Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Angel in cage

nero angelo

Guru Semprot
Daftar
8 Apr 2012
Post
626
Like diterima
4.377
Lokasi
Dimensi keterasingan
Bimabet
Salam kenal, panggil saja aku Tight (nama ini mungkin
melambangkan suatu yang "ketat" yang berhubungan dengan
fantasi aku tentang BDSM), aku pendatang baru dalam dunia
ini. Aku seorang lelaki normal dari keluarga sederhana yang
sedang menimba ilmu di universitas swasta ternama di kota
kembang. Dalam usia 21 tahun ini mungkin aku tergolong
sangat hijau soal BDSM akan tetapi diriku ini sangat berminat
dalam salah satu kategori sex yang mungkin orang bilang
"menyimpang". Dalam kesempatan ini aku akan berbagi fantasi
sex yang merupakan khayalan pribadi yang mungkin "belum"
dalam direalisasikan dalam dunia nyata.

*****

Berawal dari chating dan berkiriman email disitus khusus
penggemar Bondage, aku berkenalan dengan seorang nyonya,
eghh.. nona muda karena diliat dari usianya baru 25-an, seksi,
lekuk badannya terlihat kencang dibalik pakaian ketatnya.
Sebut saja Angel karena parasnya putih bagai bidadari dengan
rambut lurus tak kalah dengan bintang iklan shampoo. Setelah
mengobrol dan saling mengenal lebih jauh ternyata kami dalam
satu universitas yang sama hanya beda angkatan dan jurusan
saja.

Pertemuan demi pertemuan kami lakukan, pada akhirnya kami
setuju melakukan hubungan pada tahap lebih lanjut. Hari sudah
mulai gelap, aku yang lagi nyantai bermain game dikomputer,
mendengar dering hape ternyata dari Angel yang ngajak
ketemuan dicafe tak jauh dari kampus, kami pun bertemu dan
setelah berbincang-bincang setelah sepakat, Angel mengajak
aku ikut mobilnya, ternyata dia orang kaya, tuturku melihat
BMW biru tipe baru. Didalam mobil ternyata Angel sudah
mempersiapkan segalanya. Dia meminta aku membuka semua
pakaian, termasuk CD, spontan aku kaget karena ini pertama
kalinya aku telanjang didepan cewe, tapi apa daya permainan
sudah dimulai, untung kaca mobilnya tidak tembus dalam
kegelapan malam, hanya saja AC mobil terasa menusuk badan
yang tak terbungkus lagi, "Ini merupakan ujian kepercayaan,"
pikir aku dalam hati.

Angel meminta aku menurut dan menjadi budaknya, meskipun
dalam perjanjian permainan kami sepakat bergantian antara
menjadi "budak" dan "majikan". Ternyata Angel sudah
mengambil keputusan aku sebagai budaknya terlebih dahulu.
Angel mengeluarkan barang-barang yang mungkin baru aku
lihat aslinya, biasa aku melihat di vCD atau internet. Badanku
tambah merinding memikirkan apa yang akan Angel lakukan,
"Heii.. kenapa bengong?, takut?" hardik Angel memecah
keheningan. "Ah.. nggak.. nggak kok," jawab aku terbata-bata.
Terasa tangannya yang halus membelai wajahku, kucium
aroma yang menyegarkan yang dapat membuai pria. "Kamu
harus nurut saya, kalo nggak saya hukum lebih berat," kata-
katanya sambil mulai memasangkan hood (topeng yang
menutupi seluruh kepala ketat dengan satu-satunya lubang
yang tersedia hanyalah tepat pada lubang hidung saja).
Kepalaku terasa digencet helm fullface baru, lebih sesak,
jantungku berdegup dalam kebutaan aku dikagetkan Angel
yang cekatan memborgol tanganku kebelakang badan. Aku
hanya bisa duduk tak berdaya menunggu perlakuan dari
mistress-ku. "Gimana? Sabar ya saya bawa kamu ketempat
saya, tapi untuk sekarang kamu tau nyampe aja ok, nikmati
aja," kata Angel membuat aku tambah bingung.

Dalam perjalanan yang tidak tau arah, aku dipermainkan mulai
dari menjepit kedua putingku dengan jepitan jemuran, "Aaagh,"
rintihku ketika Angel sesekali menyentil jepitan tersebut,
kadang Angel juga mengocok kemaluanku yang sudah tegang
dari pertama naik mobil. Aku hanya dapat merintih dan tak
lama kurasa mobil berhenti, terdengar suara pintu terbuka
yang ternyata Angel membuka gerbang. "Sampai juga
akhirnya,..tapi dimana ini ya," tanya diriku dalam hati. Setelah
masuk garasi, Angel membuka pintuku dan menuntunku.
Dalam keadaan telanjang aku ditarik "Ah..," rintihku ternyata
Angel menarik kemaluanku sebagai "tongkat penuntun" sampai
pada suatu ruangan dia membuka hood dikepalaku. Kukejap-
kejapkan mata beberapa saat menyesuaikan pandanganku
dengan cahaya di ruangan itu. Kemudian kulihat Angel sudah
berganti pakaian dengan pakaian ketat serba hitam, seksi
dilengkapi High-heel (sepatu bertumit tinggi). Kulihat juga
ruangan yang belum pernah kubayangkan, berbagai alat
tergantung di ruangan ini. Dalam kebingungan aku disadarkan
dengan penjepit yang dilepas yang menimbulkan nyeri karena
darah yang mulai mengalir pada puting yang telah lama yang
dijepit, borgolku pun dilepas, sekarang aku terbebas.

"Tight, sekarang kamu bebas pakai ruangan ini (ruang
penyiksaan) dan ruangan sebelah (kamar tidur)disana semua
tersedia, tapi jangan sekali-kali kamu keluar dari 2 ruangan ini,
karena diluar sana berkeliaran anjing penjaga yang hanya
mengenal saya," kata Angel sambil membelai sekujur tubuhku.
Memang terdengar suara anjing lebih dari satu kurasa. "Terus..
saya ngapain" tanya aku dalam kebingunan dalam ruangan
yang cukup besar dan luas yang penuh dengan wewangian
yang membuat gairah meningkat."Hebat.. ternyata dia
professional" sambil melihat ruangan yang membuat diriku
lebih bergairah. "Tight, mulailah, sekarang kamu master di
ruangan ini, saya budak kamu, ayo" pintanya memelas dengan
nakal.

"Ok saya mulai sesuai perjanjian kamu milik saya malem ini"
tegas aku sambil langsung mengambil sebuah topeng yang
terdapat lubang di mata, hidung dan mulut. Kupasangkan ketat
di wajahnya, Angel tampak menikmati hal ini. Lalu kuikat
rambut panjangnya dengan tali agar tidak menggangu aktivitas
aku. Dengan cekatan aku melepas semua pakaian yang
dikenakannya hanya tersisa CD putih membalut tubuh yang
putih, halus dan wangi tersebut. Tak tahan aku langsung
meraba-raba sekujur tubuh tersebut, desahan nafas Angel
makin memburu ketika aku memainkan putingnya. "Aku akan
menggunakan gaya barat dalam permainan kali ini, ok Angel,"
tanyaku yang dijawab dengan anggukan yang pasrah.

Kuambil dan kupasangkan sarung tangan panjang (Arm-binder-
Body Restraints) pada setiap lengannya, lalu disatukan melipat
ke belakang punggung dan kemudian dibalut dengan arm-
binder dan sabuk pengaitnya dikancingkan di depan tubuh. Kini
sepasang lengan halus itu bukan miliknya lagi, tak bergeming
sekalipun Angel berusaha menggerakkan tubuh, mungkin pegal
pikirku. Dalam ketidakberdayaan tersebut Angel kubimbing ke
sebuah spread-bar papan untuk kaki dan kuperintahkan Angel
melebarkan kakinya tersebut dan kukunci setelah pas,
sekarang Angel tidak dapat merapatkan kakinya lagi, kulihat
CD-nya mulai basah karena rangsangan. Lalu kuambil sebuah
ball-gagged sebesar bola ping-pong tanpa basa-basi
kubenamkan dalam mulutnya dan kuikat penjepit
dibelakangnya. Selanjutnya wide-collar untuk menyangga
lehernya agar selalu mendongak.

Mulailah aku memainkan kemaluan yang sudah basah tersebut
dengan mengklitik-klitik membuat desahan nafas Angel makin
memburu diselingi rintihan yang tertahan ball-gag dimulutnya.
Tak puas dengan itu aku mengambil sepasang penjepit lengkap
dengan rantai dan serangkaian pemberatnya. Angel terlihat
terperanjat menatap benda itu. Sambil tersenyum aku
memasang jepitan itu di puting kirinya. Senyumamku makin
lebar melihat wajah Angel yang meringis kesakitan
menahankan rasa perih yang serasa membakar. Kemudian aku
melanjutkan dengan puting kanannya. Tubuhnya menggelinjang
menahan sakit, kemudian aku tertawa-tawa kecil, puas
rasanya pikirku sambil memasang beberapa pemberat
sehingga putingnya tertarik kebawah dan sebagai akibatnya
jepitannya semakin kuat.

Aksi selanjutnya kugunting CD, terlihat rambut-rambut
dikemaluannya menebar bau khas wanita, tak tahan aku
lansung meraba, membelai tubuhnya dari atas sampai bawah,
lalu berjongkok dan mulai merangsang vaginanya dengan
mulutku. Nafas Angel makin tersengal-sengal menikmati jilatan
pada vagina sampai lama kelamaan membuat Angel tidak
tahan dan hampir orgasme. Tetapi pada saat itu aku sadar
Angel hampir mencapai puncak, spontan aku menghentikan
permainan. "Tidak sekarang Pleasee.. terusin," pikirku melihat
gelengan kepala dan mata Angel yang mengharapkan aku
melanjutkan tapi sayang aku tidak mau melakukan, Angel
tetap memelas dengan kata-kata tak jelas karena terhalang
ball-gag.

Kulihat alat elektronik berupa sabuk berbentuk CD dengan 2
tonjolan (dildo) panjang - satu besar dan lainnya agak sedang
dengan pengatur waktu. "Wah barang bagus nih perlu dicoba,"
pikirku sambil langsung menyetel waktu jalan-berhentinya alat
tersebut setiap 5 menit sekali, lalu lansung diikatkan pada
pinggang Angel yang sudah mulai lemas dan putus asa karena
tidak dapat orgasme. Dengan melintasi selangkangannya
kumasukan setiap dildo tersebut memasuki masing-masing
lubangnya; anus dan vagina, sebelumnya kulumurkan minyak
agar tidak lecet dan kemudian tak lupa aku kancingkan agar
kencang pada sabuk pinggangnya, lalu rantai yang mengait
kedua puting susunya tadi sekarang ditambatkan juga ke sabuk
penahan di pinggangnya itu.

Lengkap sudah penderitaan Angel, tubuhnya makin lunglai
terasa saat kulepas dari spread-bar kakinya sudah tidak sekuat
tadi, tapi permainan belum berakhir, kukaitkan sebuah rantai
panjang pada collar dilehernya dan mulai menarik dia untuk
"berjalan-jalan" dengan 2 dildo dan high-heel Angel susah
untuk berjalan, napasnya terengah-engah setelah mengantar
aku melihat kamar sebelah yang memang sudah tersedia
semua dari ranjang, kamar mandi, kulkas berisi makanan dan
minuman. Kubuka ball-gagg dan penutup kepalanya, tapi masih
dalam keadaan berdiri dengan collar dari bahan keras yang
mengharuskan Angel tetap mendongak. "Masih bisa lanjut,
sayang" bisikku dekat telinganya. "Iya, terusin donk saya belum
puas nih," jawabnya. "Boleh sayang, saya nggakkan sungkan
lagi".

Sekarang aku biarkan bagian mukanya bebas karena aku
sedang memasangkan sabuk kulit pada bagian hig-heelnya.
Lalu kaitan dipasangkan pada ring yang terdapat di setiap
sabuk tersebut, sehingga mendekatkan kedua kakinya dan
menghalangi langkahnya kelak. Untuk lebih membatasi
langkahnya aku memakaikan semacam cocoon (rok panjang)
dari bahan latex. Bereslah bagian bawah yang sudah terpasang
high-heel, cacoon, sabuk 2 dildo otomatis tinggal wajah yang
cantik mulai lesu.

Aku memasangkan blindfold pada kedua matanya, kepalanya
dibungkus dengan hood (topeng yang menutupi seluruh
kepala) yang tadi kupakai dimobil. Lalu dinding pemisah kedua
lubang hidung tersebut dikaitkan dengan ring jepit. Yang
menjadikan Angel bagaikan kerbau yang harus mengikut jika
ditarik.Kubimbing Angel menuju "kandang" sebuah jeruji besi
yang bisa disetting ketinggiannya dan hanya berdiameter
±50cm. Angel harus melangkah mengikuti dengan penuh
kehati-hatian, agar tak terjatuh. Ternyata Angel menyadari
denyitan suara pintu kandang yang dibuka, dalam kegelapan
Angel berusaha menolak, namun mana mungkin Angel
melawan karena dia tidak punya pilihan. Akhirnya dengan
terpaksa Angel harus menghuni kandang agar Angel selalu
berdiri, maka ujung rantai penuntun tadi kulepaskan dan
kusetting tinggi kandang tersebut sampai kepalanya keluar dan
karena ada bulatan yang cukup untuk leher kumasukkan leher
tersebut hingga hanya badan Angel didalam kandang dan
bagian kepala diluar. Belum puas melihat penderitaan Angel
kubelitkan kejeruji pada collar leher dengan rantai penghubung
kedua puting susunya. "Selesai," spontan kataku dengan
bangga sambil keluar dan menggembok pintu kandang.

Tinggallah kini Angel berperan sebagai tahanan itu sendirian
dalam penderitaannya. Berulang kali kakinya bergerak lelah
dan ingin turun, namun gantungan leher dan puting susunya
memaksanya untuk terus bertahan, entah sampai kapan
siksaan ini berlangsung yang pasti aku mulai memencet
tombol pada sabuk 2 dildo tersebut dan dildo yang sudah
tertanam tersebut akan bergetar-getar dan meliuk-liuk setiap 5
menit sekali jalan-berhenti-jalan-berhenti, satu yang dapat aku
pastikan Angel akan putus asa dalam mencapai orgasme yang
tertunda-tunda tersebut. Seakan kurang puas aku
memperhatikan bagian bawah kandang tersebut ternyata
siksaan untuk Angel belum berakhir, landasan pijaknya berupa
lempengan yang dapat ditarik keluar, dibaliknya adalah
timbunan butir-butiran lunak yang kemudian merosot saat
terinjak oleh high-heel. Perlahan tapi pasti Angel mulai
merasakan siksaan yang sesungguhnya.

"Tampaknya saya harus meninggalkan untuk beberapa waktu
agar kamu dapat menikmati siksaan yang dihadiahkan ini ya
sayang," bisikku penuh dengan kemenangan.
"Emh.. mh.. mhh," jawab Angel sambil geleng-geleng. Tapi apa
daya aku sudah berjalan keruang sebelah untuk bersantai
beberapa saat sambil membayangkan benda-benda yang
belum kupakai diruangan tersebut bila diriku dalam posisi
seperti Angel sebagai seorang "Slave".

*****

Mungkin masih banyak kekurangan dalam cerita ini karena
cerita diatas merupakan fantasiku yang bersumber dari VCD,
aku akan berusaha lebih baik lagi dalam berfantasi agar lebih
baik di kemudian hari. Aku mengharapkan bila ada komentar
atau 'mungkin' se'aliran' dengan cerita diatas dan memiliki
ketertarikan dalam hal diatas lalu ingin merealisasikannya
dalam dunia nyata, aku sangat mengharapkannya, dalam hal
ini aku mengharapkan seorang wanita (untuk sementara
karena beberapa factor) sebagai patner dalam permainan
Master & Slave.

E N D
 
Mantap Hu...
Saran copas an nya di edit dulu Hu, spy alinea & paragraf nya bagus.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd