Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Aku Indira : Istri Ustadz Yang Haus

Lanjutan dari halaman 2 :

Aku bangun dari ranjang kasur setelah mengalami 3 kali orgasme hebat dalam mimpi tadi. Kuraba celana dalam ku yang ternyata memang basah, buru buru kulepas untuk kuraba memekku. "Owwhhhh basah banget seperti ngompol" lirihku. Perlahan puting susuku juga mulai keras lagi. "Mimpi saja enak banget rasanya, apalagi kalau di entot langsung sama Dewa" kembali aku bergumam sendiri. Makin kuremas kedua susuku untuk memberikan sensasi birahi. "Ah seandainya Dewa jadi suamiku, pasti aku selalu terpuaskan hasratku yang memang tinggi. Sama Bapaknya anak anak belum pernah aku merasakan kelojotan seperti mimpi tadi. 5 menit pasti sudah crott ke memekku" lagi lagi aku ngoceh sendiri. "Astagfirulloh" aku langsung istigfar, kenapa malah sosok Dewa yang ada di pikiranku. Tidak mau terlalu hanyut dalam bisikan setan, aku langsung menyambar handuk yang ada di sofa sudut kamar. "Aku mandi besar saja" niatku beranjak keluar kamar untuk menuju ke kamar mandi. Kubuka pintu kamar lalu aku menuju ke kamar mandi yang ada di depan kamar. Saat aku di tengah tengah jarak antara kamar tidurku dan kamar mandi, aku merasakan ada tatapan tajam sedang melihatku. "Haduh...lupa!!!" aku berlari kecil buru buru masuk kamar mandi. Ternyata aku baru menyadari bahwa Dewa masih ada di ruang kerja Suamiku. Dia sedang menatap komputer yang artinya juga arah pandangannya juga lurus ke arahku. Di dalam kamar mandi, aku langsung menyalakan shower air hangat, lalu aku di bawah pancuran shower mulai melakukan prosedur mandi besar. Aku sabun tubuh sintalku mulai leher sampai ujung kaki. Tidak lupa memek dan bokong ku juga aku kasih sabun. Lalu aku ambil shampo untuk keramas. Sekitar 30 menit acara membersihkan tubuh sintalku dari hadast besar selesai. Aku pun juga berwudhu untuk melakukan sholat malam dan sholat taubat. Seperti itu niatku untuk bisa menghilangkan bisikan setan yang selalu membinalkan aku.
"Astagfirulloh, gimana ini ya" sekali lagi aku istigfar, karena baru menyadari aku hanya membawa handuk saja ke kamar mandi, itupun handuk kecil yang hanya mampu menutupi susu besarku dan sedikit di bawah pangkal paha. Baju ganti kenapa tidak aku bawa sih tadi. Umpatku dalam hati. Kalau sendirian sih tidak ada masalah, lah ini ada Dewa. Bingung aku memikirkan caranya agar bisa ke kamarku tanpa dilihat oleh Dewa.
"Aku lari saja ke kamarku begitu pintu kamar mandi aku buka" begitu ide satu satunya yang aku anggap paling cemerlang. Tetapi seperti para guru agama mengajarkan. Bahwa manusia hanya bisa berencana, Tuhan lah yang menentukan. Begitu pintu terbuka dan aku siap untuk berlari ke kamar. Ternyata Dewa sudah berdiri di 45 derajat dari pintu kamar mandi yang hanya berjarak 2 meter saja.
"Maaf Bu Indira, saya mau ijin pulang" pamitnya.
"Ohhh..ehhhh....emmmm....iyyaaa Mas Dewa" aku jawab dengan kedua tangan memegang ujung handuk yang ada belahan dadaku. Takut lepas bebas susu besarku nanti.
"Tapi tunggu sebentar ya, saya ganti pakai baju dulu" lanjut aku berkata ke Dewa yang hanya bisa meunudukan kepala tanpa berani menatapku.
"Iya Bu Indira" jawabnya sambil tetap menundukan kepala dengan suara yang sedikit parau.
Aku lalu ke kamar untuk pakai baju. Kuraih daster mini yang hanya panjang nya diatas lutut, lalu aku gunakan kerudung atau hijab yang lebar. Ya tujuannya untuk menutupi kemolekan tubuhku. Keluar dari kamar, aku langsung bukakan pintu depan untuk Dewa.
"Maaf Mas Dewa nanti pagarnya di tutup lalu di kunci lagi" instruksiku ke Dewa.
"Siap Bu Indira. Saya pamit pulang. Asaalamualaikum" berkata dia padaku.
"Waalaikumsalam" jawabku.
Usai aku jawab lalu aku tutup pintu depan. Kulangkahkan kaki ke kamar untuk segera melakukan sholat malam dan sholat taubat. Dalam aku bermunajat doa, ternyata bayangan mimpi 3 kali orgasme tadi dan keberanianku hanya menggunakan handuk di depan Dewa menggoyahkan kekusyukanku dalam berdoa. Memekku kurasakan berkedut lagi. Puting susuku juga mengeras. Kuraba kedua payudara besarku dengan kedua tangan.
"Haduhhhh..." nafsu birahiku menghentak lagi.
Aku memang memiliki nafsu birahi yang sangat tinggi sejak remaja. Lebih lebih kalau aku berpandangan dengan lelaki tampan perkasa. Dipastikan aku pasti belingsatan sendiri. Pada saat aku dinikahi oleh Suamiku, harapan Mas Haris bisa membantu memuaskan hasrat birahiku ternyata juga tidak mampu. Aku sering dibuat merana oleh Mas Haris.
Aku menggeliatkan tubuhku terdengar kerotokan pada pinggangku, dengan malas aku bangkit dari duduk diantara sujud. Kulihat tubuhku dari pantulan cermin besar.. mmm… dalam usia 43, kulihat tubuhku masih bagus dilihat… buah dadaku yang berukuran bra 36 B masih cukup kenyal, pinggangku masih ramping tak berlemak, pinggul dan pantatku kata mas Haris, suamiku adalah bagian yang terindah dari tubuhku, sangat seksi dan serasi dengan kebahenolan bodiku… wajahku…? kata mas Haris lagi, katanya wajahku lebih pantas dibilang seksi daripada cantik… entahlah penilaian lelaki memang susah dijabarkan oleh perempuan….Sssssshhh… ooohhh… gila, lagi-lagi gairah birahiku meletup dengan tiba-tiba… di depan cermin besar itu aku meremasi buah dada montokku sendiri yang kian mengencang… ammpuuuun… sudah 2 hari 2 malam ini aku sangat menderita karena birahi gila ini… entah berapa belas kali selama 2 hari 2 malam ini aku bermasturbasi…sampe tubuhku benar-benar loyo. Ditambah dengan mimpi basah tadi malam yang bisa 3 kali orgasme. Maka betapa jengkelku, sekarang masih satu jam dari aku melakukan mandi besar, gelegak birahi itu meletup lagi… kali ini aku melawan, aku masuk kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan shower air dingin… agak menggigil juga tubuhku…. Aku memang wanita berlibido tinggi. Setelah tubuh terasa segar, kukenakan kimono dan keluar kamar…
Terlintas dalam pikiranku, tadi kunci pagar ditaruh mana ya sama Dewa. "Jalan jalan pagi segar ini untuk menghilangkan nafsu birahiku" begitu niatku dalam hati. Ku cari kontak whatsapp nama Dewa, tetapi terakhir dilihat oleh pemiliknya 23.16 artinya sejak saat di ruang kerja suamiku. Wah percuma juga aku tanya Dewa di WA, pasti tidak langsung dijawab. Sejurus kemudian, aku telepon nomor HP nya Dewa. Berharap kalau dia tidur bisa terbangun. Aku juga tidak akan lama menelponnya. Begitulah rencana manusia seperti aku sekarang ini. Akhirnya tersambung ke nomor HP nya Dewa. Kaget aku dibuatnya beberapa detik karena mendengar nada sambung pribadinya yang direkam dari suaranya Dewa sendiri.
♫♫ Iya sayang ada apa. Sudah kangen lagi ya sama aku, sini sini aku peluk ♫♫
Belum terangkat juga. Kuulangi lagi untuk menelpon. Sambil menunggu jawaban dari telepon, aku iseng membuka aplikasi facebook dari HP ku yang satunya. Ada pembaruhan foto terkini dari profil Dewa. Fotonya Dewa yang lagi ngegym bersama teman-temannya yang di upload sekitar 31 menit yang lalu keterangannya. Terlihat dadanya yang bidang kekar dengan bulu lebat yang rapi. Puting susu ku kembali mengeras tanpa diperintah. Sebuah keniscayaan karena aku terpesona dan terangsang dengan tubuh atletisnya Dewa.
“Hallo Assalamualaikum Ibu. Maaf baru dari kamar mandi,” akhirnya panggilan teleponku diterima oleh Dewa. Dapat jawaban salam dari Dewa.
“Hallo…Waalaikumsalam Mas Dewa maaf mengganggu. Mau tanya tadi kunci pagar ditatuh dimana ya. Saya mau joging di depan sekalian belanja sayuran. ..?” seketika terbata-bata menjawab salam dan menjelaskan maksud tujuanku telepon dia. Ada riak senang dalam hatiku. Suara seksi macho itu adalah suara Dewa yang aku kagumi.
“Eh, Iya Ibu…eh.. itu Bu Indira saya lempar tadi. Coba di lihat di atas keset depan pintu Bu” ujar Dewa dengan suara yang juga masih parau.
“Oh iya coba saya lihatnya. Hhhmm, tadi di kamar mandi lagi apa? Haayoooo ngaku?” tanyaku binal ingin tahu. Karena sudah meninggi hasratku.
“Ah, …Bu Indira, iya mandi lah Bu membersihkan badan ” jawabnya mencoba berakrab-akrab ria.
“Coba lihat, kalau memang baru mandi” aku semakin berani berbicara ke Dewa di telepon.
“Waduh… Iyaaaa bagimana lihat nya Bu. Maaf saya masih melilitkan handuk saja di pinggang ” jawab Dewa.
Seketika aku merasakan nafsuku semakin menghentak. Bayangan Dewa tanpa baju dengan melilitkan handuk benar-benar membuat aku bernafsu.
"Iya di fotokan lah Mas Dewa kirim di Whatsapp. Aku buru-buru meralat pembicaraanku. ”Ehh, hhmmm…maaf Mas Dewa abaikan kalimat terakhir tadi. Maaf saya tutup dulu teleponnya. Assalamualaikum" panik suaraku mengakhiri pembicaran ini. Segera aku loncat dari kursi tamu, berlariku ke kamar lagi sambil kulepas seluruh baju di tubuhku. Tak lupa BH dan celana dalam juga aku lepas. Bayangan Dewa benar-benar membuat memekku gatal. Sangat berharap disodok batang kontol besar yang panjang....

JVaw5PSO_t.jpeg


Hayoooo... sadar kisanak. Kondisikan tuh celananya. Sesak banget kelihatannya ya 😁
"Duduk sukun tapi legi... duduk dukun tapi ngerti"

Sementara updatenya sampai sini dulu ya....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd