Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Aku Anak SMA Yang Menjadi Simpanan

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
mantabbbb ditunggu kelanjutannya
ditambah bumbu bondage dikit hu
model2 50 shade of grey
 
Aku berkacak pinggang di depan kaca, melihat penampilanku menggunakan seragam SMA Kusuma yang terlihat seperti pakaian di film kartun sailormoon dengan rok biru dan kemeja yang menampilkan lekukan tubuhku yang menonjolkan buah dada dan pantatku yang berisi. Aku tidak tergolong wanita dengan postur tubuh tinggi, dan kulitku juga coklat sawo matang. Wajahku bisa dibilang sedikit manis karena Mungil dengan sederetan gigi putihku. Tubuhku berisi dan padat selalu aku rawat rutin ke salon karena permintaan Pram. Dia memberikan jatah lumayan cukup besar untuk seusiaku. Aku dapat menabung selama 2 tahun ini karena semua uang yang dia berikan kepadaku tak habis aku gunakan. Dia selalu menginginkan tubuhku halus dan terawat karena dia ingin selalu puas menikmatinya.
Sepulang sekolah nanti aku ingin pergi ke salon untuk merilekskan tubuhku karena capek akibat pertempuran 2 hari di luar kota. Pram tak pernah capek mengentotiku, sepertinya libidonya sedang tinggi saat ini.
Kesibukan anak SMA kelas 3 sepertiku adalah mempersiapkan ujian masuk tingkat universitas, tetapi sampai sekarang aku belum bisa menentukan yang mana yang akan aku pilih. Aku masih bingung sampai sekarang apa yang harus aku lakukan untuk untuk hidupku di masa depan. Apa iya aku akan tetap menjadi simpanan Pram sampai nenek2. Mustahil rasanya Pram tidak akan tergoda wanita lain jika nanti aku semakin tua. Aku rasa hanya waktu yang dapat menjawabnya. Aku masih terus memikirkannya sampai saat ini agar ada sebuah jalan untukku melangkah ke masa depan walaupun aku sudah seperti perempuan tak bernilai.
Kau kuat Cintya, yakinku dalam hati.

Tak terasa jam istirahat sudah berbunyi di sekolah dan aku pun pergi ke kantin seperti biasa dengan salah seorang teman dekatku, Lily namanya. Dia temanku saat aku duduk di bangku Sma sampai dengan saat ini. Ada kemiripan diantara kami berdua sehingga kami dapat begitu dekat, sehingga antara aku dan dirinya dapat berbagi suka dan duka bersama. Kami sering melakukan perawatan vagina bersama ataupun perawatan kulit dan rambut bersama ke salon.
Lily berasal dari golongan tidak mampu yang berjuang hidup dengan menjadi pemuas nafsu pria pria hidung belang kelas atas. Dia melakukannya karena tidak ada pilihan yang dilihatnya lebih baik dari pada mati tidak berguna. Bedanya aku menjadi simpanan yang diatur oleh seorang pria sedangkan Lily wanita bebas yang dapat menentukan kemana dia mau melangkah. Dia dapat memilih mau melakukannya atau tidak. Tidak sepertiku bagai sapi yang ditarik lalu diikat dan tidak bisa melawan.
Ahhhhhhh kenapa ada kehidupan yang mengerikan seperti ini.

'Tia lemes banget sih'
'Habis habisan ya kemarin, hihihihi' bisiknya kepadaku sambil cekikikan.
'Dasar lu nenek nenek kepo ajahhh'
'Gw udah lepra nih, jalannya cepetan donk sayangku tia. Keburu habis mie ayam bang jali'
Gerutunya sambil menarik tanganku agar melangkah lebih cepat ke kantin.
'Li ntr siang jadikan kita nyalon. Keropos semua nih tulang gw'
'Aduh hampir lupa gw kabarin lu say, gw tiba2 dapet panggilan penting nih. Sayang dibuang, lumayan soalnya, sorry banget ya tia. Next time bs ga di ubah gitu'
'Ah payah lu li masa gw sendirian sih'
'Gapapa sekali kali tia sayang'
'yaudah deh gw juga lihat ntar aja, takutnya gw males' ucapku sambil mengerucutkan bibirku.

Ketika pulang sekolah seperti biasa aku menunggu jemputan sopir Pram di depan gerbang sekolah.
Aku heran biasanya tak pernah Pak Dodi terlambat sampai hampir 30 menit begini. Jika Pak Dodi telat menjemput, Pram akan memarahinya tanpa ampun. Dia tidak suka jika aku mengabarkan kalau aku ingin pulang sendiri saja jika Pak Dodi masih lama datang ke sekolah. Pram sungguh membuatku seperti anak TK, bahkan hangout bersama Lily pun aku akan tetap dijemput dan diantar oleh Pak Dodi sebagai syaratnya.
Karena bosan menunggu akhirnya aku berniat memberitahu Pram aku akan naik taxi saja ke rumah, ketika aku mengambil ponsel ku. Pram meneleponku lebih dulu
'Halo Tia, Mobil Pak Dodi menabrak tadi pagi, karena urusannya belum selesai, supir kantor sedang dalam perjalanan ke sekolah. Kamu tunggu disana ya sayang, jangan kemana mana. Nanti aku wa plat mobil dan warnanya'
'Iya tapi aku mau pergi ke salon dulu Pram'
'Kesalonnya besok aja ya, kamu nanti di antar ke kantor, sampai ketemu nanti. Aku tutup dulu karena masih mau lanjut meeting'
Dan telepon pun terputus. Ya seperti biasa aku harus menuruti permintaannya tanpa peduli apa Mauku.

Tidak lama kemudian sebuah Sedan hitam yang biasa menjemput Pram setiap pagi muncul di depan gerbang dan aku pun naik setelah cek plat mobil tersebut.
Aku selama ini tau dimana letak kantor Pram, tetapi aku tak pernah tau bagaimana isi gedung tersebut ataupun bagaimana ruang kerja Pram.
Dia belum pernah mengajakku ke kantornya.
Sesampainya di lobby, aku mengatakan ke receptionist bahwa aku ingin bertemu Pak Pramudyo Angkasa. Ketika aku memperkenalkan diri receptionist pun membawa aku memasuki ruangan Pram yang terletak di lantai 8 gedung ini. Aku dipersilahkan untuk menunggu di dalam.
Aku cukup takjub melihat ruangan dengan kesan elegan bernuansa putih. Kesan maskulin terlihat pada perabot dalam ruangan tersebut.
Aku duduk pada sofa kecil di depan meja Pram. Aku duduk dan tertidur dalam waktu yang aku tidak aku ketahui. Aku pun terbangun saat kepalaku yang aku senderkan di sofa mau jatuh ke bawah karena posisi tidurku yang duduk.
Begitu aku membuka mata karena tersadar, dihadapanku sudah ada Pram dan meja yang terisi 2 piring dan 2 bungkus makanan.
Aku membenarkan rambut panjangku yang berantakan dan merapikan rokku.
'Kita makan sebentar sayang, aku sudah lapar'
Katanya sambil membuka bungkusan dan menaruhkan di piring dan memberikannya terlebih dahulu kepadaku.
Aku menerimanya karena perutku juga sudah keroncongan. Tak lama berselang setelah selesai menyantap makanan kami bergantian ke toilet untuk membersihkan diri.
Setibanya Pram dari toilet dan memasuki ruangan
'ckelk' suara pintu dikunci terdengar ketika aku sedang mengarahkan pandanganku ke kaca luar ruangan Pram yang memperlihatkan gedung gedung pencakar langit di sekitarnya.
Dia berjalan menghampirku dan memeluk pinggangku dari belakang. Dia mulai menelusuri leherku dan mencium rambutku.
Tangannya bergerilya ke bawah rokku dan mengelus klitorisku.
Ahh aku tau Pram kau pasti ingin menikmatiku di kantor mu saat ini.
Aku pun tak tinggal diam mengelus kontol Pram dari luar celana kerjanya. Ahh rasanya memekku langsung basah meraba kontol Pram yang sudah sangat keras.
'Ahhhhhhh Pram, aku jadi ingin'
'Iya sayang, elus punyamu sayang. Penisku milikmu Tia sayang.'
Aku berbalik menghadap ke arahnya, berjongkok lalu menurunkan resleting celananya.
Terpampanglah kontolnya yang panjang dan berurat yang menjadi kebutuhanku saat ini. Seperti benda kesukaan yang aku inginkan setiap saat.
Aku mulai menjilatinya dan menghisapnya dalam rongga mulutku. Aku menikmati menghisap penis Pram, penis perkasa yang selalu memasuki dan membuatku mabuk kepayang.
Pram melenguh menikmati hisapan dan kocokan tanganku. Aku jilati dua buah testis yang ikut menegang dan menjulurkan lidahku di lubang air seni agar Pram menikmati lidahku bermain pada semua organ intimnya. Pram senang jika aku memanjakan penis yang dia banggakan selama ini.
Setelah Pram merasa cukup, Pram memintaku untuk naik ke meja kerjanya lalu dia menyingkap rok sekolahku dan menurunkan celana dalam pinkku. Dia mulai bermain di klitorisku dan menjilatinya sampai ke dalam yang bisa tersentuh oleh lidahnya. Pram pria yang tau akan kenikmatan lawan jenisnya di ranjang. Dia selalu membuatku mendesahhh karena nafsunya pada diriku. Tidak lama kemudian Pram memasukkan miliknya padaku.
'Ahhhhhhh sungguh terasa nikmat sayang, kontolmu enak di mekiku Pram'
Aku mendesis dan kelonjotan karena sodokan Pram. Ritme pompaannya sengaja dibuat santai agar permainan ini bertahan cukup lama. Sambil mengentotku, Pram membuka kancing kemeja sekolahku agar buah dadaku terlihat olehnya.
Pram senang sekali menyusu padaku.
'Tia rasakan kontolku sayang. Ahhhhhhh memekmu selalu nikmat.'
'ahh Pram lebih cepat dan dalam'
'ya sayangku, aku tak pernah puas sayangku. Ahh rasanya ingin terus mengentotmu setiap hari ahhhh'
'Pram jangan terlalu lama nanti ada yang datang ahhh'
'Jangan takut sayang' lanjut Pram sambil terus memompa. Pantatku bergoyang menikmati sodokan penis Pram. Lalu aku di gendong Pram dan dia menaik turunkan tubuhku di atas kontolnya sambil berdiri. Dia membawaku ke arah sofa dengan entotannya sambil berciuman. Aku lemas dibuat Pram beberapa hari ini. Staminanya luar biasa. Pram menidurkan aku di sofa dan kembali mengentotiku dalam posisi missionaris. Lalu aku disuruh menungging dan dia kembali memasukkan kontolnya padaku 'slepss'
'Ahhhhhhh prammm' lenguhku panjang. Enak sekali kontolmu Pram sayangku ahhhhhhh. Terasa mengobel semua isi daging vaginaku. Semua syarat vaginaku terasa geli dan nikmat.
Dia terus memompaku kurang lebih satu jam. Sodokannya semakin cepat dan 'ahhhhhhh aku keluar Pram' cengkramku pada sofa
'Ya sayang aku sebentar lagi. Ahhhhhh' Pram juga menyusul menyemprotkan cairannya kedalam memekku. Terasa hangat sekali cairan Pram.
'cuppss' kecup Pram pada rambutku.
Kami lemas duduk di sofa.
Ketika aku ingin berdiri dan kembali memakai seragamku yang berantakan, Pram menarikku dan mendudukkanku di sofa.
'Tunggu Tia sayang, aku belum puas'
'Pram ini di kantor, kita tidak bisa lama disini seperti ini'
'Ini Kantor ku Tia, aku masih ingin'
'Kita bisa melakukannya lebih bebas di rumah Pram'
'Tidak ada penolakan Tia, aku masih menginginkanmu'
'Pram kenapa kau seperti ini seperti tidak lihat situasi dan aku cukup lelah hari ini'
'Kau hanya perlu menerimanya Tia'
'Kenapa kau selalu memaksakan kehendakmu Pram? ' Apa menurutmu aku hanya boneka yang tidak bisa berpendapat?.'
'Kau hanya perlu menurutiku Tia dan aku memberikan apa yang kau inginkan'
'Bukan ini yang aku inginkan Pram'. 'Kau selalu mengaturku, aku tidak menyukai itu Pram'
'Kenapa kau sekarang menjadi pembangkang Tia'
'apa ada yang mempengaruhimu?
'Tidak ada yang mempengaruhiku Pram, kau yang membuatku muak dengan semuanya'
'Jangan buat aku marah padamu Tia' Kau tau apa akibatnya'
'Persetan dengan akibatnya' kataku yang sudah selesai merapikan bajuku dan bersiap ke luar ruangan.
'Kau mau kemana Tia?' Pram menyusul merapikan bajunya. Pram berusaha menahan tanganku dan aku berusaha menepisnya. Tetapi tenaga Pram lebih kuat.
'tok tok tok' ternyata suara pintu terdengar dari luar ruangan.
Pram berusaha bersikap biasa dan membuka kunci ruangan. Terlihat seorang wanita muda dengan blazer hitam dan rok mini hitam masuk ke ruangan.
'Maaf Pram, meeting jam 3 sore ini sebentar lagi mau dimulai, apa kamu sudah bisa ke ruang meeting? '
Wanita ini begitu anggun dengan tubuh tinggi lansingnya. Tetapi kenapa dia memanggil Pram dengan sebutan nama tanpa ada kata Pak di depannya. Apakah mereka begitu dekat sehingga bisa santai ketika berbicara di kantor bahkan dengan direktur perusahaan.
Dia melihat heran ke arahku seperti mencibir wanita Ingusan yang berpakaian SMA kenapa ada di ruangan direktur Utama perusahaan ini.
'Oh dan Pram sepertinya saya baru lihat adik ini. Apakah keluargamu? '
' Bukan urusanmu Hesti, aku akan segera menyusul ke ruang meeting'
'Oh Pram kenapa kemejamu sedikit kusut begini'
Tangan wanita itu bergerak ke arah kemeja Pram dan berusaha merapikannya.
'Silahkan tinggalkan ruangan ini Hesti, urusanku belum selesai'.
'Oh okey baiklah jika begitu Pram, aku akan menunggumu', ucapnya seraya tersenyum meninggalkan ruangan.
Ahh kenapa aku begitu membenci cara wanita itu bersikap pada Pram. Apa mereka dekat? Aku tidak pernah tau apapun tentang Pram di kantor.
Dadaku bergemuruh, kenapa aku panas melihatnya.
Aku semakin ingin pergi saja dari semua ini. Kenapa aku sakit rasanya. Ahh aku tidak tau kenapa.
'Tia kita belum selesai bicara'
'Aku capek Pram, aku ingin pulang, lagipula kau sudah ditunggu untuk meeting'
'Itu bukan masalah Tia, aku tidak suka kau... '
Belum selesai Pram bicara aku mengambil tas ku dan melangkah keluar pintu melewati Pram.
' Aku ingin pulang sendiri Pram dan jangan terus mengaturku'
'Tia, Sopir akan mengantarmu'
'Tidak perlu aku tidak mau pram'.
Kataku berjalan cepat meninggalkan Pram dengan raut wajah yang menahan amarah. Aku tau pasti dia sangat emosi saat ini karena Pram tidak suka jika aku melawan kehendaknya.
Ahhhhhhh terserah padamu Pram.
 
Ide cerita yg sangat menarik gan, semoga sehat selalu biar bisa nulis sampe tamat gan..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd