Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

aku dan mangsaku

Beberapa hari kemudian gue ada janji dengan dosen gue untuk membantunya mengangkut barang buat seminar. Bu anita adalah dosen PA gue. Bu anita adalah dosen primadona di kampus, dia adalah dosen muda dan cantik serta memiliki tubuh yang bagus. Usianya baru 27 tahun. Bu anita sampe sekarang juga belum menikah. Dia juga adalah dosen yang mengajar dikelas gue. Hubungan kami cukup dekat karena sering bertemu. Dikelas gue sudah seperti asistennya yang disuruh suruh melulu. Dikelas bu anita orang jutek alias killer tapi Ketika ngobrol berdua dengan gue bu anita sangat ramah, sungguh sikap yang berbeda.

Bu anita : Tumo. Makasih udah mau bantuin ibu ngurus seminar (bu anita melontarkan senyum khasnya kepada gue) .

Gue Cuma bisa diam. Mata gue tidak bisa lepas dari buah dadanya yang seakan siap untuk diterkam, gue berani bertaruh jika di balik kemeja ketat warna hitam yang ia kenakan, yang ada hanya BH saja. Dia seperti memancing hasrat para lelaki untuk melihat dadanya, dia sengaja menyampirkan ke belakang jilbab pashmina yang ia kenakan Sedangkan ia memakai rok hitam. Ah, kalau saja dia bukan dosen gue, mungkin saja dia sudah gue perkosa karena pakaiannya yang menantang kejantanan gue.

Bu anita : Lho? kok bengong sih Tumo? Mobil kamu mana? itu ada barang yang mau diambil di rumah pak joko"

Bu Anita mungkin sadar jika aku memperhatikan payudaranya, dia juga turut melihat payudaranya.

Gue : Eh, iya bu. Bawa kok, emangnya sekarang ya mau dibawanya? (Tanyaku dengan kaget).

Bu Anita : Kamu kenapa sih tumo. Iya. Sini, kita berangkat bareng aja. Biar ibu yang bawa mobil, soalnya kamu kan gak tau rumahnya pak joko

Gue : Eh, iya bu. Ini kuncinya

Gue mencoba menyusulnya menuju parkiran mobil fakultas Sepanjang jalan menuju parkiran, pandangan gue tak lepas dari bokong bu anita. Memang tidak besar dan menggairahkan, tapi goyangannya saat berjalan yang menarik perhatian gue. Ditambah pinggul yang ramping, tak ada orang yang tak ingin membuang kesempatan emas ini. Kami tertahan macet selepas dari rumah pak joko. Kali ini tetap bu anita yang membawa mobil. Gue duduk di sebelah bu anita. Di kursi belakang gue, dipenuhi barang untuk persiapan seminar besok hari. Sepertinya macetnya akan Panjang. Sejak lepas dari rumah pak joko, gue dan bu anita tak pernah berbincang. Hingga bu anita memperbaiki duduknya lalu berkata.

Bu anita : Tumo, kamu udah punya pacar?

Jelas saja gue langsung kaget. Namun kucoba menjawab dengan tenang.

Gue : Eh, belum bu. Nggak ada yang mau kayaknya
Bu anita : Gimana ada yang mau, otak kamu isinya game melulu
Bu Anita : Tumo, ibu denger kamu pacaran ama eva. Bener nggak?
Gue : Nggak kok bu. Cuma temen aja. temen akrab tapi. Hehe.
Bu anita : Oh ya tumo, ibu mau tanya sesuatu nih?

Jujur saja, gue tidak suka dengan pernyataan ini.

Bu anita : Dari tadi, kamu perhatiin badan ibu ya?

DEG....gue kaget dan gelagapan

Gue : Eh, anu.....Hmmmm, Nggak kok bu
Bu anita : Hahahaha.....Jujur aja kali kalau ama ibu. ibu nggak punya pacar kok. Nggak bakalan ada yang mukul kamu. Dari tadi kamu liat toket ibu kan? Ngaku aja

Sial, bu anita mulai frontal kepada gue.

Gue : Eh, maaf bu. Habisnya...Nonjol sih. Eh...maaf bu…
Ibu anita : Hahahahaha....Dasar mesum kamu. Ukuran BH ibu 36C. lumayan gede lho.

Gue kaget bukan kepalang.

Gue : Wah. Gede juga bu. Pantesan nonjol begitu

Bu anita kembali menyampirkan jilbabnya ke belakang. Membuat dadanya kembali menonjol.

Bu anita : Hahaha Itu pujian ya? Makasih lho Dan Body ibu emang sebagus itu ya?"

Aneh, bu anita sama sekali tak merasa risih dengan percakapan kami.

Gue : Bagus banget malah.
Bu anita : Emang kamu udah pernah main ama cewe ya?
Gue : Eh...Belum bu. saya ini masih perjaka lho bu

Jawab gue bohong, padahal gue udah ngentotin banyak wanita.

Bu anita : ibu juga masih perawan. Mau perawanin nggak?

Ucap bu anita bercanda sembari mendorong kepala gue. Tanpa terasa, kampus sudah ada depan mata. Gue pindahin semua barang yang ada dimobil. Setelah itu gue anterin bu anita pulang kerumahnya. Waktu sampai dirumahnya bu anita menyuruh gue mampir dulu dan gue pun mengiyakan.

Bu anita : tumo ? Kok bengong? Cepet masuknya

Bu anita ternyata sudah berdiri di depan pintu masuk sembari memanggil gue untuk segera masuk. Aku mengikuti langkah bu anita dan masuk di ruang tengah. Sepertinya bu anita tinggal sendiri dirumah ini. Ingin rasanya segera gue perkosa dosen gue ini, namun gue tahan sejenak hasrat bercinta gue. Gue dan bu anita duduk di ruang tengah saling berhadapan di atas sofa.

Gue : kok sepi bu rumahnya, yang lain pada kemana
Bu anita: aku tinggal sendiri disini tumo. Ibu kan belum nikah terus orang tua ibu tinggal di kota lain

Bu anita lalu mebuat minuman untukku dan membawa cemilan. Setelah makan, kami bercerita tentang perkuliahan, cerita tidak penting, yang membuat bu anita yang awalnya duduk di depan gue, pindah ke samping gue. Aku makin tidak tenang, karena dari posisi ini, toket bu anita semakin memancing gue untuk menyergapnya.

Bu anita : tumo, ibu sudah lama suka kamu, kamu mau jadi pacar ibu?

Tiba tiba bu anita mengatakan sesuatu yang membuat gue terkejut

Gue : Hmm…Anu bu, kok tiba tiba….…

Gue tidak sempat melanjutkan perkataan gue. Mulut gue disumpal bu anita dengan mulutnya, kami berciuman. Gue sedikit kaget dengan tindakan spontan bu anita, namun gue segera menyesuaikan diri dan mencoba tetap tenang. Kami saling mempertemukan lidah dengan bu anita menindih gue, membuat dadanya menekan kuat dada gue. Gue bisa merasakan payudaranya yang sekal. Kami bertahan dalam posisi ini selama 10 menit ketika gue berhasil membalikkan posisi, sehingga bu anita berada di bawahku, dan gue menindih bu anita. Bu anita tersenyum pasrah padgue. Gue menciumnya lagi, tangan kiriku kini meremas kuat toketnya dari balik kaosnya. Sepertinya masih ada BH yang menghalangi penetrasi gue. Bu anita melenguh setiap kali gue memanjakan toketnya, namun lenguhannya tertahan mulut. Karena sudah tidak tahan lagi, gue buka kemeja yang dikenakan bu anita ke atas, sehingga memperlihatkan BH hitam yang ia kenakan. Kusingkap pula cup bra-nya sehingga kini terlihatlah gunung kembar yang daritadi membuat gue sange melihat bu anita. Gue pandangi gunung kembar bu anita yang menyembul sebelah kanan. Sedangkan bu anita memandang gue pasrah. Dengan ganas gue segera menciumi toket bu anita, gue jilat dan gue hisap pentilnya. Membuat tubuh bu anita bergelinjang tiada henti sembari membusungkan dadanya.

Bu anita : Ahhhhh…..tumooooo…..Isepanmu enak banget

Bu anita mulai meracau dikuasai kenikmatan tiada tara. Gue tak menggubrisnya dan masih focus menghisap pentilnya yang merah muda. Sedangkan tangan kanan gue masih mengubek ngubek toket kiri bu anita yang juga telah ditelanjangi dari bra dan kaos yang dikenakan bu anita. Kupilin pilin putting kiri bu anita.

Bu anita : Ahhhhhhhhh…..Enaaaaaakkkkkk tumoooooo….

Bu anita lagi – lagi tidak tahan dengan perlakuan gue yang memainkan birahinya. Gue mencupang beberapa kali bagian dada bu anita, meninggalkan bekas merah tanda bahwa gue berhasil menaklukkan bu anita. Namun, belum berhasil jika belum merobek memek bu anita. Gue masih mencoba menahan kesadaran gue untuk menikmati tubuh bu anita. Ketika gue masih asyik memainkan puting dari bu anita. Tiba – tiba badannya menggelinjang, dadanya membusung dan ia melenguh panjang.

Bu anita : Ahhhhh…..ibu pipis sayang

Gue mencoba membuka rok yang dikenakan bu anita, namun, tangan gue ditahan oleh bu anita.

Bu anita : Di kamar aja Tumo. Disini nggak enak

Gue menurutinya. Gue menggendong tubuh bu anita yang membuatnya sedikit terkejut. Sesampainya di kamar. Gue melepas kemeja dan bra bu anita, sehingga menyisakan jilbab pashmina dan rok bu anita. Gue menyingkap rok bu anita, mudah saja karena bu anita yang masih memandang gue dengan manja membantu gue dengan mengangkat pantatnya, gue segera menarik turun celana dalam warna putih yang ia kenakan. Gue lihat memek bu anita yang masih basah dengan bulu kemaluan yang rajin dicukur tentunya. Gue lihat bu anita kembali, dia sudah pasrah dengan semua perlakuan gue. Gue mengarah ke memek bu anita dan mencoba untuk menjilati memek bu anita yang mengkilat karena cairan cinta yang ia semburkan. Ketika gue jilat memeknya, bu anita kembali melenguh.

Bu anita : Ahhhhhhhhhhhh……Enaaaaaakkkkk

Mendengar desahan bu anita, seakan memberikan suntikan semangat untuk terus memanjakan tubuh bu anita yang sudah pasrah. Gue terus menjilat memeknya, sedangkan tangan kanan gue juga bergerilya di daerah toketnya yang masih basah karena liur dan keringat. Gue pilin putingnya, gue hisap memeknya. Bu anita hanya bisa mencengkram kuat seprei kamarnya.

Bu anita : Ahhhhhhh……tuuummooooooo….Enaaaaakkk….ibu pipis lagi

Bu anita menyemburkan air cintanya yang kedua Gue biarkan bu anita sejenak, lalu kembali menjilati memeknya. Menghabis cairan kemaluan yang merembes keluar.

Bu anita : tumoooo….Masukin aja sayang. Masukin. Pliss jangan siksa ibu dengan kenikmatan ini

Mendengar lenguhan bu anita, gue tersenyum dan segera membuka seluruh pakaian gue, gue bertelanjang dan menindih bu anita. Dengan kontol yang sudah mengacung keras, gue mencari memek bu anita, lalu mencoba melakukan penetrasi ke memeknya. Percobaan pertama, gagal. Percobaan kedua gagal. Sepertinya memeknya masih sangat sempit, gue tidak tahu apakah bu anita masih perawan atau tidak, gue hanya menginginkan kenikmatan ngentot. Kini gue menempelkan kontol gue ke luar memek bu anita, lalu gue gesekkan secara perlahan. Mendapat gesekan di daerah memeknya, bu anita lagi lagi mendesah merasakan kenikmatan. Ketika Gue rasa memeknya sudah sedikit terbuka mempersilakan dimasuki kontol gue, gue segera tidak menyia – nyiakan kesempatan yang ada. Dengan perlahan, gue memasukkan kontol gue. Namun sangat sempit memek bu anita. Untungnya, memek bu anita sudah basah karena cairan cinta. Namun tetap bukan hal mudah untuk menerobos masuk, ketika gue mencapai sebuah titik mentok. Gue berpikir, oh, bu anita rupanya masih perawan. Dengan sekali terobos, kontol gue merobek selaput dara bu anita. Yang juga membuat bu anita menjerit menahan perih serta menitikkan air matanya.

Bu anita : tuumooooo……Sakitttt sayaaangg

Gue : Tahan ya bu. Entar juga enak.

Gue diamkan perlahan kontol gue, kemudian seketika gue menghentakkan kontol gue ke memeknya dan memompa tubuh bu anita.

Bu anita : tuuuummooooooooo…..Sakiittttt…..Ahaaahhhhhhhhh

Kali ini, gue tidak menghiraukannya. Gue fokus untuk terus menggenjotnya. Dada bu anita kembang kempis menerima penetrasi dari gue, sedangkan dari wajahnya, bu anita sepertinya mulai menikmati permainan kami dan diapun mengeluarkan desahannya.

Bu anita : Aaaahhhhh……Ahhhh…..Ahhhhh….Teruuussss sayang…. Enak banget sumpaaaaahhh

Gue makin semangat menggenjot tubuh bu anita yang sudah bepeluh keringat, dadanya yang makin mengkilat, jilbabnya yang mulai dihiasi titik titik keringat makin menandakan bahwa bu anita menikmati perlakuan gue. Hingga beberapa saat,

Bu anita : Tuuumooooo…….ibu keluar lagi sayaaanngg

Bu anita lagi – lagi mengeluarkan cairan cintanya. Sedangkan gue sudah merasakan tanda – tanda bahwa gue sudah hampir memuntahkan lahar panas, gue segera mempercepat genjotan gue pada tubuh bu anita. Bu anita mencengkram kuat seprei kasur yang posisinya sudah acak – acakan serta dipenuhi keringat percintaan kami.

Gue : Akuuuuu sampeeee bu

Gue menyemprotkan peju gue ke dalam memek bu anita beberapa semprotan. Gue pun ambruk menindih tubuh bu anita. Gue lihat bu anita juga tersenyum melihat gue. Kucium dahinya, sedangkan kontol gue perlahan mengecil. Gue bergeser untuk memberikan ruang nafas pada bu anita. Kami saling memandang, tangan bu anita kemudian merangkul dada gue.

Bu anita : Aku sayang kamu tumo

Bu anita membuka percakapan kami yang diselingi helaan nafas panjang kami

Gue : Aku juga bu

Bu anita tersenyum mendengar gue

Bu anita : Tumo. Mau nggak jadi pacarku?
Gue : Mau bu…. Mau banget
Bu anita : Makasih sayang. aku sayang kamu. Jangan panggil ibu donk sayang

Bu anita memonyongkan mulutnya

Gue : Terus, manggil apa?
Bu anita : nita aja
Gue : iiihhhh…bu anita lebih tua kali
Bu anita : ihhhh…Bodo amat soal umur. Intinya kan kamu yang bakal jadi pacarku sayang
Bu anita memainkan jarinya di dada gue. Manja sekali. Gue tersenyum.
Gue : Ya udah. Nita aja kan sayang?
Nita : nahhh, gitu donk. Heheh.
Gue : Tapi di kampus pake bu ya. Entar ketahuan lagi kalau pacaran
Nita : Iya deh sayang
Nita : Kenapa sayang?
Gue : Eh, nggak kok bu. Ehh
Nita : Apaan sih. Gaje deh kamu sayang. Dibilang jangan panggil bu juga

Nita membuka roknya. Lalu mencoba membuka jilbabnya.

Gue : Jilbabnya nggak usah. Pake jilbab malah seksi
Nita : Serius? Ya udah deh. Nggak kubuka
Gue : Gitu donk pacarku.

Kucium dahinya. Nita kemudian dengan nakalnya memainkan kontol gue yang merangsangnya untuk berdiri lagi.

Nita : iiihhhh…Nakal deh. Berdiri lagi. Persis kayak nakalnya yang punya
Gue : Kamu mau lagi sayang?

Tanya gue karena gue sudah mendapatkan tenaga gue lagi. Nita mengangguk pelan. Gue kemudian bangkit dan membalikkan tubuh Nita dan membuatnya menungging, kali ini, gue mencoba doggy style gaya favorit gue. Kami lalu bercinta semalaman. Akhirnya, kami resmi berpacaran. Entah kenapa gue menerima nita menjadi pacar gue, yang jelas gue nyaman banget ada dipelukan nita dan gue berhasil dapat perawannya.
Wooo.. wooo wooo
Tumo diajakin pacaran Bu Anita, dan Bu Anita masih bener² perawan sebelum digarap Tumo..
Kayaknya Bu Anita jatuh cinta beneran sama Tumo, sampe menyerahkan keperawanannya dengan cara seganas itu:semangat::semangat:

Eh.. Tumo.. Tumo.. kalo ane jadi ente, ane ajak nikah. Udah dapet primadona kampus, udah punya kerjaan dan rumah, bisa² kalo udah nikah Tumo gak pake sarung:semangat::semangat:


Tentu.... Kalo Bu Nita udah kewalahan, Tumo bisa mencari mangsa yang lain..

Namanya aja Tumo :p:dance::p:dance::p:dance::dance::dance::dance:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd