Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Annisa Febrianti (No Sara)

Rani 2 x keluar Annisa 1 x baru dgn tangan, sekarang Rani akan dipakai lelaki lain lagi, Annisa baru mulai dgn Parjo selanjutnya antara Rani dan Annisa siapa yg banyak keluar malam ini ...
 
PART 5




"Aku Parjo, orang yang akan memuaskanmu. Kekeke" ucap pria itu. dengan bangganya ia menjulurkan tangannya seperti hendak mengajak berkenalan.
Akupun menjulurkan tanganku menjabat tangannya.
"Aku Annisa mas.. Annisa Febrianti"


mulustrasi Annisa Febrianti


"Mass apa tidak ada pilihan lain lagi??" Aku kembali bertanya berharap ia akan memberikan jawaban yg berbeda. Walaupun syahwat sedang menguasaiku, aku masih tak ingin menyerahkan tubuhku ke pria yg bukan suami ku.
"Deal ya deal neng.. no tukar tukar kekeke" balasnya menyeringai
"Iya mass. Janji harus ditepati." Ucap Annisa menatap ke parjo

Aku mengecek jam tanganku. Waktu sudah jam 23.12wib. Hari Minggu ini sebentar lagi akan berganti menjadi hari Senin sementara aku belum ada memberi kabar ke suamiku, mas Farhan.
"Aku izin memberi kabar ke suamiku dulu mas.. dia pasti lg khawatir mas.." ucapku meminta izin ke pria kurus ini.
Ia memandang ke arah wajahku, lalu pandangannya beralih ke hp ku, lalu kembali memandang wajahku.
"Kekeke mau ngentot ma orang laen kok minta ijin suami segala dah. Set dah" ucapnya tertawa
"Bukan mass. Gak mungkin lah" balasku
"Disini aja. Telepon suami mu disini. Dan jangan macam2. Keselamatan teman neng ada d tanganku" ucapnya. Kata2nya itu seperti memberikan ancaman. Artinya Rani emg sedang disuatu tempat dan dia pasti tau itu dimana.
"Iya mass aku gak akan kabur atau macam-macam. Kan kita udah deal mass" Kataku meyakinkannya.

Akupun mulai mencari kontak suamiku. Saat ini aku masih bimbang, sebaiknya menelpon atau hanya chat saja. Tp kalau chat, belum tentu Abi langsung balas pesanku. Kalau aku meneleponnya, aku takut akan di usilin sama mas Parjo.

"Aku telepon sajalah. Biar bisa langsung ijin ke Abi" pikirku.
Aku langsung menekan tombol *call* yg tadi tak sempat kutekan karena tanganku ditarik oleh mas Parjo.

*Tutt..tuutt.* call sudah aku lakukan. Dirumahku sana, aku yakin hp suamiku sedang berdering.
"Halo assalamualaikum umi sayang.. " sahut suamiku. Suamiku dgn cepat mengangkat panggilanku seperti sudah menunggu telepon dariku.
"Waalaikumsalam Abi. Maaf Abi. Umi baru sempat ngabarin Abi. Sepertinya umi harus menginap dirumah Rani. Boleh kan Abi?" Ucapku berbohong ke suamiku. Tidak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya kalau aku akan tidur dengan laki-laki lain. Ditambah lg sebenarnya aku tidak tau apakah aku bisa pulang malam ini.
Suamiku diam sejenak.
"Abii halo abii sayang"
"Eh iya umi. Tp kenapa sampai nginap dirumah Rani? Apa urusan kalian belum beres? Tanya suamiku
"Belum abii. Rencananya besok mau kami lanjutin lagi. Eh? Ouuuhh" jawabku reflex menutup mulut. Kupanglingkan pandanganku ke mas parjo.
"Sstttt. Jangan bersuara... muah" bisik mas Parjo di telingaku lalu mencium pipiku.

Seperti yg kusangka sebelumnya Parjo pasti akan mengerjai ku yg teleponan dengan mas farhan.
Ketika suamiku terus mencari tau alasan ku, parjo mengelus vaginaku sehingga aku kaget dan mendesah.

"Oouhhhh mass" desisku kutahan sepelan mungkin. Tp ternyata suamiku tetap mendengarnya.

"Loh.. umi kenapa suaranya gitu?" Tanya suamiku dengan nada heran.
"Iya abi. Umi dan Rani lg duduk di kursi pijet punyanya rani. Getarannya enak banget bi. Badan umi berasa dipijat. emhhh" jawabku kembali berbohong. Tanganku menepuk nepuk pundak mas Parjo memberi isyarat menghentikan keusilannya namun tak berhasil. Desisku tidak bisa kutahan, kurasakan saat ini jari Parjo sudah kembali masuk kedalam vaginaku. Pelan-pelan ia mengobok kembali vagina ku yg masih basah.
"Oh umi lagi sama Rani.. yaudah umi malam ini jgn kelamaan tidurnya ya. Besok kabarin Abi kalo umi mau pulang ya." Ucap suamiku dengan polos. Ia tidak tahu apa yg sedang istri cantiknya alami. Tp lebih baik begitu. Jangan sampai suamiku tahu.

"Sshhhh... Iya abi sayang.. love u Abi. Abi jg jangan begadang nonton bola mulu ya.. ssshhhh" ucapku berdesir menahan rangsangan di vaginaku
"Love u too umi sayang. Assalamualaikum" ucap suamiku.
"Waalaikusal ouuuhhhhh" pekikku. Sebelum sempat menuntaskan kalimat salam, mulutku sanpa sadar mengeluarkan desahannya. Utg saja teleponnya dapat langsung aku matikan. Dari selangkanganku, kulihat tiba2 Parjo mengobok vaginaku dengan kencangnya yg membuat aku tak mampu menahan desahanku.

"Cplokk cplookk cploookk"

Selangkangan ku kembali mengeluarkan suara erotisnya yg menandakan kalo cairan cinta vaginaku telah kembali membanjiri.
"Udah telponannya neng?" Tanya mas Parjo sambil terus mengobok vaginaku kencang
"Iyaahhh masss... ouhhhdahh masss... ahhhh"
Tubuhku kembali bergetar. Kenapa kocokannya sangat nikmat? Ini masih jarinya.. belum batang penisnya yg akan mengaduk lubang vaginaku...

Mas Parjo menghentikan kocokannya. Ia menarik keluar 2 jarinya yg tadi mengaduk vaginaku. Jarinya mengkilap pertanda basah terkena lendir kenikmatan ku.

"Nih bersihin!" Perintah Parjo mengarahkan jarinya yg basah itu ke mulutku.
"Iya mass" Akupun memberi anggukan. Aku mendekatkan mulutku lalu melahap jari itu. Rasanya asin. Ternyata seperti inilah rasa dari cairan cintaku.

"Ayo neng kita kesitu" mas parjo menarik tanganku. Tak perlu dengan tenaga seperti td ia menarikku. Kini aku dengan suka rela mengikuti ajakannya. Kami bergandengan tangan seperti sepasang kekasih, beauty dan the beast tepatnya.Ia mengajakku kembali ke kursi tempatku td menunggu dan mengawasi Rani.
Pasangan yg bersamaku tadi ternyata sudah tidak ada lagi. Aku yakin mereka sudah pulang karena malam sudah semakin larut. Mas Parjo duduk dikursi beton itu. Saat aku akan ikut duduk, ia melarangku.

"Sekarang neng Nisa yg hrs bikin enak kontolku. Sepong ni. Kekeke" ucapnya melirik kearah selangkangan nya.

"Mass aku belum pernah" ucapku. Aku memang belum pernah sekalipun memberi sepongan. Mas Farhan dulu pernah memintanya tapi selalu kutolak dengan berbagai alasan

"Kalo ga bisa ya belajar neng. Sini kuajarin." Ia menarik tanganku menuju lipatan boxernya.

"Nih pelorotin dulu celananya. Pegang kontolnya. Lalu kocokin. Gitu aja gak bisa to kekeke" kata Parjo mengajarkanku

Dengan berat hati aku menurunkan celananya, batang kontolnya yg sudah tegang langsung lompat menyambutku. Seketika tercium aroma keringat dan Pesing. Mungkin aku akan muntah kalau ini dalam keadaan biasa-biasa saja.

"Jangan cuma diliat aja to neng. Pegang. Kekeke" perintahnya

Aku mengangguk. Kusentuh batang haram milik laki-laki lain ini. Tentunya ini adalah penis laki-laki lain pertama yang kusentuh selain milik mas Farhan. Ukurannya berbeda, mungkin penis suamiku hanya setengahnya saja. Saking besarnya, kepalan tanganku hanya menutupi setengah penisnya yg sedang kugenggam.
Suatu pertanyaan terbesit dipikiran ku, apa muat penis ini memasuki vagina sempitku?

Perlahan tanganku kunaik turun kan, mulai kukocok penis besar ini. Mas Parjo dengan seksama memperhatikanku.
"Cantikmu bertambah kalo lg ngocok kontol. Keg jilboob binal kekeke" katanya sambil membelai kepalaku yg masih terbungkus hijab.
Aku gak tau perkataan sebelumnya adalah sebuah pujian atau hinaan. Yg jelas aku malah senang mendengar ucapannya tadi.

"Mass... mas Parjo sering ya diginiin??" Tanpa sadar aku mempertanyakan hal yang tak perlu aku ketahui.
"Kekeke ya gak lah. Mana ada cewe selaen lonte yg mau melayaniku. Lonte pun harus dibayar dulu baru mau dia. Kekeke" jawabnya lagi.

Ntah kenapa aku menaruh rasa iba atas jawabannya. Aku mempercepat kocokanku. Sesekali aku elus ujung gundulnya, lalu aku kocok kembali. Aku dekatkan bibirku dengan lubang kencingnya, aroma pesingnya kian terasa d hidungku. Tp tak masalah, aku malah seperti tertantang untuk memasukkannya ke dalam mulutku.
Tak lama, kubuka mulutku. Aku julurkan lidahku mulai menjilati penisnya. Rasanya asin, baunya jg sangat tidak sedap. Namun syahwatku merubahnya menjadi rasa ingin. Aku melakukan jilatan yg pasti membuat siapapun keenakan. Mulai dari ujung gundulnya lalu jilatanku turun sampai ke buah zakarnya yg tertutupi semak belukar. Bulu kemaluannya panjang dan lebat seperti tidak pernah di cukur membuatku kesulitan menjilat 2 bola kembarnya. Mataku menatap genit kearahnya. Kulihat ia tersenyum.

"Nah gitu..uuh pinter" puji Parjo. Dia sedikit mendesah karena jilatanku. Pujian yg ia lontarkan kembali membuatku senang. Kali ini kucoba memasukkan penisnya ke dalam mulutku, mencoba bisa sedalam apa mulutku bisa menampung penisnya yg besar.
"Haummmpp uummpphh"
Meski sudah maksimal sampai ke kerongkongan ku, ternyata hanya masuk 3/4 nya saja dan tidak bisa aku lanjutkan karena akan membuatku muntah.
Kepalaku mulai aku maju mundurkan. Sebisa mungkin aku berusaha agar gigiku tak mengenai kulit penisnya.

Jadi ini rasanya menyepong penis. Seperti yg Rani lakukan td. Aku melirik genit ke arah mas Parjo yg kulihat sedang merem melek ku sepong.

"Enakk maasshh?" Tanya ku ke mas Parjo. Aku yakin suaraku tak jelas karena mulutku masih tersumpal penis..
"Mulutmu enak neng. De Besss kekeke" jawabnya yg ternyata ia mengerti apa yg kutanyakan. Ia memegang kepalaku yg sedang maju mundur. Aku melanjutkan seponganku.
Sesekali aku melepas kulumanku, kuganti dengan jilatan disepanjang batang penisnya hingga dari pangkal hingga ujung gundul nya, tampak basah berkilat karena liurku.

Aku melirik keatas ke arah mas Parjo. "Kok bisa penisnya mas Parjo segede ini mass? Happp" Tanyaku lagi lalu langsung kembali melahap penis tersebut dari ujung gundulnya.

"Kekeke segini mah masih kecil. Banyak yg lebih gede . Kekeke" jawabnya.
"Hah? Segede ini kecil? Yg besarnya bakal segede apa?" Tanyaku dalam hati. Tubuhku bergedik mengetahui ternyata banyak penis yg lebih besar dari miliknya.

"Ini namanya kontol. Bukan penis.. ok neng. Kontol.. coba bilang" perintahnya. Penisnya yg td kusepong ia tarik keluar lalu menamparkanya ke bibir dan pipiku.

"Iya masss.. Kon... kontol happp" saat ia menamparkan penisnya di bibirku, seperti ikan yg hendak menyambar umpannya, akupun reflek menyambutnya masuk utk ku kulum lagi.

"Kekeke si eneng baru sebentar udah pande kali" ucapnya senang melihat tingkahku
Setelah beberapa menit kusepong, mas Parjo menyuruhku berhenti. Akupun melepas penisnya dari mulutku. Terlihat adanya liurku di penisnya yg seakan tak mau pisah dari pemiliknya, sampai beberapa cm barulah liur tersebut putus.

"Buka semua bajumu neng. Aku mau liat badan polosmu" perintah mas Parjo. ia sudah mupeng bener dan ingin segera merasakan sempitnya vaginaku.
Aku pun memberikan pemandangan menarik ke mas Parjo. Aku menyingkapkan gamisku, aku loloskan dari kepalaku hingga hanya tersisa bh yg sudah diturunkan sehingga sedang menopang kedua payudaraku yg sudah keluar dari sarangnya sedari tadi.

"Udah.. gitu aja. Hijabnya biarin jangan dilepas" perintahnya saat melihat aku akan membuka hijab yg kupakai .
"Iya mass" jawabku.

Tak kusangka aku akan berdiri telanjang hanya menyisakan hijab didepan orang selain suamiku, di taman, di tempat umum. Untungnya karena sudah malam, lapangan ini sudah sepi sehingga mengurangi rasa khawatirku utk terlihat oleh orang lain lagi.

"Sini dekat neng. Ngapain cuma berdiri doang disitu? Ini ada kontol yg hrs Eneng puasi. Kekeke" ucapnya memanggilku sambil mengocok halus penisnya sendiri.

Aku mendekat, mataku tak mampu kualihkan dari memandang penis yg sedang terpampang didepanku. Apakah ini saatnya? Penis itu sebentar lg akan memasuki liang kehormatan yg sedari dulu aku jaga dan rawat.

Mas Parjo saat ini sedang dalam posisi duduk, kakinya sedikit mengangkang, Ia memberikan instruksi agar aku menaikinya. Akupun mengangkat kakiku naik keatas pangkuannya, perlahan aku turunkan pinggulku yg membuat jarak antara penis besar yg sedang menegak dan vaginaku semakin dekat. Sesaat sebelum bersentuhan, kurasakan tiba2 tangan mas Parjo kembali menyentuh vaginaku. Ia rabaraba lalu memasukkan jarinya.

"Sipp memekmu masih basah. Kekeke" ucapnya lalu mengeluarkan jarinya tersebut.

Tangannya kirinya hinggap di pinggang ku, di tuntunya pinggulku turun tepat ke penisnya.
Tak perlu waktu lama penisnya yg menjulang tinggi tiba di depan pintu surgawi milikku. Posisi kami yg sedang depan depanan, membuat mas Parjo dapat dengan jelas melihat wajah ku, yg sedang menyiratkan ekspresi ketakutan.

"Jangan gitu mukanya neng. Rilex aja. Nikmati kontolku. Kekeke" ucapnya. Bibirnya ia dekatkan ke bibirku sehingga bertemu. Kami sedang berciuman. Bukan berciuman biasa, tp French kiss dimana ia lebih dahulu mengeluarkan lidahnya masuk utk bertemu lidahku.

Tangan kanannya ia lepas dari pinggulku, ia meraih penisnya sendiri utk bisa diarahkan tepat ke lubang vaginaku. Tangan kirinya yg masih di pinggulku kembali menekan agar aku semakin menurunkan pinggulku.

"Ssshhhh.... ouuhhh masssss" desisku sambil memejamkan mata. Kurasakan saat ini ada sebuah benda tumpul yg sedang berusaha masuk ke vaginaku.

"Sssshh sakit masss" erangku. Karena besarnya penis mas Parjo, walaupun sudah dilumuri lendirnya, vaginaku belum mampu menerima masuk batang haram tersebut.
Kuangkat kembali pinggulku sehingga ujung gundul penis mas Parjo yg sudah sempat setengahnya masuk, kini kembali ditarik keluar.

Tanpa sadar aku mengalungkan kedua tanganku ke lehernya agar posisi ku lebih nyaman. Lalu tanpa diperintah aku turunkan kembali pinggulku.

"Ouuuhhhhh ssshhhh penis mass kebesaran masssh sssshhh" desisku. Meski sakit, aku berusaha utk tetap menurunkan pinggulku agar penisnya masuk lebih dalam. Saat kepala penisnya udah masuk seutuhnya, aku terpaksa mengangkat kembali pinggulku karena tidak tahan sakitnya. Setelahnya aku ulang lagi, aku turunkan kembali pinggulku. Setelah beberapa kali mencoba, kudengar kali ini mas Parjo yg mengeluarkan desahan.

"Ah iyah.. teruss.. makan habis kontolku erghh" desisnya memejam merasakan jepitan dinding vaginaku.
"Sshhh masss... iyaah.. ouuhhhhhh" jawabku terus berusaha menerima masuk seluruh batang penisnya.

*Krekkk*
"Ouuhhhhhhhh uuuhhhh" aku meringis kesakitan.
seperti ada sobekan didalam vaginaku. Rasa yg sama seperti dahulu saat aku kehilangan keperawanan ku. Pasti lah penis besar mas Parjo penyebabnya. Rasanya seperti diperawani 2 kali.

Setelahnya pinggulku naik lagi turun lalu naik lagi lalu turun lagi. Perlahan namun pasti, penisnya yg besar dan panjang berhasil masuk tertanam seutuhnya.

"Aahhhh masss... ssshhhhh"
Vaginaku terasa penuh. Tidak ada ruang tersisa diaalamnya. Aku berusaha merilekskan diri agar vaginaku cepat terbiasa. Mas Parjo sendiripun tidak mau buru2. Ia paham kalau aku sedang kesakitan jadi ia mendiamkan dulu penisnya.

Aku menundukkan kepalaku ke pundaknya mencoba istirahat sebentar. Lalu mas Parjo membisikkan sesuatu di kupingku
"Sempit beut memekmu neng Annisa. Baru ini aku rasa kontolku keg dijepitjepit gini." Katanya sambil menatapku.
Aku tak memperdulikan ucapannya.

5 menit berlalu tanpa ada tindakan apa-apa dari kami berdua. Aku hanya bisa berdesis. Penisnya tetap menancap kokoh, sementara vaginaku mulai terbiasa dengan keberadaan penisnya.
"Emmhhhh shhhhhhh" desisku. Mataku yg dari tadi kupejamkan kini mulai bisa ku buka. Rangkulan tanganku dilehernya juga sudah aku longgarkan, tidak seerat tadi. Aku sudah siap sedia menerima genjotannya.
"Bisa kita mulai neng? Kekeke" bisiknya sambil tertawa dikupingku.
"Euuummpphh... sssshhh .. bisaaa masss... Pelaan pelaan ya massshh empph" jawabku


Flashback
"Si bos yakin ni? Ntar nyesal loh. Kekeke" ucap Parjo.
"Banyak omong Lo. Semua udah kuatur! Cukup kerjaan yg aku suruh udah. Beres!" Jawab seorang pria.
Tampak di kegelapan sesosok pria, sedang memakan nasi goreng namun wajahnya tidak terlihat.
"Kekeke dengan senang hati bos. Annisa pasti kubuat takluk. Kekeke" balas Parjo. Lalu pergi meninggalkan pria misterius itu.

Skip

Parjo mengamati Annisa dari kejauhan menunggu saat yg tepat untuk beraksi.
"Mayannn.. dpt 100rb dari si bos. Besok bisa beli rokok dan kamput. Kekeke" ucap Parjo terus mengamati buruannya.
Sebelumnya seorang pria dgn umur berkisar 40an tahun mendatangi Parjo dan bos nya yg misterius. Mereka bertransaksi. Pria tsb memberikan uang senilai 500rb yg ditukarkan dengan sebuah kode. Kode tersebut yaitu "BAHAN CANDANYA KAMU".
Ternyata pria tersebut merupakan hidung belang langganannya. Setelah mendapatkan kode, pria misterius itu mengangkat tangannya, lalu menunjuk ke arah rani.
Dari uang 500rb tersebut Parjo kebagian 100rb. dengan cengengesan, Parjo gak sabar utk mendapatkan buruannya.
"Baru ini kulihat cantik banget mangsanya si bos. Tp biasanya yg cantik2 pasti si bos duluan yg nyicipin. Kok ini gak ya?" Tanya Parjo sambil menggaruk kepalanya penasaran
Sembari memantau Annisa, Parjo sesekali mengecek Rani. Terlihat pria hidung belang yg td melakukan transaksi sudah disisinya siap menikmati tubuh Rani.
"Kekeke si Rani itu cantik jg. Tp jauh lebih cantik Annisa. Wajar si bos bilang si Rani mujair sementara si Annisa gurame. Kekeke" ucap Parjo
Setelah beberapa saat, Annisa tampak berdiri. Ia berjalan ke arah rani temannya. Namun setiap langkahnya begitu lambat.
"Kekeke. Pasti neng Nisa udah meminum obat perangsang yg d tabur si bos di botol minum tadi. Saatnya aku beraksi! Kekeke" ucap Parjo lalu dengan cepat berjalan menuju arah Annisa.

Flashback end


POV pihak ketiga

Annisa ternodai.
Sebuah batang penis yg berukuran 2 kali lipat penis suaminya tengah bersarang diliang kawinnya. Penis itu begitu besar sehingga tidak menyisakan ruang lagi disekitarnya.

"Uuhh Gila memekmu sempit kali neng. Bisa cepat ngecrot aku kalau gini.. hhhh" Ucap Parjo mengerang keenakan.

Dengan posisi berhadapan, ia memangku annisa. dengan lembut ia menaik turunkan pinggulnya menggenjot Annisa dari bawah

*Cplookk..... cplookk.... cplookk"

Meski pompaan penisnya lembut, vagina Annisa yang begitu basah mengeluarkan bunyi erotisnya.

"Ahhhh bukann mass .. ahhh.. penis nya mass yg ke ahh. Kebesaran mashhh aahhh" jawab Annisa terbata-bata.
Ia masih menahan sakit meski tidak sesakit diawal tadi. Tangannya masih mengalung dileher Parjo, Kepalanya yg masih dibalut hijab masih ia senderkan ke lengannya yg sedang mengalung tsb. Sesekali Parjo mengecup kening Annisa.

Sementara itu dibawah, batang penis parjo telihat mengkilap basah karena lendir vagina Annisa. Lendir kenikmatan itulah yg membantu Parjo memuluskan penetrasi nya, dan lendir kenikmatan itu juga yg membuat Annisa tidak terlalu kesakitan.
Meski tubuh Parjo tidak terlalu besar, ia dapat membuat tubuh Annisa seakan naik turun karena genjotannya. Termasuk payudaranya yg gondal gandul naik turun mengikuti irama tubuhnya.

*Happ. Mmmm*
Tak tahan godaannya, Parjo menangkap payudara kanan Annisa lalu mengisapnya kencang. Ia jilatin setiap cm kulit daging kenyal itu seperti rasanya begitu enak. Ia begitu bernafsu. Seumur hidupnya baru ini merasa bercinta senikmat ini.

"Uhhh Enak neng kontolku?" Tanya Parjo
"Shhhh masih ngiluu mashhhh" jawab Annisa yg sepertinya belum terlalu bisa menikmati persetubuhannya.
Baru 2 menit berlalu sejak pertanyaannya, Terasa pompaan Parjo mengencang, matanya ia cipitkah. Bibirnya ia dekatkan ke leher Annisa lalu menciuminya.
"Hhhh neng Nisa.. aku mau keluar.. gak tahan aku.... hhhhgg" Parjo mengerang.

Diluar dugaan, Parjo akan terlebih dahulu menuntaskan klimaksnya. Jepitan dinding vagina Annisa di batang penisnya membuatnya melayang. Jepitannya terasa seperti memijit lembut alat kejantanannya itu.

"Iyaahh masss. Ouuhhh.. keluarin aja... didalam masss" jawab Annisa mendesah nikmat. Pompaan Parjo mulai terasa nikmat baginya.
"Kok udah mau keluar aja si mas... aku baru mulai enak mass!" Batin Annisa menggerutu. Tapi secuil kesadarannya mengiyakan, agar Parjo segera klimaks. Makin cepat Parjo klimaks semakin cepat ia akan diantarkan menuju Rani.

*Plokk plokkk plokkk.*

"Ouhhhhh massss dikencangin lagi ajaah masshh" ucap Annisa agar pejantanya mempercepat sodokan di vaginanya.

"Huuhhh.. iya neng hengghhh" ucap Parjo mempercepat sodokannya.

*Plok ploookkh plloookk"

"Aaauuhh aaahhhh yaahhh masss.. teruss massh.. enaakk masshhh aahhhh"

Bunyi pertempuran mereka semakin indah. Annisa terlihat semakin menikmati batang haram itu. Desahan demi desahan terus keluar dari mulut mungilnya yg indah.

"Henghh... terima pejuhku di rahimmu neng Annisa!!! Henghhhh!"

penisnya sudah berkedut akan segera menyemprotkan spermanya, tiba tiba dari arah samping datang seseorang.

"Heii parjo!"

*Crottt crotttttt crottt*



Bersambung
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd