Hatiku mulai resah dan tak menentu saat Susi berpamitan pulang, meskipun Susi sudah mencoba meyakinkan suamiku , aku tak yakin suamiku percaya begitu saja.
" Emang kok bisa-bisanya ketiduran di rumah Susi ..ngapain aja ? Tanya suamiku sambil menatap mataku.
" Iyaa yaah tadi sempat pusing kehujanan" Jawabku sambil membereskan gelas minum bekas Susi.
" Oyaah..? " Kenapa tidak minta jemput ?"
" Hmm iya yah ketiduran itu kan ga disengaja? Lagian tadi sudah bener-bener ga bisa nahan , maunya hanya tiduran eh malah jadi tidur beneran " Aku menjawab dengan penuh hati-hati dan sewajarnya berusaha tenang.
" Ooh..matamu kenapa kok kaya habis nangis ? "
" Apa iya sih yah ? "
Suamiku mendekatiku dan mencoba menganalisa mataku.
" Emang keliatan kaya habis nangis ya yah?"
" Kamu habis nangis ? "
" Oooh engga..engga , mungkin efek kehujanan juga kali yah"
" Yakin ? Mama ga lagi menyembunyikan sesuatu lagi kan? "
" Menyembunyikan apa sih yah? Aku sedikit mulai gugup, tidak seperti yang aku rencanakan.
" Ya sudah kalau ga ada yang sedang mama sembunyikan " Ayah mau mandi dulu.
Hatiku belum berhenti berdebar-debar, aku was-was, aku harap tidak meninggalkan jejak apapun yang menarik kecurigaan suamiku.
Malam terasa sangat panjang dan berat, tubuhku juga mulai terasa linu, gatal dan perih, namun anehnya masih ada dorongan untuk mengulang apa yang aku lakukan bersama Andika tadi sore. Memekku terasa masih ingin disentuh, berdenyut-denyut tapi juga bercampur rasa perih di duburku. Otakku sudah mulai berfungsi membuat logika-logika, aku sadar hari ini Andika telah melakukan menyetubuhi anusku.
Aku tidak bisa menggambarkan apa yang sedang terjadi di tubuhku, yang pasti aku pengen banget ngentot.
Aku segera masuk ke kamar dan mengganti baju atasanku dengan tanktop yang agak transparan. Akupun sengaja tidak mengenakan beha, aku harap suamiku bisa terangsang dan rasa gatal di memekku bisa terobati.