ARDY DAN FANTASYNYA
Hasil pertemuan kami malam itu dengan Ardy adalah awal dari banyak rangkaian pertemuan yang meyajikan banyak petualangan seksual Umy dengannya. Selang seminggu kemudian, kami datang lagi kesana, ke tempat dimana pertama kali Umy bercumbu dengan Ardy. Hanya saja kali ini Ardy mulai menampakkan sifat dominasinya, Ia meminta Umy datang dengan pakaian serba tertutup, jilbab lebih lebar dari biasanya tapi pakaian dalam yang seksi. Ardy meminta Umy mengenakan celana dalam kecil model g-string, dibalut gamis dan jilbab besar. Permintaan itu tentu saja kami turuti, toh apa bedanya dengan pakain yang lain kalau tujuan utamya adalah seks.
Pukul 08.15 malam kami sampai disana. Seperti sebelumnya, kami langsung masuk, Ardy telah menunggu kami di ruang tamu. Ia hanya mengenakan celana boxer tanpa baju. Tersenyum simpul menyaksikan kami masuk. Tatapannya seperti hendak menelanjangi Umy yang juga tersenyum kecil. Tanpa basa-basi lagi Ardy langsung saja menarik istriku di pangkuannya, memagut bibirnya, meremas payudaranya, dan mencoba memeriksa bagian selangkangan Umy dengan tangannya yang lain. Nampaknya Ia hendak memastikan celana dalam yang dipakai Umy adalah celana dalam yang sesuai keinginkannya. Ia hanya tersenyum ketika tahu keinginannya Umy patuhi. Sementara Umy, entah mengapa terlihat langsung teransang berat dipelakukan demikian oleh lelaki yang bukan muhrimnya.
Pergumulan mereka makin panas dan berpindah tempat ke ruang keluarga. Kini Ardy telah telanjang, Umy telah pula melolokan gamisnya, tinggallah kini ia hanya mengenakan g-string, BH mini yang tidak dapat menampung seluruh payudaranya, dan jilbab besar, sebuah pemandangan yang sangat mempesona. Kali ini Umy jongkok dihadapan sang pejantan, mengisap dan menjilati montol yang mengacung keras. Sesekali Ardy memegang kepala Umy, lalu memajukan mundurkan pantatnya hingga kontol yang berurat itu tertanam dalam di mulut istriku. Atau sesekali pula Ia memukul pantat istriku dengan tangannya bergantian kiri dan kanan. Puas dengan itu, mereka lalu menikmati seks yang sebenarnya, kontol masuk memek, bersenggama dengan sangat panas dihadapanku.
Malam itu mereka bersenggama berkali-kali, dengan banyak macam gaya dan cara. Saya hanya mampu menahan nafsu menyaksikan mereka melampiaskan nafsu syahwat terlarang. Kehadiran saya diantara mereka tak mempengaruhi fantasy mereka sama sekali, atau mungkin malah menambah sensasi bagi mereka. Buktinya Ardy sama sekali tidak kikuk ketika meminta istriku menjilati lubang pantatnya, memberikan nutrisi sperma ke mulut istriku, atau memukul pantat istriku saat mereka doggy. Kata-kata yang terlontar dari mulut mereka pun tidak menampakkan seseorang yang sedang menikmati seks dihadapan orang lain. Benar-benar lepas dan menggairahkan.
Ada banyak lagi kejadian dan pemandangan yang bukan hanya melibatkan Umy dan Ardy, tetapi juga saya sebagai suami malam itu. Ada pula kejadian yang tidak layak saya ceritakan secara detail dan gamblang karena boleh jadi akan memicu kontroversi. Kejadian yang melanggar norma, melanggar aturan budaya dan agama, yang Ardy lakukan pada Umy. Yang pasti bahwa Ardy punya fantasy besar terhadap wanita berjilbab seperti Umy, dan Ia memanfaatkan waktu malam itu mewujudkan fantasynya. Entah karena apa Ardy punya fantasy segila itu, tapi yang kemudian saya simpulkan sendiri adalah barangkali karena dia tidak sekeyakinan dengan kami berdua, entahlah. Kami tak pernah membahas perihal itu, kami hanya menikmati sensasinya, dan mengulang lagi pada beberapa kesempatan lain bersama Ardy.
Mohon maaf jika saya tak bisa menulis secara gamblang semua yang terjadi anatara Ardy dan Umy istriku. Mohon maaf pula jika cerita ini mengandung SARA, saya hanya mencoba jujur menceritakan sesuai alur yang terjadi saat itu.
Lain kali disambung lagi jika ada waktu luang, maklum akhir-akhir ini sangat sibuk dengan pekerjaan hingga susah menyempatkan waktu di depan screen untuk menlanjutkan cerita…