Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Akhwat Yang Ternoda ( No Sara )

Status
Please reply by conversation.
Chapter 22 : Alternatif


Nurul


Sean​

"Kamu sudah jadi milikku Dik!! dan Aku punya hak atas tubuhmu mulai dari sekarang" Nurul tersenyum masam. Terngiang perkataan terakhir yang dilontarkan oleh Pak Sukani sebelum dirinya tertidur.

Sudah dua hari lamanya semenjak malam pertama persetubuhan mereka, hati Nurul menggerutu tidak jelas karena Pria tua itu menghilang tanpa jejak bak ditelan bumi. Satupun tak ada kabar darinya seolah-olah dia sedang berusaha menghindari Nurul.

Begitupun juga dengan Nurul sendiri. Sudah dua hari ini dia menahan hasratnya untuk tidak menghubungi pria tua itu lebih dulu, karena dalam hatinya mulai muncul sebuah perasaan bersalah jika dia mengingat sekilas tentang percintaannya dengan Pak Sukani pada malam itu. Andai saja Nurul bukanlah istri dari seseorang, mungkin dirinya akan segera menghamburkan jiwanya terhadap Pak Sukani tanpa berpikir terlalu panjang.

Namun kenyataan tentu saja tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya, karena baik Nurul dan Pak Sukani sendiri sudah terikat oleh sebuah janji suci pernikahan bersama orang lain. Hubungan yang mereka jalani tentu saja hanyalah sebuah perbuatan terlarang yang berlandaskan pada nafsu syahwat semata. Tak peduli bagaimanapun perasaan yang dirasakan oleh Nurul, mereka tetap saja tidak akan bisa menjadi lebih dari itu semua.

Padahal kalau dirinya bisa berandai-andai, Nurul amat sangat berharap untuk bisa selalu berduaan dengan Pria tua itu serta tetap saling memadu kasih layaknya pasangan baru yang tengah dimabuk cinta. Tapi sekali lagi semuanya amat sangat mustahil bagi Nurul karena dia tidak mungkin melupakan Haris begitu saja. Suaminya tersebut mungkin kalah dalam aspek persenggamaan duniawi dari Pak Sukani. Namun untuk rasa kasih sayang dan kelembutan, Haris mungkin saja lebih unggul sedikit.

Paling tidak untuk sekarang.

Sebab sejak malam perselingkuhan dirinya dengan Pak Sukani, Nurulpun mulai merasakan betapa nikmatnya surga duniawi yang selama ini tak pernah dia dapatkan dari suaminya tersebut. Hanya dengan mengingat malam panas itu saja, darah Nurul pasti akan berdesir tiba-tiba membayangkan betapa liarnya perlakuan Pak Sukani terhadapnya. Laki-laki tua itu menjamah, mencium dan menikmati tubuh suci yang selalu di tutupinya dengan pakaian syar'i tersebut seakan ingin melumatnya hidup-hidup.

Apalagi kalau Nurul terbayang ketika Penis besar nan berurat milik Pak Sukani itu mengaduk-aduk liang senggamanya yang kecil. Rasanya Nurul tak pernah merasakan rasa ngilu dan nikmat seakan bersatu bercampur aduk menjadi sebuah rasa yang memabukkan serta dapat menghantarkannya pada puncak kenikmatan tertinggi. Selama ini ketika bercinta dengan Harispun, Nuruk tak pernah mengenal ataupun merasakan apa yang disebut dengan sebuah orgasme.

Tapi bersama Pak Sukani, Nurul bisa mendapatkan rasa itu berkali-kali. Sensasi indah yang menderu tubuhnya serta rasa puas yang luar biasa nikmat memberi suatu kedamaian baru pada dirinya. Bahkan sampai saat ini, Nurul seakan masih bisa merasakan liang vaginanya berdenyut penuh sesak oleh sensasi tersebut.

"Astagfirullah!! kamu nakal Nurul!! kamu berdosa!" ledek Nurul sarkas pada dirinya sendiri.

Tapi ungkapan tersebut ternyata bukan menjadi ungkapan penyesalan seperti yang dulu-dulu lagi. Kubangan dosa nikmat yang sudah diselami Nurul bersama Pak Sukani beberapa hari yang lalu memang sudah membuat sesuatu dalam dirinya bangkit terlepas menjadi bebas. Dirinya yang dulu pasti akan menjadi sangat depresi serta merasa kotor setelah melakukan hal terlarang dan berdosa seperti ini.

Namun sekarang dia justru malah merasakan kebahagiaan baru yang tak ada habisnya. Ia perlahan-lahan juga ikut merasa sedikit bangga pada dirinya sendiri ketika tubuh indahnya tersebut menjadi sumber pujian-pujian bagi Pak Sukani. Walau sebenarnya Nurul sadar bahwa ini adalah sesuatu yang salah, akan tetapi dia tak dapat membohongi dirinya sendiri untuk tidak tertarik mengulangi dosa-dosa yang bertentangan dengan status dan keyakinannya tersebut.

Hanya saja, Nurul berpikir bahwa nilai penting yang harus dimiliki seorang perempuan adalah sebuah sikap untuk jual mahal dan mencuekkan diri. Apalagi Nurul adalah seorang wanita akhwat alim yang kesehariannya diharuskan untuk menjaga sikap, terutama kepada lelaki. Jadi mulai sekarang, Dia akan mencoba menahan diri selama mungkin karena sungguh tidak lucu kalau dirinya malah mengontak Pak Sukani duluan dan mengajaki pria tua itu untuk berselingkuh nikmat kembali.

"Dasar laki-laki pembohong!" gerutu Nurul dalam Hati.

Dia mengayunkan sikat yang ada ditangannya dengan kesal seolah-olah dia sedang menggosok wajah Pak Sukani. Lembar demi lembar pakaianpun ia gosok hingga hampir satu baskom penuh banyaknya. Sekali-sekali jemarinya juga mengusap peluh yang menjentik di keningnya akibat rasa panas yang menderu tubuh maupun hatinya yang saat ini tengah berkutat dengan pakaian kotor. Sial sekali karena mesin cucinya rusak.

Tiba-tiba, Nurul tercekat kaget. jantungnya berdegup kencang ketika tangannya tak sengaja mengambil sepotong pakaian kecil yang hendak dicucinya. Nurul berhenti sejenak memegang benda berbentuk segitiga tersebut, Lalu secara perlahan ia mengangkat dan pentangkan benda itu untuk memandangnya lebih jelas lagi.

“Ini Kan??..” suara heran keluar secara spontan dari mulut Nurul saat dia menyadari kalau benda yang tengah dipegangnya tersebut merupakan celana dalam Pak Sukani. Nurul ingat betul benda berwarna biru tua ini karena dia sendiri yang melepasnya dari tubuh si pemilik.

"Kok ada disini??" tanya Nurul semakin heran.

Seingatnya celana dalam ini memang dipakai Pak Sukani saat malam persetubuhan mereka. Lalu kemudian paginya lelaki tua itu menghilang tak meninggalkan jejak . Namun yang membuat Nurul terheran kenapa celana dalam ini bisa ada di keranjang pakaian kotornya, "Apa Pak Sukani pulang gak pake celana dalam??"

Lama dia memandangi benda tersebut mencoba menebak-nebak dan berpikir, hingga tanpa sadar jantung Nurul berdebar semakin tak karuan saat ia terngiang-ngiang akan "burung jumbo" Pak Sukani yang biasa terbungkus oleh benda yang sedang dipeganginya saat ini. Aroma khas dari kelelakian pun ternyata masih memenuhi celana dalam tersebut hingga baunya dapat tercium dengan jelas.

Nurulpun luruh pada birahi seketika hidungnya mencium aroma yang begitu menggugah akar syahwatnya tersebut, Aroma kejantanan lelaki itu sukses menusuk hidungnya, masuk ke dalam paru-paru sampai menyentuh deru kalbu titik birahinya. Seberapa keras pun dia mencoba untuk menghilangkan pikiran nakalnya itu, tetap saja dia kembali tersipu dan terbayang akan sosok Pak Sukani serta keperkasaan batang penisnya yang begitu besar.

Ketika Semakin dibayangkan, Nurul malah merasa semakin gatal pada daerah intimnya terutama dibagian puting dan Vagina. Sensasi itu terus meningkat hingga secara reflek dia menggesekkan kedua pahanya satu sama lain. Rasanya begitu nikmat saat selangkangannya tersebut saling bersentuhan memberi sensasi timbal balik pada tubunya sendiri. Tanpa sadar, sebuah desisan kecilpun keluar dari mulut Nurul.

"Ssssshhhhhh" gumamnya lembut.

Nurul memejamkan matanya menikmati rasa "aneh" yang didapatnya dari gerakan pahanya sendiri. Semakin lama gerakannya tersebut semakin intens menggesek rasa gatal yang menderu bagian dalam vaginanya yang mulai basah berlendir. Rasanya begitu menggelitik seolah-olah mengundang Nurul untuk melakukan aksi lebih dari hanya sekedar gesekan paha saja.

Selanjutnya, tanpa sadar Nurul mulai menggerakkan tangannya keujung bawah baju daster yang tengah dipakainya seolah-olah ada yang menyuruh, lalu tangan tersebut Ia arahkan kebagian selangkangannya sendiri sambil kemudian mengusap-usap gundukan vaginanya dengan pelan penuh penghayatan. Lagi-lagi sensasi nikmat menjalar pada sekejur tubuhnya tanpa bisa ia dibendung.

Namun beberapa saat kemudian kesadaran Nurul muncul kembali ketika tanpa sengaja dia mendengar adzan berkumandang, "Astagfirullah!! Astagfirullah!!" Buru-buru ia jauhkan tangannya yang berada selangkangannya tersebut sambil menggeleng-geleng salah tingkah.

Dia terdiam, membenahi pakaiannya mulai dari baju daster dan hijabnya yang sedikit berantakan, juga membenahi napasnya yang sempat memburu disertai gairahnya yang sempat meninggi. Nurul lalu beringsut bangkit dari duduknya dan berjalan kearah dapur mengambil segelas air putih untuk menenangkan hatinya. Untung saja dinginnya air tersebut dapat sedikit memadamkan panas birahi yang ada dalam tubuhnya.

"Apa itu tadi??" tanya Nurul bingung dalam dirinya.

Ia tak percaya dengan apa yang baru saja dia lakukan, menyentuh alat kelaminnya sendiri dengan sebuah hasrat aneh yang tak bisa dia jelaskan. Ada perasaan malu membayangi diri Nurul ketika dia mencoba berpikir sangat keras darimana asal muasal dirinya bisa berbuat semacam itu. Padahal seumur-umur hidup, Nurul belum pernah sama sekali menyentuh bagian intimnya sendiri dengan maksud lain, apalagi dengan sentuhan-sentuhan penuh birahi seperti tadi.

Mungkinkah ini adalah efek dari rasa kangennya terhadap Pak Sukani??? Yang tiba-tiba menjadi birahi hanya dengan melihat dan membaui celana dalam yang ditinggalkan oleh Pria tua itu?? Dan Apakah sekarang nafsunya memang benar-benar sudah mengambil alih serta sangat mudah terangsang?? atau memang benar dirinya yang alim ini sudah menjadi wanita yang begitu binal?? Nurul menjadi semakin tidak mengerti.

"Enggak!! Enggak!! ini gak boleh terjadi" Yakin Nurul kemudian.

Nurul membantah diri dari rasa yang baru saja diterimanya barusan, secara mengejutkan rasa itu ternyata juga tidak kalah nikmat daripada rasa bercinta dengan lawan jenisnya. Apalagi dengan tanda bahwa vaginanya menjadi basah oleh cairan yang keluar dari alat kelaminnya tersebut, membuktikan bahwa Nurul sebenarnya memang sudah begitu terangsang.

Namun meskipun begitu, Nurul tetaplah sadar bahwa dirinya adalah seorang akhwat alim yang masih harus menjaga iman dan pertahanan terhadap hal-hal buruk. Walau pada kenyataan pertahanannya tersebut semakin hari semakin melemah, tapi tidak semerta-merta menghilang begitu saja dalam dirinya. Nurul sadar kalau dia telah melakukan dosa besar yang tak bisa dibenarkan dengan hukum apapun.

Untuk itu, Nurul sudah mulai bertekad untuk bisa mengurangi dosa-dosa kecil dalam hidupnya dan lebih memperbanyak ibadah lagi. Agar kedepannya Dia tidak kehilangan jati diri atas nilai-nilai kealiman yang sudah ditanamnya sedari kecil. Meski sekarang Nurul sudah mendapatkan sesuatu yang baru dalam hidupnya, tapi dia harus tetap bisa menyeimbangkan kebaikan dan keburukannya.

Termasuk dalam hal nafsu syahwat. Gejolaknya tersebut memang tengah bersembunyi diam menunggu waktu yang tempat untuk meledak sekali lagi. Tapi bukan berarti Nurul harus menjadi wanita binal tak tau diri dan hanya berpikiran untuk memuaskan nafsu semata saja. Hal tersebut tentu bertentangan dengan prinsip hidupnya yang lagi-lagi menjadi pengingat disaat dia mulai terbawa oleh arus bisikan syaiton.

"Yah!! aku harus tahan!!" gumam Nurul membenarkan hatinya. Lebih baik dia memulai dari sekarang sebelum semuanya menjadi terlambat.

Nurul kemudian memutuskan beranjak dari duduknya pergi mengambil wudhu ke kamar mandi, waktu Ashar sudah masuk dan dia harus menyegerakan kewajibannya tersebut diatas segala kesibukannya. Sejenak Nurul kembali lewat pada tumpukan kain cuciannya yang belum selesai tadi dan melihat celana dalam Pak Sukani masih nagkring dengan jelas disana.

Cepat-cepat dia mengalihkan pandangannya menjauh dari benda laknat tersebut dan meneruskan langkah membasuh dirinya. Meski hati Nurul diterpa rasa yang masih berkecamuk liar dengan syahwat sesaat yang dia rasakan, tapi Nurul yakin kalau dirinya bisa melupakan semua hal tersebut jika sudah berserah diri pada yang maha kuasa.

Begitu dirinya selesai mengambil wudhu, Nurul pergi kedalam kamarnya dengan sedikit berlari tergesa-gesa. Sesampai dikamar bukannya memakai mukena, Nurul justru malah mengambil smartphone miliknya dan langsung membuka aplikasi pencarian google. Dengan cepat jari-jari lentiknya mengetik kata "Perempuan menyentuh kelamin sendiri" di kolom search hingga muncul beberapa tautan yang bersangkutan dengan hal yang dicarinya tersebut.

Cukup lama Nurul berkutat dengan telpon pintarnya membaca-baca artikel sampai akhirnya dia mendapatkan kesimpulan tentang apa yang ingin dia ketahui. Nurul sekarang sudah tau kalau tindakan yang dia lakukan tadi disebut dengan tindakan masturbasi/onani, yaitu sebuah tindakan dimana seseorang dengan sengaja melakukan aksi pemuasan syahwat terhadap diri mereka sendiri, baik menggunakan anggota tubuh ataupun alat bantu lainnya. Dan hukumnya tentu saja haram untuk dilakukan.

"Astagfirullah" Ucap Nurul terlena pada artikel-artikel yang dibacanya.

Ternyata selama ini begitu banyak hal yang tidak diketahui oleh Nurul menyangkut seks sehingga diapun sedikit merasa shock dengan kenyataan yang ada. Terlebih pada beberapa artikel, ada yang berkata kalau masturbasi adalah hal yang lumrah dilakukan oleh pria maupun wanita untuk menghindari mereka dari perbuatan zina. Walaupun sama-sama dianggap berdosa, namun tentu saja tidak sebesar dosa bercinta dengan yang bukan mahramnya.

Fakta lain yang didapat oleh Nurul tentu saja mengenai masalah kesehatan, dimana banyak penelitian menjawab bahwa melakukan masturbasi/onani juga dapat meningkatkan kebugaran diri dengan syarat tidak melakukannya terlalu sering. Masturbasi dianggap dapat menjadi perangsang stimulan syaraf otak agar bekerja lebih baik dan maksimal jika dilakukan dengan cara yang benar.

"Ini benar-benar gila!" kutuk Nurul melempar Hp miliknya ke atas kasur.

Nurul menampik pikiran dalam dirinya yang mulai terdorong untuk mengetahui lebih dalam hal-hal yang berbau seks seperti ini. Pelan-pelan rasa penasaran itu muncul menggelitik hatinya walau sudah berusaha ia tepis dengan begitu kuat. Bahkan setelah dirinya selesai dengan segala artikel itu dan melanjutkan ibadahnya. Nurul tetap tak bisa membuang fikiran itu jauh-jauh. Dalam gerakan ibadahnya pun, Nurul bukan membaca ayat-ayat namun justru terpikirkan oleh hal yang tidak-tidak.

Sampai pada rakaat terakhirnya, Nurul malah memutuskan untuk membatalkan ibadahnya sendiri dan memilih untuk tiduran diatas sajadah. Dia merasa ingin menunda sejenak karena fikirannya tak dapat berhenti berkecamuk tidak karuan. Baru kali ini hati Nurul tak dapat ditenangkan dengan ibadah yang dia lakukan seakan-akan setan laknat yang berada disekitarnya sudah berhasil memasuki pikiran dan tubuhnya secara total.

Dalam lamunannya tersebut, Nurul mulai mengawang memikirkan tentang keadaan dirinya sekarang. Lemah iman dan tak dapat menahan syahwat. Sejenak Nurul mengingat bagaimana dia adalah seorang muslimah taat yang seharusnya tidak pernah gagal dalam menepis bisikan-bisikan setan. Tapi kini tubuhnya tersebut seperti diseret perlahan-lahan kejurang dosa tanpa bisa dia hentikan.

Apakah ini sebuah upaya pembenaran atas semua yang telah dilakukannya??? menyalahkan setan laknat atas keputusan yang jelas-jelas dia pilih sendiri??? Mungkin saja. Tapi itulah kenyataannya. Semua itu terjadi dan berjalan begitu saja tanpa ada suatu beban perasaan dalam hati Nurul. Semua hanya biologis datang dari dalam tubuhnya. Memaksa Nurul untuk sadar bahwa dirinya memang membutuhkan pelampiasan syahwat.

Namun secara etika, moral dan agama, Perubahan Nurul ini memang bisa dikatakan tidak dapat dibenarkan. Manusia hendaknya berubah dari buruk menjadi baik, bukan malah justru kebalikannya. Tapi semua ini salah siapa??

"Tentu saja Pak Sukani!!!" teriak Nurul dalam hatinya.

Ya. Tak ada oknum yang bisa bertanggung jawab atas perubahan pada diri Nurul selain sang penoda itu sendiri. Lelaki tua yang menggoda Nurul tersebut telah mengenalkan dirinya pada apa yang selama ini tak pernah dia rasakan dari suaminya bahkan setelah sekian lama berumah tangga. Lantas apakah dirinya masih bisa disalahkan atas semua ini???

"Tentu saja tidak!! aku tidak salah!!" protes Nurul pada pemikirannya sendiri mencari pembenaran.

"Ini salah Pak Sukani!! salah dia aku beginii" Nurul memegangi selangkangannya.

Terasa berdenyut-denyut seperti hidup dengan keinginan baru. Mulutnya kelu dan hatinya menderu saat tangannya menyusup kebalik mukena yang dipakainya beserta celan dalamnya sendiri. Kelakuan nakal itu akhirnya tak terelakkan. Suasana kaku yang hadir tanpa dapat dicegah entah bagaimana membuat Nurul ingin bersikap, rasanya bingung. Keadaan batinnya tak bisa disingkirkan begitu saja, hingga terproyeksi dalam sikapnya untuk segera melakukan hal yang sedar tadi diinginkannya.

"Emmpppphhh" desah Nurul. Dia mendorong tangannya ke bawah pinggang cd nya dan membelai bulu-bulu halus nan lembut dari gundukan kemaluannya yang tembem dengan telapak tangannya

Nurul memejamkan mata, menggigit bibir bawahnya sendiri manakala jari-jari tangannya benar-benar mulai mengarah ke bagian permukaan bibir atas vaginanya yang mulai basah merembab oleh suatu cairan. Sekujur tubuhnya terasa mulai meradang merasakan desiran-desiran yang semakin kuat, membuat aliran darahnya terus meningkat dan libidonya meninggi.

Rasanya Nurul ingin berlama-lama mengelusi bagian tersebut karena ada rasa geli dan nikmat yang menyentrum badannya ketika dia tidak sengaja menyentuh sebuah tonjolan daging kecil yang tersembunyi dibalik bibir atas vaginanya. Mata Nurulpun tak terasa mulai sayu merem melek merasakan darah yang mengalir di tubuhnya seakan mengalir lebih cepat daripada biasanya.

Nurul terangsang sekali, badannya sedikit melengkung keatas manakala dia menggosok permukaan vaginanya dengan ritme yang lebih cepat. Kangkangan kakinya pun dibuat semakin melebar untuk memberi jalan pada tangannya agar lebih mudah beraksi disana. liang vagina Nurul yang sudah dibanjiri oleh lendir yang keluar tersebut, semakin becek membasahi bibir vaginanya.

"Ouuugghhh.... ssshhhhhhh... aaahhh.."

Dengan tekun dan lembut, Nurul merasakan sapuan tangannya itu sendiri semakin terasa geli di permukaan vaginanya. Satu dua sapuan untuk kemudian jari tangannya mulai bermain-main di bagian daging clitoris yang Nurul sendiri belum paham kenapa. Namun dengan rasa yang begitu hebat yang didapatkannya, Nurul seakan tau kalau bagian-bagian tersebutlah yang harus dia sentuh sesering mungkin.

"Empppphhh.. eemppppphhh.... eemmppphhh.."

Desah tertahan tak berhenti keluar dari bibir mungil Nurul. Sapuan, gelitikan, tekanan dan pilinan yang dia lakukan sendiri pada vaginanya, membuat sukma Nurul kian melayang terbang ke awang-awang. Satu tangannya lalu bergerak mencengkram payudaranya sendiri karena rasa gatal dan berdenyut itu juga terjadi dibagian sana. Dia juga meremas gundukan daging dadanya tersebut dengan kuat meski masih terbalut oleh mukena yang sedang dipakainya.

Nurul amat menikmatinya. Pinggul bulatnya langsung berputar-putar keenakan merasakan kini gairahnya sudah sangat memuncak ketika dua daerah sensitifnya saling berkolaborasi, namun dirinya tak ingin segera menyelesaikannya begitu saja. Nurul Ingin bermain-main dahulu. Ingin mengetahui sejauh mana rasa nikmat dan enak yang dirasakannya saat ini dapat membawanya.

"Uuuggghhhhhh.. gilaaaaakhhh"

Dibalik mukena yang dipakainya, Nurul kini mulai meraba-raba dan mencari tonjolan puting payudaranya yang mengeras. Meski terhalang oleh banyak lapisan baju, Namun Nurul dapat merasakan kalau putingnya tersebut terasa sangat keras dan menonjol keluar. Diraihnya puting tersebut lalu dipilin-pilinnya dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuknya sendiri. Menambah Nikmat yang sekali lagi dirasakan Nurul.

Permainan tangannya itupun terus berlanjut untuk kemudian Nurul bertindak lebih jauh lagi. Dengan cepat jari tangan Nurul bergerak turun ke arah lipatan vaginanya. Lalu Nurul mengarahkan ujung jari ke pintu masuk liang vaginanya seraya menyorongkan jari sedikit masuk ke dalam.

“Sssshhhh.. mmmhhhh” erang Nurul saat tangannya mulai menusuk liang kewanitaannya dengan jari sendiri.

Liang vagina Nurul sudah benar-benar basah oleh lendir yang licin hingga dengan mudah jarinya itu menyeruak masuk, terus menusuk semakin dalam dan sangat dalam. Satu jari telunjuk mungil Nurul itu dirasa mungkin sudah cukup membuatnya agak kelagapan karena menggesek dinding vagina bagian dalamnya dengan nikmat. Tapi tak berhenti disitu, Nurul malah lanjut memasukkan jari tengah bergabung dengan telunjuknya di dalam liang hangat sana.

"Ouuugghhh... iniiihhh.. enaaakhh!!" racau Nurul sampai melambungkan pinggul bulatnya tinggi-tinggi merasakan semua ini.

Lepas sudah semua yang menghalangi diri Nurul saat ini. Dia benar-benar tenggelam dalam permainan mautnya hingga tak sadar dia sedang berada dimana dan tengah memakai apa. Tujuan awalnya yang tadi ingin beribadah justru malah berubah menjadi kegiatan pemuasan nafsu yang membuat butiran-butiran keringat sudah membasahi wajah cantiknya.

Diatas sajad*h suci sambil memakai mukena itu, Nurul merogoh payudaranya. Memainkan tangan dan jarinya untuk bergerak-gerak meremasi gundukan dagingnya tersebut. Sementara di selangkangan, di dalam rongga kewanitaannya, Nurul merasakan korekan dan rojokan kedua jari tangannya sendiri yang bergerak keluar masuk mengocoki. Masih ditambah lagi dengan gelitikan, tekanan dan sentilan ibu jarinya yang secara tidak sadar menyentuh bagian clitorisnya, membuat Nurul semakin kelabakan dengan nikmat dosa yang dia lakukan.

"Aaaakkkkhhh.... Yaaaaaaahhhhh!!"

Pekik lebih keras digaungkan Nurul saat ada sesuatu yang rasanya akan meledak keluar dari dalam rahimnya. Pertanda kalau Dia akan segera mencapai puncak kenikmatan yang secara mengejutkan dapat diraihnya dengan bermasturbasi untuk pertama kali. Sontak Nurulpun mempercepat gesekan dan kocokan kedua jari tangannya untuk menyongsong orgasme yang sudah di depan mata.

"Ouuuggghhh.. enaaaakk!!!" Teriak Nurul merasakan kedutan bibir vaginanya menguat disusul oleh tubuhnya yang mengejang dan meregang hebat.

Dirapatkannya kedua belah pahanya sendiri bersamaan dengan jari-jarinya terjepit dengan kuat didinding vagina yang merapat hebat serta menyemburkan cairan hangat yang keluar membasahi seluruh benda yang ada dalam liang tersebut. Nurul serasa sedang kencing namun yang mengalir keluar justru adalah cairan yang lebih kental berlendir dan rasanya nikmat tak tertahankan.

Beberapa saat tubuh yang terbalut mukena itu melengkung, mengejang dan menggeletar kuat hingga beberapa detik kemudian perlahan melemah tanpa tenaga. Sisa-sisa puncak kenikmatan itu perlahan meninggalkan tubuh Nurul yang selanjutnya hanyalah menyisakan deru nafas Nurul yang terengah-engah mencari udara seperti seseorang yang sudah berlari habis-habisan.

Matanya terpejam keenakan dan pikirannya melayang-layang. Nikmat yang dia rasakan begitu hebat tapi sayang hanya sesaat. Dalam pikirannya itu, Nurul hanya bisa merenung masih tak percaya, kalau baru saja dirinya melakukan sesuatu yang sangat-sangat tidak dibenarkan. Namun dirinya tak berdaya dan tak kuasa lagi menolak dan mencegah semua itu. Tarikannya demikian kuat, bahkan Nurul tak pernah merasakan dan mengalami gairah saat menyentuh dirinya seperti tadi.

Mulai sekarang, mungkin Nurul tak perlu bingung saat syahwat dan nafsu melandanya tiba-tiba. Karena alternatif lain itu telah muncul dalam pengetahuannya, tinggal bagaimana Nurul memanfaatkannya saja dikemudian hari.

"Lebih baik begini!" ucap Nurul meredam hati.

Rasa lelah yang ada dalam tubuhnya, membuat Nurul akhirnya terlelap tanpa sadar pergi ke alam mimpi.


=============================

Sementara itu tak jauh dari rumah Nurul, tampak Sean duduk diatas motornya sambil menatap ragu ke arah layar smartphone. Didalamnya sudah terpajang kontak Nurul yang berencana akan dia hubungi. Namun Sean masih bingung apakah dirinya masih bisa berkomunikasi dengan mantan pembantunya tersebut setelah kejadian naas yang menimpanya.

Apalagi setelah kejadian tersebut Sean bahkan belum sempat meminta maaf ataupun sekedar menemui Nurul untuk menanyai keadaannya.

"Telfon tidak ya??" tanya Sean dalam hati.


#Bersambung..........


Maap suhu kalau ada typo dan keterlambatan updatenya.
kayaknya kedepan ane update gak serajin dulu . tapi pelan-pelan aja. hehehe.

Nurul kayaknya udah merasakan nikmatnya colmek juga nih suhu.. gimana dong??? makin binal nih dia nanti.
lalu Kira2 Sean bakalan nelfon apa kagak nih ya??? doi udah menghilang lama tapi sekarang balik lagi. apakah doi punya maksud tersembunyi??? hehehehe...

Btw ane mau juga bilang kalau ane mau ganti mulustrasi Nurul sama pemeran yang agak lebih tua an dari yang sekarang, soalnya kalau merujuk kedalam cerita, usia Nurul itu antara 25-27an. Tapi ane belum nemuin mulustrasi yang pas nih.
kira2 ada gak diantara suhu yang ingin menyumbangkan gambar untuk dijadikan mulustrasi??? kalau ada inbox ane ya suhuu.
Peace
 
awesomeeeeee.... nice update suhuu.. lama gak muncul, sekalinya muncul main solo.. luar biasyaahhhh :tegang::tegang:;);)
 
nurul masih teringat dan masih membekas perbuatan dosa dengan pak sukani sehingga susah dilupakan
 
Hrusnya td nurul melakukan masturbasi nya smpe lupa shlt as*r teringat perbuatan itu dosa pas adz*n mghr*B hu.... Menyesal tp nglukin trus smpe pengaruh tsb membuat imannya tipis. Disitulah ibunya nurul masuk.
 
nurul makin binal

call aja ya sean..hehe

pak sukani cuma mau body nurul aja...
 
Bimabet
hu, kalau bisa sih banyakin dialog nurul sama haris. tapi terserah suhu aja deh mau di bawa kemana ceritanya.. tetep yang paling top
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd