Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Another Lonely Story

Selamat malam para suhu semua. Cerita lanjutannya sedang nubie tulis. Baru jadi sebagian. Segera nubie update jika sudah jadi ya suhu. Penulisannya memang terpotong-potong akibat kesibukan nubie.

Tapi sesuai komitmen nubie.. cerita harus tamat. Mohon kesabarannya sedikit lagi ya suhu semua.

Salam semprot...
semangat suhuu... semoga bs cepet kelar kesibukannya atau at least bs sempet update. Hehehe....
ditungguin mas e...
 
Selamat pagi semua, buat Momod, submod, pertapa, guru besar,maha guru, sesepuh, suhu master, perdekar, ahli cerita, senior, senpai, tukang, holic, addict, lover, kakak, adik, juga pendatang baru seperti nubie ini.

Nubie hina hijau yang masih merah dan kuncup ini, mencoba meneruskan cerita nubie yang ndeso, kampungan dan jauh dari bagus. Sekedar ikut meramaikan sedikit dari cerita di forum ini.

Mudah-mudahan sedikit bisa menghibur para suhu yang terhormat.

Mohon jangan sungkan melemparkan kritik dan saran nya pada nubie hijau yang merah dan kuncup ini.

Akhirnya, salam semprot...
 
Selamat pagi semua, buat Momod, submod, pertapa, guru besar,maha guru, sesepuh, suhu master, perdekar, ahli cerita, senior, senpai, tukang, holic, addict, lover, kakak, adik, juga pendatang baru seperti nubie ini.

Nubie hina hijau yang masih merah dan kuncup ini, mencoba meneruskan cerita nubie yang ndeso, kampungan dan jauh dari bagus. Sekedar ikut meramaikan sedikit dari cerita di forum ini.

Mudah-mudahan sedikit bisa menghibur para suhu yang terhormat.

Mohon jangan sungkan melemparkan kritik dan saran nya pada nubie hijau yang merah dan kuncup ini.

Akhirnya, salam semprot...

Bakalan update nih :adek:
Salam semprot juga om:bacol:
 
Mulustrasi....

dr. Kamila Purnama Giman





Ayu Astuti




PLTU Banten 2



Ressort di Anyer





Sebelumnya.....


POV 3rd

Aryo dan Kamila bergerak masuk ke puskesmas. Hari sudah sore. Aryo mengajak Mila mengunjungi pasien.

Seharusnya pasien telah di beri makan oleh Amih.

Aryo saat ini yang menghandle para pasien. Dengan cekatan ia mengobati dan memberi informasi pada para pasien. Sedang Mila mencatat di rekam medis nya. Sampai pada giliran Ayu pun, Aryo yang menangani. Untuk membuktikan pada Mila kalau dia tidak ada apa-apa dengan pasien wanita itu.

Aryo dengan diam tanpa basa basi mengobati Ayu. Sedang Ayu menatap sendu ke Aryo. Aryo tak peduli. Dan memberikan informasi secukupnya saja. Mila yang tepat di belakang Aryo memperhatikan juga tapi sepertinya Mila memang belum paham hal yang terjadi.

Ayu terlihat terpukul dan tak lama mata nya sudah basah. Sedikit isak ia tetap diam saat di tangani oleh Aryo.

Secepat nya Aryo menyelesaikan tugas nya dan menuju ruangan dokter, Mila mengganti infus Ayu.

"Ibu.. keadaan ibu sudah jauh lebih baik. Tapi jangan lagi mencabut infus sendiri ya Bu. Itu sangat berbahaya. Mungkin dalam satu dua hari ibu bisa pulang. Pasti ibu sudah sangat rindu pada suami dan anak juga keluarga ibu yah..?"

"Iya dok.. saya sangat menyesal. Sangat gak berarti sama sekali.. akkhhh... hik.. hik..hik.."

"Ada apa ibu.. ibu namanya siapa, aku belum sempat mendata..."

"Nama saya Ayu... Ayu Astuti... Aku.. ahh.. gak jadi dok.. maaf.."

"Ya sudah.. ibu istirahat saja. Besok bisa hubungi keluarga ibu kalau ibu mau dan siap panggil saya ya Bu..."

"Iii.. ya.. makasih ya dok.."

"Permisi ya Bu.. aku harus ke ruangan.. dokter Aryo sudah menunggu saya. Kasian lama..."


Mila pergi dan menuju ruangan.. yang tinggal lurus dari bed nya Ayu.

Aryo duduk sambil diam. Mila yang muncul menemukan nya. Melihat beberapa saat. Pintu ruangan terbuka lebar.

"Mas... Kamu keliatan lelah banyak pikiran yah.. aku ada disini mas. Ada apa mas..?"

Mila tarik bangku dan duduk di depan Aryo.
Memandangi Aryo yang akhirnya tersenyum pada Mila.

"Makasih yah.. aku hanya sedikit lelah.. tidak ada yang khusus mungkin aku hanya teringat bicara ku tadi dengan sahabat ku itu. Dan nasib ku ke depannya."

"Mas.. Mila akan memperjuangkan kamu mas.. Mila makin hari makin yakin ama kamu mas..."

"Jangan gitu Mil.. aku ini siapa? Kamu siapa, sangat jauh bedanya.."

"Iya.. kalau saat ini. Tapi aku gak peduli.. walau istrimu yang datang pun, aku akan tetap memperjuangkan mu.. asal kamu beri aku kesempatan..."

Aryo menatap ke Mila. Mila pun menatap Aryo. Kedua nya diam... Dan.. tanpa disadari ke dua nya makin mendekat dan tanpa ada aba-aba... telah saling lumat mesra..



Lanjutannya....

Kedua nya saling lumat.. tangan Mila memeluk leher Aryo, Aryo memeluk punggung Mila.

Sementara itu, dari luar sepasang mata melihat dengan sendu pada kedua nya. Mata itu basah dan akhirnya terpejam. Kepala nya memutar dan berpaling.

Selang semenit kemudian tanpa disadari, tangan kanan Aryo meraba dada padat Mila yang masih tertutup hijab Mila.

Mila melenguh saat Aryo meremas dada nya penuh perasaan. Dan badan nya tengadah ke belakang.

Mata Aryo melirik kepintu...

Tak lama, tiba-tiba..

Akkhhh...

Aryo melepas Mila. Dan bergerak mundur..

"Maaf kan saya dokter.. saya khilaf.. maaf dok.."

"Aku... Aku.. bahagia mas.. aku.. malu.. ehh.. tadi itu.. sa.. ngat... indah..."

"Maaf kan saya dokter.. saya tidak bermaksud.. tapi.. ini.. saya gak bermaksud.."

Mila menunduk malu.. mukanya memerah. Gugup dan canggung terlihat jelas di mukanya...

Kedua nya diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Mas... Mila sayang sama kamu mas.."

"Iya aku tau... Tapi ah.. tidak seharusnya disini.. bagaimana aku ini..."

"Biar aja mas.. gak ada yang tau ini.."

Aryo memang paham, ruangan dokter adalah tertutup dan private. Tapi, dia juga sadar bahwa kejadian barusan, ada yang melihat, dan cukup jelas. Tapi tampak Aryo bersikap biasa saja.

"Dok... Hari sudah sore.. ada baik nya kita bersiap untuk pulang. Besok adalah hari yang cukup penting buat aku dan kamu."

"Tapi.. aku masih ingin berdua sama kamu mas.. aku ingin cerita banyak hal padamu.. bagaimana kalau kita ke kota sekedar makan malam. Sesudah itu, kita bisa istirahat."

"Kalau makan, mungkin tidak. Aku.. mungkin akan makan di rumah saja.. maaf ya Mil.. aku tak ingin juga mengecewakan seseorang yang telah menunggu kepulangan ku.."

"Apa kamu sudah jadi milik seseorang... wanita..?"

"Iya.. aku sudah mengikatkan hati pada nya.. maaf. Tapi aku tetap menganggap Mila sahabat atau teman dekat ku.."

"Tapi.. apa masih mungkin kah Mila mendapat sebagian dari hatimu mas...?"

"Aku gak tau... Tapi aku pun jujur merasa nyaman berkomunikasi dan berinteraksi dengan mu.. aku gak tau juga, padahal aku bisa di bilang tidak mempunyai teman dekat perempuan selain dari... Ayu... Istri ku yang mengkhianati ku..."

"Ayu... Ayu apa mas namanya...?"

"Ayu Astuti... Eh.. ah.. memang ada apa..?"

Sejenak Mila terdiam. Menatap mata Aryo.

"Mas.. aku minta maaf.. menanyakan nama itu. Tapi sekarang aku sadar. Kamu.. sungguh lelaki kuat.. dan komitmen mu sungguh luar biasa.."

Aryo memandang Mila dan menaikkan sebelah alisnya.

"Maksud Mila apa nih?"

"Sudah lah... Eh.. aku boleh tanya sesuatu, tapi agak private... Maaf kalau gak berkenan menjawab pun aku bisa paham.."

"Ya.. apa..?"

"Kalau misal kamu ketemu istri mu dan keadaan kamu dan dia sudah... Ehh.. lebih baik.. gitu.. kamu akan apa? Menerima nya lagi andai ia menyesali dan bertobat atau tetap akan melepaskannya ?"

"Melepaskannya..."

"Kamu akan ceraikan dia mas..?"

"Iya... Eh.. tapi... Kalau aku daftarkan gugatan artinya aku mengakui atau memunculkan diriku. Dan percuma aku diam disini. Tapi kalau aku biarkan begitu pun.. aku masih terikat. Kecuali dia yang meminta bercerai dari aku karena aku sudah meninggalkan nya dan tak mengurus nya lahir batin. Tapi.. menerimanya lagi.. hah.. mustahil.. tidak akan..."

"Jadi kamu akan membiarkan saja?"

"Kalau aku biarkan pun, berarti aku tetap dianggap mati. Mungkin itu lebih baik..."

"Memang kamu gak ingin nikah lagi..?"

"Ya jelas aku mau.."

"Dengan identitas..?"

"Hmmmhh... Iya benar juga.. hah.. aku belum berpikir sampai sana itu.. atau.. mungkin.. kamu bisa bantu Mila?"

"Bisa harusnya.. ayah ku mungkin bisa bantu identitas mu mas.. tapi kamu mau nikah ama siapa dulu? Kalau sama aku, pasti aku minta ayah ku atau orang kepercayaan nya yang urus. Dan aku yakin akan bisa. Itu.. kalau lho.. kalau... Tapi kalau kamu sama orang lain, aku gak tau bisa atau nggak nya.."

"Kamu sadar yang kamu omong ini Mila..?"

"Sadar aku mas Aryo.. aku tau apa yang aku omong ini..."

"Kamu memang wanita teguh yah.. sekeras karang. Pendirian mu tak tergoyahkan.. aku baru menemukan wanita seperti dirimu.."

"Inilah aku mas.. dan aku akan tetap memperjuangkan yang aku yakini buat aku.

Dan......

itu........

kamu......

bahkan......

jika... Wanita.. yang terluka di luar itu...

mengharapkan mu lagi...

aku.......

akan.......

bertarung.......

untuk mendapatkan mu...

Aryo sayang..."


Aryo tercengang.. ia sama sekali tak menyangka, Mila telah mengetahui keberadaan Ayu dan status nya.

Aryo terdiam tak percaya. Mila memandang ke Aryo dengan senyum tipis penuh percaya diri.

"Mila... Saat ini yang paling penting adalah mengenai diri kamu dulu. Yaitu besok saat pertemuan dengan ayah mu. Pak Suwardi Giman. Setelah itu kita lewati, kita baru bisa berpikir hal lain.."

"Baiklah mas.. aku percaya pada mu... Persiapkan dirimu ya mas.. andai aku diizinkan untuk ikut mempersiapkan dirimu... Tapi gak apa-apa, siapapun yang akan mempersiapkan diri mu, aku pun kelak akan melakukannya padamu.. ya masss..?"

"Kita berserah pada kehendak Nya ya Mil.."

"He eh.."

angguk Mila dengan senyum lebar nan manis..

Aryo menunduk. Mila memegang tangan Aryo dan mengajaknya berdiri.

"Ayo mas.. kita pulang..."

Aryo bangkit dan berdiri...

Mila segera menggandeng sambil memeluk tangan kiri Aryo dan menarik jalan. Aryo ikut berjalan keluar ruang dokter, terus ke IGD. Berjalan ke arah luar. Saat tiba di sisi bed si wanita, Mila makin memeluk lengan Aryo dan berjalan pelan.

"Maaf ibu Ayu.. aku dan mas Aryo pulang dulu yah. Istirahat ya Bu.. biar ibu cepat sembuh... Sampai ketemu besok ya Bu.. assalamualaikum.."

Mila dan Aryo berjalan.

"Wa'alaikumsalam..."

jawab wanita itu sambil berbisik...

Wanita itu, Ayu Astuti memandang kosong tanpa ekspresi. Namun tampak aliran bening turun dari kedua kelopak matanya.... Entah bagaimana perasaan nya kini...

Mila dan Aryo segera berpisah saat keluar ruang IGD. Mereka menuju ke mobil Mila. Mila yang sudah siap pulang sebelumnya segera membuka kunci otomatis pintu mobil dengan remote nya. Aryo segera membuka pintu dan mempersilahkan Mila naik. Senyum lebar terpancar terus di wajah nya.

"Mila.. yang tadi itu tolong Mila keep dulu yah. Kasihan dia dan saya. Dia masih luka dan saya pun belum siap jika harus di ketahui keberadaan ku ini.. dan yang tadi yang Mila lakukan di dekat bed Ayu.. itu membuat ku jengah dan mungkin menyakiti perasaan Ayu. Tapi itu buah dari kelakuannya sendiri. Hanya... Entahlah... Aku masih gak tega padanya melihat kondisi nya."

"Ya mas.. aku minta maaf. Tapi aku ingin istrimu tau, bahwa suaminya yang dia sia-siakan, masih sangat berarti buat wanita lain, yaitu aku.. aku tidak akan membiarkan pria yang aku sayangi di kecewakan sekali lagi..."

"Iya Mil... Terima kasih atas semuanya. Aku janji akan sekuat tenaga membantu kamu besok."

"Bukan hanya besok, tapi besok nya lagi, lagi, lagi dan seterusnya, mas Aryo tetap buat aku.."

"Ya udah.. hati-hati ya Bu dokter cantik..."

"Kamu juga mas dokter ku yang ganteng..."

Mila memejamkan mata dan membuka bibir nya sedikit. Tapi Aryo hanya menempelkan telunjuknya nya di bibir Mila...

"Jangan lagi yah... Gak pantes..."

"Iya.. Mila paham... Mas..."

Mila meminta tangan Aryo.. Aryo ragu. Tapi segera tangan yang tadi menempelkan di bibir nya itu di ambil nya dan di tempelkan di dahinya..

"Assalamualaikum mas..."

"Eh.. Mila... Wa'alaikumsalam.... "

CRV putih meluncur meninggalkan puskesmas...

Sesosok yang melihat kejadian itu dari jarak cukup jauh, tersenyum senang...

Aryo tercenung memandang sedan CRV itu hilang dari pandangan.

Aryo balik kanan hendak mengambil barang nya. Tiba-tiba sosok itu mendekati Aryo...

"Mas dokter..."

"Eh.. pak Amin..."

"Mas... Bapak senang kalau mas dokter bisa sama Bu dokter Mila. Pasti semua setuju mas..."

"Ah... Jangan terlalu percaya apa yang bapak lihat mungkin tadi. Bu dokter Kamila itu siapa? Anak penggede, dan orang berada. Sedang saya.. jauuuhh sekali lah..."

"Mas... aku lihat, Bu dokter itu sangat menyukai mas dokter. Dan bu dokter itu watak nya keras, tapi yang bapak liat... Mas dokter saja yang bisa kendalikan nya... Maaf kalo lancang ya mas.. maaf..."

"Ah.. bapak bisa aja.. kita masih temenan aja kok pak... Bapak belum pulang? Amih?"

"Bapak tunggu Surpan.. applusan setengah jam lagi. Amih udah duluan pulang tadi pas habis Maghrib..."

"Iya pak.. saya juga mau pulang ya pak sebentar lagi. Nanti saya titip pasien ya pak. Bilang in kang Surpan juga..."

"Siap mas.."

"Saya ke dalam dulu ya pak. Mau ambil barang-barang saya.."

"Iya mas.. saya juga mau ke air dulu..."

Aryo masuk ruangan dokter di poli. Ambil tasnya yang dia bawa tadi pagi. Dia telah membereskan tempat makannya juga minum nya. Kemudian keluar menuju ke ruangan lorong puskesmas itu. Sesaat dia terdiam...


POV. Aryo

Aku menghadapi kenyataan yang cukup mengejutkan hari ini. Bagaimana mungkin aku bisa mencumbu Mila tadi..? Dan parah nya juga di lihat Ayu.. aku terbawa suasana.. Mila jelas menyukai aku. Dan dia wanita keras dan teguh. Pribadi yang baik dan menarik juga. Tapi apa karena aku terlalu polos pada perempuan jadi saat di sentuh sedikit jiwa kelakian ku, aku jadi lepas kendali...?

Ayu.. apa yang dia pikirkan setelah melihat aku tadi..? Dia pasti berpikir aku membalas tindakannya padaku, padahal aku tidak bermaksud seperti itu. Tapi ah.. sudahlah.. peduli amat ama dia... Aku harus segera pulang, Mira pasti sudah menunggu aku..

Tapi.. perlu tidak aku klarifikasi dengan Ayu..? Aku gak mau di cap dokter mesum, dokter yang tidak bertugas dengan baik. Hmmmhh.. baik nya aku coba lihat saja dulu keadaan nya, jangan sampai dia berbuat aneh-aneh lagi.

Aku jalan menuju ruang IGD. Masuk ke dalam. Pasien lelaki ada yang tidur ada juga yang asyik dengan smart phone nya. Mungkin dia masih menyimpannya.

Ayu.. dia tidur menghadap dinding... Aku coba mendekat.

"Bu.. Bu Ayu..."

Ayu membalik. Ternyata dia masih terjaga..

"Ii.. ya mas eh dok.."

"Bu Ayu... Gimana kondisi lukanya? Apa perut nya masih sakit..?

"Sudah tidak lagi dok.. saya sudah jauh lebih baik.."

"Eee.. saya minta maaf sama kamu atas tindakan saya dan Mila tadi.. saya tau kamu sempat lihat. Iya.. saya hanya meluruskan, saya bukan dokter seperti itu, tadi hanya spontan. Saya janji gak akan terulang lagi.. tolong maafkan dan jangan ada pikiran negative.. dan juga tindakan Mila tadi saat ingin pulang pun.. saya minta maaf kalau itu kurang pantas dan membuat kamu tersinggung. Mila sudah mengetahui tentang kamu karena tak sengaja dia tanya aku tentang nama... istriku... Aku memberitahukan dia.. dan dia pun tau nama kamu. Karena tindakan ku yang selama merawat mu dan tindakan mu yang selalu melihat padaku dan mencoba memastikan aku, Mila akhirnya paham situasi nya. Mila menyukai aku... Dan.. dan.. dia sudah putuskan untuk memperjuangkan aku. Tapi aku masih anggap dia teman dekat ku. Entah nanti. Karena saat ini hatiku sudah aku ikatkan pada seseorang yang dengan tulus menyelamatkan nyawaku, merawat aku dan menerima keadaan ku apa adanya saat dimana aku memutuskan mati dari masa lalu ku. Maaf kan, situasi nya harus begini. Dan jika besok atau lusa kamu kembali ke dunia mu, aku sudah rela melepaskan kamu. Aku sudah tak semarah beberapa hari lalu. Tapi maaf aku belum bisa memaafkan mu.. mungkin hanya waktu yang bisa menjawab.."

"Mas.. boleh aku bicara..? Aku mencari kesempatan ini tapi sangat sulit.. dan.. dan.. aku paham... Hik.. hik.. hik.."

"Ya... Aku dengar kan..."

"Kamu berhak untuk tidak percaya, tapi setelah aku bicara ini, hatiku lega. Aku ikhlas lahir batin menyelesaikan hubungan kita. Aku ini adalah seorang perempuan kuper yang dididik dalam aturan ketat keluarga yang hidup sangat patuh pada norma dan adat istiadat daerah kita. Aku tidak mengenal lelaki sampai aku berumur 24 tahun atau saat aku sudah lulus ujian sidang akhir. Setelah aku lulus, aku dan teman-teman mengadakan perayaan bersama. Aku dan tiga teman perempuanku, kita adakan pesta kecil di sebuah cafe di tengah kota. Kita karaoke dan bersenang-senang. Sampai kemudian salah satu temanku mengajak lagi temannya buat bergabung dengan kita, agar seru katanya. Datang lah tiga orang lelaki bergabung dengan kami. Kami bersenang-senang. Sampai pada suatu saat, aku merasa aku.. aku.. merasakan sangat bergairah. Entah apa namanya. Ternyata, aku di jebak dan diberi obat perangsang. Aku mabuk dan tidak dapat mengontrol diriku lagi. Dan.. dan... Hu.. hu.. hu.. aku diperkosa. Aku gak tau namanya, sebab aku pun merasakan tak ada paksaan melakukannya. Terjadilah.. aku dan satu teman ku yang masih benar-benar hijau, di tipu dua temanku yang lain.."

"Hari itu, yang seharusnya jadi hari paling bahagia dalam hidupku, menjadi malam kehancuran buat aku dan satu temanku. Teman ku itu saat ini sampai harus menanggung malu dan pindah ke Sumatera akibat dia mendapatkan anak dari tindakan haram malam itu. Aku ada nomor hp nya jika kamu mau mengecek kebenarannya."


Ayu menarik nafas..

"Namanya Aisyah, saat ini dia tinggal sendiri dengan anak nya akibat diusir keluarga nya dan menjadi buruh pabrik di Batam sana. Dua teman ku lainnya yang menjerumuskan aku, saat ini masih bekerja sebagai karyawan di Jakarta. Aku hancur setelah mengetahui keadaan ku. Tapi lelaki yang meniduri aku itu, masih mau bertanggung jawab padaku. Dia tidak lari. Aku pun terpaksa menerimanya hadir dalam hidupku. Dia itu Yudhi Pratomo. Seorang anggota pasukan elit TNI. Tapi dia nakal. Aku terpaksa ikut mau nya agar dia tidak meninggalkan aku. Dan aku.. aku.. menikmati setiap berhubungan dengan nya."

"Tapi.. lama kelamaan aku menjadi berpikir, kenapa aku tidak kunjung di lamar. Aku menjadi tawar hati. Tapi dia tak putus asa, aku selalu bisa memberikan obat agar aku kembali bergairah melayani nya. Tapi setelahnya, aku sangat menyesali nya. Aku sadar aku jadi budak sex nya. Lalu aku mengancam nya akan mengadukan ke atasannya. Dan akhirnya dia datang menghadap bapak, meminta aku.. tapi.. bapak menolak. Dia marah, tapi aku tetap memintanya untuk kembali menghadap orang tua ku. Dan dia datang lagi, sampai pada ke tiga kali nya, bapak tetap menolak dia. Yudhi marah dan membuka semua aib ku di depan bapak. Bapak mengusir dia dan bapak juga murka habis padaku. Aku dikurung selama seminggu di rumah."

"Aku pasrah. Aku terima... Tapi setelah seminggu bapak panggil aku, dan bilang.. aku akan di jodohkan dengan anak teman nya.. itu adalah kamu.. dan aku di minta mendekati kamu dan keluarga mu. Aku setuju karena aku ingin melupakan dan keluar dari jerat Yudhi. Dan baru aku tau, Yudhi sudah di pecat dari kesatuannya beberapa hari setelah kejadian dengan ku di cafe itu akibat.. dia.. ada main sama istri komandan nya. Aku makin sudah tidak mengharapkan dia lagi dan memutuskan menjadi istri mu. Aku sadar Yudhi mencoba memintaku ke bapak, karena dia telah hilang pekerjaan dan ingin hidup didalam keluargaku dan mengincar harta bapak. Aku makin tidak mengharapkan nya. Setelah mengenal mu, aku siap memulai semua nya dengan mu. Tapi dua Minggu sebelum hari pernikahan kita, entah gimana dia muncul lagi. Dia tau rencana itu. Dan dia mendekati aku lagi. Aku jelas menolak. Tapi dia mengancam akan menemui mu dan menceritakan semua yang sudah terjadi. Aku panik dan marah. Tapi aku gak tau, gimana nya, aku kembali berhasil di perdaya oleh nya dan jatuh lagi untuk melayani nya. Aku marah pada nya dan pada diriku. Aku terpaksa memberikan uang agar dia tak merusak rencana ku. Sampai pada hari pernikahan itu, dia datang ke resepsi tapi dengan menyamar, sebab pasti dikenali bapak dirinya. Dia menyelipkan sebuah surat di tangan ku. Yaitu permintaan dia yang terakhir karena dia juga enggan berurusan dengan mu katanya. Dia minta uang 200 juta karena kalah judi. Jelas aku gak punya, tapi dia gak mau tau dia kasih batas waktu yaitu esok nya. Aku menghubungi nya saat kamu tidur. Aku membohongi kamu dengan alasan aku sedang datang bulan. Padahal aku sedang kalut dan khawatir. Juga aku khawatir karena aku sudah tidak gadis lagi saat jadi istrimu. Tentu jika kamu mengetahui nya, kamu akan merendahkan aku juga keluarga ku ditambah lagi desakan dari Yudhi. Jadi aku.. aku.. mencoba membayar nya dengan...sertifikat rumah... Hik.. hikk... Hik.. dan.. aku kembali bisa diperdaya oleh nya. Dan.. kamu pun jadi melihat semua nya..
."

Aku diam. Alibi apalagi ini..? Aku memang bisa dibilang baru mengenal dirinya. Dan sepertinya dia sungguh-sungguh dalam cerita nya ini. Tapi.. aku gak akan mudah percaya.. nggak.. kenapa dia tidak memberi penjelasan padaku. Dia malah melakukan tindakan yang biadab itu.

Hmmmhh.. Yudhi.. kenapa dia mengantarkan Ayu ke puskesmas ini dan meninggalkannya? Tentu dia tak mau di salahkan atas kejadian yang menimpa Ayu.

Tidak.. tidak.. itu cerita versi dia.. aku gak bisa mendengarkan hanya satu pihak. Tapi siapa yang bisa aku konfirmasi..?

Hah.. kenapa aku jadi terbawa pada cerita wanita jalang ini..? Sial... Wajah nya memang tak mengecewakan, fisik nya juga sangat baik, tapi moral nya.. aku gak percaya.

Tapi matanya saat bercerita itu, seperti tulus dan penuh penderitaan?

"Maaf.. aku gak tau gimana akhirnya aku bisa disini.. ? Apa itu karena kamu..?"

"Kamu di pukul dan dibius oleh teman nya Yudhi... Ivan namanya. Orang bule Indo. Setiap hari kamu terus di tempelkan bius di hidung mu agar kamu tidur. Dan.. Yudhi juga dua teman nya ada tugas di.. di.. wilayah PLTU Banten 2 sana. Mereka itu penjahat negara, mereka menyelundupkan emas batangan ke Arab melalui pelabuhan sana dengan menggunakan tongkang batu bara yang akan di bawa ke Arab sana. Lalu Yudhi dan teman-teman nya membawa aku dan kamu ke wilayah Banten sini. Di Anyer tepat nya. Dan.. sehari sebelum hari penyelundupan itu, kamu.. kamu.. dibuang ke laut oleh orang nya Yudhi.. dan.. dan.. aku gak tau harus apa.. maaf kan aku.. maafkan aku.. aku seharusnya kamu biarkan saja mati dari pada aku hidup tapi aku tak berguna dan hina di hadapan mu. Aku.. akhirnya tau.. kamu orang yang sangat kuat. Biarkan aku pergi, aku gak akan mengganggu hidup kamu lagi mas. Mungkin lebih baik aku menjadi gembel dijalankan, dari pada aku pulang ke rumah bapak. Aku gak mau.. aku mau pergi sendiri. Ini adalah ganjaran yang sangat setimpal atas kebodohan ku.. kesalahan fatal yang aku lakukan."

"Aku sudah mengungkapkan semua pada mu mas.. aku lega. Beban ku hilang sudah. Kalau pun besok aku harus mati, aku rela dan ikhlas. Atau jika memang aku masih ada umur, aku akan pergi jauh dari sini. Menghabiskan sisa hidupku.. Jadi biarkan aku pergi mas besok pagi, aku tak akan menyalahkan atau membawa-bawa namamu mas. Buatlah seolah-olah aku melarikan diri."


"Heh.. jangan gila kamu.. itu kamu merusak nama ku sebagai dokter disini. Gak.. kamu gak boleh pergi begitu saja. Kalau pun kamu harus pergi, dengan cara baik-baik. Kamu sembuh dan di jemput keluarga atau kerabat, setidaknya teman mu. Jangan coba kabur, kamu akan akan aku laporkan ke polisi.."

"Tapi mas.. tolong.. aku gak mau nanti Yudhi mendatangi aku lagi.. aku gak mau.. lebih baik aku mati dari pada harus jadi budak nya lagi. Dia penjahat, dia kriminal. Aku.. aku gak mau..."

"Kenapa bukan dari dulu kamu menghindari nya..? Kenapa baru sekarang saat kamu sudah ada di titik terendah dalam hidup mu..?"

"Iya mas.. karena saat ini aku sudah tidak akan lagi mengharapkannya, malah aku menghindari nya. Andai aku punya kemampuan, ingin aku menghabisi nya sendiri. Tapi aku hanya seorang wanita lemah dan dia seorang bekas pasukan elit, dan terakhir aku tau.. dia.. pembunuh bayaran kelas satu di negara ini.. aku hanya dijadikan nya boneka pemuas nafsu hewan nya. Biarlah sekali ini saja aku hidup benar, walau standard kebenaran itu hanya mutlak milik Tuhan, setidak nya aku gak mau menambah dosa ku lagi..."

"Nggak . Itu riskan buat hidup kamu. Kalau itu yang kamu lakukan, percuma aku menolong mu kemarin itu. Aku menolong mu karena, aku memang tidak bisa melihat orang lain atau pasien ku menderita. Mungkin itu yang menuntun aku jadi seorang dokter, jiwaku kuat untuk itu. Dan.. itu pun berlaku pada mu. Walau.. aku sangat membenci mu saat itu. Aku sampai rela melepas semua dunia ku agar aku tidak bertemu lagi dengan kamu dan masa laluku. Tapi ternyata, dengan sangat cepat, aku dipertemukan lagi dengan mu dengan situasi dimana kamu memang sangat memerlukan bantuan ku. Dan.. dan.. jiwaku tak bisa menolak itu, walau hatiku menjerit, aku tetap menolong mu. Jadi, jika kamu tetap memutuskan pergi kabur dari sini diam-diam, dan membuat dirimu menjadi santapan kejahatan diluar sana, untuk apa arti pertolongan ku itu? Apa kamu gak menghargainya lagi..?"

"Maaf kan aku mas.. maaf kan aku, aku lagi-lagi berpikiran sangat bodoh. Aku memang hanya membuat dirimu susah. Jadi aku musti apa..?"

"Tetap disini sampai kamu sembuh.. hargai sedikit pertolongan ku pada mu. Soal Yudhi.. aku pun wajib melindungi semua pasien ku, termasuk juga kamu. Aku pun gak mau kalo seorang kriminal hadir lagi dalam pekerjaan ku, pasti aku akan melawan. Mungkin saat dia antar kamu, aku siap ada disana, dia akan aku hajar. Sayang aku gak sempat bertemu dengan nya, aku memang melihat kamu, tapi saat aku mau mencari dia, dia telah menghilang dengan cepat. Kalau tidak, aku pasti sudah menghajarnya..."

"Jangan mas.. kamu bukan tandingan nya. Dia sangat ahli dalam beladiri dan berperang."

"Aku gak peduli, biar dia juara dunia berkelahi sekalipun, tetap aku akan menantangnya. Ini menyangkut harga diriku sebagai lelaki.. aku gak akan mundur..."

"Kamu.. kamu.. hahhh.. jangan kamu korbankan dirimu. Biarlah aku menerima nya akibat dari kesalahan ku ini. Kamu harus mulai semua hidup mu lagi.. banyak yang masih mendukung mu. Dan.. dan.. yang masih lebih pantas mendampingi mu.."

"Ya, terima kasih atas saran mu. Tapi selama kamu disini, kamu tetap dalam tanggung jawabku. Tapi setelah kamu pergi, kamu bebas. Aku gak akan menahan kamu lagi.."

"Terima kasih mas.. maaf kan aku atas rencana ku tadi. Aku sudah putus asa dan habis.. maafkan aku.."



Bersambung lagi ya suhu...
Mohon kritik dan saran nya di lemparkan ke nubie hijau ini. Salam....
 
Terakhir diubah:
Selamat pagi semua, buat Momod, submod, pertapa, guru besar,maha guru, sesepuh, suhu master, perdekar, ahli cerita, senior, senpai, tukang, holic, addict, lover, kakak, adik, juga pendatang baru seperti nubie ini.

Nubie hina hijau yang masih merah dan kuncup ini, mencoba meneruskan cerita nubie yang ndeso, kampungan dan jauh dari bagus. Sekedar ikut meramaikan sedikit dari cerita di forum ini.

Mudah-mudahan sedikit bisa menghibur para suhu yang terhormat.

Mohon jangan sungkan melemparkan kritik dan saran nya pada nubie hijau yang merah dan kuncup ini.

Akhirnya, salam semprot...

Selamat pagi om balak...
Asikkk bakal update neh kyknya
 
ortunya ayu biadab juga, anaknya udah rusak malah dikasih ke aryo, pasti ortunya ayu setelah kejadian aryo & ayu ilang pasti cerita ke ortunya aryo kronologi si ayu yg udah kaga perawan sebelum nikah & ortu aryo menyesal seumur hidupnya.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd