Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI A MAN AND HIS FUCKING SEXDOLLS

#3
The Eyes Are Useless When The Mind Is Blind


Tepat ketika Kaori sudah berdiri di depan pintu depan, terdengar gemuruh di langit lalu disusul kilatan petir pertanda hujan akan datang. Dan benar saja setelah petir yang memekakkan telinga manusia terdengar, guyuran air hujan langsung turun begitu dera membasuh bumi. Membasuh darah dari mayat sang sopir Taxi yang mati dalam keaadan perut berlubang dan membasahi genangan darah di atas tanah di depan pos satpam yang merembes turun. Manusia manapun akan semakin meringkuk di dalam selimut tebal yang hangat karena hawa dingin yang tercipta dan akan tertidur semakin lelap.

Begitu juga dengan keaadaan Kiko, sang pemilik rumah yang masih tinggal sendirian disini. Setelah mengumbar nafsu bersama perempuan tukang pijit langganannya di sebuah spa, Kiko merasa kelelahan dan tertidur pulas. Ia sempat terbangun ketika kaget mendengar gelegar guntur di luar sana. Namun rasa lelah, mengantuk dan ranjang yang sangat nyaman membuat Kiko dengan mudah tertidur kembali.

Tanpa menyadari bahwa suara ribut yang ia dengar bukan hanya suara guntur semata, namun juga suara handle pintu yang sudah dipukul hingga rusak dan akhirnya pintu kemudian terbuka berayun ke dalam. Kaori melangkah masuk dan matanya awas mengawasi ruang tamu yang gelap. Kaori menyisir semua ruangan yang ada di bawah namun tidak menemukan seorang pun. Ketika menyisir ke dalam dapur, Kaori sempat mengambil pisau daging berukuran besar. Maka dengan tangan kanan menghunus pisau daging dan tangan kiri memegang pisau dapur, Kaori menaiki tangga menuju ke lantai 2.

Lantai 2 gelap gulita, mata manusia tidak akan bisa melihat dengan jelas dan mengamati situasi. Namun bagi Kaori, semua kegelapan nampak terang benderang layaknya siang hari. Kaori melihat ada beberapa pintu kamar yang tertutup. Kaori mendatangi kamar di sebelah kiri yang dekat dengan ruang membaca. Pintunya tidak terkunci. Setelah pintu dibuka, kamar tersebut nampak gelap gulita. Kamar tersebut kosong tidak orang, hanya 1 tempat tidur dan lemari kecil di pojokan.

Kaori masuk sebentar lalu mengamati kemudian keluar menuju 1 kamar yang ada di samping kamar ini. Dan sama seperti sebelumnya kamar yang ini juga tidak terkunci dan berisi banyak sekali barang-barang dan kardus-kardus. Kaori lalu memusatkan perhatian ke kamar terakhir yang berada di ujung. Kaori bisa melihat bahwa ada seberkas cahaya redup dari dalam kamar yang terlihat dari sela-sela bawah pintu. Wajah Kaori yang dingin tiba-tiba tergurat senyum tipis.

Dengan tenang Kaori berjalan tenang tanpa suara. Sesekali wajah Kaori terlihat ketika kilatan petir membuat semuanya nampak terang sepersekian detik. Kaori memutar perlahan kenop pintu dan tidak terkunci. Pintu di dorong ke dalam kemudian Kaori mendapati sesosok laki-laki sedang tertidur telentang berselimutkan selimut tebal warna coklat. Cahaya redup berasal dari lampu baca yang ada di samping tempat tidur yang mungkin malas dimatikan. Sehingga Kaori kini bisa melihat target utamanya malam ini, Kiko sedang tertidur pulas.

Kiko mesti mati hari ini karena dia telah membuat Anwar, pemiliknya kesal selama 1 kantor dengannya.

Kaori perlahan menyibakkan selimut yang menutupi Kiko, ketika selimut tersebut sudah tergeletak di lantai, Kaori melihat Kiko yang mengenakan celana pendek hitam dan kaos singlet warna putih. Kaori lalu melompat sehingga kini dia berdiri di tempat tidur Kiko yang kini malah mulai mendengkur. Kaori kemudian meletakkan kedua pisau di dekat kakinya. Lantas telapak kaki kirinya diposisikan berada di atas tempurung lutut kaki kiri Kiko, namun tidak ditekan hanya di posisikan di atasnya.

Kaori berlutut untuk meraih betis kaki kiri laki-laki malang yang umurnya tinggal tidak kurang dari 10 menit lagi. Kiko benar-benar tidur dengan nyenyak sampai tangan Kaori yang dingin nan licin tidak terasa olehnya ketika tangan tersebut memegang kakinya. Namun senyenyak-nyenyaknya ia tidur, Kiko merasakan lututnya agak nyeri karena seperti diinjak atau ditimpa benda keras. Bahkan rasa nyeri juga ia rasakan di betisnya seperti kena cengkraman tangan yang sangat erat dan dingin.

Kemudian tanpa ragu-ragu, Kaori menginjak kuat-kuat lutut Kiko agar tidak bergerak-gerak lalu dengan kekuatan luar biasa, Kaori menarik betis Kiko ke atas sampai betisnya terangkat membentuk siku 90 derajad dengan posisi lututnya yang diinjak Kaori. Gerakan paksa dan hentakan kuat di persendian tulang kaki dengan tempurung lutut dengan arah berlawanan menimbulkan suara "krak" yang sangat keras kemudian disusul lolongan suara kesakitan yang amat sangat sampai suara sang pemilik kaki terdengar menyayat dan parau. Namun selalin dia dan Kaori tidak ada yang bisa mendengar teriakannya karena terkamuflase oleh suara hujan di luar sana.

"AAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!"

Mata Kiko langsung terbuka karena rasa sakit yang sungguh luar biasa sampai tidak bisa ia gambarkan. Mata Kiko terbelalak melihat ada seorang cewek misterius tengah berdiri dalam posisi menginjak lutut kiri dan memegang betisnya dalam posisi sudah tertekuk dan jari-jari di kaki yang sudah tidak bisa rasakan menghadap ke atas. Kiko yang masih bingung dan amat kesakitan hendak bangun namun sebuah pukulan menghantam hidung kiko sampai patah dan dari kedua lubang hidungnya mengucur darah segar. Namun rasa sakit di hidungnya masih belum seberapa jika dibandingan rasa sakit amat mengerikan yang membuat ia sudah tidak bisa lagi merasakan kakinya dari lutut ke bawah.

Sadar Kiko mulai memberontak, Kaori lalu menduduki perut Kiko lantas dengan tangan kosong, Kaori menghajar wajah Kiko sampai kedua pelipis bocor, kedua kelopak matanya bengkak, dan hidungnya sudah semakin tidak berbentuk. Kiko bahkan sudah tidak sanggup lagi bernafas dengan hidung karena sudah tertutup oleh darah. Kiko membuka mulut dan bernafas dengan cepat. Ekspresinya menyiratkan sejuta pertanyaan tentang cewek yang tengah menyiksanya. Kiko lalu meraih ponsel yang tergelatak di samping bantalnya. Ketika tangan kiri Kiko sudah memegang ponsel dan hendak menelepon siapa saja untuk dimintai tolong,

cras !

2 detik kemudian, tangan kiri dan ponsel yang ia pegang melayang terpisah dari pangkal pergelangan lalu jatuh tergeletak di lantai yang langsung berbau anyir darah segar. Lagi-lagi Kiko berteriak pucat dan memegangi pangkal tangan kiri yang sudah buntung dan menyemburkan darah ke segala arah membasahi tempat tidur dan bajunya yang sudah memerah oleh darah. Dalam sisa-sisa kesadarannya Kiko melihat cewek di depannya memegang pisau dapur yang berlumuran darah, ternyata pisau itulah yang telah memenggal tangan kirinya. Tubuh Kiko jelas memberontak dan bergerak kesana-kemari untuk mengekspresikan rasa sakit yang ia derita. Namun ia tidak bisa bergerak bebas karena ia seperti ditindih sebuah batu besar.

"Si....iii...ap....a.......sia.....pa....kam....uuuu....?" hardik Kiko kepada Kaori.

Kaori tersenyum lalu memiringkan kepalanya ke kanan.

Dalam keadaan normal, Kiko jelas tidak keberatan ditindih cewek secantik Kaori, apalagi dengan payudara sebesar yang dimliki Kaori pasti membuat birahinya naik dengan cepat. Namun kali ini berbeda situasinya, kaki kirinya patah, tangan kirnya sudah buntung sementara cewek tersebut tersenyum manis ke arahnya sambil memegang pisau dapur yang berlumuran darah. Tubuh Kiko lalu gemetaran dan ia mulai menangis karena ia punya feeling, sebentar lagi ia akan pergi ke dunia lain dalam bentuk roh. Kiko takut mati karena ia masih belum sempat taubat.

Selama hidupnya Kiko mengumpulkan harta dari berbagai macam sumber. Dana perusahaan tempat ia bekerja sudah ia gelapkan dalam beberapa tahun terakhir bekerjaama dengan orang audit internal yang ia suap, tipu-tipu bisnis online sudah ia kuasai, bahkan bisnis barunya sebagai penyedia dan penyebar informasi hoax bertema politik untuk mengadu domba sudah berkembang pesat bahkan menjadi salah satu sumber pemasukan besar untuknya. Harta melimpah yang ia punya juga berasal dari investasi situs judi yang dikelola temannya. Pokoknya Kiko tidak peduli darimana sumber uang yang ia peroleh, bahkan di masa remajanya sudah puluhan kotak amal di masjid berhasil ia bobol tanpa sekalipun ketahuan.

Semua uang haram yang dimiliki Kiko ia habiskan untuk mobil, membeli rumah mewah, benda-benda mahal dan tentu saja bersenang-senang dengan para pelacur wanita dan akhir-akhirnya ini ia mulai kecanduan sensasi ngentot dengan waria alias shemale. Kiko sudah tidak peduli kalau dia sudah mulai menikmati menghisap kontol waria-waria yang biasa ia sewa dan juga menjadi betina dimana anusnya justru dientot oleh kontol kotor para waria-waria tersebut. Baginya sudah tidak penting lagi dengan siapa dan bagaimana ia meraih kepuasan, yang penting ia bisa melayang-layang dibawa puncak orgasme.

Kiko hendak bangun dan menegakkan badannya ketika Kaori mundur hingga di ujung tempat tidur, namun akhirnya ia kembali berteriak kesakitan ketika ia melihat telapak kaki kanannya tergolek di tempat tidur yang sudah banjir darah, terpisah dari pangkal kakinya setelah kena tebas pisau daging.

"AMPUUNNN...AMPUUUNNNNNNNN..." rengek Kiko berharap belas kasihan dari Kaori, Namun masalahnya sosok yang ada di depannya dan seolah perlahan-lahan memutilasi tubuhnya dalam keadaan ia masih hidup bukanlah manusia yang masih memiliki belas kasihan.

Kaori lagi-lagi tersenyum.

Kiko mencoba untuk bergerak, namun pendararahan hebat dari ujung tangan kiri dan kaki kanannya yang ditebas Kaori membuatnya lemas dan mulai kehilangan kesadaran. Kaori yang menyadari sebentar lagi targetnya mati kehabisan darah, tidak mau membuang waktu karena baginya tidak menyenangkan mencincang tubuh manusia yang sudah tak bernyawa. Lalu Kaori bergerak di samping kanan ranjang Kiko dan dengan gerakan tangkas layaknya seorang koki yang memotong daging, Kaori mulai mencacah kaki kanan Kiko dari betis yang sudah buntung hingga di atas lutut.

Semua teriris dengan cepat karena pisau daging yang Kaori gunakan sangatlah tajam. Bahkan tempurung lutut pun pecah di tebas pisau ini. Selama dimutilasi, Kiko hanya bisa berteriak kesakitan dan menangis meraung-raung sampai suaranya habis. Setelah berhasil memutilasi kaki kanan Kiko hingga menjadi puluhan irisan, Kaori kemudian memegang tangan kanan Kiko, Kiko sudah tidak bisa apa-apa hanya bisa meraung tanpa suara, kedua matanya mendelik. Lalu satu persatu jemari tangan kanan Kiko ia tebas. Kemudian kelima jari Kiko diambil Kaori dan dijejalkan ke dalam mulut Kiko. Kiko yang masih bernyawa muntah dan tersedak-sedak ketika mulutnya penuh dengan potongan jari miliknya sendiri yang masih berlumuran darah.

"Hoekkss..aargghh...urrrghhh...hoekss ."

Sungguh nista dan malang sekali kondisi Kiko yang mulai kehabisan nafas karena mulutnya tersumpal potongan jarinya sendiri. Kaori yang menyadari korbannya mulai meregang nyawa lalu mengambil pisau dapur yang panjang. Lalu ia menusuk tengah-tengah pipi kiri Kiko dengan ujung pisau hingga tembus di pipi sebelah kanan. Kemudian Kaori menyentakkan pisau yang juga telah mengiris sampai putus lidah Kiko hingga mulut dan bibir Kiko sobek dan mengangga lebar menampakkan potongan jari-jarinta.

Dan gilanya, Kiko masih bernafas meskipun samar. Kaori lalu mengiris kedua buah daun telinga Kiko, mencongkel keluar kedua biji mata Kiko yang kemudian ia remas sampai hancur. Lalu ujung pisau dapur dengan perlahan ia masukkan ke lubang telinga kanan dan ditekan ke dalam hingga bilah pisau sudah bersarang di dalam kepala Kiko hanya menyisakan pegangan pisau yang tertahan. Selama proses tersebut Kaori tersenyum melihat tubuh Kiko mengelepar, tersentak hingga akhirnya tidak bergerak sama sekali.

Disaat yang sama, bayangan hitam membawa pergi arwah Kiko dengan cara mencekik leher Kiko dan diseret pergi menuju rumah abadinya yang penuh dengan kobaran api abadi.

Kaori ternyata belum puas membunuh Kiko, ia lalu mengambil pisau daging dan memutilasi badan tak bernyawa Kiko hingga menjadi potongan-potongan kecil kecuali bagian kepala yang ia biarkan utuh, meskipun yah sudah tidak lagi utuh sepenuhnya. Tempat tidur Kiko sudah berubah menjadi meja penyembelihan, Darah berkubang, lantainya jangan ditanya sudah menggenang, bau anyir darah menguar dimana-mana. Sebelum Kaori turun dari tempat tidur, pisau daging ia tancapkan di tengah dahi Kiko sehingga melesak.

Kaori tersenyum sangat lebar, karena berhasil menghabisi orang yang sudah membuat majikannya kesal karena tadi di kantor Kiko sudah menumpahkan kopi panas ke atas laptop Anwar yang terbuka dan langsung membuat laptopnya mati total.

Kaori kemudian turun ke bawah dan berhenti sebentar di teras. Hujan ternyata masih turun cukup deras. Kaori lalu membuka semua pakaian, celana dan sepatu yang sudah berwarna merah darah hingga ia telanjang bulat. Kaori lalu memandang ke atas dan membiarkan air hujan membasuh bersih tubuhnya dari noda darah. Setelah tubuhnya bersih, Kaori mulai berlari di kegelapan dengan kecepatan di luar kemampuan manusia. Kaori sengaja memilih jalan yang gelap karena tidak ingin mengundang perhatian. Lagipula, siapa juga orang yang masih terjaga jam 3.35 pagi dikala awan gelap yang berarak terus menghujani bumi dengan air yang turun bak air bah.

Tepat jam 4 pagi, Kaori sudah kembali ke rumah. Ia mengambil handuk di dapur untuk mengeringkan badannya hingga kering. Kaori tersenyum melihat Anwar masih tertidur lelap, Kaori lalu membuka lemari pakaian dan mengenakan tanktop dan celana rok pendek yang sama persis dengan yang ia kenakan tadi malam. Anwar sangat menyukai Kaori memakai tanktop putih dan rok pendek sehingga di lemari khusus untuk Kaori, ia membelikan tanktop dan rok pendek yang identik.

Setelah mengenakan tanktop dan rok, Kaori lalu menyusup ke dalam selimut dalam posisi telentang. Kaori tersenyum menatap Anwar. Kaori lalu meraih tangan kanan Anwar dan diposisikan memeluk tubuhnya. Kaori lalu menatap ke langit-langit kamar dan cahaya di dalam kedua mata Kaori redup lalu menghilang.

Kaori kini sudah kembali ke wujud sebenarnya yakni sebuah boneka seks yang tidak bernyawa.

***


Jam 6 pagi Anwar terbangun dan ia langsung mengecup pipi Kaori seraya berkata selamat pagi sayang. Tak cukup dengan mengecup pipi, Anwar lalu melumat bibir lembut Kaori. Sambil mencium Kaori, tangan Anwar masuk dari bawah baju dan meremas-remas payudara kenyal. Setelah merasa puas, Anwar lalu turun dari tempat tidur karena tak terasa sudah setengah 7 jam ia mesti segera mandi. Sebelum mandi, Anwar memposisikan Kaori duduk di atas kursi menghadap kaca seolah ia sedang bercermin.

Aku mandi dulu ya, ucap Anwar sambil mengelus pelan kepala Kaori kemudian Anwar masuk ke dalam kamar mandi. 15 menit kemudian, ia selesai mandi. Anwar lalu berdiri di dekat Kaori sambil mengeringkan badannya yang telanjang dan masih basah oleh air. Sambil handukan Anwar menatap Kaori dan perlahan nafsunya naik ditandai dengan penisnya sudah mengacung keras. Anwar lalu meletakkan tangannya di paha Kaori dan bergerak menyingkap rok Kaori hingga paha mulusnya terlihat, tangannya yang satu meraih payudara kiri Kaori dan meremasnya dari balik tanktop.

Anwar lalu membuat posisi Kaori berdiri menghadap ke arahnya lalu ia memagut bibir Kaori dengan agresif. Tanpa melepas cumbuan, tangan Anwar melolosi tanktop Kaori sehingga terlepas dan tangannya yang lain dengan lincah menarik turun resleting rok kaori lalu meloloskannya dari paha jenjang Kaori. Anwar lalu menunduk menjilati puting Kaori yang berwarna merah muda yang dibuat menonjol mengemaskan. Setelah itu Anwar mendudukkan tubuh Kaori yang telanjang di atas sofa, lalu Anwar lalu berdiri di depan Kaori lantas meraih tangan Kaori dan memposisikan tangan Kaori menggenggam penisnya yang telah ereksi. Anwar lalu menggerakkan penisnya sehingga batang penisnya seperti tengah di urut tangan Kaori. Uhh Kaori, enak sekali yang, kocok terus penisku.

Anwar lalu membuka rahang dan mulut Kaori kemudian menjejalkan penisnya di dalam mulut Kaori. Sembari menggerakann pinggulnya pelan, Anwar membayangkan Kaori adalah cewek sesungguhnya dan ia tengah menjilati dan menghisap penisnya dengan penuh nafsu. Anwar mendesah keenakan, gairahnya semakin naik. Anwar, yang makin merem-melek menahan nikmat, menarik lepas penisnya dari mulut Kaori. Lalu Anwar berlutut dan menciumi kedua puting payudara Kaori.

"Kaori, aku sudah tidak tahan, uh..."

Anwar lalu merebahkan badan Kaori lalu menaikkan kaki kanan Kaori ke atas pundaknya. Setelah menempatkan diri di antara kedua paha Kaori, satu tangannya memegangi penisnya untuk diarahkan ke vagina yang sudah basah Anwar menggunakan cairan pelumas yang ia raih di dekat sofa. itu. Kepala penis yang mirip jamur itu pun menyentuh bibir vagina Kaori, namun Anwar tidak segera memasukkannya, ia menggesek-gesekkannya terlebih dulu sehingga ia mendesah sendirian karena rasa geli yang nikmat.

Anwar lalu menekan penisnya hingga memasuki vagina Kaori dan langsung dipompa dengan cepat saat seluruh batang penisnya terbenam semuanya di dalam lubang buatan. Penis Anwar semakin dalam memasuki vagina dilanjutkan dengan gerakan menyodok. Mula-mula sodokan itu cukup lembut, namun sodokan-sodokan berikutnya semakin keras dan cepat sehingga sepasang payudara Kaori ikut bergoncang-goncang mengikuti sentakan tubuhnya.

Anwar terus memompa vagina Kaori, tangannya makin kuat meremas-remas payudara Kaori sang boneka seks yang sangat cantik. Sepuluh menit kemudian, Anwar melepas penisnya dari vagina Kaori kemudian ia membaringkannya menyamping. Paha kiri Kaori ia angkat dan sangkutkan ke bahunya. Setelahnya kembali ia masukkan penisnya ke vaginanya setelah sebelumnya ia olesi dengan cairan pelumas.

Anwar melanjutkan genjotannya, dengan posisi demikian ia dapat merasakan pahanya yang berbulu itu bergesekan dengan paha mulus Kaori. Anwar menggelinjang dan mendesah setiap kali ia menyentakkan pinggulnya, satu tangan Anwar berpegangan ke sandaran sofa sementara tangan yang lain merremas payudaranya Kaori. Genjotan Anwar makin lama makin kuat hingga sekitar lima menit kemudian. Anwar mencabut penisnya dari vagina Kaori lalu dengan agar buru-buru ia berdiri di dekat wajah Kaori.

"Aaaahhh!" desahnya sambil menyemprotkan spermanya ke wajah Kaori yang terbaring di sofa.

Anwar tersenyum puas melihat wajah cantik Kaori berlumuran air maninya. Lalu dengan menggunakan handuk, Anwar membersihkan sperma di wajah Kaori. Kemudian Anwar memakaikan kembali tanktop dan rok Kaori. Bagian atas tantop Kaori sengaja tidak Anwar naikkan dan tetap tergantung di lengan, Anwar lalu mengambil sisir dan dengan perlahan menyisir rambut Kaori yang kecoklatan pendek sebahu. Satu pulasan lipstik merah di bibir Kaori disempurnakan dengan kalung perak yanh dikalungkan oleh Anwar. Anwar lalu memandangi Kaori.

"Sempurna!" ujar Anwar.

Selesai menuntaskan birahi lalu mendandani Kaori, Anwar lalu mengenakan kemeja dan celana jeans serta sepatu kets. Sebelum menutup pintu kamar, Anwar berkata Sampai jumpa nanti malam Kaori, muah. kemudian menutup pintu. Setelah menyambar tas yang diletakkan di sofa ruang tamu, Anwar mengeluarkan motor lalu memanasi mesinnya sebentar. Dompet sudah, handphone sudah, saatnya berangkat !

Uh semoga hari ini Kiko gak masuk kerja atau kalaupun masuk dia ada pekerjaan di lapangan sehingga tidak perlu bertemu dengannya di kantor, begitu batin Anwar polos.

Jam 7.15 Anwar sambil bersiul berangkat menuju kantor, tanpa menyadari keinginannya tersebut telah terkabul dimana ia tidak akan pernah lagi berjumpa dengan Kiko yang kini sudah menjadi seonggok mayat dan membuat para saksi mata yang menemukan mayatnya muntah-muntah.
.
.
.
.
 
bedeh ternyata karya pakde epanth
Kaori ohhh kaori ... Berkat kau aku tau kalo morgueVanguard itu suhu Serpanth...
halo.... :beer:
jangan di nakalin ya :D

Mendingan Axel aja yg dilanjut Bos
Axel lanjut, cuma mesti xtra-sabar dosis tinggi, ahaaayy


Akhirnya ada juga yang menulis cerita seperti ini. Cerita seorang agalmatofilia sang penyuka boneka sex silikon. Saya seorang agalmatofilia sejak lama dan cerita ini sangat mewakili pribadi saya. Walaupun ini kisah fiktif atau tidak setidaknya ini memuaskan fantasi saya sebagai seorang agalmatofilia. Terima kasih banyak kepada sang penulis atas penulisan cerita ini. Semoga cerita ini bisa terus berkembang saya sangat salut pada sang penulis. Terima kasih banyak
gue masih belum mengakui kalau gue jg punya kecenderungan seperti ente om..hehe
terimakasih sudah meninggalkan jejak di sini, cerita ini akan sangat gore..ya boleh di bilang Chucky versi 46
:D
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd