Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Annisa Febrianti (No Sara)

Part 13





Mulustrasi Annisa Febrianti



DORONGAN
Hari mulai petang. Cahaya kuning keemasan matahari senja menyinari kulit putih kemerahan seorang wanita cantik yang sedang berjalan bergandengan tangan dengan seorang pria tua menuju sebuah penginapan murah di daerah puncak. Mata lentiknya ditutupi oleh sebuah kacamata hitam yang dipakai untuk sedikit menyamarkan jati dirinya yang merupakan seorang istri sholehah dari godaan para pria hidung belang yang sedaritadi mengintainya.

Untungnya ia masih bisa selamat dari percobaan-percobaan nakal pria hidung belang itu, saat ini Annisa telah sampai di sebuah penginapan dengan nuansanya yang sedikit remang. Lampu-lampu di areanya serasa kurang terang dan malah menimbulkan kesan yang tidak benar. Ditambah lagi saat memasuki area penginapannya tadi, Annisa melihat beberapa orang wanita dengan pakaian minim berdiri seolah menunggu seseuatu di depan pintu setiap kamar penginapan.

'Mereka itu.. pakaiannya.. apa mungkin?? Berarti aku juga bakalan gitu??' batinnya menerawang

Wanita cantik itu kembali tersadar, pakaian yg ia kenakan saat itu juga tidak terlalu berbeda dengan pakaian wanita lainnya. Pakaian yang menampilkan aurat dan menonjolkan lekuk tubuh pemakainya. Pakaian yang begitu sedap dipandang dan tentunya akan menarik perhatian setiap pria yang memandangnya.

"Sejam lebih lagi tamu spesial kita akan datang. kamu harus servis dia hingga puas ya." kata pak sugiono melirik ke arah Annisa yang baru saja meletakkan tasnya ke meja rias kamar.

Annisa yang paham betul atas keadaannya hanya bisa menggerutu namun tetap menyetujui perintah pak Sugiono. Ia pun mengangguk gemulai sambil memberikan senyum tipis dibibirnya.

Sore itu Annisa diberi waktu 1 jam untuk beristirahat oleh pak Sugiono sebelum melanjutkan apa yang telah diperintahkan olehnya.
Annisa tidak menyia-nyiakan waktu istirahatnya. Ia langsung rebahan di tempat tidur yang menurutnya lumayan nyaman untuk ditiduri. Sementara pak Sugiono tampak bolak-balik mengecek telepon genggamnya, mengecek notifikasi yang kapan saja bisa muncul saat Sony memberinya instruksi baru.
Tidak perlu menunggu lama, wanita cantik itu tampak langsung tertidur pulas disebelah seorang bapak tua yang kini menguasai rambutnya yang panjang.


-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Sementara itu di suatu tempat di lokasi yang berbeda dari Annisa, seorang pria dengan wajah yang terawat namun berperut buncit sedang menyerahkan amplop berisi uang kepada seorang lelaki yang lebih muda daripadanya. Amplop itu lumayan tebal yang menandakan jumlahnya yang tidaklah sedikit.

"Jadi deal ya pak. Saya belum bisa ekspos wajahnya tapi Saya berani pastiin kali ini barang kita lebih bagus dari yang sebelum-sebelumnya. Kalo nantinya bapak beda pendapat, saya pulangin 80% dari uang yang bapak serahkan ini." Ucap seorang pria dengan matanya yang agak sipit.

"Hahaha baiklah pak Sony. Saya percaya sama bapak. Lagian bapak belum pernah mengecewakan saya. Toh dari dulu barang yang bapak sodorkan saya highclass semua toh! Jadi saya percaya. Hahaha" balasnya dengan riang gembira

Pria dengan mata sipit itu adalah Sony. Pria yang menjadi orang dekatnya pria misterius yang sangat mengagumi Annisa. Pria yang menjadi dalang dibawanya Annisa pada hari itu.

"Hehe Syukurlah bapak paham, biasanya customer lain tidak suka main gacha seperti ini. Saya sodorin foto baru mereka mau atau engga. Ya sudah lah.. itu kan mereka yang gak paham dengan selera saya. " Ucapnya sambil melirik ke arah smartphonenya yang menyala

"Nah kebetulan sekali. saya baru dapat kabar dari anggota, barangnya bapak sudah ready di penginapan XZX. Ya mungkin sekitar 30menitan dari sini. Tapi dia masih istirahat, baiknya bapak berangkat sejam lagi saja." Sambungnya.

"Ooh ya bagus lah. Jadi saat main sama saya nanti dia dalam kondisi fit. Bisa repot kalau dia tidak tahan dengan luapan birahi dan stamina yang saya punya. Hahaha" tawanya terkekeh

"Haha bapak memang monster. Barang yang saya kasih biasanya kewalahan sama bapak. Jadi khusus untuk bapak saya bocorkan sebuah rahasia. " Ucap Sony yang membuat lelaki tambun itu penasaran

"Apa itu? Kamu mah udah jadi langganan tetap saya malah main rahasia-rahasiaan segala." Tanya nya dengan muka serius
"Barang bapak kali ini bukan seperti wanita-wanita sebelumnya yang sudah lama terjun didunia ini. Dia masih baru. Dia masih polos dan kurang berpengalaman. Tapi saya malah yakin bapak suka dengan model yang seperti ini kan?" Kata Sony melirik serius wajah pria itu

"Hmm.. pengamatan yang bagus. Hahaha. Ya.. saya suka dengan wanita yang seperti itu. Wanita yang masih bisa saya ajarin untuk menjadi lebih nakal dan binal. Wanita yang bisa saya ajari kalau kontol saya tercipta untuk dipuaskan olehnya. Apalagi kalau dia masih baru. Berarti tempiknya masih sempit. Haha" jawabnya ringan

"Hahaha. Ok lah pak. Kebetulan saya ada kegiatan lain dan harus segera pergi. Sekali lagi senang bertransaksi dengan anda. Semoga pak Joko puas dengan barang saya dan terus menjadi langganan saya" ucap Sony menjulurkan tangannya

"Samasama. Kalau barangnya bagus tentu saya akan terus kembali memesan barang ke kamu to. Yah.. Ok saya pun pergi dulu. Saya harus siap-siap untuk pertempuran nanti malam" ucap pria yang ternyata memiliki nama joko itu menjabat tangan Sony.

Dari wajahnya terlihat mereka berdua sama-sama puas dengan transaksi yang baru saja mereka lakukan. Mereka secara bersamaan pergi dengan wajah yang tersenyum riang.

"Gak nyangka cair 20jt sekali transaksi gini. Bisa cepat kaya kalau tiap hari dapat transaksi senilai ini. Tapi aneh ya. si bos kan suka banget sama cewek itu, tapi kok malah senang pujaan hatinya di pake orang lain? Dasar kelainan. Hahah. Biarlah. Dia ya dia. Hahaha " batin Sony sambil menepuk kantungnya yang berisi amplop berisi uang

"Seleranya Sony bagus. Barang pilihannya juga pasti bagus. 20jt mah kecil. Kalau emang barangnya bagus? 50jt juga saya bayar. Btw, Jadi gak sabar ketemu itu lacur. Mana ini Kontol ku udah keras daritadi. Ckckck" Batin Joko masuk kedalam mobilnya.

Lelaki berperut tambun yang bernama lengkap Joko Hariansyah adalah seorang kepala keluarga yang memiliki hidup berkecukupan. Bagaimana tidak? Memiliki 3 orang istri dan memiliki total 7 orang anak. Yang paling besar, yang berasal dari istri pertama sebentar lagi akan tamat kuliah sementara yang paling kecil berasal dari istri terakhir sebentar lagi akan masuk sekolah dasar. Harta disana-sini dengan jumlah uang tabungan yang fantastis. Sudah begitu, rumah tangga besarnya juga dapat dikatakan harmonis dengan tidak banyaknya pertengkaran didalamnya. Ketiga istrinya saling bersahabat, ke 7 orang anaknya juga mengayomi 1 dengan yang lainnya. Siapa yang tidak ingin memiliki kehidupan seperti pak Joko yang makmur?
Tapi bukanlah seorang manusia jika sempurna, seseorang seperti pak Joko juga mempunyai kelemahan. Kelemahan yang sangat mendasar bagi setiap lelaki yang hidup di dunia ini. Kelemahannya adalah hasratnya yang begitu tinggi, begitu menggebu-gebu bak seorang lajang yang belum pernah menyalurkan hasratnya.

Pak Joko saat ini berusia mendekati 50 tahun, namun ia masih bugar dan belum puas mencicipi banyak wanita muda. Meski sudah beristri 3, ia belum terpuaskan. Hal itulah yang membuatnya sering jajan dan kerap mendekati model cantik bahkan sosok yang merupakan publik figur.
Sifat dan perangainya sebenarnya tidak lah semua buruk. Ia adalah seorang kreatif dan pekerja keras yang berhasil memajukan perusahaan tempatnya bekerja. Dirinya sangat dihormati dan dikagumi oleh bawahannya. Bahkan tidak jarang bawahannya bercita-cita memiliki kehidupan seperti pak Joko.
Saat ini pak Joko yang baru saja menggelontorkan uang 20jt untuk jajan wanita, tengah melaju memacu mobilnya ke penginapan XZX dimana sang lacur idamannya berada. Ia sama sekali tidak tahu kalau perempuan yang akan ia temui adalah seseorang yang ia kenal.

Begitupun Annisa, ia yang telah terbangun dari istirahat singkatnya tengah mandi mempersiapkan diri menunggu kedatangan tamu spesial yang telah dibilang oleh pak Sugiono tadi.

Sungguh, mereka berdua sama sekali tidak menyadari bahwa sebentar lagi kehidupan mereka akan berubah.


-_-_-_-_-_-_-


"Uhh udah cantik lagi sayangnya bapak." Ucap pak Sugiono yang membuat Annisa kaget dan langsung menolehkan mukanya ke belakang

"E.. eh.. iya pak. Nissa lagi riasan. Ntar lagi siap kok" kata Annisa menepuk pipinya lembut meratakan make up yang ia pakai.

Annisa tengah duduk berias diri. Wajahnya sudah sangat cantik dengan rambutnya yang terbentang jatuh lurus kebawah. Ia memakai pakaian dress mini yang menampakkan belahan payudara serta paha mulusnya. Selain itu, lekuk tubuhnya juga terpampang jelas akibat ketatnya dress yang dipakai.

*Cupp*

Pak Sugiono tiba-tiba mendaratkan kecupan manis ke ubun-ubun Annisa yang masih menyelesaikan riasannya. Aroma harum shampo langsung menyeruak di hidungnya, membuatnya suka menghirup aroma rambut hitam lebat Annisa. Bahkan pusakanya yang sedang tertidur perlahan terbangun menghirup aroma wangi Annisa.

Dari kaca didepannya Pak Sugiono memperhatikan wajah Annisa dan menyadari kalo di bibir sensualnya belum memakai lipstik. Tiba-tiba ide ngeresnya muncul dan ia langsung membuka seleting celana keepernya lalu mengeluarkan batang haramnya yang sudah cukup menegang.

Annisa tentu kaget di kaca, ia melihat disebelahnya sudah mendekat sebuah penis haram yang sudah pernah memasuki liang kawinnya.

"Sebelum make gincu, sepong dulu kontolnya bapak ndukk" pintanya sambil mendekatkan penisnya ke arah mulut Annisa

Annisa pun menghentikan sementara kegiatan berias nya. Kepalanya ia toleh kan ke kanan ke arah penis pak Sugiono berada. Bedak yang sedang ia pegang pun ia letakkan di meja rias lalu menjulurkan tangannya menggenggam penis hangat pak sugiono.

*Cupp*

'haupphh.. empphh emmhhhh~'

Annisa dengan binalnya langsung manut saja. Ia sekilas mengecup lubang kencing penis pak Sugiono sebelum membuka mulutnya selebar mungkin lalu melahap batang haram tuannya tersebut.

"Aghh hangatnya mulutmu ndukk" lenguh pak Sugiono

"Ehmmmm emmpphhh" desis Annisa meresapi rasa dari batang haram yang sedang ia kulum

Mata lentiknya sengaja melirik keatas ke arah muka pak Sugiono, pandangannya sangat binal dan semakin menggoda batin pak Sugiono. Pandangannya matanya itu seolah mengajak pak Sugiono untuk berbuat lebih.

"Ughh enaknya... Terus ndukk.. terus hisap kontol bapak.. ughhh" gumam pak Sugiono semakin belingsatan

Annisa juga tampak menikmati. Kepalanya kini mulai maju mundur mengikuti garis kejantanan pak Sugiono. Penisnya yang lumayan besar itu tampak basah akibat liur Annisa yang melumurinya.

'ahh.. lagi-lagi. Kontol lain masuk ke mulutku. Gini kan caranya? Gini kan gerakannya?? Eummhhh' batin Annisa berusaha memuasi pak Sugiono dengan mulutnya

Padahal annisa lagi berias karena tamunya akan segera datang, padahal pak Sugiono tahu betul ia tidak boleh melakukan hal ini sekarang. Tapi birahinya sudah meninggi, pusaka nya sudah tegak menjulang melihat penampilan bidadari cantik yang duduk didepan meja rias penginapan murah itu.

"Emhh.. Kamu udah mandi kan nduk?" Tanya pak Sugiono

"Slrpppp... emhhhh.. udahhh pak.. sllrppp happh.. empphh" jawab Annisa melepas penis pak Sugiono lalu kembali menghisapnya lagi.

Mata pak Sugiono merem melek menikmati sepongan Annisa di penisnya, sementara Annisa sesekali melirik ke arah tuannya yang sedang menahan emutan mautnya. Terlihat Annisa sudah semakin mahir melakukan tugas menyepong penis ini. Ia tahu kapan harus mengganti hisapan menjadi emutan, kapan mengganti emutan menjadi jilatan, kapan mengganti jilatan menjadi kecupan, dan kapan kecupan kembali menjadi hisapan.

"Ughh enak banget seponganmu sayang. Kalo gini terus bapak bisa keluar ahh" erang pak Sugiono menahan nikmat
Kedua tangan pak Sugiono sudah berada di kepala Annisa yang sedang maju mundur. Ia belai perlahan seolah memberikan reward agar Annisa lebih semangat menyepong penisnya.

"Ughh.. aahhh bapak keluar.. aghhhh!" Erang pak Sugiono tiba-tiba.

*CROTTT CROTTT*

"Ehhhh?" Kaget Annisa

Penis pak Sugiono tiba-tiba menyemburkan sperma kentalnya di mulut Annisa yang masih menyepongnya. Annisa yang kaget langsung berusaha meminumnya agar tidak tumpah ke pakaian yang baru ia kenakan.

*Glupp glupp*

Annisa tidak perlu mengeluarkan penis pak Sugiono terlebih dahulu baru bisa meminum spermanya, ia bisa langsung menelannya dengan sedikit tegukan. Rasa amis dari sperma pak Sugiono langsung menyeruak di kerongkongan Annisa. Matanya memejam menahan rasa tidak enak itu.

"Uhh udah sayang. Malah ngilu kalo di hisap terus" erang pak Sugiono

"Iya pak maaf. Uhuk uhukkk" Annisa sedikit terbatuk lantaran sperma kental pak Sugiono ada yang menyangkut di kerongkongannya.

Pak Sugiono yang menyadari itu langsung lari secepat kilat mengambil air untuk diminum Annisa. Setelahnya barulah Annisa merasa lega. Memang sperma milik pak Sugiono memiliki tingkat kekentalan yang lebih dari sperma pada umumnya. Hal itu lah yang membuat spermanya sangat lengket apalagi kalau dikeluarkan di mulut.

Setelahnya Annisa lanjut berias. Tidak lupa pula ia ke kamar mandi untuk berkumur membersihkan mulutnya yang kotor terkena sperma lengket pak Sugiono.

Sekitar 15 menit kemudian Annisa sudah menyelesaikan riasannya. Ia tampak lebih cantik lagi daripada yang tadi. Di tambah bibirnya yang kini dibaluri lipstik berwarna merah muda yang menyejukkan pandangan.

Pak Sugiono tetap berada di kamar yang sama, ia duduk ditepi ranjang sambil bertukar pesan dengan Sony. Annisa yang sesekali mencuri pandang kearahnya menyadari gelagat aneh pak Sugiono yang seakan akan mengatakan sesuatu kepada dirinya. Dan benar sekali tebakan wanita cantik itu.
Pak Sugiono mengangkat kepalanya, pandangannya menuju ke arah Annisa yang saat ini sudah berdiri melihat seluruh penampilannya di cermin panjang.

'wow. Cantik sekali kamu Annisa. Jujur sampai sekarang bapak belum percaya dikamar ini, di tempat ini, bisa bersama kamu. Seperti mimpi rasanya sudah pernah berbuat hal selayaknya suami istri kepadamu. Maafin bapak ya.. tapi ini juga demi keluarga bapak..' ucapnya dalam hati terus memandangi Annisa

"Sepertinya tamu spesial kamu akan sedikit terlambat nduk. Selagi menunggunya, kamu pergi keluar kamar gih. Kenalan dulu dengan cewek lain yang ada disekitar" ucap pak Sugiono mendekati Annisa

"Baik pak." Jawab Annisa singkat
Ia pun melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Penginapan tempat Annisa berada bermodel seperti kamar susun dengan jumlah 15 kamar. Annisa menempati kamar 02, kamar 01 - 05 adalah kamar VIP dengan fasilitas yang lebih baik ketimbang 10 kamar lainnya.
Di luar kamar nuansa remangnya semakin kentara. Lampunya yang kurang memadai, aroma rokok dari orang-orang sekitar, bahkan ada wanita yang menuliskan harganya di selembaran kertas yang dipegangnya. Setelah sekali lagi melihat kondisi sekitarnya kali ini Annisa benar-benar yakin, penginapan yang ia tempati malam ini adalah penginapan esek-esek.

Ini adalah kali pertama Annisa menginjakkan kaki di tempat seperti itu. Ia masih bingung. Ia berkali-kali menoleh keadaan sekitar sebatas mengamati sampai tiba-tiba, seseorang datang menyapanya.

"Kakak yang baru datang tadi ya?" Tanya seorang wanita muda, mungkin tidak terpaut jauh umurnya dari Annisa.

"Eh.. iya kak" jawabnya singkat.
Tanpa perlu ditanyakan lagi, Annisa tahu betul perempuan yang membuka percakapan dengannya itu adalah seorang psk. Terlihat dari caranya berpakaian dan gelagatnya yang nyentrik. Sebatang rokok pun tengah ia hisap seperti sudah terbiasa merokok. Kali ini Annisa tampak grogi, wajar saja ini adalah kali pertama ia berbicara dengan perempuan yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial atau lebih dikenal dengan PSK.

"Aku Gita. 24 tahun. Kenalan yuk. Kakak masih baru kan? " Tanya Gita memperhatikan secara seksama gelagat Annisa

"Iya kak.. baru tadi sore aku sampe sini kak" jawab Annisa yang masih belum paham

"Oalah. Bukan baru itu kak. Maksud saya kakak pelacur baru kan? Itu loh. Gimana sih.." ucap Gita yang terlihat agak sebal

*Degg!*

Batin Annisa terenyah. Meskipun ia menyadari posisinya saat ini, tapi ia sama sekali tidak menyangka kalau ucapan dari Gita itu menjadi seperti peluru yang menembus batinnya, yang menyakitkan hati dan perasaannya.

Annisa pun tampak ragu untuk menjawab. Pupil matanya melirik ke kanan dan ke kiri seperti berpikir. Disatu sisi, saat ini ia tidak lah berbeda dari pelacur, namun disi lain ia menyadari ia melakukan ini sebatas untuk menyelamatkan suami dan rumah tangganya. Ia tak mau salah jawab.

"Malah bengong ih. Kakak.. oo kakak.." sambung Gita mendekatkan dirinya. Ia juga menjulurkan tangannya hendak memberi salam

"Aku Nissa kak. Maaf. Aku masih baru jadi belum paham" jawab Annisa enggan namun tangannya tetap menyambut jabat tangan dari Gita.

Setelah mempertimbangkan semua aspeknya, Annisa dengan terpaksa menyebut dirinya sebagai pelacur juga. Namun tetaplah kondisinya berbeda dari yang lain. Ia melacur bukan karena uang dan harta melainkan karena suami dan rumah tangganya.

"Tuh kan.. bener aku. Dari tingkah kakak aja aku tau kalo kakak ini masih awam." Kata Gita sambil menghisap rokoknya

"Hehe iya kak. Masih perlu banyak belajar ya? Biar bisa jadi kayak kakak juga" Jawab Annisa mencoba mengakrabkan diri

"Gak perlu jadi kayak aku juga toh kak. Aku sebenarnya benci sih ngomong gini, tapi wajah dan body kakak lebih nyahud dari aku. Jadi kayaknya kakak salah tempat!" Ucapnya membuang asap rokoknya ke Annisa

"Uhukk uhukk"
Annisa terbatuk akibat menghirup asap rokok nya Gita.

"Lha lha jadi batuk.. maaf dong.. kakak gak ngerokok juga to ya?" Tanya Gita

"Ehhem.. iya kak aku gak merokok kak" jawab Annisa

"Bener deh. Nampak banget kakak anak barunya. Sama rokok aja musuhan. Haha" kata Gita kembali menghisap rokoknya

"Jadi kak, maksudnya Nissa salah tempat gimana ya?" Tanya Nissa penasaran
Gita melihat ke arah kamar lain yang didepannya berdiri seorang wanita. Dengan bibirnya Ia memberi isyarat kepada Annisa untuk ikut melihat kearah yang sama dengannya.

"Udah kakak lihat cewek yang disana? Yang pake tentop merah?. liat juga yang lainnya. Liat body dan mukanya. Gak jauh beda sama aku kan? Paling bedanya di usia doang. Kakak tuh beda tau. Pelacur sekelas kamu itu menurut aku gak layak ditempat seperti ini." Ketus Gita

"Lagian disini tuh sunyi. Saking sunyinya malah dibilang orang jadi tempat angker. Jarang ada yang nyari lacur dimari. jadi kalo ada pelanggan datang, dan dia liat kakak, Ya pasti kami diabaikan dong. Yang ada pelanggan ke kakak semua sementara kami cuma jadi debu-debu disini. Sekali lagi maaf bukan nya aku benci dan ngusir kakak ya. Tapi pasti jadi gitu keadannya" Sambung gita yang kali ini menghembuskan asap rokoknya ke arah lain

Annisa tertegun. Awalnya ia mengira kalau Gita membencinya, tapi setelah mendengar penjelasannya barusan, kembali ke dasarnya, Gita hanya takut tidak dapat 'job' selama Annisa berada di penginapan itu. Ia pun sedikit iba dengan Gita.

"Cuma malam ini kok Nissa disini kak. Mungkin besok udah cabut" kata Annisa coba menenangkan

"Udah dapat pelanggan? Ooh aku tau. Pelanggan kakak yang milih tempat ini? Pantes lah kalo gitu.. aku paham sekarang" celetuk Gita dengan sedikit senyuman lega

"Iya kak udah.. hehe" jawab Annisa ikut tersenyum

Setelahnya Annisa dan Gita tampak lebih akrab, Gita lebih terbuka lagi ke Annisa. Ia bahkan menceritakan kisah hidupnya yang pedih dimana suaminya pergi meninggalkan dirinya dan 2 orang anaknya yang masih kecil. Gita juga menceritakan pelacur lain Yang bekerja di penginapan itu, yang rata-rata bercerita mirip dengannya.

obrolan mereka terus berlanjut seakan mereka telah lama berteman. Gita sungguh pandai mencairkan suasana, meski orangnya terlalu ceplas-ceplos, ia bisa mencairkan suasana. Annisa sudah tidak grogi lagi. Malah ia seakan sedikit mengerti, seperti inilah kehidupan seorang pelacur. Mereka adalah perempuan yang kuat, yang rela mengorbankan tubuhnya demi uang. Uang yang akan digunakan untuk hidupnya dan untuk hidup keluarganya.



mulustrasi ASIH



Mulustrasi GITA



Tidak terasa setengah jam mereka mengobrol. Sudah hampir jam 8 malam dan belum ada tanda-tanda kedatangan tamu spesial yang pak Sugiono sampaikan. Annisa masih mengobrol dengan Gita, malah saat ini ia sudah ditemani lagi oleh Asih, PSK lain yang kini ikut serta dalam obrolan mereka. Mereka bertiga tengah duduk di kursi plastik dengan teh manis panas untuk menemani obrolan serunya. Gita tampak menjadi yang paling banyak bicara dengan Asih yang selalu tertawa terkekeh dengan suara lantangnya sementara Annisa hanya sesekali ikut dalam obrolan.
Saat asik asiknya, dari arah pintu gerbang tampak 2 unit sepeda motor masuk. Sorot lampunya begitu terang menyorot remangnya kondisi sekitar kamar. Sontak gita, asih, Annisa, serta PSK lainnya melihat kearah 2 motor tersebut. Salah 1 motor ditunggangi oleh 1 orang sementara motor lainnya ditunggangi 2 orang. Total 3 orang pria turun dari motornya yang telah terparkir tidak jauh dari gerbang penginapan.

"Eh sih.. ada tamu tuh. Akhirnya!" Ucap Asih girang

"Langsung datang 3 orang. Kesempatan nih buat pelorotin uangnya sampe kandas." Ucap Gita sambil sedikit menurunkan kembennya sehingga belahan payudaranya semakin terlihat.

Asih juga kelihatan merapikan pakaiannya. Ia memakai pakaian mirip Annisa, dress mini dengan crop yang terbuka di bagian dada sementara Gita memakai atasan kemben diserasikan dengan sebuah rok selutut.

Ketiga pria yang datang itu tampak memperhatikan sekitarnya. dari jauh mereka seperti sedang memilih kemana akan melangkah. Dan bener saja, setelah membuka jaketnya, mereka langsung berjalan kearah tempat ketiga orang wanita yang sedang duduk mengobrol itu.
"Permisi mbak.. hehe.. kami disini mau cari yang enak-enak. Ada gak ya??" Ucap salah satu dari ketiga pria tersebut

Gita dan Asih langsung berdiri menyambut kedatangan pria tersebut dengan Annisa yang kemudian juga ikut berdiri.

"Mau yang enak gimana ni bang? Kami gak paham loh. Ya kan? Hehehe" jawab Gita meminta persetujuan Annisa dan Asih

"He'em kalo gak dijelaskan mana bisa kami paham hihihi" sambung asih tertawa kecil.

Sementara Annisa hanya tersenyum tanpa memberi jawaban. Ia hanya bisa mempelajari cara Gita dan Asih dalam berkomunikasi dengan pelanggan.

Si pelanggan sendiri dari dalam hatinya sebenarnya sudah menetapkan pilihan. Sejak melihat kecantikan Annisa, tanpa perlu berbicara satu sama lain, Annisa sudah terpatri menjadi pilihan mereka.
Ketiga pria itu, sebut saja rudi, rusli, dan rudheus adalah buruh pabrik yang bekerja yang jaraknya tidak jauh dari penginapan. Ketiganya adalah buruh kasar yang berkeseharian memikul beban untuk dibawa dari unit bahan baku ke unit produksi.

"hehehe mana mungkin adek adek ini gak paham maksud kita. Bisa aja kalian. Hehe" kata Rudheus ikut menyambung obrolan

"Iya nih. Padahal udah pada pengalaman." Sambung Rusli dengan nakalnya mencolek dagu Gita

"Eh bang kok udah main colek colek aja yah! Nyebelin!" Gerutu Gita setengah hati menepis tangan usil rusli

"Jangan cemberut gitu nanti hilang loh cantiknya" sambung Rudi merogoh isi kantungnya lalu memperlihatkan beberapa lembar uang pecahan 100rb.

Mata Gita dan Asih langsung menghijau. sementara Rudi dengan pamernya mengeluarkan uangnya tadi lalu kembali memasukkannya ke dalam saku celananya

"Kalau mbak-mbak sekalian mau ini, mbak harus pande menyenangkan kita-kita dong. Hahaha" tawa Rudi yang disahuti tawa Rusli

Kita semua baru gajian. Mau mencari kesenangan, mau ngabisin duit, tapi kalo mbak-mbak cantik ini ga bisa diajak senang bareng yaa gimana lagi. Ya kan rus?? Ya kan Rudi?! Hahaha" sambung Rudheus ikut memamerkan uangnya

"Hehe bukannya kita gak mau loh bang. Tapi ya kan harus jelas dulu jual beli nya. Hehe" ucap Asih melingkarkan tangannya di perut Rudi

"Nah ini baru pinter.. siapa nama kamu cantik?" Tanya Rudi ke asih

"Asih bang. Purwasih. tapi kalo Abang kasih adek jajan, nama adek jadinya sayang. Sayangnya abang. Hehehe" ucap Asih manja

Gita yang melihat temannya maju duluan pun tidak mau kalah. Ia mendekatkan diri ke Rusli dengan mentel nya. Wajahnya ia buat semanis mungkin menarik perhatian Rusli.

"Abang juga boleh kok colek dagu Gita lagi. tapi ya, gak gratis. Abang harus kasih Gita jajan dong" kata Gita blak-blakan.
Bukan Gita kalo bukan "to the point". Orangnya terlalu lurus untuk diajak belok. Namun Rusli malah kembali mencolek genit dagu Gita, seolah menyetujui sarat dari Gita.

"Iya dek gemesss. Deal yaa" tanya Rusli

"Deal." Jawab Gita genit

Sementara Annisa tampak celingak celinguk memperhatikan Gita dan Asih, Rudheus menghampirinya. Tangannya juga dengan beraninya langsung memegang bahu kiri Annisa.

"Kalau kamu cantik, siapa namanya? Kok diam aja daritadi?" Tanya Rudheus merangkul Annisa

"Aku Nissa bang" jawab Annisa risih

"Mbak Annisa gimana? Mau gabung sama kita-kita kan? Lumayan loh dapatnya" tanya Rudheus mulai mengelus bahu Annisa

*Gila ini cewek cakep banget. Mana kulitnya mulus banget lagi. Duhhh* batin Rudheus terpana. Secara gak sadar, batang kemaluan Rudheus pun perlahan terbangun.

"Tapi bang.. Nissa ud... Empphh" lenguh Annisa.

Belum sempat Annisa menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Rudheus sudah menarik Annisa jatuh ke pelukannya. Mendekap erat Annisa hingga ia tidak bisa lepas dari pelukannya itu.

"Mau kan mbak Nissa? Temannya yg lain udah mau kok. ayolah. Ya?. Kita pesan kamar VIP saja biar muat bertiga" kata Rusli semakin membara melihat Rudheus berhasil mendekap annisa
Annisa gelagapan mencoba melepaskan diri dari dekapan Rudheus. Badannya seperti cacing kepanasan berusaha melepaskan diri, namun dekapan Rudheus masih lebih kuat lagi mencengkram sampai payudara bulat Annisa kini menjepit ke bidang dadanya. hidungnya juga kembang kempis menghirup aroma harum dari tubuh Annisa. batang kemaluannya yang baru terbangun kini sudah tegang maksimal.

"Wanjaiii. Si rudeng malah dapat yang paling bening pula" celetuk Rudi yang lengannya dirangkul asih

"Hahaha santai lah bro. Ntar kita bisa icip juga kok. Kan kita mesti sekamar" Kata Rudi menenangkan

"Yoi.. si Rusli ini gak sabaran kali. Udah dapat Gita kok. Haha. Tapi Ntar kalo aku udah bosan sama ini bispak, Lo bisa make dia sepuas Lo. Hahah" tawa Rudheus seakan sudah menang dan mengejek rusli

"Anjir lah rudeng. Gak gitu cara mainnya. Sesuai kesepakatan tiap 1 ronde kita gantian! Ingat itu njirrr" ucap Rudi yang ikut kesal ke Rudheus

"Iya betul. Kawan macem apa lo kalo mau enak sendiri." Sahut Rusli

Meski sudah punya pasangannya sendiri, Rudi dan Rusli tetap berusaha mendapatkan wanita tercantik di penginapan. Apalagi Rusli yang begitu terpana dengan Annisa, ia sesaat menyesali perbuatannya mencolek dagu Gita, bukannya dagu Annisa.

Sebelum ke penginapan, mereka bertiga memang sudah melakukan persiapan. Uang sudah dipersiapkan, istirahat yang cukup ketika siang, bahkan sudah meminum obat kuat agar bisa terus ON dan tahan lama. Kalau kata bapak penjual obat, 1x meminum obat kuatnya harusnya bisa membuat seseorang tahan minimal 40 menit dan mampu bermain 4 ronde. Jadi malam ini harusnya mereka bisa main bergantian plus tambah 1 ronde lagi dengan yang dipilihnya.

Gita dan Asih sebenarnya tidak jelek, malah ketimbang PSK lain di penginapan, mereka termasuk yang termuda dan berwajah rupawan. Namun ketika mereka disejajarkan dengan Annisa, ketimpangan itu jadi jelas terlihat. Annisa bukan sekedar cantik, body nya yang bahenol dan kulit terawatnya yang mulus menjadi daya jual utama. Jadi tidak salah kalau Rudheus, Rudi, dan Rusli memperebutkan bidadari cantik itu. Apalagi kalau harga belinya sama.

"Iya iya. Kalian macem gak ngerti bercanda aja lah. Aku tau kok berbagi nikmat ke teman. Pahala juga toh buat aku. Hahaha" kata Rudheus puas melihat temannya sewot

"Dasar ya. Anjir banget. Haha" sahut Rusli

"Abang Abang sayang.. jadi kita mau disini dulu atau langsung ke kamar? Ingat ya. Kasih jajannya harus didepan biar kita ikhlas kasih enak-enak nya" kata Gita dengan genitnya mengecup pipi Rusli

"Iya pasti kita bayar didepan dong sayang" jawab Rusli membalas kecupan tersebut.
Sebuah kecupan mendarat di pipi Gita yang putih lalu kecupan tersebut berpindah ke ciuman dibibir Gita. Tidak ada perlawanan dari Gita, malah sepertinya Gita meladeni ciuman Rusli. Bibir mereka berpagutan, tubuh mereka sudah berpelukan.

Disebelahnya asih dan Rudi juga sudah memulainya. Bukan hanya berciuman ternyata tangan Rudi sudah membelai payudara kecil Asih. Di belainya lembut payudara mungil itu dari luar dress yang asih kenakan. Sementara di atasnya, bibir mereka juga saling memagut seperti tidak mau kalah dari pasangan Rusli dan Gita.
Disebelahnya lagi, Annisa masih didekap Rudheus. Tapi Annisa kini sudah tidak belingsatan seperti cacing kepanasan lagi. Ia seperti sudah menerima yang akan terjadi. Saat Rudheus melepas dekapannya, untuk sesaat mereka beradu pandang. Annisa menatap sayu wajah Rudheus yang sedang terpana akan kecantikannya. Wajahnya begitu ayu nan sedap di pandang, mata Rudheus tidak berkedip sedikitpun seolah terhipnotis oleh kecantikannya.

"Woi rudeng. Sini duitmu kumpul!" Teriak Rusli yang menyadarkan Rudheus dari keterpakuannya.

"Ah! Ga asik banget ini orang ganggu aja!" Gerutu Rudheus dengan terpaksa menjauh sebentar dari Annisa

Mereka bertiga tampak serempak mengambil uang dari saku celana masing-masing. Jumlahnya juga sama yaitu 500ribu per orang dengan total seluruhnya menjadi 1.5juta. Gita yang diam-diam mengintip pun seperti kaget lalu mendatangi komplotan itu.

"Abang Abang sayang. Mau enak-enak sama kita 1 2 ronde atau full 1 malam? Hmm?" Tanya Gita mengangkat alisnya

"1 malam dong sayang" jawab Rusli menghitung kembali 5 lembar uang 100ribu yang dipegangnya

"Kalau full 1 malam sih masa 500ribu?? Masa adek secantik ini Abang takar semurah itu? Sayang dong body adek ini. Tambah lagi dong bang..Huhu" rengek Gita sambil meremas buah dadanya sendiri

"Hmm.. gimana ya dek? Biasanya kan cuma 250rb, ini udah kita naikkan jadi 500. Masa masih kurang??" Tanya Rusli

"Tambah dikit lagi aja Abang. Ya tambah yaa.. emhhh" ucap Asih tiba-tiba datang dan mencium pipi Rusli

"Njirr. pande banget adek ini merayu.. ya udah kita tambah 50ribu seorang deh. Ya gak teman-teman??" Kata Rusli balas mengecup pipi Asih

Rudi yang sudah memegang uang 500ribu di tangannya pun berjalan mendekati Annisa yang masih berdiri diam. Senyuman genit terpampang diwajahnya yang kusam, dengan langkahnya yang semakin mendekat.

*Nyutt!*

"Ahh~"

Rudi dengan pedenya mendaratkan sebuah remasan di payudara kenyal annisa. Bongkahan daging kenyal itu langsung saja diremas oleh telapak tangan Rudi yang kasar.

Annisa yang tidak siap dengan serangan tiba-tiba tersebut kaget dan mengeluarkan desahan. Namun yang kaget bukan Annisa hanya sendiri, Rudheus dan Rusli ikut kaget mendengar suara desahan manja yang keluar dari mulut Annisa. Sontak mereka berdua ikut memalingkan pandangannya ke arah Rudi dan Annisa.

Kali ini sepertinya Rudi yang menyombongkan diri, tau diperhatikan oleh teman-temannya, dengan muka sombongnya ia mulai meremas-remas payudara bulat Annisa. Remasannya membuat pemilik gunung kembar itu meringis karena cengkeramannya begitu kuat.

"Uhhh.. pelan abangg.. uhhhhh... Mpphhhh" Desis Annisa

"Sekel banget susu mu Nissa. Waahh" kata Rudi takjub dengan tekstur payudara Annisa yang tidak hanya begitu kenyal tapi juga begitu lembut. Bahkan sampai saat ini pun, telapak tangan kasarnya sama sekali belum pernah menyentuh benda lain yang selembut bongkahan payudara indah Annisa.

Memang Annisa sudah tidak memakai bra lagi dibalik dress-nya yang ketat, membuat Rudi langsung bisa menikmati payudara indah milik istri Farhan itu. Rasanya begitu lembut, begitu membuat candu seakan menghardik tangan Rudi untuk terus meremasinya.

"Ahhh bang pelann.. nenen aku sakit.. ahhh" ringis Annisa lagi

"Pelan dikit Rudi! Lu gak liat Nissa kesakitan!!" Bentak rusli

Rusli coba menjadi pahlawan. Ia melepas Asih yang sedang menggandengnya mesra, dan melepas tangan Rudi dari susu Annisa.

"Nafsu boleh tapi jangan kasar bro" kata Rusli

"Oh ya. Keburu nafsu. Maaf ya sayang" kata Rudi memperlemah remasannya lalu mengecup pipi Annisa

Annisa memasang muka cemberut. namun tidak begitu di pandangan Rudi, baginya muka Annisa yang lagi kesal itu sangat imut dan membuatnya tidak tahan untuk mengecupnya lagi.

"Ya udah supaya cantikku ini gak merajuk lagi, khusus malam ini aku tambah 500rb lagi. Jadi 1 juta buat kalian" katanya sambil menelusupkan uang 1 juta ke belahan payudara Annisa yang terbuka
"Bang jangan letak uang di belahan aku" tolak Annisa mau mengambil uangnya yang terhimpit dibelahan susunya. Namun Rudi menghalangi tangan Annisa.

"Udah biar aja disitu ya sayang. Muahh" kata Rudi kembali mengecup pipi annisa

"Horee! Kami nambah 50ribu aja ya. Kan Rudi udah nambah 500ribu lagi. Haha" kata Rudheus riang

Gita dan Asih pun tersenyum menyetujui.
"Yok ngamar" kata Gita

Rudheus, Rudi, dan Rusli serempak mengangguk dengan muka gak sabar


Mulustrasi Rudheus, Rudi, dan Rusli



-_-_-_-_-_-_-_-



Sementara itu di dalam kamar di penginapan XZX, pak Sugiono tampak membiarkan para lelaki yang sedang butuh kepuasan itu menggoda Annisa serta nego ke teman-teman barunya. Bukannya ia menyetujui, tapi begitulah kira-kira perintah dari Sony yang memberi arahan agar membiarkan Annisa berbuat sesukanya sampai pak Joko datang nanti.

"Kalau Annisa mau ya, sekarep wae. Toh dia juga lagi belajar jadi lonte." Pikir pak Sugiono

Sony juga telah memberitahunya kalau pak Joko akan telat dan mungkin akan sampai sekitar 40 atau bisa-bisa 60 menit lagi. Jadi, Masih ada waktu untuk Annisa gabung dengan teman-temannya itu .



-_-_-_-_-_-_-_-_-



Sementara itu di kota hujan, sebuah mobil Pajero hitam sedang terjebak di kemacetan. Pengemudinya tampak kesal dengan gigi nya yang sengaja ia geretkan. Sudah 30 menit waktunya terbuang percuma dengan sebuah tonjolan di selangkangannya.

"Gara gara si Ike nih, aku jadi telat gini. Padahal niatku cuma mau ambil pakaian aja. Malah jadi molor hampir sejam gini. Apes amat" gerutunya sambil memutar musik instrumental yang bisa menenangkan suasana hatinya.
Kemudian matanya melirik ke arah dashboard dimana sebuah maps sedang terpampang dilayar, ia pusatkan kembali lokasinya, dan kembali ia gusar melihat perkiraan waktu perjalanannya yang masih sekitar 50 menit lagi.

"Sabar ya Jhonny. Ntar lagi kamu bisa masuk ke sangkar yang baru kok, moga sangkarnya bagus dan gak karatan ya. Hehe" batinnya sambil mengelusi tonjolan di celananya.



-_-_-_-_-_-_-



Sementara itu di kamar VIP No.4

"Slrrrppphh.. emmpphhh.. aahhh.. ahhhh..."
Seorang wanita berparas aduhai sedang mendesah manja diiringi oleh desahan desahan binal dari 2 orang wanita lainnya.​



Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd