3 Hari , 7 hari , 10 hari komunikasi dengan istriku masih saling malu-malu dan kaku. Hatiku lama-lama semakin membeku, walaupun aku juga masih membutuhkannya. Perlahan aku harus bisa memberi ruang menyembuhkan diri. Namun ternyata untuk sembuh itu tidak semudah itu apalagi jika itu masih menyisakan misteri. Tanti masih bersikeras jika tidak memiliki hubungan spesial apalagi sampai ML , chat-chat itu hanya sebatas candaan dan istriku bilang ia tidak menanggapi secara serius.
Salah satu sahabatku yang tahu ttg kisahku menyarankan untuk memperbaiki komunikasi, intimasi , romantisme dll yang bisa mengingatkan saat-saat pacaran.
Aku berusaha berbesar jiwa. Malam itu aku dekati istriku yang masih kaku melihat tayangan televisi.
" Mah..maafkan ayah sudah mengacuhkan mama "
Tanti menatapku penuh makna..kemudian ia menyandarkan kepalanya di bahuku sambil matanya menyorot pandanganku.
Pelan-pelan ia membuka suaranya
" Mama yang salah yah ..
Pembicaraan kubiarkan mengalir apa adanya, masih banyak kebisuan sampai akhirnya...
" Kita keluar yuk cari angin di luar .."
" Kemana ? " Tanya Tanti sambil menunjukkan wajahnya yg masih sendu.
" Udah ikut aja..itu juga kalo mama ga keberatan "
" Mau ..jawabnya singkat..tapi aku mandi dulu ya ? "
" Gak usah , mama siap2 aja ganti baju "
" Gak pede yah .."
" Udah sana mama ganti baju dulu ntar keburu semakin malam "
Akhirnya Tanti masuk ke kamar, beberapa detik kemudian aku mengikutinya dan menyusul ke kamar.
Sambil duduk di tepi ranjang , aku memandangi tubuh tanti yang sedang melucuti kutangnya..dadanya yang masih kencang itu nembuatku kangen menyentuhnya.
" Emang mau kemana sih yah, malem -malem ngajak keluar ? " Tanya Tanti sambil menaburkan bedak ke dadanya.
Aku beranjak dari mulut ranjang dan mendekati tubuh istriku. Aku memeluknya dari belakang , tanganku menyilang mendekap pinggulnya.
" Kita cek in yuk " Bisikku ke telinga Tanti.
Tanti sesaat memandangiku.
" Terus ? "
" Aku kangen ini ..." Jawabku sambil kedua tanganku menggenggam dada tanti yang belum sempat dibungkus kutang.
" Mama ga kangen kontolku ? "
Tanti mengangguk pelan.
Belum sempat tanti menyelesaikan membungkus pentilnya. Tanganku segera menahan tangannya yang sedang merekatkan ikatan kutangnya.
" Aku pengen kita keluar..tapi mama ga usah pake daleman , kutang maupun celana dalam " Bisikku pelan
" Iih ayah..aneh-aneh.." Jawab tanti heran.
" Mau ngga? "
Akhirnya istriku tidak keberatan , malam itu ia mematuhi keinganku pergi keluar hanya mengenakan daster selutut berbahan kaos tanpa lengan dan tidak mengenakan celana dalam maupun kutang. Namun selama keluar dari rumah Tanti masih membakutnya dengan jaket bomber kesukaannya.
" Jangan lupa ini dibawa " Aku meyerahkan bungkusan plastik yang berisi lingerie kupu-kupu yang setahuku bukan berasal dari uangku. Seksi sih , apalagi G-Stringnya yang cukup mikro , dengan hiasan kupu2 transparan di bagian depan. Sehingga saat dipakai bagian memeknya akan sedikit mengintip.
Tanti tak berkata apapun kecuali segera memasukkan tas kecil tersebut ke backpack yang kami bawa malam itu.
" Jaketnya dilepas sekarang dong mah , percuma tadi aku request pengen liat seksinya mama kok "
" Iih maluu " Jawab istriku saat mobilku mulai meluncur menuju penginapan yang aku tuju.