Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Amoy Medan dan Tukang Becak (Update Part 4_28/01/2023)

Sori, guys, atas keterlambatan update. :ampun:


Part 3

Setelah agak capek dengan gesekan memek itu, Steffi memberi isyarat agar gantian si tukang becak yang bekerja. Sambil berbaring, Steffi berkata,”Bang, jilati seluruh tubuhku sampai keujung kaki ya. Jangan ada yang tersisa ya.”

Membayangkan dijilati seluruh tubuh sampai ke ujung kakinya oleh seorang tukang becak saja Steffi sudah bisa merasakan gairah dan kenikmatan yang tiada tara, dan sekarang fantasi itu bukan hanya ada di pikirannya, tapi segera akan menjadi kenyataan.

Sementara bagi si tukang becak, membayangkan bisa sekedar mengintip payudara Steffi atau celana dalamnya saja sudah sangat memuaskan, dan sekarang, dalam dunia nyata, dia bahkan bisa menjilati sekujur tubuh si cewek Tionghoa yang diam-diam digilainya itu.

Maka begitulah, si tukang becak dengan nafasnya yang bau, memulai dengan menjilati jidat Steffi, lalu matanya, pipinya, hidungnya, bibirnya, telinganya, dagunya, lehernya, sampai semua bagian itu basah oleh air ludah si tukang becak.

Bukan hanya itu, Steffi malah meminta si tukang becak meludahi wajahnya, membuka mulutnya untuk menampung dan meminum air ludah si tukang becak.

Walaupun merasa agak aneh, tapi si tukang becak menuruti permintaan Steffi. Lagi-lagi pemandangan yang sungguh aneh. Seorang tukang becak meludahi wajah seorang cewek Tionghoa dan juga meludah ke mulut si cewek Tionghoa yang terbuka lebar dan si cewek Tionghoa menikmati air ludah si tukang becak dengan penuh kenikmatan.

Setelah itu, berlanjutlah petualangan lidah si tukang becak. Sempat dia berhenti sebentar untuk minum supaya mulutnya basah terus. Lalu dijilatnya bagian dada Steffi, lalu payudara Steffi lagi-lagi dinikmatinya sambil terus meremas-remas dua bukit cewek Tionghoa itu. Lalu perut Steffi, pusar, samping tubuh Steffi, dan tak lupa kedua ketiak Steffi juga dijilatnya dengan penuh kenikmatan.

Steffi terus mendesah dan mengerang keenakan. Tatkala kedua ketiaknya dijilat-jilat dan menjadi basah oleh air liur si tukang becak, memeknya pun semakin membasah dibanjiri oleh jus kenikmatan.

Si tukang becak meneruskan ke bagian bawah, menjilati bulu memek Steffi sambil menggesek-gesek wajahnya kebulu itu. Lalu dia menikmati menjilati memek Steffi lagi dan menghabiskan jus cinta dari memek Steffi. Kapan lagi bisa menikmati cairan memek seorang cewek Tionghoa kalau bukan sekarang? Dan si tukang becak pun tak mau kalah dari Steffi. Disuruhnya Steffi mengangkang lebar-lebar.






Lonte amoy ini melakukannya tanpa malu-malu, seakan-akan mengangkang di hadapan seorang tukang becak adalah suatu kebanggaan.


Tukang becak itu lalu mengangkat pantat Steffi agak keatas, dan setelah itu digesek-gesekkannya wajahnya ke memek Steffi, sehingga wajah si tukang becak kini basah oleh jus dari memek Steffi.

Setelah cukup di bagian memek Steffi, si tukang becak melanjutkan menjilati paha Steffi lalu betisnya, sampai ke ujung jari kakinya. Akhirnya semua bagian depan tubuh Steffi sudah dinikmati oleh seorang tukang becak. Benar-benar seorang cewek yang lebih murah daripada lonte.

Sesudah bagian depan puas dinikmati, si tukang becak mulai membuka bajunya. Tapi saat dia akan membuka celananya, Steffi bilang kepadanya nanti saja sesudah seluruh tubuh Steffi dijilati.

Sesudah itu Steffi membalikkan tubuhnya, dan mulailah lagi si tukang becak bergerilya dibagian belakang tubuh Steffi. Lehernya, punggungnya, lalu turun ke pantatnya. Si tukang becak berhenti sebentar untuk mengamati kedua belah pantat Steffi yang bulat montok dan putih mulus tak bercacat.

Dibelai-belai dan dielusnya pantat Steffi dengan penuh perasaan dan gairah, lalu diremas-remasnya pantat Steffi sambil dijilatnya dengan ganas. Sesekali dia menggigit pantat Steffi juga dan Steffi menikmati semuanya itu dengan erangan dan desahan.

Dikuakkannya belahan pantat Steffi dan si tukang becak memainkan lidahnya di lobang anus Steffi, sambil jari telunjuknya disodok keluar masuk lobang memek Steffi. Dengan jari si tukang becak menyodok lobang memeknya, Steffi semakin menggelinjang keenakan.

Tak hanya itu, si tukang becak mulai mencoba menyodokkan lidahnya kedalam lobang anus Steffi. Ternyata lobang anus Steffi masih sangat sempit sehingga susah bagi lidah si tukang becak memasuki lobang itu. Tak kehilangan akal, si tukang becak mencoba memasukkan jari tengahnya ke lobang anus Steffi. Walaupun masih tetap agak seret masuknya, namun karena jari lebih keras daripada lidah ditambah air ludah si tukang becak yang udah membasahi lobang anus Steffi, akhirnya jeblos juga jari tengah itu.

Maka kini bermainlah 2 jari si tukang becak, 1 jari menyodok-nyodok lobang memek Steffi, 1 jari lagi menyodok lobang anus Steffi.






“Ah..ah..enak kali, Bang. Terus, Bang. Kocok yang kencang. Enak kali, Bang,” jerit Steffi seperti orang kesurupan.


Jeritan itu menambah semangat dan gairah si tukang becak. Sambil terus menjilati kedua pantat Steffi, jari-jarinya terus mengocok-ngocok kedua lobang kenikmatan Steffi.

Sebenarnya, walaupun bisa jeblos jari tengah si tukang becak ke dalam lobang anus Steffi, tapi tak bisa terlalu kencang kocokan keluar masuk disana, karena lobang anus Steffi masih perawan.

Walau selama ini, cowok-cowok yang pernah ngentot sama Steffi juga sudah berulang kali menyodokkan jari tangannya ke lobang anus Steffi, tapi belum sampai ke eksekusi dengan kontol mereka.

Cowok-cowok itu, terutama pacar Steffi, memang selalu ingin menyodomi lobang anus Steffi, tapi Steffi menolaknya dengan alasan belum siap. Padahal sebenarnya Steffi ingin menyerahkan keperawanan lobang anusnya kepada orang lain, dan orang lain ini adalah si tukang becak yang dipilihnya untuk memerawani lobang anusnya. Sungguh mengherankan, si cewek Tionghoa ini memilih menyerahkan keperawanan lobang anusnya kepada seorang pria yang hanya berprofesi tukang becak.

Akhirnya si tukang becak merasa capek dan kebas pada tangannya, maka berhentilah kocokan-kocokan yang membuat jus memek Steffi mengalir deras karena kenikmatan yang tiada tara.

Kini si tukang becak melanjutkan jilatannya ke bagian paha Steffi, betisnya, sampai ke telapak kaki dan jari kaki Steffi. Tak ada satu sentimeter pun tubuh Steffi yang tak dinikmati oleh si tukang becak. Dan begitulah, akhirnya tubuh seorang cewek Tionghoa dinikmati tuntas oleh seorang tukang becak, senti demi senti tak bersisa, dibawah pohon sawit dengan hanya beralaskan kertas koran.

Sekarang si tukang becak bisa berkata dengan bangga,”Sudah ada jejakku di sekujur tubuh cewek Tionghoa ini.”

Steffi merasa sangat puas sekali. Tubuhnya masih setengah basah karena air ludah si tukang becak dan keringatnya sendiri. Sementara si tukang becak, wajahnya juga masih setengah basah oleh jus memek Steffi. Selain itu, keringat sudah membasahi seluruh tubuhnya karena kerja kerasnya menjilati senti demi senti tubuh Steffi.

“Giliran aku sekarang, Bang,” kata Steffi sambil tersenyum mesra. Disuruhnya si tukang becak berbaring, lalu Steffi membuka celana si tukang becak, tapi tidak menanggalkan celana dalam si tukang becak.

Lalu Steffi melakukan apa yang dilakukan si tukang becak terhadapnya tadi. Tanpa merasa jijik dijilatinya si tukang becak, mulai dari jidat, hidung, pipi dan seterusnya. Lalu tubuh si tukang becak yang bersimbah keringat mulai dijelajahinya dengan lidahnya.

Walaupun tubuh si tukang becak agak beraroma tak menyenangkan, ditambah keringat yang membasah dan rasanya asin, Steffi malah makin menggila dan terangsang untuk menikmati senti demi senti tubuh si tukang becak. Apalagi ketika dibagian ketiak si tukang becak yang sudah pasti aromanya tak menyenangkan, Steffi malah dengan gairahnya menjilati ketiak-ketiak yang berbulu lebat itu.

Kini gantian si tukang becak yang mengerang dan mendesah tiada henti, diservis oleh seorang cewek Tionghoa yang cantik bak bidadari.

Dibagian dada si tukang becak, Steffi menikmati agak lama dibagian itu. Lidahnya memainkan puting si tukang becak bergantian kiri dan kanan, sementara buah dadanya menempel di perut si tukang becak dan memeknya menempel ke kontol si tukang becak yang masih bercelana dalam. Dengan demikian, Steffi bisa menikmati dada si tukang becak sekaligus menggesek buah dadanya ke perut si tukang becak sementara memeknya menggesek kontol si tukang becak yang udah keras bukan main. Hanya saja, bagi si tukang becak, kenikmatan itu belum utuh karena persentuhan kontolnya dengan memek Steffi masih dihalangi celana dalamnya, dan Steffi bersikeras melarangnya menanggalkan celana dalam itu.

Permainan berlanjut, Steffi semakin menuruni bagian tubuh si tukang becak. Dan akhirnya sampailah Steffi dibagian kontol si tukang becak. Dicium-ciumnya kontol si tukang becak yang masih terbalut celana dalam. Sama seperti ketiaknya, celana dalam si tukang becak pun mengeluarkan aroma tak sedap, tapi Steffi semakin gairah, dijilatinya celana dalam itu sampai basah semua oleh ludahnya.

Setelah itu, Steffi menjilati paha dan betis si tukang becak yang hitam dan berbulu. Terus juga jari-jari kaki si tukang becak dan telapak kakinya, tanpa mempedulikan betapa kotornya kedua kaki si tukang becak. Semua itu malah menambah kenikmatan bagi Steffi. Pemandangan yang semakin aneh, seorang cewek Tionghoa menjilati telapak kaki seorang tukang becak dan lalu mengemut-emut jari kaki si tukang becak yang kotor dan kasar.

Tampaknya Steffi menginginkan menikmati kontol si tukang becak setelah semuanya tuntas. Disuruhnya si tukang becak membalikkan badan dan lalu Steffi pun menjilat belakang tubuh si tukang becak. Lalu ketika di bagian pantat, dibalasnya perlakuan si tukang becak padanya. Diremasnya pantat si tukang becak lalu dijilatnya celana dalam yang membungkus pantat si tukang becak. Permainan berlanjut sama seperti adegan si tukang becak terhadapnya. Steffi menjilatnya sampai ke ujung kaki.

Lalu Steffi kembali ke daerah pantat si tukang becak. Dibukanya celana dalam si tukang becak. Terlihatlah bongkahan pantat si tukang becak yang hitam dan kotor berdaki. Laki-laki memang agak kurang memperhatikan kebersihan didaerah bawah ini, apalagi seorang tukang becak yang mungkin hanya mandi sekali sehari. Kehitaman kulit pantat itu ditambah daki yang melekat disana mungkin membuat orang yang melihat merasa jijik.

Tapi pendapat Steffi justru lain, justru itulah yang dia inginkan, justru itulah yang makin membakar gairahnya. Dikecupnya kedua pantat si tukang becak dengan lembut, dikecup-kecupnya pantat itu bergantian dengan bibirnya yang seharusnya lebih pantas dinikmati bibir seorang cowok muda tampan dan kaya raya. Tapi bibir itu sekarang justru nempel di pantat seorang tukang becak yang hitam dan kotor.

Selesai dengan kecupan, lidah Steffi mulai menjalankan aksi. Kedua pantat si tukang becak dijilatnya dengan penuh perasaan, seakan-akan yang sedang dijilatnya adalah batu permata yang indah, atau makanan yang lezat, padahal itu hanya sebongkah pantat tukang becak yang menjijikkan.

Giliran si tukang becak yang menggelinjang. Seumur hidup, baru kali inilah dia menerima perlakuan begitu dari seorang cewek. Apalagi ini bukan cewek sembarangan, melainkan cewek Tionghoa yang cantik seperti artis. Sungguh kenikmatan tiada tara yang dia dapatkan hari ini.

Steffi terus menjilati pantat si tukang becak, lalu mengalihkan lidahnya ke garis pantat si tukang becak. Dijilatnya penuh gairah daerah lipatan pantat itu. Dan tentu saja, tak lama kemudian, dia membalas perlakuan tukang becak itu tadi padanya. Dikuakkannya kedua pantat si tukang becak, lalu didekatkannya wajahnya di lobang anus si tukang becak, yang bukan hanya kotor, tapi juga baunya bukan main.

Tapi Steffi malah tak peduli dengan bau itu. Dia malah mencium-ciumkan hidungnya ke lobang anus si tukang becak untuk menikmati aroma baunya, seakan-akan bau lobang anus itu sangatlah menyenangkan.

Siapapun yang melihat adegan ini mungkin hanya bisa menggelengkan kepala tak percaya. Seorang cewek Tionghoa sedang membenamkan wajahnya yang cantik, putih mulus, diantara bongkahan pantat seorang tukang becak yang hitam, kotor dan bau.

Dan seakan-akan tak puas hanya begitu, Steffi menggesek-gesekkan wajah cantiknya ke kedua pantat si tukang becak, seakan-akan itu bantal tidur yang menyenangkan.

Lalu Steffi kembali lagi ke lobang anus si tukang becak. Diendus-endusnya lagi lobang anus itu dengan hidungnya. Tak puas-puas juga dia menikmati aroma bau lobang anus itu.

Akhirnya, setelah merasa cukup puas, Steffi mulai memainkan lidahnya di lobang anus si tukang becak. Dijilatnya semua daki di lobang pantat itu sambil sesekali mengisap-isap lubang anus itu, bahkan ada sedikit sisa taik si tukang becak yang tak luput dinikmatinya. Bagi Steffi, menikmati kotoran seorang lelaki adalah kenikmatan tersendiri.

Akhirnya Steffi merasa capek dengan permainan lidahnya. Kini dia menaiki tubuh si tukang becak. Diludahinya tubuh si tukang becak di beberapa tempat, lalu dia menggesek-gesekkan memeknya ke tubuh bagian belakang si tukang becak, mulai dari bahunya. Sambil terus meludah untuk melicinkan perjalanan memeknya di tubuh si tukang becak, akhirnya Steffi tiba kembali di pantat si tukang becak. Disini, Steffi mengambil waktu agak lama untuk menikmati menggesek-gesek memeknya ke pantat si tukang becak. Setelah itu barulah dia turun kepaha dan kaki si tukang becak. Semua bagian itu sampai ke ujung kaki merasai gesekan memek Steffi.

Kini tibalah saatnya untuk permainan utama bagian ke satu. Steffi menyuruh si tukang becak telentang. Dilihatnya kontol si tukang becak udah menegang keras. Hitam, panjang, dan kotor tentunya. Tapi Steffi belum mau kesana. Dia masih ingin menikmati tubuh si tukang becak, dan lalu, seperti tadi, dia meludahi beberapa titik di dada si tukang becak, lalu ditempelkannya bibir memeknya di dada tersebut dan menggesek-gesekkan memeknya disana, sambil perlahan turun ke bagian perut.

Si tukang becak udah benar-benar ga tahan dengan servis seperti ini. Dia meminta pada Cen,”Dek, ngentot aja yuk. Abang udah tak tahan.”

“Sebentar lagi, Bang,” kata Steffi sambil menurunkan tubuhnya ke tubuh si tukang becak. Buah dadanya yang ranum menempel di dada si tukang becak. Lalu digesekkannya buah dadanya ke dada si tukang becak, sementara memeknya menggesek bagian perut. Sembari begitu, bibir Steffi menciumi bibir si tukang becak dan keduanya terlibat lagi ciuman dan permainan lidah yang penuh gairah.

Setelah itu, Steffi beraksi menggesek-gesek puting susunya ke puting si tukang becak. Si tukang becak sendiri, sembari menikmati semua itu, memandang takjub pada Steffi yang sedang melakoni aksinya. Ini benar-benar mimpi jadi kenyataan yang terlalu indah baginya. Seorang cewek Tionghoa sedang menggesek-gesekkan puting susunya ke putingnya, belum lagi ditambah sensasi luar biasa yang dirasakan bagian perutnya karena Steffi terus menggesek-gesek memeknya di bagian itu.

Usai begitu Steffi melanjutkan lagi perjalanan lidahnya, mengulangi menjilati leher si tukang becak, lalu bagian dada terutama puting si tukang becak, dan sekali lagi, kini posisi tubuh Steffi seperti saat pertama si tukang becak telentang.

Wajahnya di bagian dada, buah dadanya nempel ke perut, dan memeknya kini ditempelkan ke kontol si tukang becak. Bedanya hanyalah, saat pertama, kontol si tukang becak masih terbungkus celana dalam. Sekarang, tak ada lagi celana dalam yang menghalangi.

Karena kontol si tukang becak kini bebas, maka kontol itu berdiri tegak mengacung keatas. Steffi ingin menggesek-gesek kontol itu dengan memeknya, maka pertama-tama ditempelkannya memeknya ke batang kontol si tukang becak, lalu Steffi menekan ke bawah kontol itu dengan memeknya. Akhirnya terjadi juga pertemuan resmi antara memek Steffi dengan kontol si tukang becak. Inilah untuk pertama kalinya memek Steffi yang cewek Tionghoa bersentuhan dengan kontol seorang pribumi yang cuma seorang tukang becak.

Setelah itu barulah Steffi menggesek memeknya ke kontol itu dengan gerakan maju mundur, sementara buah dadanya diremas-remas si tukang becak. Si tukang becak sendiri sudah nggak karuan perasaannya. Dia sudah sedari tadi terbang ke surga kenikmatan yang baru pertama kalinya dia nikmati.

Mengerang dan mendesah terus karena keenakan, si tukang becak merasa dia sudah mendekati puncak kenikmatan. Steffi yang tahu si tukang becak sudah pasti kebangetan merasa nikmat dan akan berakibat dia ejakulasi, segera menghentikan aksinya. Dia turun dari tubuh si tukang becak lalu berbaring disampingnya. Nafasnya terengah-engah, antara nikmat dan kecapekan.

“Kok berhenti, Dek? Abang hampir keluar loh.”

“Jangan, Bang. Abang kan belum ngentotin aku. Kalau keburu keluar nanti musti nunggu kontol abang tegang lagi baru bisa ngentot,” jelas Steffi.

Wajahnya agak memerah, entah karena capek atau karena malu. Soalnya dia kini berbaring disamping seorang tukang becak selayaknya sepasang suami istri, dengan tubuh telanjang. Seharusnya Steffi memang tak punya rasa malu. Kalau dia ada perasaan malu tentunya sekarang dia tidak sedang dalam keadaan telanjang bulat dan berbaring di samping seorang tukang becak.

Kalau si tukang becak itu pacar atau suaminya masih bisa dimengerti, tapi ini hanya seorang tukang becak yang barusan sore ini dia kenal. Hanya cewek yang tak punya rasa malu yang bisa melakukan hal ini. Dengan wajah dan tubuh yang begitu cantik, dia menyerahkan semuanya pada seorang lelaki yang hampir dua kali lipat usianya, yang hanya berprofesi sebagai tukang becak, dan bukannya si tukang becak tampan dan menarik, lelaki itu jelas-jelas tak ada bandingannya dengan kecantikan Steffi.

Dan semua itu terjadi hanya dibawah sebuah pohon sawit beralaskan kertas koran, bukannya di ranjang yang empuk di sebuah hotel bintang lima. Itulah yang sepantasnya buat Steffi, berbaring di sebelah cowok tampan bersih kaya raya di kamar hotel yang mewah, dan mungkin dia bisa mendapat bayaran jutaan rupiah untuk menemani cowok itu. Bukannya seperti sekarang ini, dialam terbuka, dimana serangga-serangga malam pun sudah mulai menampakkan diri.

Keadaan sekeliling sungguh kotor, lumpur yang mengering dan sebagainya, sungguh kontras dengan kamar hotel yang harum bersih, dan lelaki yang ditemaninya kini hanya seorang lelaki hitam jelek dan Steffi melakukan semua itu dengan gratis pula. Bahkan Steffi sudah membulatkan tekad tadi, bahwa apabila si tukang becak tak menampakkan niat mau mengentotnya, Steffi sudah menyiapkan beberapa ratus ribu untuk membayar si tukang becak agar mau ngentot dengannya.

Bayangkan, bukan hanya berniat menggratiskan tubuhnya, tapi cewek Tionghoa ini sudah sampai pada niat membayar seorang tukang becak untuk mengentotnya. Sungguh aneh. Tapi inilah yang diinginkan Steffi. Dia ingin menjadi seorang cewek yang tak ada harga dirinya lagi, cewek yang semurah-murahnya.

Si tukang becak lalu memposisikan dirinya menghadap ke Steffi. Sambil memperhatikan kecantikan wajah Steffi yang semakin bertambah akibat memerahnya wajah itu, dia menangkupkan tangannya ke buah dada Steffi lalu meremas-remasnya dengan lembut.

Walaupun sedikit kecewa karena urung ejakulasi tadi, tapi kini dia mengerti bahwa cewek Tionghoa ini benar-benar ingin menikmati satu per satu momen kenikmatan dengannya, dan dia sendiri juga tak puas-puasnya menikmati kecantikan si cewek Tionghoa yang kini telanjang bulat dihadapannya.

Kadang-kadang permainan seks yang cepat memang bisa membuat seseorang teramat puas, tapi permainan seks yang lambat sebenarnya bisa membuat orang mendapatkan kepuasan yang lebih. Disamping itu, tentunya lebih banyak kenangan yang bisa diingat.

“Capek ya, Dek?” tanya si tukang becak sambil mengelus wajah Steffi yang lembut dengan tangannya yang kasar, lalu kembali beralih ke buah dada Steffi dan meremas-remasnya.

Steffi tersenyum mesra kepadanya. Pikirannya sibuk memikirkan kontol si tukang becak. Sebenarnya dia sendiri juga udah tak tahan untuk segera menikmati kontol si tukang becak.

“Aku ingin banyak kenangan ngentot dengan abang hari ini. Karena itulah aku tak mau cepat-cepat selesai. Aku ingin abang juga banyak kenangan sama aku, dan aku ingin abang menikmati sepuas-puasnya ngentot dengan aku,” terang Steffi.

“Iya, Dek. Terima kasih udah milih abang. Ngomong-ngomong, kenapa kok Adek mau aja nyerahin diri buat abang yang hanya tukang becak. Dengan wajah dan tubuh seperti ini, Adek bisa mendapatkan cowok yang ribuan kali lebih baik daripada abang, kan?” kini si tukang becak mencoba mengajak ngobrol Steffi.

Pikirnya, ada baiknya juga istirahat sebentar, selain untuk mengumpulkan kembali tenaga untuk ngentot nanti, sekalian juga dia bisa menghilangkan rasa penasarannya dengan mencari tahu kenapa si cewek Tionghoa mau aja ngentot dengan tukang becak hitam jelek seperti dirinya.

Cewek pribumi aja belum tentu tertarik padanya. Kalaupun ada, paling-paling janda yang sudah berlemak disana sini ditubuhnya, dengan wajah yang juga tak kalah jelek dengannya. Kalau cewek muda tak mungkinlah mau dengannya, kecuali lonte di warung remang-remang yang sesekali disewanya untuk memuaskan diri karena dia udah bosan ngentot dengan bininya yang sudah kendor buah dadanya dan memeknya pun udah tak enak lagi buat dientot.

Tapi dengan lonte yang dia bayar pun, paling-paling hanya ngentot biasa. Tak ada cerita si lonte menjilati tubuhnya, menggesek-gesekkan buah dada dan memek ke tubuhnya, atau sekedar membiarkan dia menjilati buah dada dan memek si lonte. Dan itu dibayar lho. Dan itupun belum tentu buah dada dan memek si lonte bagus dan si lonte juga belum tentu cantik.

Dan ini, ada seorang cewek Tionghoa, yang wajahnya cantik, boleh dibilang sempurna. Bibir mungil merah merekah, hidung mancung, sepasang mata yang indah dengan rambut panjang yang lembut harum. Buah dada si cewek Tionghoa juga bagus bukan main. Kenyal, padat, dengan puting susu yang mengacung dan aerola coklat muda yang mengelilingi puting susu si Nona Tionghoa. Memeknya juga luar biasa, walaupun udah tak begitu merah lagi, tapi sangat lembut dan bentuknya bagaikan bunga mawar yang sedang mekar. Betul-betul bentuk memek yang sempurna.

Dengan semua yang dimilikinya, si cewek Tionghoa ini menyerahkan diri kepadanya, seorang yang sudah berumur lima puluhan tahun, perut udah membuncit, dan profesinya hanya tukang becak.

“Kalau aku kaya, 10 juta semalam pun kubayar untuk ngentot dengan Amoy ini,” pikir si tukang becak.

Tapi ini tak usah bayar 10 juta, tak usah bayar bahkan seribu perak. Ini tak usah bayar sepeser pun, alias gratis. Maka timbullah pertanyaan di benak si tukang becak, kok mau ya Amoy yang satu ini ngentot gratis dengannya.

Yang pasti, jelas ini cewek yang hiper-seks. Tapi walau dia tahu cewek hiper-seks memang suka menyerahkan diri kepelukan banyak cowok, tapi dia belum pernah dengar kalo ada cewek kelas sempurna seperti Steffi yang rela ngentot gratis dengan seorang tukang becak. dan sekarang dia ketemu satu, yang mungkin cuma satu-satunya Amoy di Indonesia yang mau begituan, atau paling nggak di kota Medan. Ada ribuan cewek Tionghoa di kota Medan, dan Steffi pastilah cewek Tionghoa yang paling murah.


.....to be continued
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd