Episode 4
Wina Puspita
Di balkon sebuah rumah mewah, Wina tengah memandangi langit malam tanpa bintang, Wina melamun seorang diri, ia memikirkan mahligai rumah tangga dengan Wijaya, ia tidak membenci keadaan...Tapi ia membenci ketidak sanggupannya untuk mengerti keadaan ini.
Ia beranjak dari tempat duduknya, tubuhnya yang hanya memakai pakaian tipis memancarkan keindahan lekukan dari ujung rambut hingga ujung kaki, menjadi bukti bahwa Wina adalah seorang yang menjaga bentuk tubuhnya, sebagai tuntutan, atau ia sendiri yang menyukai keindahan bentuk tubuhnya sendiri.
Hari demi hari berlalu berat dan terasa lama, Wina sangat merindukan belaian suaminya yang hangat seperti dulu, ketika ia sedang ingin, dan disaat itu jugalah suami selalu memuaskan hasratnya, kerinduan akan hal itu terkadang terbesit dalam pikirannya untuk menyewa jasa gigolo, tapi ia selalu menepiskan pikiran itu.
Malam semakin merangkak naik, udara dingin berhembus menusuk tulang, Wina berjalan masuk untuk menuju kamarnya, sesampai di kamar ia duduk di depan cermin meja riasnya.
Esok hari seperti biasa, setelah mengintruksikan kepada pembantunya Sri untuk mengurusi suami, Wina pun langsung menuju tempat kerja, Tok....tok...pintu ruang Wina di ketuk, dan terlihat sekertarirnya masuk.
" Bu...Berkas sudah saya taruh di meja ibu." Ucap sekretarisnya sambil menghampirinya.
" Yaa...Tahnks ya, Aku minta berkasnya cepat di kelarin soalnya bakal jadi bahan buat meeting nanti sore." Sahut Wina.
" Iyaa Bu, ada lagi yang bisa saya bantu Bu.?" Tanya sekertaris kembali.
" Ohh..yaa, tolong ke office boy buatin aku kopi, jangan terlalu banyak gulanya." Pinta Wina.
" Baik Bu." Jawab sekretarisnya sambil berlalu keluar ruangan.
Wina memeriksa berkas yang telah di kerjakan oleh sekretarisnya, Wina harus segera menyimpulkan materi meeting sebelum pertemuan dengan kliennya, agar lebih mudah ketika nanti presentasi, dan tidak lama berselang masuk OB dengan membawa kopi.
" Pagi Bu....Ini kopi yang ibu minta." Ucap OB sambil membungkukkan badan.
" Letakkan di atas meja." Ucap Wina sambil matanya fokus ke berkas-berkas yang sedang di periksanya.
Akhirnya waktu meeting pun tiba, lalu Wina mempersentasikan di depan kliennya, meeting selesai jam 17:00 bertepatan dengan jam pulang karyawan, kemudian Wina pun menyuruh sekertaris untuk membereskan bekas meeting.
" Sore Bu..***ang meeting sudah di bereskan Bu, ada lagi yang saya bantu." Ucap sekretarisnya.
" Oke...Klau kamu mau pulang silahkan pulang.." sahut Wina.
" Baik Bu terima kasih, saya pulang duluan." Jawab sekertaris.
Sore yang melelahkan bagi Wina..." Hooaamm.... Akhirnya kelar." Guman Wina sambil merenggangkan badannya yang kaku karena fokus ke komputer.
Setelah merapikan meja kerjanya, Wina pun segera pulang, jalan padat merayap sepanjang kota Jakarta, macet dimana-mana tak bis di hindari, Apalagi di jam sibuk dimana para pekerja yang sedang dalam perjalanan pulang kerumah seperti sekarang ini, setelah berjibaku dengan macet akhirnya Wina sampai di rumahnya.
" Hhaahh....." Suara Wina menghembuskan nafas panjang duduk di atas sofa.
Ia lalu mengambil remote tv dan di nyalakannya tv, kemudian ia mengganti-ganti terus Chanel TV terus-menerus, padahal matanya tidak fokus kepada layar tv, Brrukk... Tubuhnya kemudian terlentang di atas sofa.
Suara bell berbunyi, Wina tersadar dalam lamunannya, kemudian ia beranjak dari sofa dan berjalan malas menuju menuju pintu depan rumah, Ruth sudah berdiri cantik di depan Wina dengan gaun hitam diatas lutut menampilkan kaki jenjangnya.
RUTH
" Yaa...Ampun Mbak belum siap." Ucap Ruth seketika menatap kakaknya.
" Aduh Mbak lupa Ruth." Ucap Wina sambil menepuk jidatnya.
Sebenarnya malam ini Wina mempunyai janji dengan adiknya untuk pergi ke sebuah karoke, di karenakan kesibukan pekerjaan sehingga Wina lupa." Klau gitu cepat mbak ganti baju." Sahut Ruth.
" Oke...oke...oke.... Tunggu yaa." Sambung Wina.
" Cepat yaaa gak pakai lama.' sahut Ruth sambil menghelakan nafas kencang, sambil beranjak masuk.
Tidak lama berselang Wina pun selesai berdandan, dengan tampilan sangat anggun memakai gaun putih yang memamerkan bentuk tubuh indahnya, lalu ia keluar dari kamarnya, Ruth pun sangat terpukau akan kecantikan dan kesexyan kakaknya malam itu.
" Wow....Mbak cantik sekali dengan gaun itu." Ucap Ruth.
" Kamu juga cantik Ruth... Dengan gaun hitam yang kamu pakai." Balas Wina sambil melempar senyum manisnya.
Kemudian mereka berdua pun berangkat ke tempat karoke, mereka berdua mempunyai hobi yang sama yaitu suka hiburan karaoke, tak heran klau mereka berdua sudah pergi ke tempat karoke mereka berdua akan menghabiskan waktu berjam-jam lamanya.
Sesampainya di tempat karoke mereka pun langsung memesan minuman, dan Wina pun mulai bernyanyi bareng Ruth, tidak lama berselang waiters datang membawa minuman yang mereka pesan.
" Mbak...Mbak jangan minum terlalu banyak nanti mabuk." Ruth mengingatkan.
" Iyaa Ruth....Kamu juga." Timpal Wina.
Mereka pun asik bernyanyi sambil minum, sesekali Ruth beranjak dari sofa untuk berjoget, begitu juga dengan Wina, mereka berdua sangat happy malam ini, tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12 malam, akhirnya mereka pulang dengan kondisi setengah mabuk.
" Ruth kamu mendingan nginep di rumah Mbak aja, ini udah larut malam, terlalu beresiko untuk pulang sendirian." Ucapan Wina khawatir.
" Iyaa mbak. Badan aku juga letih banget." Sahut Ruth.
" Yaa udah terserah kamu mau tidur di kamar mana tinggal pilih, dan juga baju tidur kamu pilih aja ada di dalam lemari kamar Mbak. " Timpal Wina.
Wina menuju kamarnya, Ruth pun mengekor di belakangnya, sesampai di dalam kamar di lihat suaminya sudah terlelap tidur, dan begitu juga dengan Sri sudah terlelap tidur di atas sofa pojok kamar.
Sudah menjadi tugas Sri, ketika Wina tidak ada di rumah, Srilah yang menunggui dan mengurusi suaminya Wina, dan Wina pun dengan pelan-pelan membangunkan Sri untuk pindah ke kamarnya, Sri terbangun, dan pamit untuk tidur di kamarnya.
Setelah Sri keluar dari kamarnya, Wina membuka lemari bajunya yang besar, kemudian Wina pun mempersilahkan Ruth untuk milih baju tidur yang akan di pakainya, banyak sekali gaun tidur model kimono yang pendek, dan transparan didalam lemari pakaiannya Wina.
Kemudian Ruth mengambil gaun tidur minimalis model kimono berwarna biru muda, begitu juga dengan Wina mengambil baju tidur yang bermotif bunga-bunga warna putih, setelah itu Ruth pun keluar dari kamar Wina, Untuk istirahat di kamar.
" Mbak...Oke selamat tidur." Ucap Ruth sambil berlalu.
" Iyaa Ruth...Semoga mimpi yang indah." Balas Wina.
Mery Caesarany.
Pagi ini Mery telah berada di Bandara Ngurah Rai Bali, Untuk menjemput kedatangan Nugroho, dan tidak lama berselang Nugroho datang, dengan memberikan kejutan hadiah untuk wanita yang ia cintai.
Nugroho jalan mengendap-endap sengaja untuk mengejutkan Mery yang telah menunggunya cukup lama. " Doorr...." Mery kaget, sampai dirinya loncat.
" Iiih...Kamu ngagetin aja." Katanya sambil memegang dadanya.
" Ini buat kamu sayang." Memberikan sekotak kalung perhiasan.
" Thank you. Ya." Ucapnya sambil tersenyum.
Kemudian Nugroho memeluk Mery, sambil mencium bibir merahnya, sesaat Mery membalas ciumannya, Mery melepaskan ciuman bibir Nugroho." Sudah sayang nanti banyak yang cemburu lho." Kata Mery sambil tersenyum manis.
Nugroho membalas senyumannya, kemudian mereka langsung menuju parkiran, sambil merangkul layaknya suami istri saja, " kamu kesini sama siapa sayang.?" Tanya Nugroho.
" Sendiri Mas, Aku pinjam mobilnya Sarah." Jawabannya.
" Kamu gak nyasar sayang.?" Tanya Nugroho kembali.
" Enggaklah Mas...Aku sudah familiar dengan jalanan di Bali." Jawab Mery.
Kemudian mereka berdua telah sampai di parkiran, " Sayang aku aja yang bawa mobilnya. " Pinta Nugroho, lalu Mery memberikan kuncinya, Kemudian ia pun duduk di samping Nugroho yang mengemudikan mobil.
" Sayang pagi ini kamu cantik banget." Puji Nugroho.
" Iih..Kamu bisa aja makasih pujiannya." Mery tersipu malu.
" Sayang gimana keadaan anak kita.?" Tanya Nugroho.
" Operasi berjalan lancar, sekarang kondisinya sudah pulih, Mas." Jawab Mery.
" Makasih sayang...Kamu selama ini telah menjaga dengan baik ALbet anak kita." Sahut Nugroho.
Kemudian dua sejoli ini mencuri-curi pandang, Nugroho dan Mery mereka sibuk memandang satu sama lain, sambil sesekali melemparkan senyum tanda menggoda satu sama lainnya. " Mas ..***tel, nih." Mery menggodanya.
" Apanya yang gatel sayang." Tanya Nugroho menggoda balik.
" Ini loh ..Yang di balik celana dalam aku." Ucap Mery sambil melirik dengan senyum manja.
" Yakin cuma yang dibalik celana dalem yang gatel." Balas Nugroho sambil tersenyum mesum.
" Puting teteku juga nih mas... Gatel dari tadi."
" Terus gimana dong..biar gak gatel lagi.?"
" Garukin pakai punya kamu ini mas." Ucap Mery sambil meremas penis Nugroho dari balik celananya.
" Wah...Klau punyaku udah siap banget buat garuk punyamu sayang."
" Mas... Punyaku udah basah nih..***k kuat membayangi punyamu." Ucap Mery menarik keatas rok yang di pakainya, sehingga memperlihatkan, cd tipis warna ungu yang di pakainya.
" Iya Cd kamu sudah basah nih...Wow Memek kamu juga sudah becek Sayang." Sahut Nugroho sambil mengelus cd lalu menyelipkan jarinya ke cd yang dipakai Mery.
Hmmm.....Shhhh.....Mery mendesah ketika jari Nugroho menembus dan mengocok vaginanya. " Mas....Kita kehotel aja dulu, setelah itu baru kerumah sakit." Pinta Mery.
" Ok... Sayang." Jawab Nugroho.
Sesampai di kamar hotel mereka berdua langsung naik ke tempat tidur, tak ada lagi obrolan di antara keduanya, karena Mery sudah menaiki tubu Nugroho, mereka saling melumat bibir, dan lidah mereka saling membelit bertukar air liur.
Sruuppp.....Sruuuuupppp.....Sruuuuppppp...
Mery memang sangat ganas jika mengenai urusan sex, ia sangat menggebu-gebu dalam urusan yang satu ini, ketika pakaian telah semua di lepaskan, ketika posisi Mery berada di atas tubuh Nugroho, dan Nugroho pun sama sekali tak melawan ia mati kutu di hadapan Mery, Mery begitu ganas dan buas dalam mencumbu Nugroho.
" Mas jilat memekku." Ucap Mery sambil memajukan pinggulnya ke mulut Nugroho.
Nugroho langsung menempelkan lidahnya, dan ia mulai menjilati vaginanya Mery, di sapunya itilnya oleh lidah Nugroho membuat Mery mendesah. " Oohkk.....Ohk..." Desah Mery sambil merem melek.
" Ohhk... Sayang...terus Sayang ohkk...Enak banget sayang..Ohhkk.." racau Mery.
Lalu tangannya Mery tak tinggal diam, ia pun melucuti pakaian Nugroho satu persatu bagaikan pemerkosa kepada seorang pria, dan penis Nugroho sudah tegak berdiri.
" Masukan sekarang Mas....Aku udah gak tahan." Kata Mery. Sambil mengarahkan vaginanya ke penisnya Nugroho, sambil tetap dalam posisi di atas.
Blessss.......Perlahan penis itu menyeruak masuk dengan mudah kedalaman vaginanya Mery yang sudah sangat basah. " Oughs..oh." Mery melengkuh nikmat.
" Ahhk.....Enak Sayang...Ahk." begitu juga Nugroho mengeram nikmat.
Kemudian Mery menggoyangkan pantatnya, vagina Mery begitu kuat dalam mencengram penis Nugroho sehingga membuat Nugroho mengeluarkan desahan.
" Ahhk......Fuck.....Ahk...Ahhh." erangan Nugroho.
" Gimana Mas...Memekku enak bukan.?"tanya Mery sambil menggoyang pantatnya.
" Uhhkk....Aahk....enaaaakkk...Sayang...Uhk."
" Enaak mana sama punya Ruth istrimu.Mas."
" Jelas enakan memekmu sayang...Ahk..Ahk."
" Enak memek siapa Mas Jawa lebih keras."
" Memeeekk....Kamu Sayang......"
Bokong serta pantat Mery begitu leluasa menggoyangkan kemaluannya Nugroho, sehingga membuat Nugroho tak kuat lagi, dan Nugroho mengeluarkan sperma begitu lebih cepat. " Aauuuu.....Sayang aku keluar." Teriak Nugroho dengan nafas ngos-ngosan.
" Tahaaann....Mas Aku belum keluar nih.." cetus Mery.
Nugroho melepaskan penisnya, dan tubuh Mery terhempas seketika, Nugroho tidak ingin mengeluarkan sperma di dalam vaginanya Mery. dan crot...crott....crot sperma Nugroho menyembur keluar.
Mery tak berhenti sampai di situ, ia langsung mengocok penis Nugroho yang lengket, yang sudah mengeluarkan sperma, Mery meminta ronde kedua, namun Nugroho meminta untuk istirahat sejenak.
Setelah beristirahat sejenak, kemudian Mery mulai memainkan penis Nugroho kembali, di kocok, dan di jilati dengan lidah Mery, sesekali di masukkannya penis itu kedalam mulutnya, tapi sayang penis itu tak mau tegak berdiri, dan masih lembek.
Dengan wajah yang sangat kesal Mery meninggalkankan Nugroho, ia pergi ke toilet, di toilet ia memainkan sendiri vaginanya dengan tangannya.
" Aaauu.....Aaaww.....Aahhkk..." Erangnya sambil menyemprotkan air shower ke vaginanya.
" Gila Mery kamu kuat banget." Guman Nugroho lemas karena efek goyang pantat Mery.
Dering handphone pun berbunyi, ternyata panggilan masuk dari istrinya Ruth, Mery yang keluar dari toilet pun berbicara berbisik ketika Nugroho mengangkat telpon dari Ruth." Siapa..?" Tanya Mery dengan suara pelan serta menaikkan keningnya.
" Ruth." Jawab Nugroho, dengan jari telunjuk di bibirnya.
" Iya hallo ada apa.Mam.?" Tanya Nugroho.
" Masih tanya ada apa, kamu dimana.? Harusnyakan papa udah pulang hari ini." Cetus Ruth dengan kegalakannya.
" Iyaa mam, ini kerjaan papa belum selesai, jadi papa pulang sore atau malam, mam."
" Yaa udah malam ini Mama tunggu, nanti mama masakin masakan enak, ndah, love you." Ucap Ruth di sembarang sana.
" Iyaa mam...Love you too." Dan sambungan telpon terputus.
" Muak...Aku dengarnya Mas...pakai love you. Segala." Cetus Mery cemburu.
" Iyaaa...Maaf sayang." Ucap Nugroho.
Mery memberikan kode ia meminta ronde kedua harus di lakukan sekarang, sambil tangan Mery mengelus dadanya Nugroho, namun Nugroho menolak dan memakai pakaian kembali.
" Next time Sayang."
" Mas...Aku ingin sekarang." Cetus Mery.
" Sayang lain kali aja yaa, sekarang kita kerumah sakit nengok AL anak kita." Rayunya.
Mery cemberut... Wajah Mery menyimpan sejuta kekecewaan, " enggak enak banget rasanya menggantung seperti ini." Lirih Mery.
" Sepertinya aku gak bisa ngendelin dia lagi, pria payah." Oceh Mery dengan rasa kesal.
Kemudian Mery pun memakai kembali semua pakaiannya dengan perlahan, setelah rapih, mereka pun keluar kamar, dan langsung menuju rumah sakit, sementara Mery menuju rumah sakit dengan rasa kecewa, dalam perjalanan pun Mery nampak diam, hening di dalam mobil.
" Sayang sudahlah...Aku minta maaf kamu jangan marah gitu dong." Ucap Nugroho.
" Iyaa Mas... Aku lagi kesal aja sama kamu, kamu egois, mau enak sendiri aja." Cetus Mery.
" Lain kali aku janji sayang..***k bakalan seperti ini lagi, aku akan buat kamu puas."
" Oke...Kali ini aku maafin kamu mas." Ucap Mery tersenyum.
Sesampainya di rumah sakit mereka pun langsung menuju ruangannya AL, di lihatnya AL sedang berbaring sambil tangannya memainkan handphone.
" Haii AL...Gimana keadaanmu." Sapa Nugroho.
" AL ....Udah lumayan baik, Om." Jawab AL.
" Awas nanti kamu jangan capek dulu, apalagi mengangkat barang yang berat."
" Iyaa Om."
" Tuh...AL ingat pesan.Ommu." sahut Mery.
Tidak lama kemudian pintu kamar pun di ketuk, dan di lihatnya dokter Sarah Masuk, karena dokter Sarah dan Nugroho sudah saling mengenal, akhirnya mereka bertiga pun saling berbincang, Mereka berbincang di sofa pojok ruangan.
" Sar...Ini kunci mobilnya, thank yaa." Ucap Mery sambil memberikan Kunci mobil kepada Sarah.
" Ohh yaa sebentar aku periksa AL dulu." Ucap Sarah.
" Silahkan." Jawab Nugroho.
Dokter Sarah bangkit dari tempat duduknya, begitu juga dengan Mery mengikuti dokter Sarah dari belakang, Dokter Sarah memeriksa AL dengan detail. Sesaat kemudian dokter Sarah selesai memeriksa AL.
" Gimana Sar.?" Tanya Mery.
" Luka bekas operasinya sudah mulai kering, besok jahitannya sudah bisa di lepas, dan AL besok sudah bisa pulang." Jelas Sarah.
" Ohh... Thank yaa, Sar." Sahut Mery senang.
Kemudian Sarah pun pamit, dan menjelang Sore Nugroho pun pulang," AL...Om pulang dulu, karena Om masih ada kerjaan, sampai ketemu nanti di Jakarta." Ucap Nugroho.
" Iyaa Om... Makasih Om telah jenguk AL."
Kemudian Nugroho melangkahkan kakinya keluar, di ikuti oleh Mery. " Sayang Aku udah transfer 25 juta, buat keperluanmu sama AL dirumah sakit."
" Makasih..Mas."
" Klau ada apa-apa kabarin aku aja, sayang."
" Ohh yaa Mas, jangan sampai kasih kabar kepada keluarga di Jakarta, tentang AL."
" Pasti sayang..Aku gak bakalan bicara apapun."
Sesampai di lobby rumah sakit, Nugroho langsung masuk kedalam mobil yang sudah mengantarkannya ke bandara." Sayang jaga baik-baik, AL." Ucap Nugroho, Nugroho sangat menyayangi sekali ALbet, dan mobil yang di tumpangi Nugroho mulai meninggalkan rumah sakit.BERSAMBUNG.