Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Aku Anak SMA Yang Menjadi Simpanan

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Btw... Perlu ga sih ditulis "sekarang aku kelas 3 sma, umurku 19 tahun...."

Biar ga kena underage gituuuuu..... Wkwkwkwk... Judulnya rada ngeri soalnya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Aku kedinginan sekarang, sudah 3 jam lebih aku berjalan mengelilingi kota jakarta menggunakan seragam. Perutku juga sudah mulai keroncongan tetapi aku masih belum tau kemana arah dan tujuanku. Hari mulai gelap dan semua umat berdesakan karena ingin mendapatkan tempat duduk di kendaraan umum atau secepatnya kembali ke rumah. Aku bingung apakah aku harus kembali ke rumah Pram atau kerumah siapa? Ah aku juga tidak tau mau kemana. Aku tidak punya pilihan lain untuk merebahkan tubuhku yang lelah ini.
Jiwaku seperti terbang, kepalaku mendadak sakit. Kenapa aku merasa bumi yang aku pijak bergoyang. Aku mulai merasa lututku lemas dan badanku runtuh. Dan aku tidak tau apa apa lagi.

Aku melihat bayangan yang tidak aku kenal saat aku membuka mata. Kucoba untuk melihat lebih jelas lelaki dengan setelah jas putih itu. Aku masih belum kuat membangunkan diriku, aku masih ingin tidur. Tangan lelaki itu bergerak memeriksa mata kiri lalu mata kananku. Aku pun menghalau tangan itu dari wajahku. Aku berusaha bangkit dari tidur dan menyenderkan bahuku yang masih lemas.
'Kau baru saja pingsan, kau dibawa beberapa warga yang melihatmu jatuh di halte. Kebetulan klinikku bersebrangan dengan tempat kau pingsan. Aku baru saja memeriksa detak jantung dan tekanan darahmu. Kalau boleh tau sudah berapa hari kau tidak tidur dengan baik? '
Aku hanya menatap mata dokter itu. Aku belum kuat bicara apapun. Aku masih lemas. Dia melihatku seperti menganalisa sesuatu. Dia mencoba menarik kesimpulan dari apa yang dia lihat tetapi ragu untuk mengutarakannya.
Dia hanya memandangiku wanita ingusan berseragam yang duduk lemas di atas tempat tidur di ruangan kliniknya.
'Kurasa kau belum makan, aku minta suster tadi membuatkanmu teh hangat. Silahkan kau minum agar tubuhmu sedikit bertenaga.' katanya sambil menawarkan secangkir teh hangat kehadapanku.
Aku menerimanya dengan tangan sedikit bergetar, mungkin dia tau aku masih merasa tubuhku tidak kuat lalu dia membantuku untuk minum dari gelas tersebut. Jarak kami begitu dekat, sangat dekat sehingga aku bisa mencium aroma tubuhnya. Dokter ini mengapa membuatku merasa tenang.
Sikapnya yang ramah dengan wajah sendu seperti itu membuatku ingin bertahan lebih lama di klinik ini.
Dia punya karisma yang baik jika dilihat dan segala bahasa tubuhnya tidak membuat orang takut kepadanya.
Ah kenapa aku ini, anak bau kencur sudah sok menilai dokter ganteng seperti dia. Ahh dasar ngaco kamu Cintya.
Dia bersabar menungguku yang belum mengeluarkan satu patah kata pun sambil duduk di hadapanku sambil memeriksa berkasnya.
Kucoba mengumpulkan tenaga dan mengucapkan
'Terimakasih dokter sudah menolongku'
Dia melihat ke wajahku dan tersenyum.
'Sama sama adik kecil. Apa kau tidak ingin menelepon keluargamu? Pasti kau sudah dicari orangtuamu saat ini.'
'Ayahku sudah meninggal 3 tahun lalu, lalu 1 tahun kemudian ibuku menyusul.'.
'Oh maaf aku tidak tau. Aku tidak bermaksud menyakitimu dengan kata kata ku'
'Tidak apa2 dok, itu bukan masalah. Tolong beri aku waktu sedikit lagi untuk istirahat disini lalu aku akan membayar tagihan dan pulang dari sini. Aku masih butuh istirahat sebentar. '
' Jangan khawatirkan itu adik kecil, ini klinik pribadiku, bukan rumah sakit besar yang tidak akan memperbolehkanmu pulang sebelum membayar. Lagipula klinikku sudah tutup sebenarnya, jadi tidak akan ada pasien antri yang merutuk karena seorang dokter menunggui pasiennya istirahat sehingga tidak bisa melayani mereka.
Katanya setengah tertawa menampilkan giginya yang putih bersih.
'Jangan bergurau sekarang dokter, aku tidak punya tenaga untuk tertawa. '
Kataku sambil memegang perutku.
' Namamu Cintya kan seperti yang tertulis di seragammu. Dan kau pasti murid sekolah SMA Kusuma, sekolah cukup elit di ibu kota. Jika kau tidak mampu membayar, aku bisa menagihnya ke sekolahmu Cintya.' katanya sambil tertawa.
'Kau bisa mempermalukanku dokter, aku cukup punya uang untuk membayar biaya pengobatanku'
Kesalku yang pura pura kepadanya sambil menahan tawa.
'Perkenalkan aku Dokter Ryan, aku masih muda, tolong jangan panggil aku om, umur kita tidak beda jauh kok' kata dokter itu sambil mengulurkan tangan.
'Namaku tentu kau sudah tau dokter' balasan menyambut uluran tangannya.
Aku menatap mata hitamnya dan wajah tampannya. Sungguh dokter yang menawan pikirku dalam hati.

Setelah extra time yang aku minta untuk bisa beristirahat aku pun bergegas kembali pulang. Walau dalam hatiku sungguh tak ingin pulang. Aku ingin pulang ke rumah di mana tidak ada Pram di rumah itu. Tetapi aku tidak ada pilihan lain saat ini.
Ahh sudahlah pikirku dalam hati. Dokter Ryan memberiku beberapa vitamin dan obat yang bisa membuat aku mengantuk sehingga aku bisa istirahat. Aku tetap memaksa membayar saat dokter itu mengatakan tidak apa2 tidak perlu membayar karena tidak tega dengan anak kecil sepertiku yang tidak punya uang jajan lebih untuk berobat. Ahh dasar pikirku dalam hati.
Aku pamit pada dokter Ryan setelah taxi sampai di depan klinik dan aku pun dalam perjalanan ke rumah. Aku pasrah saat ini.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd