Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

AKU KATRIN SI ISTRI HAUS SEKS (Lanjutan Namaku Katrin Dan Ini Kisahku) Update 8 Mei 2024 Page 87

Suhuuu... Kalau sempat, tulis satu dua episode lagi doong ...
Kereeennn...
Story macam gini yg gw demen, Interacial, Beauty and Random Old man, Dirty Talk, Ceweknya sangean, Beauty House wife pulaakk.....
Kompliittt.....
Tinggal ci Katherine nya di Gangbang sm Pasukan Orange atau Satpam lg nongkrong...
Kasih Bukake dikiittt... Exhibisionist tipis - tipis... Aaahhh.... Gokiilll tuuhh suhuu......
Semangaatttt teruuusss suhuuu.....:rolleyes::oops:
Tambahin y gan
Suruh exhib pake baju transparant dan jalan2 di tempat umum (seperti gambar).
dan dengan disematkan alat bantu hisap getar .....

Alat remot control ini menstimulasi clit dan G Spot dg maximal secara bersamaan,
membuat Katrin cepat dan gampang orgasme berulang2 sampe squirt ......

Link youtubenya
http$://www.youtube.com/watch?v=0nhe-6WDalo&t=4s
(Ganti $ dengan s)
MEKCHND_o.jpg
 
Terakhir diubah:
Tambahin y gan
Suruh exhib pake baju transparant dan jalan2 di tempat umum (seperti gambar).
dan dengan disematkan alat bantu hisap getar .....

Alat remot control ini menstimulasi clit dan G Spot dg maximal secara bersamaan,
membuat Katrin cepat dan gampang orgasme berulang2 sampe squirt ......

Link youtubenya
http$://www.youtube.com/watch?v=0nhe-6WDalo&t=4s
(Ganti $ dengan s)
MEKCHND_o.jpg
Cukup exhib aja mnrt gw suhuu...
Tp mau di raba siapapun, emg jiwanya liar... Kl pake vibrator keliling Mall atau gmn,udh sering di JAV atau cerita² lain ....
 
Tambahin y gan
Suruh exhib pake baju transparant dan jalan2 di tempat umum (seperti gambar).
dan dengan disematkan alat bantu hisap getar .....

Alat remot control ini menstimulasi clit dan G Spot dg maximal secara bersamaan,
membuat Katrin cepat dan gampang orgasme berulang2 sampe squirt ......

Link youtubenya
http$://www.youtube.com/watch?v=0nhe-6WDalo&t=4s
(Ganti $ dengan s)

Sip suhu. Terima kasih utk masukannya :beer:

Lanjut suhu

Iya hu lg ada problem di RL. Mohon ditunggu :cendol:

Nyimak absen

Sip suhu :)

Cukup exhib aja mnrt gw suhuu...
Tp mau di raba siapapun, emg jiwanya liar... Kl pake vibrator keliling Mall atau gmn,udh sering di JAV atau cerita² lain ....

Siap suhu. Pastinya memang liar Katrin ini:cif:
 
Ci Katrin udah kembali dari liburan belom neh?
Banyak yang uda kangen ni :minta:

Udah dong. Haha, siap hu ditunggu. Katrin uda mau cumback. :cim:
 
Tambahin y gan
Suruh exhib pake baju transparant dan jalan2 di tempat umum (seperti gambar).
dan dengan disematkan alat bantu hisap getar .....

Alat remot control ini menstimulasi clit dan G Spot dg maximal secara bersamaan,
membuat Katrin cepat dan gampang orgasme berulang2 sampe squirt ......

Link youtubenya
http$://www.youtube.com/watch?v=0nhe-6WDalo&t=4s
(Ganti $ dengan s)
MEKCHND_o.jpg

I like this idea. So wild :genit:
Ini ide yang sangat hot. Boleh suhu direalisasikan.
:jempol:
 
Bimabet
Part 3

Tiba-tiba dia menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga hanya sebagian kontolnya yang masih terbenam lalu disentakkannya cepat dengan gerakan pendek, kemudian ditekannya rapat ke pantatku hingga semua penisnya tertanam lagi ke memekku, lalu dibuatnya gerakan memutar bagaikan sedang mengaduk adonan kue. Otomatis kepala kontol pak Ridho berputar bak bor mengesek ketat dinding memekku yang berambut kemaluan lebat ini.

"uaahhh....terus… ahhhhhh damn ahhhh enaaakkk!", rintihku dengan sensual.

5 menit kemudian aku kembali orgasme di posisi doggy style ini. “Ohhhhh pakkk aku keluar lagi.. kontol bapak enakkhhha ahhhhhhhhhhhhhhh!!”, jeritku saat ledakan orgasme yang kembali melandaku untuk kedua kalinya.

“Ohhhhh ci, aku uda mau nyampe juga. Di dalam apa luar ci?”, tanyanya.

“Ahh.. di dalam aja pak gapapa.”, ucapku cepat.

“Uuhhhhh terima peju bapak ci..”, Terdengar erangan keras dari pak Ridho yang baru saja sudah berejakulasi dalam memekku. Terasa semprotan-semprotan sperma dari penis si terapis paruh baya ini di liang vaginaku.

Selesailah persetubuhanku dengan pak Ridho. Sungguh puas aku yang berhasil menuntaskan gairah seksualku yang menggebu-gebu ini. Kulihat batang kontol pak Ridho yang baru saja ejakulasi di dalam rahimku. Aku tersenyum nakal menatap pak Ridho sambil berkata, “Enak kan ngentot sama aku pak? Hihi.”.

“Iya ci, enak banget memek cici.”, jawabnya jujur.

“Hihi, ronde dua masih bisa gak pak?”, tantangku ke pak Ridho.

“Bisa ci, tapi tunggu 5 menit ya. Hehe.”, jawab si pria paruh baya ini.

“Oke pak.”, ucapku singkat.

Tiba-tiba terdengar suara klakson mobilku. Deg! Suamiku sudah pulang padahal harusnya masih cukup lama! Aku pun panik karena aku masih dalam kondisi telanjang bulat bersama seorang pak Ridho, si terapis paruh baya.

Aku melihat ke pak Ridho dan aku pun segera berkata, “Pak, cepet pake pakaian bapak! Itu suamiku pulang!”.

Pak Ridho yang kelihatan masih agak lemas setelah menumpahkan spermanya ke memekku ini pun lalu mulai memungut pakaiannya. Kudengar suara mobil yang sudah memasuki pagar karena memang pagar rumah kami ini otomatis dan dapat dibuka hanya dengan smartphone. Aku pun berpikir cepat jika tidak ada waktu lagi karena suamiku pasti akan segera masuk mencariku.

Aku pun segera menyuruh pak Ridho masuk ke kamar mandi di kamar tamu ini. Aku lalu menghapus jejak-jejak persetubuhan kami seperti ceceran sperma dan cairan orgasmeku. Lalu kupungut pakaianku dan kulempar ke dalam kamar mandi. Ya, mau tidak mau pak Ridho harus bersembunyi di kamar mandi karena tidak keburu lagi. Bisa runyam kalau suamiku menemukan pak Ridho di rumah ini dengan tubuh keringatan.

Aku memberitahu pak Ridho untuk diam di kamar mandi dalam kamar tamu ini. Aku pun lalu segera pergi dari kamar tamu ini dan berlari cepat ke kamarku dan suamiku. Disana aku mengambil handuk dan segera aku membasahkan diriku di shower. Kuambil sabun dan segera kubalurkan ke tubuhku sampai berbusa. Ya, setidaknya kini tidak ada lagi bau keringat pak Ridho yang tadi baru saja bersetubuh denganku. Dan juga tidak ada bau sperma karena sudah kusiram dengan shower.

Dan kudengar suara pintu depan rumah kami yang dibuka suamiku karena memang pintu depan ini dapat dibuka dengan fingerscan. Uh gawat suamiku sudah memasuki rumah! Jarak pintu ke kamar tidur cukup jauh tapi berhubung kondisi rumah yang hening jadi suara suamiku dapat terdengar. Kudengar suara suamiku yang memanggilku.

“Sayang? Kamu dimana?”, panggil suamiku.

Aku pun buru-buru keluar dari kamar mandi dan berkata, “Disini sayang. Aku baru kelar mandi nih. Hehe.”. Aku melongokan badanku yang tentu saja masih telanjang dan basah ini ke arah suamiku. Suamiku pun melihat diriku yang masih penuh busa sabun.

“Wah, kamu mandi lagi yang?”, tanya suamiku yang heran melihatku mandi.

“Iya, soalnya tadi aku abis treadmill yang. Keringatan jadi aku mandi lagi. Hehe.”, ujarku berbohong. Memang kami punya alat treadmill tapi jelas aku tadi melakukan “olahraga” lain. Semoga suamiku tidak menyadari jika aku berbohong.

“Oh treadmill ya. Tapi jangan sampe kecapean ya yang. Soalnya kan ada baby di perut kamu yang. Hehe.”, ucap suamiku sambil mengelus perutku yang belum terlalu terlihat kehamilannya.

“Iya makasih yang.”, ucapku lalu mengecup bibir suamiku. Bibir ini tadi tidak sempat kubersihkan dan hanya kugosok tisu saja. Bibirku yang tadi sempat mengapit kepala kontol pak Ridho ini kini sedang bertemu dengan bibir suamiku. Entah apakah suamiku dapat merasakan ada yang aneh dengan bibirku. Bibir yang biasa kuoles lipstik mahal ini tadi dioles dengan keringat dari kontol seorang pria tua.

Hanya singkat saja cumbuanku karena aku tidak mau suamiku sampai menyadari ada yang aneh dengan bibirku. Aku pun bilang ke suamiku jika aku mau kembali mandi. Selagi aku berjalan itu aku bertanya padanya kenapa dia pulang kembali ke rumah. “Koq pulang rumah yang? Udah selesai urusannya?”, tanyaku.

“Oh ini ada dokumen yang ternyata diperlukan untuk meeting. Jadinya balik lagi untuk ambil.”, jelas suamiku dan kulihat ia tampak sedang mengambil dokumen di atas meja kamar tidur kami ini.

“Oh ok yang. Good luck ya.”, ucapku yang sudah di kamar mandi sambil menatap suamiku dan kuberi senyum semanis mungkin. Ya, aku senang karena suamiku akan kembali pergi jadi aku masih bisa ronde dua dengan pak Ridho.

“Ok, thanks yang. Aku pergi dulu ya.”, ujar suamiku yang tampak sudah membawa 1 map dokumennya dan berjalan ke pintu.

“Ok yang, take care ya.”, ucapku yang lalu menutup pintu kamar mandi supaya suamiku tahu aku memang melanjutkan mandi.

Aku menunggu hingga terdengar suara pintu depan rumahku ditutup. Dan lalu aku membuka pintu dan melihat dari jendela jika mobil yang dinaiki suamiku sudah pergi. Aku pun tersenyum dan lalu berjalan ke kamar tamu tempat yang menjadi “arena pertempuran” diriku dengan pak Ridho tadi. Memikirkan momen liar aku dan pak Ridho yang bercinta di kamar tamu ini membuatku kembali horny. Terasa memekku berdenyut merespon pikiran kotorku. Nafsuku memang mudah sekali bangkit karena aku yang sudah sangat sering bercinta dengan banyak pria.

Aku kini sudah berada di depan pintu kamar mandi tempat pak Ridho bersembunyi. Aku pun mengetuk pintu dan memanggil pak Ridho. Tidak lama pria itu pun membuka pintu kamar. Ia sudah berpakaian lengkap. Tubuh telanjangku yang masih agak basah dan berkilat karena baru selesai mandi ini pun dapat dilihat oleh si terapis ini. Tampak mata pak Ridho melotot mengagumi tubuhku yang tadi sudah ia nikmati.

“Eh ci, su suaminya udah pergi?”, tanya pak Ridho yang tampak gugup karena ia takut ketahuan suamiku dan jadi masalah.

Aku agak merasa geli melihat muka pria ini yang ketakutan. Aku pun menjawab, “Udah pergi koq pak. Tenang aja. Hihi.”. Aku pun melangkah masuk ke kamar mandi Segera kuremas-remas bagian selangkangan celana pak Ridho.

Pak Ridho tampak kaget dan berkata, “Eh ci, ngapain!? Bapak mau pulang nih ci.”.

Aku yang sudah naik lagi libidonya ini pun tidak peduli dengan keinginan pak Ridho dan aku menarik turun celananya sambil berkata, “Aku mau 1 ronde lagi nih pak. Memekku becek lagi bayangin tadi kita main di kamar ini dan aku yang boongin suamiku.. Mau kan pak puasin aku?”. Aku mengucapkan kata-kata barusan dengan agak mendesah sambil menatap dengan genit ke pak Ridho.

“Eh eh ta tapi ci.. nanti suami cici datang lagi gimana?”, tanya pak Ridho yang sepertinya takut ketahuan ia main gila dengan istri orang.

“Tenang pak. Suamiku masih lama baru pulang. Tadi dia cuma balik ambil dokumen yang ketinggalan koq. Hehe.”, ucapku menenangkan pak Ridho.

Kini celana dan celana dalam pak Ridho sudah kuturunkan dan kulempar ke atas meja kamar mandi ini. Dan kini baju berkerah pak Ridho juga sudah kulepaskan. Pak Ridho menurut saja dengan menaikkan kedua tangannya.

“Oh ya uda ci. Bapak mau yang penting aman aja dari ketahuan. Hehe.”, ucap pak Ridho yang sudah kembali bernafsu. Tangannya pun meraba-raba dadaku yang masih agak basah ini. Jari-jarinya menjalari menuju ke pucuku payudaraku dan lalu dipelintirnya pentil susuku, membuatku mendesah erotis. “Nghhhh pakhhh enakhh..”, desahku yang sengaja mau memancing birahi nya supaya segera menyetubuhiku lagi.

Terasa kontol pak Ridho di tanganku makin keras dan panjang karena terus kumanjakan dengan jari tanganku yang halus. Batang kejantanan pria tua ini berurat dan warnanya kontras dengan tanganku. Aku melihat perbedaan warna kulit yang kontras ini dan makin horny. Entah kenapa makin buruk rupa dan beda kastanya denganku, aku makin suka dan makin bergairah. Sepertinya aku memang kini sudah takluk dengan seks interracial seperti ini. Dimulai dari pak Adnan dan entah sudah berapa pria yang menikmati tubuh putihku yang seorang wanita chinese ini. Pria-pria yang selama ini kuberikan kesempatan ngeseks denganku adalah pria-pria non chinese. Hanya suamiku saja lah yang sama-sama keturunan chinese.

Pak Ridho kini sudah meremas-remas kedua buntalan payudaraku yang menggantung bebas ini. Dimainkannya juga kedua puting susuku yang berwarna merah muda dengan bernafsu. “Ohhh enak pak.. mau nenen?”, tanyaku dengan nakal.

“Boleh dong ci. Sini tetekknya deketin ke bibir bapak.”, jawab pak Ridho dengan tersenyum dan mulutnya sudah membentuk gaya menghisap.

Aku yang tidak sabar pentil susuku dikenyot bibir tebalnya ini pun menyodorkan kedua payudaraku ke mukanya. Tanpa menunggu lagi pak Ridho pun segera menghisap pentil susuku yang sudah mancung ini. Dengan rakus ia pun mengenyot seolah ingin meminum air susu dari payudaraku. Sayangnya kedua buah dadaku belum menghasilkan air susu.



Oh nikmat sekali saat bibir tebal pak Ridho sedang mengisap-isap puting susuku. Secara bergantian kedua pucuk payudaraku itu terus diemut membuatku makin merasakan kenikmatan. Tangannya juga tidak diam dan kini tangan kanannya sedang memainkan bibir memekku. Birahiku pun makin melambung tinggi akibat ulah pak Ridho ini.

Aku pun tidak tahan lagi dan aku meminta pak Ridho untuk duduk di lantai kamar mandi. Pak Ridho pun dengan sigap langsung duduk dengan kontolnya yang sudah tegak siap tempur ini. Aku yang horny sekali segera menduduki kontolnya dengan memekku yang becek.

Dengan liarnya aku pun menaik turunkan tubuh putih mulusku di atas tubuh seorang pria tua. Sepasang payudara montokku ini bergoyang-goyang mengikuti gerakan tubuhku di posisi Woman On Top ini. Pak Ridho pun meremasi buah dadaku yang sedang memantul naik turun ini dengan gemas. Ditarik tariknya juga puting susu merah mudaku yang keras ini dengan jari telunjuk dan jempolnya. Lalu bibir tebalnya melumat pentil susuku yang kiri. Hisapan mulutnya ini membuatku makin keras merintih.

“Ngghhhh ahhh ahhh ahhhh!”, lenguhan dari mulutku dengan mata merem melek selagi aku terus berpacu dalam birahi dengan pak Ridho.

‘sllrrrpppp.. sllrrrppp’, suara sedotan bibir pak Ridho yang terus menghisap puting susuku bagaikan bayi yang haus akan air susu.

Dengan gencar aku terus bergoyang naik turun membuat kontol pak Ridho keluar masuk di liang senggamaku. Terasa nikmatnya gesekan kontol berurat pak Ridho di dinding rongga memekku. Kamar mandi ini menjadi area ronde dua persetubuhan liarku dengan pak Ridho, si terapis panggilan beruntung yang mendapatkan customer sepertiku yang dengan sukarela have sex dengannya.

‘Plok Plak Plok Plak Plok!’, suara peraduan kulit pahaku dengan selangkangan pak Ridho membahana di ruang kamar mandi ini.

Saat kami sedang asyik bercinta ini tiba-tiba terdengar bunyi bel rumahku yang ditekan dari luar. Aku dan pak Ridho pun berhenti bergerak dan saling memandang. Hmm, siapa yang datang lagi di jam segini. Tidak mungkin suamiku. Apa ada family yang datang berkunjung ya? Gawat juga kalo memang ada sanak saudara yang datang.

“Tunggu di kamar mandi dulu ya pak. Aku cek dulu siapa yang datang.”, ujarku yang sebenarnya masih sangat nanggung belum orgasme ini.

Aku pun segera melihat ke layar aplikasi CCTV di HPku supaya aku tidak perlu jauh-jauh untuk berjalan ke depan. Oh ternyata hanya tukang antar tabung gas saja yang datang. Kulihat pria berkulit hitam terbakar matahari yang sedang berdiri di depan gerbang rumahku. Aku pun langsung berpikir nakal. Apa aku undang juga dia untuk ikut berpesta denganku dan pak Ridho ya? Hihihi.

Seingatku ARTku yang memesan gas untuk rumahku ini. Berhubung aku memang belum pernah berurusan langsung menerima kiriman gas seperti sekarang jadi aku tidak mengenal pria yang datang. Aku pun lalu bergegas mengambil handukku dan kubalut saja handuk itu sekedarnya dan sengaja agak kurendahkan lipatan handuk di bagian dadaku. Aku memang ingin memancing nafsu si pria pengantar tabung gas ini. Aku memang tipe wanita hyper yang lebih senang bercinta dengan lebih dari 1 pria sekaligus.



Aku pun menekan tombol speaker dan bilang ke si tukang antar gas ini untuk membawa masuk gasnya ke dalam rumah. Kutekan tombol yang membuka gerbang rumahku secara otomatis itu. Kulihat si pria ini pun mulai mengendarai motor ber bak itu memasuki halaman depan rumahku. Aku makin merasa horny memikirkan aku akan bercinta dengan dua pria.

Kini pria itu pun sudah mendekati pintu garasi rumahku yang memang terhubung ke dapur. Aku lalu memencet tombol yang juga membuka pintu garasi secara otomatis. Aku pun membuka pintu penghubung ke garasi dan aku segera memanggil si pria itu. “Mas, sini mas angkat ke sini ya gasnya. Hehe.”, ucapkku dengan tenang. Terlihat si tukang antar gas ini hanya mengenakan kaos singlet putih kumal dan celana kargo dengan sandal jepit. Rambutnya agak gondrong dan tampak berantakan. Mukanya juga jauh dari kata ganteng, tapi memang itu yang membuat nafsuku naik. Apalagi memikirkan batang kontol yang masih terbalut celananya itu yang bisa memberiku kepuasan. Aihh makin tidak sabar aku untuk segera merasakan vaginaku yang disodok-sodok oleh penisnya.

Si mas itu pun segera mengiyakan dan sejenak ia tampak kaget karena melihatku yang hanya berbalut handuk. Apalagi rambutku yang agak berantakan setelah mandi dan bersetubuh dengan pak Ridho tadi makin menambah kesan seksi. Tatapan mata tukang antar gas ini makin membuatku bergairah. Memekku terasa berdenyut-denyut seolah menantikan sodokan kontol si tukang di depanku.

“Nama mas siapa?”, tanyaku berbasa-basi walau aku juga ingin tahu namanya karena dari perawakannya sepertinya ia tipe pria yang strong. Hihi.

“Wandi ce.”, jawabnya singkat dan kini tampak sedang menggotong tabung gas LPG 12 kg ini ke dapur.

“Sekalian dipasangin ya mas Wandi. Soalnya si mbak lagi pulang kampung. Hehe.”, pintaku sambil tersenyum manis.

“Oh baik ce.”, jawab mas Wandi ini sambil sesekali ia tampak mencuri pandang ke arah pahaku yang memang nyaris tidak tertutupi karena handuk yang kukenakan tergolong mini. Hmm, baguslah ia sudah termakan pancinganku.

Ia pun tampak sedang mencopot tabung lama dan memasang tabung gas LPG yang baru itu ke dalam tempat di kitchensetku. Kulihat otot-otot lengannya yang kekar itu membuat memekku langsung berdenyut. Kubayangkan tangan kekar itu meremas payudaraku dengan kencang. Memekku langsung mulai becek akibat pikiran nakalku. Aku makin tidak sabar untuk segera memulai seks threesome bersama si tukang antar gas ini dan pak Ridho.

Aku pun agak melonggarkan kaitan handukku untuk melancarkan aksi merayu si mas Wandi ini. Kuambil botol susu di kulkas dan aku lalu berjalan ke samping mas Wandi yang sedang mengatur posisi tabung gas ini. Kutuang susu itu ke gelas kaca dan aku pun menunggu hingga mas Wandi selesai memasang gas itu.

“Ini susu buat mas ya”, ucapku sambil tersenyum penuh arti menatap si pria berkulit gelap di depanku ini.
“Eh eh makasih ce.”, ucap mas Wandi yang matanya menatap ke belahan payudaraku ini dan meraih gelas berisi susu yang kuberikan.

Aku pun mengambil gelas dan menuangkan susu juga tapi aku sudah punya niat lain dengan susu ini. Hihi. Aku lalu pura-pura mau meminum susu di gelas ini tapi aku menggerakkan sedikit tubuhku supaya handuk ini jadi terlepas. Aku yang pura-pura panik pun mengibaskan tanganku membuat susu itu tertumpah ke payudaraku. Jadilah buntalan susuku kini sudah basah oleh air susu yang berwarna putih ini. Buah dadaku yang putih ini sudah berlumuran susu dingin. Bagian kewanitaanku yang putih dan dihiasi rambut kemaluan yang hitam lebat ini juga dapat dilihat oleh mas Wandi.



“Ehh ahhh jadi terlepas handukku.”, ujarku pura-pura kaget dan berusaha mau meraih handukk tapi tentu saja aku pelankan upayaku ini.

Mata mas Wandi jadi melotot begitu besar seolah mau copot melihat pemandangan yang tersaji di depannya. Buah dada 34Bku yang putih, bulat dan kencang berhiaskan pentil susu mungil berwarna merah muda ini membuat mas Wandi pastilah bernafsu denganku. Tampak jakunnya naik turun meresapi apa yang sedang ia saksikan. Matanya juga tidak lepas dari tubuhku selagi ia meminum susu di gelas sampai habis.

Aku yang sudah terbakar birahi ini memutuskan tidak mau lagi berlama-lama menggoda dan segera to the point saja. Handuk yang sudah kuraih hanya kututupi sekedarnya saja ke arah vaginaku. Dan bagian dadaku hanya kututup dengan tangan kiriku saja. “Gimana mas susunya?”, tanyaku sambil tersenyum nakal ke arah si tukang antar gas ini.

“Eh e enak ce susunya.”, ujarnya cepat.

“Susu mana yang enak ni? Yang di gelas apa yang menggantung ini?”, tanyaku dengan sangat menggoda pada mas Wandi sambil aku agak mencondongkan tubuhku membuat payudaraku makin membusung.

“Eh eh a anu. Gelas ce.”, si tukang ini masih saja salah tingkah. Sepertinya ia tidak berani memulai karena takut jika aku yang pemilik rumah ini bisa saja memperkarakan jika ia memulai aksi memperkosaku.

“Oh gitu. Nah mau yang lebih enak gak mas?”, tanyaku sambil menggigit bibirku dengan sensual seraya menatap mata mas Wandi.

“Eh mak maksudnya cece apa?”, tanya mas Wandi tampak gugup.

“Air susu di atas susunya aku dong mas.”, jawabku dengan begitu binalnya sambil kujauhkan tangan yang tadi menutupi payudaraku.

“Eh..”, mas Wandi kini tampak melotot melihat ke buah dadaku yang masih basah berlumur susu ini.

Aku berjalan mendekat ke arahnya sambil aku meremasi buah dadaku dengan sangat erotis. Mas Wandi makin tidak karuan menahan nafsu birahinya. Pastilah ia ingin menerjangku tapi juga masih berpikir resiko ditangkap. Hihihi.

“Ini susu segar loh mas. Hihi.”, ucapku dengan sangat nakal sambil kini kupegangi dua bukit payudaraku ini supaya makin menonjol ke depan. Mas Wandi hanya diam sambil terus menyaksikan tubuhku yang telanjang dan sangat putih khas wanita keturunan chinese ini mendekatinya.

“Sini mas cobain.”, ucapku yang sudah mendekat ke mas Wandi dan dengan liar aku meraih kepala mas Wandi dan segera kudekapkan ke payudaraku.

Mas Wandi yang sepertinya sudah tahu jika aku memang ingin ia menikmati tubuhku pun segera menjilati bukit payudaraku. Dijilat-jilatnya air susu di permukaan kulit payudaraku dengan cepat. Tampak lidahnya terus merayap seluruh bongkahan susuku membuatku menggelinjang nikmat.

“Ngghhhh iyahhh mass.. terus… jilat sampai bersih air susunya dari tetekku. Ohh..”, desahku yang keenakan oleh ulah lidah mas Wandi.

‘slrrpp… slrrrpppp..’, begitu kuat jilatannya menimbulkan suara yang khas.

Aku yang sadar masih ada pak Ridho ini pun menghentikan aksinya karena ingin segera menikmati dua kontol sekaligus.

“Mas, sini kita ke kamar aja ya. Hehe.”, kataku pada mas Wandi.

Aku lalu menuntun mas Wandi untuk memasuki rumahku dan menuju ke kamar tamu. Aku lalu mengetuk lagi pintu kamar mandi dan memanggil pak Ridho untuk keluar.

Saat pak Ridho keluar aku pun menjelaskan pada dia dan juga mas Wandi. “Jadi kita main bertiga ya pak. Kan ada dua lubang nih jadi masing-masing tetep dapat jatah. Hihi.”, ujarku yang sangat binal bagaikan pelacur ini.

“Wah gak nyangka bapak bakal ngerasain main bertiga gini. Hehe.”, ucap pak Ridho sambil terkekeh.

“Nah sekarang sini bisa saya bikin kontol kalian siap tempur dulu. Hihi.”, ujarku yang lalu berlutut di depan mereka berdua.

Mas Wandi buru-buru melepaskan celananya hingga batang kontolnya yang sudah setengah ereksi ini terpampang. Hmmm, panjangnya termasuk wah. Mirip kontol Mr Adnan. Memang dari perawakannya mas Wandi ini aku sudah tahu kalo dia punya kontol yang hebat. Hihi.

Aku pun segera menggenggam kontol mas Wandi dengan tangan kananku dan tangan kiriku yang memegang kontol pak Ridho. Dengan segera aku mulai mengocok-ngocok dua kontol ini supaya bisa segera ereksi maksimal. Tidak lama mulutku pun mengulum penis pak Ridho. Tidak lama aku pun melepas seponganku di penis pak Ridho dan berganti menyepong kontolnya mas Wandi. Ada aroma keringat dan pesing di kontol mas Wandi, sepertinya ia jarang mandi. Tapi berhubung aku sudah sering bertemu kontol bau seperti ini maka aku tidak merasa mual.



“Ohhh edan ternyata pake mulut enak banget ya..”, ceracau mas Wandi yang sepertinya baru pertama kali merasakan oral sex ini. “Ci, gantian sepongin kontol bapak ya.”, pinta pak Ridho. Aku pun segera memblowjob penis si pria tua ini sambil tanganku mengocok batang kejantanan mas Wandi.

Ada sekitar 5 menitan dua kontol gelap ini kuservis dengan mulutku sampai akhirnya aku sudah tidak sabar lagi untuk disodok oleh dua kontol ini. “Yuk sekarang entotin memek dan pantatku ya pak.”, pintaku dengan sangat nakal.

“Siap ce. Bapak mau memek atau bool?”, tanya mas Wandi yang kini sudah tidak terlihat gugup sama sekali.

“Hmmm, bapak mau cobain bool si cici deh. Sekali-kali cobain yang biasanya terlarang. Huahaha.”, jawab pak Ridho sambil tertawa senang karena sebentar lagi juga merasakan pengalaman pertama menyodomi.

“Wah baru pertama juga ya pak sodomi. Nanti saya juga mau cobain ah. Haha.”, timpal si tukang antar gas itu sambil tertawa.

Lalu mas Wandhi segera berbaring telentang di atas ranjang kamar tamu ini. Kontol super panjangnya ini tampak gagah mengacung ke atas membuat memekku makin berdenyut tidak sabar dihunjam oleh kontolnya. Aku pun segera memposisikan selangkanganku di atas kontol si tukang antar gas ini. Tidak lama kontol mas Wandi pun sudah melesak masuk ke rongga vaginaku. Terasa memekku jadi penuh sesak dan juga panjangnya kontol mas Wandi jadi nyaris mentok ke rahimku. Aku pun lalu merebahkan tubuhku di atas tubuh hitam mas Wandi sambil bersiap menerima batang penis pak Ridho di liang pantatku. Mas Wandi tiba-tiba pun mencumbu bibirku dan tangannya meremas payudaraku. Aku pun meladeni ciumannya ini.

Dari belakangku, pak Ridho mengatur pinggulku supaya lebih menungging lalu ia menggunakan air liurnya untuk melumasi liang anusku. Kemudian jari-jarinya merentangkan lubang pantatku seraya ia pun mulai memposisikan batang kejantanannya di anusku. Terasa kepala kontolnya yang bersentuhan dengan bibir anusku dan lalu pelan-pelan penisnya mulai didorong ke dalam liang analku.

Akhirnya penisnya pelan-pelan mulai memasuki rongga anusku. ‘Bles’, maka kini penis pak Ridho pun sudah tenggelam ke dalam lubang pantatku. Aah, sensasi penuh begitu kusukai ini kembali terasa saat memek dan anusku dijejali oleh kontol. Terasa sangat sesak di bagian selangkanganku membuat diriku seperti terpaku di antara tubuh dua pejantan berkulit gelap ini.



“Ughh… mantap bool cici..”, ceracau si pak Ridho menikmati sempitnya anusku. Mulailah aku disetubuhi oleh 2 pria pribumi ini di 2 lubang tubuhku. Aku benar-benar sangat menyukai sensasi interracial sex begini dan juga perbedaan yang jomplang dari sisi status sosial.

“Ohh meki si cece juga rapet ni..”, komentar mas Wandi yang ikut merasakan enak dari jepitan dinding vaginaku.

Mas Wandi dengan bernafsu terus meremasi payudaraku dengan dua tangannya. Ia juga memainkan putingku dengan kedua tangannya dari sisi samping tubuhku. Tempo genjotan mereka terus meningkat membuatku makin terbuai. Ohh, sensasi nikmat karena disandiwch ini benar-benar menjadikanku bagai melayang oleh kenikmatan. Tiap hentakan penis dua pria ini mengirimkan aliran kenikmatan yang membuatku mau dan mau lagi.

‘Plak Plok Plak Plok Plak!’, begitu kuatnya tumbukan dari paha mas Wandi ke pahaku dan juga dari tumbukan paha pak Ridho ke pantatku sampai menimbulkan suara ini yang sangat nyaring.

“Ahh ahhh ahhhh terus ahh ahhh kontol kalian enak ahh ahhh!!”, ceracauku yang sudah tidak terlihat seperti wanita baik-baik yang selama ini dilihat oleh suamiku dan keluargaku.

“Iya ci, meki cece juga rapet. Mas suka. Ahh asoy..”, timpal mas Wandi yang juga menikmati sempitnya liang memekku.

“Uhhh bool ci Katrin mantap tenan.. bapak bisa ketagihan ni. Haha.”, pak Ridho juga ikut menimpali.

“Ngghhh ahhh ahhh! Iyahh.. ahh! Enak! Nghh.. sodok terus 2 lubangku!! Iyahhh yang kuat mas sodoknya.. Iyahh ahh ahhh ahhh!!”, aku menjerit-jerit keras meluapkan rasa nikmat yang aku terima ini bagai seorang pelacur.

Belum sampai 3 menit mengalami sex double penetration ini aku pun mencapai orgasme yang hebat. “Ahh ahhhh aahhh… aku mau nyampe.. oohhhhhhhh!”, jeritku dengan tubuh yang bergetar-getar saat sedang dilandai badai orgasme ini.

“Uhh berhenti dulu pak.. meki cece jadi empot banget pas lagi crot. Hehe.”, ujar mas Wandi yang sepertinya takut cepat keluar karena memang kontraksi vaginaku yang kuat ini meremas-remas batang penisnya.

“Oke dek. Bapak juga gak mau cepat-cepat keluar. Hehe.”, timpal pak Ridho sambil terkekeh.

Mereka kompak mendiamkan dulu kontol mereka di dua lubang tubuhku ini. Akhirnya beberapa saat kemudian orgasmeku pun selesai. Aku segera merebahkan diriku di tubuh mas Wandi. Mereka yang sempat berhenti menggenjot ini pun lalu kembali bergoyang lagi.

Kembali liang memek dan anusku dipompa oleh kontol mereka berdua. Aku yang masih lemas hanya pasrah saja berbaring selagi mereka terus menyodok-nyodokkan kontol mereka ke dua lubangku. Pak Ridho dan mas Wandi mulai menggenjot memek dan anusku dengan tempo sedang dan makin lama makin meningkat temponya. Dua batang kejantanan yang hitam ini sedang keluar masuk menggenjot dua lubang di tubuhku dengan begitu cepat. Kembali aku pun merasakan libidoku yang bangkit lagi. Apalagi mas Wandi kini meremas buah dadaku dan lalu bibirnya mengenyot pentil susuku yang kiri, membuatku makin keenakan.

“Ssshhh ohhh ohhhh ohhh..”, aku mendesah-desah karena rasa nikmat yang kudapatkan dari bibir mas Wandi yang mengisap pentilku dan juga dari kontol si tukang antar gas dan si terapis paruh baya ini.

Pak Ridho juga kini menepuk pantatku beberapa kali sampai menimbulkan suara ‘Plak’. Walau tepukannya tidak terlalu kuat tapi tetap menimbulkan sensasi panas. Ini membuatku makin liar merintih merespon ulah dari si pria tua itu. Mas Wandi juga makin liar menghisap puting susuku.

Saat kami sedang larut dalam birahi seks ini tiba-tiba suara dering HPku mengejutkan kami bertiga. Aku yang ingat jika HPku tadi kuletakkan di atas meja rias kamar tamu ini segera bergegas kesana. Ini karena aku sudah mengatur dering ringtone HPku supaya tahu siapa yang menelepon. Dan suara dering ini hanya berasal dari suami atau keluargaku saja..





~ BERSAMBUNG ~
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd