Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Arsella Hasna Hilyani [No Sara] [Update #48]

Status
Please reply by conversation.
0212-F92-F-85-A0-4-D25-BF68-53-ED94-C7-EED7.jpg

Pas adegan Sella pake seragam, gue langsung kebayang dia 😝
 
Masih ada lanjutannya kah masih kentang nih hu 😂🙏
Btw terima kasih udah dikasih update... Sehat selalu
Masih, heheh......

Awas aja kalo Eko udah mecahin prewi fani
Prewi Fani hanya untuk Bagas seorang
Hahahaha......

SELLA is the best!!!!
ngga bosen2 bacanya kalo pas sela yang di dalam cerita.
Tapi mulustrasinya kalo dari awal bacanya, lebih cocok r3stysh1ma
lebih mirip dengan ceritanya kalo saya pikir sih
Tapi yaa kan selera masing-masing yaa kwkwkwkwk
Mantaaappp boskuuu!!! nice work!!!
Itu siapa Hu? nggak tau ane, mulustrasi cuma nyomot2 dari pinterest doang

Tim Gangbang Fani Mana Suaranya? :adek:
Saya....... :Peace:


0212-F92-F-85-A0-4-D25-BF68-53-ED94-C7-EED7.jpg

Pas adegan Sella pake seragam, gue langsung kebayang dia 😝
Waaaah... Jossss nih.... Ijin pindahin ke page sebelah yaa... Siapa ini btw?
 
Part 16d
Tag: Costume, Doggystyle, Missionary





------====°°°°°°°====------
POV third person


👦: Dek..
👦: Assalamualaikum..

👧: Waalaikumsalam..

👦: Lagi apa, cantik?? Udah makan belum..?

👧: Udah, Mas..

👦: Makan lagi dong..

👧: Kan udah… Ntar aku gemukk..

👦: Nggakpapa, tetep cantikk.. Tetep tak nikahin kok..

👧: Gombaall..

👦: Hehe, iya.. Kamu bidadari paling sempurna yang pernah kutau.. Nggak sabar pengen segera halalin kamu…

👧: Aamiin aja deh..
👧: Nggak mempan tapi gombalannya.. week..
👧: :p

👦: Pap dong..
👦: :D

👧: iiih.. Kebiasaan.. Kalau wasap pasti ujungnya minta itu..

👦: Laaah.. Ya udah.. minta beneran nya boleh??

👧: Nanti ya kalau udah halal, Mass..
👧: [pic sent]
👧: [pic sent]
👧: Udah tuh..

👦: Cantik buanget..
👦: Lagi dong pap nya.. Jangan pelit liatin kulit putihnya..

👧: [pic sent]
👧: [pic sent]
👧: Udah.. Nggak boleh lebih.. Nungguu kita halal ya, Mass.. Sabarrr..

👦: Yaolooo..
👦: Ituu ttnyaaa.. Pengen tumpaahh.. Menggodaa.. semmpurnaa..
👦: :berbusa:

👧: Apaan sih.. malah diomonginn.. malu ihhh..

👧: :malu::malu::malu:

👦: Kok maluu?? cuantik banget gitu kok… 😘

👧: Nyebut..

👦: Iya..
👦: Mashaallah..
👦: Allahuakbar..
👦: Allahuma bariklana fima rozaktana wakina azabanar

👧: Lho kok jadi doa mau makan..

👦: Iya mau makan kamu, nggemesin dan bikin laper sih..



Si akhwat itupun kemudian tersipu dan tersenyum sendiri membaca reply pesan dari ujung sana.







------====°°°°°°°====------

ME4LZLF_o.jpg

Arsella Hasna Hilyani

POV First person



Tubuhku terdesak ke meja yang berada di depanku. Karno semakin mepet di belakangku membuatku tak bisa kemana-mana.

"Mas.. Udah, dong.. Lepasin saya.."

Karno tak bergeming. Ia malah makin memepetkan badannya. Dan aku kaget ternyata Karno sudah melepas celananya. Pahaku yang sudah tak terhalang rok abu-abuku, bisa merasakan hangatnya kulit paha Karno. Yang membuatku bergidik, ia juga sudah melepas celana dalamnya.

Aku bisa merasakan batang kelelakiannya menyundul-nyundul pantatku dan menekan belahan pantatku. Batang hangat itu menggesek-gesek tepat belahan pantatku yang meskipun memakai G-string, tapi tak cukup lebar untuk melindungi belahan pantatku. Darahku kembali berdesir.

Aku gerak-gerakkan pantatku mencoba menghindari gesek-gesekkan itu, tapi malah membuat batang itu menyundul-nyundul bongkahan pantatku. Tangan Karno kemudian ikutan bermain di bongkahan pantatku. Telapak kasarnya itu mengusap lembut kulit pantatku yang putih bak pualam itu.

"Hhhgghhhh.." nafasku seketika memberat.

Batinku kembali bergolak. Aku bertekad tak boleh lagi menyerah pada nafsu lagi. Sudah cukup lelaki kurang ajar ini mengerjaiku hingga aku menjadi cewek jilboobs, cewek eksib sejak tadi pagi. Sesuatu yang bukanlah jatidiriku. Kegigihanku kutahan dan sangat sulit melawan rangsangan Karno di pantatku.

Tangan Karno yang tadinya hanya mengusap, kini berubah menjadi remasan di pantatku. Tangannya yang lain yang tadinya menghalangi tubuhku untuk bergerak menghindar kini ia gunakan untuk meremas tetekku dari luar baju kutat. Tangannya tepat meremas di emblem OSIS yang tepat mengenai tetek kiriku.

"hhgghhhh.."

Aku makin susah bertahan. Jamahan kedua tangannya di tetekku dan pantatku membuatku makin puyeng. Belum lagi rudal hitamnya itu trus ia gesek-gesek di belahan pantatku, menambah sensasi geli karena membuat g-string yang kupakai menggesek lubang pantatku.

Tangan kanannya yang meremas pantatku kemudian menampar pantatku.

PLAKK..

"Ouuuhhh.." lenguhku.

PLAKK.. PLAAKKK..

"Haahhhh.. Sakiiiitt.. Udahh, Mas.." rintihku.

"Seksi banget bokongmu, Mbak Sella.." kata Karno "apalagi kalau dari belakang gini. Jadi kelihatan semok. Perutmu langsing, tapi pantatnya bahenol.."

PLAAKKK..

"Aaaaahhh.." tamparan terakhirnya itu begitu keras hingga aku menjerit.

Tapi itu memberi sensasi lecutan birahi ke tubuhku. Aku langsung merasakan panas di pantatku. Pastinya tamparan itu meninggalkan bercak merah di pantatku. Aku tak tau harus berkilah apa ke Mas Bagas ketika suamiku itu melihat bercak berbentuk telapak tangan di pantatku nanti.

"Hhhgggghhhh.." aku mendesis pelan.

Karno makin kuat meremas tetekku dari luar bajuku. Tubuhku mulai berkeringat di tengah ruangan yang dingin ini. Karno kemudian beringsut jongkok di belakangku. Rok abu-abu yang mulai turun kembali ia angkat sepinggang, membuat leluasa pandangannya di bongkahan pantat besarku ini.

"Udah, Mas.. Lepasin aku.." rengekku. "Toloooongggg..!!!" teriakku.

"Hehe.. teriak aja.. Ini ruang kedap udara dan pintunya dah aku tutup tadi.. tur meneh pas jam sepi banget di lantai ini.. sekuriti nya juga lagi patroli, hahaha.." kata Karno.

Karno mendekatkan wajahnya ke pantatku. Gstring yang kupakai ia sibakkan. Wajahnya semakin mendekat hingga bisa kurasakan hembusan nafasnya di lubang anus. Bahkan dia sengaja meniup-niup lubang itu.

"Huuuuuffff.."

"Ouuuuhhhhhh.." lenguhku pelan.

Pantatku menggeliat kegelian. Kurasakan sesuatu lunak dan basah mengusap belahan pantatku. Apa lagi kalau bukan lidahnya.

"Aiiihhhhhh.." jeritku.

Lidah hangatnya bermain-main di belahan pantatku. Naik turun segaris menyusuri garis belahan pantatku. Birahiku makin meninggi akibat permainan lidahnya itu.

Tangannya kemudian turun menuju selangkanganku. Celakanya ia pasti mendapati vaginaku sudah begitu lembab. Kain gstring yang kupakai pun sudah basah kuyup di bagian bibir vaginaku.

"Lha kok udah becek gini Mbak, hehe.. Mbak Sella ternyata menikmati ya dari tadi.." kata Karno.

Aku tak menjawabnya. Tapi memang ada benarnya yang ia katakan itu. Tadi vaginaku sempat dikobel oleh mainan vibrator. Dan saat tanganku menservis batang Pak Gimin tadi, memang sempat memancing birahiku. Tentu saja itu membuat vaginaku makin lembab.

Karno kemudiang bermain-main di vaginaku dengan tangannya. Ia usap-usap selangkanganku yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang selalu rapi kurawat ini. Usapannya itu membuatku makin tak karuan didera birahi. Belum lagi, jilatan Karno sesekali masih ia lanjutkan di pantatku, membuatku makin merem melek.

"Hhhgggghhhh.. Houuuggg.. Uddaaahhh.. Mmaaashhh.. Ouuuhhhh.."

Aku tak lagi bisa menolak terpaan birahi ini. Dirangsang sejak tadi di foodcourt, lalu di parkiran membuat birahiku yang tertahan dan mengumpul, kini menyeruak lagi. Mulutku mengeluarkan desisan di tengah rontaanku.

Jilatan Karno lalu makin turun menuju area kemaluanku. Liurnya mulai bercampur dengan lendir kewanitaanku yang makin banyak meluber dari celah liang vaginaku. Lidah hangatnya yang bermain-main di selangkanganku itu membuatku makin kalang kabut. Aku merasaan deraan puncakku hampir sampai.

Karno melanjutkan jilatannya makin turun sampai di bibir vaginaku. Diciumnya liang surgawiku dengan bibirnya.

"Sllllrrrrpppp.. Mmmcccchhhh.. Wangi banget memeknya, Mbak.."

"Hoouuhhhhhh.. Hhhhaaaahhhhh.. Ssshhhhh.." desisku.

Vaginaku semakin becek saja saat disedot-sedot oleh bibir hitamnya itu. Birahiku makin meninggi. Seluruh simpul syarafku menyambung impuls syahwat yang tak bisa kuelak. Tangan Karno lalu memainkan klitorisku yang merupakan titik paling sensitif di tubuhku, hingga aku tak kuat lagi.

"Ouuuuhhh.. Janggaannn disituuuhhh.. Hhheeggghhhh.." desahku.

Slllrrpppp.. Slllrrppp.. Mmmcchhhhhhpp..

"Ouuuuhhhhh.. Aaaaaaaaaaaahhhhh.. Hooooooooooooooooouuuuggghhhhhh.."

Aku melolong panjang saat orgasme menderaku. Orgasme kedua yang kudapat hari ini akibat perlakuan cabul Karno. Pantatku menyentak-nyentak ke atas melawan udara, makin menungging, sementara badanku terhempas di atas meja pos satpam ini.

"Slllrppppp.. Mhhhhmmmhhh.. Glek. Glekk.. Gurih.. Enaakk.." komentar Karno.

Ia menghisap cairan orgasmeku yang keluar dan menelannya. Aku makin terhanyut birahi saat orgasmeku yang belum selesai, dan Karno masih tetap mencucupi vaginaku dengan bibir hitamnya. Pantatku makin gemetaran menerima itu semua. Vaginaku berkedut-kedut makin hebat.

Karno menghisap cairan orgasmeku hingga tetes terakhir, seperti anak kecil yang sedang kehausan dan menemukan mata air segar di tengah gurun pasir. Tubuhku lemas seketika. Aku lagi-lagi harus menyerah kalah pada nafsuku dan membiarkan syahwat mengantarku ge gelombang klimaksku pada peristiwa tak pantas dengan lelaki tak berakhlak ini.

Aku yang masih menungging di atas meja, lalu merasakan pantatku dipegang olah tangan Karno. Vaginaku yang masih berkedut-kedut paska orgasme ini kuraskan ditempel oleh barang keras nan hangat.

"Masshh.. Janggaannnn.. Hhhgghhh." dalam lemasku, aku masih berusaha menolak untuk terkhir kalinya.

Ingin aku berontak dengan menggeser pantatku, tapi aku terlalu lemas untuk itu. Benda yang kemudian kupastikan itu adalah penis Karno lalu kurasakan mulai ia dorong menembus celah bibir vaginaku.

"Aiiiihhhh.. Hoouuuuugghhhh.. Eemmmpppphhh.." desisku.

Aku menahan ngilu yang teramat sangat. Penis itu menembus vaginaku saat dimana bibir surgawiku itu berada di titik paling sensitifnya. Orgasme tadi membuat kedutan vaginaku makin cepat, dan membuatku makin menggelinjang saat bibir vaginaku bergesekan dengan batang kelelakian Karno.

Aku yang tak bisa bergerak untuk menghindari proses penetrasi penisnya itu lalu hanya bisa pasrah dalam desisan dan desahanku. Penis gelap itu masih ia usahakan untuk menembus vaginaku yang sempit meski becek karena cairan orgasmeku.

"Hoouugghhh.."

Aku melenguh lagi saat kepala helmnya itu perlahan berhasil merangsek ke celah liang kawinku. Aku merasakan bibir vaginaku yang langsung sesak dan membuatku bergetar ke seluruh tubuhku.

"Urrggghhhh.. Memekmu emang yang terbaik, Mbak.. Kaya memek perawan aja, sempitnya bukan main.. apalagi pas habis ngecrot gini.. Urrgghhh.."

Karno mendiamkan sejenak kepala penisnya menikmati hangatnya bibir vaginaku. Sebelum sesaat kemudian ia tarik sedikit penisnya, lalu ia dorong. Ia tarik lagi, lalu ia dorong lagi semakin dalam.

"Aaarghhhh.."

Usaha tarik ulur penisnya di ujung gerbang senggamaku itu membuatku mendesah kian hebat. Mataku yang terpejam kelelahan kontras dengan birahiku yang masih menyala meletup-letup. Vaginaku yang masih sempit meski sudah banyak penis menembusnya itu memang membuat bencana bagiku.

Penis lelaki bejat itu tentunya merasa sangat keenakan menikmati jepitan vaginaku. Aku memang rajin merawat vaginaku dengan rajin aerobik, senam kegel, dan minum ramuan herbal. Tentunya untuk suamiku tercinta. Tapi kini mahkota batiniahku ini sedang dinodai oleh petugas cleaning service ini.

"Uurrgghhhh.. Memeknya becek banget tapi kok sempit gini, Mbak.. Uurrgghhhh.." erang Karno.

Pinggulnya makin intens maju mundur di belakang pantatku.

"Ouugghhhh.. Aaaaaahhh... aaaahhhh.. Aaahhh.." desahku.

Mulutku meneriakkan desahnya setiap Karno mendorong maju pinggulnya hingga penisnya makin menusuk dalam-dalam di liang kawinku. Keringat makin banyak keluar dari tubuhku, apalagi aku yang masih memakai baju putih ketat ini. Peluh di wajahku menetes membasahi meja kayu pos satpam ini.

"Urrggggghh.. Gila, makin seksi bokongmu pas dientot dari belakang gini, Mbak.. Montok tapi kenceng.. uurrgghhhh.." kata Karno yang diikuti tamparan tangannya.

PLAKK..

"Aiihhh.." jeritku.

Splok.. Splookk.. Splookkkk..

PLAKK.. PLAAKKK..

"Houugghhh.. Emmppphhh.."

Mulutku berganti dengan desahan saat penis gemuk Karno makin liar merojok-rojok vaginaku. Aku makin dilambungkan birahiku sendiri, meskipun pantatku dengan kasarnya ia tampar-tampari.

Splok.. Splookk.. Splookkkk..

Genjotan penisnya di vaginaku yang semakin liar itu menghasilkan suara mesum yang mengisi ruang kedap udara ini. Tubuhku tergoncang-goncang di atas meja ini akibat ayunan pinggul Karno.

Karno lalu menggerakkan tangannya meremas-remas pantatku setelah tadi puas menamparinya. Tangannya lalu bergerak menuju belahan pantatku. Satu jarinya lalu turun mendekati vaginaku. Ia lumuri ibu jarinya dengan cairan vaginaku yang keluar dari sela-sela genjotan penisnya.

Jari jempolnya Ia arahkan tepat di lubang pantatku. Tubuhku langsung menggeliat aku bisa menebak apa yang akan ia lakukan yang langsung membuatku ngeri. Jarinya lalu ia mulai ia dorong.

"Aiihhh.. Jangaaann.. Diisituuhh.. Houugghhh.. Aaahhhh.. Aahhhhhh.." jeritku di sela-sela rontaanku akibat ayunan penis Karno itu.

Karno tak memedulikan jeritanku itu, dan terus menekan jempolnya menembus lubang pantatku. Sesekali ia tarik ulur, hingga kurasakan jempolnya mulai masuk merasakan sempitnya anusku.

"Ooooooooougghhh.." lenguhku.

Aku merasakan anus dan vaginaku langsung sesak seketika. Jempol Karno bermain-main di anusku, sementara penisnya terus ia pompa menggaruk-garuk dinding liang kawinku. Aku semalam tak mengijinkan suamiku bermain-main di lubang anusku. Tapi kini tubuhku menerima kenikmatan akibat lelaki kurang ajar yang memainkan lubang pantatku.

Splok.. Splookk.. Splookkkk..

"Eemmmpppphhhhhh.. uddaahh.. stooopp.. hougghhh.."

Aku tak lagi mampu bertahan. Vaginaku makin berdenyut-denyut hebat. Golakan kenikmatan merasuk ke benakku akibat dua lubangku yang menjadi bulan-bulanan Karno. Akupun mendapatkan klimaksku lagi.

"Emmmpphh.. Aaaaaaaaaaaaaaaaaarrgghhhhhhhhh.. Hhhooooooooooooouuughhhh.." aku melolong panjang.

Cairan vaginaku keluar membanjiri penis Karno yang ia diamkan sejenak menikmati jepitan vaginaku yang makin berkedut saat orgasme ini.

"Urrrggghhh.. Enak gini memek Akhwat pas lagi ngecrot.. Dasar jilbab lonthe, makin njepit memekmu, Mbak.. Uurrgghhhh.."

Bermili-mili lendir orgasmeku meleleh keluar. Membasahi rok abu-abu yang masih menggantung di pahaku. Bahkan menembus sampai meja kayu ini. Tubuhku benar-benar lemas tak berdaya.

Karno kemudian melepas penisnya. Ia lalu menarik tubuhku yang lemas di atas meja hingga berdiri dengan ia topang. Dibaliknya tubuhku hingga aku menghadap ke arah Karno, lalu ia angkat tubuhku sampai aku duduk di ujung meja ini. Tanganku mencoba menopang tubuhku di meja, tapi aku benar-benar lemas.

Karno lalu memindahkan tanganku untuk mengalung di lehernya. Ia menyibak lagi rok abu-abu yang kupakai sampai sebatas perut. Pahaku ia buka lebar-lebar, dengan tangannya menopang bawah lututku. Di posisi ini aku tak bisa bergerak kemana-mana, disamping aku yang sudah sangat lelah. Selangkanganku yang terduduk di ujung meja ini sejajar dengan selangkangan Karno.

Aku yang menunduk lemas bisa melihat penis Karno yang gelap itu terlumuri oleh cairan vaginaku dan cairan orgasmeku. Masih sambil berdiri, Penis itu ia dekatkan tepat di belahan bibir vaginaku yang seolah sudah ia siapkan untuk menerima batang haram itu. Ia singkap G-string yang kupakai itu.

Bless.. ia dorong penis itu menembus sempitnya vaginaku.

"Hhhgggggggghhh.. Hssshhh.." desisku.

"Urrgghhh.. Ediann.. makin sempit aja memekmu, Mbak.. kamu emang cocok jadi lonthe syar'i.. Urrgghhh.."

Aku terlalu lemas untuk menanggapi ejekannya itu. Mataku terpejam sementara tubuhku memanas merasakan vaginaku yang memelar kembali saat penis Karno mulai memasuki relung liang senggamaku. Karno memaksa masuk penis itu sebelum ia mulai lagi genjotannya dari depanku ini.

"Ouurrgghhg.. Ahhhh.. Ahhhh.. uddaahhh.. masshh.. pliiss.. Ouuuhhh.. Ahhh.." aku mendesah setiap batang itu masuk makin dalam.

"Uurrgghhh.. ini memeknya makin basah kok minta udahan.. Mbak Sella juga keenakan to.. Urrgghh.. semua akhwat sama aja kalau udah ketemu konthol.. Nih terima sodokanku, Mbak.. Urrgghhh.."

Splok.. Splookk.. Splookkkk..

Karno memompa penisnya langsung dengan tempo tinggi, membuat tubuhku kembali tergoncang-goncang hebat. Tanganku yang bertumpu di lehernya terasa kian lemas, tak tau apakah aku bisa bertahan di posisi ini. Wajahku tertunduk hingga sesekali kulihat proses penetrasi batang biadab berwarna gelap yang menembus liang vaginaku yang seharusnya hanya kupersembahkan untuk Mas Bagas.

Splok.. Splookk.. Splookkk..

"Hhhgghhh.. Aaaahh.. Hoouugghhh.."

Tubuhku yang terguncang ini membuat dadaku juga ikut berayun seksi naik turun. Karno yang tak tahan dengan melon kembar di hadapannya ini langsung meremas tetekku dengan satu tangannya dari luar baju putih. Dengan brutal ia remas-remas tetekku bergantian sambil terus memompa vaginaku.

Aku merasakan penisnya semakin keras dan hangat, menggesek-gesek vaginaku. Birahiku makin tak karuan padahal aku masih lemas akibat orgasmeku. Vaginaku yang makin sensitif membuat semua syahwat duniawi ini mengumpul di ragaku. Tangan Karno yang meremas-remas tetekku juga menambah rangsangan hebat buatku.

Nafas Karno semakin memberat. Hingga tak lama kemudian ia mencapai klimaksnya ia tarik keluar penisnya sebelum isinya muncrat.

"Uuurrrggghhhh.. Akhwat lontheee.. Jilbab Binal..!!! Uurrgghhhh..." erang Karno sambil mengocok penisnya.

Croott.. Croootttt.. Croottt....

Semburan pertamanya yang cukup jauh itu mengenai daguku. Semburan-semburan setelahnya membasahi rok abu-abu yang tersingkap di perutku dan sekitar selangkanganku. Karno mengurut-ngurut penisnya mengeluarkan semua laharnya tepat di atas G-string yang kupakai.

Nafasnya ngos-ngosan seperti baru saja lari maraton, tapi di wajahnya tersungging senyum bangga telah berhasil menodaiku lagi, kali ini sampai membuatku klimaks dan dia juga sudah mencapai klimaksnya



Ckrriiiiiieeeekkk.. aku mendengar suara pintu yang terbuka.



"Weh weh weh.. Lha inii.." kata seseorang yang langsung membuatku terhenyak mendengar suara berat itu.






------====°°°°°°°====------


POV third person


Tangannya lincah bermain di huruf demi huruf di layar Iphone keluaran terbarunya itu. Entah mengapa ada rasa senang saat ia bertukar pesan dengannya. Perhatian yang diterimanya, meski belum sering bersua, mampu membuat hatinya luluh juga. Siapa yang tak klepek-klepek kalau dijejali gombalan dan perhiatian, sekalipun itu klise. Tak ia sangka ternyata karena pesan demi pesan yang tertukar membuatnya mudah nyambung dengan sosok di ujung sana.

Ia lalu membuka aplikasi kameranya. Dengan pakaian rumahannya, ia bersiap mengambil selfi dirinya. Ia angkat hapenya, kemudian mulai beraksi. Senyum terindahnya mulai tergambar di wajah ayunya, diapit dua lesung indah. Sorot bahagia dan penuh kerelaan terpancar saat ia menekan tombol di tengah itu.

Beberapa gambar dengan beberapa pose yang mirip-mirip ia ambil. Sambil memilih satu demi satu, mengambil yang terbaik dari yang ia ambil dan kemudian ia kirim gambar itu.

Kemudian ada notifikasi datang lagi. Yang kali ini membuat raut mukanya langsung berubah masam dari yang sebelumnya cerah bahagia.


🧑: Dek Fani..
🧑: Assalamualaikum
🧑: Dek..
🧑: Sayang..
🧑: Dibales dong salamnya.. Wajib lho…

👧: Au'.. Bodo..

🧑: ih.. kok masih ngambek sih sampai sekarang..
🧑: Maaf deh yang kemarin sama Eko.. Udah tak hukum kok dianya. Nggak akan berani sama kamu lagi..
🧑: Dek..
🧑: Dek..
🧑: Nanti cantiknya ilang lho kalau ngambek..



Ia diamkan notifikasi itu. Ia sedang kesal dan sebal dengan Bagas. Awal-awal dulu, Bagas merupakan sosok yang bisa membuainya dan membuatnya merasa bahagia. Bahkan Fani rela memberikan hatinya kepada lelaki itu. Tapi semakin kesini, hubungan keduanya makin tak jelas. Tak ada tanda kalau Bagas juga serius dengan Fani. Apalagi yang diharapkan perempuan dari lelaki selain keseriusan? Walau Fani tau Bagas sudah ada yang punya.

Meskipun saat bersama Bagas, Fani selalu merasakan apa itu kenikmatan dunia. Perilaku mesum Bagas yang kadang-kadang aneh-aneh tak bisa ia tolak dan pasti juga membuatnya meraih puncak kenikmatannya juga. Tapi ketika sudah sadar, Fani kadang merasa jijik juga. Dan puncaknya adalah kemarin saat salah satu supir Bagas mengambil kesempatan dengannya, meskipun Bagas keburu hadir sebelum semuanya terlanjur terlambat. Itu merupakan titik klimaks kekesalannya, hingga kini ia mendiamkan Bagas.

Walaupun jauh di lubuk hatinya, suami dari sahabatnya itu masih memiliki tempat di hatinya. Tapi kesal tetaplah kesal, ia merasa seperti terluka, biarlah ia biarkan sejenak dan mendiamkan Bagas.

ME4LZLI_o.jpg

Dan saat Bagas menorehkan luka, meninggalkan adanya kekosongan itu, perhatian demi perhatian hadir dari sosok yang saat ini ia sedang berkirim pesan. Sosok yang sebentar lagi berikrar bersamanya, yang mampu membuat senyuman indahnya kembali, meski hanya dari depan hapenya itu.

Sejak zaman gadis ini sekolah dulu sampai sekarang, banyak lelaki mendekatinya yang langsung mundur seribu langkah begitu tau latar belakang keluarga Fani dan status sosialnya. Membuat Fani memang tak terlalu sering mendapat perhatian laki-laki. Makanya Fani menyibukkan diri di Rohis dan LDK.

Tapi kini perhatian demi perhatian tak pernah lalai ia dapatkan dari sang pengirim pesan di ujung sana. Membuat Fani merasa spesial. Saat bertukar pesan ini, entah kenapa rasanya ada kupu-kupu yang berterbangan di sekelilingnya. Inikah yang namanya kasmaran? batinnya.

👦: Cantik buanget..
👦: Lagi dong pap nya.. Jangan pelit liatin kulit putihnya..

Dia senyum-senyum sendiri. Tak ada salahnya memenuhi keinginan si pengirim pesan, toh ini bukan kali pertama juga ia mengambil gambar untuk ia bagi ke lelaki itu. Ia kembali mengaktifkan kameranya, dan tangannya memegang kameranya bersiap mengambil selfi lagi sesuai permintaan lelaki di ujung sana. Saat ini Fani memakai jilbab simpel dan daster rumahan lengan pendek yang longgar, karena toh dia sendirian di kamarnya.

Gambar-gambar awal ia ambil mirip dengan pose beberapa saat sebelumnya. Fani kemudian mulai menyibak jilbabnya menyampir ke belakang. Nampaklah sekilas pundak Fani dan tulang dada yang melintang di bawah lehernya, tepat di atas batas dasternya yang bertali.

Ckrekk.. Ckreekk.. Ckreekk..

Fani kemudian makin berani yang entah dorongan dari mana, hingga ia mulai sedikit menundukkan badannya. Dasternya yang longgar itu sedikit jatuh hingga layar kameranya mengintip isi di baliknya.

Ckrekk.. Ckreekk.. Ckreekk..

Tangannya yang semakin berani lalu menarik turun tali daster di pundak kirinya, hingga menampakkan pundak nya yang putih mulus tak terhalangi lagi.

Ckrekk.. Ckreekk.. Ckreekk..

Ia kembali menunduk lagi hingga bongkahan semangka kembar itu semakin terlihat dari balik daster yang ia kenakan. Belahannya malah terlihat jelas karena satu sisi dasternya sudah jatuh, dan makin jatuh saat ia menunduk. Seolah dengan pose menggoda ia gigit bibir bawahnya.

Ckrekk.. Ckreekk.. Ckreekk..

Ia pilah-pilah lagi mana foto terbaiknya. Batinnya sebenarnya masih sedikit ragu untuk mengirim ke lelaki yang walaupun membuatnya merasa sumringah, tapi juga belum ia terlalu ketahui, meskipun sebentar lagi ia menjalin ikatan resmi dengannya. Dan saat bimbang seperti itu, jarinya sudah terlanjur mengirim gambar-gambar terakhir yang ia ambil.

Hatinya sempat deg-degan. Akalnya coba menenangkan dirinya dan tak perlu was-was. Toh ini bukan pertama kalinya mereka berkirim gambar. Dan keduanya pun melanjutkan bertukar pesan. Senyum demi senyum kembali menghiasi paras ayunya yang kadang pipinya tersipu hingga memerah membaca balasan pesannya.




Part 16 "Dystopia to be continued...
 
Part 16d
Tag: Costume, Doggystyle, Missionary





------====°°°°°°°====------
POV third person


👦: Dek..
👦: Assalamualaikum..

👧: Waalaikumsalam..

👦: Lagi apa, cantik?? Udah makan belum..?

👧: Udah, Mas..

👦: Makan lagi dong..

👧: Kan udah… Ntar aku gemukk..

👦: Nggakpapa, tetep cantikk.. Tetep tak nikahin kok..

👧: Gombaall..

👦: Hehe, iya.. Kamu bidadari paling sempurna yang pernah kutau.. Nggak sabar pengen segera halalin kamu…

👧: Aamiin aja deh..
👧: Nggak mempan tapi gombalannya.. week..
👧: :p

👦: Pap dong..
👦: :D

👧: iiih.. Kebiasaan.. Kalau wasap pasti ujungnya minta itu..

👦: Laaah.. Ya udah.. minta beneran nya boleh??

👧: Nanti ya kalau udah halal, Mass..
👧: [pic sent]
👧: [pic sent]
👧: Udah tuh..

👦: Cantik buanget..
👦: Lagi dong pap nya.. Jangan pelit liatin kulit putihnya..

👧: [pic sent]
👧: [pic sent]
👧: Udah.. Nggak boleh lebih.. Nungguu kita halal ya, Mass.. Sabarrr..

👦: Yaolooo..
👦: Ituu ttnyaaa.. Pengen tumpaahh.. Menggodaa.. semmpurnaa..
👦: :berbusa:

👧: Apaan sih.. malah diomonginn.. malu ihhh..

👧: :malu::malu::malu:

👦: Kok maluu?? cuantik banget gitu kok… 😘

👧: Nyebut..

👦: Iya..
👦: Mashaallah..
👦: Allahuakbar..
👦: Allahuma bariklana fima rozaktana wakina azabanar

👧: Lho kok jadi doa mau makan..

👦: Iya mau makan kamu, nggemesin dan bikin laper sih..



Si akhwat itupun kemudian tersipu dan tersenyum sendiri membaca reply pesan dari ujung sana.








------====°°°°°°°====------

ME4LZLF_o.jpg

Arsella Hasna Hilyani

POV First person



Tubuhku terdesak ke meja yang berada di depanku. Karno semakin mepet di belakangku membuatku tak bisa kemana-mana.

"Mas.. Udah, dong.. Lepasin saya.."

Karno tak bergeming. Ia malah makin memepetkan badannya. Dan aku kaget ternyata Karno sudah melepas celananya. Pahaku yang sudah tak terhalang rok abu-abuku, bisa merasakan hangatnya kulit paha Karno. Yang membuatku bergidik, ia juga sudah melepas celana dalamnya.

Aku bisa merasakan batang kelelakiannya menyundul-nyundul pantatku dan menekan belahan pantatku. Batang hangat itu menggesek-gesek tepat belahan pantatku yang meskipun memakai G-string, tapi tak cukup lebar untuk melindungi belahan pantatku. Darahku kembali berdesir.

Aku gerak-gerakkan pantatku mencoba menghindari gesek-gesekkan itu, tapi malah membuat batang itu menyundul-nyundul bongkahan pantatku. Tangan Karno kemudian ikutan bermain di bongkahan pantatku. Telapak kasarnya itu mengusap lembut kulit pantatku yang putih bak pualam itu.

"Hhhgghhhh.." nafasku seketika memberat.

Batinku kembali bergolak. Aku bertekad tak boleh lagi menyerah pada nafsu lagi. Sudah cukup lelaki kurang ajar ini mengerjaiku hingga aku menjadi cewek jilboobs, cewek eksib sejak tadi pagi. Sesuatu yang bukanlah jatidiriku. Kegigihanku kutahan dan sangat sulit melawan rangsangan Karno di pantatku.

Tangan Karno yang tadinya hanya mengusap, kini berubah menjadi remasan di pantatku. Tangannya yang lain yang tadinya menghalangi tubuhku untuk bergerak menghindar kini ia gunakan untuk meremas tetekku dari luar baju kutat. Tangannya tepat meremas di emblem OSIS yang tepat mengenai tetek kiriku.

"hhgghhhh.."

Aku makin susah bertahan. Jamahan kedua tangannya di tetekku dan pantatku membuatku makin puyeng. Belum lagi rudal hitamnya itu trus ia gesek-gesek di belahan pantatku, menambah sensasi geli karena membuat g-string yang kupakai menggesek lubang pantatku.

Tangan kanannya yang meremas pantatku kemudian menampar pantatku.

PLAKK..

"Ouuuhhh.." lenguhku.

PLAKK.. PLAAKKK..

"Haahhhh.. Sakiiiitt.. Udahh, Mas.." rintihku.

"Seksi banget bokongmu, Mbak Sella.." kata Karno "apalagi kalau dari belakang gini. Jadi kelihatan semok. Perutmu langsing, tapi pantatnya bahenol.."

PLAAKKK..

"Aaaaahhh.." tamparan terakhirnya itu begitu keras hingga aku menjerit.

Tapi itu memberi sensasi lecutan birahi ke tubuhku. Aku langsung merasakan panas di pantatku. Pastinya tamparan itu meninggalkan bercak merah di pantatku. Aku tak tau harus berkilah apa ke Mas Bagas ketika suamiku itu melihat bercak berbentuk telapak tangan di pantatku nanti.

"Hhhgggghhhh.." aku mendesis pelan.

Karno makin kuat meremas tetekku dari luar bajuku. Tubuhku mulai berkeringat di tengah ruangan yang dingin ini. Karno kemudian beringsut jongkok di belakangku. Rok abu-abu yang mulai turun kembali ia angkat sepinggang, membuat leluasa pandangannya di bongkahan pantat besarku ini.

"Udah, Mas.. Lepasin aku.." rengekku. "Toloooongggg..!!!" teriakku.

"Hehe.. teriak aja.. Ini ruang kedap udara dan pintunya dah aku tutup tadi.. tur meneh pas jam sepi banget di lantai ini.. sekuriti nya juga lagi patroli, hahaha.." kata Karno.

Karno mendekatkan wajahnya ke pantatku. Gstring yang kupakai ia sibakkan. Wajahnya semakin mendekat hingga bisa kurasakan hembusan nafasnya di lubang anus. Bahkan dia sengaja meniup-niup lubang itu.

"Huuuuuffff.."

"Ouuuuhhhhhh.." lenguhku pelan.

Pantatku menggeliat kegelian. Kurasakan sesuatu lunak dan basah mengusap belahan pantatku. Apa lagi kalau bukan lidahnya.

"Aiiihhhhhh.." jeritku.

Lidah hangatnya bermain-main di belahan pantatku. Naik turun segaris menyusuri garis belahan pantatku. Birahiku makin meninggi akibat permainan lidahnya itu.

Tangannya kemudian turun menuju selangkanganku. Celakanya ia pasti mendapati vaginaku sudah begitu lembab. Kain gstring yang kupakai pun sudah basah kuyup di bagian bibir vaginaku.

"Lha kok udah becek gini Mbak, hehe.. Mbak Sella ternyata menikmati ya dari tadi.." kata Karno.

Aku tak menjawabnya. Tapi memang ada benarnya yang ia katakan itu. Tadi vaginaku sempat dikobel oleh mainan vibrator. Dan saat tanganku menservis batang Pak Gimin tadi, memang sempat memancing birahiku. Tentu saja itu membuat vaginaku makin lembab.

Karno kemudiang bermain-main di vaginaku dengan tangannya. Ia usap-usap selangkanganku yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang selalu rapi kurawat ini. Usapannya itu membuatku makin tak karuan didera birahi. Belum lagi, jilatan Karno sesekali masih ia lanjutkan di pantatku, membuatku makin merem melek.

"Hhhgggghhhh.. Houuuggg.. Uddaaahhh.. Mmaaashhh.. Ouuuhhhh.."

Aku tak lagi bisa menolak terpaan birahi ini. Dirangsang sejak tadi di foodcourt, lalu di parkiran membuat birahiku yang tertahan dan mengumpul, kini menyeruak lagi. Mulutku mengeluarkan desisan di tengah rontaanku.

Jilatan Karno lalu makin turun menuju area kemaluanku. Liurnya mulai bercampur dengan lendir kewanitaanku yang makin banyak meluber dari celah liang vaginaku. Lidah hangatnya yang bermain-main di selangkanganku itu membuatku makin kalang kabut. Aku merasaan deraan puncakku hampir sampai.

Karno melanjutkan jilatannya makin turun sampai di bibir vaginaku. Diciumnya liang surgawiku dengan bibirnya.

"Sllllrrrrpppp.. Mmmcccchhhh.. Wangi banget memeknya, Mbak.."

"Hoouuhhhhhh.. Hhhhaaaahhhhh.. Ssshhhhh.." desisku.

Vaginaku semakin becek saja saat disedot-sedot oleh bibir hitamnya itu. Birahiku makin meninggi. Seluruh simpul syarafku menyambung impuls syahwat yang tak bisa kuelak. Tangan Karno lalu memainkan klitorisku yang merupakan titik paling sensitif di tubuhku, hingga aku tak kuat lagi.

"Ouuuuhhh.. Janggaannn disituuuhhh.. Hhheeggghhhh.." desahku.

Slllrrpppp.. Slllrrppp.. Mmmcchhhhhhpp..

"Ouuuuhhhhh.. Aaaaaaaaaaaahhhhh.. Hooooooooooooooooouuuuggghhhhhh.."

Aku melolong panjang saat orgasme menderaku. Orgasme kedua yang kudapat hari ini akibat perlakuan cabul Karno. Pantatku menyentak-nyentak ke atas melawan udara, makin menungging, sementara badanku terhempas di atas meja pos satpam ini.

"Slllrppppp.. Mhhhhmmmhhh.. Glek. Glekk.. Gurih.. Enaakk.." komentar Karno.

Ia menghisap cairan orgasmeku yang keluar dan menelannya. Aku makin terhanyut birahi saat orgasmeku yang belum selesai, dan Karno masih tetap mencucupi vaginaku dengan bibir hitamnya. Pantatku makin gemetaran menerima itu semua. Vaginaku berkedut-kedut makin hebat.

Karno menghisap cairan orgasmeku hingga tetes terakhir, seperti anak kecil yang sedang kehausan dan menemukan mata air segar di tengah gurun pasir. Tubuhku lemas seketika. Aku lagi-lagi harus menyerah kalah pada nafsuku dan membiarkan syahwat mengantarku ge gelombang klimaksku pada peristiwa tak pantas dengan lelaki tak berakhlak ini.

Aku yang masih menungging di atas meja, lalu merasakan pantatku dipegang olah tangan Karno. Vaginaku yang masih berkedut-kedut paska orgasme ini kuraskan ditempel oleh barang keras nan hangat.

"Masshh.. Janggaannnn.. Hhhgghhh." dalam lemasku, aku masih berusaha menolak untuk terkhir kalinya.

Ingin aku berontak dengan menggeser pantatku, tapi aku terlalu lemas untuk itu. Benda yang kemudian kupastikan itu adalah penis Karno lalu kurasakan mulai ia dorong menembus celah bibir vaginaku.

"Aiiiihhhh.. Hoouuuuugghhhh.. Eemmmpppphhh.." desisku.

Aku menahan ngilu yang teramat sangat. Penis itu menembus vaginaku saat dimana bibir surgawiku itu berada di titik paling sensitifnya. Orgasme tadi membuat kedutan vaginaku makin cepat, dan membuatku makin menggelinjang saat bibir vaginaku bergesekan dengan batang kelelakian Karno.

Aku yang tak bisa bergerak untuk menghindari proses penetrasi penisnya itu lalu hanya bisa pasrah dalam desisan dan desahanku. Penis gelap itu masih ia usahakan untuk menembus vaginaku yang sempit meski becek karena cairan orgasmeku.

"Hoouugghhh.."

Aku melenguh lagi saat kepala helmnya itu perlahan berhasil merangsek ke celah liang kawinku. Aku merasakan bibir vaginaku yang langsung sesak dan membuatku bergetar ke seluruh tubuhku.

"Urrggghhhh.. Memekmu emang yang terbaik, Mbak.. Kaya memek perawan aja, sempitnya bukan main.. apalagi pas habis ngecrot gini.. Urrgghhh.."

Karno mendiamkan sejenak kepala penisnya menikmati hangatnya bibir vaginaku. Sebelum sesaat kemudian ia tarik sedikit penisnya, lalu ia dorong. Ia tarik lagi, lalu ia dorong lagi semakin dalam.

"Aaarghhhh.."

Usaha tarik ulur penisnya di ujung gerbang senggamaku itu membuatku mendesah kian hebat. Mataku yang terpejam kelelahan kontras dengan birahiku yang masih menyala meletup-letup. Vaginaku yang masih sempit meski sudah banyak penis menembusnya itu memang membuat bencana bagiku.

Penis lelaki bejat itu tentunya merasa sangat keenakan menikmati jepitan vaginaku. Aku memang rajin merawat vaginaku dengan rajin aerobik, senam kegel, dan minum ramuan herbal. Tentunya untuk suamiku tercinta. Tapi kini mahkota batiniahku ini sedang dinodai oleh petugas cleaning service ini.

"Uurrgghhhh.. Memeknya becek banget tapi kok sempit gini, Mbak.. Uurrgghhhh.." erang Karno.

Pinggulnya makin intens maju mundur di belakang pantatku.

"Ouugghhhh.. Aaaaaahhh... aaaahhhh.. Aaahhh.." desahku.

Mulutku meneriakkan desahnya setiap Karno mendorong maju pinggulnya hingga penisnya makin menusuk dalam-dalam di liang kawinku. Keringat makin banyak keluar dari tubuhku, apalagi aku yang masih memakai baju putih ketat ini. Peluh di wajahku menetes membasahi meja kayu pos satpam ini.

"Urrggggghh.. Gila, makin seksi bokongmu pas dientot dari belakang gini, Mbak.. Montok tapi kenceng.. uurrgghhhh.." kata Karno yang diikuti tamparan tangannya.

PLAKK..

"Aiihhh.." jeritku.

Splok.. Splookk.. Splookkkk..

PLAKK.. PLAAKKK..

"Houugghhh.. Emmppphhh.."

Mulutku berganti dengan desahan saat penis gemuk Karno makin liar merojok-rojok vaginaku. Aku makin dilambungkan birahiku sendiri, meskipun pantatku dengan kasarnya ia tampar-tampari.

Splok.. Splookk.. Splookkkk..

Genjotan penisnya di vaginaku yang semakin liar itu menghasilkan suara mesum yang mengisi ruang kedap udara ini. Tubuhku tergoncang-goncang di atas meja ini akibat ayunan pinggul Karno.

Karno lalu menggerakkan tangannya meremas-remas pantatku setelah tadi puas menamparinya. Tangannya lalu bergerak menuju belahan pantatku. Satu jarinya lalu turun mendekati vaginaku. Ia lumuri ibu jarinya dengan cairan vaginaku yang keluar dari sela-sela genjotan penisnya.

Jari jempolnya Ia arahkan tepat di lubang pantatku. Tubuhku langsung menggeliat aku bisa menebak apa yang akan ia lakukan yang langsung membuatku ngeri. Jarinya lalu ia mulai ia dorong.

"Aiihhh.. Jangaaann.. Diisituuhh.. Houugghhh.. Aaahhhh.. Aahhhhhh.." jeritku di sela-sela rontaanku akibat ayunan penis Karno itu.

Karno tak memedulikan jeritanku itu, dan terus menekan jempolnya menembus lubang pantatku. Sesekali ia tarik ulur, hingga kurasakan jempolnya mulai masuk merasakan sempitnya anusku.

"Ooooooooougghhh.." lenguhku.

Aku merasakan anus dan vaginaku langsung sesak seketika. Jempol Karno bermain-main di anusku, sementara penisnya terus ia pompa menggaruk-garuk dinding liang kawinku. Aku semalam tak mengijinkan suamiku bermain-main di lubang anusku. Tapi kini tubuhku menerima kenikmatan akibat lelaki kurang ajar yang memainkan lubang pantatku.

Splok.. Splookk.. Splookkkk..

"Eemmmpppphhhhhh.. uddaahh.. stooopp.. hougghhh.."

Aku tak lagi mampu bertahan. Vaginaku makin berdenyut-denyut hebat. Golakan kenikmatan merasuk ke benakku akibat dua lubangku yang menjadi bulan-bulanan Karno. Akupun mendapatkan klimaksku lagi.

"Emmmpphh.. Aaaaaaaaaaaaaaaaaarrgghhhhhhhhh.. Hhhooooooooooooouuughhhh.." aku melolong panjang.

Cairan vaginaku keluar membanjiri penis Karno yang ia diamkan sejenak menikmati jepitan vaginaku yang makin berkedut saat orgasme ini.

"Urrrggghhh.. Enak gini memek Akhwat pas lagi ngecrot.. Dasar jilbab lonthe, makin njepit memekmu, Mbak.. Uurrgghhhh.."

Bermili-mili lendir orgasmeku meleleh keluar. Membasahi rok abu-abu yang masih menggantung di pahaku. Bahkan menembus sampai meja kayu ini. Tubuhku benar-benar lemas tak berdaya.

Karno kemudian melepas penisnya. Ia lalu menarik tubuhku yang lemas di atas meja hingga berdiri dengan ia topang. Dibaliknya tubuhku hingga aku menghadap ke arah Karno, lalu ia angkat tubuhku sampai aku duduk di ujung meja ini. Tanganku mencoba menopang tubuhku di meja, tapi aku benar-benar lemas.

Karno lalu memindahkan tanganku untuk mengalung di lehernya. Ia menyibak lagi rok abu-abu yang kupakai sampai sebatas perut. Pahaku ia buka lebar-lebar, dengan tangannya menopang bawah lututku. Di posisi ini aku tak bisa bergerak kemana-mana, disamping aku yang sudah sangat lelah. Selangkanganku yang terduduk di ujung meja ini sejajar dengan selangkangan Karno.

Aku yang menunduk lemas bisa melihat penis Karno yang gelap itu terlumuri oleh cairan vaginaku dan cairan orgasmeku. Masih sambil berdiri, Penis itu ia dekatkan tepat di belahan bibir vaginaku yang seolah sudah ia siapkan untuk menerima batang haram itu. Ia singkap G-string yang kupakai itu.

Bless.. ia dorong penis itu menembus sempitnya vaginaku.

"Hhhgggggggghhh.. Hssshhh.." desisku.

"Urrgghhh.. Ediann.. makin sempit aja memekmu, Mbak.. kamu emang cocok jadi lonthe syar'i.. Urrgghhh.."

Aku terlalu lemas untuk menanggapi ejekannya itu. Mataku terpejam sementara tubuhku memanas merasakan vaginaku yang memelar kembali saat penis Karno mulai memasuki relung liang senggamaku. Karno memaksa masuk penis itu sebelum ia mulai lagi genjotannya dari depanku ini.

"Ouurrgghhg.. Ahhhh.. Ahhhh.. uddaahhh.. masshh.. pliiss.. Ouuuhhh.. Ahhh.." aku mendesah setiap batang itu masuk makin dalam.

"Uurrgghhh.. ini memeknya makin basah kok minta udahan.. Mbak Sella juga keenakan to.. Urrgghh.. semua akhwat sama aja kalau udah ketemu konthol.. Nih terima sodokanku, Mbak.. Urrgghhh.."

Splok.. Splookk.. Splookkkk..

Karno memompa penisnya langsung dengan tempo tinggi, membuat tubuhku kembali tergoncang-goncang hebat. Tanganku yang bertumpu di lehernya terasa kian lemas, tak tau apakah aku bisa bertahan di posisi ini. Wajahku tertunduk hingga sesekali kulihat proses penetrasi batang biadab berwarna gelap yang menembus liang vaginaku yang seharusnya hanya kupersembahkan untuk Mas Bagas.

Splok.. Splookk.. Splookkk..

"Hhhgghhh.. Aaaahh.. Hoouugghhh.."

Tubuhku yang terguncang ini membuat dadaku juga ikut berayun seksi naik turun. Karno yang tak tahan dengan melon kembar di hadapannya ini langsung meremas tetekku dengan satu tangannya dari luar baju putih. Dengan brutal ia remas-remas tetekku bergantian sambil terus memompa vaginaku.

Aku merasakan penisnya semakin keras dan hangat, menggesek-gesek vaginaku. Birahiku makin tak karuan padahal aku masih lemas akibat orgasmeku. Vaginaku yang makin sensitif membuat semua syahwat duniawi ini mengumpul di ragaku. Tangan Karno yang meremas-remas tetekku juga menambah rangsangan hebat buatku.

Nafas Karno semakin memberat. Hingga tak lama kemudian ia mencapai klimaksnya ia tarik keluar penisnya sebelum isinya muncrat.

"Uuurrrggghhhh.. Akhwat lontheee.. Jilbab Binal..!!! Uurrgghhhh..." erang Karno sambil mengocok penisnya.

Croott.. Croootttt.. Croottt....

Semburan pertamanya yang cukup jauh itu mengenai daguku. Semburan-semburan setelahnya membasahi rok abu-abu yang tersingkap di perutku dan sekitar selangkanganku. Karno mengurut-ngurut penisnya mengeluarkan semua laharnya tepat di atas G-string yang kupakai.

Nafasnya ngos-ngosan seperti baru saja lari maraton, tapi di wajahnya tersungging senyum bangga telah berhasil menodaiku lagi, kali ini sampai membuatku klimaks dan dia juga sudah mencapai klimaksnya



Ckrriiiiiieeeekkk.. aku mendengar suara pintu yang terbuka.



"Weh weh weh.. Lha inii.." kata seseorang yang langsung membuatku terhenyak mendengar suara berat itu.







------====°°°°°°°====------


POV third person


Tangannya lincah bermain di huruf demi huruf di layar Iphone keluaran terbarunya itu. Entah mengapa ada rasa senang saat ia bertukar pesan dengannya. Perhatian yang diterimanya, meski belum sering bersua, mampu membuat hatinya luluh juga. Siapa yang tak klepek-klepek kalau dijejali gombalan dan perhiatian, sekalipun itu klise. Tak ia sangka ternyata karena pesan demi pesan yang tertukar membuatnya mudah nyambung dengan sosok di ujung sana.

Ia lalu membuka aplikasi kameranya. Dengan pakaian rumahannya, ia bersiap mengambil selfi dirinya. Ia angkat hapenya, kemudian mulai beraksi. Senyum terindahnya mulai tergambar di wajah ayunya, diapit dua lesung indah. Sorot bahagia dan penuh kerelaan terpancar saat ia menekan tombol di tengah itu.

Beberapa gambar dengan beberapa pose yang mirip-mirip ia ambil. Sambil memilih satu demi satu, mengambil yang terbaik dari yang ia ambil dan kemudian ia kirim gambar itu.

Kemudian ada notifikasi datang lagi. Yang kali ini membuat raut mukanya langsung berubah masam dari yang sebelumnya cerah bahagia.


🧑: Dek Fani..
🧑: Assalamualaikum
🧑: Dek..
🧑: Sayang..
🧑: Dibales dong salamnya.. Wajib lho…

👧: Au'.. Bodo..

🧑: ih.. kok masih ngambek sih sampai sekarang..
🧑: Maaf deh yang kemarin sama Eko.. Udah tak hukum kok dianya. Nggak akan berani sama kamu lagi..
🧑: Dek..
🧑: Dek..
🧑: Nanti cantiknya ilang lho kalau ngambek..



Ia diamkan notifikasi itu. Ia sedang kesal dan sebal dengan Bagas. Awal-awal dulu, Bagas merupakan sosok yang bisa membuainya dan membuatnya merasa bahagia. Bahkan Fani rela memberikan hatinya kepada lelaki itu. Tapi semakin kesini, hubungan keduanya makin tak jelas. Tak ada tanda kalau Bagas juga serius dengan Fani. Apalagi yang diharapkan perempuan dari lelaki selain keseriusan? Walau Fani tau Bagas sudah ada yang punya.

Meskipun saat bersama Bagas, Fani selalu merasakan apa itu kenikmatan dunia. Perilaku mesum Bagas yang kadang-kadang aneh-aneh tak bisa ia tolak dan pasti juga membuatnya meraih puncak kenikmatannya juga. Tapi ketika sudah sadar, Fani kadang merasa jijik juga. Dan puncaknya adalah kemarin saat salah satu supir Bagas mengambil kesempatan dengannya, meskipun Bagas keburu hadir sebelum semuanya terlanjur terlambat. Itu merupakan titik klimaks kekesalannya, hingga kini ia mendiamkan Bagas.

Walaupun jauh di lubuk hatinya, suami dari sahabatnya itu masih memiliki tempat di hatinya. Tapi kesal tetaplah kesal, ia merasa seperti terluka, biarlah ia biarkan sejenak dan mendiamkan Bagas.


ME4LZLI_o.jpg

Dan saat Bagas menorehkan luka, meninggalkan adanya kekosongan itu, perhatian demi perhatian hadir dari sosok yang saat ini ia sedang berkirim pesan. Sosok yang sebentar lagi berikrar bersamanya, yang mampu membuat senyuman indahnya kembali, meski hanya dari depan hapenya itu.

Sejak zaman gadis ini sekolah dulu sampai sekarang, banyak lelaki mendekatinya yang langsung mundur seribu langkah begitu tau latar belakang keluarga Fani dan status sosialnya. Membuat Fani memang tak terlalu sering mendapat perhatian laki-laki. Makanya Fani menyibukkan diri di Rohis dan LDK.

Tapi kini perhatian demi perhatian tak pernah lalai ia dapatkan dari sang pengirim pesan di ujung sana. Membuat Fani merasa spesial. Saat bertukar pesan ini, entah kenapa rasanya ada kupu-kupu yang berterbangan di sekelilingnya. Inikah yang namanya kasmaran? batinnya.

👦: Cantik buanget..
👦: Lagi dong pap nya.. Jangan pelit liatin kulit putihnya..

Dia senyum-senyum sendiri. Tak ada salahnya memenuhi keinginan si pengirim pesan, toh ini bukan kali pertama juga ia mengambil gambar untuk ia bagi ke lelaki itu. Ia kembali mengaktifkan kameranya, dan tangannya memegang kameranya bersiap mengambil selfi lagi sesuai permintaan lelaki di ujung sana. Saat ini Fani memakai jilbab simpel dan daster rumahan lengan pendek yang longgar, karena toh dia sendirian di kamarnya.

Gambar-gambar awal ia ambil mirip dengan pose beberapa saat sebelumnya. Fani kemudian mulai menyibak jilbabnya menyampir ke belakang. Nampaklah sekilas pundak Fani dan tulang dada yang melintang di bawah lehernya, tepat di atas batas dasternya yang bertali.

Ckrekk.. Ckreekk.. Ckreekk..

Fani kemudian makin berani yang entah dorongan dari mana, hingga ia mulai sedikit menundukkan badannya. Dasternya yang longgar itu sedikit jatuh hingga layar kameranya mengintip isi di baliknya.

Ckrekk.. Ckreekk.. Ckreekk..

Tangannya yang semakin berani lalu menarik turun tali daster di pundak kirinya, hingga menampakkan pundak nya yang putih mulus tak terhalangi lagi.

Ckrekk.. Ckreekk.. Ckreekk..

Ia kembali menunduk lagi hingga bongkahan semangka kembar itu semakin terlihat dari balik daster yang ia kenakan. Belahannya malah terlihat jelas karena satu sisi dasternya sudah jatuh, dan makin jatuh saat ia menunduk. Seolah dengan pose menggoda ia gigit bibir bawahnya.

Ckrekk.. Ckreekk.. Ckreekk..

Ia pilah-pilah lagi mana foto terbaiknya. Batinnya sebenarnya masih sedikit ragu untuk mengirim ke lelaki yang walaupun membuatnya merasa sumringah, tapi juga belum ia terlalu ketahui, meskipun sebentar lagi ia menjalin ikatan resmi dengannya. Dan saat bimbang seperti itu, jarinya sudah terlanjur mengirim gambar-gambar terakhir yang ia ambil.

Hatinya sempat deg-degan. Akalnya coba menenangkan dirinya dan tak perlu was-was. Toh ini bukan pertama kalinya mereka berkirim gambar. Dan keduanya pun melanjutkan bertukar pesan. Senyum demi senyum kembali menghiasi paras ayunya yang kadang pipinya tersipu hingga memerah membaca balasan pesannya.




Part 16 "Dystopia to be continued...
Mantaaaaabbb suhuu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd