Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Annisa Febrianti (No Sara)

part 12

Mulai Berubah

Hujan telah reda. Suara burung terus berkicau kian merdu di pepohonan yang semakin kesini semakin rindang. Namun awan mendung itu belum lah pergi, ia masih menghiasi langit siang kala itu.
Di sebuah bus yang sedang melaju kencang dijalan tanpa hambatan, jalan tol sebutan umumnya. Seorang bapak tua sedang duduk bersebelahan dengan seorang wanita cantik. Wajahnya berseri indah karena perasaannya yang sedang gembira. Ia tidak menyangka perintah yang ia kira sebelumnya akan rumit dan menyengsarakannya malah membuatnya senang dan bangga. Mengapa tidak? Dimana lagi bisa dijumpai seorang lelaki tua yang sehari-hari berprofesi sebagai penjual bakso bakar kini berpergian dengan seorang wanita cantik yang baru saja ditanaminya.
Ditanami? Ya.. bapak tua itu belum lama ini berhasil menabur benihnya ke ladang indah alami milik si wanita cantik. Benihnya begitu kental dan superior. Tidak ada yang tahu benih yang ditanam itu akan bertumbuh kembang atau layu sebelum berkembang. Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Berbanding balik dengan wajah si bapak tua yang riang gembira, wajah si wanita cantik itu tampak lesu. Meski riasan dan kecantikannya tiada banding namun aura kegundahannya masih terpancar dari tatapan matanya yang menatap nanar keluar jendela.
Meski ia sudah membulatkan hatinya untuk menuruti semua keinginan si pengancam dan menjadi seorang wanita murahan, namun satu sisi kewarasannya masih menentang segala tindakan amoralnya.
Tangannya terus berulang kali menarik turun bawahan dress nya yang meninggi karena posisi duduknya yang terus bergeser. Meski berusaha seperti itu, pahanya yang putih mulus itu masih menjadi santapan mata genit pak Sugiono yang duduk disebelahnya.









POV Annisa Febrianti

"Ndukk. Sekitar sejam lagi kita sampai ke tujuan. Mukanya jangan masam gitu dong. Nanti cantiknya berkurang loh" kata pak Sugiono merogoh kantongnya lalu mengeluarkan uang sebanyak 200rb sebagai ongkos bus.
Tidak lama setelahnya kernet busnya mendatangi kami meminta uang ongkosnya. Saat menerima uang dari pak Sugiono, mata si kernet melirik ke arahku. Tatapannya mengarah ke wajahku lalu menurun ke arah payudaraku yang bergoyang seraya bus yang terkena guncangan. Yah, biarlah..
Namun tiba-tiba si kernet membungkuk berbisik ke pak Sugiono. Mereka terlibat didalam sebuah pembicaraan yang cukup asik, aku tidak bisa mendengarnya karena suaranya terlalu kecil. Setelahnya si kernet kembali berdiri tegak lalu berjalan menuju penumpang yang lain. Namun terjadi suatu keanehan yang kurasa. sebelum ia menuju penumpang lain, ia melemparkan senyuman genit kearahku dibarengi oleh lidahnya yang menjulur keluar seolah ingin menyantap makanan lezat.

Apa mungkin??

Bus tetap melanjutkan perjalanannya. Menyusuri setiap ruas jalan yang akan membawaku ke daerah dingin nan asri, hujan sering turun membasahi, tempat yang biasa mereka sebut Puncak.
Karena ini weekend, jalanan cukup padat yang membuat perjalanan yang harusnya hanya 3 jam, sepertinya akan memakan waktu 4 jam lebih. Namanya juga daerah wisata dimana orang-orang akan menghabiskan waktu liburnya bersama keluarga menjauh dari hiruk pikuk hidup di perkotaan untuk sesaat menikmati hidup menghirup udara segar di daerah pedesaan.
Udara yang mulai dingin juga berimbas pada tubuhku, Pakaian minim ini membuatku sedikit kedinginan. Tanganku kuarahkan ke lenganku untuk ku elusi, sebatas memberikan efek hangat meskipun cuma sebentar.
Tidak kusangka di dadaku, putingku juga mengeras. Membuat cetakannya yang terlihat dari luar dressku semakin terlihat jelas.
Semenjak pergi dari rumah aku sudah tidak mengenakan bra. Untung saja setelah membujuk pak Sugiono, ia masih memperbolehkanku memakai celana dalam meski negosiasi tadi berjalan lumayan alot. Sejak di jalan sampai di bus ini, sudah begitu banyak lelaki yang melirik kearahku dengan tatapan menggerayangi. Tapi bukan salah mereka juga. Kucing juga kalau disodori ikan, pastilah dimakannya.
Ditengah lamunanku, tak terasa kami telah sampai ke tujuan. Bus yang kami naikin berhenti di loket. Penumpang lain pun turun perlahan. Namun disaat aku hendak ikut turun, pak Sugiono melarang dan menyuruhku untuk tetap duduk di kursi.
Setelah semuanya turun, kernet yang tadi mengutip ongkos datang menghampiri. Pak Sugiono ikut berdiri lalu kembali berbisik kepadanya. Perasaanku kembali tak enak, tapi sepertinya aku tau apa yang sebentar lagi akan terjadi.
Seperti yang diperkirakan, pak Sugiono tiba-tiba mengedipkan mata kepadaku seakan memberi kode yang harus aku tangkap. Ia juga mempersilahkan si kernet mendekatiku. Sandaran tangan kursiku pun ia naikkan lalu ia duduk di sebelahku, di posisi pak Sugiono duduk sebelumnya.
Hanya tinggal kami bertiga di bus ini, Supir yang membawa kami baru saja turun meninggalkan kami. Apakah ia tidak mengetahui apa yang akan si kernet lakukan atau ia tidak memperdulikan? Ya sudahlah. Bukan urusanku.

Si kernet ini berkulit hitam dengan wajah yang buruk rupa. Tubuhnya kurus seperti kurang nutrisi. Tulangnya menyembul keluar seolah akan mengoyak kulitnya yang legam. Bibirnya juga hitam, ntah memang bawaannya atau akibat banyak merokok.
Setelah duduk, si kernet menatapku lalu mengajak bersalaman. Aku pun mengangkat tanganku lalu bersalaman dengannya. Saat bersalaman ia tidak mengucapkan kata apapun, hanya saja ia menarik tanganku lalu mencium punggung tanganku dengan mesra. Oh. Persis seperti aku mencium tangan mas Farhan setiap akan berangkat bekerja.
Tidak hanya punggung tanganku, ciumannya menjalar naik ke lengan lalu ke bahuku. Kumisnya yang tipis namun keras membuatku sedikit kegelian.
"Kamu Annisa ya? Aku Anton. Kenalan yuk??" Katanya ketika ciumannya sampai di area wajahku.
"Iya mas aku Annisa" jawabku ketus.
'Harusnya kan berkenalan dahulu baru berani seperti ini, ini malah nyium nyium dulu baru ajak kenalan!' kesal ku dalam hati
Hidungnya terus mengendusi tubuhku, menikmati aroma tubuhku yang terawat seakan beraoma wangi. Padahal pagi tadi aku mandi.
"Baru ini jumpa lonte sebening kamu Nissa. Kamu berani banget tau di muka umum tapi penampilannya seksi gini. Mana hari masih terang." Katanya sambil melanjutkan ciumannya di daerah leherku
Aku tidak menjawab pertanyaannya itu karena aku bukan lah lonte seperti yang ia pikir. Meski penampilanku seperti lonte, tindakanku pun seperti lonte, namun semua ada dasarnya. Ada alasannya. Makanya aku mau manut aja diperlakukan seperti ini sama kamu. Tapi asal kamu tau, aku bukan lonte!
Saat aku kesal sendiri karena dia menyebutku lonte yang berani berpenampilan seksi di siang hari, aku merasakan geli di kupingku. Ternyata daun telingaku sedang di gigit nya lembut. Ia sedot lalu digigitnya lembut kembali. Secara tidak sadar nafsuku kembali meninggi. mulutku mengeluarkan desahan kecil yang terdengar olehnya.
"Udah mulai sange ya?" Tanyanya sambil lanjutkan ciumannya.
"Ehmmm" desahku
Lagi-lagi nafsuku mengambil alih. Hanya dengan rangsangan dileher dan telingaku, birahiku kembali meninggi. seluruh bagian kulitku menjadi titik rangsangan yang membuat setiap sentuhan akan memancing birahiku melambung lebih tinggi lagi.
"Aroma kamu enak banget. Bau tubuhmu buat aku semakin ingin make tubuhmu yang aduhai ini" celotehnya lagi. Kali ini tidak hanya sekedar ciuman atau kecupan, tangannya sudah hinggap di payudara ranumku.
Jemarinya mencari bagian putingku yang sudah mengeras karena udara dingin dan birahiku yang sedang meninggi. Dengan ibu jarinya, ia mencubit puting payudaraku lalu menariknya kencang. Anehnya bukan sakit yang kurasakan melainkan sebuah sengatan nikmat yang membuat pikiranku melayang.
"Ahhhnnnn"
Ciumannya kali ini perlahan menurun kembali dari daun telinga menuju leher lalu ke belahan payudaraku. Stimulus yang ia berikan di putingku dan gesekan kumisnya di kulit leherku memberikan kenikmatan yang aku tidak tau darimana asalnya. Rasanya ingin sekali kupeluk kepalanya yang saat ini sedang mengecupi bagian belahan payudaraku. Tapi aku masih malu.
Jemarinya tetap memainkan puting payudaraku dari luar dress tipis ku. Ia pilin lembut ia tarik kencang lalu ia lepaskan. ia remas lembut bongkahan susu kenyalku lalu tepat di putingku, ia tekan menggunakan ibu jarinya hingga payudaraku seakan masuk kedalam.
*Srett*
Kini ia menurunkan dressku hingga menyembul keluarlah payudara ranumku tepat di depan wajahnya. Matanya melirik antusias terhadap 2 buah melon kembar yang sedang mekar itu. Ditengah lirikannya tiba-tiba ia membenamkan muka nya tepat ditengah lalu dengan kedua tangannya ia raih payudara kanan dan kiriku, ia tekan hingga menjepit mukanya yang buruk rupa itu.
Sungguh kontras perpaduan antara warna kulit mukanya yang legam dengan warna payudaraku yang putih kemerahan. Seperti black and white, perbedaan ini justru menimbulkan perpaduan warna yang terlihat aesthetic.
Aku merasakan si kernet, Anton namanya, menghirup dalam-dalam bau payudaraku ketika wajahnya ia jepit. Pastilah ia menyukai aromaku, apalagi keempukan susu bulatku yang sedang menjepit kepalanya.
"Enak?" Tanpa sadar aku menanyakan sesuatu yang tidak perlu.
"Enwakk tetekmhu lembhut bwanget" suaranya tidak terdengar jelas namun maksudnya pasti dia suka dengan payudaraku. Siapa juga cowok yang akan bilang kalo payudara ranumku tidak enak?.
Anton kemudian menarik lepas kepalanya dari jepitan tetekku. Tangannya juga ia lepas dan diarahkannya untuk membuka seleting celananya. Tak cukup menurunkan seletingnya, ternyata Anton juga melepaskan kaitan kancing celananya hingga celananya melorot kebawah. Kini Anton hanya memakai celana dalam.
Celana dalamnya sudah sangat usang dan seperti sudah longgar hingga bulu jembutnya keluar. Penisnya juga sudah tegang, ya pasti karena perbuatannya barusan. Karena dirasa mengganggu Anton pun melepas celana dalamnya hingga kini bagian bawahnya tidak mengenakan apapun lagi.
Ukuran penisnya biasa saja, masih kalah besar dari penis pak Sugiono, dan jelas jauh lebih kecil dari penis bang Sony. Tapi penisnya sangat panjang dan bengkok ke atas. Membuatku penasaran gimana rasanya jika barang haram itu menggaruk isi liang kawinku.
Masih terpana mataku melihat bentuknya, tiba-tiba Anton sudah mendekatkan penisnya ke arah dadaku. Dengan tangannya ia menggerakkan penisnya menampar payudara tepat di putingku hingga mengeluarkan bunyi.
*Plek.. plekk.. plekk..*
Tidak sakit, namun setiap ia menamparnya, terasa seperti sengatan listrik mengalir dari dada menuju vaginaku. Yang membuat cairan cintaku keluar dan membuat lembab liang kawinku.
"Masa aku jadi ikut sange karena cowok buruk rupa ini?? Gak lah. Siapapun kalau diginiin pasti nafsunya meningkat. Iya. Pasti itu.." batinku coba menyangkal
*Plok plok plok*
Anton terus mengusili melon kembarku menggunakan penisnya. Penisnya terus menampari payudara kanan dan kiriku bergantian. Sesekali juga ia sentuh kan penisnya yang bau pesing itu ke pipiku, lalu kembali menampari puting payudaraku. Tidak lama berselang penisnya ia taruh diantara keduanya, tepat di belahan payudaraku. Lalu ia memintaku menekan penisnya memakai bongkahan susuku.
"Jepit pake tetekmu nis.. aku mau coba titjob. Tetek pacarku kecil jadi gak bisa jepit kontolku" pintanya sambil terus menggesekkan penisnya di belahanku.
*Gleg*
Aku tak menyangka kalau Anton sudah memiliki pacar. Ingin rasanya menyudahi ini karena menjaga perasaan pacarnya, tapi Anton sendirilah yang memulai ini semua. Aku hanya mengikuti keinginannya. ada perasaan bersalah, ada perasaan tidak enak ke ceweknya Anton walaupun kami tidak saling kenal.
Maaf..
Tapi Setelah mendengar omongannya tanganku malah bergerak sendiri memegang susu kanan dan susu kiri ku. Kutekan agar dapat menjepit penis Anton yang berada di tengahnya.
"Enaknyaaaaaaa.. jadi gini toh rasanya" erangnya merasakan empuknya jepitan payudaraku.
Penisnya seolah menghilang diantara kedua susu kenyalku hanya menyisakan ujung gundulnya yang berwarna cokelat kemerahan, kulihat ke atas, wajahnya memejam nikmat dengan sedikit lenguhan dari bibirnya yang memonyong. Setelah itu pinggulnya mulai ia naik turunkan membuat penisnya ikut naik turun di payudaraku. Kulit hitam penis kerasnya menggesek di kulit putih lembut payudaraku. Rasanya keset tapi tidak sampai membuat sakit.
Sudah lama aku tidak diposisi seperti ini, pertama kalinya adalah dengan mas Farhan waktu awal menikah dulu. Namun kini dengan Anton, kernet bus yang baru saja kutemui.
Anton terus mengiyang pinggulnya, penisnya yang panjang membuat terkadang ujung gundulnya keluar dari belahan payudaraku sampai menyundul daguku. Seingatku dulu, waktu penis mas Farhan ku jepit seperti ini, ujungnya tak pernah mengenai daguku. Mungkin karena pendek, makanya mas Farhan menyuruhku menjulurkan lidahku untuk meraih penisnya yang sedang menyetubuhi payudaraku.
Ingin kulakukan hal yang sama ke Anton. Namun aku masih malu memulainya.
'Ayo ton.. suruh aku menjulurkan lidahku. Suruh aku menyepong kontolmu yang lagi memperkosa susuku ini!' ucapku dalam hati menginginkannya
Tangan anton yang semula di pinggang nya, kini bergerak menuju putingku yang berwarna cokelat muda. Dengan jempolnya langsung ia cubit lalu ia tarik ulur. Setelahnya ia elus lalu ia pilin seperti mainannya. Rasanya geli tapi enak. Perbuatannya itu membuat birahiku semakin meninggi.
*Happp. Heuuummm... uumhhhhhh.. sllurppp.. slurrpp*
Lagi lagi tubuhku bergerak diluar kendaliku. Tiba-tiba saja kepalaku menunduk menurun agar mulutku bisa menangkap batang haram milik Anton itu. Hasilnya dengan sekali percobaan aku berhasil menyarangkan kepala penis Anton didalam mulutku.
Rasanya asin anyep, Mungkin efek jarang cebok atau jarang dibersihkan. Tapi aku tidak memperdulikannya toh nafsuku sudah mengabaikannya. Anton kaget saat aku berinisiatif sendiri mengulum kontolnya yang hitam. Saat ini bagian pangkal komtolnya berada di jepitan payudaraku sementara kepala kontolnya berada didalam hangatnya mulutku.
"Uuhhh lonte enak bangettttt" erang Anton saat aku menghisap lembut lubang kencingnya itu
Kembali aku menatap kepada tuan yang sedang kulayani. Pandangan kami bertemu, aku yakin dia pasti sangat menyukai pemandangan yang ia lihat sat ini.
Seperti sedang menjilati lolipop manis, lidahku sedang menggerayangi setiap jengkal batang bengkok dan jamur hitam milik Anton. Lubang keluar air kencingnya juga sering aku gelitikin memakai ujung lidah. Ntah dari mana ilmu ini kudapat. Tapi aku yakin Anton pasti keenakan karena dia jadi merem melek menahan nikmat. Tapi bukan hanya dia, sebenarnya aku juga sama. Tindakan hina ini turut melecut birahiku. Vagina ku sudah sangat lembab, sudah sangat gatal rasanya hingga ingin di garuk.
Tidak lama setelahnya, Anton menarik lepas kontolnya dari dada dan mulutku. Kemudian Ia menarik pentilku kuat hingga aku berdiri mengikutinya menuju lorong bus yang sedari tadi telah sepi ditinggal turun penumpang lainnya. hanya ada aku, Anton, dan pak Sugiono saja disini.
Ia menyuruhku membelakangi nya. Satu kakiku ia ambil lalu angkat untuk bertumpu di salah satu kursi bus. Sementara Anton berjongkok dengan kepalanya berposisi tepat di depan selangkanganku.
*Slerppp*
Dengan satu gerakan minimalis, Anton menyingkap celana dalam ku dan langsung menjilat labia mayora vaginaku. Membuatku seperti terkena sambaran gledek. Nikmatnya bukan main hingga hampir saja aku mendapatkan orgasme pertamaku denganya.
"Ahhhhhhhh euhhmmmmmmm aahhhhhhhh"
Meski tidak sampai orgasme, tapi suara desahanku tidak bisa ku kontrol. Setiap jilatan lidahnya di vaginaku membuatku diambang batas kewarasanku.
"Gurih beut rasa memek lontemu nis.. memek terawat memang beda yah. Ehmmm enakkk" kata Anton terus menjilati bibir vaginaku. Seakan balas dendam atas rangsangan lidahku di lubang kencingnya tadi, kini Anton yang gantian menggelitiki klirotisku dengan ujung lidahnya.
'ahhhh enaknya. Enak nyaa.. terussss anton.. bikin aku nembak ton...' batinku berharap
Anton dengan rakusnya terus menjilati vaginaku. Semua cairan cintaku yang merembes keluar, pasti langsung di lahap olehnya.
"Annisa. Memekmu aku colok pake jari ya?? Aku liat udah ngempot terus dari tadi minta di colok ini memek lonte" kata Anton memperhatikan vaginaku dari dekat. Ia juga sambil menyeka area sekitar bibirnya yang basah terkena lendir vaginaku
Aku hanya mengangguk lemah. Terserah mau di colok pake apa olehnya, mau pake jari atau pake kontolnya, tidak masalah. Memek aku sudah gatel banget dan harus digaruk.
"Jawab dong niss. Jangan angguk angguk aja!" Kata Anton sambil memencet klirotisku.
"Iyaa aku mau dicolok tonn!" Jeritku kebablasan karena perbuatannya itu
"Ok tuan putri cantik. Bagaimana dengan ini! Siap-siap ya. 1.. 2.. 3..!" Ucapnya tiba-tiba memasukkan 2 jarinya kedalam liang kawinku
"Aaacchhhhhhhhhhhhh!" Erangku tidak menyangka Anton langsung mencolok vaginaku dengan 2 jarinya.
'Seenak jidatnya aja memang ini orang, bukannya perlahan atau pelan-pelan dulu karena masih penetrasi pertama, ini malah langsung ditusuk gitu!' batinku kesel
"Memek lontemu udah banjir gini lho niss. Udah bisa langsung di coblos. pake apa aja bisa masuk sih ini. Hahaha" ejek Anton melihat kearah wajahku yang bete
Belum hilang kekesalanku, Anton menambah kekesalanku. Ia langsung mengaduk liang kawinku dengan rpm yang begitu tinggi. Saking cepatnya, terdengar suara gemericik air dari perpaduan kecepatan jarinya bergesekan dengan dinding vaginaku. Bunyi kecipak nya terdengar sangat jelas bahkan olehku yang sedang merem melek merasakan nikmatnya keusilannya.
Keusilannya ini malah kembali membuatku diambang klimaks. Gelombang orgasme yang sedari tadi kutahan sepertinya akan segera meledak. Sebisa mungkin aku tidak ingin mengotori isi dalam bus ini. Apalagi kalau cairan cintaku menyembur sampai membasahi kursi, yang pastinya akan sulit dibersihkan dan akan meninggalkan aroma tidak sedap nantinya.
Tentu saja lelaki yang sedang mengaduk liang kawinku ini tak peduli. Anton terus menghujani vaginaku dengan tusukan-tusukan jemarinya. Anehnya, saat ini aku merasa vaginaku sangat sesak oleh jarinya. Ntah lubang vaginaku yang memang sangat rapat atau jarinya Anton yang gemuk. Padahal seingatku jarinya cungkring seperti orangnya. Tapi ya sudahlah, toh tetap saja rasanya nikmat.
Tidak cukup sampai disitu ternyata. Seraya mengaduk vaginaku, Seperti sedang menyeruput teh manis panas yang dituangkan ke mangkuk Anton kerap menghisap cairan yang membanjir keluar dari dalamnya.
"Auhhhh ahhhhh aaaaahhhhh ahhnnnn" Desahanku semakin tidak karuan pikiranku pun semakin melayang, aliran darahku semakin mengalir cepat, hembusan nafasku semakin tak beraturan. Di bagian atas, payudaraku yang sudah menggelantung bebas keluar dari dressku ikut maju mundur seraya kembang kempisnya dadaku. Aku sudah enggak tahan lagi. Sebentar lagi waktunya!
"Ayoo nisa jangan di tahan. Keluarin aja. Aku mau liat lonte secantik kamu squirt. Ayoo" kata Anton menyemangati ku.
"Iyaahh aahhh aahhhh teruss jangan berenti.. ahh. bentarr lagii kok ahhhh aahhhh" erangku mendesah.
Kulirik ke bawah, ternyata sembari mengaduk vaginaku ia selalu memperhatikan ekspresi ku. Malu tapi aku sangat menikmatinya. Dari arah belakang pak Sugiono mendekat. Bisa kusadari dari langkah kaki dan suara uang recehan yang bunyi di saku bajunya.
"Lama amat sih bang. Sini tak bantuin kamu. Gini nih biar mbak cantik ini bisa nembak. Nihhh" katanya sambil tiba-tiba mencubit kasar pentil payudaraku dari arah belakang.
"AAHHHHH KELUARR AAAAAAAAAAAHHHHHH!!" jeritku saat orgasme melandaku.
Anton pun segera mengeluarkan jarinya dari dalam liang kawinku
*Crrttt crrttt crrttt*
Benar saja. Cairan cintaku menyembur bak keran air yang dibuka sepenuhnya, cipratannya sangat banyak dan deras. Untung saja Anton sigap menampung dan meminum cairan cintaku dengan mulutnya jadi hanya sedikit yang membasahi lantai bus dan kursi penumpang.
dibawah ia masih menutupi vaginaku dengan mulutnya. Ia menunggu sisa-sisa klimaksku yang masih sesekali mengalir keluar. Ntah berapa tegukan cairan cintaku yang di telannya tapi ia meminumnya seperti orang kehausan. Kini pak Sugiono yang melepaskan pentilku dari cubitannya sambil meremas bongkahan susuku.
"Ahhhh" desisku yang masih merasakan ngilu di sekujur tubuhku.
Ntah sudah berapa lama aku tidak meraih orgasme senikmat ini. Padahal baru di setubuhi dengan jarinya aja, belum pake kontol bengkoknya.
"Gimana enak kan? Annisa si lonte rendahan yang memeknya sampe muncrat aku kocokin. Wkwkwkw" tawa Anton penuh kemenangan.
Yah.. dia emang benar. Dia berhasil mengalahkan ku. Meski wajahnya buruk rupa, badannya kurus, bau keringatnya sangat menyengat, tapi ia salah satu dari lelaki sejati yang kukenal, yang mampu membuatku meraih orgasmeku.
"Shhh.. ii..iya enak hh hah hahh" jawabku sambil mengatur nafasku yang masih ngos-ngosan.
Anton tersenyum mendengar jawaban yang keluar dari mulutku. Tangannya yang saat aku orgasme tadi beralih memegangi pahaku, kini ia angkat untuk kembali mengobeli vaginaku
"Ahhh. Jangan dulu ton.. masih ngiluu ahhh" rintihku.
Anton jelas tidak menghiraukannya. Jarinya tetap mengobeli vaginaku, malah sengaja ia colok pakai 1 jarinya
"Ini memek.. memek nakal. Sukanya di colok sampe muncrat, wkwkwkwk" celotehnya sambil menyolok 1 jarinya keluar masuk.
"Auhhh ahhh ahhhh jangan dulu antonnnn.. ahh perihhhhh.. ngiluu tonn" desahku merasa vaginaku kembali di kocok.
Meski tidak seperih tadi, tapi masih ada ngilu yang kurasakan dampak orgasme dahsyat barusan. Namun perlahan birahiku datang kembali seiring permainannya di vaginaku.
"Jangan?? Jangan 1 jari?? Oooh aku tau. Mau yang kayak tadi?? Ya udah. Nih ku tambahin" katanya sambil memasukkan jarinya yang lain kedalam vaginaku
"Aiihhhhhh!" Lenguhku kembali merasa sesak di liang kawinku. Ini adalah rasa yang sama seperti tadi saat dia membuatku orgasme.
Ku bungkukkan sedikit badanku ingin melihat kondisi vaginaku yang sedang di permainkannya. Alangkah terkejutnya aku melihat 3 ruas jarinya sedang keluar masuk dari dalam liang kehormatan ku, liang yang selalu aku jaga agar tidak gampang dower dan longgar seperti vagina cewek kebanyakan. Namun sekarang 3 jarinya itu seperti dengan mudahnya bisa masuk keluar dari vaginaku. 3 jarinya tampak begitu basah mengkilap setiap kali keluar dan langsung terbenam hilang ketika masuk kembali.
"Ahhhh Anton... Jangan 3 jarii. Ahhhhh ahhhhh" lenguhku kembali merasa nikmat atas kekasaran nya.
"Jangan 3?? Hmm jadi berapa jari? 2 aja? Atau... 4??!"
Ia sempat menghentikan kocokannya, lalu mengeluarkan 1 jarinya hingga hanya 2 jarinya yang berada didalam vaginaku. Namun tidak lama ia kembali memasukkan kembali 1 jari lagi hingga 3 jari yang bersarang. Kulihat 1 jari tangannya ada yang bergerak mendekati lubang kawinku.
"Heh mau apa kamu antoonnn?! Jangan coba-cob.. ngghkkk AAHHH!" Erangku saat Anton tiba-tiba mencoba memasukkan 1 jari lagi kedalam vaginaku
Jari-jarinya memang cungkring seperti yang kuingat sebelumnya. Tapi 4 jari? Tetap saja kebanyakan. Vaginaku tidak akan muat dimasukin jari sebanyak itu.
"Kamu beneran lonte kan niss? Biasanya lonte mau 3 jari, mau 4 jari, bahkan 5 jari bisa aja masuk ke lobang memeknya. Soalnya memek lonte ya udah pasti melar. Nih memek kamu beda sih. 3 jari aja masih berasa jepit gini, 4 malah gak muat loh" katanya terus mencoba memasukkan 1 jari kelingkingnya.
Setiap percobaan Anton terus gagal namun ia belum menyerah. Terus ia coba menyelipkan 1 jari lagi sampai pintu liang senggamaku terasa perih.
"Pliss Anton. Udah cukup jangan dipaksa.. memek aku gak muat, pliss.." rintihku memelas. aku pun semakin meringis menahan perih.
Mungkin rengekan ku barusan membuatnya iba. Anton menatap wajahku yang kesakitan lalu menghentikan percobaannya itu."Ya sudah deh. 3 jari aja deh" ucapnya mulai mempercepat kocokannya.
"Aahhh iyaa... Ini aja udah penuh ahhh memekku ton.. jangan 4 jari.. gak muat. Emmpphh" desahku gelagapan ditengah kocokannya.
Rasa perih tadi kembali berubah menjadi nikmat. Tidak lama pun suara kecipak kembali keluar yang berarti liang vaginaku sudah basah lagi. Ah, kok tubuh aku menyerah lagi semudah ini?Setelah semenit mengaduk lagi vaginaku, Anton berdiri menatapku. Kocokannya berhenti. ia mengeluarkan jarinya dan memperlihatkan jarinya yang begitu basah ke arahku. Dengan tangan yang satunya ia menarik keluar batang penisnya yang bengkok dari dalam celana dalamnya lalu dengan jemarinya yang basah itu, ia mengoleskan cairan yang menempel di jarinya ke penisnya yang panjang.
Apakah Anton udah ingin menyetubuhiku? Biarlah.
Aku yang sudah tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi padaku hanya bisa pasrah. Bahkan, tubuhku dengan sendirinya mengambil posisi agar Anton bisa lebih mudah memasukkan penisnya kedalam liang kawinku.
Aku sengaja berbalik membelakangi Anton. Kunaikkan bongkahan pantatku agar Anton bisa mulai menyetubuhiku dengan gaya doggy alias anjing kawin. Setahuku, ini gaya yang disukai oleh banyak lelaki yang sudah pernah menyetubuhiku.
Kulihat ke belakang, Anton sepertinya menelan ludah. Matanya menatap bokongku yang begitu mengkal. Didepannya terpampang seorang cewek cantik yang posisinya seolah mengundang untuk di setubuhi. Begitupun denganku, sisi binalku memang menginginkan batang haram panjang milik Anton untuk segera menggaruk vagina ku yang sudah sangat gatal. Bahkan tanpa sadar bibirku tersenyum dengan sendirinya saat kulihat Anton berjalan mendekat sambil memegangi penisnya yang sudah sangat keras itu. Sebentar lagi aku akan kembali dipuaskan!
Kepalaku kembali menghadap kedepan ketika kurasakan sentuhan kulit kasar telapak tangan Anton menyentuh bongkahan pantatku. Dielusnya sesaat lalu dengan sedikit remasan, ia menampar bokongku.
"Ahhh!" Pekikku nikmat.
Mataku pun memejam menghayati. Vaginaku terasa semakin gatal ketika kurasakan ada sesuatu yang lunak menyentuh labia Mayoraku. Oh, inilah saatnya! Anton akan segera menyetubuhi ku.
"Uhhhhh" rintihku saat merasakan adanya gesekan dari sebuah benda keras yang tak lain adalah penis pria mencoba meringsek masuk kedalam liang kawinku.
Namun karena keelastisannya, penis itu tidak bisa masuk dengan mudah meski vaginaku masih basah. Anton pun menariknya keluar kembali.
*Cuihh* Mungkin Anton meludahi ujung penisnya sendiri agar memudahkan penetrasinya.
Ternyata dugaanku tepat, tiba-tiba kurasakan cairan dingin menyentuh pintu liang senggamaku diiringi dengan sebuah dorongan.
"Ahhhh. Emphhhhhh ...." Desahku merasakan penisnya perlahan masuk semakin dalam. Semakin dalam lagi hingga aku merasakan ujung penisnya menyundul dinding rahimku.
Penis Anton tidak begitu besar, namun panjangnya diatas rata-rata. Tidak salah lagi kalau dibandingkan yang lainnya, penis Anton adalah penis terpanjang yang pernah masuk kedalam vaginaku.
"Aah enaknya memekmu niss.. memek lonte kelas kakap.. ahh.. berasa sempit di kontolku" desahnya menikmati sensasi jepitan dari dinding vaginaku
"Aahhh iyaahhhh aaahhhhh panjang banget kontolmu antonnn.. sampe terasa ke ujung memekku tau.. ahhhhhh" lenguhku.
Bukan hanya Anton yang merasakan nikmat. Sesuai dugaanku tadi ternyata kontol bengkok miliknya memang mampu menggaruk liang kawinku, menghilangkan rasa gatal didalamnya. Selagi menikmatinya, tangan Anton meraih leherku lalu menariknya membuat kepalaku mendekat kearahnya.
*Cupp*
Anton melumat bibirku mesra. Bibirnya dan lidahnya yang tadi ikut mengobrak-abrik vaginaku kini mengobrak-abrik mulutku. Lidahnya mengulati lidahku lalu menjelajahi setiap isi dalam mulutku.
"Mmpphh"
Di selangkanganku, kurasakan penisnya mulai bergerak maju mundur. Anton menggerakkannya secara perlahan untuk meresapi nikmatnya gesekan antara dinding vaginaku yg sedang mencengkeram batang haramnya. Sungguh nikmat rasanya diperlakukan seperti ini. Ciuman dari mulutnya yang bau juga ntah mengapa jadi terasa nikmat, bahkan lebih nikmat dari ciuman yang biasa dilakukan oleh bibir mas Farhan yang terawat. Terlebih lagi penisnya mampu menyentuh bagian terdalam vaginaku yang penis mas Farhan pun belum mampu menjamahnya.
"Engghhh... Ahhh... Enakk ton.... Ahhhhh" lenguhku tanpa sadar disela ciuman kami.
Tanpa sadar pinggulku pun ku goyang seolah berusaha memberi kenikmatan lebih kepada Anton. Usaha ku itu langsung membuahkan hasil. Kutatap mata Anton yang setengah terbuka menahan rasa nikmat ulekan dinding liang kawinku.
"Unghhhh ahhhh" desahan Anton yang tertahan karena bibir kami yang masih saling memagut.
Sembari berciuman mesra, tangan Anton merayap naik keatas menggapai kedua bongkahan daging kenyal payudaraku. Jemarinya langsung mencari titik pusat payudaraku, yaitu puting berwarna cokelat muda yang ada di ujungnya.
Dipilinnya lembut, diputernya kearah yang berbeda dengan sedikit tarikan disetiap puteran.
Oh~. Lengkap sudah rangsangan yang kuterima.
Ketiga titik tersensitifku sedang dijamah oleh lelaki lain, oh.. oleh antonnyang bukan pasangan halalku.
bibir Anton melepaskan pagutannya, lalu ia dengan begitu lembut mengecupi seluruh wajahku yang dimulai dari keningku. Bibir hitamnya terasa begitu kenyal saat bersentuhan dengan kulit wajahku yang putih dan halus.
"Mukamu cantik sekali nis. Matamu indah. Bodymu juga aduhai. Tambah lagi memekmu sempit.. Kalo kata bule, perfect! Ahhhh" ucapnya sambil menatap tepat ke mataku.
Pandangannya begitu lembut dengan ekspresi muka yang sangat bangga bisa menyetubuhiku.
"Ahhhh ahhhhhh bisa ajahh kamu aahhhhh aku.. aku gak sesempurna itu anton.. ahhh ahhhhh" desahku berusaha menjawab pujiannya.
Aku sesungguhnya sudah tidak peduli lagi dengan semua kata yang keluar dari mulut baunya, mau pujian, mau hinaan, semua sudah sama saja. Sudah tidak ada bedanya lagi. Yang penting saat dia bisa memberiku kenikmatan duniawi ini.
"Aahhhh iyaaa... Aaaahhh aahhhhh ssshhhhhh aahhhhh"
Aku terus mendesah seiring mulai intensnya goyangannya. Genjotan nya juga mulai menguat, membuat penisnya bisa masuk sedikit lebih dalam lagi. Ujung gundulnya seolah terus menyeruduk mencoba masuk kedalam rahim terdalam ku.
Vaginaku pun terus menerimanya dengan suka cita. Lendir kenikmatan didalamnya terus bercucuran keluar yang membuat semakin mudahnya Anton untuk terus memompa penis haramnya. Suara kecipak air pun sudah terdengar merdu dari selangkanganku.
Anton melepaskan tangannya dari tetekku, akupun kembali menungging membelakanginya. Tangannya ia taruh di pinggangku lalu dengan semangatnya semakin menguatkan genjotanya.
"Aahhhhh aahhhhhhh... Auuhhhhhh aahhhhhhh..... Ahhhhhhh enakkkkhhh ... Aahhhhhh" racauku terus mendesah menikmati setiap sodokan penis panjangnya
"Ahh hahaha.. lebih enak mana dibanding kontol cowok lain yang pernah ngentotin memekmu nis?? Hghhhk" tanya Anton terus menggenjotku.
Bisa-bisanya ia menanyakan hal seperti itu saat seperti ini? Bukannya menikmatikubseutuhnya, malah menanyakan sesuatu yang gak perlu. Ahhh.. kontolmu semakin nikmat anton...
Namun sesaat aku terpikir. Jujur diantara semuanya, baru penis Anton yang masuk sedalam ini kedalam vaginaku. Tapi soal kenikmatan? Rasanya semua terasa nikmat apalagi kalau lagi intens seperti ini.
"Eemmmhh ahhhh. Aahhhh ahhhhh.. gak tahu ahhhh ahhh.. semua enaakkk ahhh. Kontol kamu juga enakkhhh ahhhhh" jawabku tidak peduli lagi.
Namun saat menjawabnya, barulah aku teringat dengan Abang kurir yang tempo hari menyetubuhiku beberapa saat yang lalu yaitu mas Parjo, dan seorang kakek tua di taman yang aku tak ingat namanya. Mereka juga mampu memberikan kenikmatan seperti ini meski penis mereka tidak sepanjang milik Anton.
"Hahhh.. udah banyak pengalaman banget ya kamu nis.. lonte memang beda. Nakal!"
*Plak!* Ucapnya sambil menampar bokongku.
*Plak! Plak!*
"Aahhhhh jangan aahh... Jangan di tamparr ahhhhhhhh emhhhh" lenguhku tertahan karena tiba-tiba saja setelah menampar bokongku, Anton mencelupkan jarinya kedalam lubang anusku.
"Kalau lobang yang ini udah pernah di pake juga pasti kan??" Tanyanya sambil perlahan menusuk-nusuk lubang anusku
"Hengkkkk... Ahhhh iyahhh ton pernah.. ahhhhh" jawabku semakin menikmati.
Rasanya semakin nikmat saat Anton ikut memainkan lubang anusku. Penis panjangnya yang sedang keluar-masuk liang kawinku kini beriringan dengan satu atau dua jarinya yang keluar masuk dari liang anusku.
Ahh..
Pikiranku semakin tidak waras. Kenikmatan haram ini sungguh menggoyah imanku.
Kesadaran ku juga semakin memudar seiring dengan gelombang orgasme yang sudah mulai terasa. Sekujur tubuhku seperti menegang, kepalaku dengan sendirinya mendongak kearah atas dengan bola mata yang ikut menatap ke arah langit-langit bus ini.
Nikmatnya sudah tak tertahankan. Setiap Hujaman kontol Anton ke dalam vaginaku semakin mendekatkan ku pada orgasme ku. Kali ini pasti lebih dari sebelumnya, seolah aku mengetahui hal tersebut
"Oalah Nisa.. malah keenakan karena memek dan bool nya tak colok bersamaan. Tapi ahhh.. memang memek terbaik memek kamu ini nis.. banjir tapi berasa jepit banget. Ahhh" lenguhannya juga ikut menguat.
"Iyaahhh pakee aja terus ton . Ahhhhh enakkk... Aahhhh dikit lagi ton.. ahhhhh dikit lagi aku nyampe ahhhhhh" desahku kelonjotan.
Anton pun sepertinya paham. Ia semakin mempercepat rpm genjotanya.
*Plok splokk splokkk cplokkkk*
Suara perkawinan kami pun semakin nyaring. Bunyi nya mungkin terdengar merdu ke seisi bus ini.
Biar lah. Toh tidak ada siapapun lagi selain kami. Kalau pun ada ya biar lah juga. Toh aku memang udah kotor dan udah siap semakin kotor!
"Keluarkan niss. Aku juga mau keluar.. ahh biar barengan.. keluarin aja Nissa!" Lenguh anton semakin mempercepat genjotanya.
Anton juga sepertinya akan mendapatkan orgasmenya. Padahal baru sebentar ia menyetubuhi ku, mungkin kurang dari 10 menit dan ia sudah akan keluar. Tapi tidak masalah asal ia bisa membuatku orgasme lagi.
"Iyahhh dikit lagi ton... Ahhh dikit lagiih. Ahhhhh ahhhh!" desahanku menguat.
Kini Anton berfokus ke intensitas genjotan penisnya saja. Jarinya sudah tidak ia colok ke lubang anusku lagi.
Selagi Anton sekuat tenaga menggempur vaginaku, aku tidak menyadari keberadaan pak Sugiono yang ternyata sudah tepat berada di depanku.
"Lagi lagi lama amat kamu bikin cewek manisku keluar. Nih aku bantuin" katanya sambil mencari putingku yang sedang terombang-ambing akibat sodokan Anton.
Anton tidak menggubris pak Sugiono dan terus memompa penisnya sekuat tenaga ke vaginaku. Aku yang sudah hampir dilanda klimaks ini juga tidak terlalu peduli dengan apa yang pak Sugiono perbuat. Namun kini tangannya sudah mencapai putingku.
Dengan gerakan seperti peternak sapi memerah susu sapinya, ia lakukan gerakan serupa di payudaraku.
"Aachhhhkkk ahhhcckkkk aahhhhhhhhhhh aahhhhhhhhh" desahku menikmati cabulnya kedua lelaki ini.
Nikmat sekali. Semakin nikmat saat pak Sugiono memerah payudaraku seakan memerah susu sapi, memerah seakan akan ada susu yang akan menyembur keluar dari puting payudaraku. Tentunya tidak seperti sapi yang akan mengeluarkan susunya, namun yang keluar adalah gelombang orgasme yang sangat nikmat. Sebuah ledakan dari birahiku yang sedari tadi terus dibangunkan oleh Anton.
"Aaahhcccchhhh keluar tonn.. AHHHH AKU PIPISSS ANTONNNNN!!!" Jeritku mendapatkan klimaksku yang kedua.
*Crrttttttt! Ccccrrtrrrr! Cccrrrttrrtt!*Anton pun tiba-tiba mendorong sekuat-kuatnya penisnya masuk kedalam vaginaku lalu mendiamkannya.
*Crott! Crot! Crott!*"Aahhhhhhh!"
Sepertinya antonpun mendapatkan ejakulasinya.
Semburannya begitu hangat dan kuat menyirami rahimku. Aku yakin didalam liang kawinku, sperma haram lelaki ini sedang berenang bebas di cairan cintaku yang masih tertahan tidak bisa keluar akibat penisnya masih menancap dalam vaginaku.
"Oogghh enaknya memekmu sayang. Makan pejuhku! Jadilah jabang bayi! Ahhhhh!" Jerit Anton terus menyemprotkan spermanya.
Oooh gini rasanya!. Ini rasanya ketika meraih klimaks disaat bersamaan. Rasa ini pasti membuatku ketagihan. Pasti akan membuatku mau seperti ini lagi dan lagi!
Aku sungguh menikmati persetubuhan kami ini. Aku seperti bukan terpaksa melakukan hal tabu ini, malah sepertinya aku yang menginginkan persetubuhan ini.
"Hahhh. Ahhhhhh.. eeemmhhh" Anton masih mendiamkan penisnya didalam vaginaku. Ia masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Begitupun halnya aku. Aku pun masih berusaha mengatur kembali napasku yang tidak karuan.
*Tes* *tess*Tetes demi tetes cairan cintaku sepertinya membasahi pijakan kaki kami.
Meski penisnya masih menyumpal tapi tetap saja ada yang merembes keluar dari sela vaginaku.
Didepanku pak Sugiono, untung dia menahan tubuku agar tidak jatuh. Kini aku menumpu dipundaknya yang terasa begitu nyaman di kepalaku. Tangannya sudah memegangi punggungku lalu mengusapnya dengan lembut seperti sedang me"puk-puk" anak bayi.
"Mantap sayang" ucapnya di telingaku seperti memuji anak yang baru belajar akan hal baru
"Hahhhh iyaah pak... Ahhh hahhhh" jawabku tersengal
Dari belakang, Anton kemudian melepas penisnya.
*Ploppph*
*Crrtttttt!*
Tumpah!. Cairan cintaku yang sedari tadi tertahan oleh penisnya kini tumpah dilantai bus yang sudah mulai karatan ini.
Sebisa mungkin aku menahan agar tubuh bagian bawahku tidak ikut terjatuh. Lututku bergetar menahannya dengan sisa-sisa tenagaku yang ada.
"Ini ngentot terenak yang pernah kurasakan nis. Malu sih sebenarnya baru sebentar udah nembak aja. Biasanya aku tahan lama loh. Tapi memekmu buat kontol aku berasa lemah gini. Hahaha" ucapnya sambil menggesek-gesekkan kepala penisnya yang sudah melunak di bibir vaginaku
"Emhhhh... Iyaahhh.. sekarang udah puas kan ton? Sshhh hempphh" lenguhku masih memejam dibahu pak Sugiono
"Puas. Puas banget malah. Bisa ngentot cewek secantik kamu. Makasih ya Nisa. Lain waktu aku boleh ya aku pake kamu lagi??" katanya menyudahi aksi cabulnya.
Lain waktu lagi dengannya? Bukan masalah mau atau tidak. Tapi aku harap saat aku bertemu kembali dengannya, keadaanku sudah berubah. Bukan Annisa yang masih terjerat oleh ikatan kotor ini. Bukan Annisa yang bisa dipake begitu mudah. Tapi Annisa yang asli, yang tidak akan begitu mudah takluk di tangan lelaki.
Ingin sekali menjawab seperti itu. Tapi aku masih tidak bisa mengontrol kata-kata yang keluar dari mulutku. Ntah mengapa aku bisa seperti ini. Hahhh....
"Iya Anton. Aku mau.." jawabku yang membuatnya menyeringai lebar.
Setelahnya setelah tenaga kami kembali terkumpul, aku dan Anton sama-sama merapikan pakaian kami yang acak-acakan. Sementara pak Sugiono tampak sibuk menelpon seseorang yang tidak kuketahui isi percakapannya.
Sebelum berpisah, Anton kembali mengecupi keningku. Yang anehnya, ntah mengapa ia menyelipkan selembar uang 50.000 ke belahan payudaraku yang terpampang menggiurkan.
Setelah melihat kembali pakaianku dan mengingat yang barusan terjadi, pasti lah ini bayaran atas jasaku yang sudah memuaskannya. Bayaran atas jasa seorang pelacur yang telah menyelesaikan pekerjaannya.
"Sudah selesai kan ndukk? Ayo pergi ke tempat tujuan kita" kata pak Sugiono memanggilku mendekat.
"Iyah pak.. Nissa siap" jawabku
Aku kembali menggandeng lengan pak Sugiono.
kami pun pergi.

Bersambung
 
mantap gan kakek sugiono kapan diceritakan jatahnya
hu part 11a itu dimana ya kok ga nemu
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd