Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG ACKD 2 (By : FigurX)

PART 2 : RONGGA HATI
Menyibak misteri, meraih mimpi







SCENE 2, MENJARING AWAN HITAM II

--------------------------------------



"Realita dalam Selubung" Karya : FigurX


Mata kadang silap akan pendar,
Namun hati mampu rabai setiap ingkar.

Sinar adalah sekumpulan sulur yang mengumpul,
Seperti jelaga yang menyatukan noktah menjadi debu.

Realita dalam selubung,
Jebak dusta dibungkus cinta,
Simpatik terkubur,
Sengketa menutupi luka.

Gelombang resonansi timbul tenggelam dinamis,
Getaran vektor tertangkap mata tipis,
Gerak nasti sangat perlahan tak pasti,
Hukum sentrifugal terhenti tragis.

seperti jua makna yang terkungkung,
Lepaskan isi dari puisi,
Bongkar rasa yang terkebiri,
Tak pula rinai airmata menggulung.

Menemukan pasca mencari,
Mendapati setelah berlari.



--------


"Cukk!!! Gathel..***ra-gara onok kimcil nyabrang pole kilangan Sugeng. Ndi mau wedhus gembel iku Yos (gara-gara ada kimcil nyeberang jadi kehilangan Sugeng. Kemana tadi larinya wedus gembel Yos)?" teriak Dodo dari jok belakang motor sport Yosa.

"Feelingku, arah sulawesi bro," jawab Yosa sambil menambah kecepatan laju motornya.

Motor sport 150cc Yosa sebentar lagi melewati depan Samsat Manyar sebelum kemudian terlihat perkelahian di seberang lampu merah menur arah Sulawesi.

"Lho Yos...iku Sugeng sak bolone lagi nggebuki uwong (itu Sugeng dan anteknya sedang gebukin orang)!" teriak Dodo sambil menunjuk kearah yang dimaksud.

"Bangsatt Doo...iku Seno ambe Yosi seng ditawur (itu Seno dan Yosi yang dihajar)!!" teriak Yosa tak kalah kencang.

Yosa segera meluncur kearah Sugeng yang sedang berkacak pinggang.

Saat jarak sudah sangat dekat, Dodo segera melompat dan memburu ke arah Sugeng yang sama sekali tak menyadari kehadiran mereka yang mendadak bin ujug-ujug.

"Woii...Jangkrikk!!!"
---Prokk..

Dodo cepat mendaratkan satu pukulan telak ke wajah Sugeng hingga preman kawak tersebut terhuyung ke belakang.

"Jampuuuut!!!" Sugeng berteriak marah akibat serangan yang tiba-tiba diterimanya.

Yosa segera berlari membantu Yosi yang sepertinya sangat kuwalahan. Rubuh Yosi ditindih seorang preman. Wajahnya lebam, bibirnya berdarah.

Yosa melompat tinggi, menyatukan kedua kakinya dan menghhujam tepat ke tengkuk preman yang menghajar Yosi. Preman tersebut langsung terjungkal lemas.

Seno yang sudah mampu menghalau dua preman segera turun menahan serangan dua preman yang hampir saja membokong Yosa. Nampaknya kemampuan Seno tak bisa dianggap remeh. Indra, Yosa, Dodo, dan Seno sama-sama memiliki kemampuan diatas rata-rata. Tapi entahlah dengan Sinto, sampai detik ini belum ada satupun perkelahian Sinto yang terbidik kamera om TS.

Tanpa ampun Yosa dan Seno segera menindih dua preman yang terjengkang akibat slidingan Seno sebelumnya. Bingkisan tinju menghujam wajah-wajah mereka.

Di sisi lain, Dodo tanpa menunda segera bersiap ilmu alat. Sebuah kemampuan khusus Dodo yang begitu mahir menggunakan alat apapun sebagai senjata beladiri. Disamping juga kemampuan tangan kosongnya yang bukan isapan jempol.

Ikat pinggang Dodo cepat meluncur lepas dari ikatannya. Celana kedodoran tanpa sabuk tak menyurutkan semangat Dodo untuk menyerang Sugeng Cs.

Seplakk!!

Kepala sabuk yang terbuat dari logam langsung meminta tumbal. Satu teman Sugeng segera mengaduh memegang wajahnya yang di sruput asoy oleh ujung kepala sabuk Dodo. Satu imbuhan siku diwajahnya sukses membuat ia terpental roboh.

Bersamaan dengan melayangkan siku, tangan Dodo yang lain melemparkan kembali sabuknya dan melilit leher pria ke dua. Lilitan itu ditarik oleh Dodo hingga tubuh si pria spontan mendekat. Satu siku lagi berhasil membuat ia terkapar. Dua siku untuk dua orang bangsat.

Tersisa Sugeng, Dodo bergaya seperti hendak melempar sabuk kembali. Reflek Sugeng menutup wajahnya menggunakan tangan. Namun Sugeng keliru, Dodo malah mengepalkan kedua tangannya menghantam uluhati Sugeng. Satu siku lagi di wajah Sugeng mengakhiri perlawanan. Sugeng tumbang tanpa bisa melawan sedikitpun.

"Sugeng, Susu Ageng bangsat !!! opo karepmu masih ganggu orang saja hahh!!", Dodo berteriak gahar di hadapan pria yang ternyata bernama Sugeng. Dodo masih ingat betul apa yang terlah diperbuat Sugeng padanya.

"Jembutt!!! Apes aku rekk ketemu wonge Sinto teross (apes banget aku ketemu orang-orang nya Sinto mulu)!" batin Sugeng.

"Opo urusanmu cokk!!" Sugeng mendelik seakan tidak gentar sedikitpun, meski ia dalam posisi rebah diatas tanah.

"Arek loro iku adikku!!! Njaok tak suwek ta matamuu (Dua anak itu adalah adikku!! Minta disobek matamu)??!!" bentak Dodo sambil menunjuk ke arah Seno dan Yosi.

"Waduhh sori boss aku ga ngerti... Amit, aku pamit ae," diluar dugaan, Sugeng malah mengkeret takut dan segera kabur diikuti anak buahnya termasuk Slamet.

"Iki daerah e Sinto, golek matek ta koen nang kene (ini wilayahnya Sinto, cari mati kamu disini)??!!" imbuh Yosa.
---Kawanan Sugeng langsung terbirit menaiki motor mereka dan pergi.

Yosa jadi mikir, "kenapa urusan sugeng malah jadi melebar ke Seno?" satu kejadian yang di firasatkan Yosa terjadi juga. Tak menutup kemungkinan akan timbul kejadian-kejadian lain yang berkaitan dengan Sugeng.

"Ini tak bisa dibiarkan, mau tidak mau, ini harus segera dibahas dengan Dana. Bukan sebuah kebetulan jika Seno berurusan dengan Sugeng. Ini seperti sebuah ikatan mata rantai yang saling berkaitan. Bisa jadi teman-teman di PT. RDG juga akan berurusan dengan preman yang sama. Karena Sugeng adalah ancaman untuk semua," batin Yosa mencoba menggerayangi.


----------


"Pak, monggo diunjuk tehnya (silahkan diminum tehnya)," ucap Maya mempersilahkan kepada tamu yang sedang duduk di ruang tamu.

"Iyo suwun (makasih) May. Mama masih lama ya belanjanya?. Yowes sambil nunggu, bapak mau cerita sesuatu," balas sang tamu.

"Injih (iya) Pak Ali, kulo sumanggaaken, badhe cerito menopo (saya persilahkan, ingin cerita apa)?" lanjut Maya lagi.

"Ceritanya gini May. Bapak dulu itu teman SMA ibumu. Dan sekaligus pacar ibumu jaman sekolah hahaha. Lepas dari sekolah, kami terpisah karena bapak ikut paman kerja di sulawesi. Waktu itu teknologi komunikasi masih ga semudah sekarang nduk!. Dua tahun bapak pulang ternyata mama kamu sudah menikah dengan papa kamu. Aku cuma bisa ikut bahagia. Yang bapak inginkan, pokoke mama mu jangan sampai menderita, itu saja. Nah baru-baru ini saat reoni sekolah bapak ketemu mama lagi dan tahu kalau papa sudah meninggal," pria yang ternyata adalah pak Ali mengungkapkan perihal hubungan batin dengan mamanya Maya.

"Injih Pak. Mama sudah cerita tentang itu. Dan Maya juga tahu bahwa saya bisa lolos interview di PT. RDG juga karena bantuan panjenengan (kamu)," tanggap Maya sopan.

"Iya. Bapak sudah tua nak. Bapak tidak mau bertele-tele. Jelas sudah kalau bapak mendekati mamamu lagi karena memang..... yah tahu lah kamu tentunya. Setidaknya kamu bisa menerima kehadiran bapak, itu sudah sangat membuat bapak bersyukur," lanjut Pak Ali. Baru kali ini pak Ali kelihatan memerah wajahnya,menahan malu.

"Saya cuma hidup berdua dengan mama. Apa yang membuat mama bahagia, Maya manut," ucap Maya, Pak Ali tersenyum lega.

"Loh mas..wes suwe ta (sudah lama)?" seorang wanita anggun muncul dari pintu utama. Dialah Bu Mayang, ibunya Maya.

Penampakan Bu Mayang




Haisss.. keliruu...wkwkwk

Iki lho..






"Hehe..baru beberapa tegukan teh ditemani Maya," jawab Pak Ali ramah.

"Mas makan sini aja ya nanti. Nduk, ayo bantu mama masak dulu. Nanti kita makan bertiga," ucap Bu Mayang.

"Ashiaaap...hahaha," Pak Ali tersenyum lebar, disusul Maya yang memohon diri untuk ke belakang membantu mama nya.

Tokk tok tok..
---"Mekommm...," seorang pria muncul di ambang pintu utama. Pak Ali terhenyak.

"Waalaikumsalam... loh Sinto.. kok kamu kesini??" Pak Ali bingung, sekaligus kaget. Hahaha Padahal tadi udah akting di depan Hajar jika dia mau keluar sebentar ngurus berkas. Eh malah Sinto datang.

"Lho suhu bos besar... lah waduh isin aku rek (aku malu)," ternyata Sinto yang malah malu.

"Pacare Maya iku mass!!" teriak Bu Mayang dari dalam rumah.

Pak Ali langsung terbahak.

"Pacare mama iku mass!!" teriak Maya juga dari dalam rumah.

Giliran Sinto terbahak.

Dan mereka berdua terbahak bersama. Gendeng!!.


----------


Rapi Design Group pagi itu masih cukup lengang. Baru beberapa karyawan yang terlihat melangkah memasuki kantor. Di dalam ruang kerja Dana, terlihat Dana sedang asyik menikmati dua cangkir kopi bersama Seno. Pagi itu Seno memenuhi janji untuk datang ke kantor Dana.

"Jadi begini No, Yosa dan beberapa orang minggu depan akan bertolak ke Lampung. Otomatis akan ada kekosongan pekerjaan yang harus segera di isi," ucap Dana mengawali pembicaraan perihal pekerjaan part time yang akan dikerjakan Seno.

"Iya mas, manut, tapi ya aku terbatas kemampuannya mas," jawab Seno apa adanya.

"Nanti bisa belajar dulu kan disini. Eh iki ayo monggo Surya ne disumet (ayo silahkan Surya nya di sulut)," lanjut Dana sambil mempersilahkan Seno untuk ikut menikmati tembakaunya.

"Suwun mas... aku ga merokok!" balas Seno sopan.

"Hahaha... sipp sipp. Vokalis emang harus jaga tenggorokan biar tetep prima. Tapi sebatang dua batang gapopo kok No haha," Dana tertawa renyah. Seno cuma senyum saja tak berani mencoba rokok tersebut, meski sebenarnya ia sangat penasaran dengan rasanya rokok.

"Permisi... bos, perlu kita?" Dodo muncul di ambang pintu, bersama dengan Yosa.

"Oh iya.. masuk broo!" jawab Dana kepada mereka.

"Lho ada Seno...gimana Yosi udah baikan luka nya??" Yosa menyapa Seno setelah sehari sebelumnya mereka bertemu dalam perkelahian melawan Sugeng.

"Dia tiduran di kos mas. Badannya ngilu semua katanya," Seno menanggapi.

"Lho ada apa??. Kayaknya ada hal menarik yang aku lewatkan," Dana curiga, onrolan Seno dan Yosa seperti mengandung sesuatu yang menarik.

Akhirnya Yosa bercerita, dilengkapi dengan Seno yang juga menceritakan perihal Slamet yang berujung Sugeng. Dana mengernyitkan keningnya. Ada hal rumit yang saling berkaitan. Lagi Dana kembali mengingat cerita Angga dan Najar yang juga sempat berurusan dengan orang yang namanya Sugeng.

"Hal yang saling berkaitan... mulai dari Indra yang dulu sempat ikut dalam membebaskan Dodo dari penculikan yang dilakukan Sugeng, berlanjut mas Angga dan mbak Najar yang diganggu juga oleh Sugeng...ternyata Yosa juga ikut dalam pembebasan bareng Indra, dan sekarang Seno. Ini lebih dari sekedar kebetulan. Ini ancaman untuk kita semua. Kita harus siaga. Mas Sinto dan Indra harus segera berjaga-jaga akan kemungkinan terburuk bilamana terjadi," ucap Dana serius.

"Maaf jika masalahku malah membawa perusahaan kita ikut masuk dalam urusan ini," lanjut Yosa.

"Ooh tidak Yos. Kita adalah keluarga. Sudah selayaknya kita saling melindungi dan membantu. Pun juga untuk Seno, karena dia akan masuk menjadi karyawan part time di kantor ini, maka dia juga harus dilindungi," tanggap Dana.

"Wahh selamat yo No, sudah gabung di sini," Dodo memberi selamat kepada Seno dan langsung dijawab Seno dengan senyuman.

"Yos...ada teman lagi yang butuh kerja ga?. Kita perlu menambah kru untuk sekuriti dibawah mas Sinto. Sebagai upaya preventif kantor kita dari gangguan pihak luar," Dana kembali berucap. Sungguh tak salah jika Nada menempatkan Dana pada posisi direktur. Kemampuannya dalam berpikir taktis, ketenangannya, serta jiwa kekeluargaan yang tinggi adalah jawabannya.

"Aku ada dua teman yang pernah jadi sekuriti di kosan elit daerah pucang. Mereka baru resign. Coba aku hubungi dulu," ucap Yosa.

"Doni sama Yanto??" tanya Dodo memastikan.

"Iyo bro!" lanjut Yosa.

"Oh iya, berkaitan sama Seno. Do nanti tolong kamu ajarkan dia design praktis. Aku harap dia bisa bantu mas Tejo selama kamu di Lampung. Untuk posisi Yosa biar sementara di handel Khusna dan Hajar. Kalau Indra, aku harap dia ga usah ikut lah ke Lampung. Kantor kita sedang butuh pengawalan lebih maksimal," lagi-lagi Dana sudah berpikir jauh kedepan, bahkan Dodo maupun Yosa belum terpikir sama sekali tentang solusi kekosongan pekerjaan saat mereka ke Lampung.

"Wokeh bos...beress," jawab Dodo.

"No.. temanmu ada lagi yang bisa beladiri?. Tolong ajak dia jika ada sesuatu hal yang urgent. Firasatku kurang enak. Seperti Sugeng belum puas. Atau bahkan ada sesuatu yang lebih besar dibelakang Sugeng. Yahh kita ga ndisiki kerso (tidak meramal yang aneh-aneh). Tapi Dana benar, harus preventif!" Yosa masih saja tegang memikirkan Sugeng.

"Ada mas, drumer band ku jago Jiujitsu!" jawab Seno mantap.

"Aduh kenapa tiap aku mau ke Lampung selalu saja ada beban mental seperti ini. Aku khawatir pada keselamatan teman-teman disini," lirih batin Yosa.


---------


Bersambung Ke next apdet ↪
Wah kate War besar iki nak Suroboyo
Wes ijin nak Bu Risma tha Cak lek meh enek WAR nak Suroboyo?
Ben mengko ogak diusir ambek beliau
Hahahahahahaha


Asline Nessadewi ambek Dewi adhek e Dana, Ayu endi menurut Pean Cak?
 
Wah kate War besar iki nak Suroboyo
Wes ijin nak Bu Risma tha Cak lek meh enek WAR nak Suroboyo?
Ben mengko ogak diusir ambek beliau
Hahahahahahaha


Asline Nessadewi ambek Dewi adhek e Dana, Ayu endi menurut Pean Cak?

Wes acc gubernur malah iki

Nesa sama dewi, sama cantiknya. Tergantung mana yg mau hehe
 

Similar threads

Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd