Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Anak Gunung

VII



#3rd




“huuu… hiks… huuu” tangis seorang gadis kecil yang mungkin berusia 8-9 tahun



“lepasin anjing ku… hu… jangan dipukulin… hikss.. huuu” gadis tersebut menangis melihat anjingnya dipukulin dan disiksa oleh empat remaja yang lebih tua, sekita 11-12 tahun.

“woii… lepasin anjingnya” teriak seorang bocah dengan sok jagonya



Bocah tersebut detang bersama dua temannya, satu seusia nya dan satu lagi lebih muda darinya, adiknya



Keempat remaja tersebut berdiri dan berbalik kearah tiga bocah yang baru datang tadi.”apaan lu bangsat. Jagoan lu? Anak siapa lu hah?” gertak keempat remaja tersebut



Teman bocah sok jago tadi mendatangi gadis yang menangis tersebut.”kamu kenapa?” ucapnya ramah.



“i-itu, anjingku disiksa mereka… huu…” gadis tersebut masih menangis saat ditanya



“gass, itu anjing cewek ini” ucap teman bocah itu.”yaudah kita tolong aja, kasihan.” Tambahnya



Ya mereka adalah bagas, jaya, dan adik bagas, dimas. Mereka sedang bermain di taman dan bergegas ke lokasi saat mendengar suara tangisan gadis kecil yang sepantaran mereka ini



Bagas melihat tajam kepada para remaja itu yang sudah jelas lebih tua setahun/dua tahun darinya. ”ngapain nyiksa hewan? Emang salah apa hewannya? Pake otak dong”. Sedari kecil mungkin sudah menjadi kelebihan bagas memiliki mulut tajam tanpa rasa takut.



“ini binatang haram, jadi wajar aja kami siksa. Lagian bukan urusan kamu. Udah pergi sana” sergah mereka tanpa ada perasaan bersalah.



Jawaban tersebut malah membuat bagas tambah geram, karena ajaran ayahnya bahwa jangan menelan semua hal mentah-mentah tanpa tafsir yang baik.’bughh’. ”iya emang haram! Tapi tidak dibenarkan juga menyiksa hewan!”. Bagas tersulut emosi dan sudah duluan memukul rahang orang yang paling depan



Tanpa menunggu lebih lama, terjadi keributan dan perkelahian diantara mereka. 3 lawan 4, normalnya 3 akan kalah karena faktor jumlah, namun keempat remaja nakal tadi hanya bisa berkelahi bebas dengan tanpa arah dan teknik yang jelas, sedangkan bagas jaya dan dimas sudah memiliki teknik yang dilatih. Terutama bagas yang memang pecinta ilmu bela diri.



Namun karena kurang pengalaman, tidak bisa dihindari bahwa mereka bertiga juga tetap terkena beberapa pukulan. Apalagi bagas yang paling depan dan paling diincar oleh lawan. Seperti perkelahian anak-anak pada umumnya, mereka berkelahi hanya dalam kurun waktu kurang dari lima menit, semua sudah kehabisan nafas dan ngos-ngosan, kecuali jaya karena dia berkelahi dengan cermat dan menghindari gerakan tidak penting.



Sebagai hasil akhir bagas dan jaya memang menang, tetapi bagas cukup terluka. Bibir pecah dan pipi lebam namun bagas tetap ingin terlihat cool seperti karakter anime yang sering ditontonnya. Killua. Sedangkan lawan mereka tadi sudah lari terbirit-birit kabur, karena bagaimanapun mereka lebih babak belur. Sedangkan dimas dia tidak kenapa-napa karena hanya bertugas dibagian belakang.



Bagas lalu mendatangi gadis yang sudah berhenti tersedu-sedu tersebut.”udah jangan cengeng. Gitu doang nangis. Ini anjing kamu, pulang sana” bagas terlalu mendalami karakternya sehingga terlihat sangat angkuh dan dingin, sambil memberi anjingnya yang tertatih



Gadis tersebut sedikit kesal juga dengan keangkuhan bagas walau sudah ditolong.”iya! makasih! Hikss…” dalam hatinya terjadi sedikit adukan perasaan. Antara kagum, terimakasih, dan kesal.



Bagas juga kesal juga mendapat jawaban ketus seperti itu.”hmm, dah ditolongin juga. Yang lembut kek” balik ketus bagas pada gadis tersebut



“udah, udah. Yaudah kami balik ya, lain kali hati-hati. Ayok gass balik” ajak jaya pada pada bagas dan dimas. Ingin segera menghindari pertengkaran baru antara bagas dan gadis yang belum diketahui namanya itu



Gadis tersebut kemudian berdiri.“terimakasih ya, untung ada kalian. Lukanya diobati ya, biar cepat sembuh” gadis itu mengalahkan egonya demi ucapan tulus pada orang yang sudah menolongnya, apalagi sampai rela berkorban sampai terluka.



Bagas mendengus.”iya. gausah sok peduli!” kini bagas yang tetap ketus terhadap gadis itu dan mulai jalan pergi menjauh



Gadis tersebut kembali kesal melihat sikap bagas, namun hanya kesal tidak lebih karena dia juga baru saja menyadari dia menyukai anak laki-laki yang baru saja ditemuinya ini.”huh. dasar sok jagoan. Rasain tuh luka. wleee” ucapnya sambil memeletkan lidahnya kearah bagas



Bagas hanya tetep terus berjalan pergi kembali kearah rumah kakeknya berusaha tidak memedulikan gadis tersebut. Sangat mendalami karakter kesukaannya, padahal bagas kecil juga kesengsem pada gadis tersebut.







“huffttt. Jadi gitu ceritanya. Sok jago kan hahaha” gadis tersebut tertawa saat menyelesaikan ceritanya. Dia sangat menikmati percakapan satu arah ini



Bagas yang mendengar cerita tersebut Cuma menggaruk-garuk kepala karena dia seperti dejavu saat mendengar cerita tersebut, namun masih sangat samar.”emm. tapi dia cukup keren kok menurutku. Masih bisa bersikap tegar gitu walau kesakitan. Padahal dia kan masih bocah yakkk” tutur bagas menanggapi cerita gadis yang belum dikenalnya, dan bagas sendiri lupa untuk menanyakan pada gadis yang disampingnya ini.



Gadis tersebut kemudia berdiri.”sebenarnya ada satu lagi cerita tentang bocah sok jago itu” gadis itu tampak sangat bersemangat seolah dunia hanya diisi oleh dia dan bagas, berdua saja.



“yaudah coba ceritain lagi. Aku cukup terkesan dan penasaran tentangnya. Oh iya gimana kabar bocah itu sekarang?” bagas juga turut bersemangat melihat energy positif yang dipancarkan gadis tak dikenalnya tersebut.





Vandela? Sartika? Ahhh seakan lupa untuk sesaat karena kehadiran gadis ini. Mereka bertiga memiliki daya pikat yang kuat dan pekat, namun ya hanya bagas seorang diri yang mampu mendapat akses dan validasi untuk mendekat, memiliki, dan merengkuh kenikmatan bersama mereka nantinya. Nantinya. Nanti yang tidak diketahui pasti.



Gadis tersebut berbalik dan menarik tangan bagas agar berdiri bersamanya.”nanti ya. Saat bersama temanmu aku akan cerita kelanjutannya. Pasti mereka juga tertarik.” Ucapnya sambil menatap mendongak keatas kearah mata bagas



Bagas hanya tersenyum.”yaudah, aku tungguin. Janji ya harus lanjutin kisahnya” dia meminta kepastian pada gadis tersebut



Gadis itu hanya tersenyum dan melihat kearah depan.”indah juga ya walau udah malam”. Pemandangan dari atas gunung yang cukup tinggi melihat kedepan kearah hamparan alam yang terbentuk alami dan memiliki daya tarik kuat, serta dihiasi oleh cahaya bulan membuatnya tambah mewah dan menawan



“anjingggg!!” tiba-tiba saja bagas berteriak kencang memecahkan keheningan dan kesyahduan malam itu.”bangsattt!!” lagi sambung bagas dalam teriaknya



Gadis tersebut terkejut dan langsung menutup mulut bagas dengan tangannya.“ee-eehhh. Kenapa teriak? Mana ngomong kasar lagi. Pamali tau”. Gadis tersebut cukup panik karena kenekatan bagas, padahal harusnya dia tau bahwa bagas memang nekat orangnya sejak dulu.



“hehehe. Ga sengaja kali. Yaudah balik yukkk”bagas hanya nyengir dan balik menarik tangan gadis tersebut. Tujuan utama bagas akhirnya terlaksana, yaitu menghujat diatas gunung menantang kebenaran yang ada diatas ini.



Gadis tersebut hanya terdiam dan mengikuti langkah bagas turun kearah kemah mereka. Dalam perjalanan turun tersebut hanya hening tanpa terjadi sedikitpun percakapan. Mereka diam sampai saat berpisah. Lalu bagas berbalik menghadap kearah gadis tersebut.



“sebelum kita pisah ke tenda masing-masing. Aku mau tau nama kamu siapa” ucap bagas pada gadis tersebut dengan penuh harap.



“huhh. Yaudah mungkin kamu nggak ingat lagi. Nama aku itu Kayla. Kayla Alyssa” ucap gadis tersebut.





……



Disisi lain jaya, mada, dan tian sudah selesai mengasah ilmu mereka. Dan kembali berkumpul di dekat api unggun yang mereka buat tadi.”eh, gas. Lu dari mana?” tian menanyakan dari mana bagas pergi, karena saat mereka mau latihan tadi mereka melihat bahwa bagas sedang tidur.



Bagas pun langsung duduk di samping mada dan mengarahkan tangannya kea pi unggun supaya hangat. ”itu tadi gua habis jalan-jalan. Bosan jadi cari angin dulu” bagas menutupi kebenaran apa yang dilakukannya dari para sahabatnya ini





“jadi gimana keadaan lo? Udah baikan?” jaya membuka pembicaraan agar tidak terlalu kaku. Mereka bertiga sudah mendengar cerita dari gadis bahwa tadi bagas mengalami mimpi buruk sehingga berteriak-teriak



“hufftthh.” Bagas menarik nafas dan mulai menghidupkan rokoknya. “udah baikan gimana? Emangnya gua sakit apa?” bagas juga mencoba menutupi perihal mimpinya, dia tidak tau bahwa ketiga sahabatnya sebenarnya sudah tau.



Mada kemudian mengelus punggung bagas.”gas. kita itu udah lama sahabatan, masa iya lu masih gamau terang-terangan sama kita. Atau cuma kita yang aggap lu sahabat, lu nya enggak” mada meyakinkan bagas untuk mau lebih terbuka.”iya bener tuh. Coba cerita gas kalau ada masalah. Kita siap dengerin kok” tian juga menimpali



Bagas hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala.”sebenarnya tidak ada hal serius yang terjadi. Cuma gua belum juju aja sama kalian bahwa sebenarnya tujuan gua naik kesini itu jahat. Gua pengen naik cuma mau uji nyali dan untuk memantapkan keyakinan gua tentang ilmu semacam aura. Kalian pada tau kan kalau gua skeptis soal gituan, jadi maaf kalau gua jadi terkesan manfaatin kalian ya.” Bagas mulai bercerita dengan jujur dan merasa berat membohongi sahabatnya



“kalau soal itu kita paling paham. Lagian kita juga ga merasa dimanfaatin kok, jadi santai aja kali gas. Tapi lu terkesan menghindar untuk bercerita tentang kejadian yang terjadi disini” jaya mencoba mengulik kebenaran, dia percaya bagas belum seutuhnya bercerita



Bagas tersenyum pada jaya. Memang kalau anak yang satu ini paling paham apa yang ada di dalam otak bagas hahaha.”kalau soal itu, gua kayanya ga perlu cerita deh. Itu lagian bukan hal yang penting” bagas menghindar dengan lihai



Tian mulai tidak sabar.”udah cerita aja kali gas, gausah ditutupin. Kita siap bantu kok”. Mada juga sebenarnya ingin tahu, karena menurut cerita gadis, pacarnya. Dia bercerita bahwa bagas seolah benar-benar kesakitan walau dalam mimpi, seolah mimpinya menyatu dengan dunia nyata yang dijalaninya. ”gas, kita sangat menghargai dan menghormati lu sebagai sahabat. Tapi cukup kali ini tolong cerita kebenarannya, kita juga khawatir tentang lu bro”



“iya deh gua cerita” bagas kemudian menarik nafas panjang dan mulai sedikit menunduk untuk bercerita. “jadi, tadi pas di air terjun. Gua pergi kebalik air terjun itu, masuk kedalam cuma untuk lihat dan ngecek isinya. Terus gua lihat ada batu gitu, awalnya gua cuma biasa aja tapi pas gua deketin kaya ada hawa hangat gitu. Pas gua pegang ujungnya malah panas banget, jadi nyengat telapak tangan gua ini. Tapi kalau soal rambut gua yang sebagian jadi putih, gua ga paham kenapa” bagas bercerita, namun tetap membelokkan beberapa alur agar kawannya tidak terlalu penasaran.”udah gitu doang ceritanya.”



Mereka bertiga hanya mengangguk-angguk mendengar cerita bagas.”elu nya sih sembarangan banget, malah kelayapan kebalik air terjun. Kalau lu hilang, kita gimana? Apa kata orang tua lu nanti gblogg” tian sedikit kesal dengan kesembronoan bagas



Hanya jaya yang menyadari ada sedikit perubahan pada sahabatnya bagas. Bukan perubahan fisik, tetapi hawa yang dikeluarkan bagas sedikit berbeda. Namun, dia tidak memusingkan hal tersebut karena hawa yang keluar adalah hawa netral dan kondisi fisik bagas juga sudah optimal.”jadi gimana tangan lu? Udah baikan?” jaya menarik tangan bagas untuk melihat bekas luka melepuhnya

Bagas juga penasaran, karena sedari tadi dia juga sudah tidak merasakan nyeri sedikitpun.”tuh lihat, udah baikan kan.” Bagas juga cukup heran karena luka melepuhnya sudah tertutup namun ada siluet hitam cukup pekat ditelapak tangannya.





“lohh, kok malah menghitam gas? Aneh banget” tanya mada pada bagas, karena biasanya luka melepuh tidak tertutup secepat itu dan meninggalkan bekas hitam, apalagi di telapak tangan.”iya ya. Kok malah menghitam jadi kek tato. Tapi keren men” tian cukup tertarik dengan bekas luka bagas.”wahh tato dari alam nih, kayaknya udah ada khodam nih si bagas” mada juga turut semangat melihat bekas luka itu karena terlihat seperti tato dan membentuk pola. Ya pola naga, tapi harus seorang ahli atau arkeolog yang bisa melihat dan memahami pasti bentuk pola itu, karena memang sedikit samar.



“ahhh. Udah lah gausah aneh. Gausah norak, ini Cuma hitam biasa. Yaudah, gua lanjut tidur ya” ucap bagas dan langsung berdiri bergegas ke tendanya.”jay, gua pake selimut lu yakk” tambahnya dan terus berlalu. “eh, terus gua make apa woi”jaya balik teriak tapi tidak didengarkan bagas dan tetap berjalan santai.



Sepanjang malam hanya dilalui dengan biasa-biasa saja, tidak ada sebuah kejadian yang berarti. Malam yang dingin dilalui bersama music alam. Dibarengi suara hewan yang saling sahut menyahut. Hening. Tenang. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Membuat semua pengunjung tidur nyenyak dan bermimpi indah. Semua masih tenang sampai pagi datang…



“hhoooaammzzz. Brrr. Huh lumayan dingin cokk.” Jaya berjalan keluar tenda meninggalkan tian. lalu bagas? Jaya tidak melihat bagas di tenda. Mungkin sudah keluar duluan minum teh atau kopi sepertinya.”eh, mad. Lu kedinginan kaga?” terlihat mada dan gadis sudah duduk di depan tenda mereka sambil meminum kopi



Mada kemudian berdiri dan langsung menyiapkan kopi untuk jaya.”nihh. minum dulu. Makanya punya cewe jay, biar ada yang angetin malam-malam” mada terkekeh karena meledek jaya.”ah. bacot lu, udah sini kopinya” jaya sedikit kesel kesal manis karena ledekan mada.



“kenapa ga angetin badan sendiri jay. Percuma punya ilmu”mada mulai mengeluarkan auranya dari tangannya dan mengarahkan kepunggung jaya, untuk membantu menghangatkan badan. Cukup banyak dan fleksibel penggunaan aura, tergantung kemampuan pemiliknya dalam manipulasi aura.”kayak gatau aja kalau ilmu kita masih cetek”jawab jaya sembari menyeruput kopinya



Gadis celingak celinguk melihat sekitar.”mana bagas sama tian jay? Kok ga bareng keluar tenda?” penasaran karena gadis rasa tidak mungkin jaya bangun tanpa membangunkan temannya yang lain.



Jaya teringat dengan mereka.”oh iya. Tian sih masih ditenda, tapi kalau bagas? Gua pikir udah keluar minum kopi dia. Kalian juga ga lihat ya?”jaya sedikit panik karena bagas hilang tanpa kabar di atas gunung tak dikenal ini, apalagi setelah rentetan kejadian yang cukup aneh



Mada juga kebingungan dan takut takut cemas jika memang bagas hilang.”yaudah bangunin tian dulu gih, biar kita cari bagas bareng bareng. Gua pusing juga kalau sempat anak itu hilang”. Jaya langsung berdiri hendak kembali ketenda. ”udah gausah. Duduk aja lagi, minum lagi”



tiba-tiba suara tian datang dan dia langsung menghampiri teman-temannya.”gua udah bangun kok. Kalau soal bagas gausah khawatir. Tuh anak Cuma mandi ke air terjun, tadi gua sempat dibagunin trus dia ajak kesana, tapi karena dingin dan masih ngantuk ya gua tolak aja” ucap tian sembari membuat kopi untuk dirinya sendiri



“yaudah yuk kesana kita ngecek dia. Ntar dia malah hilang lagi”ajak jaya pada tian karena bagaimanapun bagas adalah sahabatnya yang paling dekat dan paling mengerti dia, makanya tidak heran jika jaya sangat khawatir pada keadaan sahabatnya itu.”udah gausah men. Entar lagi juga dia balik, percaya sama gua” jawab tian malas dan langsung mengambil posisi duduk yang nyaman.”lagian dia juga udah gede, udah bisa jaga diri. Gausah terlalu khawatir gitu lah”



Lalu jaya pun duduk kembali dan mulai tenang. Dia juga memahami bahwa bagas bukanlah orang yang mudah ditaklukkan jadi dia memilih untuk percaya pada sahabatnya itu.



Tidak sampai 15 menit, bagas sudah kelihatan berjalan kearah mereka. “tuh lihat. Dah balik dia kan” ujar tian sambil menunjuk kearah datangnya bagas.



“oii. Dari mana aja lu? Gua kira lu hilang bagass”jaya langsung berdiri menyambut kedatangan bagas. ”lu kalau mau kemana-mana ngabarin yang lain dulu kek” jaya mengeluh pada bagas. Memang yang namanya sahabat bisa lebih khawatir dari pacar hahaha



Bagas kemudian duduk dilingkaran mereka, disamping jaya dan tian. “ini gua baru mandi, gerah banget tadi. Udah kalian juga mandi sana jangan busuk” celoteh bagas sembari membuat kopi nya sendiri. ”emang kenapa sih jay? Gua aman kok, kayak ga kenal gua aja ah ” tian menepuk punda jaya dengan senyum ramah nya



Jaya yang terlihat kesal menarik bahu nya menghindari tepukan bagas.”elu lain kali janga asal pergi gitu gas. Paling enggak bangunin gua kek biar gua ga kecarian” jaya masih saja mengeluh pada sikap bagas. “kalau soal mandi mah ogah. Dingin gini, elu sendiri apa kaga kedinginan gas?” tian masuk dalam percakapan



“engga tuh, malah hangat tuh gua rasa. Kalian emang kedinginan ya? Lemah banget, mana tuh aura kalian? Kan harusnya bisa dipakai hangatin tubuh” bagas menyeruput kopinya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.”gua juga udah bangunin lu tadi jay, Cuma ya elu masih ngorok jadi ya gua pergi aja. Lagian gua juga udah bilang sama tian tuh”



“nyenyenye. Lain kali bangunin sampe bangun egoo. Gua Cuma agak capek aja makanya masih ngorok” jawab jaya dengan gaya khas cewe hahaha.”iya emang aura bisa dipake buat angetin tubuh, Cuma kita belum ahli aja jadi belum terbiasa manipulasi aura. Lu sendiri aneh banget ga kedinginan padahal kaga punya aura tuh. Atau jangan-jangan lu ditempeli demit lagi makanya ga kedinginan” tambah jaya yang cukup heran juga, bagaimana sahabatnya ini bisa tahan dengan udara dingin yang menusuk tulang. Dan yang lebih aneh lagi bagas hanya memakai kaos biasa, berbeda dengan yang lain walau sudah memakai jaket tebal tetap merasakan dingin, ya memang karena matahari belum naik dengan gagah memancarkan cahaya hangatnya.



Bagas menghela nafasnya dengan pelan.”gatau tuh. Gua ga ngerasa dingin. Iya juga kali ye, mungkin gua ditempeli demit yang baik makanya gua dijagain dari rasa dingin hahaha” tawanya menanggapi pendapat sahabatnya tadi, padahal juga dia mulai kepikiran kok bisa dia tahan dingin apalagi tadi sempat mandi dibawah air terjun yang sudah pasti sangat dingin



“udah-udah gausah dipikirin. Ntar lagi kita eksplorasi sekitar sini aja yuk, ngabisin waktu biar ga terlalu gabut. Lagian kana lam gunung ini bagus banget” gadis memberi saran karena dia juga semangat melihat alam gunung yang indah nan asri ini



Mereka menghabiskan waktu mengobrol menunggu matahari sedikit lebih tinggi agar bisa menjadi penghangat sekaligus penerang mereka jalan-jalan disekitar kemah dan sambil mencari spot foto yang bagus untuk documenter yang seharusnya bisa dibanggakan karena tidak banyak orang yang berani naik keatas gunung ini



Seharian mereka berjalan dan berfoto melihat-lihat. Namun bagas tetaplah bagas. Tetap saja melanggar pantangan digunung ini, walau ada temannya dia tetap tidak segan menunjukkan niat nya yang kurang baik dan tidak terpuji.



“serrr… brrrr huhh” suara air seni bagas yang meluncur dari torpedo kebanggannya. Dengan santainya bagas kencing dengan sembarangan, padahal sudah diperingatkan dari awal untuk sopan dan menjaga tata karma serta kebersihan. Namun, dipikiran bagas bahwa alam ya alam. Tidak ada yang special, semua hanya benda mati tidak memiliki sesuatu untuk ditakuti atau pun disegani.



Mada yang melihat bagas selesai kencing langsung menegur.”gas! lu gila ya? Kalau mau kencing ya lihat tempat men, jangan sembarangan. Itu yang lu kencingi juga bukan yang tempat biasa, bisa-bisanya lu kencing di mata air nya, astaga” ketiga yang lainnya juga langsung melihat bagas dan mereka juga turut memarahi ketidaksopanan bagas. Bukan karena apa, mereka hanya khawatir bila terjadi apa-apa pada bagas



“iye. Santai aja teman. Ga kenapa-napa kok, jangan panik gitu ah. Kayak langsung mati aja gua huh” keluh bagas tidak merasa bersalah. Ya memang teman-temannya tidak bisa berkata apapun karena jika bagas sudah berpendirian maka akan teguh sekali. Bahkan saat mereka masih sma, bagas pernah berkata bahwa ingin menaklukan sekolah yang
menghajar adik kelasnya, dan benar saja, tidak sampai satu minggu mereka sudah meratakan pentolan sekolah lawan.



Saat itu padahal mereka kalah jumlah jauh, bagas dan tiga sahabatnya serta membawa enam orang lainnya yang pentolan sekolah mereka juga untuk maju melawan sekolah lain. Bagas bersikeras bahwa mereka bersepuluh saja cukup dan tidak ingin menambah orang lain, yang lain sebenarnya sudah ragu karena faktor jumlah juga berpengaruh besar namun karena melihat tekad bagas maka keberanian mereka terbakar dan berkobar. Kalau soal bonyok ya sudah pasti pihak bagas sangat bonyok, tapi sekolah lawannya rata. Apabila dilakukan perbandingan maka jumlahnya 1:6, dan itu merupakan salah satu kemenangan yang mengharumkan nama mereka di kancah antar sekolah.



Temannya yang lain hanya bisa menghela nafas.”huh. ga lagi lagi dah mau diajak lu gas, ngeri gua” ucap tian dengan candaannya.”hahaha. iya gua juga ampun dah, si bagas sukanya main dipinggir jurang. Tinggal nunggu waktu aja nih kapan jatuhnya hahaha” jaya menambah candaan. Dan bagas? Dia hanya bisa nyengir melihat dia di goreng-goreng oleh candaan temannya.



Setelah lelah seharian berjalan-jalan dan foto-foto, sore harinya mereka kembali ke air terjun untuk mandi dan mendinginkan badan. Walaupun gunung ini pekat akan mistis namun keindahannya tidak dapat dibantahkan. Suasana asri dan udara yang sejuk walau sudah sore tetap meliputi gunung.



“ayo nyebur langsung. Gua udah gerah banget men, pengen berendam pasti seger tuh” tian dengan semangat langsung melompat kedalam kawah air terjun dengan cepat.”oii. jangan langsung masuk, regangin badan dulu biar ga kram nanti” jaya memperingatkan tian tapi sudah terlambat, tian sudah keburu nyebur dan berenang-renang.



Bagas langsung menepuk pundak jaya.”udah lah jay, gausah formal banget gitu. cus langsung nyebur, emang lug a gerah apa” bagas juga langsung berlalu masuk kedalam air. “dasar anak-anak bandal” singkat jaya yang membuat gadis dan mada tertawa



“lihat tuh yang, mereka liar gitu karena gada pacar tuh. hahaha” mada tertawa mengejek jaya dan yang lain.”makanya cepat-cepat cari pacar atuh jay. Kasihan kamu gada yang perhatiin” saran gadis padanya, karena menuru gadis sendiri jaya cukup menarik.”entah tuh, cepetan seriusin anak orang jay, jangan kelamaan dipendam. Hahahah. Dah yuk yang kita kesana, gausah dekat dekat berandalan ini” ajak mada pada gadis dan memilih tempat cukup berjarak dari teman yang lain karena tidak ingin diganggu oleh tiga orang jomblo



Jaya yang kesel langsung nyeletuk.“hati-hati dis, mada penjahat kelamin. Ntar kamunya di porting sama mada” cerocos jaya begitu saja sambil memperhatikan pasangan sejoli itu berlalu. Gadis yang mendengar itu hanya tertawa sambil terus menggandeng mada



Mereka bersenang-senang sambil bermain air. Jaya, tian, dan bagas saling menggosok punggung masing-masing, lalu kembali berenang. “gas lu ngapain disitu? Awas kesambet lu cong” jaya terheran saat melihat bagas memandang fokus kea rah belakang air terjun



Bagas tetap memperhatikan lokasi dibalik air terjun.“aneh. Ini aneh jay” ucap bagas dengan tetap memandang air terjun. Jaya lalu ikut memperhatikan apa yang ada dibalik air terjun.”kenapa gas? Itu kan kosong, cuma batu. Lu kenapa lebay kayak ada yang wah aja” jaya tidak mengingat apa yang diceritakan bagas kemaren malam



“lu gimana sih, jay. Kan kemaren gua udah cerita kalau di balik air terjun ini seharusnya ada goa. Harusnya ada goa. Tapi kemana? Kok bisa hilang? ” bagas sangat terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya. Bagaimana mungkin sebuah goa cukup besar dan panjang bisa hilang dalam semalam. ”Tapi… tadi pagi? Apa masih ada? Ah sial. Aku lupa mengecek saat mandi tadi” bagas mendesis saat menghadapi hal ini. Kenapa dia bisa sampai lupa mengecek di pagi hari tadi



Padahal tidak mungkin ini semua mimpi. Luka yang diterima bagas itu nyata dan konkret. Jadi mustahil ini hanya khayalan. Tapi, siapa yang sanggup menutup sebuah goa batu yang sangat kokoh dengan rapi dan sempurna seperti hanya dalam waktu satu malam? Sungguh hal yang tidak masuk akal



Jaya yang memperhatikan kecemasan di raut wajah bagas segera mendatangi nya.”udah gausah dipikirin gas. Kalau emang toh gada atau hilang, atau juga mungkin elu kemarin halu, jadi lebih baik. Mungkin aja elu cuma sial jatuh dan bekas luka ditangan lu itu bukan berarti apa-apa. Gua sangat bersyukur kalau itu cuma halu dang a lebih. Karena lu pasti akan baik-baik aja. Jadi, gausah dipikirin sahabat” ujar jaya karena sejujurnya sangat senang apabila tidak ada hal mistis yang menimpa bagas. Karena selain khawatir akan sahabatnya ini, dia juga sangat khawatir apa yang dikatakan keluarga sahabat nya ini padanya.



Bagas mengikuti perkataan jaya. Toh jika memang halu maka dia tidak akan kenapa-napa, lantas lukanya bagaimana? Ah itu urusan belakang. Tapi mau bagaimanapun ceritanya, tetap saja bagas kepikiran tentang apa yang dialami nya. Terlalu aneh untuk menjadi kenyataan, dan terlalu nyata untuk menjadi khayalan.



Mereka akhirnya kembali ketenda setelah selesai membersihkan tubuh. Bersiap untuk acara api unggun dimalam terakhir mereka ini, karena esok pagi sudah harus kembali ke kota dan melanjutkan aktifitas seperti biasa



“eh, tian. Api unggunnya udah di buat belum?” bagas bertanya dengan santainya kepada tian. “sudah raja. Kami budak mu sudah membuat api unggun untuk menhangatkan tubuh raja, juga sudah menyediakan hidangan makanan” jawab tian meledek karena kesal juga dari kemaren bagas tidak pernah ikut membantu membuat api unggun



Bagas hanya nyengir seperti kebiasaannya.”ah lu mah ngeledek mulu. hahahha” ujar bagas sekenanya. “mari raja, kita keluar” ajak tian dengan tetap melanjutkan ledekannya.”hahaha yaudah ayok. Tapi entar, gua mau ngajak seseorang” bagas semangat karena dia berencana mengajak kayla untuk ikut bareng menikmati malam bersama sambil bercengkrama. Sekaligus bagas ingin menagih janji kayla untuk melanjutkan ceritanya yang sempat di dengarnya kemarin malam.







“hi. Ngapain kay?” sapa bagas saat sudah sampai dibagian kelompok kayla. “hi juga. Emm, ini lagi mau naikin api unggun. Kan malam terakhir jadi mau api unggunan bareng” jawab kayla. “ada apa ya gas? Kok kamu kesini nyariin aku?” tanya balik kayla pada bagas



Bagas sebenarnya cukup heran kenapa kayla bisa tau namanya, padahal dia tidak pernah menyebutkan namanya, bahkan saat malam kemarin dia tidak juga menyebutkan namanya pada kayla. Tapi ah sudahlah bukan masalah besar.”ini aku datang mau nagih jaanji kamu, soal lanjutan ceritanya” singkat bagas to the point



Kayla yang teringat janji nya jadi sedikit ragu, karena disaat bersamaan dia merasa tidak enak pada kelompoknya. Bagas yang melihat keraguan dan menyadarinya, bagas langsung mengambil alih. “mas, mbak, saya pinjam kayla nya sebentar ya. Saya ada keperluan sama dia” dengan cepat bagas meminta izin pada rombongan kayla



“emm, tapi. Kamu siapanya kayla? Kay, kamu kenal dia?” ucap mbak yang serombongan dengan kayla. “emm. Gini mbak, dia itu… em…” kayla merasa gugup menjawabnya karena dia bingung memilih kata yang tepat disituasi yang tidak nyaman ini.”saya teman sejurusannya mbak. Kita udah kenal banget” jawab bagas mantap, menggantikan kayla. “yaudah, kalau kamu percaya sama dia kay, gpp kok. Tapi jangan kelamaan ya” ujar mas yang bersama mbak tadi



“iya mas, mbak. Kayla saya pinjam cuma sebentar kok. Makasih ya ” dengan cepat bagas menarik tangan kayla.”kamu serius mau bawa aku ke teman-teman mu? Nanti mereka salty sama aku lagi” jawab ragu kayla, karena cuma jaya lah yang dikenalnya diantara mereka

“gas, anak siapa itu yang lu bawa? Baru juga sehari udah dapet cewe cakep lu digunung ini ye” cerocos tian begitu melihat kayla yang dibawa bagas ke lingkaran mereka.”ahh lu mah, ini kenalan gua. Kenalin ini kayla. Key, yang itu namanya jaya, yang itu tian, yang itu mada, dan yang itu gadis. Semua, ini kayla. Kemaren gua baru jumpa. Eh, anaknya asik jadi gua ajak ngumpul” begitu lah ucap bagas memperkenalkan kayla pada yang lain. Jaya hanya memandang dari atas sampai bawah, karena dia merasa mengenal siapa gerangan gadis tersebut



Lalu mereka mulai memanggang marsmellow dan menyeduh mi instan cup dan mengobrol. Malam terasa semakit pekat, namun suasana semakin hidup. Kayla merupakan orang yang asik juga, jadi sangat mudah untuk masuk dan diterima oleh teman-teman bagas yang lain



“gimana kay? Jadi kaga lanjutin ceritanya” tanya bagas ditengah perbincangan mereka ini.”waduuhh. cerita apa nih, boleh ikut denger ga?” tian langsung semangat mendengar bahwa kayla ingin bercerita tentang sesuatu



“jadi. Gimana mau diceritain sekarang?” tanya kayla pada bagas meminta izin.”yaudah sok cerita. Kita semua pendengar yang baik kok ” lagi-lagi tian yang menjawab. Mungkin dia mulai tertarik melihat kayla. Memangnya ada yang tidak tertarik? Sungguh beruntung bagas selalu dikelilingi bidadari dunia fana ini



“ekhmm. Ekhmm. Aku mulai ya” kayla berdehem ingin melemaskan tenggorokan agar lebih santai dan rileks bercerita. “jadi dulu itu, ada bocah sok jagoan yang tidak kenal takut sama sekali…”







“marun. Marun. Marun sini. Jangan kesana” terlihat seorang gadis kecil sedang memanggil-manggil kearah sebuah rumah tua yang tidak terurus. Dinding gelap dan berlumut. Tumbuhan liar menjalar dari lantai sampai langit-langit rumah yang sudah Nampak rapuh dan sudah rubuh sebagian



“aduhh. Marun. Sini marun, jangan masuk terus. Marun anjing baik sini, jangan kesana. Ayo dong marun” gadis kecil tersebut berada di depan pagar masuk rumah tua itu sedang memanggil anjingnya yang mengejar seekor kucing kedalam rumah yang menyeramkan itu



Gadis itu baru saja jalan-jalan sore bersama anjing kesayangannya. Sudah seminggu sejak penganiayaan anjingnya kemarin, sekarang marun anjingnya sudah bisa berlari lagi. Dan karena sudah sembuh ini, maka karena kesembuhannya ini sekarang marun justru membuat masalah.



“hey. Kamu ngapain lagi? Kena masalah lagi?” nada ketus bagas masih belum hilang. Bagas melihat gadis itu berjongkok didepan rumah yang kata orang setempat angker. Karena penasaran dan juga ajaran ibunya untuk selalu mau menolong orang, apalagi apabila itu seorang perempuan



Gadis kecil tersebut lalu menghadap kebelakang kearah sumber suara.”kamu lagi bocah sok jagoan. Jangan ganggu aku” gadis kecil tersebut juga masih kesal dengan sifat ketusnya bagas.”kamu kenapa? Kayaknya kamu ini magnet masalah deh, selalu aja sial” mendapat ejekan bagas seperti itu gadis kecil itu semakin kesal. Sangking kesalnya air matanya sampai berkumpul dipelupuk matanya hendak jatuh membasahi wajah manis dan imutnya. Sangat kawaiii membuat bagas sendiri mengingat karakter anime imut yang sering ditontonnya juga



“udah jangan nangis. Maaf. Kamu kenapa sih, ada yang bisa aku tolong?” bagas segera mengalihkan pembicaraan agar gadis cantik yang seumuran dengannya ini tidak menangis. “”huffttkhh. Itu marun masuk kedalam. Gamau keluar lagi. Aku takut” jawab gadis itu sambil menahan sesengukannya



Bagas melihat kedalam rumah itu. Memang agak ngeri apalagi sudah sore menjelang gelap malam, tapi bagi bagas itu tidak berarti banyak. Karena dimata bagas sendiri itu hanyalah sebuah rumah tua yang sudah tak berpenghuni.“yaudah ayo kita masuk cari anjing kamu” ajak bagas pada gadis kecil itu



Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya.”jangan. kita jangan masuk, itu bahaya. Aku takut” ucap gadis itu gemetar.udah jangan takut. “Ada aku, tenang aja” karakter yang ditonton bagas yang tidak mengenal rasa takut sangat memotivasinya sehingga sangat berani di usia yang masih sangat muda. Masih sangat hijau



Bagas menarik tangan gadis itu masuk. Gadis itu sedikit ragu, tapi disaat bersamaan hangatnya genggaman bagas membuatnay tenang. Mereka masuk kedalam rumah, dan sudah pasti cahaya sangat minim dan kabur. Rupanya didalam rumah itu cukup luas da nada banyak ruang-ruang. Bagas masuk ketengah dan melihat disitu ada marun, anjing gadis kecil itu sedang mengendus-endus dibawah sebuah tumpukan barang



“nah, itu dia. Sebentar aku kejar” bagas lupa bahwa gadis kecil itu ketakutan apabila sendiri, dan saat itu mereka ada didalam rumah yang sangat menyeramkan. Tanpa menghiraukan gadis itu bagas mengejar anjing itu dan anjing itu juga berlari menjauh mengejar kucing yang diincarnya. Gadis kecil itu membeku ditengah ruangan gelap dan horror.



“brakk” sebuah barang seperti kardus jatuh dari atas lemari yang cukup tinggi, sehingga mengagetkan gadis itu. Seketika gadis itu berlari kesudut ruangan, lalu jongkok dan merangkul kakinya sendiri. Menangis dalam ketakutan yang sangat.”mama… mama… papa… aku takut” tangisan pecah karena ketakutan yang mendalam yang memiliki potensi membuat gadis kecil itu trauma berat diusianya yang dini



Suasana semakin mencekam diselingi angina semilir yang menggesek kulit gadis itu. Bulu roma nya naik semua. Menggigil menantikan pertolongan. Bergerak tidak sanggup, membalik badan tidak mungkin.

Tiba-tiba…



“hey. Kamu kenapa” sebuah tangan menggengam pergelangan tangan gadis itu. Tangan hangat yang tadi digenggamnya. Gadis itu menyadari dan mengenal siapa pemilik tangan itu langsung berbalik dengan cepat memeluk bagas yang dibelakangnya. Bagas dan gadis itu terhempas jatuh dilantai rumah itu



“hiks. Hiks. Jangan pernah tinggalin aku lagi kaya gitu. aku takut. Sangat takut” ucap gadis itu masih dalam tangisnya.”iya maaf. Lepas dulu, kita jatuh ini” ucap bagas padanya. Sekitar satu menit baru gadis itu melepas peluknya, lalu mereka berdiri dan membersihkan pakaian. Bagas melihat air mata gadis itu masih jatuh dan mengalir



“udah. Kamu itu jangan nangis. Kamu kuat. Tidak cengeng” ucap bagas sambil mengelap bekas tangis gadis itu. Sungguh aneh seorang bocah bisa melakukan hal yang orang dewasa sendiri sulit melakukannya. Tapi hal itu lah yang membekas di ingatan gadis itu sampai saat dia dewasa ini



Mereka lalu keluar dari rumah itu. Bagas menyerahkan tali kekang marun kepada gadis kecil itu. “makasih ya, kamu udah nolong aku lagi”ucap gadis itu. “iya, sama-sama. Kamu juga jangan gampang nangis lagi. cemen” cibir bagas yang memubuat gadis kecil itu kesal dan tertawa disaat bersamaan



Mereka berpisah kea rah yang berlawanan. Gadis itu ke timur, bagas ke barat. Bagas terus berlalu dan tidak menoleh kebelakang, tetapi gadis itu masih melihat kearah bagas yang berlalu pergi di tengah sore yang semakin redup. Ya gadis kecil itu. Kayla alysa.







“jadi gitu. aku masih ingat banget bocah sok jago, sok berani, sok segalanya. Tapi itu yang buat aku sangat sangat merindukannya” begitulah kisah itu diakhiri kayla. Bagas sendiri hanya mengangguk-angguk mencerna cerita itu, karena ia kembali seperti dejavu tapi tidak mampu mengingat pasti apakah dia pernah mengalami hal yang sama atau tidak



“wahh. Boleh boleh tuh bocah hahaha”tian semangat mendengar kisah itu.”iya. gua juga suka mental dia walau masih bocil” mada juga semangat memberi respon.”kalau aku sih lebih suka lihat cara dia nge-treat cewek” kagum gadis dengan sosok bocah dalam cerita kayla



“iya sama. Aku juga suka sifatnya. Padahal kami disitu tidak saling mengenal, bahkan kami tidak bertukar nama. Aku juga tau namanya setelah menanyakan pada ibuku” kayla setuju dengan pendapat gadis, karena memang dalam hal perilaku terhadap wanita bagas mungkin sangat baik dan ahli



Jaya melihat kearah bagas. Jaya sepertinya menyadari sesuatu yang tidak disadari bagas bahwa cerita yang dimaksud gadis bernama kayla itu adalah bagas. Karena jaya mengingat saat bagas bercerita kisah yang sama padanya saat mereka masih kecil dulu. Namun jaya tidak mau gegabah dan terlalu gamblang. Biarlah bagas sendiri nanti yang ingat dan menyadari karena jaya juga menyadari kenapa kayla tidak langsung menyebut bahwa bocah yang dimaksud adalah bagas.



“gas ambilin gitar gih. Kita nyanyi santai sabi kali” saran tian untuk lebih menghidupkan suasana. Bagas pun segera berlalu ke tendanya dan langsung mengambil gitar ukuran mini, bukan ukulele.”nah, ini mau narik lagi apa?” tanya bagas kepada tian dengan sama semangatnya. “lagu Rindu Sahabat – ikhsan Skuter”jawab tian dengan mantap



“jreng jreng” suara rambasan gitar.”tarikkk…”pancing tian



Dimanakah engkau berada sahabat lama yang kutunggu
Telah lama tak ada kabar darimu sahabat lama ku

Aku rindu saat-saat kita lewati panjangnya malam
Menghisap rokok nikmati kopi bicara tentang cinta dan mati

Aku rindu semuanya
Aku rindu semuanya
Sahabatku

Aku harap kau datang menemani di sini
Kan ku buatkan secangkir kopi
Menunggu pagi datang bicara kehidupan
Bicara tentang semuanya

Datanglah datang sahabat lama
Mencaci rusaknya dunia
Aku yakin harapan untuk kau kembali
Kau dengar lewat angin malam ini

Aku rindu semuanya
Aku rindu semuanya
Sahabatku

Aku harap kau datang menemani di sini
Kan ku buatkan secangkir kopi
Menunggu pagi datang bicara kehidupan
Bicara tentang semuanya

Datanglah...

Menunggu pagi datang bicara kehidupan
Bicara tentang semuanya



“hahahha””hahahha” suara tawa bersenang-senang menggaung meresap dalam kebahagiaan bersama…



“bkkhh.”bagas menarik kerahnya kebawah melihat dada sebelah kirinya. Seketika setelah lagu pertama usai, seperti ada palu gada besar yang kokoh menghantam dada bagas dengan konsentrasi sebelah kiri. Raut wajah langsung menjadi pucat pasi, tapi tidak ada keringat yang keluar. Hanya panas. Hawa panas meliputi dada kirinya dan juga telapak tangan kanannya



“jay. Gantiin, gua mau ke tenda dulu” bagas menyerahkan gitar ke jaya dan langsung pergi ke tenda tanpa basa-basi. Jaya sedikit heran dengan perilaku bagas dan tidak menyadari kesakitan yang dialami sahabatnya itu. Berbeda dengan kayla yang menyadari hentakan nafas bagas ditengah gelak tawa tadi langsung berdiri dan hendak menyusul bagas



Sesampainya bagas ditenda, dia langsung berbaring menghadap samping. Memejamkan mata dan meremas menekan dada kirinya berharap rasa nyeri yang sangat dapat cepat berlalu.”kamu kenapa? Kenapa bisa sakit gini?” sebuah tangan melintang kedepan dari samping badan bagas hendak meraih dadanya juga. Namun dengan cekatan bagas menahan tangan itu dengan kuat.”aduhh. bagas, ini aku” ujar kayla. Ya kayla sudah ikut berbaring disamping bagas dan mulai mengelus lengan bagas setelah bagas melepas genggamannya



“kamu ngapain? Jangan disini nanti dikira yang aneh-aneh” bagas kembali ketus karena dia juga sambil menahan rasa sakit.”kamu kok ketus lagi sih? Kita udah ga bocah lagi seperti dulu, jadi kurangi ketus nya. Lagian kalau dikira aneh-aneh juga gpp kok, asal sama kamu” jawab kayla dengan tetap mengelus lengan bagas



Bagas heran dengan pernyataan kayla tadi. Kayla menyadari kebingungan bagas.”iya. masa kamu masih ga ingat aku? Kamu ga ngerasa apa kalau yang aku ceritain dari kemarin malam itu kisah kita. Kamu bocah yang sok jagoan dan sok pemberani, kok sekarang jadi lemah gini?” ujar kayla dengan sedikit ledekan



Bagas tertegun. Ingatannya mulai berkecamuk, mulai keruh karena merangkai kenangan dan ingatan yang random dan terlampau banyak. Iya. Sekarang dia ingat. Bagas langsung membalikkan badan dan menghadap kearah kayla.”kamu? gadis yang waktu itu?” rasa sakit bagas mulai tergantikan sedikit



“iya. Kamunya kebangetan bisa lupa gitu aja sama aku. Padahal kamu itu ga pernah hilang dari ingatan ku” kayla mulai menurunkan tangannya menuju dada. Elusan lembut tangan kayla secara misterius mampu meredakan rasa nyeri di dada bagas. Ah, mungkin hanya perasaan saja karena senang disentuh dan diperhatikan wanita jelita.



Bagas perlahan mulai terlelap dalam tidur yang sangat nyenyak karena buah dada kayla yang sangat proporsional dengan tubuhnya mendekap rapat pada punggung bagas. Terasa sekal sekali di punggung bagas, sungguh salah satu tidur terbaik bagas dalam hidupnya. “setelah kamu nolongin aku dirumah itu, aaku selalu nyariin kamu. Kamu nya malah hilang gatau kemana. Hilang seperti ditelan bumi” sayup-sayup bagas mendengar curahan hati kayla dalam mimpi nya. Tangan kayla mulai mengelus pipi bagas dengan lembut dan telaten



“asal kamu tahu, aku tuh dulu penakut tapi setelah ketemu kamu dan kejadian yang kita alami bersama, aku mulai membangun keberanian dan memantapkan mental agar bisa berani seperti kamu. Agar kalau kita berjumpa lagi dan bisa bersama, aku tidak gugup di dekatmu” kayla mencium punggung bagas.”humphh” aroma segar tubuh bagas. salah satu pemikat wanita anggun rupawan milik bagass adalah aroma tubuhnya yang segar, sehingga tidak bosan untuk menghirupnya. Begitu juga dengan kayla, aroma tubuhnya segar tapi lebih manis



“sejak tamat sma, aku sudah berkeliling banyak tempat yang menantang adrenalin. Ya seperti yang cukup seram-seram gitu lah” kayla bercerita seolah dengan sahabat. Dia berbicara lepas, walau bagas tertidur kayla tetap senang dan yakin bahwa bagas tetap mendengar dalam mimpinya.”itu aku lakukan karena aku percaya kalau suatu saat pasti ketemu kamu, karena kan kamu tuh ga punya rasa takut jadi pasti ke tempat yang mistis. Dan benar aja sekarang ketemu lagi, jangan pergi lagi. Kita harus kontakan, aku udah lama nyari kamu” belaian kayla semakin membuat nyaman. Ada tiga, mau yang mana? Kalau kata preman cinta ‘kalau bisa semua, kenapa harus satu?’. Itupun kalau mungkin hahahaha



Kayla tetap berada ditenda bagas sampai hampir tengah malam, itupun karena jaya dan tian mau masuk jika tidak maka bisa dipastikan kayla menemani bagas semalaman







Pagi yang cerah telah menyingsing. Menyinari daerah pegunungan dan menghangatkan penghuni disana. Sungguh indah pemandangan dan pengalaman yang diberikan gunung ini. Seharusnya tempat ini ramai dikunjungi oleh penikmat alam, tapi karena mitos tidak jelas alam ini menjadi tidak bisa dinikmati. Sungguh Ironi



Pagi itu jam 9 bagas dan teman-temannya sudah selesai berberes dan siap untuk turun. Ternyata kelompok kayla juga sama, mereka juga sudah bersiap dan akan turun juga



Kayla mendatangi bagas.“aku turun bareng kamu ya, sampe bawah nanti aku buatin pop mi” ajakan dan tawaran kayla sangat menggiurkan. Bagaimana tidak? Turun dan disiapin mi sama wanita cantik. tapi bagas menolak tawaran kayla.”udah jangan. Gaenak sama kelompok kamu, nanti aja kita ketemu dibawah ya” bagas menolak lembut dengan mengelus kepala kayla. Sangat aneh karena dua sejoli yang baru bertemu dua hari sudah melakukan kontak fisik seperti ini. Tapi kayla tidak merasa rishi, karena yang melakukannya adalah bagas



“yaudah kami turun duluan ya. Aku tunggu kamu dibawah ya, kita makan bareng. Harus!” ucap kayla sedikit ketus yang membuat bagas meringis geli.”iya iya, tungguin aku kay” jawab bagas dengan cepat. Lalu kayla dan rombongannya turun duluan, 15 menit kemudian disusul oleh bagas dan teman-teman setelah membersihkan area sekitar



“udah ayoo cepet. Kok kalian jadi lemes sih?” bagas bingung kenapa temannya yang merupakan pengguna aura kok bisa cepat lelah.”iya sabar gas, ini capek” keluh tian pada bagas setelah 30 menit mereka jalan turun



“kok pada capek? Ga pake aura kalian kah?” cukup aneh, karena pada saat naik kemaren mereka sama sekali tidak kelelahan.”kaga, kita kecapean juga tadi malam latihan habis-habisan, kan lu tau kalau alam di atas ini bagus banget. Lu sendiri kok ga cape sih? tumben” tanya jaya heran. Entah dari mana tenaga bagas, lagian bukannya dia terluka? Ah aneh



Bagas sudah tidak sabaran. Kali ini ego nya menang.”yah lama, gua duluan lah ya. Ada yang gua kejar” ucap bagas meminta izin pada temannya untuk jalan duluan. Pada dasarnya bagas bukan orang yang suka meninggalkan teman, apalagi ini para sahabatnya. Tetapi entah kenapa sejak tadi pagi dia merasakan gejolak bermacam emosi berkecamuk didalam pikirannya yang membuat dia sendiri tidak menyadarinya



“yaudah. Tunggu kita dibawah” jaya menghela nafas menerima keinginan bagas. Dia memaklumi bagas karena ini pertama kalinya bagas sebegitu inginnya bertemu wanita.”eh jangan gitu gas, kita harus bareng” ucap tian mendengar keinginan bagas untuk pergi duluan



Tanpa mempedulikan perkataan tian, bagas langsung meluncur sedikit berlari menuruni gunung.”duluan teman” ucapnya enteng.”gass. tunggu” tian berteriak memanggil bagas.”bagass” itu suara terakhir yang didengar oleh bagas, dia tetap terus berjalan turun



“teng. Deng. Tong. Deng.” Sebuah musik gamelan tiba-tiba berbunyi membuat bagas merinding seketika. Pertama kali baginya merasakan merinding sehebat ini.”degkhh” sebuah sentakan tiba-tiba di jantung bagas. Namun hanya sekejap. Bagas menjadi pucat dan berkeringat hebat. Jalannya melambat. “kenapa ini? Ada apa ini?” pikiran bagas berkecamuk dan membuatnya tidak bisa berkonsentrasi.



Suara gamelan tersebut hilang. Namun. Saat bagas berjalan tertatih dengan berpegangan pada setiap pohon yang dilewatinya, entah kenapa dia melihat seperti ada pucuk sebuah tugu. Bagas mulai ketakutan. Pertama kali dalam hidupnya dia merasakan kecaman ketakutan seperti ini. Detak jantungnya menjadi berat sementara nafasnya memburu



Saat berjalan sudah cukup dekat bagas menyadari bahwa bangunan itu adalah gapura. Seperti gapura selamat datang seperti biasa di desa-desa. Bagas semakin khawatir, dan memantapkan diri bahwa dia harus mengecek apa itu.



Sangat aneh apabila ada gapura di atas gunung, sangat aneh dan sangat tidak lazim. Saat melihat kedepan dari arah gapura bagas melihat seperti pasar. Di pasar tersebut dipenuhi dengan orang-orang pada umumnya sedang berbelanja dan seperti berjalan biasa. Sangat takut. Sangat mencekam. Bagaimana ini bisa terjadi? Padahal saat naik dua hari lalu ini semua tidak ada. Bagaimana bisa?



Dengan cepat bagas berbalik dan meletakkan tasnya sekitar 50 meter dari gapura itu, dan langsung berlari naik lagi hendak mencari teman-temannya. Disini bagas merasa sangat menyesal meninggalkan teman-teman nya jadi dia terkena sial. Bangsat.



Bergegas. Berpacu dengan waktu. Tanpa memikirkan apapun, hanya ingin mencari temannya. Namun… nihil. Tidak ada yang ditemukan bagas, bahkan sisa bekas perkemahan mereka seperti hilang ditelan bumi. Air terjun? Goa nya kembali terbuka, tetapi setelah dicek isinya tetap kosong. Lemas, hanya itu yang bisa dirasakan bagas. Pertama kalinya dalam hidupnya merasakan penyesalan dan keputus asa-an. Menyesal kenapa melanggar pantangan, putus asa karena tidak ada yang bisa dilakuka. Semua sudah terlambat tingga sisa bagaimana bagas harus bisa mencoba bagaimana bisa keluar dari situasi yang aneh ini



Bagas kemudian berjalan turun lagi mencari tas nya, namun dia tidak menemukannya. Bagas mulai mencari di sekitar daerah situ, berpikir mungkin tersenggol hewan atau apalah. Saat bagas sedang sibuk melihat kebawah sekitar tiba-tiba sebuah tangan menangkap bahunya



“ngapain nak?” bagas sampai terjatuh terduduk saat bahunya dipegang dan dikejutkan dengan pertanyaan manusia entah dari mana



“si-siapa?”





……….
 

Similar threads

Balasan
384
Dilihat
145.149
Balasan
331
Dilihat
356.942
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd