Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Antara Khilaf dan Penasaran

Status
Please reply by conversation.
Kayanya Tole ma nyelem nih..gegara ga bisa renang..ayo lanjut.
 
Mantap tapi kentang........Hehehe.....:Peace:

Ditunggu lanjutannya Hu.......:semangat::semangat::semangat:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
UPDATE



Ketika aku kembali berjalan kekolam renang, aku melihat mereka berdua sedang berciuman bibir, mbak ajeng memegang bahu bu Sugeng, dan bu Sugeng memegang leher mbak ajeng. Mereka nampaknya terhanyut dalam suasana sepi hingga lupa daratan. “hah? Lesbi? Atau bisex?” aku bergumam kaget dalam hati.

Aku memundurkan langkahku, dan aku keraskan langkah kaki ku sebagai penanda aku datang dan tidak melihat mereka berdua asik bercumbu.

Srek.. srekk.. srekk.. langkah kaki ku mengeras, dada ku deg degan ketika memasuki area kolam renang. Benar saja, ketika aku kembali mereka sedang asik bermain air, saling ciprat cipratan. Aku kembali kekursi dan memainkan hapeku untuk menutupi rasa deg degan ini, sesekali aku curi curi pandang kearah mereka.

“aku ke WC dulu ya ajeng,” ucap Bu Sugeng. Bu Sugeng naik dan menutupi badannya dari dada hingga ke pahanya dengan handuk.

“minum aja mas sambil nunggu kita main air.” Ucap mbak Ajeng

“iya mbak.” Balasku

Kami dihidangkan beberapa cemilan ringan dan 3buah gelas teh hangat manis. Aku mengambil bagianku, dan aku meminumnya. Tak lama kemudian bu Sugeng kembali kekolam, dan melempar handuknya kearahku sambil melempar sebuah senyuman genit. Harumnya bukan main, handuk bekas bu Sugeng ini.

Kurang lebih setengah jam berlalu, mereka berdua naik keatas, dan duduk dikursi pinggir kolam. Karena bangkunya hanya Cuma 2, mbak ajeng duduk diantara pahaku, posisi ku saat itu sedang tiduran, lalu kedua kaki ku digeser hingga posisi mengangkang. kulihat Bu Sugeng menenggak teh manisnya, kulihat lehernya naik turun, membuatku ingin mencium lehernya.

“aku kekamar dulu ya, mau bersih – bersih.” Ucap Bu Sugeng

Aku mengangguk, dan mbak Ajeng pindah posisi ke tempat duduk bu Sugeng.

Sreettt... bunyi retsleting tas mbak Ajeng,

“pakai ini mas,” mbak ajeng melempari ku 2buah tissue magic.

“hah? Beneran? Gk salah kamu mbak? Nanti aku dimarahi pak Sugeng gimana?” ucapku panik

“tenang saja, asal sama sama bisa jaga mulut, kamu aman kok” ucap mbak ajeng sambil mengusap usap rambutnya dengan handuk. “ingat, 15 menit lagi setelah pakai itu, kamu masuk kekamar, aku tau kok tadi kamu liat aku sedang french kiss kan?”

“hehehe...” aku hanya tersenyum kecil, “yasudah aku pakai dulu. Tapi aku gk disodok dildo kan?”

“rahasiaa.. weekk” ucap mbak ajeng “wiss aku mau nyusul kekamar dulu, inget 15menit,” mbak ajeng pergi sambil mencium kecil bibirku.

Antara kaget dan bahagia perasaan aku saat ini, aku segera keruang ganti untuk memakai benda ini.

15 menit kemudian,

“wis 15 menit ki, tak bilas sek..”

Tiba tiba hape ku berdering, dan ternyata adikku Ina telepon via line.

“masss kangennnnnnn..” ucap dia diujung telpon manja.

“sabar yoo.. nanti kalau pulang aku bawain oleh”

“mass, kemarin temenku ayu kerumah,”

“hhmm terus..”

“kita berdua main mas.. hehehe pake dildonya..”

“mainnya pake kondom juga kan?”

“iyalah mas, kalau ndak jijik tauu.. mas gak kangen aku kah?”

“yo kangen dek.. tapi sabar..”

“eh mas, tau gak.. si Ayu nyariin kamu..”

“oh iya? Kamu ceritakah?”

“iya mas, abis dia maksa maksa pengen ML sama kamu, yaudah terpaksa deh aku ceritain.”

“terus terus..”

Tiba tiba terdengar suara dari luar.

“mass tooommmyyy... kok lama, lebih 15 menit ini..” teriak mbak Ajeng dari luar kamar ganti.

“dek, nanti atau besok aku telpon lagi ya.. aku dipanggil atasan aku.”

“yo wis dah.. dadah kangmasku sayanggg.. mmuachh”

“dadahh salam buat ibu dan eyang.”

Aku menutup hapeku dan langsung keluar dari kamar ganti, ketika aku keluar, ternyata bukan Cuma mbak ajeng, tetapi ada bu Sugeng. Mataku tertuju kepada dada mereka. Ternyata mereka hanya mengenakan tangtop dan celana ketat,

“lama banget sih, ngapain kamu mas? Ngocok?”

“anuu... enggak kok mbak, tadi adikku telpon,” ucapku terbata.

“yuk,” ucap bu Sugeng singkat

Bu Sugeng berjalan mendahului kami, dan mbak ajeng menggandeng tanganku, bahuku tepat diantara payudara mbak ajeng,

“kok pada gk pake BH mbak?” tanya ku berbisik kepada mbak ajeng

“yee lali yo mas, kan BH’a basah tadi..” ucap mbak ajeng

Aku mengangguk, dan terus melangkah kekamar kami.

Nggeekkk... pintu kamar ku buka, dan ternyata hanya lampu berwarna kuning yang menyala, dan tercium aroma therapy seperti bunga mawar.

Aku melangkah masuk kekamar, dan tiba tiba mulutku dibekap oleh bu Sugeng dengan CD’a yang masih basah, kedua tanganku ditarik oleh mbak ajeng kearah kasur.

Bruukkk..

Badanku roboh dikasur, dengan sigap bu Sugeng duduk diatas punggungku.

“ini hukuman kamu udah ngintip aku kissing,” ucap bu Sugeng dengan nada marah.

Mata ku ditutup dengan sapu tangan,

“balik terlentang, jangan melawan atau kamu aku iris pelan.” Bu Sugeng terus menekan punggungku.

Kaki ku meronta, melawan rasa tersedak dimulutku ini namun apa daya, sepertinya bu Sugeng sudah lebih berpengalaman. aku terlentang menuruti perkataannya. Kaki dan tangan ku diikat dengan tambang plastik disisi ranjang, bajuku disobek oleh mereka.

“hah? Cupang siapa ini mas?” tanya mbak ajeng

“auu.. auuu..” aku tak bisa berkata karena mulutku disumpal.

“wahh gk bener ini jeng, tak kira polos bocah 1 ini,” seru bu Sugeng

Lalu mereka menelanjangiku, merobek celanaku padahal baru aku beli seminggu yang lalu. Lalu mbak ajeng mencabut CD’a bu Sugeng yang dimulutku,

“tenang saja sayang, kamu suka kan kalau begini.” Ucap mbak Ajeng “jilatin yah sayang”

Mbak ajeng mengarahkan vaginanya tepat diatas mulutku, aku memainkan lidahku pelan pelan. Ternyata vaginanya sudah basah banget, clitorisnya pun mengeras. Aku emut perlahan clitorisnya, pinggang mbak ajeng reflek ikut bergerak menindih hidungku.

“aakkkkhhh mmasss... lidahmu itu loh... mmmhhh..” desah mbak ajeng tidak beraturan.

Aku terus memainkan lidahku divagina mbak ajeng, lidahku mencoba keluar masuk kedalam lubang memeknya, ku jilat kiri kanan atas bawah. Gerakan pinggangnya semakin tak beraturan.

Cring.. cring.. aku mendengar sebuah benda, tiba tiba, bu Sugeng mengikat sesuatu diatas penisku,

“kontolmu gemuk juga dek, tahan yah.” Ucap bu Sugeng.

Aku tidak tahu bu Sugeng melakukan apa, yang ku lakukan hanya terus menjilati vagina mbak ajeng yang sangat basah. tak ada 5 menit aku menjilati memek mbak Ajeng,

“terus mas.. te.. rus.. mas.. dikit.. lagii.. mmmhh” suara mbak ajeng mulai berat, pinggangnya bergerak naik turun, “mmmhh... akuu keluar mas.. sedot mas..”

Aku langsung menyedot clitorisnya mbak ajeng, ssseerrr.... mbak ajeng squirt membasahi mukaku. Lalu dia duduk diatas dadaku, sambil mengatur nafasnya.

“gantian yah,” suara bu Sugeng.

Mbak ajeng berpindah posisi menjadi diatas perutku. Aroma vagina Bu Sugeng wangi sekali,

“wangi banget bu,” ucap ku reflek

“suka kan sayang?” ucap bu Sugeng

Aku ciumi dulu Vagina bu Sugeng, Vagina bu Sugeng berbeda dengan mbak Ajeng, Vagina bu Sugeng sama sekali tidak ada bulunya, mulus. Lidah ku dengan leluasa bermain dibibir vaginanya. vagina bu Sugeng juga basah sekali.

“terus jeng.. pelintir pentilnya.. akkkhh.. akkhh.. mainin lidah kamu sayang..” ucap bu Sugeng

Ternyata, selagi aku menjilati clitoris bu Sugeng, mbak ajeng memainkan payudara bu Sugeng, gerakan pinggang Bu Sugeng tidak teratur. Aku terus menjilati clitorisnya, dengan tempo lambat, terkadang cepat.

Ccpp... ccppp.. terdengar suara mbak ajeng menciumi badan bu Sugeng.

“mmmhh.... mmmhhh passs ennnnakk” desahan bu Sugeng semakin jadi, Pinggangny juga terus bergoyang, aku sedot kencang clitorisnya, “iyaa disitu sayang disitu.. mmmhhh dikit lagi..”

“akkhh.. sayannngggg aku punya brondong baruu.. mmmhh..” ucap bu Sugeng

Semakin cepat lidah ku bermain diclitorisnya, semakin tak beraturan pinggang bu Sugeng.

"mmmhh... dikit lagi sayang..." aku mempercepat tempo lidahku, dan

“a...kkuu.. kkeelluarr sayangg...” rambutku dijambak dan vaginanya menekan mulutku. Cairan vaginanya keluar membasahi mulutku, mbak ajeng bergeser di samping kananku, dan bu Sugeng ada disisi kiriku. Mereka berebut cairan vagina yang ada dibibirku.

Bibirku kemasukkan 2 lidah secara tidak teratur. Bukan hanya itu, tangan bu Sugeng meraba dadaku memainkan pentilku, dan tangan mbak ajeng memainkan penisku yang berdiri tegak sedari tadi.

“kontol mu berurat sayang, sudah berapa wanita kamu tiduri?” bisik bu Sugeng

“enggak kok bu, itu gtw” aku menjawab terbata karena bibirku masih sibuk diciumi mereka.

Lidah bu Sugeng turun dari leherku, menuju dadaku, “aku ikutan cupang akh,”

Ssrrppp... bu Sugeng mencupang dadaku, dan mengigit gigit pentil ku, badanku reflek bergerak menahan rasa geli dan ngilu.

“kamu dulu atau aku ajeng?” tanya bu Sugeng

“ibu dulu saja, aku mau cap merah dibadannya. Hehehhee..” jawab Mbak Ajeng

“hah? Jangan mbak nanti susah ilang.” Ucap ku

Bu Sugeng memegang penisku dan melepaskan ringnya, lalu memasang kondom, dan dia mengambil posisi WOT. sambil menggesek gesekkan kontolku kebibir vaginanya.

Mbak ajeng yang masih sibuk dengan bibirku, kini berpindah ke dada ku, disedotnya sekujur badanku ini.

“mmmmhhh.... mbakk pelan pelan...” desahku melirih

Bleesss.. kontolku masuk kedalam memek bu Sugeng,

"mmhh.." bu Sugeng mendesah perlahan sambil memaju mundurkan pinggangnya.

belum berapa lama bu Sugeng asik dengan kontolku, Tiba tiba...

 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd