Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Alkisah Di Desa Permai

Cerita manakah yang akan diterbitkan selanjutnya

  • Majlis Budak ( MC Nur )

    Votes: 382 58,7%
  • Sekolah Budak ( MC Intan )

    Votes: 214 32,9%
  • Serikan Budak ( MC Syifa )

    Votes: 55 8,4%

  • Total voters
    651
Bimabet
Keluarga Bahagia

Malam itu terasa amat spesial buatku. Malam ini genap sudah aku memperbudak semua keluarga mulai dari ibu, Kak Syifa, dan Intan. Benar. Malam ini Intan akan mengucapkan sumpah setia untuk menjadi budakku.

Malam itu aku berpakaian kemeja lengkap dengan celana bahan. Intan terlihat cantik dengan gamis merah tua dipadu dengan jilbab seperut dengan warna yang sama. Sementara itu ibu dan Kak Syifa menggunakan jilbab putih yang di sampirkan ke belakang dan se set bh dan cd berwarna hitam. Semuanya terlihat begitu cantik di mataku.

Kami semua duduk di karpet biru di ruang makan yang sudah di bersihkan sehingga hanya menyisahkan karpet tempat kami duduk. Intan duduk di satu sisi sementara aku duduk di satu sisi satunya diapit dengan kedua budakku.

"Baiklah, sebentar lagi kita akan mulai upacara pelantikan untuk Intan menjadi budak Tuan Haris."Bagai seorang MC, Kak Syifa mulai membuka acara penobatan Intan yang kubuat agak spesial.

"Sebelum kamu menjadi budakku, aku ingin bertanya untuk memastikan apa kau siap menjadi budakku. "Aku mulai angkat suara.

"Baik."

"Kenapa kamu mau menjadi budak ?"

"Saya ingin melampiaskan hasrat liar saya melakukan hal-hal yang selama ini saya anggap memalukan. Saya juga ingin melayani Tuan Haris dengan sepenuh jiwa dan mendapatkan kenikmatan dari kontolnya yang perkasa."jawab Intan mantap.

"Apa kau bersedia menyerahkan jiwa, raga, dan kebebasan pada Tuan Haris ?"

"Bersedia."

"Bersediakah kau untuk mematuhi semua perintah Tuan Haris dan melayani Tuan Haris dimanapun dan kapanpun ?"

"Bersedia."

"Bersediakah kau untuk dipermalukan dan disiksa oleh Tuan Haris untuk kepuasannya ?"

"Bersedia."

"Bersediakah kau menerima syarat-syarat sebagai budak Tuan Haris seperti berhubungan kapanpun, tidak memakai pakaiaan dirumah kecuali jilbab, dan meminum kencing Tuan Haris ?"

"Bersedia."

"Terima kasih atas kesediannya menjadi budakku. Aku akan memberikanmu kenikmatan yang selama ini kau idam-idamkan."

"Terima kasih Tuan."

"Baik. Sebelum kau mengucapkan sumpah, silahkan minta restu pada ibu dan kakakmu. Mereka berdua juga akan memberikan hadiah dari pengangkatanmu menjadi budak."

Dengan perlahan Intan berjalan dengan menunduk ke arah ibu yang sekarang berdiri menyambut anaknya. Dengan takzim Intan mencium cd ibu dan menghirup aromanya.

"Ibu, hari ini Intan akan menjadi budak sepenuhnya. Berikanlah Intan restu agar Intan dapat menjadi budak yang dapat memuaskan Tuan Haris."

"Kuberikan restuku Nak."Ibu mengusap pelan kepala Intan yang terbungkus jilbab."Dan ibu juga punya hadiah buatmu."

Ibu terlihat mundur beberapa langkah dari karpet kemudian mengejan kuat. Seketika air kencing mengalir pelan membasahi cd ibu dan terus mengalir ke betis hingga membasahi lantai. Ibu melepaskan cd hitamnya dan mengelap bekas kencing yang menggenang hingga cd hitam itu terlihat basah dan berbau pesing. Kemudian ibu menyerahkan cdnya yang sudah basah oleh air kencingnya pada Intan seperti menyerahkan hadiah yang mewah.

"Terimalah celana dalam ibu ini."

"Terima kasih bu."Dengan riang Intan menerimanya lalu tanpa rasa jijik dia mulai mengusap wajahnya dengan celana dalam ibunya. Bagi Intan, air kencing ibunya adalah sebuah berkah dan bukti dari rasa sayang.

Setelah puas bermain dengan celana dalam ibunya, Intan berpindah ke Kak Syifa. Seperti sebelumnya, Intan juga mencium takzim memek Kak Syifa dari balik celana dalamnya. Kak Syifa balas mengusap kepala Intan yang masih tertutup jilbab lebar.

"Kak, hari ini aku akan menjadi budak seperti kakak. Mohon restunya agar aku bisa menikmati status baruku."

"Tentu saja. Kamu adalah adikku yang tersayang. Kakak akan mendukungmu menjadi budak Tuan Haris."Kak Syifa lalu mengambil sebuah pisang dan membuka celana dalamnya hingga memperlihatkan memeknya.

Setelah itu dengan perlahan Kak Syifa memasukan pisang yang sudah dikupas ke dalam memeknya. Terlihat Kak Syifa begitu terangsang hingga mendesah kenikmatan ketika pisang itu menembus hingga rahimnya. Semakin lama tangan Kak Syifa semakin cepat menggerakan pisang itu hingga tubuh Kak Syifa mengejan hebat dan dari sela memeknya mengalir turun cairan orgasmenya.

"Makanlah di atas celana dalam ibu."Dengan riang Intan mengambil pisang itu dan meletakannya di atas celana dalam ibu yang basah karena air kencing layaknya piring. Kemudian Intan menungging dan langsung memakan pisang itu dengan mulutnya layaknya seekor anjing yang kelaparan. Sesekali Intan menghisap sisa air kencing yang ada di celana dalam ibu dengan nikmat.

Aku menatap bergairah pemandangan di depanku. Seorang perempuan dengan jilbab dan gamis lengkap sedang makan pisang yang berlumuran cairan orgasme dengan alas celana dalam yang basah kuyup oleh air kencing dengan posisi seperti anjing. Aku tak menyangka Gendhing Abira Abilasa bisa sekuat ini hingga membuat keluargaku yang terkena taat menjadi begitu kecanduan pada hal yang dianggap masyarakat memalukan bahkan menjijikan.

Usai menghabiskan hidangan yang menjijikan itu Intan sekarang dia berjalan dengan merangkak di depanku yang duduk di atas kursi dan mencium kakiku dengan takzim.

"Kak, terimalah diriku yang hina menjadi budakmu sehingga aku bisa melayanimu dengan segenap jiwa dan ragaku."

"Tentu Intan. Sekarang, berdirilah dan biarkan tubuhmu terlihat olehku."

Intan mundur dan berdiri di atas karpet sementara ibu dan Kak Syifa yang telah melepas bh mereka mendekat. Tangan mereka bergerak tangkas membuka gamis Intan, menyibak jilbanya ke belakang, melepaskan kaitan bh, dan menurunkan cd Intan hingga terpampanglah tubuh Intan yang mulus dengan hanya sebuah jilbab yang menutup kepalanya.

Intan lalu berlutut dan berjalan ke arahku. Mulutnya bergerak membuka resleting celanaku. Aku berdiri untuk memudahkannya membuka celanaku. Kemudian Intan menarik lepas celana dalamku kemudian mencium takzim kontolku yang mulai menegang

"Dengan ini, aku, Intan bersumpah akan menjadi budak dari Tuan Haris yang taat. Aku akan menyerahkan jiwa dan ragaku untuk melayani dan menuruti semua perintah Tuan Haris."

Aku tersenyum mendengar sumpah dari Intan. Dengan begini, lengkap sudah koleksi budakku. Dengan ini juga aku punya kendali penuh atas ibu dan saudaraku.

Setelah mengucapkan sumpah itu Intan berbaring terlentang di karpet. Selangkangnya terbuka lebar memperlihatkan memek mungilnya yang merekah. Sementara itu ibu dan Kak Syifa hanya berdiri menonton.

"Ayo Tuan Haris. Puaskan budak barumu."

Aku tanpa perlu disuruh lagi langsung mencumbu Intan dengan ganas. Mulutku bermain liar di bibir dan lehernya dan memberikan beberapa cupanya. Sementara itu tanganku sibuk bermain di toked Intan yang tidak terlalu besar namun pas di genggamanku. Intan terlihat terangsang hebat dengan permainan ganasku.

"PLOP! OUCHHH!"Kontolku masuk ke memek Intan yang begitu sempit. Aku bisa merasakan otot-otot vagina Intan yang menekan kontolku seperti pijatan. Memang meskipun kecil dan tidak bisa memuat semua kontolku, memek Intan yang sempit memberikan sensasi tersendiri layaknya pijatan.

"AHHHH!AHHHH!AHHH! Terus Tuan ! Puaskan budak hinamu ini !"cercau Intan. Aku yang mendengar suara itu semakin semangat menggenjot memek Intan yang begitu sempit. Meski sulit untuk melakukan penetrasi, aku terus mencoba untuk memompa kontolku dalam memek Intan. Ini menjadi tantangan buatku untuk menembus memeknya yang sempit.

Aku menahan tangan Intan ke sisinya kemudian memaksakan semua kontolku masuk meski otot vagina Intan seperti tak mengizinkan. Akhirnya setelah perjuangan yang cukup melelahkan aku berhasil memasukan semua kontolku ke dalam memek Intan. Mulutku yang menganggur kuarahkan untuk bermain di tokednya dengan menghisap pentilnya dengan rakus.

"Ahhhh! Aku mau keluar Tuan !"

"Sebentar ya. Kita keluar sama-sama."

"AHHHHH ! Aku keluar !"Intan mengeluh kencang dengan tubuh yang mengejan hebat. Di saat bersamaan aku yang juga mencapai klimaks menyemprotkan spermaku ke dalam rahim Intan. Setelah kukeluarkan kontolku, tubuh Intan yang mengejan mengeluarkan cairan kenikmatannya. Intanpun terbaring kelelahan setelah menerima orgasme yang luar biasa.

Kak Syifa mendekat dan membersihkan kontolku yang belepotan dengan sperma dan cairan orgasme Intan dengan mulutnya yang menggoda sementara ibu mendekati Intan dan mencoba untuk mendudukkannya.

"Selamat Intan. Sekarang kamu resmi menjadi budak Tuan Haris."





Hari-hari ku jalani dengan menyenangkan semenjak Intan resmi menjadi budakku sekaligus melengkapi koleksi budakku. Dengan ini juga aku bisa memainkan kesemua budakku dengan bebas.

Tapi meskipun kehidupan kami mungkin sudah penuh dosa, kami masih tetap rutin menjalankan ibadah. Ibu, Kak Syifa, dan Intan masih aktif di pengajian sementara kau juga tetap ke masjid meski aku ragu apa itu bermanfaat.

Pagi hari dimulai dengan aku yang dibangunkan. Biasanya oleh ibu. Biasanya aku dibangunkan dengan kontolku yang dikulum hingga tegang. Kemudian aku akan berdiri dan mengencingi mulut budakku. Setelah itu kontolku akan dijilati sampai bersih dan aku akan keluar kamar.

Aku biasanya tidak mandi terlebih dahulu melainkan menikmati kudapan dan segelas teh atau kopi yang diletakan di atas nampan kemudian diletakan di punggung budakku. Setelah itu dengan perlahan budakku akan berjalan merangkak mengantarkan hidangan ke depanku.

Usai menikmati hidangan itu aku akan dimandikan oleh ketiga budakku dengan cara toked budakku yang dipenuhi sabun cair akan mengusapkan sabun itu ke seluruh tubuhku disertai dengan pijatan erotis dari toked mereka.

Setelah itu aku akan sarapan dengan kontolku yang dikulum oleh salah satu budakku sementara 2 budak sisanya akan makan di bawah meja seperti anjing. Setelah itu akan memakaikan pakaiaan pada budakku dan pergi bekerja.

Setelah aku pulang dari bekerja, tubuhku yang masih berkeringat akan dijilati oleh budakku hingga bersih. Salah satu budak juga akan datang dalam posisi merangkak dengan hidangan di atas punggungnya.

Setelah itu aku akan dimandikan dan makan dengan cara yang sama. Setelah itu aku akan pesta sex gila-gilaan dengan ketiga budakku sampai agak larut. Barulah aku akan tidur tentunya dengan cara tidak mainstream. Aku akan berbaring di pangkuan kak Syifa sementara ibu akan menawarkan tokednya untuk kuhisap susunya agar aku lebih cepat tidur sementara Intan akan memijatku sampai aku tertidur. Begitulah keseharian baru yang kujalani. Rangkaiaan kegiatan yang tidak pernah bisa dibayangkan dilakukan oleh keluarga yang terkenal alim. Bukan cuma sex melainkan juga hal tabu lain seperti meminum air kencing. Namun Gendhing Abira Abilasa membuat hal yang mustahil itu menjadi kenyataan.





"Tuan sedang apa ?"tanya ibu yang melihatku membawa tumpukan papan, gergaji, paku, palu, dan kawat ke halaman belakang yang tertutup tembok yang agak tinggi.

Di belakang ibu yang berdiri bugil, Kak Syifa dan Intan merangkak dengan nampan berisi makanan di punggungnya. Aku menoleh dan tersenyum melihat ketiga budakku yang masih saja cantik.

"Ini, aku mau buat kandang."jawabku.

"Kandang ? Buat apa Tuan ?"tanya Kak Syifa.

"Tentu saja buat kalian tinggal. Masa budak tinggal di kamar terus sih."kataku sambil tertawa lepas.

"Wah, Tuan mau buatkan kita kandang ya. Tuan baik banget."Intan terlihat begitu senang mendengarnya. Aku berjalan ke arahnya dan mengusap kepalanya dengan lembut.

"Oh ya, aku punya hadiah buat kalian."

Tanganku meraih bungkusan plastik yang kutaruh di teras dan mengeluarkan 3 buah collar dari kulit berwarna hitam. Di collar tersebut terpasang plat logam kecil dengan nama ketiga budakku. Ibu, Kak Syifa, dan Intan bergegas mendekat ingin tahu.

"Wah, inikan collar buat anjing bagus banget."Kak Syifa menatap terpukau collar di depannya.

"Iya kak. Dengan ini aku bisa menjadi lebih mirip sama anjing."

"Tuan repot-repot aja membelikan budak ini collar."sahut ibu yang juga senang melihat collar di depannya.

"Buat budakku ini mah kecil. Sini biar kupakaikan kalian collarnya."

Ketiga budakku serempak dengan masih merangkak berjajar di depanku. Tanganku bergerak cepat memakaiakan mereka collar. Setelah collar terpasang, mereka akan mencium kakiku sebagai bentuk terima kasih.

"Oh ya Tuan, bagaimana kalau kami membantu Tuan membuat kandang ?"

"Boleh."kataku mengiyakan. Maka dimulailah kami bekerja membuat kandang untuk tempat tinggal budakku. Mulai dari menggergaji kayu, memaku, sampai memasang kawat jaring untuk pintu. Aku menatap riang budakku yang berlenggak lenggok memamerkan setiap inchi tubuhnya yang tidak tertutup apapun dengan tubuh berkeringat hingga tubuh mereka mengkilap. Begitu bahagianya keluarga kami. Bisa saling memamerkan tubuhnya dan mengabdi sepenuhnya melayani hasratku yang menggebu.

Akhirnya sebuah kandang dengan tinggi sepinggang, lebar setengah meter dan panjang 2 meter berdiri. Dindingnya berupa kayu sementara atapnya berbentuk segetiga dari kayu dan dilapisi terpal. Pintunya sendiri terbuat dari kawat jaring seperti kandang ayam. Kandang ini cukup untuk seorang wanita dewasa meski harus jongkok.

"Oh ya Tuan, kalau kandangnya cuma satu, terus yang lain tidur dimana dong ?"tanya Intan.

"Kalian ganti-gantianlah. Ada yang dua hari dan ada juga yang tiga hari. Kan harus ada yang nemenin aku tidur di kamar."

"Kalau begitu aku pengen 3 hari tidur di kandang. Aku pengen lebih rasain rasanya jadi anjing."tukas Intan mantap.

"Enggak. Kamu tidur 2 hari aja. Ibu pengen rasaain tidur di kandang lebih lama."

"Enak aja. Ibu sama Intan 2 hari aja."Kak Syifa tak mau kalah. Aku tersenyum geli melihat kelakuan budakku yang bukannya merasa terhina dengan tidur di kandang malah begitu bernafsu dapat tidur lebih lama di sana.

"Jangan ribut. Aku akan bikin lomba untuk menentukan siapa yang tidur lebih lama. Oh ya, setiap di kandang kalian bakalan kuanal lebih banyak."

"Wah kalau begitu Intan harus menang."

"Huuu, anak kecil diam aja. Kakak pasti menang."

"Sudah-sudah, jangan ribut di depan Tuan Haris."Ibu langsung menengahi pertengkaran putrinya.

"Baik cara mainnya begini. Akan ada 3 game buat kalian. Di sana kalian akan berebut posisi di tiap game untuk dapet poin. Juara 1 dapat 3 poin. Juara 2 dapat 1 poin dan yang terakhir dikurang satu poinnya. Nah nanti poin akan dikumpulkan dan yang paling banyak dapat jatah tidur di kandang lebih banyak. Yang juara terakhir bakalan dapat hukuman."

"Baik Tuan."Jawab mereka bertiga serempak.

"Baiklah, permainan pertama kita adalah....."Aku yang memang sudah menyiapkan ini sejak awal mengeluarkan beberapa bola bekel. Terlihat ketiga budakku kebingungan melihat bola bekel di tanganku.

"Sekarang kalian berdiri berjajar. Cepat."Aku menatap terpesona 3 tubuh mulus dari budakku yang sekarang berdiri berjajar di depanku tanpa penghalang. Perlahan aku membuka memek mereka satu persatu dan memasukan bola bekel itu ke dalam memek mereka sampai pintu rahim. Terlihat ekspresi mereka yang menahan sakit. Namun mereka tak berani bergerak karena akan menggangguku.

"Baiklah permainan pertama adalah mengeluarkan bola bekel. Nanti kalau sudah sampai hitungan ketiga, kalian akan jongkok dan berusaha paling cepat ngeluarin bola bekerlnya. Siap. 1....2...3 !"

Serentak ketiga budakku jongkok dan mengeden kuat-kuat untuk mengeluarkan bola bekel dari dalam memeknya. Paha mereka terlihat menengang dengan ekspresi ditarik seperti sedang berak. Aku menikmati sekali tingkah mereka yang berusaha mengeluarkan bola bekel itu.

"PLOP ! AHHHHH !"Ibu yang sepertinya cukup terlatih ditambah memeknya yang longgar berhasil mengeluarkan bola bekel pertama kali disertai dengan desahan. Disusul kemudian oleh Kak Syifa dan terakhir Intan yang langsung tertunduk kelelahan.

"Hahahaha ! Emang ya ibu gak ada duanya soal beginian."Aku mengusap kepala ibu sambil tertawa lebar. Ibu balas menggesek-gesekan kepalanya di kakiku seperti anjing sementara Kak Syifa dan Intan terlihat memandang ibu dengan iri.

"Baiklah. Kita masuk ke game selanjutnya."

Permainan selanjutnya aku menutup mata mereka bertiga dengan sobekan kain. Setelah itu aku sendiri membuka celanaku beserta dalemannya dan beranjak pergi ke ruang makan.

"Baik. Sekarang kalian dengan merangkak harus bisa menemukan kontolku dan mengemutnya. Kalau sudah mengemut kontolku berarti tugasnya udah selesai."

Dengan terburu-buru mereka bertiga berebutan masuk ke rumah. Terlihat ketiga budakku saling tumpang tindih untuk mencapai dapur. Kak Syifa yang berhasil terlebih dahulu langsung merangkak maju namun sayangnya dia salah arah dan malah ke kamar mandi. intan yang kemudian berhasil masuk harus terkantuk kantuk membentur meja sementara ibu dengan pelan berusaha berputar mengitari dapur.

Hingga setelah beberapa menit, entah kebetulan atau apa, Intan berhasil menyundul kepalaku. Cepat saja lidahnya mengendus-endus kakiku hingga akhirnya dia sampai di kontolku. Mulutnya dengan ganas segera mengulum kontolku.

Ibu yang sepertinya mendengar suara Intan segera merangkak ke arahku dan berusaha untuk mengulum kontolku. Intan menggerang protes karena permainannya di ganggu. Namun tubuh ibu yang besar berhasil menggeser Intan dan membuatnya leluasa untuk mengulum kontolku.

"Baik permainan selesai. Intan juara satu. Ibu juara 2."

"Yeay, aku menang !"Intan bersorak bahagia sambil melepas penutup matanya."Liat tuh kak, aku bisa melacak keberadaan kontol Tuan. Gak kayak kakak yang malah nyasar."

Terlihat Kak Syifa yang merangkak mendekat hanya diam saja mendengar ejekan adiknya. Ibu terlihat juga menghembuskan nafas lega meski berada di tempat kedua.

"Baik. Kita mulai permainan ketiga."

Kali ini kami berempat kembali ke halaman belakang. Aku mengeluarkan 6 jepitan jemuran dan benang jahit. Aku menjepit puting ketiga budakku dengan jepit jemuran. Terlihat mereka meringis menahan sakit. Aku tersenyum melihat ekspresi kesakitan itu. Aku lalu mengambil seutas benang dan mengikat jepitan jemuran itu. Kemudian kusambungkan benang yang terhubung dengan jepit kemuran itu ditengah.

"Baik. Sekarang kita main tarik tambang. Siapa yang jepit jemurannya terlepas semua maka dia kalah."

Dengan posisi tangan dibelakang, ketiga budakku mulai mundur perlahan sambil menahan rasa sakit. Hingga akhirnya jepitan jemuran ibu terlepas disusul oleh Kak Syifa.

"Oke. Dengan ini Nur punya 3 poin. Intan 5 poin. dan Syifa punya 1 poin. Maka sesuai perjanjian, Intan bakalan tidur 3 hari di kandang."

"Hore !"Intan berseru senang seperti anak kecil. Cepat-cepat dia merangkak ke arahku dan mencium kakiku penuh rasa terima kasih."Terima kasih tuan atas kebaikannya."

Aku tersenyum melihat ketaatan budakku. Ini seperti mimpi saja. Andai saja aku bisa menikmati ini semua lebih cepat, pasti aku bisa lebih merasakan kehangatan keluarga
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd