Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Akhwat Yang Ternoda ( No Sara )

Status
Please reply by conversation.
Menurut aku thread ini sudah bagus dari awal ,kelanjutan nya seperti apa ya terserah suhu

Bagi yang tdk suka , silahkan buat thread sendiri aja deh
 
Gelar kloso nunggu nurul
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Chapter 14 : Berbeda Rasa


Nurul


Bu Susan


Haris


Pak Sukani


Lunar​


Kejadian menarik terjadi saat Haris memutuskan untuk ikut bersama Pak Sukani ke kantor polisi. Awalnya Pak Sukani menyarankan kepada Haris untuk tetap tinggal di rumah saja menjaga Nurul dan melakukan apa yang tadi telah disarankan olehnya. Akan tetapi karena Nurul tampak tertidur dengan nyenyak dan pulas, saran untuk melakukan seks dari Pak Sukani pun harus di tunda karena lebih baik membiarkan Nurul beristirahat. Jadinya Pak Sukani dan Haris pun bersama-sama pergi ke kantor polisi, dan Leni tinggal di rumah menjaga Nurul.

Saat sampai disana, Pak Sukani pun kemudian menjalani proses interogasi dan dimintai keterangan awal karena berstatus sebagai saksi. Haris pun ternyata juga dimintai sedikit keterangan mengenai bagaimana korban dan tersangka dapat bisa saling mengenal satu sama lain. Pihak kepolisian tadinya juga sempat berpikiran kalau mungkin saja ini bukanlah sebuah aksi pemerkosaan melainkan atas dasar suka sama suka sebagaimana keterangan yang dimintai dari tersangka. Namun dengan adanya keterangan Pak Sukani dan bukti video rekaman, kepolisianpun akhirnya menetapkan kalau kasus ini benar adalah kasur pemerkosaan.

"Sial!! Primus bajingan itu tak pernah berubah sedikitpun" gerutu Pak Sukani usai menjalani rentetan pemeriksaan dan pertanyaan yang cukup memakan waktu tersebut. Pak Sukani masih kesal mengetahui kalau Pak Primus masih saja membantah tuduhan yang ada padanya. Dari yang awalnya dia menuduh Pak Sukanilah yang mau memperkosa Nurul, sampai dia mengatakan kalau itu adalah keinginan atas dasar suka sama suka.

Haris yang tampak bingung, kemudian bertanya "Pak Sukani kenal berapa lama sih sama majikan Nurul??" tanyanya.

"Bukan kenal lagi Mas! saya tau persis bagaimana bajingan itu dulunya" balas Pak Sukani.

"Saya gak nyangka kalau dia bilang dia melakukan itu atas dasar suka sama suka dengan Nurul, tak mungkin istri saya suka dengan pria tua itu" ucap Haris yang sedikit terganggu dengan keterangan si pemerkosa. Namun lagi-lagi, sebuah pikiran aneh menghampiri Haris. Entah kenapa dia malah ikut mempertimbangkan kemungkinan kalau bisa saja istrinya memang juga suka sama pria tua itu.

Namun semua anggapan itu hilang saat Pak Sukani tertawa "Hahahaha. tentu saja Mas! istri Mas Haris itu seorang Akhwat! wanita baik-baik! mana mungkin dia mau melakukan hal yang tidak senonoh dengan pria lain" ucap Pak Sukani memuji akhlak Nurul.

Sontak Harispun langsung berucap dalam hatinya karena sudah berpikiran yang aneh-aneh dan mencurigai istrinya tersebut. Benar apa yang Pak Sukani bilang, kalau Nurul adalah wanita baik-baik dan menjaga dirinya dari orang lain terutama laki-laki. Jadi amat sangat tidak mungkin kalau istrinya tersebut malah melakukan tindakan seperti bersetubuh dengan pria lain atas dasar suka sama suka. Sebuah pikiran konyol yang membuat Haris mentertawakan dirinya sendiri.

Selang beberapa jam kemudian, urusan mereka di kantor polisi pun akhirnya selesai juga. Cukup melelahkan karena melewati banyak sekali pertanyaan yang terkadang juga menyulut sedikit emosi karena sebuah interogasi yang baik adalah dengan mempertimbangkan segala aspek yang ada. Termasuk aspek-aspek yang kurang masuk diakal sekalipun.

Haris dan Pak Sukani baru diijinkan pulang ketika waktu sudah menunjukan pukul 11 siang. Niat awal mereka memang langsung pulang ke rumah karena tak ada lagi yang perlu mereka lakukan. Namun ketika sampai di depan kantor polisi, Haris dan Pak Sukani malah bertemu dengan Bu Susan dan Lunar anak gadisnya. Haris yang tidak mengenal wanita dengan dandanan mewah tersebut, terlihat santai tanpa peduli sama sekali. Namun beda dengan Pak Sukani yang mengenal perempuan itu sebagai cinta pertamanya.

"Ma--mas Sukani??" Ucap Bu Susan mematung. Meski rasanya sudah puluhan tahun tidak bertemu, tapi Bu Susan tetap masih mengenali wajah Pak Sukani yang terlihat sudah mulai menua itu. Wajah yang dulu selalu mengisi hari-hari Bu Susan muda dengan senyuman dan gelak tawa.

Haris juga ikut terhenti, dia menatap kearah Pak Sukani yang terlihat juga sedang mematung tidak bergerak "Kenalanmu Pak??" tanyanya bingung melihat tatapan Pak Sukani langsung berubah jadi sendu.

Namun kejadian menarik terjadi saat perempuan yang memanggil Pak Sukani tersebut nampak terisak dan mulai menangis ditengah kebingungan dua orang yang ada disebelah mereka masing-masing. Tanpa diduga sedikitpun, tubuh Bu Susan beranjak berjalan ke depan dengan cepat dan langsung memeluk Pak Sukani begitu erat.

"Buseetttt" Ucap Haris mau tak mau terkaget dan ternganga menutup mulutnya tidak percaya apa yang sedang dilihatnya, Pak Sukani yang bertampang seperti preman itu, baru saja dipeluk oleh seorang wanita yang sudah bisa dikatakan sebagai bidadari tak bersayap.

"Aku kangen kamu Mas!" Ucap Bu Susan masih memeluk tubuh tua itu. Lunar anaknya pun tak kalah kagetnya dengan Haris dan bereaksi sama menyaksikan adegan cukup terlarang antara dua manusia yang masing-masing sudah menikah ini.

Tapi Pak Sukani terlihat diam, dia tak membalas pelukan Bu Susan dan matanya tampak seperti orang marah dan penuh ketidaksukaan "Kau membuat orang salah paham Susan!" ucap Pak Sukani dengan suara yang berat. Memang disekeliling mereka banyak sekali orang yang sedang lalu lalang dan menatap aneh ke arah mereka yang tengah berpelukan.

"Biarin aja!! Mereka tidak tau kalau aku sangat kangen sama kamu Mas!" balas Susan yang masih terisak-isak di dada Pak Sukani.

Pak Sukani menjauhkan kedua bahu Bu Susan dari badannya "Maaf! tapi aku tidak merasa seperti itu" balas Pak Sukani begitu dingin. Harispun tak menyangka kalau Pak Sukani bisa sedingin itu jadi seseorang. Biasanya dia selalu terkekeh atau tersenyum mesum terutama kalau sudah menyangkut masalah wanita. Tapi kali ini dia tampak berbeda meski sudah dipeluk oleh sang bidadari sekalipun.

"Mah! udah ih!! malu diliatin orang" tarik Lunar pada baju Bu Susan yang akhirnya membuat wanita itupun memundurkan langkahnya.

Bu Susan menghapus air mata pada wajahnya lalu berkata "Maaf! aku benar-benar terbawa suasana" balasnya.

"Aku yakin kau harus menyimpan suasana hati kau itu karena suami yang kau cintai sudah berulah!" Ucap Pak Sukani memancing perhatian Haris. Dia belum mengerti apa yang dimaksud oleh Pak Sukani.

"Ma--maksud Mas?" gugup Bu Susan.

Lalu Pak Sukani pun melanjutkan "Aku yang menangkap suamimu ketika dia mencoba memperkosa Mbak Nurul"

"JEDAAAAAAAAAARRRR!!!" seperti sebuah petir di siang bolong, perkataan Pak Sukani pun sukses membuat ketiga orang yang ada didepannya terkejut sangat kaget, bahkan tak terkecuali Haris yang langsung menggeram tidak suka ke arah Bu Susan setelah mengetahui fakta kalau dia adalah istri dari Pak Primus. Pria yang memperkosa istrinya.

Tatapan kagum yang tadinya Haris perlihatkan karena kecantikan wanita tersebut, langsung berubah jadi amarah yang tersulut. "Jadi Ibu ini adalah majikannya istri saya??" tanya Haris sedikit mendesak kearah Pak Sukani, tapi pria tua itu tidak menjawab.

Sedangkan Bu Susan pun jadi semakin bingung tidak tau apa yang harus dia katakan. Hatinya sedikit terenyuh karena kejadian ini ternyata tak sesimpel dan tak semudah yang dia bayangkan. Kini setelah takdir membawanya bertemu kembali dengan cinta pertamanya, ternyata karma juga ikut menyertai takdir tersebut. Membuat Bu Susan mau tak mau memikirkan kesalahan masa lalunya kepada pria yang begitu dicintainya itu.

Beberapa saat keheningan menyertai keempat orang tersebut, sebelum akhirnya Lunarlah yang berbicara "Maafkan Papah saya Pak!" Ucapnya dengan nada yang memelas.

Pak Sukani melirik anak gadis Primus tersebut "Kenapa kau minta maaf padaku nona muda?? yang jadi korban adalah istrinya Mas ini!! dan yang jadi pelakunya adalah ayahmu, kau tidak salah apa-apa" balasnya begitu datar.

"Sudahlah Pak! ngapain juga kita meladeni hal ini" balas Haris yang sudah sangat emosi. Dia harus segera beranjak dari sana sebelum diapun habis kesabaran dan mengamuk. Haris melirik ke arah Bu Susan yang masih terdiam dan tak bersuara.

Merespon ajakan Haris, Pak Sukani pun memasang sebuah senyum kecil di wajahnya "Kalau begitu saya duluan" ucap Pria tua itu pamit meninggalkan Bu Susan dan anaknya. Haris pun langsung menyusul tanpa berbicara sedikitpun.

"MAAF!! kalau dulu aku gak percaya sama Mas!" kata Bu Susan tiba-tiba keluar begitu saja.

Dia membalikkan badannya menatap punggung Pak Sukani yang sudah mulai menjauh tak merespon permintaan maafnya tersebut. Tampaknya laki-laki itu memang sudah sangat membenci Bu Susan karena dulu tidak pernah percaya dan berpihak padanya. Bu Susan yang dulu termakan oleh omongan Pak Primus, ikut menuduh Ibu dari Pak Sukani hamil karena merayu ayahnya. Dan hal tersebut memang sangat menyakiti hati Pak Sukani karena satu-satunya orang yang diharapkan bisa percaya, malah ikut-ikutan menyalahkan ibunya.

Dalam perjalanan pulang pun, baik Haris dan Pak Sukani hanya diam saja. Haris sedari tadi tampak penasaran dan ingin sekali bertanya tentang hubungan Pak Sukani dengan orang-orang yang berada dibalik pemerkosaan istrinya, namun niat itu langsung diurungkannya karena melihat Pak Sukani yang hanya diam tak berkata-kata sedikitpun. Bahkan setelah mereka sampai dirumah Haris kembali, Pak Sukani langsung berpamitan begitu saja mengajak istrinya untuk pulang.

"Abi kenapa??" tanya Nurul yang ternyata sudah bangun dan melihat Haris masuk ke dalam kamar dengan muka yang kusut.

"Pak Sukani Mi" balas Haris datar. Dia kemudian merebahkan badannya di samping Nurul yang duduk menyender di ranjang.

Nurul mengernyitkan keningnya "Kenapa sama Pak Sukani??" tanyanya lagi.

"Entahlah! kayaknya dia kenal sama majikan Umi! perempuan yang namanya Susan" jawab Haris menjelaskan.

"Ohh!" balas Nurul singkat. Hatinya masih dalam pergulatan batin dan diliputi rasa gundah yang cukup mendalam. Dia berusaha bersikap senormal mungkin dihadapan Haris karena dia tidak ingin menunjukkan sisi rapuhnya.

Tapi Haris sadar kalau istrinya tersebut masih terlihat canggung "Wanita itu tiba-tiba nangis dan meluk Pak Sukani, lalu minta maaf" jelas Haris tanpa ditanya oleh Nurul sekalipun. Setidaknya dia punya sedikit bahan pembicaraan agar istrinya tersebut mau merespon.

Namun lagi-lagi Nurul hanya menjawab singkat "Ohh gitu!!" balasnya.

"Umi ada apa sih?? cerita sama Abi!!" tanya Haris mendekatkan badannya pada Nurul, tapi seketika istrinya tersebut sedikit mundur dan menjauh darinya. Membuat Haris menghela nafas melihat Nurul yang tampak berusaha menghindari kontak fisik dengannya.

"Gapapa!" balas Nurul singkat.

Membuat Haris memijit pelipisnya "Kalau gak kenapa-napa, kenapa Umi menghindar??! Ini Abi! suami kamu!" ucap Haris dengan pelan berusaha membujuk.

Tapi Nurul justru malah menunduk "Umi kotor Bi!" jawabnya lemah.

"Astagfirullah! Umi tidak kotor Mi!! Umi masih wanita yang sama dimata Abi!" balas Haris yang ikut terenyuh melihat kondisi istrinya tersebut. Benar apa yang Pak Sukani katakan kalau Nurul merasa dirinya tersebut sudah tidak pantas lagi karena telah ternoda.

Dan isak tangis Nurulpun kembali terdengar "Tapi Umi merasa berbeda Abi!! Umi sudah mengkhianati Abi sebagai suami!" teriaknya sambil menangis dengan kencang. Nampak mukanya begitu merah dan matanya bengkak mengeluarkan air mata.

"Abi gak pernah merasa terkhianati! karena Abi tau semua ini diluar kehendak Umi!" Ucap Haris yang kembali mendekat kearah Nurul dan berusaha memeluk tubuh istrinya tersebut.

Tapi tangannya malah di tepis oleh Nurul "Abi tau darimana kalau semua ini diluar kehendak Umi??? Umi yang merasakannya Bi!!!" balas Nurul yang semakin menjadi-jadi dalam tangisnya.

"Kalau begitu cerita sama Abi!! katakan sama Abi apa yang Umi rasakan saat ini!" ucap Haris yang juga tidak tahan untuk tidak berteriak. Bukan dirinya marah tapi Harispun bingung bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi istrinya tersebut.

"Umi berdosa Bi!! Umi sudah kotor!" ucap Nurul melunak sambil menarik kakinya ke arah dada dan menunduk memeluk kakinya tersebut.

Haris kemudian ikut memeluk tubuh Nurul yang meringkuk duduk dengan begitu hangat "Memangnya kenapa?? entah itu Umi berdosa ataupun Umi merasa diri Umi kotor. Abi tetap cinta dan sayang sama Umi" Balas Haris mengungkapkan perasaannya.

"Tapi Umi menikmatinya Bi!!!!" isak Nurul yang tiba-tiba mengaku bahwa dia juga menikmati perkosaan itu meski hanya sesaat saja. Sebuah rahasia yang sudah berusaha Nurul pendam itu akhirnya diketahui oleh suaminya. Dalam pikirannya, Nurul sudah siap dengan segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi bahkan jika dirinya dicerai sekalipun, Nurul merasa akan rela dan ikhlas.

Tapi justru Haris merespon berbeda "Umi dalam pengaruh obat kan??" tanya Haris mengangkat dagu Nurul dan menatapnya. Istrinya tersebut kemudian mengangguk lemah mengiyakan.

"Berarti udah gak ada masalah lagi" balas Haris begitu cueknya.

"Tapi Bi!!" ucap Nurul menatap tidak yakin ke arah Haris yang terlihat tersenyum bersungguh-sungguh dengan apa yang diucapkannya barusan. Hati yang sedih itupun akhirnya jadi ikut tersentuh melihat sikap suaminya yang sangat bijak dalam memahami masalahnya.

Haris kemudian membelai wajah Nurul yang terbungkus hijab itu dengan lembut "Bagi Abi! yang terpenting Umi masih ada disini! Utuh dan sehat wal'afiat. Perihal masalah lain, kita bisa menyerahkan semuanya pada yang diatas. Toh semua ini juga rencana-Nya juga" balas Haris menenangkan Nurul. sekarang tubuh kecil yang bergetar hebat tersebut akhirnya bisa Haris tenangkan juga.

Sungguh Nurul tak bisa berkata apa-apa lagi setelah mendengar pernyataan Haris tersebut. Layaknya sebuah obat, Hati Nurul jadi merasa langsung sembuh dengan penuturan suaminya yang begitu bijaksana. Membuat Nurul jadi tersadar kalau apa yang dia takutkan selama ini, sebenarnya tak lebih dari sebuah anggapan buruk terhadap rencana tuhan padanya. Karena sebaik-baiknya rencana adalah rencana dari sang maha perencana itu sendiri.

Nurul tersenyum "Nah gitu dong! senyum yang kayak gini yang pengen Abi liat" ucap Haris merasa senang telah berhasil membuat istrinya tersebut ceria kembali.

Meski dalam dirinya ada sesuatu yang berdesir hebat ketika mendengar istrinya itu mengaku sedikit merasa nikmat saat disetubuhi orang lain, hingga membuat Haris sendiri tak sadar kalau dibalik celana yang dipakainya, sesuatu sudah menggembung menyesakkan. Haris merasa kalau gairahnya menjadi bangkit menggebu-gebu begitu saja.

"Bener Abi gak masalah??" tanya Nurul masih merasa tidak yakin.

Haris mengangguk "Iya Umi! Apapun yang terjadi selama Umi masih tetap disisi Abi! Abi pasti tidak akan mempermasalahkannya" jawab Haris begitu yakin. Entah kenapa ada rasa senang dalam diri Haris ketika dia mencoba menerima dengan ikhlas pengakuan istrinya tersebut. Bagi Haris, kejujuran istrinya itu terasa lebih baik dan menggetarkan hatinya. Meski bagi sebagian orang tindakan istrinya itu sudah bisa dianggap sebagai tindakan penyelewangan dalam rumah tangga.

Tiba-tiba Haris menyergap tubuh Nurul dan memeluknya "Sekarang Abi akan membuktikannya" senyum Haris menggoda Nurul.

"Buktiin apa Bi??" tanya Nurul sedikit heran.

"Bukti kalau Abi tidak pernah mempermasalahkan meskipun Umi mendapat nikmat dari pria lain sekalipun! Karena di mata Abi! Umi adalah wanita suci yang tidak pernah kotor" Balas Haris secara gamblang tidak sadar apa yang telah diucapkannya. Haris sudah terbawa nafsu yang menggebu-gebu sampai dia berucap hal yang seharusnya tidak diucapkan oleh seorang suami tersebut.

Tapi Nurul justru merasa senang dengan jawaban itu. Bukan karena dia berniat ingin berselingkuh dan mendapatkan nikmat dari pria lain, akan tetapi dia merasa kalau Haris memang benar-benar seorang suami yang begitu cinta pada istrinya, terlepas dari apapun yang terjadi. Dalam gambaran Nurul, Haris sudah menjadi seorang suami yang begitu baik yang bahkan berusaha memahami segala aspek yang terjadi dalam hidup istrinya.

Nurul kemudian tertunduk malu, hatinya semakin berbunga-bunga atas jawaban suaminya tersebut, Dia bahkan menutup mata saat Haris mencoba mengangkat dagunya dan menciumnya tepat di bibir.

"Muaaachhh" cium Haris begitu lembut kemudian dia tersenyum.

"Umi cantik" ucapnya mulai menggoda Nurul.

Tanpa bisa menjawab, bibir Nurul pun kembali dikecup oleh Haris. Namun kali ini terasa berbeda karena lidah Haris yang kasar mencoba mendesak masuk ke dalam mulut Nurul. Memberikan sensasi menggelitik yang sebelumnya belum pernah Nurul rasakan dari sebuah ciuman.

Sebenarnya Nurul ingin menolak karena merasa kurang nyaman, Haris suaminya tersebut tidak pernah menciumnya sepanas dan sebergairah ini, tapi dorongan dari dalam hatinya tidak dapat berbohong saat ciuman itu membangkitkan syahwat dan nafsunya. secara naluri, Nurul pun membalas melumat bibir Haris dan malah meraih pundak suaminya itu agar tubuh mereka semakin menempel hingga ciuman mereka menjadi semakin terasa nikmat.

”Hmmmmpphhhhh.. mppphhh” Bunyi peraduan bibir mereka yang sedang berciuman. Kuluman bibir mereka terus saling bertaut. Lidah mereka saling menjilat dan berpilin mesra. Haris mengeluarkan semua kemampuan barunya, demikian juga dengan Nurul mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya.

Hingga beberapa detik berlalu, ciuman Harispun kini menjadi semakin buas dan bernafsu. Dari bibir, Haris turun ke leher Nurul yang terbungkus sebuah hijab tersebut dan menyingkapkannya kebelakang, sehingga leher jenjang istrinya itu sedikit terekspos dam dia berupaya menjelajahi leher istrinya itu dengan bibir dan lidahnya.

"Sssshhhhhhh.. biihhh!!" desis Nurul merasakan geli. Nurul semakin merasa bernafsu diperlakukan seperti ini karena biasanya Haris tak pernah melakukan pemanasan saat mereka ingin bercinta.

Sambil berciuman, tangan Haris dengan lihai meraih resleting baju gamis Nurul dan mulai menariknya ke bawah hingga tubuh atas Nurul pun terbuka.dan hanya menyisahkan sebuah BH warna hitam yang menutupi payudaranya. Dengan lembut Haris meraih kaitan BH yang dipakai Nurul dan menghentakkannya dengan cepat. Kini, payudara istrinya tersebut terpampang jelas dimatanya.

"Kayaknya susu Umi makin gede" komentar Haris yang mencoba menelusuri gundukan dada Nurul yang bulat padat, terasa sangat halus dan mulus sekali itu. Payudara Nurul yang berukuran 36B tersebut nampak cukup membusung di badannya yang kecil.

”Aaaahhh..” tidak menjawab, Nurul malah mengerang saat Haris mulai meremas-remas gundukan payudaranya itu semakin gemas. Ia melenguh agak keras dan Haris pun semakin giat meremas-remas dadanya yang montok itu.

Perlahan Haris melepaskan ciumannya dari leher Nurul dan malah menatap istrinya tersebut tanpa berkedip. Entah kenapa, ada yang berbeda dari istrinya tersebut setelah hanya dua minggu saja dia tidak bertemu. Atau mungkin memang rasa rindu itu sendiri yang membuat Haris terlihat begitu mengagumi kecantikan dan pesona tubuh sintal milik Nurul meski ini bukan pertama kalinya ia melihat.

"Kok liatin gitu sih Bi!!" Protes Nurul yang malu dipandangi seperti itu segera menunduk dan berupaya menyilangkan tangan di depan dada untuk sekedar menutupi apa yang ada.

Aneh memang Nurul merasa sedikit malu karena sebelumnya tidak pernah ditatap seperti itu oleh Haris suaminya. Selama beberapa tahun mereka menikah, Haris dan Nurul melakukan hubungan seks yang monoton dan tak pakai embel-embel sama sekali. Mereka hanya saling membuka baju, berciuman sebentar, lalu melakukan senggama dengan gaya misionaris. Jadi tak heran kalau apa yang dilakukan oleh Haris sekarang cukup membuat Nurul tergugup seperti menjalani malam pertama.

Haris tersenyum "Umi cantik" ucapnya yang kemudian segera bergerak cepat dengan kembali memeluk tubuh mungil Nurul dan melumat bibirnya dengan begitu rakus. Sambil ber-french kiss ria, Harispun langsung mengarahkan kedua tangan miliknya kebagian dada Nurul dan mulai meremasi kedua payudara itu secara bersamaan. memberikan sensasi yang lagi-lagi membuat Nurul semakin keenakan dan memilih untuk memejamkan mata saja menikmatinya.

”Auuww!! gelii Bi!!” rintih Nurul saat merasa putingnya yang sudah tegang akibat nafsu syahwatnya tiba-tiba menjadi hangat dan basah.

Ternyata dengan gerakan yang begitu cepat, Haris yang tadinya sedang menciumi bibir istrinya itu, langsung berpindah ke bagian dadanya dan sudah asyik menaruh mulutnya disana. Haris menjilati daerah sensitif itu dengan lidahnya yang panjang dan tebal, menghisapnya begitu rakus bagai anak kecil yang haus akan sentuhan air susu ibu.

”Abiiihh!! iihhh!! geliii!!” Ucap Nurul yang tentu saja dibuat menggelinjang geli karenanya. Tanpa terasa ia mengeluarkan erangan yang lumayan keras, yang mana itu malah membuat Haris jadi semakin bernafsu.

"Enak gak Mi??" tanya Haris disela-sela hisapannya. Tak lupa ia memelintir puting Nurul yang sebelahnya lagi sambil ia melumat, mencium, menarik dan menghisap-hisapnya secara bergantian, kiri dan kanan.

”Abi ngapaiin sih?!!” tanya Nurul begitu manja. Ia hanya dapat mengelus dan menjambak rambut Haris dengan tangan kanannya, sedang tangan kirinya berusaha berpegangan pada kasur untuk menopang tubuhnya agar tidak jatuh kebelakang.

Badan Nurul kian bergetar ketika jemari Haris menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Haris yang tadinya memijit dan meremas-remas payudaranya memang mulai merambah seputar selangkangan Nurul yang masih terbungkus baju gamis dan celana dalam. Dengan ujung jarinya, Haris mencoba menyusup ke dalam selangkangan istrinya tersebut dan mengusap-usap daerah itu dengan lembut. Dan bagaikan seperti sebuah lampu ajaib aladin, selangkangan Nurul pun makin terbuka karena reflek telah merenggangkan kedua pahanya.

Tanpa sadar, rupanya Nurul telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya tersebut. Mengikuti nalurinya saja, dengan sigap tanpa malu-malu Nurul menarik bajun gamisnya sendiri beserta celana dalamnya dibantu oleh Haris dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu dihadapan Haris.

"Mi! Abi boleh nyium itunya gak??" tanya Haris tiba-tiba.

Haris teringat tentang bagaimana waktu dikalimantan, dia tak sengaja menyaksikan teman satu kamarnya menyewa seorang PSK dan becinta disebelahnya ketika dia pura-pura tertidur. Sebenarnya Haris ingin mempraktekan ilmu yang di dapatnya dari tontonan itu kepada istrinya Nurul. Haris juga penasaran bagaimana rasanya mencium dan menjilati vagina seorang perempuan.

Namun sesuai dugaan, Nurul pun menolak permintaan itu "Jangan Bi!! itu kan kotor!!" balasnya tidak mau.

Tapi Haris tampaknya tak berniat mendengarkan Nurul karena kemudian dia mengambil posisi diantara kedua paha Nurul sehingga mukanya langsung berhadap-hadapan dengan selangkangan Nurul yang mengangkang dimana bibir vaginanya nampak merah merekah dan sedikit mengkilat karena cairan yang keluar dari vagina itu sendiri.

"Aa--abi ngapain??" gugup Nurul menatap kearah bawah selangkangannya.

"Umi tenang saja!! pasti bakalan enak kok" balas Haris tersenyum.

Dengan berdebar dan sedikit rasa antusias, Nurul menunggu aksi suaminya tersebut lebih lanjut dengan reflek membuka kedua pahanya lebih lebar lagi. Nurul menunduk memperhatikan kepala Haris yang dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka.

Sedangkan Haris menelan ludah melihat pemandangan indah yang baru pertama kali dia lihat tersebut. Haris tak menyangka kalau vagina seorang wanita bisa semenarik itu dan membangkitkan gairahnya yang menggebu-gebu. Ditatapnya bibir vagina tersebut yang tampak merekah basah, dihiasi bulu jembut tipis menghitam ditepi dan atasnya. Kontras dan sangat indah dipandang.

Kemudian Haris menjulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu dengan sangat pelan. “Aaaaaghhhhhhhh..” Nurul mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir vaginanya. Memberikan sebuah sensasi yang belum pernah Nurul rasakan seumur-umur dia hidup.

Desahannya semakin menjadi-jadi ketika lidah Haris mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dengan ujung lidahnya. Menggelitik seluruh daerah kewanitaan Nurul dengan rangsangan yang begitu hebat. Apalagi saat jilatan tersebut mengenai daging kecil yang tersembunyi diatas belahan vagina itu. membuat Nurul semakin blingsatan merasakan nikmat. Pinggulnya dihentak-hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah Nurul rasakan sebelumnya.

"Enak gak Mi??" tanya Haris menghentikan kegiatannya dan menatap Nurul yang sudah dalam keadaan yang bernafsu begitu berat. Wajahnya memerah dan matanya sayu menatap Haris di bawah selangkangannya.

"Ennakk Bih!!" balas Nurul menganggukkan kepalanya.

"Yaudah kalau gitu gantian ya??" pinta Haris yang langsung saja bangkit dan melucuti semua pakaian yang melekat di tubuhnya. Kini Haris sudah bertelanjang bulat dan memperlihatkan penis kecil miliknya yang sudah menegang dan mengacung seperti menunjuk ke arah Nurul.

"Ihhh! Abi mau ngapain???" protes Nurul menutup mukanya. Namun sebenarnya Nurul tau dan sadar apa yang tengah diinginkan suaminya tersebut karena dulu dia sempat melihat Ibunya melakukan hal yang sama dengan Mario.

"Gantian dong Mi! sekarang giliran Umi yang jilatin punya Abi!" balas Haris mendekatkan selangkangannya ke arah muka Nurul yang masih berhijab tersebut.

Tapi Nurul menggeleng "Gak mau ah!!" balas Nurul tidak suka dengan permintaan suaminya itu. Rasanya tidak pantas sekali kalau mulut yang biasanya dipakai untuk makan tersebut, justru malah digunakan untuk mencium alat kemaluan.

"Coba dulu sebentar!" bujuk Haris yang sudah tidak sabar ingin merasakan dikulum dan disepong oleh istrinya tersebut. Lagi-lagi Haris teringat tentang adegan seks yang disaksikannya waktu berada di kalimantan. Penis temannya waktu itu nampak dikulum dan diservis sedemikian rupa oleh si PSK yang sedang melayaninya.

Tak menyerah, Haris kembali membujuk istrinya tersebut "Ayoo donggg!!!" ucapnya memelas dan meminta.

Dan bujukannya tersebut akhirnya berhasil juga ketika Nurul membuka telapak tangannya dan meraih Penis kecil itu "Dikit aja yah??!!" Ucap Nurul bernegoisasi. Paling tidak dia harus mencoba dulu sebelum membuat keputusan. Apalagi saat ini Nurul sedang dalam keadaan bernafsu berat, jadi pikiran jernihnya pun masih terpengaruhi pikiran yang lain-lain.

Ini adalah pertama kalinya Nurul menggenggam penis suaminya tersebut dan merasa agak aneh seperti ada sebuah denyutan-denyutan kuat pada batang tersebut.

Dengan ujung lidahnya, Nurulpun kemudian menjilat perlahan kepala penis Haris yang mengkilap kecoklatan itu. Sebuah aroma asing kemudian masuk menusuk hidungnya yang terasa agak sensitif akan bau tersebut. Terasa aneh diawal, tapi setelah diulang lagi dan lagi. Nurul pun menjadi agak terbiasa dan merasa nyaman dengan apa yang dia lakukan. Aroma yang diciumnya itu pun terasa semakin memabukkan dan membuat hasratnya makin menggebu.

Entah insting darimana, Nurul pun membuka mulutnya sambil kemudian memasukan batang penis yang telah basah itu dan dikulumnya. "Ouuuuuggghhhhhh.. mihhhhh" Haris meringis nikmat merasakan penisnya seperti berada disuatu tempat yang hangat dan basah. Apalagi Nurul secara tidak sadar mulai melumati penis kecil didalam mulutnya itu dengan semakin bernafsu hingga Haris menjadi kelojotan.

"Mmmmmmmmpppphhh.. enakkk mihh!! teruusss!!!" Pinta Haris yang penuh kenikmatan. Dia lalu memegangi kepala Nurul yang terbungkus hijab tersebut dan meremas-remahnya dengan lembut.

Lama kelamaan Nurul semakin terbiasa dan semakin berani melakukan aksi yang baru dipelajarinya tersebut. Entah itu naluri atau instingnya, dia mencoba menggunakan lidahnya untuk membelit-belit batang kemaluan Haris suaminya yang nampak habis tertelan oleh mulutnya tersebut karena ukurannya yang kecil. Nurul tidak menyangka kalau kegiatan semacam ini dapat membuat laki-laki menjadi kenikmatan juga.

"Pantes dulu suka Umi lakuin ini sama Mario" Ucap Nurul dalam hatinya mengingat Ibu Halimah yang dulu suka menyepong penis Mario.

2 menit diperlakukan seperti itu oleh istrinya, Haris pun mau tak mau merasakan kalau puncaknya sudah semakin mendekat "Stopp Mi!" ucapnya menahan Nurul yang tampak larut dalam kulumannya.

"Kenapa Bi??" tanya Nurul heran.

"Abi udah mau keluar" balas Haris menjelaskan kalau dia sudah merasa akan berejakulasi.

Dengan cepat, Harispun kemudian mengatur posisinya berada diantara kedua jepitan paha Nurul, Ia menyibakkan kedua batang paha mulus milik istrinya tersebut ke samping lalu Merapatkan Pinggulnya. Haris kemudian memposisikan penis kecil miliknya tepat didepan gerbang kewanitaan Nurul. Dengan pelan dia menggesek-gesekkan ujung penis itu ke bagian bibir vagina yang tampak seperti merah merekah.

"Ssssssssssshhh...Biih!! jangann gituu!! masukiiinn ajaaa!!" Desis Nurul yang sudah tak tahan lagi saat kepala penis suaminya itu menggosok lipatan kewanitaannya. Birahi Nurul yang tadi sempat surut, kembali mengalir menuju puncaknya.

Namun Haris tampak tak ingin terburu-buru. Dalam pikirannya, ia memandang kagum ke arah vagina Nurul yang terlihat masih muda, indah dan bagus. Padahal vagina istrinya itu sudah dijajah berkali-kali olehnya bahkan sampai ada orang lain yang ikut menikmati. Namun semuanya tampak tak berubah sama sekali, membuat Haris jadi bangga dengan kepunyaan istrinya tersebut.

"Gimana kalau banyak batang besar yang masuk kesini??" heran Haris dalam hatinya membayangkan bagaimana keadaan vagina istrinya kalau sampai ada batang lelaki lain yang menjajah dan menikmati lubang tersebut.

Sontak penisnya semakin merasa menegang tidak karuan ketika dia mengkhayalkan hal aneh yang mungkin saja tidak akan pernah terjadi tersebut, namun dengan membayangkannya saja sudah membuat darah dan birahi Haris bergejolak ria.

Sedangkan Nurul hanya bisa celentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang Penis Haris pada lubang vaginanya yang telah semakin berdenyut. Nurul tidak sabar ingin merasakan kenikmatan duniawi yang sudah di tahan-tahannya semenjak Haris pergi ke kalimantan tersebut. Rasanya, nafsu Nurul semakin hari semakin menggebu-gebu setelah rangkaian panjang ujian syahwat yang menghampirinya.

Hingga Nurul tak sadar kalau dia malah memajukan pinggulnya berusaha menggapai Penis milik suaminya itu "Ayo Bi masukiiiiinn!!" pinta Nurul dengan gemas.

Tak ingin berlama-lama, Harispun lalu memegang penisnya yang sudah tegang maksimal itu dan diarahkannya ke bibir vagina Nurul yang sudah becek berlendir.
Ditempelkannya kembali kepala penis yang membonggol mantap itu dan di dorongnya pelan-pelan masuk ke dalam vagina Nurul. Setiap inci dari gesekan batang Penisnya tersebut berusaha Haris resapi sedemikian rupa dengan coba memejamkan mata hingga semuanya masuk secara mantap.

Terasa kalau vagina Nurul menjepit sempit dan basah ketika dimasuki. Berbeda dengan percintaan mereka yang sebelumnya memang tak pernah menunggu apakah Nurul sudah merasakan birahi atau belum. Kali ini Haris melakukannya dengan beda dan memberikan sebuah pemanasan yang sangat membangkitkan gairah istrinya tersebut, Sehingga kenikmatan yang Haris rasakan saat ini memang benar-benar begitu lebih enak dari yang sebelum-sebelumnya.

Namun keanehan dirasakan oleh Nurul saat Penis suaminya tersebut sudah masuk secara utuh di dalam rongga vaginanya. Entah kenapa Penis yang biasanya cukup membuat Nurul keenakan selama bercinta tersebut, sekarang malah terasa seperti biasa-biasa saja. Nurul bahkan sempat melirik ke bawah selangkangannya memastikan apakah Penis suaminya tersebut benar-benar sudah masuk atau belum. Karena Nurul merasa vaginanya tak bereaksi menjepit batang itu.

Dan Hasrat Nurul yang tadinya menggebu-gebu dan ingin dipuaskan, tiba-tiba hilang seperti terbawa angin saat mengetahui kalau penis suaminya tersebut memang sudah masuk disana secara utuh. Dirinya merasa sangat kosong dengan Penis Haris yang terasa amat kecil dan hanya seperti mengorek-ngorek liang kemaluannya ketika Haris mulai bergerak.

"Ooohhh... enaaakkk!!" Racau Haris yang seperti asik dengan dunianya sendiri memaju mundurkan penisnya di vagina Nurul, tanpa melihat bagaimana ekspresi istrinya tersebut yang tampak kebingungan.

Tiba-tiba saja, pikiran Nurul secara tidak sadar teringat akan penis laki-laki lain yang pernah dia rasakan sebelumnya "Lebih enak punya Pak Primus" ucap Nurul tidak sengaja merasakan kalau perbedaan tersebut memang sangat jelas.

Penis Pak Primus yang begitu besar dan panjang sangat pas terasa mengisi seluruh rongga kemaluan Nurul hingga menyentuh pintu rahimnya saat itu, berbeda dengan Penis suaminya yang saat ini entah kenapa terasa sangat kecil bagaikan sebuah cotton bud yang mengulik-ulik lubang telinga, Geli-geli tapi tak memuaskan.

Apalagi setelah beberapa tusukan saja, badan Harispun langsung menegang diatas tubuh Nurul seperti orang kesurupan. Haris memacu nafsunya yang hampir menjelang itu sambil bergerak memaju mundurkan batang penisnya dengan beringas dan kasar tanpa mempedulikan Nurul sama sekali. Lecutan-lecutan yang Haris rasakan mengalir di sepanjang tulang belakang tubuhnya, semakin menjalar menuju pinggang lalu terasa mengumpul pada pangkal kejantannnannya. Hingga pada akhirnya rasa geli itu tak bisa ditahan lagi sampai batangnya berdenyut-denyut hebat memancurkan seluruh isinya keluar dengan kuat dan berkali-kali, membasahi seluruh bagian dalam liang kewanitaan Nurul dengan sebuah lenguhan kuat mengirinya.

"Uuugghhh.. enaakk Mihh!!!" ucap Haris begitu kelojotan.

Sedangkan Nurul hanya bisa memeluk erat-erat tubuh Haris ketika tiba-tiba matanya mengeluarkan air yang mengucur bebas jatuh ke pipinya, bulir-bulir tersebut seakan menjadi saksi atas rasa bersalah Nurul kepada Haris karena sudah memikirkan pria lain ketika bersenggama dengannya. Kembali Nurul merasa kalau dia sudah mengkhianati suaminya tersebut dengan berselingkuh batin secara sadar.

"Maafkan Umi, Abi!!" ucapnya dalam hati memeluk tubuh Haris yang sedang menindihnya begitu lekat.

#Bersambung..............



Waduh. kira2 apa nih yang terjadi sama Nurul??? kenapa dia bisa seperti itu????
Dan Haris astaga!! sudah keluar jiwa2 cuckoldnya. wkkwkwkwk

maapin kalau ada typo ataupun yang gak kedapatan feelnya. jujur sekali ane udah berusaha. wkwkkwkwkw
 
Makasih Update nya Suhu @sevensage
:ampun::ampun:

feel nya jadi aneh yah, padahal ini sex suami dengan istri nya,
tapi apa yg ada dikepala mereka masing masing sangat berbeda....

wkwkwkwk..... Si Haris perlahan lahan jiwa cuckold nya mulai keluar nih
Bisa aja nih Sukani.... wkwkwk....

Ayo Nurul.... Titit suami lo ga enak... Bebaskan Jiwa Mu... wkwkwk :semangat::semangat:


Semangat Hu
:beer::beer:
 
Sip ada update, herannya setiap abis update malah penasaran sama lanjutannya hehehehe
 
Hadir lagi , makasih hu updatenya parkir dulu lah buat baca dr awal nanti malam.
 
Penggambarannya mantep banget om, baik dari sudut pandang Haris maupun sudut pandang Nurul :tepuktangan:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd