkan bibirnya dipagut oleh sang sopir.

"Uhmm...slurpp..uhm.." Hanya desisan dan kecipak air ludah yang terdengar dari sergapan mulut sang sopir kepada Kaori. Ia tidak puas, sambil menindih dan menciumi Kaori, tangannya tidak tinggal diam, satu tangannya menyusup ke dalam baju lalu meremasnya dengan sekuat tenaga seolah membetot payudara Kaori saking gemasnya dan satu lagi. Sang Sopir suka memperlakukan lawan main seksnya dengan sedikit kasar, baginya erangan kesakitan saat ia menggenggam dan meremas payudara, menggigit puting payudara, adalah suara paling indah yang pernah ia dengar.

Sementara tangan yang lain meremas juga dengan dengan sekuat tenaga dari luar baju. Kombinasi ini membuat sang sopir gemas, ia melepas ciuman, bangkit dan sambil meremasi kedua payudara silikok Kaori yang semakin diremas justru semakin menggemaskan. Cuma dia kali ini merasa heran, karena Kaori sama sekali tidak mendesis kesakitan saat ia meremas salah satu bagian payudaranya dengan keras saking gemasnya. Tapi kalau birahi udah naik sampai ubun-ubun, logika sudah menjadi nomor yang kesekian. Sang sopir pun fokus menumbuk liang vagina Kaori sambil berpegangan kepada dua buah dada terbesar yang paling pernah ia genggam.

PLAK ! PLAK ! PLAK ! PLAK ! PLAK ! PLAK ! PLAK ! PLAK ! PLAK !

Bunyi benturan kelamin mereka menimbulkan suara khas namun teredam oleh hembusan angin yang berhembus kencang tiba-tiba. Akhirnya lewat satu hentakan keras, sang sopir mengejang dan menumbuk vagina Kaori dengan ritme pendek cepat.

"ARGGHHHHH...GUEE...BUCATTTT...NOONNNN..ARGGHHHH..UGGGHH !!"

Teriakan penuh kepuasan sang sopir menggema sampai ia mendongakkan kepalanya ke atas. Seakan tidak mempercayai keberuntungannya malam ini bisa ngentot dengan perempuan cantik dan sangat seksi. Sang sopir terus menggerakkan pinggulnya seolah ingin meremas pejuhnya hingga tetes terakhir di dalam kemaluan Kaori. Ia sebenarnya tidak ingin frontal mengeluarkan pejuhnya, karena ia masih belum puas, ia masih ingin main satu ronde lagi dengan Kaori. Tapi ia tidak sanggup, karena teknologi jepitan vagina yang terbuat dari silikon kelas premium, sepertinya menggiling batang penisnya.

Sementara itu, tanpa sepengetahuan sang sopir, Kaori mengambil pisau yang ia letakkan di bawah bangku, menunggu saat yang tepat untuk mengakhiri sesi permainan mereka sekaligus mengakhiri nyawa sang sopir untuk selamanya. Ketika pinggul sang sopir sudah tidak bergerak, menandakan ia sudah selesai dengan orgasmenya, Kaori dengan gerakan cepat dan tiba-tiba menyabetkan pisau ke arah tenggorokan sang sopir yang masih dalam posisi mendongak ke atas sehingga memudahkan Kaori menggorok leher sang sopir malam.

CRAS !!!!!

Sang sopir yang perasaannya masih melayang-layang kemudian merasakan ada hawa panas tiba-tiba mendera lehernya. Hawa panas tersebut lalu tumbuh dengan cepat dan ganas menjadi rasa sakit tak tertahankan. Ekspresi lega sang sopir berubah menjadi rasa panik akibat sakit luar biasa, darah dari lehernya menyembur kencang membuat tubuh Kaori bersimbah darah. Karena panik dan kesakitan, sang sopir mencoba berteriak namun hal itu malah membuat darah di lehernya yang sudah sobek akibat di gorok Kaori menyembur semakin banyak. Sang sopir mencoba memegangi luka di leher yang juga telah merobek jakunnya. Ia masih tidak tahu apa yang menimpa dirinya.

Saat sang sopir menarik penisnya dari vagina Kaori lalu hendak pergi, Kaori lalu menusuk perut sang sopir yang sedang tersingkap bajunya hingga logam pisau sepanjang 10 cm menancap semuanya di perut sang sopir hanya menyisakan pegangan pisau. Akibat tusukan mematikan Kaori, sang sopir kehilangan tenaga untuk memberontak karena tubuhnya segera dikuasai hawa panas akibat rasa sakit yang menjalar dari leher lalu turun ke tubuhnya. Kedua kakinya sudah lemas. Kaori membekap mulut sang sopir, lalu dengan kekuatan luar biasa, Kaori mendorong ujung pisau yang masih tertancap di perut sang sopir hingga tangan Kaori ikut masuk ke dalam perut sang sopir yang sudah sobek mengangga. Badan sang sopir yang termasuk kurus juga mempermudah ujung pisau yang dipegang Kaori terus merangsek masuk di dalam perut sang sopir.

Sang sopir hanya bisa merasakan kengerian melihat ada tangan seorang perempuan yang menembus masuk ke dalam perutnya. Sang sopir hendak bertanya, siapa dia sebenarnya tetapi dia sudah tidak punya tenaga lagi untuk bersuara. Jadi yang bisa ia lakukan adalah mencoba berteriak kesakitan sembari memegangi tangan Kaori yang sudah masuk ke dalam perutnya tetapi ia sendiri mulai sesak nafas karena mulutnya di bekap oleh tangan Kaori yang begitu dingin. Dalam jarak yang sangat dekat, sang sopir baru menyadari keanehan di ekspresi wajah Kaori.

Tidak ada ekspresi apapun, meskipun tersenyum namun tatapan matanya sungguh dingin. Ia seperti sedang bertatapan muka dengan sebuah boneka, boneka perempuan yang sangat cantik.

Setelah menyadari bahwa ia sudah dekat dengan sakaratul maut,sang sopir mulai menangis, tidak lagi berteriak karena ia tahu ia tidak mungkin selamat dan terbayang hal-hal apa saja yang ia lakukan semasa hidup, ia bukan orang baik, ia memakan apa saja uang yang ia terima tanpa peduli sumbernya. Ia terbayang tindakan yang ia lakukan semasa ia muda. Dia adalah bagian dari kelompok sindikat penculikan anak di bawah umur untuk kemudian dipekerjakan sebagai pengemis, Beberapa anak yang mencoba lari pun kedua kakinya ia tebas hingga mereka buntung. Waktu itu ia dengan enteng menebas kaki para korban yang ia culik, tanpa peduli bagaimana nasih mereka. Bahkan beberapa anak perempuan yang ia culik, ia perkosa terlebih dahulu hingga mental mereka drop dan nurut ketika dijadikan pengemis.

Saat terbayang api neraka, tubuhnya menggigil, ia tiba-tiba melihat sebuah bayangan hitam mendekat. Bayangan hitam tersebut mencekiknya membuat ia sekali lagi merasakan kesakitan yang tidak terbayangkan sebelumnya. Setelah mencekiknya, ia merasa jiwanya ditarik ke atas. Dan tepat ketika ujung pisau Kaori menembus punggung belakang sang sopir, jiwa sang sopir sudah tercabut sempurna dibawa oleh sang bayangan hitam pergi menuju rumah keabadian yang penuh dengan kobaran api abadi.

Setelah Sang sopir berhenti bernafas dan jasadnya rubuh, Kaori menarik keluar tangan dan pisaunya, menyisakan lubang hitam besar mengangga di perut sang sopir. Darah menggenang di antara sisa cabikan daging. Tangan dan bahkan semua tubuh Kaori bersimbah darah milik sang sopir malang. Tanpa mengubah ekspresi sedikitpun, Kaori lalu menuju kolam yang ternyata cukup dalam sekitar 1.3 meter. Kaori masuk ke dalam kolam, ia membasuh semua bercak darah yang ada di tubuhnya. Air kolam langsung berubah menjadi merah darah. Karena ia terbuat dari silikon, darah hanya sekedar menempel biasa dan mudah dibasuh air. Lalu setelah badannya sudah bersih dari noda darah, Kaori melangkah keluar dari kolam.

Meskipun tubuhnya bersih namun baju dan roknya tidak bisa bersih dari noda darah. Kaori lalu menuju Taxi yang terhenti, dengan sekali pukul, bagasi belakang penyok dan dengan mudah Kaori membuka bagasi. Senyum Kaori melebar saat ia melihat di dalam bagasi ada tas perempuan. Saat ia buka isi tas, ada beberapa potong kaos dan satu celana model legging berwarna hitam. Kaori lalu menelanjangi tubuhnya hingga bugil lalu dalam kegelapan memakai kaos berwarna merah ketat dan legging yang ternyata sangat pas dengan ukuran tubuhnya. Baju di tas tersebut sebenarnya adalah milik dari penumpang Taxi yang ketinggalan dan sudah beberapa hari ini sang sopir simpan di bagasi.

Setelah menyelipkan pisau ke belakang punggung, Kaori lalu berjalan santai menuju gerbang perum permata. Sasaran utamanya malam ini sudah semakin dekat. Perum Permata Hijau nomor 7, alamat rumah Kiko. Ketika Kaori hendak masuk ke dalam gerbang kompleks, sang satpam yang sudah terkantuk-kantuk di pos langsung terbangun melihat seorang gadis cantik dengan buah dada besar memakai kaos merah ketat, celana legging yang membuat siluet pantat serta pinggulnya terlihat menggiurkan hendak masuk ke dalam kompleks. Sang satpam langsung menghentikan Kaori karena ia belum pernah melihat Kaori di area sini.


"Selamat malam non,"

"Selamat malam pak."

"Non mau kemana ya?"

"Saya mau ke rumah Kiko pak."

"Ke rumah Mas Kiko? Non ini siapanya?"

"Saya pacarnya."

Oh non ini pacar barunya Mas Kiko. Sang satpam berdecak kagum karena lagi-lagi mas Kiko yang memang penghuni rumah nomor 7 punya pacar cakep. Sang satpam sebenarnya tidak heran melihat Kiko sering bawa cewek ke rumahnya karena Kiko terkenal playboy. Sang satpam sering dibawa uang rokok jika Kiko pulang malam bawa cewek. Tapi untuk kali ini sang satpam merasa heran kok pacar Mas Kiko jalan sendirian jam 3 pagi pula.


"Kok non kesini malam-malam, sendirian dan jalan kaki pula?"

"Saya tadi naik Taxi pak, berhenti sebelum gang ini. Saya sengaja kesini larut malam begini karena mau kasih kejutan kepada Kiko yang sedang ulang tahun hari ini."

Sang Satpam berpikir sejenak, gak mungkin sih gadis secantik ini punya niat buruk, maling juga gak mungkin.


"Wah mas Kiko ulang tahun ya? Lah non mau kasih kado apa? Bapak gak lihat non bawa kado."

Kaori tersenyum lalu tiba-tiba menyingkapkan bajunya ke atas sehingga payudara besarnya terbebas. Sang satpam melongo dan serasa tidak percaya gadis cantik ini mempertontonkan buah dada ranum miliknya kepada dia.


"Saya mau kasih ini kepada Kiko, kira-kira Kiko suka dengan hadiah ini atau enggak ya pak?" tanya Kaori masih dalam posisi memegangi ujung bajunya, memamerkan payudara silikon 34 D milliknya.

Dengan terbata-bata sang satpam menjawab, "Semua laki-laki pasti suka kalau dikasih hadiah menikmati payudara semontok itu."


"Berarti bapak mau juga dong kalau saya kasih ini?"

Sang Satpam nampak keringetan karena baru kali ini ia melihat gadis secantik dan seseksi ini memamerkan payudara di depan matanya. Pasti bapak mau lah non.


"Kalau bapak mau ini juga, boleh saya masuk ke dalam pos bapak?"

Tanpa menunggu jawaban sang satpam yang masih nampak kebingungan. Kaori langsung masuk ke dalam pos jaga satpam yang sempit, Setelah sampai di dalam, Kaori tibat-tiba langsung jongkok di depan sang satpam. Dengan gerakan cekatan, kaori membuka kaitan celana, risliting sang satpam lalu menarik turun beserta celana dalam yang dikenakan sang satpam. Reaksi awal sang satpam jelas ia kaget dan tidak menyangka ada gadis cantik yang melucuti celananya hingga penisnya yang sudah setengah tegang kini sudah terbebas.

Sempat ia ingin menarik kembali celananya namun ketika seluruh penisnya sudah berada di dalam mulut Kaori, akal sehatnya menghilang total. Meskipun banyak sekali pertanyaan yang hadir tentang sosok gadis misterius ini, namun nafsunya bangkit mengalahkan logika. Akhirnya sang satpam pasrah dan menikmati oral seks yang tiba-tiba ia peroleh dari gadis secantik ini. Sambil melenguh, tangan kanan sang satpam mengelusi rambur Kaori yang halus, sementara tangan kirinya meremas-remas payudara Kaori dari atas.


"Ashhh...iah...non...isap terus....ahhhsss," desah sang satpam.

Sedotan kencang, lumatan lidah dan bibir Kaori memanjakan penis sang satpam, membuat penis itu kini sudah tegang sepenuhnya. Kaori menjilati penis kecoklatan itu mulai dari kepala sampai buah zakarnya sampai basah oleh liur, dan langsung dilanjut dengan acara hisap menghisap. Teknik oral seks dari Kaori membuat pertahanan sang satpam mulai mendekati akhir. Sang Satpam memegangi kepala Kaori lalu memperlakukan mulut Kaori seolah adalah vagina. Dengan gerakan cepat, sang satpam menghujamkan penisnya ke dalam mulut Kaori.


CLOP !! CLOP !!CLOP !! CLOP !!CLOP !! CLOP !!

"Arggghhhhh bapak keluar noonnn, isapppp nonn, jilatttt dan telannn pejuhhhhh. Arhh!"

Tubuh sang satpam mengejang dan penisnya menyemburkan beberapa kali pejuh di dalam mulut gadis cantik yang masih berlutut di bawahnya. Gadis tersebut masih saja terus menghisapi penisnya meskipun dia sudah crot. Isapan kuat membuat rasa nikmat menjadi rasa ngilu.


"Duh..duh,,,non,,,cukupp,...cukup...non..ngiluuu..ngiluuuu...non," sang satpam memegang kepala Kaori namun Kaori tidak juga melepasnya. Bahkan ketika sang satpam menjepit hidung Kaori agar dia kehabisan nafas lalu membuka mulut sehingga penisnya terbebas, Kaori justru menatapnya dan ia tersenyum.

Seperti tidak merasakan efek apapun ketika hidungnya dijepit. Ketika rasa ngilu berubah menjadi rasa sakit dan sesuatu yang keras mulai menggigit kecil batang penisnya, sang satpam panik, Ia berontak. Senter besar yang ada di dekatnya ia pukulkan ke kepala Kaori, namun gadis tersebut tetap tidak bergeming, bahkan berdarah pun tidak padahal senter tersebut ia ayunkan dengan sekuat tenaga.

Sadar korbannya semakin panik dan hendak berteriak, tangan kanan Kaori langsung mencekik leher sang satpam. Sang satpam kaget karena cengkeraman gadis tersebut sungguh kuat, bahkan saat kedua tangannya hendak mencoba melepaskan tangan Kaori dari lehernya tetap saja ia kalah tenaga! Saat sang satpam mulai kehabisan nafas. Tangan kiri Kaori meremas kedua buah zakar sang satpam.

Satu remasan kuat, lalu...


Splashhhh!!

Kedua biji zakar sang satpam pecah dan darah berhamburan mengenai muka Kaori yang sudah tidak lagi mengemut penis sang satpam, namun Kaori sedang memposisikan giginya yang terbuat dari karet ada di ujung pangkal batang penis, Tangan kanan Kaori terus mencekik agar sang satpam tidak bisa bersuara. Dan dalam 1 gigitan besar, Kaori menggigit batang penis sang satpam hingga akhirnya putus. Kaori lalu menarik tubuh sang satpam ke bawah hingga jatuh berdebam bersandar di dinding.

Kaori terus menekan leher sang satpam membuat ia tidak bisa berteriak meskipun ia sangat-sangat kesakitan ! Sang satpam kini hanya bisa memandangi kantung zakarnya sobek dan kedua bijinya pecah, bersimbah darah, Penis yang ia banggakan juga sudah menghilang, hanya ada sisa batang dengan luka koyak mengerikan dan darah mengucur deras .Dan yang membuatnya makin ketakutan adalah melihat gadis cantik yang masih berjongkok itu menyeringai lalu mengunyah batang penisnya perlahan.

Dalam sisa-sisa nyawanya, rasa sakit tak terperi, pandangan mata yang kabur, sang satpam lau melihat sesosok bayangan hitam berdiri di depan pintu pos. Sang Satpam langsung tahu bahwa itu adalah perwujudan dari sang malaikat maut. Yang berikutnya ia rasakan adalah jiwanya seperti tercerabut lalu dibawa pergi oleh bayangan hitam tersebut pergi, entah kemana yang pasti sudah bukan di dunia manusia lagi.

"Grroogggh...oogh.......ooo.." desisan terakhir dari sang satpam lalu keadaan kembali hening dan sunyi

Setelah sang satpam mati dalam keadaan mata melotot, Kaori membuang sisa penis sang satpam yang sudah tidak berbentuk karena ia kunyah-kunyah. Kaori lalu berdiri mengambil sebotol Aqua yang ada di dalam pos satpam untuk mencuci muka, mulut dan badannya yang terkena darah sang satpam. Kaori sudah tidak mempedulikan darah di baju, celana legging dan sepatu pink yang kini sudah berubah warna menjadi merah kehitaman akibat darah, karena sasarannya sudah dekat dan tidak akan ada orang lain lagi.

Kaori berjalan santai menuju rumah nomor 7, meninggalkan mayat sang satpam yang mati mengenaskan dengan kondisi kantung zakar pecah, batang penis terpotong dan leher membiru akibat cekikan kuat.

Kaori lalu berhenti di sebuah rumah dengan bernomor 7. Rumah tersebut berdinding dan pagar tinggi sekitar 2, 5 meter. Sangat tertutup. Kaori tersenyum karena situasi ini justru menguntungkan dirinya. Dan jarak 2, 5 meter bukan halangan bagi Kaori. Kaori mundur hingga 5 meter lalu berlari kencang kemudian sukses melompati pagar dinding setinggi 2, 5 meter.


Tap !

Kaori kini sudah berdiri di depan pintu rumah Kiko.
.
.
.
.
.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd